Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN

KEBERBAKATAN DAN ANAK BERBAKAT

Kelompok 9:

1. Nia Rahmawaty (14030184056)


2. Novia Widianti K (14030184078)

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

TAHUN PELAJARAN 2016


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Anak berbakat secara umum adalah “mereka yang karena memiliki
kemampuan-kemampuan yang unggul mampu memberikan prestasi yang tinggi”.
Istilah yang sering digunakan bagi anak-anak yang memiliki kemampuan-kemampuan
yang unggul atau anak yang tingkat kecerdasannya di atas rata-rata anak normal,
diantaranya adalah; cerdas, cemerlang, superior, supernormal, berbakat, genius, gifted, gifted and
talented, dan super. Selama diberi kesempatan, anak-anak dapat menemukan sesuatu dari minat
dan kemampuan mereka sendiri. Pada usia tersebut seluruh aspek perkembangan tumbuh dan
berkembang sangat luar biasa. Pada umumnya tingkat perkembangan masih melihat segala
sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik) serta mampu memahami hubungan antara konsep secara
sederhana.
Pada zaman modern ini orang tua semakin sadar bahwa pendidikan merupakan salah satu
kebutuhan pokok yang tidak bisa ditawar-tawar. Oleh sebab itu tidak mengherankan pula
semakin banyak orang tua yang merasa perlu cepat-cepat memasukkan anaknya ke sekolah sejak
usia dini. Mereka sangat berharap agar anak-anak mereka ”cepat menjadi pandai”. Sementara itu
banyak orang tua yang menjadi panik was-was jika melihat adanya gejala-gejala atau perilaku-
perilaku anaknya yang berbeda dari anak seusianya. Misalnya saja anak berumur tiga tahun yang
sudah dapat membaca lancar seperti layaknya anak usia tujuh tahun; atau ada anak yang baru
berumur lima tahun tetapi cara berpikirnya seperti orang dewasa, dan lain-lain. Dapat terjadi
bahwa gejala-gejala dan ”perilaku aneh” dari anak itu merupakan tanda bahwa anak memiliki
kemampuan istimewa.
Maka dari itu kiranya perlu peran guru dan orang tua bisa mendeteksi sejak dini tanda-tanda
adanya kemampuan istimewa pada anak agar anak-anak yang memiliki bakat dan kemampuan
istimewa seperti itu dapat diberi pelayanan pendidikan yang memadai. Pendidikan/penangan
khusus bagi anak-anak berbakat ini perlu sekali mendapat perhatian yang serius dari pemerintah
ataupun lembaga pendidikan seperti yang telah diungkapkan di Undang-undang Sistem
Pendidikan Nasional. Padahal anak-anak berbakat tersebut tak bisa dipungkiri bahwa mereka
merupakan aset yang sangat menentukan masa depan pendidikan dan masa depan bangsa ini.

B. Rumusan masalah
Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian dari anak berbakat ?


2. Bagaimana ciri-ciri anak berbakat ?
3. Bagaimana karakteristik dari anak berbakat ?
4. Bagaimana cara untuk mengidentifikasi anak berbakat ?
5. Apa saja problem dari anak berbakat ?
6. Apa saja pelayanan yang di berikan bagi anak berbakat ?

C. Tujuan
Dari permasalahan diatas tujuan dari makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian dari anak berbakat
2. Untuk mengetahui ciri-ciri dari anak berbakat
3. Untuk mengetahui karakteristik dari anak berbakat
4. Untuk mengetahui cara mengidentifikasi anak berbakat
5. Untuk mengetahui problem dari anak berbakat
6. Untuk mengetahui pelayanan yang cocok bagi anak berbakat
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Keberbakatan dan Anak Berbakat

Bakat adalah kemampuan yang merupakan sesuatu yang melekat (inherent) dalam
diri seseorang, merupakan bawaan sejak lahir dan terkait dengan struktur otak. Menurut
Widodo Judarwanto 2007, keberbakatan adalah kemampuan intelektual atau kecerdasan
diantaranya meliputi kemampuan intelektual musik, matematika, fisika, kimia,
elektronika, informasi tehnologi, bahasa, olahraga dan berbagai tingkat kecerdasan di
berbagai bidang lainnya yang kemampuannya jauh di atas rata-rata anak seusianya.

Keberbakatan ikut ditentukan oleh kebutuhan dan kecenderungan kebudayaan


dimana seseorang yang berbakat itu hidup. Dilihat dari sudut pandang berdimensi ganda,
keberbakatan adalah kemampuan unjuk kerja yang tinggi di dalam aspek intelektual,
kreativitas, seni, kepemimpinan, atau bidang akademik tertentu. Dalam konsep luas dan
terpadu, keberbakatan merupakan kecakapan intelektual superior, yang secara potensial
dan fungsional mampu mencapai keunggulan akademiak di dalam kelompok populasinya
dan atau berbakat tinggi dalam bidang tertentu, seperti matematika, IPA, seni, musik,
kepemimpinan sosial dan perilaku kreatif tertentu dalam interaksidengan lingkungan
dimana kecakapan dan unjuk kerjanya itu ditampilkan secara konsisten.

Anak berbakat didefinisikan oleh USOE (United States Office of Education) sebagai
anak-anak yang dapat membuktikan kemampuan berprestasinya yang tinggi dalam
bidang-bidang seperti intelektual, kreatif, artistik, kapasitas kepemimpinan atau akademik
spesifik, dan mereka yang membutuhkan pelayanan atau aktivitas yang tidak sama
dengan yang disediakan di sekolah sehubungan dengan penemuan kemampuan-
kemampuannya.

B. Ciri-Ciri Anak Berbakat

1. Si anak memiliki ciri khas

Anak yang memiliki ciri khas biasnya akan nampak saat dirinya sedang bermain
besama teman-teman sebayanya. Si anak akan bertingkah laku yang lebih dewasa
sehingga kerika bermain dengan teman seusianya cenderung memisah. Namun,
bukan berarti si anak tak mau bermain dan berkumpul dengan teman seusianya. Si
anak sangat bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

2. Si anak memiliki cara belajar yang berbeda

Si anak cenderung tidak bisa diam dan aktif terhadap hal-hal baru. Selain itu, si
anak juga lebih suka untuk mengeklspelor dan mempelajari lebih lanjut sesuatu
yang ada di sekelilingnya. Namun ketahuilah bahwa tidak mau diam bukan berarti
si anak hiperaktif.

3. Gaya bahasanya lebih dewasa

Si anak lebih cepat menyerap bahasa orang dewasa dan menirukannya. Untuk itu,
jangan heran jika ada anak yang mengikuti perkataan orang dewasa bahkan
menirukannya. Selain itu, si anak akan lebih cepat untuk menjawab pertanyaan
yang diajukan kepadanya.

4. Si anak memiliki kosakata yang banyak

Karena kemampuannya untuk menyerap bahasa lebih cepat, si anak jadi memiliki
kosakata yang lebih banyak. Dengan begitu, si anak jadi mengerti kata-kata yang
diucapkan kepadanya. Bahkan, si anak bisa menyebutkan secara terperinci baik itu
mengenai benda atau saat menjawab pertanyaan yang diberikan kepadanya.

5. Si anak memiliki keterampilan yang lebih

Keterampilan lebih yang dimilikinya itu, seperti memakai baju sendiri, memegang
benda dengan posisi yang benar tanpa kesulitan, dan keterampilan lainnya. Namun
ketahuilah bahwa keterampilan itu bisa saja dimiliki si anak asalkanAnda mau
melatihnya dengan cara berenang, bermain tenis, dan olahraga lainnya. Dengan
berolahraga bisa melatih kemampuan motorik kasarnya.

6. Si anak gemar mengoleksi benda

Apakah anak Anda gemar mengoleksi benda-benda? Jika iya, maka si anak bisa jadi
memiliki bakat. Anak berbakat akan lebih senang untuk mengumpulkan benda-
benda kesukaannya. Misalnya, mainan, baju, hiasan, dan lain sebagainya. Hal
tersebut dikarenakan si anak menyukai bentuknya, warnanya, serta modelnya. Tak
heran jika si anak gemar memilih-memilih atau mengelompokkan benda-benda
kesukaannya itu.

7. Si anak gemar membaca

Saat usia si anak 1 tahunan, dirinya akan mampu untuk membedakan gambar yang
posisinya terbalik. Selain si itu, si anak juga akan menunjukkan gerakan kepala dari
kiri ke kanan seolah-olah dirinya sedang membaca. Ketahuilah bahwa hampir 50
persen anak yang berbakat sudah bisa membaca sejak usianya 2-2,5 tahun.Untuk
merangsang anak agar suka membaca, Anda juga bisa melatihnya dengan
mendongengkan buku atau sering bercerita kepadanya.

8. Memiliki kemampuan logika


Anak berbakat akan mudah memahami benda-benda yang besar dan kecil, serta
membedakan banyak dan sedikit. Selain itu, si anak juga mengerti mengenai berapa
lama, berapa jauh, dan berapa banyak. Dan anak berbakat juga bisa membedakan
atas dan bawah, kiri dan kanan, serta maju dan mundur.

9. Memiliki daya ingat yang cukup baik

Daya ingat anak berbakat sangat tinggi. Misalnya, si anak mampu mengingat
kejadian yang sudah lama dan mampu untuk mengungkapkannya kembali dengan
baik. Apakah anak Anda seperti itu?

10. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi

Anak berbakat cenderung lebih banyak bertanya terhadap apa yang belum
dimengerti. Jika si anak banyak bertanya pada apa yang tidak diketahuinya, maka
sebagai orangtua Anda harus memberikan jawaban untuknya. Berilah jawaban
dengan baik dan jangan biarkan si anak tanpa jawaban.

11. Pandai bersosialisasi

Anak berbakat akan lebih senang untuk bermain dengan teman di atas usianya.
Dirinya akan merasa nyaman bermain dengan teman yang usianya lebih tua
darinya. Sedangkan, saat bermain dengan teman seusianya si anak akan merasa
tidak nyaman.

12. Memiliki energi yang kuat

Setiap beraktivitas, si anak selalu bersemangat karena dirinya memiliki energi yang
kuat. Untuk itu, jangan heran jika si anak kurang tidur siangnya.

Ciri Bakat Menurut Konsep Renzulli:


Menurut Renzulli, anak berbakat adalah mereka yang memiliki Above Average Ability
(Kemampuan diatas rata-rata), Task Commitment (komitmen pada tugas) & Creativy
(kreativitas).

 Above Average Ability. Kemampuan di atas rata-rata. Beberapa orang mengartikan ini
sebagai skor IQ yang tinggi. Tapi menurut saya, yang dimaksud Renzulli kemampuan di
atas rata-rata adalah kemampuan seseorang diatas rata-rata pada bakat tertentu, tidak
menyempit pada inteligensi. Bakat itu banyak. Jadi bisa saja kemampuan di atas rata-rata
pada olahraga, musik, menulis, dan saudara-saudaranya.

 Task Commitment. Tanggung jawab atau komitmen yang tinggi terhadap tugas. Mereka
mungkin akan begitu fokus pada tugas yang diberikan atau yang mereka buat sendiri
terlebih tugas itu menyangkut bakatnya. Misal seorang yang berkomitmen menyelesaikan
lukisannya dan mengerjakannya dengan baik.

 Creativity. Ya, ciri anak berbakat adalah kreatif. Mereka punya kreativitas yang tinggi,
punya ide-ide orisinal, punya karya yang anti mainstream.

C. Karakteristik Anak Berbakat

 Karakteristik kognitif

 Kualitas luar biasa di informasi

 Ingatan yang kuat

 Kebiasaan perubhan minat & keinginan kemampuan menghasilkan ide-ide dan solusi
yang asli

 Karakteristik bahasa

 Kemampuan verbal

 Perkembangan yang tinggi pada pengenalan bahasa dan penulisan bahasa.

 Perkembangan yang baik pada perkembangan sensorik

 Tidak kebal untuk keretakan kekurangan integrasi di antara pikiran dan badan.

 Karakteristik afektik

 Pendekatan evaluasi terhadap diri sendiri dan lainya.

 Gigih, tujuan perilaku tak langsung.

 Kepekaan yang tak bias untuk harapan & perasaan orang lain.
 Tingginya kesadaran diri, menyesuaikan dengan perbedaan perasaan.

 Perkembangan awal dalam focus of control dan kepuasan kedalam dan identitas
emosional yang tidak biasa.

 Harapan yang tinggi dan lainya, sering menuju tingkat frustasi dirinya, lainya dan
situasinya.

 Kemampuan tingkat perkembangan moral.

 Kemajuan kognitif dan kapasitas afektif dan konseptualisasi dan pemecahan masalah
sosial.

Sutratianah lebih lanjut mengungkapkan karakteristik anak berbakat antara lain:


 Memiliki tingkat inisiatif, imajinasi dan kreatifitas yang juga demikian tinggi.
 Namun sebaliknya dibalik kelebihan itu seringkali disertai penyimpangan beberapa
perilaku seperti gangguan sosialisasi, emosi tinggi dan labil, agresifitas tinggi,
gangguan konsentrasi, impulsifitas tinggi, gangguan tidur, hiperaktif dan beberapa
gangguan perilaku lainnya.
 Rasa tidak puas yng beralasan, yang bagi anak-anak lain puas/menerima begitu saja
akan hal-hal ilmiah.
 Kemauan untuk bekerja sendirian dalam jangka waktu yang lama.
 Kemampuan melihat adanya hubungan di antara bermacam-macam unsur dalam satu
situasi tertentu.
 Kemampuan yang tinggi di bidang matematika, membaca, mengungkapkan ide-ide
scienci, menggenerelisasikan hal-ihwal, berpikir kuantitatif.

D. Identifikasi Anak Berbakat

Sejak usia dini, sudah dapat dilihat adanya kemungkinan anak memiliki bakat yang
istimewa. Anak-anak ini sedapat mungkin dikenali sedini mungkin dan dikelompokkan
sebagai anak berkebutuhan khusus, karena mempunyai kebutuhan dan kemampuan
tumbuh kembang yang berbeda dari anak-anak sebayanya

Anak-anak berbakat pada masa balitanya mungkin menunjukkan perilaku khusus yang
dapat disalahartikan sebagai anak dengan gangguan perkembangan, perilaku bermasalah,
dan gangguan mental. Oleh sebab itu, sangat penting bagi pendidik untuk dapat
mendeteksi keberbakatan peserta didiknya dengan melihat berbagai karakteristik tumbuh
kembang dan personalitasnya., agar ia dapat menerima pembinaan sebaik-baiknya
sebagai anak “gifted” sedari awal.
Banyak referensi yang menyebutkan bahwa di dunia ini terdapat 10-15% anak berbakat,
dalam pengertian memiliki kecerdasan atau kelebihan yang luar biasa, jika dibandingkan
dengan anak-anak seusianya. Kelebihan-kelebihan mereka bisa nampak dalam salah satu
atau lebih tanda-tanda berikut:

1. Kemampuan intelegensi umum yang sangat tinggi, biasanya ditunjukkan dengan


perolehan tes intelegensi yang sangat tinggi, misal IQ di atas 120.

2. Bakat istimewa dalam bidang tertentu, misalnya bidang bahasa, matematika, seni dll.

3. Kreativitas yang tinggi saat berfikir, yaitu kemampuan untuk menemukan ide-ide
baru.

4. Kemampuan memimpin yang menonjol yaitu kemampuan untuk mengarahkan dan


mempengaruhi orang lain untuk bertindak sesuai dengan harapan kelompok.

5. Prestasi-prestasi istimewa di dalam bidang seni atau bidang lainnya. Contoh, anak
berumur 2 tahun tetapi lebih memilih mainan-mainan untuk anak berumur 6-7 tahun
yang lebih kompleks dan menuntut kreativitas tinggi, anak usia 3 tahun sudah mampu
membaca buku-buku yang diperuntukkan bagi anak-anak yang berusia 7-8 tahun.

E. Problem Anak Berbakat

F. Pelayanan Bagi Anak Berbakat

G. Penerapan Pendidikan Keberbakatan di Indonesia

Sejarah pendidikan di Indonesia pada era orde baru mencatat berbagai upaya dari
berbagai tokoh pendidikan bangsa ini untuk menerapkan hakikat pendidikan dan prinsip-
prinsip demokratisasi pendidikan bagi anak-anak berbakat, jauh sebelum dikeluarkannya
peraturan perundang-undangan tersebut. Misalnya seperti terdapat dalam uraian tentang
perjalanan sejarah pengananan anak-anak berbakat berikut:

1. Awal tahun 1970, di kenal istilah PP II (proyek perintis II) dilaksanakan oleh institud
pertanian bogor. Mahasiswa yang di terima melalui jalur PP II di rekrut langsung dari
sekolah asalnya tanpa mengikuti ujian masuk seperti mahasiswa biasa (reguler)
gagasan ini datang dari prof.DR. Andi Hakim Nasution.

2. Tahun 1982, di pendidikan dasar dan menengah mulai di ujicobakan layanan


pendidikan bagi anak berbakat. Proyek ini mencakup jenjang SD,SLTP,SMA yang
berlokasi di perkotaan (jakarta) dan pedesaan (cianjur). Para siswa di identifikasi
melalui proses tes dan nontes dengan bentuk pelayanan program pengayakan dan
kelas kusus di luar waktu sekolah(puul out progame). Karena keterbatasan dana
sekolah rintisan ini hanya mampu berjalan tiga tahun.

3. Tahun 1987,merupakan tahun awal kebangkitan kesadaran sekolah swasta untuk “


melanjutkan layanan program anak pendidikan bagi anak berbakat” SD ade irma
suryana nasution, jakarta dan sekolah-sekolah di bawah naungan al ashar kemang
sifa budi, jakarta merupakan sekolah propor bagi pendidikan anak berbakat. Para
siswa di seleksi dengan pendekatan konsep Renzuli.

4. Tahun 1989, Menhankam Jendral Benny Murdani menyarankan untuk mencari bibit
unggul dari seluruh plosok nusantara dan sekaligus pendidiknya dalam suatu tempat
kusus. Wujud gagasan ini berupa lahirnya SMU Taruna Nusantara di Malang yaitu
sekolah berassrama yang menitiberatkan pada pengembangan potensi pribadi secara
optimal termasuk kepemimpinan

5. Tahun ajaran 1994/1995, departemen pendidikan dan kebudayaan dibawah prof. DR.
Wardiman djoyo negoro memperkenalkan konsep sekolah unggul/ shcool of
excellence. Konsep ini mengakomodasi kebutuhan siswa-siswi dalam katagori siwa
cepat( fast learners), dan siswa berbakat(gifted) dari hasil penelitian oleh reni akbar
hawadi, dkk. (1997 pada 20 smu unggulan di 16 profinsi, terdapat 25 % siswa SMU
unggulan yang memiliki taraf kecerdasan umum yang berfungsi di bawah rata-rata,
sedangkan mereka yang memenuhi persaratan yang diminta (sebagai anak berbat dan
siswa cepat) hanya 9.5%.

Penegasan secara eksplisit dinyatakan pada pasal 24, yaitu setiap peserta didik pada
satuan pendidikan mempunyai hak-hak sebagai berikut:
“Ayat (1) mendapat perilakuan sesuai dengan bakat , minat dan kemampuanya.
Ayat (2) mengikuti progam pendidikan yang bersangkutan dengan dasar pendidikan
berkelanjutan, baik untuk mengembangkan kemampuan diri, maupun untuk memperoleh
pengakuan tingkat pendidikan tertentu yang telah diberlakukan;
Ayat (6) menyelesaikan program pendidikan lebih awal dari dari waktu yang telah
ditentukan”
Amanat tersebut ditinjak lanjuti dengan PP Nomor 28 tahun 1990 tentang pendidikan
dasar dan Kep. Mendikbud nomor 0487/U/1992 untuk Sekolah Dasar. Dalam Kep.
Mendikbut tersebut, pasal 15 ayat (2) menyatakan bahwa” pelayanan pendidikan bagi
siswa yang memiliki bakat istimewa dan kecerdassan luar biasa dapat melalui jalur
pendidikan sekolah dengan menyelenggarakan program percepatan, dengan ketentuan
telah mengikuti pendidikan SD dengan sekurang-kurangnya lima tahun”
Untuk SLTP di tindak lanjuti dengan Kep. Mendikbud nomor 054/U/1993. Kep.
Mendikbud pasal16 ayat (1) menyebutkan bahwa” siswa yang memiliki bakat istimewa
dan kecerdassan luar biasa dapat menyelesaikan program belajar lebih awal dari yang
telah ditentukan, dengan ketentuan telah mengikuti pendidikan SLTP sekurang-kurangnya
dua tahun.”

Sementara itu khusus pendidikan menengah , diatur dalam PP nomor29 tahun 1990
yang ditindaklanjuti dengan Kep. Mendikbud nomor 054/U/1992 untuk SMU. DALAM
Kep. Mendikbud tersebut , pasal 16 ayat (1) menyebutkan bahwa” siswa yang memiliki
bakat istimewa dan kecerdassan luar biasa dapat menyelesaikan program belajar lebih
awal dari yang telah ditentukan, dengan ketentuan telah mengikuti pendidikan SMU
sekurang-kurangnya dua tahun.

Tingkat keseriusan pemerintah tampak dalam pemberian pelayanan pendidikan anak


berbakat yag selalu dituangkan dalam GBHN periode lima tahunan. Dalam GBHN tahun
1998 dinyatakan bahwa “ peserta didik yang memiliki tingkat kecerdasan luar biasa
mendapat perhatian dan pelajaran lebih khusus agar dapat dipacu perkembangan prestasi
dan bakatnya tanpa mengabaikan potensi peserta didik lainya”.
Bertolak dari amanat-amanat itu, Menteri Pendidikan Nasional pada Rakernas tahun
2000, yang bertepatan dengan hari pendidikan nasional mencanangkan program
percepatan belajar untuk SD,SLTP, dan SMU.

Pada tahun pelajaran 2001/2002, pemerintah, melalui direktorat pendidikan luar


biasa, menetapkan kebijakan untuk melakukan sosialisasi atau melaksanakan pemetaan
untuk sekolah yang mengajukan proposal untuk menyelenggarakan program percepatan
belajar, khususnya di ibu kota beberapa propinsi yang diantara tujuannya adalah:

1. Memberikan pelayanan terhadap peserta didik yang memiliki karakteristik khusus


dari aspek kognitif dan afektifnya.

2. Memenuhi hak asasinya selaku peserta didik sesuai dengan kebutuhan dirinya

3. Memenuhi minat intelektual dan prespektif masa depan peserta didik

4. Menyiapkan peserta didik menjadi pemimpin masa depan

5. Menghargai peserta didik yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa
untuk bisa menyelesaikan pendidikan lebih cepat

6. Memacu kualitas atau mutu siswa dalam meningkatkan kecerdasan spiritual,


intelektual, dan emosional secara berimbang

7. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran peserta didik.

H. Kurikulum Berdifferensiasi
Istilah diferensiasi dalam pengertian kurikulum menunjuk pada kurikulum yang tidak
berlaku umum, melainkan dirancang khusus untuk kebutuhan tumbuh kembang bakat
tertentu. Pengembangan kurikulum berdiferensiasi terutama menunjuk seuatu kebutuhan
berkenan dengan tumbuh kembangnya kreatifitas seseorang. Berbeda dengan kurikulum
reguler yang berlaku bagi semua siswa, kurikulum berdiferensiasi bertujuan untuk
menampung pendidikan berbagai kelompok belajar, termasuk kelompok siswa berbakat.

Melalui program khusus, siswa berbakat akan memperoleh pengayaan dari materi
pelajaran, proses belajar dan produk belajar. Clendeing&davies (1983) menjelaskan
bahwa yang dimaksud differentiated adalah isi pelajaran yang menunjuk pada konsep dan
proses kognitif tingkat tinggi, strategi instruksional yang akomodatif dengan gaya belajar
anak berbakat dan rencana yang memfasilitasi kinerja siswa.

Dalam kurikulum berdifferensiasi terdapat beberapa komponen yang harus ada


diantaranya:

1. Materi pengalaman belajar yang menumbuhkan kreatifitas harus dipilih untuk


digemukkan dan dipadatkan dengan cara:

a. Menambah bagian-bagian baru yang menarik dan merupakan tantangan bagi


siswa berbakat

b. Mengubah bagian-bagian yang kurang sesuai

c. Mengurangi kegiatan-kegiatan yang rutin dan bersifat mengulang

2. Terjadinya penanjakan dinamis mental dan tindakan kreatif (creative action)

3. Berorientasi pada proses, kegiatan aktif dan penerapan tugas, serta memberi peluang
kepada siswa untuk memilih sendiri kegiatan belajar sesuai dengan minat dan
kemampuannya

4. Komponen yang bersifat tekhnis, seperti fasilitas, komposisi guru, pendekatan proses
belajar mengajar dan penggunaan metode mengajar yang bervariasi.
Diferensiasi kurikulum bagi anak gifted dapat dibagi dalam 4 bentuk (Mooij dkk,
2007) yakni:

a. Pengkayaan (enrichment): yaitu berupa tawaran ekstra materi pelajaran yang


dimaksudkan untuk pendalaman dan perluasan.

b. Pemadatan atau pemampatan (compacting): yaitu berupa pemampatan materi


pelajaran reguler. Atau dengan kata lain bahwa pelajaran yang diberikan tidak
perlu dilakukan pengulangan-pengulangan yang memang diperlukan sebagai
latihan bagi anak-anak normal.
c. Paruh waktu (part-time) dalam kelompok-plus atau kelas-plus (pull-out): Dimana
dalam kelompok/kelas itu diadakan ekstra aktivitas atau program yang menantang
khusus untuk anak-anak gifted. Kegiatan dalam kelompok/kelas plus ini dilakukan
beberapa jam dalam satu minggu. Bila anak-anak gifted tersebut membutuhkan
kegiatan yang menantang guna memenuhi kebutuhan keberbakatannya, ia dapat
sementara waktu keluar dari kelasnya (pull-out), masuk ke dalam kelompok-plus
atau kelas-plus tersebut, bersama-sama dengan anak anak gifted lainnya dalam
berbagai usia mengerjakan berbagai proyek yang diminatinya. Kelas-kelas seperti
ini sering juga disebut Kangaroo-class.

d. Percepatan (acceleration): yaitu berupa lompat kelas (Class skipping). Namun


percepatan ini membutuhkan beberapa pertimbangan berupa: kematangan sosial
emosional, kapasitas intelektual, prestasi, adanya lompatan perkembangan
didaktik, persetujuan orang tua

Dalam kurikulum berdifferensiasi dikenal juga tentang matra kurikulum. Matra


Merupakan kumpulan kegiatan belajar dasar untuk pengembangan lebih lanjut dan
memenuhi kebutuhan ana secara umum, sehingga kurikulum berdiferensiasi ini
sebenarnya bertitik tolak pada kurikulum umum yang berlaku bagi semua siswa.
Pengalaman belajar dari kurikulum umum ini memberikan keterampilan dasar,
pengetahuan, pemahaman, nilai dan sikap yang akan memungkinkan seseorang
berfungsi sesuai dengan tuntutan masyarakat. Diantara macam matra tersebut adalah:

1. Matra Yang Didiferensiasikan

Berkaitan dengan ciri khas perkembangan anak berbakat dan merupakan


kurikulum yang dikembangkan secara mendalam. Sifatnya terutama memenuhi
harapan, kepentingan, tuntutan kebutuhan peserta didik unggul, terutama
berkaitan dengan kehidupan kreatifnya

2. Matra Subliminal

Matra subliminal ini berkaitan dengan latar belakang budaya yang merupakan
konteks pendidikan dan harus ditandai oleh iklim akademis. Iklim akademis,
pergaulan antasesama siswa, antarguru dan siswa, guru dan guru, serta kepala
sekolah, peraturan disiplin yang berlaku yng memadai interaksi belajar,
merupakan suasana yang amat menentukan kualitas belajar.

3. Matra non akademis

Dalam upaya agar materi belajar tidak terlalu sempit dan terbatas pada
pengetahuan yang disajikan di buku ajar dan kurikulum sekolah, berbagai wahana
luar sekolah seperti kegaitan di masyarakat, televise, museum, radio juga harus
mendukung matra yang didiferensiasikan. Dai sini dapat digali pembelajaran
melalui pengalaman langsung dengan mengemukakan hal-hal yang sebelumnya
hanya dibaca.

Anda mungkin juga menyukai