Anda di halaman 1dari 10

Landasan Biologis Pendidikan

Pembahasan
A. Pengertian
Biologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk hidup serta proses kehidupan.
Adapun makhluk hidup yang dimaksud ialah manusia, hewan dan tumbuhan.
Landasan biologi pendidikan adalah suatu titik acuan untuk mengetahui
bagaimana perkembangan biologis dan karakteristik biologis peserta didik dalam hal
pendidikan.

B. Karakteristik
1. Karakteristik Biologi Anak
Ditinjau dari faktor biologi, manusia dan hewan tertentu memiliki
persamaan karakteristik. Namun demikian walau ada persamaan karakteristik dari
segi biologi, tetapi manusia memiliki potensi superior yang membedakannya
dengan makhluk lain. Potensi superior tersebut adalah kemampuan mental,
kecerdasan, akal budi atau daya pikir yang paling sempurna yang kesemuanya
berada dalam otak.

Dalam beberapa hal manusia dengan hewan mamalia lain memiliki


perbedaan. Tetapi hewan mamalia secara umum memiliki persamaan. Persamaan
tersebut terutama dalam bentuk organ dan sistem pada tubuh secara anatomis
antara manusia dengan hewan primata. Dobzhansky mengatakan bahwa diantara
hewan yang paling dekat dengan manusia adalah simpanse hewan yang paling
cerdas. Simpanse hewan yang paling superior dibandingkan dengan hewan
primata lainnya, dalam kemampuan mengingat, berkemauan dan belajar. Namun
demikian ada pemisah yang sangat jauh berbeda mengenai kapasitas intelektual
(intellectual capacity) antara simpanse dengan manusia. Respon-respon simbolik
dapat dipelajari oleh simpanse dengan sejumlah kesulitan yang dihadapi, sehingga
tidak akan mampu melampaui batas kapasitasnya. Beberapa karakteristik biologis
lain diantaranya yakni :
1) Asumsi Biologi : Manusia adalah hewan, namun bukan semata-mata
hewan dan bukan semata-mata manusia.
2) Masalah biologi mendasari masalah pendidikan. Pendidikan ialah
persiapan untuk kehidupan yang sempurna
3) Tiga arti biologi bagi pendidikan menurut Horne :
a) Bertambahnya ukuran otak. Makin tinggi skala derajat mamalia,
makin besar ratio otaknya dibandingkan dengan ukuran badannya.
b) Panjang periode anak manusia dibandingkan dengan anak hewan
yang lebih rendah.
c) Otak sebagai alat berpikir.
4) Bertambahnya rasio otak atau badan pada manusia
Manusia secara absolut mempunya otak paling besar dari semua
makhluk. Bertambahnya ukuran otak dapat berarti peralihan hidup dari
dasar insting ke dasar rasional. Manusia mempunyai kapasitas insting
lebih besar daripada hewan yang lebih rendah.
5) Kelebihan edukabilitas atas insting
Pendidikan ialah pertimbangan individu yang ditambahkan pada
pengalaman ras pada masa lampau dalam menentukan perbuatan
6) Basis mental dalam seleksi alam
Pendidikan menurut versi biologi ialah kondisi dasar untuk
memperoleh perkembangan optimal dan penyesuaian terbaik terhadap
lingkungan.
7) Menurut Adam Sedgewick
Secara biologis pendidikan ialah pembentukan kebiasaan.
Pendidikan tidak lebih daripada respon organisme yang mata terhadap
stimulus dari luar.
8) Alam dan Buatan
Alam adalah segala kekuatan hidup. Pendidikan adalah sejenis
alam tertinggi dan terakhir. Jadi, pendidikan adalah penyesuaian
superioritas manusia yang sadar terhadap lingkungannya.
9) Periode panjang anak manusia
Periode anak manusia terpanjang dibandingkan anak makhluk lain.
Selama periode itu anak tergantung hidupnya pada bantuan orang tua.
Menurut Nicholas M. Butler bahwa periode anak bagi pendidikan sebagai
periode penyesuaian fisik ( berjalan, makan ) dan penyesuian mental atau
spiritual.
10) Otak sebagai alat jiwa
Empat bukti ilmiah tentang otak dengan jiwa :
a) Pathologi menunjukan hasil otopsi bahwa penyakit mental yang
berbeda berhubungan dengan luka pada tempat yang berbeda
dalam otak.
b) Anatomi menunjukan bahwa syaraf – syaraf dari berbagai organ
tubuh bertemu dalam otak.
c) Pembedahan makhluk hidup menunjukan bahwa hilangnya bagian
– bagian tertentu dari otak menghasilkan perubahan pada tingkah
laku.
d) Efek stimulus dan narkotik mempengaruhi kesadaran
11) Yang dapat dilakukan pendidikan untuk otak
Pendidikan dapat mengembangkan dan memperkuat sistem syaraf
yang tidur dan melalui pembiasaan dapat membuat otak siap untuk
pemikiran dan perbuatan baru.
12) Keturunan orang – orang yang berpendidikan
Menurut Donald Son : Keturunan orang – orang terdidik
seharusnya mempunyai sistem syaraf yang dimodifikasi lebih kuat, lebih
responsif dan lebih akurat, sehingga lebih mampu beradaptasi.

13) Otomatisasi bukan tujuan akhir pendidikan


Karena otomatis bekerja dalam dunia statis, sedangkan dunia
manusia tumbuh dan berkembang. Dalam hal ini kesadaran diperlukan
sebagai motor penggerak, sebagai pembebas dan penyesuai terhadap
situasi baru.

Dari sudut kesadaran berfungsi meneruskan (mengulang-ngulang)


perbuatan yang menyenangkan dan menghasilkan (menghindari)perbuatan
yang menyakitkan.

C. Perkembangan dan Perseptual Anak


a. Perkembangan Biologis
1. Faktor Hereditas dalam Perkembangan Anak
Faktor hereditas merupakan suatu faktor yang mempengaruhi kondisi
biologis anak berdasarkan pewarisan genetik dari orang tua
2. Faktor Lingkungan dalam Perkembangan Anak
Faktor lingkungan merupakan suatu faktor yang mempengaruhi kondisi
biologis dan perkembangan anak yang berdasarkan pengalaman interaksinya
dengan dunia luar atau lingkungan.
b. Perkembangan Fisik dan Perseptual Anak SD
1. Perkembangan Fisik
Anak sekolah dasar di Indonesia pada umumnya berada pada rentang usia
sekitar 6-12 tahun. Dala psikologi perkembangan rentang usia tersebut
lazimnya disebut sebagai masa anak (middle and late childhood), yakni suatu
fase antara masa kanak-kanak (early childhood) dan masa remaja (adoles
cence). Sebutan lain yang sering dialamatkan kepada kelompok anak usia ini
adalah masa usia sekolah. Sebutan ini mungkin diberikan karena anak pada
usia ini memasuki dunia pendidikan formal, yakni sekolah.

Dalam hal aktivitas anak, termasuk belajar dan aktivitas mental lainnya
akan banyak dipengaruhi oleh kondisi fisiknya. Kondisi fisik juga dapat
memberikan pengaruh terhadap perkembangan kepribadian anak secara
keseluruhan.

Perkembangan fisik anak SD ini mencakup aspek-aspek tinggi dan berat


badan, proporsi tubuh dan dampak-dampak psikologis yang dapat
ditimbulkannya, serta perbandingan otot-lemak. Masalah kesehatan gizi,
olahraga, dan suasana emosional dalam perkembangan fisik anak :
a. Tinggi dan Berat Badan
Bila dibanding dengan pada masa usia dini dan masa remaja
pertumbuhan fisik anak SD cenderung lebih lambat dan relatif konsisten.
Laju perkembangan seperti ini berlangsung sampai terjadinya perubahan-
perubahan besar pada masa awal pubertas.

Karena adanya penambahan ukuran dalam kerangka tulang


belulang, sistem otot, dan organ-organ tubuh lainnya, tinggi dan berat
badan anak secara bertahap terus bertambah. Di Indonesia, belum ada
standar baku tentang ukuran kenaikan berat dan tinggi badan anak usia
SD, namun penambahan itu diperkirakan berkisar antara 2,5 – 3,5 kg dan
5-7 cm pertahun.

Kaki anak lazimnya menjadi lebih panjang dan tubuhnya menjadi


lebih kurus. Massa dan kekuatan otot anak secara bertahap terus
meningkat disaat semakin menurunnya kadar “lemak bayi”. Selama usia
SD ini kekuatan fisik anak lazimnya meningkat dua kali lipat. Gerakan-
gerakan lepas pada masa sebelumnya sangat membantu pertumbuhan otot
ini. Dengan demikian, disamping faktor kematangan, unsur latihan juga
sangat membantu proses peningkatan dalam kekuatan otot.

b. Proporsi dan Bentuk Tubuh


Anak SD kelas-kelas awal umumnya masih memiliki proporsi
tubuh yang kurang seimbang. Kekurangseimbangan ini sedikit demi
sedikit berkurang sampai sampai terlihat perbedaannya ketika anak
mencapai kelas 5 atau 6. Pada kelas-kelas akhir SD, lazimnya proporsi
tubuh anak sudah mendekati keseimbangan.

Ketidakseimbangan tubuh anak dapat diamati pada bagian kepala,


badan, dan kaki. Kepala masih terlalu besar bila dibanding dengan bagian
tubuh lainnya. Akan tetapi beberapa perbandingan pada bagian wajah
yang kurang seimbang mulai menghilang dengan bertambah besarnya
mulut dan rahang, semakin melebar dan meratanya dahi, semakin
mengecilnya bibir, serta menjadi lebih besar dan berbentuknya hidung.

Badan memanjang dan menjadi lebih langsing, leher menjadi lebih


panjang, dada sedikit melebar, perut tidak buncit dan lebih langsing serta
lengan dan tungkai memanjang namun kelihatannya kurus dan belum
berbentuk karena otot-otot belum berkembang. Tangan dan kaki juga
secara bertahap tumbuh semakin besar, Walaupun hal itu terjadi dalam
tempo yang agak lambat. Akhirnya, sedikit demi sedikit anggota badan
anak menjadi semakin kekar dan berisi, terutama pada saat menjelang
pubertas.
Jaringan lemak anak SD berkembang lebih cepat daripada jaringan
ototnya. Jaringan otot baru berkembang biak cepat pada awal pubertas.
Jaringan otot baru berkembang agak cepat pada awal pubertas. Besarnya
jaringan otot lemak anak SD akan mengikuti tipe bentuk tubuhnya.
Kemungkinan tiga bentuk primer tubuh menurut tipologi Sheldon adalah :
(a) Endomorph, yakni yang tampak dari luar berbentuk gemuk dan
berbadan besar. Anak yang endomorph, lemaknya jauh lebih banyak
daripada jaringan otot.
(b) Mesomorph, yang kelihatannya kokoh, kuat, dan lebih kekar. Anak
yang bertipe mesomorph lemaknya jauh lebih sedikit daripada jaringan
otot.
(c) Ectomorph, yang tampak jangkung, dada pipih, lemah, dan seperti
tak berotot. Anak yang bertipe ini tidak terdapat jaringan yang melebihi
jaringan lainnya sehingga tampak kurus.

Kondisi proporsi dan bentuk tubuh anak dapat memberikan


dampak psikologis tertentu kepada anak. Kondisi proporsi tubuh yang
kurang seimbang dan/atau bentuk tubuh yang berkelainan dapat
menumbuhkan sikap-sikap negatif, yakni berupa kekurangpuasan atau
bahkan penolakan terhadap dirinya sendiri (self rejection). Hal demikian
tentunya akan dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian anak
khususnya dalam pebentukan kesan tentang tubuh (body image) dan
konsep dirinya (self concept).

c. Otak
Pertumbuhan otak dan sistem syaraf merupakan salah satu aspek
terpenting dalam perkembangan individu. Dalam otak terdapat pusat-pusat
syaraf yang mengendalikan perilaku individu. Bukan hanya pusat-pusat
syaraf yang berhubungan dengan perilaku kognisi, melainkan pusat
kesadaran emosi pun, menurut Goleman juga terdapat dalam otak (bagian
tengah), yaitu pada sistem limbik dengan pusatnya yang disebut amigdala.

Bila dibanding dengan pertumbuhan bagian-bagian tubuh lainnya,


pertumbuhan otak dan kepala ini jauh lebih cepat. Menurut Santrock dan
Yussen (1992), sebagian besar pertumbuhan otak itu terjadi pada masa
usia dini. Pada masa usia tiga tahun saja, pertumbuhan otak anak sudah
mencapai dua pertiga dari ukuran otak orang dewasa. Dan menjelang
umur lima tahun, di saat tubuh baru mencapai sepertiga dari ukuran tubuh
orang dewasa, ukuran otak anak sudah mencapai kurang lebih 90% dari
ukuran otak orang dewasa. Beberapa penambahan ukuran otak terjadi
karena adanya penambahan jumlah dan ukuran dari ujung-ujung syaraf
yang terdapat dalam dan diantara wilayah otak, disamping karena adanya
peningkatan dalam melinasi (suatu proses tersekatnya sel-sel syaraf oleh
lapisan sel lemak sehingga meningkatkan kecepatan jalur informasi
melalui sistem syaraf).

Kematangan otak yang dikombinasi dengan lingkungan sangat


berpengaruh terhadap perkembangan kognisi anak. Dalam hal ini, bukan
sekedar kebutuhan nutrisi yang perlu dipenuhi, melainkan juga diperlukan
rangsangan-rangsangan yang membuat otak anak berfungsi.
Menurut penelitian Sperry at al (Witdarmono, 1996) konstruksi jaringan
otak itu hanya akan hidup bila diprogram melaluirangsangan. Tanpa
rangsangan atau digunakan, otak manusia tidak akan berkembang. Karena
pertumbuhan otak memiliki keterbatasan waktu, maka rangsangan otak di
usia dini menjadi sangat penting. Penundaan yang terjadi kan membuat
otak itu tertutup sehingga tidak dapat menerima program-program baru.

d. Keterampilan Motorik
Selama masa anak, kemampuan gerak motorik menjadi jauh lebih
halus dan lebih terkoordinasi dari masa sebelumnya. Pada berusia sekitar
10-11 tahun, anak-anak lazimnya sudah mampu melakukan berbagai jenis
kegiatan olah raga seperti: lari, mendaki, lompat, bernang, dan
mengendarai sepeda. Dalam keterampilan-keterampilan motorik kasar
yang melibatkan aktivitas otot besar ini, anak laki-laki lazimnya memiliki
kemampuan yang lebih baik daripada anak-anak perempuan. Hal demikian
terjadi karena jumlah sel-sel otot anak laki-laki lebih banyak daripada sel-
sel otot anak-anak perempuan.

Bagi anak, penguasaan keterampilan-keterampilan fisik dapat


merupakan sumber kesenangan dan prestasi. Anak menjadi senang karena
dengan menguasai berbagai keterampilan fisik ia dapat bermain dan
melakukan berbagai aktivitas yang diinginkannya. Begitu pula, unsur
pengalaman dalam melakukan berbagai aktivitas tersebut membuat anak
menjadi semakin mahir dan terampil serta menjadi semakin kaya dan
bevariasi dengan keterampilan-keterampilan baru.

Anak-anak usia SD juga sudah lebih mampu mengendalikan


tubuhnya sehingga dapat duduk dan memperhatikan sesuatu secara lebih
lama. Namun perlu diingat bahwa mereka masih jauh dari memiliki
kematangan fisik dan mereka masih tetap perlu aktif. Anak-anak SD akan
lebih tersiksa kalau harus duduk dan memperhatikan guru dengan lama
daripada berlari, meloncat, atau bermain sepeda. Artinya, anak-anak usia
SD masih lebih senang melakukan berbagai aktivitas fisik daripada
berdiam diri.

Bagi anak, aktivitas fisik sangat esensial untuk memperhalus


keterampilan-keterampilan fisik mereka. Mereka perlu mendapat
kesempatan yang cukup untuk melakukan berbagai aktivitas sehingga
dapat menggerakan semua bagian anggota tubuhnya. Karena itu, suatu
prinsip praktek pendidikan yang penting bagi anak usia SD adalah bahwa
mereka harus terlibat dalam kegiatan aktif daripada pasif.

Meningkatkan proses melunasi selama masih masa anak terefleksi


dalam keterampilan-keterampilan motor halus. Anak dapat menggunakan
tangan mereka secara lebih lihai. Anak usia 6 tahun dapat melakukan
pekerjaan-pekerjaan seperti melekatkan benda, memasang tali sepatu, dan
mengancingi baju. Menjelang usia 7 tahun, tangan anak menjadi lebih
kuat. Pada usia ini, anak dapat menggambar secara lebih kecil dan rapih.
Antara usia 8-10 tahun, tangan anak dapat digunakan secara bebas dengan
lebih mudah dan tepat. Ukuran huruf yang ditulis anak menjadi lebih kevil
dan lebih sempurna. Pada usia 10-12 tahun, anak mulai menunjukan
keterampilan manipulatif yang hampir sempurna dengan keterampilan
orang dewasa. Pada usia dini, anak dapat menguasai gerakan-gerakan
kompleks, berbelit-belit dan cepat yang diperlukan untuk menghasilkan
kualitas karya yang baik atau untuk memainkan perangkat instrumen
musik sulit. Dalam hal keterampilan motorik halus ini kemampuan anak
perempuan bisaanya lebih baik daripada kemampuan anak laki-laki.

D. Implikasi bagi Pendidikan


1. Implikasi bagi Penyelenggaraan Pembelajaran
Dalam hal ini diperlukan suatu cara pembelajaran yang hidup, dalam arti
yang memberikan banyak kesempatan kepada anak untuk memfungsikan
unsur-unsur fisik dan aspek-aspek perseptualnya. Dengan kata lain, diperlukan
suatu cara pembelajaran yang bersifat langsung. Cara pembelajaran seperti ini
akan memberikan dampak positif yang banyak berkembangnya aspek kognisi
dan kreativitas, fisik perseptual, dan sosial.

Cara pembelajaran yang diharapkan adalah memiliki karakteristik :


1) Programnya disusun secara fleksibel dn tidak kaku serta memperhatikan
perbedaan individual anak
2) Dilakukan secara variatif melalui banyak aktivitas seperti eksperimen,
praktek, observasi langsung, permainan, dan sejenisnya.
3) Melibatkan penggunaan berbagai media dan sumber belajar
2. Implikasi bagi Pemeliharaan Kesehatan dan Nutrisi Anak
Kesehatan merupakan salah satu faktor utama yang sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan fisik anak. Penanaman kebiasaan berperilaku sehat
terhadap anak SD merupakan salah satu hal yang perlu dipahami dan
diterapkan sejak dini. Kebiasan berperilaku sehat hendaknya dilakukan secara
menyeluruh mulai drai kebersihan pakaian dan tubuh, kebersihan makanan,
pemeliharaan kebersihan lingkungan sekitar, serta mendisiplinkan diri untuk
tidak membuang sampah sembarangan.

Hal lain yang perlu di perhatikan dalam program pendidikan kesehatan


bagi anak SD adalah unsur keteladanan dari pihak pendidik. Unsur
keteladanan ini merupakan suatu upaya pengkondisian anak kearah
berperilaku sehat.

Dipihak lain, makanan yang mengandung gizi secara seimbang juga


merupakan aspek yang penting dalam perkembangan anak. Kebutuhan kalori
yang memadai perlu diperhatikan untuk menjaga keseimbangan
perkembangan fisik anak kebutuhan kalori ini akan sejalan dengan
perkembangan fisik dan usia anak.

Upaya yang dapat dilakukan oleh pihak sekolah untuk mewujudkan


pemeliharaan kesehatan dan pemenuhan gizi anak yaitu :
1) Melakukan pemeriksaan kesehatan anak secara rutin, dapat melakukan
kerjasama dengan pihak Depkes.
2) Menciptakan lingkungan sekolah yang sehat melalui penerapan aturan
dan disiplin yang jelas, tegas, dan bijaksana disertai dengan unsur
keteladanan dari pihak staf sekolah, khususnya guru.
3) Melakukan pembinaan tentang kesehatan terhadap pra pedagang
makanan yang ada disekitar sekolah.
4) Menjalin kerja sama dengan pihak orangtua untuk sama-sama
mebudayakan berperilaku sehat.
Sumber Referensi

Syaripudin, Tatang dan Nur’aini.2006. Landasan Pendidikan. UPI PRESS:Bandung


Semiawan, Conny R.1999.”Perkembangan dan Belajar Peserta Didik”. Departemen Pendidikan
dan Pendidikan Tinggi : Bandung
http://Landasan_Sosial_Budaya_Pendidikan.html, diunduh tanggal 10 November 2013
http://Makalah_Landasan Sosial Budaya Pendidikan Defauzan Blog.html, diunduh tanggal 10
November 2013
Rosalinda Dewi, Rinita, 2019, Landasan Biologis Pendidikan dan Pendekatan Sosial Budaya
Indonesia, Bandung, diakses pada tanggal 04 Desember 2021,
http://rinitarosalinda.blogspot.com/2019/06/landasan-biologis-pendidikan-dan.html
Profil
Nama : Firdaus Zaky Gifary
Kelas : 1C-FKIP-Bahasa Inggris
NIM : 2109210065

Anda mungkin juga menyukai