Anda di halaman 1dari 9

Lingkungan dan Masyarakat Pendidikan Islam

perspektif hadist

Dosen Pengampu :

DiSusun Oleh :

1. Dyah aprilia (011910014)


2.

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN
2021

1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut asma Allah yang maha Pemurah lagi Maha Penyayang
Alhamdulillah berkat rahmat Allah SWT “lingkungan dan masyarakat pendidikan islam
perspektif hadist” telah kami selesaikan. Tiada harapan sedikitpun dari kami kecuali makalah
ini dapat bermanfaat memberikan sumbangan positif kepada segenap pembaca dan
menambah pengetahuan mengenai kenakalan remaja untuk pegangan dalam menjalani
kehidupan. Sejalan dengan itu semua, maka dengan seggala kemampuan yang ada kami
usahakan berbagai cara dalam menyusun makalah ini agar mudah difaham dan diterima oleh
seluruh masyarakat.

Dengan demikian para pembaca mungkin menjumpai hal hal yang dirasa kurang
berkenan dihati , Hal ini kami menyadarinya semua, tidak ada gading yang tak retak ,
sehingga jika para pembaca menjumpai kesalahan kesalahan didalam makalah ini, sudilah
kiranya memberi teguran positif, insyaallah dengan teguran dan pembetulan dari pembaca
makalah yang selanjutnya akan lebih baik, dan demikian inilah yang kami harapkan.

Semoga Allah meridhoi usaha kami dan mencacatnya sebagai amal shaleh kami dan
kepada pembaca yang telah sudi memberikan teguran dan pembetulan, Sebelumnya kami
ucapkan banyak terima kasih, semoga Allah memberi pahala kepada kita semua dan dapat
menerima ilmu dengan baik.

Lamongan 27 Juni 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ ii


DAFTAR ISI ..........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................1
A. Latar Belakang ..................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................1
C. Tujuan ..............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................2
A. Hadist tentang lingkungan dan masyarakat pendidikan islam prespektif hadist . ...........2
B. Terjemah hadist …………………………………………………………………….....2
C. Kandungan hadist……………………………………………………………………….2
D. Hadist pendukung ……………………………………………………………………… 3
E. Biografi perowi hadist…………………………………...…………………….…………4

BAB III PENUTUP ................................................................................................................5


A. Kesimpulan .....................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………… 6

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki peran penting pada era sekarang ini. Karena tanpa
melalui pendidikan proses transformasi dan aktualisasi pengetahuan moderen sulit untuk
diwujudkan. Demikian halnya dengan sains sebagai bentuk pengetahuan ilmiah dalam
pencapaiannya harus melalui proses pendidikan yang ilmiah pula. Yaitu melalui metodologi
dan kerangka keilmuan yang teruji. Karena tanpa melalui proses ini pengetahuan yang
didapat tidak dapat dikatakan ilmiah.
Manusia adalah “makhluk sosial”. Hal ini sesuai dengan ayat Al-Qur’an yang
menjelaskan tentang hal tersebut.Khalaqa al-insaana min ‘alaq bukan hanya diartikan
sebagai “menciptakan manusia dari segumpal darah” atau “sesuatu yang berdempet di
dinding rahim”, akan tetapi juga dapat dipahami sebagai “diciptakan dinding dalam keadaan
selalu bergantung kepada pihak lain atau tidak dapat hidup sendiri”
Dari hal itu dapat dipahami bahwa manusia dengan seluruh perwatakan dan
pertumbuhannya adalah hasil pencapaian dua faktor, yaitu faktor warisan dan faktor
lingkungan. Faktor inilah yang mempengaruhi manusia dalam berinteraksi dengannya
semenjak ia menjadi embrio hingga akhir hayat.

B. Rumusan Masalah

1. hadist apa yang menjeaskan tentang lingkungan dan masyarakat pendidikan islam ?
2. apa makna dari hadist yang telah di tentukan ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui hadist tentang lingkungan da masyarakat pendidikan islam
2. Untuk mengetahui makna hadist yang dipilih

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hadist

‫ َقاَل َر ُسْو ُل ِهللا صلى هللا عليه وسلم َم ا ِم ْن َم ْو ُلْو‬: ‫َع ْن َأِبْي ُهَر ْيَر َة َرِض َي ُهللا َع ْنُه َقاَل‬
‫ٍد ِإاَّل‬

‫ُيْو َلُد َع َلى اْلِفْطَرِة َفَأ َبَو اُه ُيَهِّو َداِنِه َو ُيَنِّص َر اِنِه َأْو ُيَم ِّج َس ا ِنِه َك َم ُتْنَتُج اْلَبِهْيَم ُة َبِهْيَم ًة َجْمَع اَء‬
‫َه ْل ُتِح ُّس ْو َن ِفْيَه ا ِم ْن َج ْد َع اَء ُثَّم َيُق ْو ُل َأُب ْو ُهَر ْي َر َة َرِض َي ُهللا َع ْن ُه ِفْط َر َة ِهللا اَّلِتْي‬
)‫َفَطَر الَّناَس َع َلْيَها اَل َتْبِد ْيَل ِلَخ ْلِق ِهللا َذ ِلَك الِّدْيُن اْلَقِّيُم (متفق عليه‬
B. Terjemah Hadist
Artinya : Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah Saw. Bersabda: ”Tidak ada dari
seorang anak (Adam) melainkan dilahirkan atas fitrah (islam), maka kedua orang tuanyalah
yang menjadikannya beragama Yahudi atau beragama Nasrani atau beragama Majusi.
Bagaikan seekor binatang yang melahirkan seekor anak. Bagaimana pendapatmu, apakah
didapati kekurangan? Kemudian Abu Hurairah membaca firman Allah (Q.S. ar-Rum: 30).
(Tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada
perubahan pada fitrah Allah (agama Allah). (HR. Muttafaq ‘Alaih)
C. Kandungan Hadist
Kata abawah yang berarti kedua orangtua. Kata yuhawwidanih,
yunashshiranih dan yumajjusanih berarti kedua orangtua mengajar dan menggiringnya
menjadi Yahudi, Nasrani ataupun Majusi. dengan demikian, terlihatlah betapa pentingnya
peran keluarga atau orangtua dalam perkembangan anak.
Hadis diatas menjelaskan tentang status fitrah setiap anak, bahwa statusnya bersih, suci
dan islam baik anak seorang muslim ataupun orang non muslim. Kemudian orang tuanyalah
yang memelihara dan memperkuat keislamannya atau bahkan mengubah menjadi tidak
muslim, seperti Yahudi, Nasrani, dan Majusi. Hadis ini memperkuat bahwa pengaruh orang
tua sangat dominan dalam membentuk kepribadian seorang dibandingkan dengan factor-
faktor pengaruh pendidikan lain. Kedua orang tua mempunyai tanggung jawab yang lebih
besar dalam mendidik anaknya.
Kesempurnaan fitrah dalam hadis sudah jelas baik fisik maupun non fisik. Dari segi fisik
sudah ada ketentuan ciptaan dari Allah Swt. Apakah dari segi jenis kelamin, bentuk fisik,
tinggi pendek, dan warna kulit. Jadi, Fitrah sangat memerlukan bantuan dan bimbingan
pendidikan orang tua, orang dewasa, guru, pendidik dan pengajar dengan sadar bahkan

2
lingkungan yang mendukung, karena tidak mungkin anak yang baru dilahirkan mengenal
agama dengan sendirinya.
D. Hadist Pendukung

": ‫لم َق اَل‬h‫ه وس‬h‫لى هللا علي‬h‫َو َع ْن َأ ِبْي ُم ْو َس ى ا َأل ْش َع ِر ى َرِض َي ُهللا َع ْنُه َأَّن الَّنِبَّي ص‬
‫ َفَح ا ِم ُل اْلِم ْس ِك‬, ‫ِإَّنَم ا َم َثُل اْلَجِلْيِس الَّصا ِلِح َو َجِلْيِس الُّسْو ِء َك َح ا ِم ِل اْلِم ْس ِك َو َنا ِفِخ اْلِكْيِر‬
‫ َو َنا ِفُخ اْلِكْيِر ِإَّم ا َأْن‬.‫ َو ِإَّم ا َأْن َتِج َد ِم ْنُه ِر ْيًحا َطِّيَبًة‬,‫ َو ِإَّم ا َأْن َتْبَتا َع ِم ْنُه‬, ‫ِإَّم ا َأْن ُيْح ِذ َيَك‬
)‫ (متفق عليه‬.‫ َو ِإَّم ا َأْن َتِج َد ِم ْنُه ِر ْيًحا ُم ْنِتَنًة‬, ‫ُيْح ِر َق ِثَيا َبَك‬
Artinya : Dari Abu Musa Al-Asy’ari r.a. bahwasanya Nabi SAW bersabda : “Sesungguhnya
perumpamaan bergaul dengan teman shalih dan teman nakal adalah seperti berteman
dengan pembawa minyak kesturi dan peniup api. Pembawa minyak kesturi itu adakalanya
memberi minyak kepadamu atau adakalanya kamu membeli daripadanya dan adakalanya
kamu mendapatkan bau harum darinya. Dan peniup api itu adakalanya ia membakar kain
bajumu dan adakalanya kamu mendapatkan bau busuk daripadanya.” (HR. Muttafaq
‘Alaih).
Dalam hadis diatas diungkapkan dengan kata al-Jalis artinya teman
duduk dimaksudkan bukan teman dalam duduk saja tetapi dalam segala hal, baik teman
duduk maupun berdiri, teman se-iya atau sekata atau teman akrab. Sebagian ulama
mengartikan kata”al-Jalis” dengan teman mujalasah duduk berbincang-bincang.
Ada tiga kemungkinan jika kita berteman dengan pembawa minyak misik atau minyak
kesturi. Pertama, “pembawa minyak itu adakalanya memberi minyak kepadamu” maknanya,
dengan berteman sama orang shaleh kita akan mendapat pemberian rahmat atau manfaat dari
Allah SWT dan mendapat contoh serta keteladanan yang baik dari orang saleh itu.
Kedua, “Atau adakalanya kamu membeli daripadanya” maknanya, teman saleh itu
mengajarkan kebaikan, selalu memberi nasehat, arahan, bimbingan, dan pembinaan juga
selalu mengajak kebaikan dan mencegah kejahatan, apabila melihat sesuatu yang tidak benar
pada temannya diluruskan dan apa bila melihat temannya sedang menghadapi kesulitan
dibantu dan sebagainya. Ketiga, “Dan adakalanya kamu mendapatkan bau harum
darinya” maknanya, seseorang yang berteman dengan orang saleh, citranya terangkat
menjadi harum atau terbawa harum sebab seseorang yang bersahabat dengan orang yang
saleh dinilai baik atau saleh oleh masyarakat sekitarnya dan dihormati sebagaimana layaknya
orang saleh.

3
Menurut Muhammad Utsman Najati, selain orangtua, teman, atau orang yang terdekat
juga memiliki pengaruh besar terhadap perkembanga prilaku anak, terutama pada masa
remaja. Teman sangat berarti bagi setiap manusia juga sangat berpengaruh dalam kehidupan
seseorang. Ada yang buruk berubah menjadi baik setelah berteman dengan orang baik.
Sebaliknya, tidak sedikit pula orang yang pada awalnya baik kemudian berubah menjadi
buruk setelah bergaul denga teman yang buruk.
Ada dua persamaan sifat antara teman buruk dengan peniup api yaitu : pertama, “Dan
peniup api itu adakalanya ia membakar kain bajumu” maknanya, orang yang bersahabat
dengan teman nakal akan terbakar kepribadiannya dan rusak akhlaknya. Banyak orang yang
semula baik kepribadiannya, tetapi kemudian rusak karena pergaulan dengan teman yang
tidak baik. Kedua, “Dan adakalanya kamu mendapatkan bau busuk
daripadanya” adakalanya citra seseorang yang berteman dengan teman yang nakal menjadi
busuk dan hancur. Demikian juga status sosialnya, orang itu dinilai rendah tidak berharga di
tengah-tengah masyarakat sekalipun sebenarnya dia orang baik.

E. Biografi perowi hadist

Abu Hurairah dilahirkan tahun 19 sebelum Hijriyah. Nama Beliau sebelum memeluk
Islam tidaklah diketahui dengan jelas, tetapi pendapat yang masyhur adalah Abdusy Syam.
Sedangkan nama Islam nya yaitu Abdur-Rahman. Beliau berasal dari qabilah Al-dusi di
Yaman. Beliau memeluk Islam pada tahun ke 7 Hijriyah ketika Rasulullah Berangkat menuju
Khaibar. Ketika itu, ibunya belum menerima Islam bahkan menghina Rasulullah. Abu
Hurairamenemui Rasulullah, meminta beliau berdo’a agar ibunya masuk Islam. Kemudian
Abu Hurairah kembali menemui ibunya lalu mengajaknya masuk Islam. Ternyata ibunya
telah berubah pikiran dan bersedia masuk Islam.

Setelah pulang dari Perang Khaibar, Rasulullah ingin memperluas masjid Nabawi ke
arah barat dengan menambah ruang sebanyak tiga tiang lagi. Ketika Rasulullah mengangkat
batu untuk pondasi tiang, Abu hurairah langsung meminta agar beliau menyerahkan batu
tersebut tetapi Rasulullah menolak dan berkata “Tiada kehidupan sebenarnya melainkan
kehidupan akhirat”.

4
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
status fitrah setiap anak, bahwa statusnya bersih, suci dan islam baik anak seorang
muslim ataupun orang non muslim. Kemudian orang tuanyalah yang memelihara dan
memperkuat keislamannya atau bahkan mengubah menjadi tidak muslim, seperti Yahudi,
Nasrani, dan Majusi. Hadis diatas memperkuat bahwa pengaruh orang tua sangat dominan
dalam membentuk kepribadian seorang dibandingkan dengan factor-faktor pengaruh
pendidikan lain. Kedua orang tua mempunyai tanggung jawab yang lebih besar dalam
mendidik anaknya.

Ada tiga kemungkinan jika kita berteman dengan pembawa minyak misik atau
minyak kesturi. Pertama, yaitu :

1. “pembawa minyak itu adakalanya memberi minyak kepadamu”


2. “Atau adakalanya kamu membeli daripadanya”
3. “Dan adakalanya kamu mendapatkan bau harum darinya”

5
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, al-Hajj, Yusuf. al-Qur’an Kitab Sains dan Medis. Terj. Kamran Asad Irsyadi.
Grafindo Khazanah Ilmu. Jakarta. 2003.
Aly, Noer, Hery & Suparta, Munzier. Pendidikan Islam Kini dan Mendatang. CV. Triasco.
Jakarta. 2003.
Zainuddin, M. Filsafat Ilmu Perspektif Pemikiran Islam. Lintas Pustaka. Jakarta. 2006
Ahmad, Mudhor. Manusia dan Kebenaran. Surabaya: Usaha Nasional, 1989
Al-Ashfahani, al-Raghib. Mufradat Alfadz al-Qur’an. Beirut: Dar al-Syamiyah, 1992
Nawawi, H. Hadari. Pendidikan dalam Islam. Surabaya: Al-Ikhlas, 1993.
Suryabrata, Sumadi. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Rake Press, 1984

Anda mungkin juga menyukai