Anda di halaman 1dari 11

KARYA TULIS ILMIAH

HUKUM DAN SYARAT MEMBAYAR KIFARAT SUMPAH


SESUAI SYARIAT ISLAM

DISUSUN

UNTUK MELENGKAPI KENAIKAN PANGKAT GOLONGAN


DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGAMA

OLEH :

NIZHOMIAH, S.Pd.I
NIP. 198009032009122004

KEMENTERIAN AGAMA
2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr, Wb

Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
limpahan Rahmat,Taufik dan hidayah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini. Shalawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada Nabi Muhammad
SAW yang telah menunjukan jalan kebaikan dan kebenaran di dunia dan akhirat kepada umat
manusia.

Adapun Judul Karya Tulis Ilmiah ini adalah HUKUM DAN SYARAT MEMBAYAR
KIFARAT SUMPAH SESUAI SYARIAT ISLAM.

Karya Tulis Ilmiah ini di susun guna Syarat Untuk Melengkapi Kenaikan Pangkat
Golongan di Lingkungan Kementerian Agama.

Karya Tulis Ilmiah ini Penulis susun dengan segala kemampuan dan semaksimal
mungkin. Namun, Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tentu
tidaklah sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekurangan. Maka dari itu Penulis
sebagai penyusun Karya Tulis Ilmiah ini mohon kritik, saran dan pesan dari semua yang
membaca Karya Tulis Ilmiah ini.

Wa’alaikumsalam Wr.Wb

Panyabungan, 05 Januari 2023

Penulis,

NIZHOMIAH, S.Pd.I
NIP.198009032009122004

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………… i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………... ii

BAB I. PENDAHULUAN……………………………………………………... 1

A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………... 1


B. Rumusan Masalah………………………………….……………………... 2
C. Tujuan Masalah…………………………………………………………... 2

BAB II. PEMBAHASAN……………………………………………………... 3

A. Pengertian Sumpah……………..……………………….……………...... 3
B. Syarat-Syarat Sumpah……………………………………… .……..…...... 3
C. Macam-Macam Sumpah…………………..…………………………........ 5
D. Akibat apabila melanggar Melaksanakan Sumpah………………………… 6

BAB III. PENUTUP…………………………………………………………... 7

A. Kesimpulan………….................................................................................. 7
B. Saran……………….................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………... 8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sumpah dan nadzar merupakan dua hal yang tidak asing lagi dalam kehidupan masyarakat.
Terkadang orang-orang beranggapan bahwa kedua hal ini merupakan hal yang sepele, padahal
esensinya kedua hal ini amat sangat penting untuk diketahui dan ditelaah. Karena sebab kedua
hal inlah kemungkinan sesorang dapat melanggar ajaran agama atau bahkan musyrik. Seperti
contoh yang sering kita jumpai dalam realitas masyarakat, masih banyak orang yang
mempermainkan sumpah padahal Allah SWT sudah jelas-jelas menerangkan prihal sumpah
dalam al-qur’an, salah satunya di dalam surat Al-Maidah ayat 89, yaitu:
‫ﻻ ﻳﺆﺍﺧﺬﻛﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﺎ ﻟﻠﻐﻮ ﻓﻰ ﺍﻳﻤﻨﻜﻢ ﻭ ﻟﻜﻦ ﻳﺆﺍﺧﺬﻛﻢ ﺑﻤﺎ ﻋﻘﺪﺗﻢ ﺍﻻﻳﻤﺎﻥ ﻓﻜﻔﺮﺗﻪ ﺍﻃﻌﺎﻡ ﻋﺸﺮﺓ ﻣﺴﺎﻛﻴﻦ ﻣﻦ ﺍﻭﺳﻂ ﻣﺎ ﺗﻄﻌﻤﻮﻥ‬
‫ﺍﻫﻠﻴﻜﻢ ﺍﻭ ﻛﺴﻮﺗﻬﻢ ﺍﻭ ﺗﺤﺮﻳﺮ ﺭﻗﺒﺔ ﻓﻤﻦ ﻟﻢ ﻳﺠﺪ ﻓﺼﻴﺎﻡ ﺛﻼﺛﺔ ﺍﻳﺎﻡ ﺫﻟﻚ ﻛﻔﺮﺓ ﺍﻳﻤﺎﻧﻜﻢ ﺍﺫﺍ ﺣﻠﻔﺘﻢ ﻭﺍﺣﻔﻈﻮﺍ ﺍﻳﻤﺎﻧﻜﻢ ﻛﺬﻟﻚ ﻳﺒﻴﻦ‬
‫ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻳﺘﻪ ﻟﻌﻠﻜﻢ ﺗﺸﻜﺮﻭﻥ‬
Artinya: “Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak
dimaksud (untuk bersumpah), tetapi Dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang
kamu sengaja. Maka kaffarat (melanggar) sumpah itu ialah memberi makan sepuluh orang
miskin, yaitu dari makanan yang biasa kamu berikan kepada keluarga kamu, atau memberi
pakaian kepada mereka atau memerdekakan budak.Barang siapa yang tidak sanggup
melaksanakan demikianmaka kaffaratnya puasa selama tiga hari. Yang demikian itulah kaffarat
sumpah-sumpahmu bila kamu bersumpah (dan kamu langgar). Dan jagalah sumpah-
sumpahmu. Demikianlah Allah menerangkan kepadamu hukum-hukum-Nya agar kamu
bersyukur (kepadanya).”(Q.S. Al-Maidah: 89)

Bahkan ironisnya zaman sekarang orang-orang bnyak yang menggunakan sumpah dalam
rangka menolong melakukan kemaksiatan. Padahal Nabi SAW pernah bersabda:
‫ﻣﻦ ﺍﻋﺎﻥ ﻋﻠﻰ ﻣﻌﺼﻴﺔ ﻛﺎﻥ ﺷﺮﻳﻜﺎ ﻟﻪ‬
Artinya: “Barang siapa menolong pada kemaksiatan maka ia termasuk bagian darinya” .
Demikian juga dengan nadzar. Masih banyak orang yang kurang memerhatikannya.
Sehingga masih banyak masyarakat mengungkapkan nadzar secara sembrono. Padahal Nabi
SAW pernah bersabda:
‫ﺍﻟﻮﻋﺪ ﺩﻳﻦ‬

1
Artinya: “Janji itu hutang.”

Dari hadits di atas bisa dijabarkan bahwa sebuah janji yang belum dilaksanakan oleh
seseorang adalah sebuah hutang. Dan apabila hutang belum terlunasi sampai meninggal dunia
maka sesua dengan sabda Rasulullah SAW orang tersebut akan terus dimintai pertanggung
jawaban atas hutangnya itu. Oleh karenanya, ada beberapa hal yang harus diulas mengenai
sumpah dan nadzar. Guna dapat memberikan sedikit petunjuk menuju kehidupan yang diridhoi
Allah SWT.

B. Rumusan Masalah
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini akan dirumuskan beberapa masalah antara lain
adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian Sumpah?
2. Apa Syarat-Syarat Sumpah?
3. Apa Macam-macam Sumpah ?
4. Apa akibat apabila melanggar melaksanakan nadzar?

C. Tujuan
Adapun tujuan Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini antara lain adalah sebagai berikut :
1. Untuk Mengetahui pengertian Sumpah
2. Untuk Mengetahui Syarat-Syarat Sumpah
3. Untuk Mengetahui Macam-macam Sumpah
4. Untuk Mengetahui akibat apabila melanggar melaksanakan Sumpah

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sumpah

Kata sumpah menurut etimologi diambil dari bahasa arab yakni ‫ ﺍﻻﻳﻤﺎ ﻥ‬yang merupakan
bentuk jamak dari kata ‫ ﻳﻤﻴﻦ‬yang memiliki arti kanan / tangan kanan. Seperti firman Allah swt:
‫ﻭﺍﺻﺤﺎ ﺏ ﺍﻟﻴﻤﻴﻦ ﻣﺎ ﺍﺻﺤﺎ ﺏ ﺍﻟﻴﻤﻴﻦ‬
Artinya: “ dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu.”(Q.S. Al-
waqi’ah:27).

Kemudian kata ‫ ﺍﻟﻴﻤﻴﻦ‬ini di gunakan sebagai sumpah karena biasanya orang yang bersumpah
akan memegang tangan kanan lawan bicaranya.1

Sedangkan menurut terminologi syara’ sumpah atau ‫ ﺍﻻﻳﻤﺎ ﻥ‬mempunyai beberapa definisi,
diantaranya adalah :
‫ﺗﺤﻘﻴﻖ ﻣﺎ ﻳﺤﻘﻤﻞ ﺍﻟﻤﺨﺎ ﻟﻔﺔ ﺍﻭ ﺗﺄ ﻛﻴﺪﻩ ﺑﺬﻛﺮ ﺍﺳﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺛﻌﺎﻟﻰ ﺍﻭ ﺻﻔﺔ ﻣﻦ ﺻﻔﺎﺕ ﺫﺍ ﺗﻪ‬
Artinya adalah meyakini sesuatu yang mempunyai unsur perbedaan atau menguatkannya
dengan menyebut nama Allah atau salah satu dari sifat-sifatNya.

Dari definisi di atas dapat diuraikan bahwa yang dinamakan sumpah ialah menyatakan
terhadap sesuatu yang memiliki atau mengandung perbedaan atau menegaskannya
dengan menyebutkan nama Allah atau menyebut sifat-sifat-Nya seperti ‫ ﻗﺪ ﺭﺗﻪ‬,‫ ﻋﻈﻤﺘﻪ‬, ‫ﻋﺰﺗﻪ‬,
dan yang lain sebagainya, atau dengan nama khusus yang tidak digunakan kecuali pada Allah
secara tetap, seperti contoh 2 . ‫ﺧﺎﻟﻖ ﺍﻟﺨﻠﻖ‬

B. Syarat-syarat sumpah

Sumpah merupakan satu hal yang biasa di dengar di kalangan masyarakat.Adapun sebuah
sumpah tidak serta-merta begitu saja, akan tetapi ia juga memiliki syarat-syarat agar dapat
dinyatakan sah, yaitu :
a. Bagi ‫( ﺍﻟﺤﺎ ﻟﻒ‬orang yang bersumpah), syarat bagi orang yang bersumpah adalah: Baligh
dan berakal. Sumpah menjadi sah apabila di lakukan oleh orang yang baligh juga

1 Syekh Muhammad Nawawi Ibn Umar Al-bantani, Quut Al-habib Al-gharib Tausyih ‘ala Ibn Al- qasim,
(Jakarta:Dar Al-kutub Al-Islamiyyah,2002), hlm.540.
2 Syekh Ibrahim Al-bajuri, Hasyiah Al-bajuri, (Indonesia: Al-haramain), hlm 312

3
berakal, sehingga tidak sah suatu sumpah apabila dilontarkan oleh anak kecil, orang gila,
orang yang lupa, orang yang tidur, dan orang yang pingsan. Karena mereka itu termasuk
orang-orang yang tidak mukallaf, sebagaimana sabda Rasulullah saw:
‫ ﺍﻭ ﻣﺎ ﺗﺬ ﻛﺮ ﺍﻥ ﺭﺳﻮ ﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ‬: ‫ ﻣﺮ ﻋﻠﻲ ﻋﻠﻲ ﺍﺑﻦ ﺍﺑﻲ ﻃﺎ ﻟﺐ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﻗﺎ ﻝ‬: ‫ ﻗﺎ ﻝ‬, ‫ﻋﻦ ﺍﺑﻦ ﻋﺒﺎ ﺱ‬
‫ ﻭ ﻋﻦ ﺍﻟﺼﺒﻲ‬, ‫ ﻭ ﻋﻦ ﺍﻟﻨﺎﺋﻢ ﺣﺘﻰ ﻳﺴﺘﻴﻘﻆ‬, ‫ ﻋﻦ ﺍﻟﻤﺠﻨﻮ ﻥ ﺍﻟﻤﻐﻠﻮﺏ ﻋﻠﻰ ﻋﻘﻠﻪ ﺣﺘﻰ ﻳﻔﻴﻖ‬: ‫ ﺭﻓﻊ ﺍﻟﻘﻠﻢ ﻋﻦ ﺛﻼ ﺙ‬: ‫ﺳﻠﻢ ﻗﺎ ﻝ‬
‫ﺣﺘﻰ ﻳﺤﺘﻠﻢ‬
Artinya: “Dari Abdullah Ibn Abbas RA berkata: Sayyidina Ali RA telah lewat di
depanku, kemudian beliau berkata :Apakah kamu tidak ingat bahwa Rasulullah SAW
telah bersabda: “ Al-qalam diangkat diatas tiga perkara:dari orang gila yang
kegilaannya mengalahkan akalnya hingga sembuh, dari orang yang tidur hingga ia
bangun, dan dari anak kecil hingga ia bermimpi (baligh).” (H.R. Abu Daud).

Tidak adanya paksaan., Sumpah menjadi sah manakala seseorang yang bersumpah
murni karena keinginannya sendiri. Maka apabila mengandung unsur paksaan di
dalamnya, sumpah tersebut tidak dapat berlaku apabila memang orang yang
dipaksa tidak berkehendak dengan apa yang dipaksakan. Seperti firman Allah SWT:
‫ﺍﻻ ﻣﻦ ﺍﻛﺮﻩ ﻭ ﻗﻠﺒﻪ ﻣﻄﻤﺌﻦ ﺑﺎﻻﻳﻤﺎ ﻥ‬
Artinya: “ Kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam
beriman (tidak berdosa)” (Q.S. An-nahl: 106).3
b. Bagi ‫( ﺍﻟﻤﺤﻠﻮ ﻑ ﺑﻪ‬alat umtuk bersumpah), syarat bagi alat untuk bersumpah adalah:
Berupa nama Allah atau nama-nama yang khusus bagi-Nya, seperti: ‫ ﺧﺎ ﻟﻖ ﺍﻟﺨﻠﻖ‬, atau juga
menggunakan sifat-sifat-Nya, seperi: ‫ ﺍﻟﻘﺎ ﺩﺭ‬. Dengan demikian maka sumpah yang
mengatas namakan selain Allah dan sifat-sifat-Nya maka tidak dianggap,bahkan bisa
dikatakan orang yang bersumpah kepada selain Allah sebagai kafir apabila orang yang
bersumpah sengaja bermaksud memuliakan selain Allah.Hal itu mengindikasikan
bahwasanya sumpah kepada selain Allah itu dapat menjadikannya musyrik meskipun
dia tidak menyengaja hal itu. Tetapi menurut pendapat yang bisa dijadikan pegangan
hukumnya makruh. Menggunakan kata-kata sumpah ( ‫)ﺣﺮﻭﻑ ﺍﻟﻘﺴﻢ‬, dalam qoidah bahasa
arab ada 3 huruf qosam, yaitu: ‫ ﺍﻟﺘﺎ ﺀ‬,‫ ﺍﻟﺒﺎ ﺀ‬,‫ ﺍﻟﻮﺍ ﻭ‬.
c. Bagi‫( ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﻤﺤﻠﻮ ﻑ‬bentuk sumpah), syarat bagi bentu sumpah adalah bkan merupakan
suatu kewajiban.4

3 Sayyid Abdurrahman Ibn Muhammad Ibn Husein Ibn Umar, Bughyatul Mustarsyidin, (Indonesia: Al-
haramain), hlm.260-261.
4 K.H. Moch. Anwar, Ilmu Nahwu Terjemahan Matan Al-ajurumiyyah, (Bandung: Penerbit Sinar Baru

Algensindo, 2006), hlm.7.

4
d. Adanya shigat.

C. Macam-maam sumpah
Dilihat dari jenis dan macamnya, maka sumpah terbagi menjadi tiga macam:
a. Sumpah laghwun (sia-sia).Sumpah laghwun adalah sumpah yang tidak berkaitan
dengan hukum. Seperti ungkapan seseorang: “tidak demi Allah (‫ ) ﻻ ﻭ ﺍﻟﻠﻪ‬dan ya demi
Allah (‫ ”) ﻧﻌﻢ ﻭ ﺍﻟﻠﻪ‬dengan tanpa tujuan bersumpah. Pengertian ini berdasarkan perspektif
Imam Syafi’I dan Imam Ahmad. Sedangkan menurut Imam Abu Hanifah dan Imam
Malik sumpah laghwun adalah bersumpah atas sesuatu yang disangka seperti sesuatu
yang diyakininya ternyata tidak sesuai dengan persangkaanya. 5
b. Sumpah mun’aqidah (teranggap). Sumpah mun’aqidah adlah sumpah untuk
menguatkan sesuatu yang mungkin terjadi atau tidak, dengan menggunakan lafadz-
lafadz khusus.
c. Sumpah Ghamus (palsu). Sumpah ghamus yaitu sumpah yang bertujuan untuk
kebohongan.

Sumpah pada dasarnya hukumnya makruh, tetapi sumpah mempunyai beberapa hukum
sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi, hal ini sesuai dengan satu qaidah" ‫ﺍﻟﺤﻜﻢ ﻳﺘﻐﻴﺮ‬
‫( ”ﺑﺘﻐﻴﺮ ﺍﻻ ﺯﻣﻨﺔ ﻭ ﺍﻻﻣﻜﻨﺔ ﻭ ﺍﻻﺣﻮﺍﻝ‬hukum dapat berubah sebab perubahan zaman, tempat dan
keadaan). Maka hukum sumpah juga terbagi menjadi 5, yaitu:
1. Haram, jika sumpah tersebut untuk melakukan sesuatu yang dilarang oleh syariat,
meninggalkan kewajiban atau melakukan kebohongan tanpa sebab yang dilegalkan.
2. Wajib, jika sumpah tersebut menjadi solusi untuk menyelamatkan orang yang teraniaya
(‫ )ﺍﻟﻤﻈﻠﻮﻡ‬atau menjelaskan sesuatu yang benar.
3. Mubah, jika sumpah tersebut untuk melakukan ketaatan, menjauhi kemaksiatan,
menunjukkan kepada kebenaran atau memperingatkan sesuatu yang bathil.
4. Sunah, jika sumpah tersebut menjadi perantara untuk meyakinkan publik dalam
membenarkan mauidzoh atau nasehat.6

5 Imam Abi Walid Muhammad Ibn Ahmad Al-qurtubi Al-andalusi, Bidayatul Mujtahid Wa Nihayatul
Muqtasid, (Kairo: Maktabah Asy-syuruq Ad-dauliyyah, 2004), hlm.326.
6 Imam Ahmad Ibn Ali Ibn Hajar Al-asqalani, fathul bari vol. 11 (Kairo: darul hadits), hlm.671.

5
D. Akibat Apabila Melanggar Melaksanakan Sumpah
Secara fiqh, bagi orang yang melanggar sumpah akan dikenakan kaffarat. Kaffarat
merupakan denda yang wajib diberikan atau laksanakan seseorang karena melanggar suatu
ketetapan syariat. Dinamakan kaffarat karena ia dapat menghapus dosa.7

Kaffarat yamin diwajibkan apabila sesorang pelanggar melanggar sumpah yang


mun’aqidah. Adapun apabila sumpah itu laghwun maka tidak ada kaffarat. Dan terjadi
perbedaan mengenai apakah wajib mengeluarkan kaffarat apabila melanggar sumpah ghamus?
Mayoritas ulama menyatakan tidak ada kaffarat terhadap sumpah ghamus, akan tetapi Imam
Syafi’i dan para jama’ahnya berpendapat bahwa pelanggar sumpah ghamus wajib membayar
kaffarat karena dia telah berbuat zhalim yaitu berbohong, dan juga diwajibkan bertobat.
Kaffarat yang dikeluarkan apabila melakukan pelanggaran sumpah pun sudah tercantum dalam
firman Allah SWT dalam surat Al-Maidah ayat 89, yaitu:
‫ﻻ ﻳﺆﺍﺧﺬﻛﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﺎ ﻟﻠﻐﻮ ﻓﻰ ﺍﻳﻤﻨﻜﻢ ﻭ ﻟﻜﻦ ﻳﺆﺍﺧﺬﻛﻢ ﺑﻤﺎ ﻋﻘﺪﺗﻢ ﺍﻻﻳﻤﺎﻥ ﻓﻜﻔﺮﺗﻪ ﺍﻃﻌﺎﻡ ﻋﺸﺮﺓ ﻣﺴﺎﻛﻴﻦ ﻣﻦ ﺍﻭﺳﻂ ﻣﺎ ﺗﻄﻌﻤﻮﻥ‬
‫ﺍﻫﻠﻴﻜﻢ ﺍﻭ ﻛﺴﻮﺗﻬﻢ ﺍﻭ ﺗﺤﺮﻳﺮ ﺭﻗﺒﺔ ﻓﻤﻦ ﻟﻢ ﻳﺠﺪ ﻓﺼﻴﺎﻡ ﺛﻼﺛﺔ ﺍﻳﺎﻡ ﺫﻟﻚ ﻛﻔﺮﺓ ﺍﻳﻤﺎﻧﻜﻢ ﺍﺫﺍ ﺣﻠﻔﺘﻢ ﻭﺍﺣﻔﻈﻮﺍ ﺍﻳﻤﺎﻧﻜﻢ ﻛﺬﻟﻚ ﻳﺒﻴﻦ‬
‫ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻳﺘﻪ ﻟﻌﻠﻜﻢ ﺗﺸﻜﺮﻭﻥ‬
Artinya: “Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak
dimaksud (untuk bersumpah), tetapi Dia menghukum kamu disebabkan sumpah-
sumpah yang kamu sengaja. Maka kaffarat (melanggar) sumpah itu ialah memberi
makan sepuluh orang miskin, yaitu dari makanan yang biasa kamu berikan kepada
keluarga kamu, atau memberi pakaian kepada mereka atau memerdekakan
budak.Barang siapa yang tidak sanggup melaksanakan demikianmaka kaffaratnya
puasa selama tiga hari. Yang demikian itulah kaffarat sumpah-sumpahmu bila kamu
bersumpah (dan kamu langgar). Dan jagalah sumpah-sumpahmu. Demikianlah Allah
menerangkan kepadamu hukum-hukum-Nya agar kamu bersyukur (kepadanya).”(Q.S.
Al-Maidah: 89)

Ayat di atas sudah jelas membahas tentang kaffarat yamin, dimana kaffarat yamin terbagi
menjadi tiga macam mdan diperbolehkan untuk memilih salah satunya, yaitu:
1. Memberi makan sepuluh orang miskin dengan makanan yang biasa diberikan kepada
keluarganya.
2. Memberi sepuluh potong pakaian kepada sepuluh orang miskin.
3. Memerdekakan hamba sahaya yang selamat dari cacat yang berimbas pada ketrampilan
bekerja.
Jika tidak mampu melakukn ketiga hal di atas maka boleh diganti dengan puasa tiga hari. 13

7Musthafa Al-khin,Musthafa Al-bugha,’Ali Al-syarbaji, Al Fiqh Al Manhaji vol. 1 (Surabaya: Al Fitrah),


hlm.450-451.

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sumpah adalah meyakini sesuatu yang mengandung unsur perbedaan dengan menyebutkan
nama Allah atau sifat-sifat-Nya. Sumpah terbagi menjadi tiga macam, antara lain: 1). Sumpah
laghwun, 2). Sumpah mun’aqidah, 3). Sumpah ghamus. Dan apabila kita melanggar sumpah
maka kita akan dikenakan kaffarat yamin, dimana kaffaratnya adalah memilih antara
membebaskan budak yang selamat dari caca, memberikan makan kepada sepuluh orang miskin
dengan makanan yang biasanya dimakan oleh keluarga atau memberikan pakaian kepada
sepuluh orang miskin dengan pakaian yang biasa dipakai oleh keluarga. Dan apabila seseorang
tidak sanggup menunaikan salah satunya, maka kaffarat yang terakhir adalah berpuasa selama
tiga hari.

B. Saran
Semoga kita dapat menguasai materi ini dan jalani semua dengan memberikan yang terbaik
dalam kehidupan sehari-hari.

7
DAFTAR PUSTAKA

Al-bantani, Syekh Muhammad Nawawi Ibn Umar, 2002, Quut Al-habib Al-gharib Tausyih ‘ala
Ibn Al- qasim. Jakarta: Dar Al-kutub Al-Islamiyyah.

Al-ghazi, Syekh Muhammad Ibn Qasim, Syarh Fath Al-qorib. Surabaya: Daar Al-ulum.

Al-bajuri, Syekh Ibrahim, Hasyiah Al-bajuri, Indonesia: Al-haramain.

103, Tim Kajian Ilmiah Ahla_suffah, 2014, Kamus Fiqh, Kediri: LIRBOYO Press.

Umar, Sayyid Abdurrahman Ibn Muhammad Ibn Husein Ibn, Bughyatul Mustarsyidin,
Indonesia: Al-haramain.

Anwar, K.H. Moch, 2006, Ilmu Nahwu Terjemahan Matan Al-ajurumiyyah. Bandung: Sinar
Baru Algensindo.

Al-khin, Musthafa, Al-bugha, Musthafa, Al-syarbaji, ’Ali, Al Fiqh Al Manhaji vol. 1.


Surabaya: Al Fitrah.

Al-andalusi, Imam Abi Walid Muhammad Ibn Ahmad Al-qurtubi, 2004, Bidayatul Mujtahid
Wa Nihayatu Muqtasid. Kairo: Maktabah Asy-syuruq Ad-dauliyyah.

Al-asqalani, Imam Ahmad Ibn Ali Ibn Hajar, fathul bari vol. 11. Kairo: Darul hadits.

Al-syathiri, Muhammad ibn Ahmad ibn ‘umar, 2011, Syarh Al-yaqut Al-nafis fi madzhab ibni
idris. Jeddah: Dar A-Minhaj.

Az-zuhaili, Prof. Dr. Wahbah, Fiqh Islam Wa Adillatuhu. Jakarta: Gema Insani.

Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi Ash,1998, Al-islam. Semarang: Pt. Pustaka Rizki
Putra.

Anda mungkin juga menyukai