Anda di halaman 1dari 6

Andrea Prasetyo/1301418046

PERKEMBANGAN ANAK CIBI DAN PERKEMBANGAN ANAK


BERKEBUTUHAN KHUSUS UNTUK USIA ANAK SD
A. Perkembangan Anak CIBI (Cerdas Istimewa dan Berbakat Istimewa)

Menurut definisi yang dikemukakan Joseph Renzulli (1978), anak berbakat


memiliki pengertian, “Anak berbakat merupakan satu interaksi diantara tiga sifat dasar
manusia yang menyatu ikatan terdiri dari kemampuan umum dengan tingkatnya di atas
kemampuan rata- rata, komitmen yang tinggi terhadap tugas dan kreativitas yang
tinggi.
Konsep Keberbakatan Menurut Model Renzulli Menurut Renzulli (1992),
seseorang disebut berbakat apabila memiliki tiga klaster, yaitu: (a) kemampuan di atas
rata-rata (b) komitmen terhadap tugas yang tinggi, serta (c) kreativitas yang tinggi.

B. Klasifikasi dan Karakteristik Anak Berbakat

Anak berbakat itu memiliki karakteristik yang menonjol dalam aspek-aspek


kesiagaan mental, kemampuan pengamatan, keinginan untuk belajar, daya konsentrasi,
daya nalar, kemampuan membaca, ungkapan verbal, kemampuan menulis,
kemampuan mengajukan pertanyaan yang baik, menunjukan minat yang luas,
berambisi untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi, mandiri dalam memberikan
pertimbangan, dapat memberikan jawaban yang tepat dan langsung kesasaran,
mempunyai rasa humor yang tinggi, melibatkan diri sepenuhnya dan ulet menghadapi
tugas yang diminati. Berikut karakteristik anak berbakat:

a) Fokus Anak-anak yang berbakat bergerak ketika mereka bosan.


b) Keingintahuan tinggi. Anak-anak yang sangat berbakat sangat ingin tahu.
c) Emosi yang
d) Sensitif
e) Imajinasi berlebihan

C. Jenis-jenis Anak Berbakat


a. Genius (IQ lebih dari 180)
Anak dalam kelompok ini memiliki kecerdasan yang
sangat luar biasa. Bakat dan keistimewaannya telah tampak sejak kecil,
misalnya sejak umur dua tahun sudah dapat membaca dan umur empat tahun
bisa berbahasa asing. Anak genius memiliki sifat-sifat positif sebagai berikut:
daya abstraksinya baik sekali, mempunyai banyak ide, sangat kritis, sangat
kreatif dan suka menganalisis. Anak genius juga memiliki sifat-sifat negatif,
diantaranya; cenderung hanya mementingkan dirinya sendiri (egosentris),
temperamentalsehingga mudah menunjukkan emosi marah, tidak mudah
bergaul, senang menyendiri karenasibuk melakukan penelitian, dan tidak
mudah menerima pendapat orang lain.
b. Gifted (IQ 140 – 179)
Anak dalam kelompok ini bakatnya juga sudah tampak
sejak kecil dan prestasi yang dimiliki biasanya melebihi teman sebayanya. Jika
dibandingkan dengan orang normal, kemampuan adjustment terhadap berbagai
problem hidup lebih baik yaitu suatu proses psikososial yang berlangsung
dengan cara mengelola tuntutan dalam keseharian dengan memodifikasi diri
dan Gangguan dan Belajar dan Kemampuan Intelektual 23 lingkungan
disekitarnya. Anak gifted di antaranya memiliki karakteristik: mempunyai
perhatian terhadap sains, serba ingin tahu, imajinasinya kuat, senang membaca,
dan senang akan koleksi.

c. Sangat Superior (IQ 130 – 139)


Anak sangat superior berada pada tingkat tertinggi dalam kelompok
superior. Umumnya tidak ada perbedaan mencolok dengan kelompok superior.

d. Superior (IQ 120 – 129)


Anak dalam kelompok ini memiliki prestasi belajar
yang cukup tinggi. Secara umum anak dalam kelompok ini juga memiliki
kemampuan yang tinggi jika dibandingkan dengan anak-anak pada umumnya.
Ciri-cirinya antara lain cakap dalam membaca dan berhitung, perbendaharaan
bahasanya luas, cepat memahami dibandingkan dengan anak-anak yang
termasuk kelompok pandai. Kesehatan dan ketahanan fisiknya pun lebih baik
daripada anak-anak normal.

D. Implikasi dalam Pembelajaran


(Teori Barbe dan Renzulli) Menjelaskan dan menerapkan teori anak berbakat dari
Barbie dan Renzulli : High Potential Ability (Kecerdasan Tinggi) Standard yang
ditetapkan untuk anak berbakat oleh Diknas tahun 2003 adalah 140 . Kalau hasil tes
menunjukkan IQ anak mencapai 140 ke atas, maka anak itu otomatis disebut gifted child.
Tetapi kemudian muncul pembagian tertentu untuk anak berbakat dilihat dari IQnya.
Keberbakatan ringan (IQ 115 – 129), keberbakatan sedang (IQ 130 – 144), keberbakatan
tinggi (IQ 145 ke atas).
Task Commitment adalah sejauh mana tanggung jawab dalam meyelesaikan
tugas. Tidak hanya tugas dari sekolah tapi juga tugas di rumah. Task commitment dapat
diukur melalui tes tertentu yang hanya boleh dilakukan oleh psikolog. Task
commitment ini mencakup tanggung jawab, motivasi, keuletan, kepercayaan diri,
memiliki tujuan yang jelas sebelum melakukan sesuatu dan kemandirian.
Kreativitas bisa diartikan sebagai kemampuan untuk menciptakan hal-hal baru
atau kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru dari yang sudah ada.
Kreativitas dapat dinilai dari 4 hal, produk, pribadi, proses dan pencetus / penghambat.
Suatu produk dikatakan kreatif kalau produk itu baru, berbeda dari yang sudah ada,
lebih baik dari yang lain dan tentu saja berguna. Sifat pribadi kreatif yang lain adalah
terbuka pada hal-hal baru, punya rasa ingin tau yang besar, ulet, mandiri, berani
mengambil resiko, berani tampil beda, percaya diri dan humoris.
Anak berbakat ialah anak yang memiliki kecakapan dalam mengembangkan
gabungan ketiga sifat ini dan mengaplikasikan dalam setiap tindakan yang bernilai.
Anak-anak yang mampu mewujudkan ketiga sifat itu memperoleh kesempatan
pendidikan yang luas dan pelayanan yang berbeda dengan program-program pengajaran
yang reguler (Swssing, 1985).

E. Perkembangan Anak Berkebutuhan Khusus


Pada mulanya yang dimaksud dengan anak kebutuhan pendidikan khusus
hanyalah anak yang tergolong cacat atau yang menyandang ketunaan saja. Namun,
dewasa ini anak dengan kebutuhan pendidikan khusus termasuk pula anak lantib dan
berbakat.

F. Hakikat Anak Berkebutuhan Khusus


Anak berkebutuhan khusus dapat dimaknai dengan anak-anak yang tergolong
cacat atau yang menyandang ketunaan, dan juga anak lantib dan berbakat (Mulyono,
2006:26). Dalam perkembangannya, saat ini konsep ketunaan berubah menjadi
berkelainan (exception) atau luar biasa. Ketunaan berbeda dengan konsep berkelainan.
Konsep ketunaan hanya berkenaan dengan dengan kecacatan sedangkan konsep
berkelainan atau luar bisa mencakup anak yang menyandang ketunaan maupun yang
dikaruniai keunggulan.
Banyak istilah digunakan untuk mencoba mengkategorikan anak-anak dengan
kebutuhan khusus, beberapa istilah yang dapat membantu guru mengumpulkan
informasi yang merencanakan untuk masing-masing anak mencakup: dungu,
gangguan fisik, lumpuh otak, gangguan emosional, ketidakmampuan mental,
gangguan pendengaran, gangguan pengllihatan, ketidak mampuan belajar, autistuk,
dan keterlambatan perkembangan.
Kata-kata yang sering digunakan seiring berasal dari konsep lama dan
mengabaikan sikap dan pengharapan negatif petunjuk berikut berguna memikirkan dan
merencanakan dengan ketidakmampuan:
 ·Tekankan keunikan dan nilai dari semua anak daripada perbedaan
mereka.
 ·Jaga pandangan masing-masing: hindari penekanan ketidakmampuan
dengan
mengenyampingkan pencapaian masing-masing.
 ·Pikirkan cara anak yang tidak berkemampuan dapat melakukan sesuatu
sendiri atau untuk anak yang lain. Berikan lingkungan di mana anak yang
bermasalah ikut serta dalam kegiatan dengan anak yang tidak bermasalah
dan cara-cara yang bermanfaat satu sama lainnnya.

G. Deteksi Dini Anak Berkebutuhan Khusus


Tugas Perkembangan Usia Anak Orangtua seringkali terlambat mengetahui
bahwa anaknya berkebutuhan khusus. Orangtua baru memeriksakan dan menerapkan
terapi pada anaknya ketika anak sudah berusia di atas 5 tahun sehingga kebiasaan yang
sudah terbentuk pada anak sukar untuk diubah dan potensi-potensi anak menjadi tidak
muncul. Untuk mencegah keterlambatan tersebut, maka sebaiknya orangtua
mengetahui terlebih dahulu tugas perkembangan anak.
Tugas Perkembangan Masa Kanak-kanak Awal:
a. Perkembangan fisik: proporsi tubuh mulai seimbang, posture meninggi pada
proximodistal, tulang otot (fine-grossmotor lebih kompleks), lemak
b. Kebiasaan fisiologis (pola makan, pola tidur, pola bermain)
c. Pengembangan kognitif: meningkatnya pengertian/ konsep (banyaknya
perbendaharaan kosakata)
d. Keterampilan Sosial: emosi dan perilaku sosial/asosial, berteman, disiplin, peran
seks, minat Deteksi Dini Deteksi awal anak berkebutuhan khusus dibutuhkan agar
penanganan dapat dilakukan sedini mungkin.
e. Indigo adalah manusia yang sejak lahir mempunyai kelebihan khusus yang tidak
dimiliki manusia pada umumnya.

Berikut adalah beberapa langkah deteksi yang dapat dilakukan:

a. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, yaitu untuk mengetahui atau menemukan


status gizi kurang atau gizi buruk pada anak.
b. Deteksi dini penyimpangan perkembangan, yaitu untuk mengetahui gangguan
perkembangan anak (keterlambatan bicara dan berjalan), gangguan daya lihat, dan
gangguan daya dengar.
c. Deteksi dini penyimpangan mental emosional, yaitu untuk mengetahui adanya
masalah mental emosional, autisme dan gangguan pemusatan perhatian serta
hiperaktivitas.

H. Klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus


Menurut IDEA atau Individuals with Disabilities Education Act Amandements
yang dibuat pada tahun 1997 dan ditinjau kembali pada tahun 2004, secara umum,
klasifikasi dari anak berkebutuhan khusus adalah: Anak dengan Gangguan Fisik:
a. Tunanetra, yaitu anak yang indera penglihatannya tidak berfungsi
(blind/low vision) sebagai saluran penerima informasi dalam kegiatan
sehari-hari seperti orang awas.
b. Tunarungu, yaitu anak yang kehilangan seluruh atau sebagian daya
pendengarannya sehingga tidak atau kurang mampu berkomunikasi secara
verbal.
c. Tunadaksa, yaitu anak yang mengalami kelainan atau cacat yang menetap
pada alat gerak (tulang, sendi dan otot).

Anak dengan Gangguan Emosi dan Perilaku:


a. Tunalaras, yaitu anak yang mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri dan
bertingkah laku tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku.
b. Anak dengan gangguan komunikasi bisa disebut tunawicara, yaitu anak
yang mengalami kelainan suara,artikulasi (pengucapan), atau kelancaran
bicara,yang mengakibatkan terjadi penyimpangan bentuk bahasa,isi
bahasa,atau fungsi bahasa.
c. Hiperaktif, secara psikologis hiperaktif adalah gangguan tingkah laku yang
tidak normal, disebabkan disfungsi neurologis dengan gejala utama tidak
mampu mengendalikan gerakan dan memusatkan perhatian.

Anak dengan Gangguan Intelektual:


a. Tunagrahita, yaitu anak yang secara nyata mengalami hambatan dan
keterbelakangan perkembangan mental intelektual jauh dibawah rata-rata
sehingga mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademik, komunikasi
maupun sosial.
b. Anak Lamban belajar (slow learner), yaitu anak yang memiliki potensi
intelektual sedikit di bawah normal tetapi belum termasuk tunagrahita
(biasanya memiliki IQ sekitar 70-90).
c. Anak berkesulitan belajar khusus, yaitu anak yang secara nyata mengalami
kesulitan dalam tugastugas akademik khusus, terutama dalam hal
kemampuan membaca,menulis dan berhitung atau matematika.
d. Anak berbakat, adalah anak yang memiliki bakat atau kemampuan dan
kecerdasan luar biasa yaitu anak yang memiliki potensi kecerdasan
(intelegensi), kreativitas, dan tanggung jawab terhadap tugas (task
commitment) diatas anak-anak seusianya (anak normal), sehingga untuk
mewujudkan potensinya menjadi prestasi nyata, memerlukan pelayanan
pendidikan khusus.
e. Autisme, yaitu gangguan perkembangan anak yang disebabkan oleh
adanya gangguan pada sistem syaraf pusat yang mengakibatkan gangguan
dalam interaksi sosial, komunikasi dan perilaku.

Anda mungkin juga menyukai