Anda di halaman 1dari 24

AKHLAK TERPUJI

Mata Kuliah: AKIDAH AKHLAK


Dosen pembibing:
Radiatul Fitri, M.Ag
D
I
S
U
S
U
N
Oleh Kelompok 9:
- Noppiiya Ramadani(12211224544)
- Suliska Setiawati(12211223612)
- Tasya Oktaviana(12211223971)

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM
RIAU
T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’ alaikum Wr. Wb


Alhamdullilahirabbil ‘ alamin , segenap puji
syukur Allah SWT yang t elah melimpahkan berkah,
rahmat dan hidayah serta petunjuk - Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam
tercurah kepada Baginda Muhammad SAW dengan
mengucapkan Allahumma shalli’ ala Muhammad
wa’ alaaihi saydina Muhammad yang t elah membawa
manusia dari alam jahilyah kepada alam yang t erang
menerang yang penuh ilmu pengetahuan seperti saat ini.
Penulisan makalah ini diselesaikan guna
melengkapi tugas yang telah diberikan oleh
dosen. Dengan materi “ Akhlak Terpuji”.
Selanjutnya, pada kesempatan kali ini penyusun
ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar -
besarnya kepada semua pihak yang t elah mendukung
penyusun baik dengan moral maupun materil selama
berlangsungnya penyusunan makalah ini, mu dah-
mudahan mendapat pahala disisi Allah SWT .

i
DAFTAR ISI

Kata pengant ar..........................................................................................i

Daft ar is i....................................................................................................ii

BAB I P endahuluan .................................................................................1

A. Latar belakang masalah.........................................................1

B. Rumusan masalah....................................................................1

C. Tujuan masalah........................................................................2

BAB I I P embahasan...............................................................................3

A. Definis i akhlak t er pu j i.......................................................3

B. Mcam- maca m akhlak t er puji............................................4

BAB I I I Penutup..................................................................................19

A. Kes impulan.............................................................................19

B. Saran.........................................................................................19

DAFT AR PUST AKA...........................................................................20

i
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam kehidupan sehari- hari antara sesama
manusia agar hubungan berjalan baik dan tentram
ada aturan- aturan yang harus kita penuhi dan
ja lankan terutama bagi kita sebagai umat
is lam. Aturan- aturan t ersebut telah t ertuang di
dalam Al- Qur’ an, Hadist dan sunnah- sunnah Rasul.
Salah
satunya adalah sifat dan akhlak t erpuji.
Dalam pembahasan ini kami sebagai penyusun
akan memaparkan tentang beberapa macam akhlak
terpuji yaitu Husnuzzan, Raja’, dan Tobat yang
meliputi pengertian, dalil- dalil yang akan mendukung
pembahasan kami serta contoh dikehidupan sehari-
hari.
Hal ini kami susun dalam bentuk sebuah makalah,
untuk menambah wawasan kami sebagai penyusun
dan sebagai ilmu tambahan untuk teman- teman
sekalian. Dan pembahsan ini kami buat sebagai
bentuk tugas dari mata kuliah Akidah Akhlak.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Husnuzzan, Raja’, dan Tobat?
2. Dalil yang mendukung tentang Husnuzan, Raja’,
dan Tobat
3. Apa saja contohnya dalam kehidup an sehari-
hari? Sebutkan macam- macamnya!

1
C. TUJUAN MASALAH
1. Mengetahui pengertian dari Husnuzzan, Raja’, dan
Tobat
2. Mengetahui dalil yang mendukung Husnuzzan,
Raja’, dan Tobat
3. Mengetahui contohnya dalam kehidupan sehari-
hari
4. Mengetahui macam- macam nya

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI AKHLAK TERPUJI


Secara et imologi “akhlak “dalam bahasa arab bentuk
jamak dari khuluq . khuluq art inya prilaku dan tabiat
manusia sejak lahir. kata “akhlak” tersusun dari t iga
huruf :kha, lam, dan qaf yang menunjukkan makna
“ menetapkan sesuat “. Ar- Raghib menerangkan, kata al-
khalq, al- khulq dan al- khuluq memepunyai makna dasar
yang sama. Akan t etapi , al- khlaq dikhususkan untuk
makna penciptaan wujud, bentuk, dan rupa lahir iah yang
tertangkap oleh penglihata n. al- khulq memiliki makna
khusus kekuatan dan karakter yang ditemukan dengan
mata batin. Sedangkan menurut terminologi Al- Jahiz
memaparkan,” akhlak adalah kondisi jiwa yang
mendorong manusia berbuat tanpa pertimbangan. Pada
sebagian orang akhlak ini t elah me njadi karakter dan
tabiat. Namun , pada sebagian yang la in akhlak hanya
terbentuk melalui proses oleh jiwa ( r iyadhah ) dan
kerja keras seperti sifat dermawan kadang ditemukan
pada banyak orang tanpa oleh jiwa dan tanpa
belajar. begitu juga dengan sifat ber ani, baik hati,
menjaga diri, adil, dan akhlak t erpuji la innya.
Akhlak t erpuji dibagi menjadi beberapa macam yaitu:
husnuzan, raja’, dan tobat.

3
B. MACAM- MACAM AKHLAK TERPUJI
1. HUSNUZAN

Husnuzan atau berbaik sangka adalah perilaku terpuji


yang harus dimiliki seorang muslim. Lawan dari
Husnuzan adalah suuzan yang berarti buruk sangka.
Berburuk sangka ia lah perilaku tercela yang akan
mendatangkan mudarat, t idak hanya untuk diri kita
tetapi juga orang la in.
Allah SWT melarang kita berburuk sangka sebagai mana
tertuang dalam fir man Allah SWT Q. S Al - Hujarat ayat
12:

D‫ َٰٓأ‬²َ ‫ن ي‬ ‫ ˚ا‬D‫ ن ُو‬D‫ ا َم‬D‫ ˚ا َء‬D‫ ر ا َن ِ ب ُو‬Dَ‫ن ن ك‬ ِ ‫ض ن ٱ‬ ‫ ب‬Dِ‫ ن‬DَD‫ ٱ لظ‬D˚D‫ ْم‬D‫إ ِث‬
‫ ا‬DَD‫ه‬Dّ ُ ‫َي‬ ‫ ي ج ت‬Dِ‫ ذ‬Dّ َ‫ٱ ل‬ ‫ٱ‬ ‫ثِي‬ ’ِ ‫م‬ DَD‫لظ‬ ‫إ‬ D‫َع‬

‫َّس سُ وا˚ و‬ ‫ول‬ ْ‫ َي غ‬D‫م‬Dُ ‫ض ا َّب ْع ضُ ك‬


ً ‫بَ ْع‬ ‫ب‬ ‫ د ُُك ْم أ َي ُح‬D‫ل أ َن‬ D‫ ْك‬D‫ ي َأ‬D‫ل َ ْح َم‬
‫ل‬ ‫ت‬ ‫ت َب‬ ‫أ‬
DِD‫ خ يه‬Dْ‫ ي‬Dَ‫ ُ م‬D‫ وه‬Dُ‫ ت ُم‬Dْ‫ ا˚ ۚ ر ه‬D‫ ُو‬D‫ ّلل َ ٱ ت َّق‬D‫ ا ب ٱ ّلل َ إ ِن‬D‫ ت َو‬D˚D‫ر ح يم‬
‫ أ‬D‫ت ًا‬ ‫ و‬Dَ‫ف َك‬ ‫ٱ‬

Arab- Latin: Yā ayyuhallażīna āmanujtanibụ kaṡīram


minaẓ- ẓanni inna ba' ḍaẓ- ẓanni iṡmuw wa lā t ajassasụ
wa lā yagtab ba' ḍukum ba' ḍā, a yuḥibbu aḥadukum ay
ya`kula laḥma akhīhi maitan fa karihtumụh,
wattaqullāh, innallāha t awwābur ra ḥīm
Artinya: " Hai orang- orang yang beriman, jauhilah
kebanyakan purba- sangka ( kecurigaan), karena sebagian
dari purba- sangka it u dosa. Dan janganlah mencar i - cari
keburukan orang dan jang anlah menggunjingkan satu

4
sama la in. Adakah seorang diantara kamu yang suka
memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka

5
tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima
Taubat lagi Maha Penyayang ."
a. MACAM- MACAM HUSNUZAN

1. . Husnuzan kepada Allah SWT


Orang yang berhusnuzan kepada Allah SWT akan
senantiasa bersyukur atas semua kenikmatan dari- Nya
dan bersabar atas semua cobaan. Mengapa kita harus
bersyukur kepada Allah SWT? Allah SWT telah
member ikan karunia dan kenikmatan yang t idak ternilai
harganya kepada manusia.
Lalu, mengapa kita harus bersabar atas semua cobaan?
Allah SWT memiliki s ifat - sifat sempurna dan t idak
mungkin Allah SWT menghendaki keburukan bagi
hamba- hamba- Nya t etapi untuk menguji ketaatan,
keimanan dan kesabarannya.

2. . Husnuzan kepada diri sendiri


Seseorang yang berbaik sangka kepada diri sendir i akan
memiliki s ikap percaya diri, optimis dan bekerja keras.
Sebaliknya seseorang yang berburuk sangka kepada diri
sendir i, ia akan merasa pesimis, t idak percaya dir i dan
malas berusaha.

5
3. . Husnuzan kepada orang lain
Sebagai makhluk sosial, manusia selalu membutuhkan
orang la in. Sehingga orang la in di sekitar kita harus
diperlakukan dengan baik, santun, saling menyayangi
dan menghormati. Berprasangka baik kepada orang la in
akan menumbuhkan keharmonisan dalam kehidupan
masyarakat.

Suuzan atau sikap buruk sangka hanya akan memicu


perpecahan dan konflik. Banyak permusuhan yang
terjadi karena sikap buruk sangka. Jika ada isu - isu
negatif hendaknya diklarifikasi ( t abayyun) t erlebih
dahulu agar kita t idak t erjerumus kepada s ikap curiga
dan buruk sangka.

b. HIKMAH DAN MANFAAT HUSNUZAN


Hikmah dan Manfaat Husnuzan kepada Allah
Dengan berhusnuzan kepada Allah SWT, umat Islam
akan menerima t aubat bahkan diberikan kecukupan bagi
yang memohon dan meminta. Hal ini sesuai dalam quran
surat Al Furqan ayat 71

Arab: ‫ و‬D‫ب‬D‫ا‬Dَ ‫ت‬ ‫ف َاِ ن صَ ا ِل ًح ا َع ِم‬ ‫ ي‬D‫ّلال ِ ا ِ ل َى‬ D‫ ًا‬D‫ب‬D‫ ت َا‬Dَ‫م‬


‫ن‬ ‫ل م‬ ‫و‬ ‫َّه ب‬ ‫ ُ ْو‬D ‫َت‬

Latin: wa man t āba wa 'amila ṣāliḥan fa innahụ yatụbu


ila llāhi matābā
Artinya: Dan barangsiapa bertobat dan mengerjakan
kebajikan, maka sesungguhnya dia bertobat kepada
Allah dengan tobat yang sebenar - benarnya.

6
2. RAJA’
1. Pengertian

Raja’ secara bahasa berasal dari bahasa arab, yaitu


“Rojaun” yang berarti harapan atau berharap. Kata
Raja’ ( D‫ﺀ‬D‫ﺎ‬D‫ﺟ‬D‫ )ﺮ‬berarti mengharapkan keridhaan Allah Swt
dan rahmat darinya. Sedangkan rahmat it u sendiri adalah
segala karunia yang diberikan oleh Allah Swt kepada
umatnya yang mendatangkan manfaat dan nikmat.

Raja’ yang dikehendaki oleh is lam adalah mempunyai


harapan kepada Allah untuk :

a. Mendapatkan ampunannya

b. Memperoleh kesejahteraan

c. Memperoleh kebahagiaan di duna dan di akhirat

d. Mengharap rahmat serta keridhaan Allah

Dari keempat harapan yang dianjurkan di dalam is lam,


anjuran keempat atau mengharapkan rahmat serta
keridhaan Allah Swt - lah yang paling penting dan yang
paling utama.

Raja’ t ermasuk akhlakul karimah ( perbuatan terpuji)


terhadap Allah Swt, yang manfaatnya dapat
mempertebal iman dan mendekatkan dir i kepada Allah
Swt. Maksudnya :

a. Ketika seorang muslim/ muslimah mengharapkan


ampunan Allah Swt. Berarti ia t elah mengakui bahwa
Allah Swt itu maha pengampun

7
b. Ketika seorang muslim/ muslimah mengharapkan agar
Allah melimpahkan kebahagiaa n di dunia dan diakhirat.

Berarti ia t elah meyakini bahwa Allah maha pengasih dan


maha penyayang.

2. Kebalikan sifat Raja’

Raja’ ( mengharapkan sesuatu) kepada Allah Swt haruslah


disertakan dengan usaha dan kerja keras. J ika seseorang
hanya berharap saja tanpa mau berusaha, hal ini disebut
berangan- angan pada sesuatu yang mustahil atau yang
disebut “Tamammi”.

Tamammi inilah yang menyebabkan seseorang berputus asa


terhadap rahmat dan r idha Allah Swt. Sifat putus asa
adalah kebalikan dari sifat raja’ yang sa ngat dilarang oleh
Allah Swt.

Fir man Allah Swt yang art inya :

“. . . . . dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah


Swt. Sesungguhnya t iada berputus asa dari rahmat Allah
Swt, melainkan kaum yang kafir”. ( Q. S Yusuf: 87)

Orang yang berputus asa dari rahmat Allah Swt, berarti ia


telah berprasangka buruk kepada Allah Swt. Kita selaku
manusia t idak terlepas dari salah dan dosa, untuk itu kita
wajib senantiasa berharap rahmat dan ampunan Allah Swt.

8
Sebanyak dan sebesar apapun kesalahan dan dosa yang
telah kita perbuat, kita tetap diperintahkan untuk
mengharapkan ampunan dari Allah Swt.

Kita dilarang untuk berputus asa dalam menghadapi


masalah yang ada di dalam kehidupan di dunia dan dalam
mengharapkan ampunan dari Allah Swt.

Fir man Allah Swt yang art inya:

“Katakanlah:” hai hamba- hambaku yang melampaui batas


terhadap dir i mereka sendiri! janganlah kamu berputus asa
dari rahmat Allah Swt. Sesungguhnya Allah mengampuni
dosa- dosa semuanya. Sungguh, dialah yang maha
pengampun, maha penyayang.” ( Q. S Az- zumar: 53)

3. Macam- macam Raja’

a. Raja’ yang t erpuji

Syaikh Al 'Utsaimin berkata:

" Ketahuilah, roja' yang t erpuji hanya ada pada dir i orang
yang beramal t aat kepada Allah dan berharap pahala - Nya
atau bertaubat dari kemaksiatannya da n berharap taubatnya
diterima, adapun roja' tanpa disertai amalan adalah roja'
yang palsu, angan- angan belaka dan tercela." ( Syarh
Tsalatsatu Ushul, hal. 58)

9
b. Raja’ sebagai ibadah

Allah Swt berfir man yang art inya:

" Orang- orang yang diseru oleh mereka itu justru mencari
ja lan perantara menuju Rabb mereka siapakah di antara
mereka yang bisa menjadi orang paling dekat kepada - Nya,

mereka mengharapkan rahmat - Nya dan merasa takut


dari s iksa- Nya." ( QS. al- Israa': 57)

Allah menceritakan kepada kita melalui ayat yang mulia ini


bahwa sesembahan yang dipuja selain Allah oleh kaum
musyr ik in yaitu para malaikat dan orang - orang shalih.
Sedangkan mereka sendiri mencar i kedekatan diri kepada
Allah dengan melakukan ketaatan dan ibadah, mereka
melaksanakan perintah- perintah- Nya dengan diiringi
harapan t erhadap rahmat - Nya dan mereka menjauhi
larangan- larangan- Nya dengan diiringi rasa takut tert
impa azab- Nya karena set iap orang yang beriman t entu
akan
merasa khawatir dan takut tert impa hukuman- Nya.

c. Raja’ yang disertai dengan ketundukan dan perendahan


dir i

Syaikh Al 'Utsaimin rahimahullah berkata:

" Roja' yang disertai dengan perendahan dir i dan


ketundukan t idak boleh ditujukan kecuali kepada Allah
'azza wa ja lla. Memalingkan roja' semacam ini kepada
selain Allah adalah kesyir ikan, bisa jadi syir ik ashghar dan
bisa jadi syir ik akbar tergantung pada is i hati orang yang
berharap itu..." ( Syarh Tsalatsatu Ushul, hal. 58)

10
4. Faktor munculnya sikap Raja’

1. Berpegang teguh kepada tali Agama Allah swt.

Dalilnya t erletak pada Quran Surat Ali Imran ayat 103 :

Artinya :

“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada t ali ( agama)


Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah
akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu ( masa
Jahiliah) bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan
hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang -
orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di t epi
jurang neraka, la lu Allah menyelamatkan kamu
daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat - ayat-
Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.” ( Q. S Ali-
Imran: 103

2 . Mengharap kepada Allah swt agar dalam usaha atau


kegiatannya dapat berjalan lancar, mendapatkan berkah
serta mendapatkan r idha dari Allah swt.

1
Allah swt berfirman dalam Q. S. Al- Kahfi ayat 110 :

Artinya :

“Katakanlah: " Sesungguhnya aku ini hanya seorang


manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: " Bahwa
sesungguhnya Tuhan kamu it u adalah Tuhan Yang Esa".
Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya
maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan
janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam
beribadah kepada Tuhannya". ( Q. S Al- kahfi: 110

) 3 . Merasa takut kepada Allah swt

Sikap takut ini disebut dengan Khauf.

4 . Cinta kepada Allah Swt Yang Maha Penyanyang.

Sikap cinta ini disebut dengan Mahabbah. Dalam Q. S. Ali


Imran ayat 31 Allah swt berfir man :

12
Artinya :

“Katakanlah: " Jika kamu ( benar - benar) mencintai


Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan
mengampuni dosa- dosamu." Allah Maha Pengampun lagi
Maha
Penyayang.” ( Q. S Ali Imran: 31 )

5. Ciri- ciri sikap Raja’

a. Dalam berusaha ( ikhtiar) seseorang akan mengawali


dengan niat yang baik, yaitu karena Allah swt

b. Senantiasa berpikir positif dan dinamis, memiliki


pengharapan yang baik bahwa usahanya akan berhasil,
serta berani menghadapi resiko yang menghadang

c. Munculnya sifat ulet, pantang menyerah dalam


menghadapi cobaan sehingga akan menjadikannya mampu
berpikir krit is

d. Selalu bertawakal kepada Allah setelah usaha yang


dilakukan. Ia sadar bahwa kewa jiban manusia hanya
berusaha dari Allah yang menentukan

e. Tidak lekas merasa puas atas apa yang diraih dan selalu
berusaha meningkatkan diri

f. Jika ia menjadi orang yang berhasil, akan menyadari


bahwa segala keberhasilannya berkat karunia Allah, ia
t idak lupa untuk menafkahkan sebagian hasil jer ih
payahnya untuk beramal dan membantu mereka yang
membutuhkan.

13
6. Manfaat dan hikmah sikap Raja’

a. Memperoleh keridaan Allah


b. Terhindar dari perbuatan dosa
c. Mendapatkan kepuasan hidup
d. Mendekatkan diri kita pada Allah SWT
e. Sarana penyelesaian persoalan hidup
f. Memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat
2. TOBAT
1. TOBAT DALAM AL- QUR’ AN
Dalam al- Alqur’ an disebut kata tobat dan derivasinya
sebanyak 85 kali. Didalamnya Allah menjelaskan
tentang bagaimana orang- orang terdahulu bertobat, serta
balasan dan pahala yang diber ikan kepada orang yang
bertobat, dan siksa yang didapatkan oleh orang yang
t idak bertobat dalam kehidupan du nia.
Diantaranya sebagai berikuat:
a. Dengan tobat, seorang hamba akan mendapatkan
ampunan dari Allah.
b. Dengan bertobat orang beriman akan mendapatkan
kecintaan Allah.
c. Tobat yang tulus akan menghapuskan dosa - dosa.
d. Orang yang brtobat didunia akan diampuni Alla h
diakhirat.
e. Allah menjelaskan bahwa tobat orang yang sudah
sekarat t idak diterima, karena ia baru bertobat
ketika mengetahui akhir kematiannya, sementara
ketika ia masik segar bugar ia t idak mau bertobat
dan menjauh dari nya.

1
2. SYARAT- SYARAT TOBAT
para ulama menjelaskan bahwa tobat memepunyai t iga
syarat:
a. Menyesali apa yang t elah ia lakukan di masa lalu.
b. Meninggalkan perbuatan dosanya pada saat it u
juga.
c. Bertekad untuk t idak mengulangi perbuatannya it u
dimasa mendatang.
3. HAKIKAT- HAKIKAT TOBAT
Tobat yang sebenarnya mempunyai beberapa tanda yaitu
di antaranya sebagai berikut.
a. Bergaul dengan orang- orang saleh dan
menjauhkan dir i dari teman- t eman yang buruk
b. Ia menjadi lebih baik setelah tobat dibandingkan
sebelumnya
c. Ia meninggalkan perbuatan dosanya dan segera
melakukan ketaatan.
d. Orang yang bertobat selalu disertai rasa takut
kepada Allah, dan t idak pernah merasa aman dari
azab Allah sekejap pun. Sehingga, rasa takutanya
it u akan t erus berlangsung. Menjauh kan dunia
dari hatinya dan mengarahkan diri keakh irat.
e. Hatinya t erjaga dari kelalaian sambil disertai
penyesalan dan rasa takut, dan ini sesuai dengan
besarnya kesalahan.
f. Suatu perasaan remuk redam terntentu yan
dirasakan hati, yang t idak disamai oleh apa pun,
dan yang t idak dirasakan oleh orang yang t id ak
melakukan dosa itu.

15
4. CONTOH DAN PERILAKU BERTOBAT KRPADA
ALLAH

Diantaranya sebagai berikut:

1. Memperbanyak ist ighfar dan menemui orang -


orang yang pernah didzalimi untuk meminta
maaf secara langsung
2. Menyesali perbuatan yang seharusnya t idak
dilaksanakan serta bertekad untuk t idak lagi
mengulangi kesalahan t ersebut
3. Menjauhi segala perbuatan maksiat
4. Senantiasa mengerjakan amalan saleh
5. Selalu menyiapkan dir i untuk mati s ebab
ajal t idak mengenal waktu
6. Bersungguh- sungguh dalam ketaatan dan amal
saleh

5. KEDUDUKAN TOBAT

Menurut Ibnul Qayyim, kedudukan tobat adalah


kedudukan yang pertama, pertengahan, dan
terakhir. Hamba yang meniti ja lan
menuju Rabbnya t idak akan menjauhinya ( ja lan
tersebut) dan selalu menetapinya sampai mati.
Jadi, taubat adalah langkah awal dan langkah
akhir seorang hamba. Kebutuhan dirinya terhadap
taubat di akhir perjalanan sangatlah diperlukan,
sebagaimana halnya kebutuhannya di awal
perjalanan juga sangat besar.

16
Taubat yang sesungguhnya it u adalah
taubat nasuha, sebagaimana dikatakan oleh Ibnu
Katsir, “ Taubat yang tulus lagi mantab itu adalah
taubat nasuha ( taubat yang sungguh- sungguh),
yang menghapuskan keburukan- keburukan
sebelumnya dan mencegah keburukan yang
mendatang. ” Taubat nasuha adalah meninggalkan
dosa sekarang dan menyesali dosa yang telah
dilakukan serta t idak mengulangi lagi di masa
mendatang.

6. KEUTAMAAN TOBAT

Orang yang benar - benar bahagia adalah yang


menjadikan tobat sebagai sahabat dekat dalam
perjalanannya menuju Allah. Sedangkan orang yang
binasa adalah yang menelantarkan dan mencampakkan
taubat di belakang punggungnya. Beberapa keutamaan
taubat adalah sebagai berikut :

a. Taubat adalah sebab untuk meraih kecintaan


Allah.

b. Taubat merupakan sebab keberuntungan.


c. Taubat menjadi sebab- sebab diterimanya amal-
amal hamba dan turunnya ampunan atas
kesalahan- kesalahannya.
d. Taubat merupakan sebab masuk surga dan
keselamatan dari api neraka.
e. Taubat adalah sebab mendapatkan ampunan dan
rahmat.
f. Taubat merupakan sebab berbagai kejelekan
diganti dengan berbagai kebaikan.
17
g. Taubat menjadi sebab untuk meraih segala macam
kebaikan.
h. Taubat adalah untuk menggapai keimanan dan
pahala yang besar.
i. Taubat merupakan sebab turunnya berkah dari
atas langit serta bertambahnya kekuatan.
j. Menjadi sebab malaikat mendoakan orang -
orang yang bertaubat
k. Allah akan menghapuskan dosa- dosanya, seolah-
olah t idak berdosa.
l. Menjadi sebab hati menjadi bersinar dan
bercahaya.
m. Taubat akan memotivasi seseorang untuk amar
ma’ ruf nahi mungkar , beramal saleh, hidup ju jur,
disiplin dan bertanggung jawab.

18
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dalam is lam akhlak merupakan hal yang sangat


diperhatikan, sehingga dalam is lam akhlak terbagi dua
yaitu akhlak t erpuji dan akhlak t ercela. Akhlak terpujia
adalah akhlak yang disukai dan disenangi oleh Allah
SWT diantaranya Husnuzan, Raja’, dan Tobat.
Sedangkan akhlak t ercela adalah akhlak yang dilarang
dan diharamkan oleh Allah SWT. Maka dari it u kita
sebagai umat muslim harus bisa membedakan antara
kedua akhlak tersebut dan harus menanamkan akhalk
terpuji kedalam dir i kita sendir i serta membulat kan
tekad untuk lebih banyak mencari Ridho dan pahala -
Nya.
B. SARAN
Disini kami sebagai penyusun mengharapkan saran dan
krit ik yang lebih membangun bagi kami para penyusun
agar dapat menyusun makalah kedepannya lebih baik
lagi “ Kunci untuk mengejar keunggulan adalah
merangkul proses pembelajaran organik jangka
panjang, dan t idak hidup dalam keadaan statis, aman
biasa- biasa saja. Biasanya, pertumbuhan datang
dengan mengorbankan kenyamanan atau keamanan
sebelumnya.”- josh Waitzkin.

1
DAFTAR PUSTAKA

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5947070/husnuzan-dalam-islam-
dan-perilakunya-dalam-kehidupan-sehari-hari

https://news.detik.com/berita/d-5365977/hikmah-dan-manfaat-husnuzan-
kepada-allah-beserta-contohnya

https://portalpasuruan.pikiran-rakyat.com/khazanah/pr-1371505403/tobat-
perilaku-terpuji-dalam-islam-dan-merupakan-perkara-wajib

https://wislah.com/taubat-pengertian-hakikat/

Mausu’ah min Akhlak RasulillahSahlallahu Alaihi wa Salam Syaikh


Mahmud Al-mishri (Abu Ammar) Darut takwa,Mesir 2018

At-Taubah wal inabah/ Ibnul Qoyyin al-jauziyah/ Darul Maktabi,


Damaskus, Suryah/ Cet.1 1999 M-1420 H

Anda mungkin juga menyukai