BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2. Persaingan merebut daerah sumber bahan baku, penanaman modal, dan daerah
pemasaran.
Di Eropa abad ke-19 penjajahan tersebar luas. Kekuatan bangsa Eropa seperti Inggris
dan Prancis telah membangun kekuasaan penjajahan di keempat penjuru dunia. Jerman, yang
telah membangun kesatuan poitiknya lebih lama daripada negara-negara lain, bekerja keras
untuk menjadi pelopor dalam perlombahan ini.
Pada awal abad ke-20, hubungan yang didasarkan pada kepentingan telah membagi
Eropa menjadi dua kutub yang berlawanan. Inggris, Prancis, dan Rusia berada di satu pihak,
dan Jerman beserta Kekaisaran Austria-Hungaria yang diperintah oleh keluarga Hapsburg
asal Jerman berada di pihak lainnya.
Ketegangan antara kedua kelompok ini semakin hari semakin meningkat, hingga
akhirnya suatu pembunuhan pada tahun 1914 menjadi pemicu perang. Pangeran Franz
Ferdinand, pewaris tahta Kekaisaran Austria-Hungaria, dibunuh oleh kaum nasionalis Serbia
yang berusaha menekan pengaruh kekaisaran tersebut di daerah Balkan
Dalam kurun waktu yang amat singkat, hasutan setelah peristiwa ini menyeret seluruh
benua Eropa ke dalam kancah peperangan. Pertama, Austria-Hungaria menyatakan perang
kepada Serbia. Rusia, sekutu abadi bangsa Serbia kemudian menyatakan perang terhadap
Austria-Hungaria.
BAB II
PEMBAHASAN
Rusia
Perancis
Britania Raya
Kanada
Italia
Amerika Serikat
1. Kerajaan Serbia
2. Kerajaan Rusia (sampai November 1917)
3. Perancis (termasuk pasukan dari negara koloni Perancis)
4. Kerajaan Inggris :
1. Negara Persemakmuran Inggris dan Irlandia
2. Australia
3. Kanada
4. Selandia Baru
5. Newfoundland
6. Afrika Selatan
7. Kerajaan India
8. Negara boneka dan koloni Inggris
5. Kerajaan Belgia (termasuk pasukan negara koloni Belgia)
6. Kerajaan Montenegro
7. Kekaisaran Jepang
8. Kerajaan Italia (April 1915 dan sesudahnya)
9. Portugal
10. Kerajaan Romania (Agustus 1916 dan sesudahnya)
11. Kerajaan Yunani (Mei 1917 dan sesudahnya)
12. Amerika Serikat (1917 dan sesudahnya)
13. San Marino
14. Andorra
15. Tiongkok
16. Brazil
17. Bolivia
18. Kosta Rika
19. Kuba
20. Guatemala
21. Haiti
22. Honduras
23. Ekuador
24. Nikaragua
25. Uruguay
26. Panama
27. Peru
28. Siam
29. Liberia
30. Republik Demokratik Armenia (1918)
31. Cekoslowakia (1918)
2. Blok Sentral
Austria-Hungaria
Jerman
Kekaisaran Ottoman
Bulgaria
Ketegangan antar negara yang berada di kawasan Balkan semakin meruncing. Perancis
dan Jerman sama-sama mencari kawan, sehingga Eropa terbagi menjadi dua blok. Blok
Jerman dengan Tripple Allientie yang terdiri dari Jerman dan Austria. Mereka mendirikan
Tripple Allientie pada 1882. Bolk Perancis dengan Tripple Entente yang terdiri dari Perancis,
Rusia, dan Inggris berdiri pada 1907. Bulgaria masuk blok Jerman karena merasa kecewa
atas Rusia dalamPerang Balkan II pada 1913. Rusia tidak mau membantu Bulgaria adalah
sekutu Rusia pada saat itu.
c. Perlombaan Pesenjataan
Perlombaan senjata menjelang meletusnya Perang Dunia I telah membawa suasana
menjadi panas dan tegang. Kedua blok tersebut saling mencurigai, sehingga setiap negara
segera mempersenjatai diri. Keadaan telah melahirkan Perlombaan Senjat, akibat suasana
semakin panas.
Blok sentral berhadapan dengan blok sekutu untuk memenangkan peperangan yang
berlangsung kurang lebih empat than tersebut. Sekitar 8 juta orang tewas dalam Perang Dunia
I dan berakhir dengan kemenangan Blok sekutu.
Ada beberapa hal yang menyebabkan kalahnya blok sentral antara lain :
Perang parit menjadi strategi utama Perang Dunia Pertama. Selama beberapa tahun
berikutnya, bisa dikatakan para serdadu hidup dalam parit-parit ini. Kehidupan di sana benar-
benar sulit. Para prajurit hidup dalam ancaman terus-menerus dibom, dan mereka tak henti-
hentinya menghadapi ketakutan dan ketegangan yang luar biasa. Mayat mereka yang telah
tewas terpaksa dibiarkan di tempat-tempat ini, dan para serdadu harus tidur di samping
mayat-mayat tersebut. Bila turun hujan, parit-parit itu dibanjiri lumpur.
Lebih dari 20 juta serdadu yang bertempur di Perang Dunia I mengalami keadaan
yang mengerikan di dalam parit-parit ini, dan sebagian besar meninggal di sana. Dalam
beberapa minggu setelah dimulai oleh serangan Jerman pada tahun 1914, garis barat perang
ini sebenarnya terpaku di jalan buntu. Para serdadu yang bersembunyi di parit-parit ini
terjebak dalam jarak yang hanya beberapa ratus meter jauhnya satu sama lain. Setiap
serangan yang dilancarkan sebagai upaya mengakhiri kebuntuan ini malah menelan korban
jiwa yang lebih banyak.
1. Strategi Jerman
Di awal tahun 1916, Jerman mengembangkan rencana baru untuk mendobrak garis
barat. Rencana mereka adalah secara mendadak menyerang kota Verdun, yang dianggap
sebagai kebanggaan orang Prancis. Tujuan penyerangan ini bukanlah memenangkan perang,
melainkan menimbulkan kerugian yang besar di pihak Tentara Prancis sehingga melemahkan
perlawanan mereka. Kepala staf Jerman Falkenhayn memperkirakan bahwa setiap satu
serdadu Jerman saja dapat membunuh tiga orang serdadu Prancis.
Secara keseluruhan, kedua pihak kehilangan sekitar satu juta serdadu. Dan dengan
pengorbanan itu, garis depan hanya berhasil maju sekitar 12 kilometer. Satu juta orang mati.
2. Balasan Inggris
Rencana Jendral Douglas Haig mendorong Pasukan Inggris untuk menghujani dengan
pengeboman terus-menerus selama seminggu penuh, yang diikuti dengan serangan infanteri.
Dia yakin mereka akan maju sejauh 14 kilometer di hari pertama saja dan kemudian
menghancurkan semua garis pertahanan Jerman dalam satu minggu.
Paham-paham baru sebagai reaksi terhadap paham demokrasi liberal yang tidak
berhasil menghadapi kekacauan di beberapa negara Eropa bermunculan. Di itali lahir
paham fasisme yang diperkenalkan oleh- Benito Mussolini.
2. Akibat Perang Dunia I dalam Bidang Ekonomi
Sistem ekonomi liberal yang dipandang menyulitkan diganti dengan sistem
ekonomi terpimpin yang banyak melibatkan kekuasaan negara. Hal ini terjadi bukan
hanya di negara-negara totaliter, akan tetapi juga di negara-negara liberalseerti
Amerika Serikat di bawah Presiden Roosevelt.
3. Akibat Perang Dunia I dalam Bidang Sosial
Industri peralatan perang semakin maju dengan pesat sehingga kaum buruh
meningkat dan menduduki posisi yang semakin kuat. Undang-undang sosial pun
dikeluarkan di beberapa negara. Sementara itu, gerakan emansipasi wanita mendapat
sambutan yang menggembirakan kerena dalam peperangan yang menjadi tenaga
palang merah.
4. Akibat Perang Dunia I dalam bidang Kemanusiaan
Keadaan perekonomian masing-masing negara yang terlibat dalam kancah
peperangan menjadi hancur. Hal tersebut membawa dampak kepada umat manusia.
yaitu kemiskinan dan kemelaratan semakin mencekam, wabah penyakit merajela,
penduduk yang negaranya sedang berperang banyak kehilangan tempat tinggal,
banyak manusia yang tak berdosa harus kehilangan nyawa dan cacat mental maupun
cacat tubuh, dan banyak lagi akibat yang dapat ditimbulkan dengan meletusnya PD I
Dari uraian tersebut di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa selain akibat negatif
yang muncul, Perang Dunia I juga membawa akibat positif. Dampak positif yang lahir
sebagai akibat Perang Dunia I tersebut adalah lahirnya Liga Bangsa-Bangsa (LBB)
yang diprakasai oleh Presiden Amerika Serikat Woodrow Wilson pada1919.
BAB III
ANALISI
A. SEJARAH SINGKAT
Perang Dunia I (PDI) adalah sebuah perang global terpusat di Eropa yang dimulai
pada tanggal 28 Juli 1914 sampai 11 November 1918. Perang ini sering disebut Perang
Dunia atau Perang Besar sejak terjadi sampai dimulainya Perang Dunia II pada tahun 1939,
dan Perang Dunia Pertama atau Perang Dunia I setelah itu. Perang ini melibatkan semua
kekuatan besar dunia,[5] yang terbagi menjadi dua aliansi bertentangan, yaitu Sekutu
(berdasarkan Entente Tiga yang terdiri dari Britania Raya, Perancis, dan Rusia) dan Kekuatan
Sentral (terpusat pada Aliansi Tiga yang terdiri dari Jerman, Austria-Hongaria, dan Italia;
namun saat Austria-Hongaria melakukan serangan sementara persekutuan ini bersifat
defensif, Italia tidak ikut berperang). Kedua aliansi ini melakukan reorganisasi (Italia berada
di pihak Sekutu) dan memperluas diri saat banyak negara ikut serta dalam perang. Lebih dari
70 juta tentara militer, termasuk 60 juta orang Eropa, dimobilisasi dalam salah satu perang
terbesar dalam sejarah. Lebih dari 9 juta prajurit gugur, terutama akibat kemajuan teknologi
yang meningkatkan tingkat mematikannya suatu senjata tanpa mempertimbangkan perbaikan
perlindungan atau mobilitas. Perang Dunia I adalah konflik paling mematikan keenam dalam
sejarah dunia, sehingga membuka jalan untuk berbagai perubahan politik seperti revolusi di
beberapa negara yang terlibat.
Pemakaman militer Perancis dilengkapi osuari Douaumont, yang terdiri dari kerangka
milik lebih dari 130.000 tentara yang tidak dikenal.
Belum ada perang yang berhasil mengubah peta Eropa secara dramatis. Empat
kekaisaran menghilang: Jerman, Austria-Hongaria, Utsmaniyah, dan Rusia. Empat dinasti,
bersama aristokrasi kunonya, jatuh setelah perang: Hohenzollern, Habsburg, Romanov, dan
Utsmaniyah. Belgia dan Serbia hancur parah, seperti halnya Perancis, dengan 1,4 juta tentara
gugur, tidak termasuk korban lainnya. Jerman dan Rusia juga terkena dampak serupa. Perang
ini memberi konsekuensi ekonomi mendalam. Dari 60 juta tentara Eropa yang dimobilisasi
mulai tahun 1914 sampai 1918, 8 juta di antaranya gugur, 7 juta cacat permanen, dan 15 juta
luka parah. Jerman kehilangan 15,1% populasi pria aktifnya, Austria-Hongaria 17,1%, dan
Perancis 10,5%.[214] Sekitar 750.000 warga sipil Jerman tewas akibat kelaparan yang
disebabkan oleh blokade Britania selama perang. Pada akhir perang, kelaparan telah
menewaskan sekitar 100.000 orang di Lebanon. Perkiraan terbaik untuk jumlah korban tewas
akibat kelaparan Rusia 1921 adalah 5 juta sampai 10 juta orang. Pada tahun 1922, terdapat
4,5 juta sampai 7 juta anak tanpa rumah di Rusia akibat satu dasawarsa kehancuran sejak
Perang Dunia I, Perang Saudara Rusia, dan kelaparan 1920–1922. Sejumlah penduduk Rusia
anti-Soviet mengungsi ke negara lain setelah Revolusi; pada tahun 1930-an, kota Harbin di
Cina utara menampung 100.000 warga Rusia.[219] Ribuan lainnya pindah ke Perancis, Inggris,
dan Amerika Serikat.
Di Australia, dampak perang terhadap ekonomi tidak terlalu parah. Perdana Menteri
Hughes menulis surat untuk Perdana Menteri Britania Raya Lloyd George, "Anda telah
meyakinkan kami bahwa Anda tidak bisa mendapatkan persyaratan yang lebih baik. Saya
sangat menyesalkan hal tersebut, dan sekarang berharap bahwa ada suatu cara untuk
menetapkan perjanjian permintaan biaya perbaikan setara dengan pengorbanan luar biasa
yang dilakukan Imperium Britania dan para Sekutunya." Australia menerima perbaikan
perang senilai ₤5.571.720, tetapi biaya perang Australia secara langsung berjumlah
₤376.993.052, dan pada pertengahan 1930-an biaya pensiun, hadiah perang, bunga, dan dana
tenggelam berjumlah ₤831.280.947. Dari sekitar 416.000 tentara Australia yang berdinas,
60.000 di antaranya gugur dan 152.000 lainnya luka-luka.
Wabah menyebar pada masa-masa perang yang kacau. Pada tahun 1914 saja, wabah
tipus yang dibawa kutu menewaskan 200.000 orang di Serbia. Mulai tahun 1918 sampai
1922, Rusia mengalami 25 juta infeksi dan 3 juta kematian akibat wabah tipus. Sementara
sebelum Perang Dunia I Rusia memiliki 3,5 juta kasus malaria, negara ini memiliki lebih dari
13 juta kasus pada tahun 1923.[224] Selain itu, wabah influenza besar menyebar ke seluruh
dunia. Secara keseluruhan, pandemi flu 1918 menewaskan sedikitnya 50 juta orang.
Rumah sakit militer darurat saat wabah flu Spanyol yang menewaskan sekitar 675.000
orang di Amerika Serikat. Camp Funston, Kansas, 1918
Lobi oleh Chaim Weizmann dan kekhawatiran bahwa penduduk Yahudi Amerika
akan memaksa AS mendukung Jerman berakhir dengan Deklarasi Balfour 1917 oleh
pemerintah Britania yang menetapkan pendirian tanah air Yahudi di Palestina.[227] Lebih dari
1.172.000 tentara Yahudi berdinas di pasukan Sekutu dan Sentral pada Perang Dunia I,
termasuk 275.000 di Austria-Hongaria dan 450.000 di Kekaisaran Rusia.[228]
Gangguan sosial dan kekerasan luas pada Revolusi 1917 dan Perang Saudara Rusia
mengakibatkan terjadinya 2.000 pogrom di bekas Kekaisaran Rusia, kebanyakan di Ukraina.
[229]
Sekitar 60.000–200.000 warga sipil Yahudi tewas dalam kekerasan ini.[230]
Setelah Perang Dunia I, Yunani berperang melawan kaum nasionalis Turki yang
dipimpin oleh Mustafa Kemal, sebuah perang yang berakhir dengan pertukaran penduduk
besar-besaran antar kedua negara di bawah Perjanjian Lausanne.[231] Menurut berbagai
sumber,[232] sekian ratus ribu Yunani Pontik tewas pada masa-masa perang tersebut.[233]
BAB III
A. Simpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulan sebab terjadinya perang dunia 1:
1. Pembunuhan Pangeran Austria Franz Ferdinand oleh kelompok teroris Serbia,
Gavrilo Princip di Sarajevo
2. Persaingan merebut daerah sumber bahan baku, penanaman modal, dan daerah
pemasaran.
3. Munculnya persekutuan atau blok persaingan politik antar negara-negara Eropa:
Triple Alliance : Jerman, Austria, Italia, Triple Entante : Inggris, Prancis, Uni Soviet
B. Saran
Perang dunia 1 terjadi antara tahun 1914-1918 yang mengakibatkan terjadinya
ketegangan antar negara-negara Eropa. Perang Dunia 1 terjadi antara tahun 1914-1918.
Pada hakikatnya merupakan perang antar negara yang berada si kawasan Eropa.
Kemudia Perang Dunia 1 meluas kewilayah sekitarnya. Dengan terjadi perang tersebut
mengakibatkan terjdinya kekacauan baik dalam bidang Politik, Ekonomi dan sosial.
Perang dunia 1 banyak memakan korban jiwa,
Penulis berharap kepada pembaca umumnya dan khususnya kepada penulis sendiri,
untuk dapat mengetahui dan memahami sebab-sebab terjadi perang dunia 1. Kritik dan
saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah
ini.
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya hatukan kehadirat TUHAN yang maha esa, karena
dengan rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang
bantuan, bimbingan dan dukungan dari semua pihak baik moril maupun materil.
Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis menghaturkan rasa
Semoga amal kebajikan yang telah diberikan kepada penulis mendapat pahala dan
Penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
segala saran dan kritik untuk perbaikan makalah ini akan penulis terima dengan
senang hati dan yang terakhir. Semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi
Penyusun,
Top of Form
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.....................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………..................10
3.2 Saran..................……………………………………………………………………..10
Daftar Pustaka.................................................................................................................... 11