Anda di halaman 1dari 4

Andrea Prasetyo/1301418046

STRUCTURING

A. Pengertian

Structuring (pembatasab) adalah teknik yang digunakan konselor untuk


memberikan batas-batas atau pembatasan agar proses konseling berjalan sesuai dengan
apa yang menjadi tujuan dalam konseling. Menurut Lutfi dkk, structuring adalah teknik
penyepakatan dan penginformasian akan perlunya dan diikutinya batasan-batasan tertentu
dalam proses konseling agar dapat berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip layanan
profesional.

B. Tujuan

Tujuan dari teknik structuring adalah sebagai berikut:

1. Konseli memperoleh orientasi yang tepat terkait konseling yang sedang ia jalani.

2. Diperoleh kesamaan persepsi dan harapan yang realistik dalam konseling.

3. Diperoleh kepastian bersama apakah konseli mau melanjutkan atau menghentikan


proses konseling.

4. Terbangun kesepakatan mengenai pola interaksi, tindakan, waktu, capaian,


jaminan, dan konsekuensi pelayanan.

C. Prinsip-prinsip

Adapun prinsip=prinsip dalam teknik structuring adalah sebagai berikut:

1. Di lakukan pada sesi awal pertemuan.

2. Diberikan pada keadaannya membutuhkan.

D. Jenis-jenis Strukturing:

Teknik strukturing terdiri atas beberapa macam, antara lain sebagai berikut:

a. Time limit (pembatasan waktu), menyepakati pertemuan konseling akan


dilakukan seberapa lama.
1. Time limit dari konseli

Konseli : “pak, sebetulnya sudah seminggu yang lalu saya ingin menemui bapak, tetapi baru
kali ini saya dapat berjumpa dengan bapak. Dan hari ini saya dapat berjumpa dengan bapak dari
jam 08.00 sampai jam 08.30, karena jam 08.30 nanti saya ada acara pembekalan PPL di
laboratorium.”

Konselor : “kalau demikian, marilah kita manfaatkan waktu selama 30 menit ini dengan sebaik-
baiknya.”

2. Time limit dari konselor

Konseli : “saya sulit sekali menyesuaikan diri dengan teman-teman di kampus ini, karena
itulah saya kemari untuk memperbincangkannya dengan ibu.”

Konselor : “bagus, anda kemari untuk membahas masalah anda dengan saya, namun perlu
diketahui bahwa jam 10.00 nanti saya diundang oleh dekan untuk menghadiri rapat dan kita
hanya memiliki waktu selama 45 menit. Oleh karena itu, marilah kita gunakan waktu ini dengan
sebaik-baiknya.”

b. Role limit (pembatasan peran), menjelaskan peran konselor yang pokok agar
tidak salah persepsi mengenai tugas dan tanggung awab konselor.

Konseli : “akhir-akhir ini saya sulit sekali mengkonsentrasikan diri Dalam belajar, karena
itu saya menemui bapak untuk meminta nasihat bagaimana cara belajar yang baik.”

Konselor : “anda meminta nasihat dari saya? Perlu diketahui bahwa saya tidak dapat
memberikan nasihat sebagaimana yang anda minta, tetapi marilah kita bicarakan bersama
masalah yang sedang anda alami kemudian kita cari jalan keluarnya.”

c. Problem limit (pembatasan masalah)

Konseli : “pak, saya sulit sekali berkonsentrasi dalam belajar, sehingga ketika ujian
berlangsung saya tidak dapat mengerjakannya dengan baik, maka dari itu nilai saya menjadi
jelek. Disamping itu, dikelas saya juga sulit sekali bergaul dengan lawan jenis dan satu hal lagi
pak, bagaimana ya caranya agar saya dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan baru?”

Konselor : “dalam masalah yang anda kemukakan tadi, setidaknya ada tiga hal yang
menjadi masalah yaitu masalah berkonsentrasi dalam belajar, masalah dengan bergaul dengan
lawan jenis, dan masalah penyesuaian diri. Nah, dari ketiga masalah tersebut, mana yang
mendesak untuk kita bicarakan terlebih dahulu?”
d. Action limit (pembatasan tindakan), meminta konseli untuk mengendalikan
tindakannya agar tidak mengarah pada perusakan.

Konseli : “(datang ke ruang konseling dengan marah-marah, wajah memerah, dan dengan
menyobek-nyobek kertas)”

Konselor : “tenang-tenang, anda boleh mengutarakan apa saja disini, tetapi satu hal yang
tidak boleh anda lakukan disini yaitu mengotori ruangan ini.”

e. Service limit (pembatasan layanan), menjelaskan jenis-jenis dan sifat-sifat


layanan yang diberikan oleh konselor.

f. Topic limit (pembatasan topik), mengajak konseli memilih masalah diantara


sejumlah masalah yang ada.

g. Goal limit (pembatasan tujuan), mengspesifikasikan tujuan yang diharapkan akan


tercapai dalam proses konseling.

h. Cost limit (pembatasan biaya), penginformasian biaya jika dalam konseling yang
dilakukan dikenakan biaya.

i. Confidentiality limit (batasan jaminan kerahasiaan), meyakinkan konseli bahwa


semua yang diceritakan akan sepenuhnya dijaga kerahasiannya.

Konseli : “bagaimana ya pak, apa saya harus menceritakan semuanya..... saya nggak enak
pak....”

Konselor : “saya memahami perasaanmu, memang berat untuk menyampaikan, tetapi perlu
kamu ketahui, kita tidak ingin merugikan atau menyakiti siapapun. Kalau itu sifatnya rahasia,
saya menjamin untuk menjaga kerahasiaannya.

Arah pembicaraan : agarkonseli bisa bercerita lebih bebas tanpa takut rahasianya akan
tersebar.

Anda mungkin juga menyukai