Oleh:
PROGRAM STUDI
KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM AZ-ZAYTUN INDONESIA
(IAI AL-AZIS)
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW. yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Etika Dakwah
dengan judul “Kepribadian Da’i”.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih belum sepenuhnya sempurna
dan masih terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada
Ustadz Achmad Abrory Arief, S. Sos. I., M.Pd.yang telah membimbing dan
mengarahkan agar kami bisa memperoleh ilmu yang lebih luas lagi.
Penyusun
i
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG........................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH....................................................................1
C. TUJUAN PEMBAHASAN.................................................................1
BAB II..............................................................................................................3
A. KESIMPULAN.................................................................................10
B. SARAN.............................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dakwah Islam yang dikembangkan oleh Rasulullah SAW. pada awalnya
adalah mendidik kader-kader dakwah, di mana kader-kader ini nantinya akan
menjadi tokoh-tokoh dakwah yang handal dalam menegakkan kalimat Allah
yaitu agama Islam. Selain itu diharapkan pula dapat meneladani sikap Rasulullah
sebagai suri teladan yang baik. Seorang da’i harus mempunyai persiapan-
persiapan yang matang baik dari segi keilmuan maupun dari segi budi pekerti.
Sangat susuah di bayangkan bahwa suatu dakwah akan berhasil, jika seorang da’i
tidak mempunyai ilmu pengetahuan yang memadai dan tingkah laku yang buruk
baik secara pribadi ataupun sosial. Seperti firman Allah dalam Al-Quran surah
Ali-Imran:104. Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat
yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf dan mencegah
dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung (Q.S Ali-Imran : 104).
Juru dakwah (da’i) adalah salah satu faktor dalam kegiatan dakwah yang
menempati posisi yang sangat penting dalam menentukan berhasil atau tidaknya
kegiatan dakwah. Seorang a’i yang dimaksudkan dalam makalah ini adalah da’i
yang bersifat umum. Dalam hal ini berarti bukan saja da’i yang professional,
akan tetapi berlaku juga untuk setiap orang yang hendak menyampaikan maupun
mengajak orang ke jalan Allah. Setiap orang yang menjalankan aktifitas dakwah,
hendakanya memiliki kepribadian yang baik.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian kepribadian da’i?
2. Apa macam-macam kepribadian da’i?
3. Apa pengaruh kepribadian da’i dalam dakwah?
4. Apa tujuan makalah ini disusun?
C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Untuk mengetahui pengertian kepribadian da’i.
1
2. Untuk memahami macam-macam kepribadian da’i.
3. Untuk memahami pengaruh kepribadian da’i dalam dakwah.
4. Untuk menambah ilmu dan memenuhi tugas mata kuliah Etika Dakwah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kepribadian adalah sikap dan perilaku seseorang yang terlihat oleh orang
lain di luar dirinya. Sikap dan perilaku itu memberi gambaran mengenai sifat-
sifat khas, watak, kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki, minat dan
perhatian, hobby, kebiasaan dalain-lain sebagai isi kepribadian seseorang.
Kepribadian Dai adalah sifat atau akhlak yang harus tertanam dalam diri
seorang dai, yang mengemban amanah berdakwah dijalan Allah.
3
nilai-nilai luhur yang ada dalam ajaran Islam. Menurut sifatnya kepribadian Da’i
dibagi menjadi dua bagian,
َ اس بِ ۡالبِ ِّر َوت َۡن َس ۡونَ اَ ۡنفُ َس ُكمۡ َواَ ۡنتُمۡ ت َۡتلُ ۡونَ ۡال ِك ٰت
َبؕ اَفَاَل ت َۡعقِلُ ۡون َ َّاَت َۡا ُمر ُۡونَ الن
Sifat taubat dalam diri da’i, berarti ia harus mampu untuk lebih
menjaga atau takut untuk berbuat maksiat atau dosa dibandingkan orang-
orang yang menjadi mad’u-nya. Jika ia merasa telah melakukan dosa atau
maksiat hendaklah ia bergegas untuk bertaubat dan menyesali atas
perbuatannya.
c. Dalam Ibadah
4
d. Amanah dan Shidiq
Amanah (terpercaya) dan Shidiq (jujur) adalah sifat utama yang harus
dimilki seorang da’i sebelum sifat-sifat yang lain, karena ia merupakan sifat
yang dimiliki oleh seluruh para nabi dan rasul. Amanah dan shidq adalah dua
sifat yang selalu ada bersama, karena amanah selalu bersamaan dengan shidq
(kejujuran), maka tidak ada manusia jujur yang tidak terpercaya, dan tidak
ada manusia terpercaya yang tidak jujur. Amanah dan shidq merupakan
hiasan para nabi dan orang-orang saleh, dan mestinya juga menjadi hiasan
dalam pribadi da’i karena apabila seorang da’i memiliki sifat dapat dipercaya
dan jujur maka mad’u akan cepat percaya dan menerima ajakan dakwahnya.
e. Pandai Bersyukur
5
orang karena tidak sombong dan berbangga diri yang dapat menyakiti
perasaan orang lain.
Seorang da’i adalah manusia biasa yang juga tidak luput dari salah
dan lupa. Karena itu agar dakwah dapat berhasil, da’i diharuskan memiliki
sifat terbuka dalam arti bila ada kritikan dan saran hendaklah diterima dengan
6
gembira, bila ia mendapat kesulitan sanggup bermusyawarah dan tidak
berpegang teguh pada pendapat (ide) nya yang kurang baik.
o. Berakhlak mulia
Dalam kata lain, memiliki budi pekerti yang mulia dalam seluruh
perkataan dan perbuatannya. Rasulullah SAW sendiri diutus tidak lain untuk
memperbaiki moralitas umat manusia.
7
Dakwah memerlukan akal yang sehat, sedangkan akal yang sehat
terdapat pada badan yang sehat pula. Di samping itu, dengan kesehatan
jasmani seorang Da’i mampu memikul beban dan tugas dakwah.
Di dalam surat an-Nahl ayat 125 Allah telah berfirman kepada orang-orang
yang beriman untuk menyampaikan dakwah dengan penuh kebijaksanaan dan
memberikan nasehat yang baik. Oleh karena itu, dengan menunjukkan akhlak yang
mulia kepada mad’u (objek dakwah),akan dapat memberikan pengaruh positif yang
sangat besar untuk bisa menundukkan hatinya. Karena pada dasarnya ketika
berdakwah yang harus ditundukkan adalah hati si mad’u.Dan memang dakwah bil-
hikmah inilah yang sangat ditekankan oleh Rasulullah SAW.
8
muslimin sepakat manamakannya sebagai ash-Shiddiq sebab dialah yang pertama
kali dan bersegera menyatakan kebenaran Rasulullah SAW serta selalu bersikap jujur
dan benar. Dan Abu Bakar RA tidak serta merta masuk Islam tanpa dalil dan hujah
apapun,akan tetapi akhlak mulia yang ditunjukkan oleh Rasulullah SAW di
sepanjang hidup beliau adalah merupakan dalil jitu dan paling kuat yang
menyebabkan Abu Bakar RA langsung menyatakan diri masuk Islam setelah
pendakwaan kerasulan dari Nabi Muhammad SAW. Kekuatan karakter dan akhlak
fadhilah dari YM Rasulullah SAW lah yang dapat menundukkan hati Abu Bakar RA.
Sebagaimana di berbagai riwayat disebutkan bahwa, sebelum pendakwaan
kerasulannya, beliau SAW sudah masyhur dengan kepribadiannya yang santun,jujur
dan berakhlak tinggi. Sehingga orang-orang Quraisy memberikan gelar al-amin
(yang dapat dipercaya) terhadap beliau SAW, jauh sebelum pendakwaan kerasulan
beliau SAW. Oleh karena itu di dalam al-Quran Allah Ta’ala berfirman :
لَقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم فِي َرسُو ِل هللاِ أُ ْس َوةٌ َح َسنَةٌ لِ َم ْن َكانَ يَرْ جُو هللاَ َو ْاليَوْ َم اآْل ِخ َر َو َذ َك َر هللاَ َكثِيرًا
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam itu suri
teladan yang baik bagi kalian (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (Al-Ahzab: 21).
9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Da’i adalah orang yang mengajak orang lain, baik secara langsung
maupun tidak langsung, melalui lisan, tulisan maupun perbuatan untuk
mengamalkan ajaran-ajaran Islam atau menyebar luaskan ajaran Islam,
melakukan upaya perubahan kearah kondisi yang lebih baik menurut Islam.
Kepribadian yang harus dimiliki oleh seorang da’i terbagi menjadi dua
yaitu kepribadian yang bersifat rohaniah dan jasmaniah. Kepribadian yang
bersifat rohaniah di antaranya beriman dan bertakwa kepada Allah Swt, ahli
taubat, ahli ibadah, amanah dan shiddiq, dan lain sebagainya. Kepribadian yang
bersifat jasmaniah yakni sehat jasmani dan berpakaian sopan dan rapi.
B. SARAN
Kami menyadari bahwa makalah diatas masih terdapat kekurangan
masih menuju penyempurnaan. Kami akan terus berusaha memperbaiki
makalah menjadi lebih baik lagi dengan berpedoman pada banyak sumber,
dan mendengar serta mempertimbangkan saran–saran dari semua pihak yang
kompeten dibidangnya. Maka dari itu kami, dengan pikiran dan tangan
terbuka menerima kritik dan saran mengenai isi maupun pembahasan
makalah tersebut.
10
DAFTAR PUSTAKA
11