T.A 2023/2024 1. Peristiwa Kelahiran Nabi Musa Cerita kelahiran Nabi Musa berasal dari Imam al-Sudiy yang juga diceritakan kembali oleh Abu Malik dan Abu Shalih serta dari Ibnu Mas’ud yang mendapatkan ceritanya dari kalangan sahabat. Awalnya Firaun yang saat itu menjadi raja bermimpi ia melihat api yang berasal dari Baitul Maqdis. Kemudian api tersebut membakar Mesir tapi pada saat itu api tersebut tidak membahayakan Bani Israil. Setelah bangun dari tidur, Firaun pun mengumpulkan para ahli nujum dan beberapa tukang sihir dan meminta mereka untuk menceritakan apa maksud dari mimpi itu. Mereka pun bercerita bahwa arti mimpinya adalah, akan lahir seorang bayi laki-laki yang akan menghancurkan Mesir dan bayi ini berasal dari Bani Israil juga. Sejak saat itu Firaun pun memerintahkan bala tentaranya untuk meniadakan setiap bayi lelaki yang lahir di Bani Israil. Ia meminta mereka untuk membunuh bayi-bayi lelaki tersebut, tanpa terkecuali. Setelah itu, lahirlah Nabi Musa yang juga berasal dari kalangan Bani Israil. 2. Musa Menjadi Anak Angkat Firaun Setelah Musa lahir, sebagai seorang ibu tentu ia khawatir dan gelisah ia juga takut para bala tentara tersebut akan membunuh anak lelakinya jika Firaun mengetahui perihal putranya yang baru saja lahir. Allah SWT pun akhirnya memberi Ibunya Nabi Musa sebuah ilham untuk menghanyutkan Musa ke sungai. Tapi Allah berjanji akan memberikan kembali Musa pada ibunya suatu hari nanti. Muara sungai tempat Musa dihanyutkan ternyata sampai di istana Raja Firaun. Setelah itu Musa pun ditemukan oleh istri Firaun. Istri Firaun itu bernama Asiyah binti Muzahim bin Ubaid bin al-Rayyan bin al-Walid. Setelah menemukan bayi laki-laki itu, akhirnya Asiyah pun mengasuhnya dengan memberi Musa ASI dari perempuan yang juga sedang menyusui saat itu. Namun, muncul keanehan saat Musa akan diberi ASI oleh para ibu yang sedang menyusui. Musa tidak mau menyusu pada mereka sehingga ibu kandungnya pun menawarkan diri untuk menyusuinya. Akhirnya Musa mau menyusu pada ibunya dan hal itu menjadi bukti bahwa Allah telah mengembalikan Musa kembali pada ibu kandungnya. 3. Musa Lari ke Madyan dan Bertemu dengan Nabi Syuaib Cerita kisah Nabi Musa yang berikutnya adalah mengenai pelarian Musa ke wilayah Madyan kemudian di sana ia bertemu dengan Nabi Syuaib. Sejak kelahirannya, Musa menjadi anak angkat dari Firaun dengan Asiyah selama beberapa tahun hingga ia beranjak remaja. Pada suatu ketika Musa mendapati dua orang yang sedang berkelahi saat ia berjalan- jalan di kota. Orang pertama berasal dari pasukan Firaun dan orang kedua berasal dari Bani Israil. Setelah itu, ia pun membantu orang yang berasal dari Bani Israil dan memukul orang dari pasukan Firaun sampai orang itu meninggal di tempat. Musa takut Firaun akan memarahinya karena salah satu dari pasukannya mati di tangannya. Ia pun melarikan diri ke Kota Madyan dan di tengah perjalanannya ia bertemu dengan kelompok orang yang berebutan untuk mengambil minum di sumur yang akan diberikan pada hewan ternaknya. Musa pun membantu mereka untuk memberi minum pada hewan-hewan ternaknya. Setelah itu, ia pun mengantarkan mereka pulang ke rumah, dan ternyata mereka adalah putri dari Nabi Syuaib. Musa pun menceritakan pelariannya pada Nabi Syuaib dan salah satu nabi Allah tersebut meminta Musa untuk membantu menggembalakan hewan ternak yang ia punya. Musa pun menerima permintaan tersebut. 4. Lanjutan Kisah Gembala Hewan Ternak Pada saat itu, Nabi Syuaib berkata pada Musa bahwa jika ia berhasil menggembala ternak selama 8 tahun lamanya maka Musa diberi pilihan untuk menikahi salah satu putrinya. Tapi jika Musa berhasil menggembala sampai 10 tahun lamanya, ia diizinkan untuk memilih salah satu putrinya untuk dijadikan istri atau bahkan keduanya. Seiring dengan berjalannya waktu, kisah Nabi Musa singkat berikutnya berlanjut ke waktu menggembala ternak Nabi Syuaib sampai 10 tahun lamanya. Musa pun tiba-tiba ingat dengan kekejaman Firaun dan bala tentaranya yang terus menerus menindas Bani Israil. Musa pun menyampaikan keinginan pada Nabi Syuaib untuk kembali ke tempat asalnya, dengan tujuan menyelamatkan kaumnya dari penindasan yang dilakukan oleh Firaun. Nabi Syuaib pun memberi izin sehingga Musa kembali ke kota asalnya yaitu Mesir. 5. Musa Menerima Wahyu Pertamanya di Bukit Thursina Saat itu Musa sudah menikah dengan anak dari Nabi Syuaib yang bernama Shafura, mereka berdua pun menuju ke Negara Mesir. Ketika mereka tiba di sebuah bukit saat malam tiba, ia melihat sebuah cahaya dan Musa mendekati asal sinar tersebut. Setibanya di sana terdengar sebuah suara yang menuju ke arah Musa. Wahyu yang ia terima saat itu kurang lebih begini, “Musa, kamu sedang berada di sebuah lembah suci, lepaskan terompah yang kamu kenakan dan kamu menjadi rasul utusanKu.” “Aku adalah Allah maka jalankan perintah-Ku karena tiada Tuhan selain Aku, dirikanlah shalat dan menyembah hanya padaKu.” Nabi Harun pun dimintai tolong oleh Nabi Musa untuk menemaninya berdakwah, setelah ia menerima wahyunya. Ia berencana akan meminta Nabi Harun berdakwah pada Firaun, tetapi ia mengalami kecacatan yang disebabkan oleh memakan bara api diminta oleh Firaun saat ia kecil. Hal ini membuat cara bicaranya tidak mudah dipahami sebagaimana manusia biasanya. 6. Dakwah Nabi Musa kepada Firaun Nabi Musa akhirnya melanjutkan perjalanannya menuju Mesir setelah menerima wahyu. Setelah sampai di sana menemui ibu kandung dan juga Nabi Harun, lalu mengajak Nabi Harun untuk berdakwah. Kisah Nabi Musa As lengkap yang berikutnya yaitu menemui Firaun dan mengajaknya untuk ikut menyembah Allah. Ia pun berkata bahwa ia sudah menjadi utusan dan Rasul Allah yang akan mengajak Firaun untuk ikut menyembahNya. Tapi tentu saja Firaun menolak dan ia meminta bukti bahwa Nabi Musa memang utusan Allah dengan cara menunjukkan mukjizatnya. Tapi Firaun menyuruh para tukang sihir untuk melemparkan tali yang dimana tali-tali itu berubah menjadi ular. Allah SWT pun mewahyukan kembali Nabi Musa untuk melemparkan tongkatnya. Setelah itu, tongkatnya berubah menjadi ular-ular yang besar yang pada akhirnya memakan semua ular si tukang sihir. Firaun sangat marah melihatnya dan ia menyebut bahwa Nabi Musa hanyalah seorang tukang sihir. Ia pun meminta mukjizat yang lainnya, Nabi Musa pun memasukkan tangannya ke dalam saku lalu mengeluarkannya lagi. Saat dikeluarkan, dari tangannya itu muncul cahaya yang sangat menyilaukan bagi Firaun dan pasukannya. Hingga Firaun meminta Nabi Musa untuk memasukkan lagi tangannya ke dalam saku. Tapi hal itu juga tetap membuat Firaun tidak percaya bahwa Nabi Musa dan Nabi Harun adalah Nabi dan Rasulnya Allah. 7. Nabi Musa Membelah Lautan Setelah Nabi Musa dan Nabi Harun berdakwah di hadapan Firaun dan Firaun menolaknya, Firaun tentu saja semakin marah. Ia pun memerintahkan bala tentaranya untuk membunuh Nabi Musa. Tak hanya Nabi Musa saja tapi para pengikutnya juga diperintah untuk dibunuh. Mengetahui hal itu, Nabi Musa dan orang-orang yang menjadi pengikutnya melarikan diri ke laut merah. Saat itu Nabi Musa bingung dengan situasi yang serba menegangkan karena pasukan Firaun berada di belakang mereka sedang mengejar ia dan pengikutnya. Pada sebuah laut yang membentang sangat luas, pasukan Firaun menghalangi jalan Nabi Musa dan pengikutnya. Allah kembali memberikan wahyuNya kepada Nabi Musa dengan meminta Nabi Musa memukulkan tongkatnya ke arah laut. Kemudian laut pun terbelah menjadi dua secara otomatis dan Nabi Musa memiliki jalan untuk menyebrangi lautan. Setelah Nabi Musa berada di seberang lautan, pasukan Firaun masih berada di tengah lautan. Allah pun memerintahkannya kembali untuk memukulkan tongkatnya lagi ke laut merah. Jadi laut kembali menjadi satu dan seluruh pasukan beserta Firaun tenggelam di laut tersebut. Dalam beberapa hari sesudahnya, tubuh Firaun ditemukan masih utuh dan tidak membusuk. Itu adalah peringatan dari Allah untuk orang yang menentang permintaanNya. 8. Peristiwa yang Menguji Kesabaran Nabi Musa Kisah Nabi Musa selanjutnya muncul dari sebuah peristiwa pengujian kesabaran. Setelah mendapat wahyu lagi dari Allah, Nabi Musa pun berjalan menuju ke arah laut dan ditemani oleh sahabatnya yang bernama Yusya’ bin Nun. Ia pun memerintahkan sahabatnya itu untuk membawa ikan yang ada di dalam wadah. Jika ikan itu loncat ke air laut, ia harus memberi tahu Nabi Musa karena tempat itulah yang menjadi tempatnya hambanya Allah. Setelah berjalan lama, keduanya merasakan kelelahan dan tertidur. Saat bangun Yusya’ bin Nun melihat ikannya loncat ke dalam air tapi ia lupa memberi tahu Nabi Musa. Sehari semalam berikutnya ia baru memberitahu Nabi Musa mengenai ikan tersebut, Nabi pun kembali ke tempat mereka tidur tadi maka bertemulah ia dengan Nabi Khidir. Nabi Musa pun menyampaikan keinginannya untuk belajar dengan Nabi Khidir. Nabi Musa, Nabi Khidir, dan Yusya pun berjalan menuju laut dan menaiki perahu. Tapi perahu tiba-tiba diberi lubang oleh Nabi Khidir yang mengundang tanya dari Nabi Musa. Tapi Nabi Khidir hanya menjelaskan bahwa Nabi Musa tak akan bisa sabar jika bersama Nabi Khidir. Mereka berjalan lagi lalu bertemu dengan anak kecil yang secara spontan dibunuh oleh Nabi Khidir. Akhirnya Nabi Musa pun bertanya lagi mengapa ia sampai membunuhnya. 9. Peristiwa Kesabaran Nabi Musa Berikutnya Nabi Khidir pun kembali menjawab mengenai kesabaran Nabi Musa. Setelah itu, Nabi Khidir pun memberi peringatan pada Nabi Musa. Bahwa Nabi Musa tak boleh bertanya apapun lagi mengenai apa yang dilakukan oleh Nabi Khidir di perjalanan mereka yang selanjutnya. Hal itu hanya akan menjadi penghalang antara mereka berdua, begitu menurut Nabi Khidir dalam kisah Nabi Musa tersebut. Mereka tiba di sebuah desa dan menyampaikan keinginannya untuk bertamu lalu meminta makan di sana. Tapi ternyata penduduk desa menolak kedatangan mereka bertiga. Tiba-tiba mereka melihat ada suatu rumah yang akan roboh sehingga Nabi Khidir pun kembali mendirikan rumah tersebut. Sayangnya, Nabi Musa kembali bertanya pada Nabi Khidir mengenai alasannya mengapa mendirikan rumah yang roboh. Nabi Khidir pun dengan tegas menjawab bahwa Nabi Musa memang tidak akan sabar jika bersamanya. Maka ia akan mengakhiri perjalanan mereka tetapi dengan beberapa penjelasan terlebih dulu. 10. Alasan Nabi Khidir Menguji Kesabaran Nabi Musa Hikmah dari kisah Nabi Musa bisa dilihat dari beberapa alasan Nabi Khidir yang menguji kesabaran Nabi Musa berikut ini: a. Alasan Nabi Khidir Menenggelamkan Perahu Hal itu disebabkan oleh akan adanya seorang penguasa yang kejam yang akan mengambil perahunya secara paksa. Jika perahunya dilubangi, maka penguasa itu tidak akan bisa mengambil perahunya. b. Alasan Nabi Khidir Membunuh Anak Kecil Alasannya adalah orang tua si anak kecil adalah seorang mukmin yang terbilang taat. Nabi Khidir khawatir setelah anaknya dewasa ia akan menjerumuskan orang tuanya pada kekufuran dan keingkaran. Jadi sebelum itu terjadi ia membunuhnya terlebih dulu dan berdoa kepada Allah SWT orang tuanya akan diberi pengganti, yaitu anak yang shalih dan lebih baik. c. Alasan Nabi Khidir Mendirikan Tembok Roboh Rumah tersebut adalah milik anak yatim dan di bawah temboknya terdapat harta peninggalan dari orang tuanya. Orang tuanya adalah orang yang shalih sehingga setelah dewasa hartanya akan digunakan oleh anak-anak dengan rahmat Allah. 11. Nabi Musa Wafat Itulah akhir kisah nabi Musa yang lengkap dari akhir hingga akhirnya ia wafat. Nabi Musa selalu berusaha mengajak umatnya untuk berada di jalan yang benar. Hancur jugalah musuh-musuh Nabi Musa seperti Haman, Kaum Kanaan, Firaun, dan Qorun. Nabi pun meninggal di usia 120 tahun di sebuah padang Tieh. Ambilah hikmah yang besar dari kisah dan riwayat dari Nabi Musa ini. Allah memberi banyak cerita seluruh nabi dan juga Bani Israil di dalam Al Quran. Hal itu juga menjadi hikmah bagi kita umatnya untuk meneladani seluruh perjuangan yang dilakukan oleh Nabi Musa dan nabi serta rasul lainnya kemudian menjaga diri kita dari azab yang pernah menimpa para nabi tersebut.