Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Penulisan Karya Ilmiah yang diampu
oleh Agus Supriyanto, M.Pd
(TEKNIK CONFRONTATION)
Disusun oleh:
KELAS A
BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
2017
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Alloh SWT yang telah memberikan
berkah dan karunia-Nya, atas ridho-Nya sehingga saya dapat menyusun Makalah ini
untuk memenuhi salah satu tugas Penulisan Karya Ilmiah.
Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada kepada Allah SWT, kepada orang
tua, dan kepada dosen Pengampu mata kuliah Penulisan Karya Ilmiah, serta kepada
rekan-rekan pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu, kami mohon maaf
yang sebesar-besarnya.
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karena keterbatasan waktu dan
kemampuan yang saya miliki. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, saya
mohon kepada para pembaca atau bapak/ibu dosen untuk memberikan saran dan kritik
yang membangun demi perbaikan dan kesempurnaan Makalah selanjutnya. Mudah-
mudahan makalah ini bermanfaat bagi penulis para khususnya dan bagi para pembaca
pada umumnya, Amin.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR...................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................................................4
BAB III....................................................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................................8
3.2 Saran............................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Keterampiln dasar konseling merupakan sebuah keterampilan dasar yang harus
dimiliki oleh seorang konselor dalam melakukanproses konseling. Dalam proses
konseling terdapat komunikasi antara konselor dan klien. Agar proses konseling
berjalan secara aktif dan efesien maka konselor harus mampu merespon klien dengan
keterampilan yang benar, sesuai dengan keadaan kliensaat itu. Respon yang benar
adalah respon yang mampu mendorong, merangssng, dan menyentuh klien sehingga
klien dapat terbuka untuk menyatakan dengan bebas perasaan, pikiran, dan
pengalamannya. Apabila konselor tidak dapat memberikan respon yang tepat, maka
proses konseling dapat terhambat. Ketika melakukan wawancara konseling teknik dasar
komunikasi konseling menjadi pondasi yang sangat penting. Terdapat berbagai macam
teknik yang digunakan untuk merespon pernyataan klien meliputi attending, opening,
acceptance, paraprashing, restatement, reflecting of feeling, clarification, structuring,
lead, silence, reassurance, rejection, advice, confrontation, interpretation, summary, dan
termination. Oleh karena pentingnya penguasaan teknik-teknik dasar konseling tersebut.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai salah satu teknik dasar confrontation,
karena teknik confrontation merupakan salah satu keterampilan yang wajib dimiliki
seorang konselor karena tidak memungkiri bahwasanya kebanyakan konseli datang
untuk konseling tidak tahu apa tujuannya melainkan langsung menguraikan masalah
yang dimiliki. Apabila konselor tidak menguasai keterampilan confrontation yang
merupakan salah satu teknik dasar keterampilan konseling maka bisa dimungkinkan
akan sulit mencapai tujuan konselor. Karena teknik confrontation merupakan teknik
dimana konselor menantang konseli untuk menghadapi diri mereka sendiri secara
realitis.
Pada umumnya ketika kita menggunakan istilah konfrontasi, kita
menghubungkannya dengan pihak-pihak yang bertentangan dan orang-orang yang
saling berbantahan ketika mereka berbeda pendapat. Dalam situasi seperti ini orang
yang sedang dikonfrontasi akan merasa terancam dan menjadi defensi sementara orang
yang melakukan konfrontasi akan merasa cemas. Namun konfrontasi disampaikan
kepada klien dengan cara menegur yang lebih lembut,di mana kita menunjukkan kepada
konseling perbedaan antara atau di antara sikap, pikiran, atau perilaku.
Makalah ini di harapkan agar klien dapat menemukan dan sadar akan kesenjangan di
dalam dirinya agar klien dapat menyesuaikan apa yang harus ia lakukan demi
perkembangan dirinya, teknik ini sangat efektif di aplikasikan kepada klien yang
memiliki mental kuat dan tidak mudah tersingnggung, karena kadang-kadang bentuk
stimulus yang di berikan adalah berupa kritikan, saran atau apapun itu yang membuat
klien tidak nyaman akan perkataan konselor. Konselor juga harus bisa melakukan
konfrontasi kepada klien di saat yang benar-benar tepat yaitu ketika klien siap untuk
menerima umpan balik dari konselor.
2
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan teknik konfrontasi?
2. Bagaimana Konfrontasi dalam konseling ?
3. Kapan Konfrontasi dilakukan ?
4. Apa Tujuan dan Fungsi dari Teknik Konfrontasi ?
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
2. Klien tidak bisa menyadari perilakunya yang merugikan dirinya sendiri
3. Klien tidak bisa melihat konsekuensi-konsekuensi serius yang mungkin diakibatkan
oleh perilakunya
4. Klien membuat pertanyaan-pertanyaan yang saling bertentangan
5. Klien secraa berlebihan dan tidak pada tempatnya membatasi dirinya dengan hnaya
membicarkan masa lalu atau masa depannya, dan tidak dapat fokus pada masa kini
6. Klien berbicara berputar-putar dengan menceritakan hal yang sama berulang-ulang
7. Perilaku non-verbal klien tidak sesuai dengan perilaku verbalnya atau
8. Perhatian perlu diberikan pada apa yang terjadi dalam hubungan antara klien dan
konselor, misalnya ketika terjadi ketergantungan atau ketika klien menarik diri atau
menunjukkan kemarahan atau bentuk-bentuk emosi lainya terhadap konselor.
5
tadi anda berkata bahwatetapi , semula anda berkata bahwa.,
belakangan., dan awalnya anda mengatakan...., terakhir .
Contoh 2:
Secara tak langsung klientelah menyinggung tentang kekhawatirannya terhadap
orientasi seksualnya. Ia menyebutkan secara singkat problem seksualnya beberapa kali,
lalu setelah itu menyimpang dari topik tersebut dengan berbicara tentang hal-hal remeh
yang tampak tidak ada sangkut pautnya.
Konfrontasi konselor : saya bingung karena saya perhatikan anda berapa kali secara
singkat menyatakan tentang problem seksual anda, lalu anda berbicara tentang hal yang
sama sekali berbeda.
Perhatikan bahwa pertama konselor mengekspresikan perasaannya dengan mengatakan,
Saya bingung, dan kemudian memberikan pernyataan konkret tentang apa yang telah
terjadi menurut pengamatannya. Respons seperti ini kesan ancamannyaminimal karena
bentuknya seperti sekedar memberikan umpan balik terhadap klien tentanga apa yang
telah diamati oleh konselor, tanpa imbuhan penilaian pribadi konselor
Contoh 3:
Di bawah ini adalah contoh respons konselor menghadapi perilaku repetitif klien yang
berulang-ulang berbicara tentang topik yang sama.
Konfrontasi konselor: saya memperhatikan bahwa kita berdua tampaknya hanya
berputar-putar di tempat yang sama, jadi saya akan merangkum hal-hal yang telah kita
bicarakan...(akhir dari pernyataan ini adalah sebuah rangkuman).
Contoh ini menunjukkan bagaimana klien dikonfrontasi atas perilaku nya yang suka
mengulang-ulang. Pertama konselor memberitahu klien apa yang menurut
pengamatannya sedang terjadi, lalu membuat rangkuman. Melalui konfrontasi dengan
cara ini, konselor dapat meningkatkan kesadaran klien terhadap apa yang sedang terjadi.
Dengan kesadaran yang makin meningkat, klien akan dapat keluar dari jebakan
6
perulangan-perulangan yang telah dibuatnya. Tetapi, kadang-kadang, bahkan setalah
dikonfrontir, klien akan tetapmengulang lagi jalur yang sudah dilaluinya dan mengulang
rincian yang sama. Dalam situasi ini, konfrontasi yang lebih tegas diperlukan. Konselor
bisa mengatakan hal seperti ini, saya mulai merasa kecewa karena sekali lagi kita
berputar-putar lagi di jalan yang sama.
Contoh 4:
Klien berkata saya merasa sangat berbahagia dengan pernikahan saya, dengan nada
suara yang sangat sedih dan ia duduk dengan lunglai di kursinya sementara ia berbicara,
Konfrontasi konselor: saya melihat bahwa suara anda terdengar sangat datar dan anda
duduk lunglai di kursi ketika berkata bahagia dengan perkawinan anda.
Di sini konselor melakukan konfrontasi dengan merefleksikan pada klien tentang apa
yang telah diamatinya tanpa membuat interprestasi terhadap observasinya. Maka, klien
dapat bebas membuat interprestasinya sendiri dari umpan balik yang diberikan konselor
padanya.
Kesimpulannya, konfrontasi dapat meningkatkan kesadaran klien dengan
memberi klien informasi tentang hal yang mungkin belum disadari sebelumnya.
Konfrontasi palik baik dilakukan dengan penuh perhatian, seperlunya, dan dengan
terampil.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Konfrontasi merupakan teknik langsung di mana konselor menantang klien
untuk menghadapi diri mereka secara realistis yang dilakukan dengan menyampaian
secara halus dan lembut, konfrontasi dilakukaan saat klien tidak bisa menyadari
perilakunya yang merugikan dirinya sendiri dan konfrontasi sendiri memilik tujuan dan
fungsi bagi konselor yaitu untuk mendorong klien mengadakan penelitian diri secara
jujur, Meningkatkan potensi klien, membawa klien kepada kesadaran adanya
diskrepansi; konflik, atau kontradiksi dalam dirinya dan fungsi nya untuk
menumbuhkan kesadaran kliendengan memberinya informasi yang mungkin
terlewatkan atau tidak teridentifikasi olehnya.
3.2 Saran
Dalam makalah ini, kami menyadari masih terdapat kelemahan-kelemahan.
Untuk itu, kami sangat mengharapkan saran dan masukan dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini dikemudian hari. Atas saran dan masukannya, kami selaku
penulis makalah mengucapkan terima kasih.
8
DAFTAR PUSTAKA