Anda di halaman 1dari 2

Nama : Muhammad Hawalul Habib

Kelas :V
No. Absen : 15

KISAH KETELADAN NABI HARUN AS.

Kisah Nabi Harun AS dan nabi Musa AS dakwahnya dimulai dengan menumbuhkan Bani Israil
menyembah Allah SWT. Nabi Musa dan nabi Harun diutus untuk berdakwah ke negeri Mesir dan
mengajak kaum Israil menyembah Allah. Nabi Harun dan nabi Musa ini adalah keturunan keempat
dari nabi Ya’qub yang tinggal di Mesir sejak nabi Yusuf berkuasa di Mesir.

Nabi Harun adalah Muhammad al-Wasfhi disebutkan dalam Tarikh al-Anbiya’ wa ar-Rusul wa al-
Irtibath a-Zamani wa al-’Aqaidi. Kita tahu bahwasanya nabi Harun adalah putra dari Imran ibn Quhat
ibn Lawi ibn Ya’qub ibn Ishaq ibn Ibrahim. Sedangkan ibn Harun adalah Yukabid, saudara perempuan
Quhat dan bibi dari Imran sendiri. Dari Imran yukabid melahirkan tiga orang anak, yakni satu
perempuan yang bernama Maryam, dan dua laki-laki yang bernama Harun dan Musa.

Lawi merupakan saudara satu ayah dari nabi Yusuf a.s. Lawi bersama saudara-saudaranya yang lain,
serta keluarga masing-masing bersama nabi Ya’qub diajak pindah oleh nabi Yusuf dari Madyan ke
Mesir. keluarga besar nabi Ya’qub itulah generasi pertama Bani Israil yang menetap di Mesir. mereka
berkembang dengan cepat, bekerja dengan giat dalam bidang pertanian dan peternakan sehingga
menimbulkan kecemburuan dan ketakutan bangsa Mesir.

Suatu hari seorang ahli nujum datang menghadap raja Fir’aun, menurut perhitungannya akan lahir
seorang bayi dari bangsa Israil yang kelak akan menjadi musuh dan menjatuhkan kekuasaannya.
Fir’aun terkejut mendengar informasi itu, saat itu juga dia memberikan perintah agar membunuh bayi
laki-laki yang lahir dari kalangan bani Israil.

Nabi Musa AS dilahirkan oleh pasangan suami istri Imran dan Yukabad. Begitu mengetahui bahwa
anaknya yang lahir adalah laki-laki Yukabad dan Imran panik. Jika tak disembunyikan anak itu pastilah
akan terbunuh oleh pesuruh fir’aun. Yukabad tak rela bayi itu sampai terbunuh karena atas kecintaan
dan kasih sayangnya pada anak sendiri, akan tetapi untuk menyembunyikannya terus-menerus juga
akan ketahuan oleh pesuruh Fir’aun.

Allah SWT memberikan ilham kepada ibu Nabi Musa as tersebut dengan membuat peti tahan air lalu
di hanyutkan nabi Musa di dalam peti di Sungai Nil. Kakak nabi Musa as, diperintahkan mengikuti
kemana peti itu hanyut dan ditangan siapakah nabi Musa ditemukan. Ternyata peti itu ditemukan
oleh putri raja Fir’aun, kemudian peti dibuka setelah tahu isinya adalah bayi mereka bawa ke
hadapan ibu mereka yakni istri Fir’aun yang bernama Asiah.

Istri Fir’aun sangat senang melihat bayi itu. Ia ingin mengangkatnya sebagai anak, maka diungkapkan
niatnya itu kepada Fir’aun. Pada awalnya Fir’aun tak setuju, namun atas bujuk dan rayuan manisnya
sang istrinya itu akhirnya setuju, Asiah pun seang, segera dicari inang pengasuh yang menyusui nabi
Musa. Namun beberapa inang yang didatangkan tidak ada yang cocok, nabi Musa tak mau menyedot
inang-inang tersebut.

Kakak nabi Musa yang mengetahui kejadian itu, langsung datang dan menawarkan ibunya untuk
menjadi inang, dengan pura-pura tidak mengenal nabi Musa. Karena ibunya sendiri yang
menyusuinya akhirnya nabi Musa pun mau.

Yukabad mendapat upah bayaran yang cukup besar. Setelah lepas dari menyusu nabi Musa
dikembalikan ke Istana, kemudian ia didik sebagaimana anak-anak raja yang lain. Ia berpakaian
seperti Fir’aun mengendarai kendaraan Fir’aun sehingga dikenal sebagai pangeran Musa bin Fir’aun.
Namun setelah Musa dewasa Allah SWT pangkat kenabian dan ilmu pengetahuan.

Ketika nabi Musa AS berjalan-jalan di kota, ia melihat orang Qubti dan orang Israil sedang berkelahi,
karena kadaan tak seimbang nabi Musa as membela orang Israil. Orang Qubti tidak mau diajak damai,
nabi Musa as menjadi marah kemudian orang itu langsung dipukulnya. Sekali tempeleng orang
tersebut mati. Hal ini sebagaimana dikisahkan dalam al-Qur’an.
Dan dia (Musa) masuk ke kota (Memphis) ketika penduduknya sedang lengah, maka dia mendapati di
dalam kota itu dua orang laki-laki sedang berkelahi; yang seorang dari golongannya (Bani Israil) dan
yang seorang (lagi) dari pihak musuhnya (kaum Fir‘aun). Orang yang dari golongannya meminta
pertolongan kepadanya, untuk (mengalahkan) orang yang dari pihak musuhnya, lalu Musa
meninjunya, dan matilah musuhnya itu. Dia (Musa) berkata, Ini adalah perbuatan setan. Sungguh, dia
(setan itu) adalah musuh yang jelas menyesatkan. Dia (Musa) berdoa, Ya Tuhanku, sesungguhnya aku
telah menzalimi diriku sendiri, maka ampunilah aku. Maka Dia (Allah) mengampuninya. Sungguh,
Allah, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang. Dia (Musa) berkata, Ya Tuhanku! Demi
nikmat yang telah Engkau anugerahkan kepadaku, maka aku tidak akan menjadi penolong bagi orang-
orang yang berdosa.” (Qs. Qasas: 15-17).

Nabi Musa as gelisah, ia khawatir ada seseorang yang melihat perbuatannya kemarin yakni
membunuh orang Mesir pengikut Fir’aun. Sementara petugas kerajaan terus mencari-cari siapa
sebenarnya pembunuh yang tak ketahuan rimbanya itu. Keesakon harinya nabi Musa as pergi ke kota
lagi. Kebetulan saat itu ia melihat bani Israil yang ditolongnya kemarin sedang berkelahi dengan
orang Qubti dan pada akhirnya membunuh orang Qubti tersebut. Sesudah membunuh orang Qubti
orang Israil itu meminta tolong kepada pengikut Fir’aun dan minta agar ia dibela. Menyaksiakn salah
satu kaumnya yang suka berkelahi dan mau menang sendiri itu, nabi Musa as menjadi marah.
Bergegas mendatangkan orang israil yang sedang minta bantuan prajurit Fir’aun.

Ada seorang saksi mata yang melihat kejadian itu, nabi Musa as dilaporkan kepada Fir’aun. Setelah
Fir’aun tahu bahwa nabi Musa as membela orang Israil ia segera memerintahkan orang menangkap
nabi Musa as untuk dibunuh. Nabi Musa as melarikan diri, tujuannya ke negeri Madyan, ia menyesal
telah membunuh orang. Ia kemudian bertaubat dan memohon ampun kepada Allah. Allah swt
mengabulkan do’anya dan ia diampuni.

Anda mungkin juga menyukai