Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PSIKOTERAPI ISLAM

Aplikasi Terapi Islam Istisyfa’ Wa Tadawaa’

Dosen Pembimbing :

Prof. Dr. H. M. Sattu Alang, MA.

Disusun Oleh:

Kelompok 7
RAFIKA DURI
(50200119042)

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ALAUDDIN NEGERI MAKASSAR
TAHUN 2021
Kata Pengantar

Dengan mengucapkan Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas ridho-
Nya sehingga karya tulis ilmiah kami ini dapat kami selesaikan dengan tepat waktu.
Shalawat dan salam tak lupa kita kirimkan kepada nabi Muhammad Saw. Sebagai suri
tauladan umat manusia yang telah menebarkan cahaya ilmu yang dirasakan hingga saat
ini.

Adapun judul makalah Kami “Aplikasi Terapi Islam Istisyfa’ wa Tadawaa’ ”


disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikoterapi Islam oleh Prof. Dr. H. M. Sattu
Alang, MA. Semoga makalah yang kami tulis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
khususnya saya pribadi.
Kami sadari dalam pembuatan makalah masih belum sempurna , maka dari itu
dengan segenap kerendahan hati kami jika terdapat kesalahan yang tanpa kami sadari
mohon dimaklumi. Kami juga berharap jika terdapat saran maupun kritik terhadap
makalah kami, maka dengan senang hati kami akan menerima sebagai bahan
pertimbangan kedepannya.

Polewali Mandar, 30 September 2021

Rafika Duri

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 1

C. Tujuan Masalah ........................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Terapi Islam Istisyfa’ wa Tadawaa’ .................................... 3

B. Proses dan tahapan terapi Istisyfa’ wa Tadawaa’ ....................................... 7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengertian psikoterapi Islam adalah proses perawatan atau penyembuhan
penyakit kejiwaan melalui teknik dan metode psikologi Islami. Kata islam adalah kata
yang mensifati dari kata psikoterapi. Maksudnya bahwa praktek psikoterapi tersebut
dilaksarnakan sesuai dengan ajaran dan norma islam.
M. Hamdani Bakran mengemukakan bahwa pengertian psikoterapi islam
adalah proses pengobatan dan penyembuhan dengan melalui bimbingan al-Quran dan
As-sunnah Nabi Muhammad s.a.w. atau melalui empirik adalah secara Allah,
bimbingan dan pengajaran Malikat-Malaikat-Nya, Rasul-Nya. H. Fuad Anshori juga
mengemukakan adalah psikoterapi islam upaya penyembuhan jiwa (nafs) manusia
secararohanivvah vang didasarkan Malikat-Malaikat-Nya, Rasul-Nya. H. Fuad
Anshori juga mengemukakan islam psikoterapi adalah upaya penyembuhan jiwa
(nafs) manusia secara rohaniyyah yang didasarkan pada tuntutan al-Quran dan al-
Hadis, dengan metode anlisi esensial empiris serta ma'rifat terhadap segala yang
tampak pada manusia. Psikoterapi islam juga dapat diartikan sebagai upaya mengatasi
beberapa problem kejiwaan yang didasrkan pada pandangan agama islam.
Psikoterapi islam mempercayai bahwa keimanan dan kedekatan terhadap akan
menjadi kekuatan yang sangat berarti bagi kebaikan problem kejiwaan seseorang.
Mencegalh berbagai problem kejiwaan dan menyempurnakan kualitas manusia
disamping pendekatan psikospiritual (dengan keimanan dan kedekatan kepada Allah).
Psikoterapi islam juga ada Allah). Psikoterapi islam juga disandarkan penggunaan
alat fikir dan usaha untuk manusia nyata memperbaiki diri. Psikoterapi islam tidak
semata-mata membebaskan orang-orang dari penyakit, tetapi juga perbaikan kualitas
kejiwaarn seseorang fokus Obyek menjadi yang penyembuhan, atau parawatan islam
pengobatan dari psikoterapi.
B. Rumusan Masalah

a. Bagaimana konsep aplikasi terapi Islam Istisyfa’ wa Tadawaa’?

b. Bagaimana proses dan tahapan terapi Islam Istisyfa’ wa Tadawaa’?

1
C. Tujuan

a. Untuk Mengetahui Konsep dasar Aplikasi terapi Islam Istisyfa’ wa


Tadawaa’.

b. Untuk Mengetahui proses dan tahapan terapi Islam Istisyfa’ wa Tadawa

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Terapi Islam Istisyfa’ Wa Tadawaa’.

a. Pengertian Terapi Islam Istisyfa’ Wa Tadawaa’


Istilah,,"Psikoterapi" berasal dari dua kata, yaitu "Psiko" dan "terapi. "Psiko"
artinya kejiwaan atau mental dan "terapi" adalah penyembuhan atau usada. Therapy
(dalam bahasa Inggeris) bermakna pengobatan dan penyembuhan, dalam bahasa Arab
Terapi sepadan dengan_, "al-Istisyfa" yang berasal dari kata "syafa-yasfi-syifa" yang
artinya menyembuhkan. Terapi juga dapat diartikan sebagai upaya sistematis dan
terencana dalam menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi oleh klien dengan
tujuan mengembalikan, memelihara, dan mengembangkan kondisi klien agar akal dan
hatinya berada dalam kondisi dan posisi yang proporsional. Manusia yang akal dan
qolbunya proporsional inilah yang merupakan sosok manusia yang sehat serta bahagia
dunia dan akhirat.1
Subandi ( 2000:34 ) mengemukakan bahwa kata-kata therapy (inggris) yang
berarti mengobati, menyembuhkan dan merawat. Semakna dengan Istisyfa’ wa tadawaa’
atau al-illaj. Istisyfa’ diartikan sebagai proses pengobatan atau rehabilitatif, sedangkan
tadawaa’ diartikan sebagai perawatan dan illaj an- nafs bermakna terapi. Dalam Kamus
Bahasa Indonesia diartikan sebagai usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sakit.
Terapi mengandung makna sebagai psikoterapi. Abdul Mujib dan Yusuf
Mudzakir (2000: 207) mengartika psikoterapi dengan pengobatan alam fikiran, atau
pengobatan dan perawatan gangguan psikis melalui metode psikologis untuk membantu
individu dalam mengatasi gangguan emosional dengan memodivikasi perilaku, pikiran
dan emosionya, sehingga individu tersebut mampu mengembangkan diri dalam
mengatasi masalah psikisnya.
Pendapat diatas memiliki kesamaan arti antara terapeutik dengan terapi yaitu
usaha sistematik dalam mengatasi atau mengobati kecenderungan perilaku yang tidak
mampu melakukan penyesuaian diri atau prosedur yang ekspresif dalam menghadapi
masalah-masalah penyesuaian diri melalui pendekatan psikologis. Terapi sebagai metode
kesehatan jiwa, Hammid Abd As- salam Zahran dalam Abdul Aziz bin Abdullah al-
Ahmad mengemukakan bahwa "metode ini memberikan garansi penanganan gangguan

1
M. Solihin, Terapi Sufistik, ( Bandung: Pustaka Setia, 2004 ), hlm.32-33
3
dan penyakit jiwa, hingga kembali ke kondisi jiwa yang sehat dan harmonis".
Psikoterapi dalam Islam dipahami sebagai proses perawatan dan penyembuhan
penyakit kejiwaan atau kerohanian melalui intervensi psikis dengan metode yang
didasarkan kepada al-Qur'an dan sunnah. Proses perawatannya disebut dengan istilah
Istisyfa'.
Dari penjelasan di atas dapat ditarik suatu pengertian bahwa terapi merupakan
berbagai upaya atau layanan psikologis proses (pengobatan rohani) yang diberikan oleh
seorang terapis (mualij) kepada individu yang mengalami berbagai gangguan psikologis
melalui metode dan pendekatan psikologis untuk terentaskannya masalah yang sedang
dihadapi oleh pasien (klien).
Istilah terapeutik dalam Islam menurut Muhammad Simuh (1991: 17) semakna
dengan istilah al Istisyfaa wa tadawwa' atau al-llaaj yang berarti penyembuhan atau
pengobatan. Hal ini sejalan dengan Firman Allah Swt yang terdapat dalam surat Yunus
ayat 57:

ُّ ‫ظةٌ ِ ِّم ْن َّر ِبِّ ُك ْم َو ِشفَ ۤا ٌء ِلِّ َما فِى ال‬


ٌ‫صد ُْو ِۙ ِر َو ُهدًى َّو َرحْ َمة‬ َ ‫اس قَ ْد َج ۤا َءتْ ُك ْم َّم ْو ِع‬
ُ َّ‫يٰٓاَيُّ َها الن‬
َ‫ِلِّ ْل ُمؤْ ِمنِيْن‬
"Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat
bagi orang-orang yang beriman. (Qs.Yunus: 57)
Kegiatan dalam terapi konseling tahap berada pada pembinaan melalui aplikasi
teknik-teknik khusus.Tujuannya sebagaimana yang diungkapkan olehAcmad Juntika
Nurihsan (2009: 10) adalah konseli agar mampu memahami diri dan lingkungannya,
mampu membuat keputusan dan menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya
sehingga konseli efektif merasa bahagia dan perilakunya.
Dengan demikian konseling dan terapi rohani islam (terapeutik) di rumah sakit
merupakan kegiatan pelayanan yang sangat diperlukan dalam membantu proses
penyembuhan pasien. Bedanya, konseling berorientasi pada masa kekinian dan masa
yang akan datang. Terapi difokuskan pada pengalaman masa lalu yang berpengaruh
dengan masa kini untuk menyiapkan masa mendatang.2

2
Jurnal Pustaka, Vol. 3, No.2, 2015
4
b. Tujuan dan Fungsi Terapi Islam

a). Tujuan Terapi Islam Istisyfa’ Wa Tadawaa’.


Tujuan utama terapi ialah membantu pasien agar dapat menerima diri mereka apa
adanya, bukan menghabiskan hidup dengan berfantasi bahwa ada tempat yang sempurna'
untuk ditinggali dan diri yang sempurna untuk dicapai. Terapi dapat menawarkan banyak
perubahan, tetapi kontribusi terbesar mencangkup penerimaan; penerimaan terhadap diri
sendiri dan terhadap keadaan, membantu pasien mendapatkan sebagian besar
kesempatan. Pasien sewajarnya berusaha mengikutsertakan terapis sebagai permulaan,
seperti dalam mencari penegasaan atau persetujuan, yang biasanya dikenal dengan istilah
umpan balik. Ini proses yang normal selama tahap-tahap awal dinamika ilmu terapi
dimana pasien merupakan anak kecil yang ngin disayangi yang faktanya ingin disetujui
oleh orang tua atau terapis.
b). Fungsi Terapi Islam Istisyfa’ Wa Tadawaa’.
Fungsi terapeutik dalam rohani manusia antara lain sebagai penyadaran, proses
penenangan, dan penguatan, perawatan dan pemeliharaan, pengawasan penyegaran serta
pencerahan.
- Kesadaraan; sadar, menyadari berarti berupaya untuk tetap tahu, mengerti dan
memahami menerima keadaan yang dialami. Seorang pasien atau klien dikatakan sadar
apabila ia mengerti, memahami serta tahu dengan kondisinya. Tingkat kesadaran
seseorang terhadap kondisi yang dihadapinya akan mempengaruhi tingkat kesehatan dan
kemauan untuk mengambil tindakan.
Kesadaran pula dapat diartikan sebagai kondisi jiwa di mana seseorang mengerti
dengan jelas apa yang ada dalam fikirannya dan paham dengan apa yang sedang
dilakukannya. Dalam praktiknya penyadaran orientasi materi diarahkan kepada proses
memahami tujuan hidup, peran dan tanggung jawab sebagai hamba dan khalifah, akan
kelebihan Sadar dan kekuarangan diri, sadar bahwa sakit cepat datang dan lambat pergi,
sadar bahwa setiap penyakit yang dialami diturunkan juga obat penawarnya. Serta sadar
bahwa semua akan berakhir. Aplikasi kegiatai penyadaran dilaksanaka dapat melalui
proses muhasabah atau perenungan diri.
Dalam konteks al-Qur an sebagai landasan terapi dan acuan dalam konseling
Islam upaya dilakukan penyadaran dengan perenungan (Muhasabah). Hal ini ditegaskan
oleh Allah dalam Firman- Nya pada surat al-Mukminun ayat 115 dan al-Ankabut ayat 2:

5
َ‫ع َبثًا َّواَنَّ ُك ْم اِلَ ْينَا ََل ت ُ ْر َجعُ ْون‬
َ ‫اَفَ َح ِس ْبت ُ ْم اَنَّ َما َخلَ ْقن ُك ْم‬
Artinya: "Maka Apakah kanmu mengira, bahwa Kami Sesungguhnya menciptakan kamu
secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami? "(Qs.
Al-Mukminun: 115)

َ‫اس ا َ ْن يُّتْ َر ُك ْٰٓوا ا َ ْن يَّقُ ْولُ ْٰٓوا ا َمنَّا َو ُه ْم ََل يُ ْفتَنُ ْون‬
ُ َّ‫ِب الن‬
َ ‫ا َ َحس‬
َ‫صدَقُ ْوا َولَ َي ْعلَ َم َّن ْالك ِذ ِبيْن‬
َ َ‫ّٰللاُ الَّ ِذيْن‬
‫َولَقَ ْد فَتَنَّا الَّ ِذيْنَ ِم ْن قَ ْب ِل ِه ْم فَلَ َي ْعلَ َم َّن ه‬

Artinya: “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:
"Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan Sesungguhnya Kami telah
menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka Allah Sesungguhnya mengetahui
orang-orang yang benar dan Sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.
"(Qs. Al- Ankabut :2-3).
- Perawatan dan pemeliharaan, merupakan istilah pada masa pelayanan
pemberlakuan atau tindakan terapis melaui kegiatan yang direncanakan. Tindakan sesuai
dengan rencana yang berorientasi pada proses penyembuhan pasien dari keluhan rohani.
Masa ini juga disebut dengan masa intervensi dan tahap pembinaan. Pada masa ini pula
dilaksanakannya berbagai teknik dan membantu pendekatan untuk percepatan kesebuhan
pasien dari sakitnya aspek psikologis dari (spritualitas keagamaan).
- Fungsi pengawasan (control) upaya pengendalian merupakan kegiatan dan
mengkoordinir jalanya Fungsi terapi. Pengawasan dilaksanakan melihat untuk
sejauhmana programn terapi dijalankan dan seberapa besar keefektifan layanan terapi
yang diberikan dalam upaya membantu pasien mempercepat kesembuhannya.
Penyegaran serta pencerahan. Aplikasi fungsi terapeutik dalam bentuk
penyegaran dan pencerahan dilaksanakan pada tahap akhir pelayanan atau disebut juga
dengan tahap rehabilitatif. Pada tahap ini orientasi layanan lebih fokus pada pemantapan
layanan pasca terapi selesainya masalah telah atau psikologis pasien. Program layanan
diberikan untuk memperkuat diri dengan berbagai trik hidup untuk meminimalisir stresor
kehidupan pasien oleh berbagai kondisi dan situasi kehidupan.3

3
Faqih, Aunur Rohim. Bimbingan dan Konseling Dalam Islam ( Yogyakarta: UUI Pres , 2011 ).
6
c. Sasaran Atau Objek Terapi
Sasaran atau objek yang menjadi fokus penyembuhan, perawatan atau pengobatan
dari psikoterapi Islam adalah manusia secara utuh, yakni berkaitan dengan gangguan
pada:4
a) "Mental, yaitu yang berhubungan dengan pikiran, akal, ingatan atau proses yang
berasosiasi dengan pikiran, akal dan ingatan. seperti mudah lupa, malas berpikir,
tidak mampu berkonsentrasi, picik, tidak dapat mengambil suatu keputusan
dengan baik dan benar, bahkan tidak memiliki kemampuan membedakan antara
halal dan haram, yang bermanfaat dan yang mudharat, serta yang haq dan yang
bathil.
b) Spiritual, yaitu yang berhubungan dengan masalah ruh, semangat atau jiwa,
religius, yang berhubungan dengan agama, keimanan, keshalehan dan
menyangkut nilai-nilai transedental. Seperti halnya syirik (menduakan Allah),
nifaq, fasiq dan kufur, lemah keyakinan dan tertutup atau terhijabnya alam ruh,
alam malakut dan alam ghaib. semua itu akibat dari kedurhakaan dan
pengingkaran kepada Allah.
c) Moral (akhlak), yaitu suatu keadaan yang melekat pada jiwa manusia, yang
daripadanya lahir perbuatan-perbuatan dengan mudah, tanpa melalui proses
pemikiran, pertimbangan atau penelitian, atau sikap mental atau watak yang
terjabarkan dalam bentuk berpikir, berbicara, bertingkah laku dan sebagainya,
sebagai ekspresi jiwa.
d) Fisik (Jasmaniyah), yaitu suatu keadaan yang ada pada bentuk perubahan fisik
manusia sebagai hal yang berindikasi pada ketidaknornmalan. tidak semua
gangguan fisik bisa disembuhkan dengan psikoterapi Islam, kecuali memang ada
izin Allah SWT. Tetapi adakalanya sering dilakukan kombinasi dengan terapi
medis atau melalui kedokteran pada umumnya.seperti lumpuh, penyakit jantung,
liver, buta, dan sebagainya." Terapi fisik yang paling berat dilakukan oleh
psikoterapi Islam apabila penyakit itu disebabkan karena dosa-dosa dan
kedurhakaan atau kejahatan yang telah dilakukan seseorang, seperti wajah
menjadi hitam, bahkan lebih kotor lagi seperti penyakit kulit korengan, kudis,
bahkan mungkin mengalami pembengkakan. Namun sekali lagi, selama Allah
masih mengizinkan, segala sesuatu penyakit pasti akan ada kesembuhannya.5

4
Hamdani Bakran Adz-Dzaky. Op.Cit. hlm. 237
5
Samsul Munir Amin. Op. Cit. hlm. 202
7
B. Proses Pelaksanaan Terapi Islam
Di dalam konsep asuhan medic terdapat prinsip dasar bahwa proses pengobatan
adalah usaha bersama antara pasien (dibantu oleh keluarganya) dengan dokter, setelah
dokter menerangkan segalah sesuatunya kepada pasien, dan kemudian pasien memahami
dan menyetujui untuk melaksanakan rencana tersebut. Tahapan selanjutnya adalah proses
pemantauan. Sebenarnya proses pelaksanaan terapi dan pemantauan berjalan bersama.
Proses permantauan dilaksanakan dengan jalan membuka akses komunikasi selebar-
lebarnya antara konselor dan klien. Komunikasi yang akrab antara konselor dan klien
selama terapi sampai klien sembuh adalah kunci kepuasan klien. Beberapa topik yang
perlu dilaporkan kepada konselor adalah (1). Bila pelaksanaan mengalami kesulitan atau
terdapat ketidakjelasan. (2). Bila terdapat kekhawatiran, dan (3). Bila penyakit makin
berat. 6
Proses terapi dan penyembuhan melalui pendekatan islami sering disebut dengan
istilah Istisyfa Salah satu metodenya ialah do'a. Menurut Isep Zainal, terapi Islam dapat
dapat diistilahkan sebagai al-Istisyfa bi al-Qur'an uwa al-Du'a, yaitu penyembuhan
terhadap penyakit-penyakit dan gangguan psikis yang didasarkan kepada tuntunan nilai-
nilai Al-Qur'an dan do'a.7
Do’a bagi umat islam merupakan suatu kekuatan yang luar biasa. Do'a merupakan
suatu alat yang paling kuat untuk menolak sesuatu yang tidak diinginkan, juga do'a dapat
mendatangkan sesuatu yang diminta. Tetapi pengaruh do'a itu akan berbeda-beda
menurut kadar iman, keyakinan dan harapan seseorang Jika ada doa yang tidak
dikabulkan oleh Allah swt, hal itu bisa saja disebabkan karena di dalam hati orang yang
berdoa ada rasa permusuhan atau mungkin karena lemah imannya atau kurang
bersungguh-sungguh ketika berdoa kepada Allah. Tidak terkabulnya doa ada kalanya
karna adanya hal yang menghambat terkabulnya doa itu seperti memakan barang haram,
dosa-dosa yang melekat di hati, terlalu cinta kepada duani dan kelengahan (kelalaian)
hati. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw. Yang driwyatkan oleh al-Tirmidzi
"ud’ullaha wa antum muwqinuwna bil-jabah" yang artinya, berdoalah kepada Allah
dengan keyakinan bahwa doamu akan dikabulkan. Sementara itu, menurut Ibnu Qayyim,

6
Daldiyono, Menuju Seni Ilmu Kedokteran, ( Cetakan:1:PT Gramedia Pustaka Utama, anggota
IKAPI, Jakarta 2006 ), hlm. 264
7
Isep Zainal Arifin, Bimbingan Penyuluhan Islam Pengembangan Dakwah Melalui Psikoterapi
Islam,( Jakarta : Raja Garfindo Persada, 2009 ), hlm. 23-24
8
doa adalah obat yang paling kuat untuk menyembuhkan suatu penyakit, tetapi hati hati
jangan lupa kepada Allah akan mempengaruhi kemanjuran doa tersebut."8
Dalam proses Terapi Islam harus melalui beberapa tahapan yaitu:
a. Wawancara awal
Pada tahap awal ini perlu dirumuskan tentang apa yang akan terjadi selama terapi
berlangsung.aturan-aturan apa saja yang harus diketahui dan akan dilaksanakan oleh
konseli/klien. Dalam tahap awal ini perlu dibina rapport yaitu hubungan yang meninbul
kan keyakinan dan kepecyaan klien bahwa ia akan dapat ditolong. Dalam tahap awal ini
juga klien harus bersedia mengutarakan pikiran dan perasaannya kepada konselor.
a. Proses terapi
Pada tahap ini, terapis (konselor) perlu mengkaji dan mendalami pengalaman
klien, menggali pengalaman masa lalu selama hal itu relevan dengan permasalahan yang
dihadapi oleh klien. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah menghidupkan suasana
keakraban dan komunikasi dua arah.
b. Tindakan
Pada tahap ini, baik terapis maupun klien mengkaji ulang kembali apa yang telah
dipelajari klien selama terapi berlangsung, dan apa yang akan diterapkannya nantinya
dalam kehidupannya. Hal yarng sangat penting dilakukan adalah agar tujuan terapi yang
telah disepakati bersama dapat tercapai.
c. Mengakhiri terapi
Terapi dapat berakhir kalau tujuan telah disepakati, namun bisa juga terapi
berakhir apabila klien tidak melanjutkan terapi. Tetapi bisa juga bisa berakhir apabila
tidak dapat menolong kliennya, namun terapis sebaliknya merujuk kliennya pada ahli lain
sesuai dengan jenis masalah/ problem yang di hadapi oleh klien tersebut.9

8
Ibnu Qoyyim, Terapi Penyakit Dengan Al-Qur’an dan Sunnah, terj. Acmad Sunarto ( Jakarta:
Pustaka Amani, 1999 ), hlm. 7-8.
9
https;//psikodemia.com/tahapan-dalam-psikoterapi/?pdf=1148.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Konsep dasar terapi Islam adalah Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah saw, yang
aplikasinya dapat dengan beberapa cara dan pendekatan. Terapi yang dilaksanakan dan
dikembangkan oleh para fakar Barat, sepanjang tidak bertentangan dengan Al-Qur’an
dan Sunnah Nabi saw. Dapat diterima dan itu yang dinamakan terapi islam.

Prosedur terapi islam, melalui beberapa tahapan, yaitu terapis ( konselor ) perlu
mengkaji dan mendalami pengalaman klien, menggali pengalaman masa lalu selama hal
itu relevan dengan permasalahan yang dihadapi oleh klien. Tindakan berikutnya, baik
terapis maupun klien mengkaji ulang kembali apa yang telah dipelajari klien selama
terapi berlangsung, dan apa yang akan diterapkannya nanti dalam kehidupannya. Dan
terakhir adalah terapi dapat berakhir kalau tujuan telah disepakati, namun bisa juga
terapi berakhir apabila klien tidak melanjutkan terapi . Model pendekatannya, bisa
dengan terapi keimanan, ibadah,puasa, haji, sabar, taubat, dzikir dan Do’a.

10
DAFTAR PUSTAKA

Hasan Aliah B. Purkarnia, Pengantar Paikologi Kesehatan Islami, Jakarta: PT


Rajagrafindo Persida,2008.
Daldiyono, Menuju Seni Ilmu Kedokteran, ( Cetakan:1:PT Gramedia Pustaka Utama,
anggota IKAPI, Jakarta 2006 ).
Isep Zainal Arifin, Bimbingan Penyuluhan Islam Pengembangan Dakwah Melalui
Psikoterapi Islam,( Jakarta : Raja Garfindo Persada, 2009 ).
Ibnu Qoyyim, Terapi Penyakit Dengan Al-Qur’an dan Sunnah, terj. Acmad Sunarto (
Jakarta: Pustaka Amani, 1999 ).
https;//psikodemia.com/tahapan-dalam-psikoterapi/?pdf=1148.

14
11

Anda mungkin juga menyukai