Anda di halaman 1dari 8

BIMBINGAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

“ RESUME CIBI “

Dosen : Sylvia Rabbani, M.Pd.

Disusun Oleh :

Nama : Fitri Nurbayanti

Nim : 22060114

Kelas : B4 Crossing

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

INSTITUT KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN SILIWANGI

2022
Resume :

1. Definisi CIBI
Banyak istilah keberbakatan (anak berbakat yang digunakan dalam psikologi
seperti gifted, talented, genius, dan prodigy tenyata tidak memiliki satu definisi atau
batasan yang sama, hanya saja memiliki pengertian yang saling melengkapi antara satu
istilah dengan istilah lainnya. Anak yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa
(gifted) adalah anak yang secara signifikan mempunyai IQ 140 atau lebih, potensi di atas
rata-rata dalam bidang kemampuan umum, akademik khusus, kreativitas, kepemimpinan,
seni dan olahraga. Anak berkebutuhan khusus atau gifted adalah anak dengan
karakteristik khusus yang berbeda pada umumnya tanpa selalu menunjukkan pada
ketidakmampuan mental, emosi, atau fisik.
Anak Cerdas Istimewa Berbakat Istimewa (CIBI) adalah anak yang memiliki
kemampuan intelektual yang tinggi (gifted) serta menunjukkan penonjolan kecakapan
khusus yang dibidangnya berbeda-beda antara anak satu dengan anak yang lain
(talented). Anak berbakat merupakan satu interaksi diantara tiga sifat dasar menusia yang
menyatu ikatan terdiri dari kemampuan umum dengan tingkatnya di atas kemampuan
rata-rata, komitmen yang tinggi terhadap tugas-tugas dan kreativitas yang tinggi. Anak
berbakat ialah anak yang memiliki kecakapan dalam mengembangkan gabungan ketiga
sifat ini dan mengaplikasikan dalam setiap tindakan yang bernilai.
2. Klasifikasi
Anak yang mempunyai kecerdasan di atas rata-rata dapat diklasifikasikan menjadi
tiga kelompok, seperti dikemukakan oleh Sutratinah Tirtonegoro (1984:29) yaitu: genius,
gifted, dan superior. Ketiga kelompok anak tersebut memiliki peringkat ketinggian
intelegensi yang berbeda.
 Genius
Genius adalah anak yang memiliki kecerdasan luar biasa, sehingga dapat
menciptakan sesuatu yang sangat tinggi nilainya. Intelegency Question-
nya (IQ) berkisar antara 140 sampai 200. Anak genius memiliki sifat-sifat
positif sebagai berikut; daya abstraksinya baik sekali, mempunyai banyak
ide, sangat kritis, sangat kreatif, suka menganalisa, dan sebagainya.
Disamping memiliki sifat-sifat positif juga memiliki sifat negatif,
diantaranya; cenderung hanya mementingkan dirinya sendiri (egois),
tempremannya tinggi sehingga cepat bereaksi (emosional), tidak mudah
bergaul, senang menyendiri karena sibuk melakukan penelitian, dan tidak
mudah menerima pendapat orang lain.
 Gifted
Anak ini disebut juga gifted and talented adalah anak yang tingkat
kecerdasannya (IQ) antara 125 sampai dengan 140. Disamping memiliki
IQ tinggi, juga bakatnya yang sangat menonjol, seperti; bakat seni musik,
drama, dan ahli dalam memimpin masyarakat. Anak gifted diantaranya
memiliki karakteristik; mempunyai perhatian terhadap sains, serba ingin
tahu, imajinasinya kuat, senang membaca, dan senang akan koleksi.
 Superior
Anak superior tingkat kecerdasannya berkisar antara 110 sampai dengan
125 sehingga prestasi belajarnya cukup tinggi. Anak superior memiliki
karakteristik sebagai berikut; dapat berbicara lebih dini, dapat membaca
lebih awal, dapat mengerjakan pekerjaan sekolah dengan mudah dan dapat
perhatian dari teman-temannya. James H. Bryan and Tanis H. Bryan
(1979;302) mengemukakan bahwa karakteristik anak berbakat itu (gifted)
meliputi; physical, personal, and social cjaracteristic.
3. Karakteristik Karakteristik Intelektual-Kognitif
 Menunjukkan atau memiliki ide-ide yang orisinal, gagasan-gagasan yang
tidak lazim, pikiran-pikiran kreatif.
 Mampu menghubungkan ide-ide yang Nampak tidak berkaitan menjadi
suatu konsep yang utuh.
 Menunjukkan kemampuan bernalar yang sangat tinggi.Mampu
menggenalisir suatu masalah yang rumit menjadi suatu hal yang sederhana
dan mudah dipahami.
 Memiliki kecepatan yang sangat tinggi dalam memecahkan masalah.
 Menunjukkan daya imajinasi yang luar biasa.
 Memiliki perbendaharaan kosakata yang sangat kaya dan mampu
mengikutsertakannya dengan baik.
 Biasanya fasih dalam berkomunikasi lisan, senang bermain atau
merangkai kata-kata.
 Sangat cepat memahami pembicaraan atau pelajaran yang diberikan.
 Memiliki daya ingat jangka panjang (long tern memory) yang kuat.
4. Karakteristik Persepsi/Emosi
 Sangat peka perasaannya.
 Menunjukkan gaya bercanda atau humor yang baik lazim (sinis, tepat
sasaran dalam menertawakan sesuatu hal tapi tanpa terasa dapat menyakiti
perasaan orang lain).
 Sangat perseptif dengan beragam bentuk emosi orang lain (peka dengan
sesuatu yang tidak dirasakan oleh orang lain).
 Memiliki perasaan yang dalam atas sesuatu.
 Memandang suatu persoalan dari berbagai macam sudut pandang.
 Sangat terbuka dengan pengalaman atau hal-hal baru.
 Alaminya memiliki ketulusan hati yang lebih dalam disbanding anak lain.
5. Karakteristik Motivasi dan Nilai-Nilai Hidup
 Menuntut kesempurnaan dalam melakukan sesuatu.
 Memiliki dan menetapkan standar yang sangat tinggi bagi diri sendiri dan
orang lain.
 Memiliki rasa ingin tahu dan kepenasaran yang sangat tinggi.
 Sangat mandiri, sering merasa tidk perlu bantuan orang lain, tidak
terpengaruh oleh hadiah atau pujian dari luar untuk melakukan sesuatu.
 Selalu berusaha mencari kebenaran, dan mencari makna hidup.
 Melakukan sesuatu atas dasar nilai-nilai filsafat yang sering kali sulit
dipahami orang lain.
 Senang menghadapi tantangan, pengambilan resiko, menunjukkan
perilaku yang dianggap “nyerempet-nyerempet bahaya”.
 Sangat peduli dengan moralitas dan nilai-nilai keadilan, kejujuran, dan
integritas.
 Memiliki minat yang beragam dan terentang luas.
6. Karakteristik Aktifitas
 Punya energy yang seolah tak pernah habis, selalu aktif beraktifitas dari
satu hal ke hal lain tanpa terlihat lelah.
 Sulit memulai tidur tapi cepat terbangun, waktu tidur yang lebih sedikit
disbanding anak normal.
 Sangat waspada.
 Rentang perhatian yang panjang, mampu berkonsentrasi pada satu
persoalan dalam waktu yang sangat lama.
 Tekun, gigih, pantang menyerah.
 Cepat bosan dengan situasi rutin, pikiran yang tidak pernah diam, selalu
memunculkan hal-hal baru untuk dilakukan.
 Spontanitas yang tinggi.
7. Faktor Penyebab
Meskipun dalam literature anak berbakat tidak secara disebutkan pandangan pakar
tentang etiologi keberbakatan, namun factor penyebab anak cerdas dan berbakat
sebagaimana dalam mangunsong (2011) dapat ditinjau dari dua hal yaitu :
 Faktor genetic dan biologis lainnya
Penelitian dalam genetika perilaku menyatakan bahwa setiap jines dari
perkembangan perilaku dipengaruhi secara signifika melalui
gen/keturunan. Walaupun pengaruh genetika dalam perkembangan
kemampuan unggul tidak dapat dielakkan, pengaruh biologic ini tidak
lebih penting daripada pengaruh lingkungan dimana anak diasuh factor
biologic belum bersifat genetic, yang mempunyai andil dalam intelegensi
adalah factor gizi dan neurologic. Kekurangan nutrisi pada masa kecil dan
gangguan neurologic yang terjadi dapat menyebabkan keterbelakangan
mental, begitupun sebaliknya.
 Faktor-faktor lingkungan
Dari penelitian tentang individu- individu berbakt yang sukses di berbagai
bidang, menunjukkan masa kecil di dalam keluarga yang memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
• Seorang dari anggota keluarga (satu atau kedua orangtua) memiliki
minat pribadi terhadap bakat anak dan memberikan dorongan besar dalam
rasa perkembangannya
• Kebanyakan dari orangtua adalah panutan, contoh, terutama dalam gaya
kehidupannya
• Adanya dorongan khusus dari orangtua bagi anak untuk menjelajah,
berpatisipasi dalam kegiatan-kegiatan rumah tangga, berkaitan dengan
bidang keberbakatan yang dikembangkan, dimana usaha anak selalu
mendapat mengukuhan (reward)
• Orangtua memberikan jaminan bahwa anak dapat belajar dalam lingkup
keberbakatan mereka
• Keluarga menampilkan/menunjukkan tingkah laku dan nilai (value yang
diharapkan, yang berkaitan dengan talent, termasuk mengenai jadwal yang
jelas dan standar untuk penampilan yang tepat sesuai dengan tahapan
perkembangan anak.
• Pengajaran bersifat informal dan terjadi dalam berbagai situasi. Proses
belajar awal lebih mengarah pada eksplorasi dan bermain
• Keluarga berinteraksi dengan tutor/mentor dan menerima informasi
bagaimana mengerahkan kegiatan- kegiatan anak
• Keyakinan orangtua bahwa anak-anak mereka mendalami bakat mereka,
sebagaimana juga mereka belajar bahasa.
• Adanya perilaku-perilaku dan nilai-nilai yang diharapkan berkaitan
dengan keberbakatan di dalam keluarga. Ada penjadwalan- penjadwalan
kegiatan dan standar yang jelas baik kenerja yang sesuia dengan tahap
perkembangan anak
• Orangtua menjadi pengamat latihan-latihan, menekankan minimum
waktu berlatih, memberi pengarahan bila diperlukan, dan memberi
pengukuran pada perilaku anak yang dilakukan dengan terpuji dan
memenuhi standar yang ditetapkan
• Orangtua mencarikan instruktur khusus dan guru khusus bagi anak
• Orangtua mendorong keikutsertaan anak dalam berbagai acara (konsert,
recital, kontes, dan lain-lain) dimana kemampuan anak dipertunjukkan
kepada khalayak ramai.
8. Model Pembelajaran
Untuk layanan pendidikan terhadap anak berbakat ini ada beberapa model yang dapat
digunakan, yaitu: pengayaan, percepatan, dan segregasi.
 Pengayaan dan akselerasi = Dalam model ini anak mendapatkan
pembelajaran tambahan sebagai pengayaan. Pengayaan ini dapat
dilakukan dua cara yaitu, secara vertical yaitu untuk memperdalam ilmu
pengetahuan yang disenangi, sehingga menguasai materi pelajaran secara
luas dan mendalam. Sedangkan secara horizontal yaitu anak diberi
kesempatan untuk memperluas pengetahuan dengan tambahan atau
pengayaan yang berhubungan dengan pelajaran yan sedang dipelajari.
 Percepatan = Secara konvensional bagi anak yang memiliki kemampuan
superior dipromosikan untuk naik kelas lebih awal dari biasanya. Dalam
percepatan ini ada beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu (1) masuk
sekolah lebih awal/sebelum waktunya misalnya masuk sekolah sebelum
usia 6 tahun; (2) loncat kelas misalnya karena kemampuannya luar biasa
pada salah satu kelas, maka langsung dinaikkelaskan yang lebih tinggi
satu tingkat; (3) penambahan pelajaran dari tingkatan diatasnya, sehingga
dapat menyelesaikan materi pelajaran lebih awal; (4) maju berkelanjutan
tanpa adanya tingkatan kelas. Dalam hal ini seklah tidak mengenal
tngkatan, tetapi menggunakan sistem kredit. Ini berarti anak berbakat
dapat maju terus susuai dengan kemampuannnya tanpa menunggu teman-
teman yang lainnya.
 Segregasi = Anak-anak berbakat dikelompokkan kedalam satu kelompok
dan diberi kesempatan untuk memperoleh pengalaman belajar yang sesuai
dengan potensnya.
9. Referensi
Julia Maria Van Tiel. Anakku Terlambat Bicara. Jakarta: Prenada, 2007.
Maria van Tiel, Julia dan Endang Widyorini. 2015. Deteksi dan Penanganan Anak Cerdas
Istimewa
(Anak Gifted) melalui Pola Alamiah Tumbuh Kembangnya. Jakarta: Prenadamedia
Group,
2015.
Munandar, Utami. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: PT RINEKA
CIPTA, 1988.
Nila Yoshita. 2005. Peran Orang Tua Anak Berbakat dalam Mengembangkan Pendidikan
Anak
Berbakat. Surabaya: Skripsi Sarjana Fakultas Psikologi, 2005.
Padjrin. Pola Asuh Anak dalam Perspektif Pendidikan Islam. Intelekualita, Vol.5 No.1 ,
2016
Sangkanparan, Hartono. Mencetak Superman Masa Depan. Jakarta: Visimedia, 2012.
Wilcox, Lynn. Penj. Kumalahadi P. Psikologi Kepribadian; Analisis Seluk beluk
Kepribadian
Manusia.Yogyakarta: IRCiSoD, 2013.

Anda mungkin juga menyukai