Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

DAKWAH DAN PATOLOGI SOSIAL

Dosen Pengampu

Anwar Fuady, M. Ag

Disusun Oleh

Kelompok VIII

Aulia Khaliphatur Rahmah Mirza Imanudin


NIM : 170103020074 NIM : 170103020189
Sirojul Umam Cindy Rizki Febrianti
NIM : 1701030200 NIM : 170103020196
Noorul Aulea
NIM : 170103020245

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

PRODI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

BANJARMASIN
2020

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang masih memberikan
kita kesehatan, sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini dengan
judul “Dakwah dan Patologi Sosial”

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Patologi Sosial. Dalam
makalah ini mengulas yang berkaitan dengan Faktor Penyebab, Teori Dakwah dan Patologi
Sosial, Upaya Dalam Menanggulangi, dan Permasalahan-Permasalahan Dakwah dan Patologi
Sosial.

Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam menyusun makalah ini. Penyusun juga berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.

Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan
dari para pembaca guna untuk meningkatkan dan memperbaiki pembuatan makalah pada tugas
yang lain dan pada waktu mendatang.

Banjarmasin, 5 Maret 2020


Penyusun

DAFTAR ISI
MAKALAH 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB 1 4
PENDAHULUAN 4
A. Latar belakang 4
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penulisan 5
BAB II 6
PEMBAHASAN 6
A. Pengertian Dakwah 6
B. Pengertian Patologi Sosial 6
C. Hubungan Dakwah dan Patologi Sosial 8
D. Urgensi Patologi Sosial dalam berdakwah (Da’I dan Da’iyah) 9
BAB III 11
PENUTUP 11
A. Kesimpulan 11
DAFTAR PUSTAKA 12
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Islam sebagai agama dakwah, yang mengandung arti bahwasannya dakwah disebarluaskan
serta dikenalkan kepada umat manusia melalui aktivitas dakwah, tanpa paksaan, kekerasaan,
maupun beradu untuk perang. (An-Nabiry, 2008:13). Dakwah digunakan sebagai agent of social
change, dalam menyongsong perubahan dan pembaharuan dalam artian bagaimana merasakan,
berfikir, bertindak serta berbuat yang dijiwai oleh ruang lingkup nilai-nilai agama. agar tidak
terjadi penyimpangan sosial.

Pemenuhan kebutuhan hidup baik dari segi fisik maupun psikis mestinya perlu kita ketahui
bersama, agar penghayatan, pemahaman, keterampilan serta sikap sesuai dengan ajaran Islam.
Namun, pada kenyataannya ini sangatlah sulit untuk dilakukan terutama dalam mewujudkan
pemenuhan kebutuhan tidak sesuai dengan kaidah-kaidah yang telah ditetapkan.

Kemajuan era modern ini banyak mengubah manusia baik dari Barat maupun timur, bahkan
diantaranya banyak menimbulkan masalah, seperti halnya gangguan, kebingungan, stress,
depresi, kriminal, kerusuhan, marak narkoba dimana-mana, hingga berujung pada kekacauan
yang sangat berakibat fatal hingga menimbulkan penyakit sosial. Penyakit sosial ini disebut
dengan patologi sosial.

Berdasarkan penjelasan diatas, kami selaku penulis mencoba untuk memaparkan tentang
Dakwah dan Patologi Sosial.
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Dakwah?


2. Apa yang dimaksud dengan Patologi Sosial?
3. Bagaimana Hubungan antara Dakwah dan Patologi Sosial?
4. Bagaimana urgensi patologi sosial dalam berdakwah bagi da’i?

C. Tujuan Penulisan

1. Memahami arti dakwah.


2. Memberi pengetahuan tentang patologi sosial.
3. Mengetahui hubungan keduanya serta urgensi patologi sosial dalam berdakwah.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Dakwah

Menurut Moh. Ali Aziz (2004: 2-3) dakwah dari segi etimologi/bahasa, da’wah berasal dari
bahasa arab da’a, yad’u, da’watan yang berarti panggilan, ajakan dan seruan. Jadi dakwah
diartikan sebagai proses penyampaian pesan-pesan yang didalamnya terdapat ajakan, serta
seruan maupun himbauan.

Sedangkan dakwah menurut istilah, menurut Samsul Munir Amin, yang berpendapat bahwa
dakwah merupakan suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar dalam rangka memberikan
penyampaian berupa pesan-pesan agama Islam kepada individu maupun kelompok lainnya agar
mereka menerima ajaran Islam tersebut serta menjalankannya dengan baik dalam kehidupan
individu maupun masyarakat demi tercapainya kebahagiaan dunia maupun akhirat dengan
menggunakan berbagai cara baik itu media maupun ceramah. (Amin, 2008: 7)

Muhammad sulthon berpendapat bahwa dakwah adalah segala perbuatan atau aktivitas yang
dilakukan dengan lisan atau tulisan dan lainnya yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil
manusia lainnya guna untuk mengimani dan menaati Allah SWT, sesuai dengan garis-garis
aqidah dan syariat yang telah ditetapkan serta akhlak Islamiyah. (Sulthon, 2001:9)

Jadi, dakwah adalah suatu aktivitas untuk mengajak seseorang kepada jalan agama Islam
yang benar agar terciptanya akhlakul karimah demi kebahagiaan didunia maupun diakhirat
melalui metode ataupun cara tertentu.

B. Pengertian Patologi Sosial

Secara etimologis, kata ​patologi b​ erasal dari kata ​Pathos yang berarti penderitaan, atau
1
penyakit, sedangkan logos berarti berbicara tentang atau Ilmu. Jadi, Patologi adalah Ilmu yang
membicarakan tentang “sakit” atau Ilmu yang membahas tentang penyakit. Maksud dari

1
Departemen Pendidikan Nasional, ​Kamus Besar Bahasa Indonesia, J​ akarta: Balai Pustaka, 2002, hlm 837
pengertian diatas, patologi memiliki arti Ilmu yang membicarakan tentang asal usul dan
sifat-sifatnya penyakit. Sedangkan social sebagai tempat atau wadah pergaulan hidup antar
manusia yang saling berinteraksi atau disebut dengan Masyarakat. Maka pengertian ​patologi
social y​ ang dianggap “sakit” disebabkan oleh faktor-faktor sosial, penyakit yang berhubungan
2
dengan hakekat adanya manusia dalam hidup di masyarakat.

Menurut Vebrianto, patologi sosial mempunyai dua arti. ​Pertama, ​patologi sosial berarti
suatu penyelidikan disiplin ilmu pengetahuan tentang disorganisasi sosial dan ​social
maladjustment,​ yang di dalamnya membahas tentang arti, sebab , eksisetensi, hasil, maupun
tindakan perbaikan (​treatment​) terhadap faktor-faktor yang mengganggu atau mengurangi
penyesuaian sosial (​social adjustment)​ . ​Kedua​, patologi sosial berarti keadaan sosial sakit yang
3
terjadi pada masyarakat.

Tingkah laku normal ialah tingkah laku yang adekuat (serasi, tepat) yang bisa diterima oleh
masyarakat pada umumnya. (Kartono, 2013: 13). Pribadi normal secara relatif dekat dengan
integrasi jasmani-rohani yang ideal. Kehidupan psikisnya kurang lebih bersifat stabil, tidak
banyak memendam konflik internal (konflik batin) dan konflik dengan lingkungan, hal ini bisa
diartikan pribadi yang normal memiliki batin yang tenang, imbang, dan jasmaninya merasa sehat
selalu.

Sedangkan tingkah laku abnormal ialah tingkah laku yang tidak adekuat, tidak bisa diterima
oleh masyarakat pada umumnya, dan tidak sesuai norma sosial yang ada. (Kartono, 2013: 14).
Pribadi abnormal pada umumnya jauh dari status integrasi baik secara internal dalam batin
sendiri, maupun secara eksternal dengan lingkungan sosial. Pada umumnya mereka terpisah
hidupnya dari masyarakat, sering didera oleh konflik batin dan tidak jarang dihinggapi gangguan
mental.

Sosiologi mendefinisikan patologi sosial sebagai semua tingkah laku yang bertentangan
dengan norma kebaikan, stabilitas lokal, pola kesederhanaan, moral, hak milik, solidaritas

2
Kartini Kartono, ​Patologi Sosial, ​Jakarta: Rajawali Press, 1992, hlm 1.
3
St. Vebrianto, ​Patologi Sosial, ​Yogyakarta: Yayasan Pendidikan Pratama, 1984, hlm 1.
kekeluargaan, hidup rukun bertetangga, disiplin, kebaikan, dan hukum formal. (Kartono,
2013:2).

C. Hubungan Dakwah dan Patologi Sosial

Berkaitan dengan hubungan antara Dakwah dan Patologi Sosial. Ialah Islam merupakan
agama dakwah dan setiap perbuatan dilakukan sesuai dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah, salah
satu yang ditimbulkan dari Patologi Sosial adalah rusaknya setiap perbuatan yang dilakukan
seperti termaktub dalam QS. Al-Baqarah: 219, Al-Maidah:90-91, An-Nisa: 43, Al-Jasiyah: 15
tentang Narkoba dan Minuman keras; QS. An-Nisa: 16, 24-25, Al-Maidah: 5, Al-A’raf: 80-82,
An-Nur: 26,33 tentang perzinaan dan didalamnya terdapat homoseksual, lesbian, pornografi, dan
4
pornoaksi; Al-Baqarah: 219 tentang Perjudian; Al-Mumtahanah: 12, tentang masalah korupsi.

Disisi lain agama Islam bertugas utuk selalu berhubungan (Interaksi), yaitu berhubungan
dengan Allah sebagai sang khalik dan hubungan antara sesama makhluk dengan lainnya. Kalau
diliha dari segi kebutuhan manusia dengan manusia lainnya, telah tertuang dalam firman Allah,
yang artinya: ​“Nasihat menasihati supaya mengikuti kebenaran.”

Saling nasihat menasihati sebagaimana yang dijelaskan dalam Alquran dapat dilihat dari
sudut unsur dakwah, yaitu subjek, metode, dan media. Dari segi objek dapat dilihat
permasalahan yang paling tampak adalah subjek dakwah kurang memerhatikan kondisi psikologi
5
maupun dari segi penguasaan materi dakwah yang akan disampaikan.

Hakikatnya dakwah adalah suatu usaha atau upaya untuk mengubah suatu keadaan tertentu
menjadi keadaan lain yang lebih baik berdasarkan tolak ukur agama Islam. perubahan yang
dimaksud disini ialah menumbuhkan kesadaran yang didasari dengan kekuatan pada diri objek
dakwah. Dari sisi lain perubahan juga berarti upaya menjadikan objek dakwah mengetahui,
mengamati dan mengamalkan Islam sebagai pandangan dan jalan hidup. Dengan demikian
dakwah juga merupakan proses untuk pendidikan masyarakat komunikasi, ​agent of change
social​ atau pembangunan itu sendiri.

4
Paisol Burlian, ​Patologi Sosial,​ Penerbit: PT Bumi Aksara, Cet​ I​ , 2006, h 20
5
​Ibid, h​ 21
Sedangkan ​patologi social ​sendiri menurut definisi di atas yang menjelaskan tentang
penyakit yang berhubungan erat dengan hakekat kehidupan manusia di masyarakat.

Jadi hubungan dakwah dengan Patologi Social i​ tu sendiri sangatlah berkaitan erat
sebagaimana tujuan dari dakwah itu sendiri “amar ma’ruf nahi munkar” yang berarti mengajak
untuk berbuat baik dan mencegah sesuatu yang munkar/dilarang. Dengan adanya hubungan
timbal balik tersebut esensi dari nilai dakwah itu sendiri dapat teraplikasikan dengan baik
terhadap ​Patologi Social.​

D. Urgensi Patologi Sosial dalam berdakwah (Da’I dan Da’iyah)

Da’I dan da’iyah merupakan panutan masyarakat dalam menyebarkan kedamaian, kesejukan
serta bahan untuk berfikir yang dibawa kepada umat manusia menjadi tolak ukur dalam
mewujudkan perilaku yang baik dalam masyarakat. Dalam Islam, Jihad (Bersungguh-sungguh)
dalam hal bekerja, merubah nasib kepada yang lebih terhormat itu diperintahkan Allah.

Bagaimana pun sesuatu yang menimbulkan hal yang tidak terpuji, para da’I dan da’iyah
tidak segan untuk mengajak berfikir agar mengubah sifat kepada yang baik. Berbagai cara yang
telah dilakukan tidak pernah lepas untuk mendakwahkan umat manusia, baik melalui media
terbaru sekarang yaitu Gadget atau pun dengan cara bermusyawarah dengan para anggota majlis
ta’lim untuk menanggulangi perekonomian jauh lebih baik.

Pembahasan mengenai penyakit-penyakit untuk di cegah, di tanggulangi, serta diperbaikan


diharapkan dapat bekerja sama dengan berbagai institusi. Mulai lah dari yang kecil seperti rukun
tetangga, rukun warga, para remaja hingga sebar luas sampai ke masyarakat.(Husein,
2004:108-111).

Berdasarkan yang dijelaskan diatas terdapat beberapa point pengetahuan patologi sosial bagi
da’I dan da’iyah yaitu:

a. Mencegah terjadinya penularan penyakit pada masyarakat, caranya dengan menyehatkan


masyarakat melalui musyawarah, dll.
b. Dengan mental yang sakit, bangsa Indonesia hanya dapat membangun phisik, tetapi rapuh
dari dalam.
c. Kekacauan, serta penyimpangan yang terjadi di berbagai lapisan masyarakat menimbulkan
runtuhnya suatu bangsa.
d. Pembenahan dari awal dan sedini mungkin perlu dilakukan
e. Terhindar dari penyakit dengan pengertian, permasalahan dan kesadaran membuat bangsa
rem-rem (daya kontrol) pribadi dan berkenan pula untuk menyeleksi antara yang baik dan
tidak bagi masa depan. (Husein, 2004:114-115)
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan materi yang dipaparkan tersebut, maka penulis dapat


menyimpulkan bahwa:
Dakwah adalah kegiatan mengajak masyarakat supaya terhindar dan mengatasi
dirinya sendiri agar terhindar dari penyimpagan-penyimpangan perilaku.
Patologi sosial adalah ilmu yang membahas permasalahan penyakit-penyakit
masyarakat seperti korupsi, gangguan mental, kenakalan remaja, pornografi, dan lain
sebagainya.
Hubungan antara dakwah dengan patologi sosial yaitu patologi sosial sebagai ilmu
atau pengetahuan untuk bahan ajar dalam menjalankan kegiatan berdakwah.
Urgensi patologi sosial dalam dakwah yaitu sebagai ilmu yang membantu
pendakwah atau da’I dan da’iyah dalam menyampaikan dakwah yaitu untuk mencegah
dan memperkecil masalah penyakit sosial
DAFTAR PUSTAKA

Burlian, Paisol. 2006. ​Patologi Sosial​, Penerbit: PT Bumi Aksara, Cet​ I​ .

Kartono, Kartini. 1992. ​Patologi Sosial, J​ akarta: Rajawali Press.

Departemen Pendidikan Nasional, 2002. ​Kamus Besar Bahasa Indonesia, J​ akarta: Balai Pustaka

​ ogyakarta: Yayasan Pendidikan Pratama, 1984


St. Vebrianto, ​Patologi Sosial, Y

Anda mungkin juga menyukai