Anda di halaman 1dari 35

Dosen Pengampuh : Dr. Nurhadifah Amaliyah, S.Pd., M.Pd.

Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan

RESUME PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Kelompok 13

Narcisus Efendi Nalti (C1C123074)

Umi Salma Rauf (C1C123070)

Nurul Qalbi (C1C123071)

Muhammad Taufiq (C1C123082)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MEGA REZKY MAKASSAR

2023
MATERI I
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

A. Perkembangan Peserta Didik


1. Pertumbuan
Pertumbuhan adalah suatu perubahan secara fisiologis sebagai
hasil dari proses pematangan dan fungsi fisik yang berlangsung secara
normal pada anak yang sehat dalam waktu tertntu.
Seorang peserta didik mungkin berada dalam usia yang sama,
tetapi bias memiliki perbedaan secara fisik maupun psikologis. Hasil
pertumbuhan dapat terwujud bertambahnya ukuran kuantitatif badan anak,
seperti tinggi, berat dan kekuatannya. Pertumbuhan juga mencakup
perubahan yang semakin sempurna pada system jaringan saraf dan
perubahan sturuktur jasmani lainnya.
2. Perkembangan
Perkembangan berarti serangkaian perubahan progresif yang
terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Seperti
yang dikatakan oleh Van Den Deale “Perkembangan berarti perubahan
secara kualitatif”. Ini berarti bahwa perkembangan bukan sekedar
pemahaman bebarapa sentimeter pada tinggi badan seseorang, melainkan
proses integritas dari banyak struktur dan fungsi yang kompleks.

B. Peoses Perkembangan Peserta Didik


1. Peerkembangan Fisik Peserta DIdik
Anak Masuk kelas I SD atau MI berada dalam peliharaan dari
pertumbuhan cepat masa anak-anak awal ke suatu fase perkembangan
yang lebih lambat. Ukuran tubuh anak relative kecil perubahannya selama
tahun-tahun di SD. Pada akhir kelas IV, pada umumnya anak perempuan
mulai mengalami masa lonjakan pertumbuhan. Lengan dan kaki mulai
tumbuh cepat. Pada akhir kelas V, umumnya anak laki-laki memulai
lonjakan pertumbuhan pada usia sekitar 11 tahun. Menjelang awal kelas
VI, kebanyakan anak perempuan mendekati puncak tertinggi pertumbuhan
mereka. Periode puberitas yang di tandai dengan menstruasi umumnya
dimulai pada usia11-12 tahun. Anak laki- laki memasuki masa puberitas
dengan ejakulasi yang terjadi antara usia 13-16 tahun.
2. Perkembangan Emosional Peserta Didik
Menjelang masuk SD, anak telah mengembangkan keterampilan
berpikir tindak dan pengaruh social yang lebih kompleks. Sampai dengan
masa ini, adak pada dasarnya egosentris (berpusat pada diri sendiri). Daya
konsentrasi anak tumbuh pada kelas tinggi SD. Mereka dapat meluangkan
lebih banyak waktu untuk tugas pilihan mereka, dan sering kali mereka
dengan senang hati menyelesaikannya.

C. Faktor-faktor Yang Mempegaruhi Prkembangan Peserta Didik


a. Faktor Internal
1. Genetik
Genetik adalah factor yang paling utama dalam menentukan
pertumbuhan dan perkembangan manusia. Genetic adalah kromosom
yang mengandung DNA yaitu meteri genetikyang menyimpan
informasi tentang ciri-ciri fisik dan mental manusia. Genetic
menentukan potensi pertumbuhan dan perkembangan manusia, seperti
tinggi bada, bentuk tubuh, warna kulit, mata, jenis kelamin,
kecerdasan dan bakat manusia.
2. Hormon
Hormon adalah zat kimia yang di hasilkan oleh kelenjar endoktrin
dalam tubuh manusia. Fungsi hormone sebgai pengatur aktivitas sel-
sel dan organ-organ tubuh. Hormone juga berperan dalam mengatur
pertumbuhan manusia, terutama pada masa puberitas.
3. Nutrisi
Nutrisi adalah makanan yng dibutuhkan oleh tubuh manusia untuk
memenuhi kebutuhan energy, membangun jaringan tubuh baru,
memperbaiki jaringan tubuh yag rusak, menjaga keseimbangan cairan
dan elektrolit, serta menjalankan fungsi-fungsi tubuh yang lainnya.
4. Kesehatan
Kesehatan adalah keadaan kesejahtraan dari segala aspek, yaitu
fisik dan mental, social, dan spiritual.

b. Faktor Internal
1. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia
yang dapat mempengaruhi kehidupannya.
2. Sosial
Sosial adalah aspek yang berhubungan dengan interaksi antara
individu dengan individu lainnya atau kelompok-kelompok social.
3. Budaya
Budaya adalah system nilai, norma, kepercayaan, adat istiadat,
tradisi, dan symbol yang di bagaikan oleh sekelompok orang dan di
turunkan dari generasi ke generasi.

D. Tugas dan Fase Perkembangan Peserta Didik


a. Tugas dan Fase Perkembangan Bayi dan Kanak-kanak
1. Belajar memakan makanan keras.
2. Belajar berdiri dan berjalan.
3. Belajar berbicara.
4. Belajar mengendalikan pengeluaran benda-benda bunga dari dalam tubuh.
5. Belajar mmembedakan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan.
6. Mencapai kematangan untuk membaca, mengenal huruf, suku kata, dan kata-
kata tertulis.
7. Belajar membedakan yang baik dan buruk, dan mengembangkan hati nurani.

b. Tugas dan Fase Perkembangan Anak-anak


1. Belajar keterampilan fisik yang di perlikan saat bermain
2. Membina sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai individu yang
sedang berkembang.
3. Belajar bergaul dengan teman sebaya.
4. Belajar memerankan pria dan wanita.
5. Mengembangkan sikap objektif terhadap kelompok lembaga.

c. Tugas dan Fase Perkembangan Remaja


1. Mencapai pola hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya yang
berbeda jenis kelamin.
2. Mencapai peranan sosil sebagai pria dan wanita.
3. Menerima kebebasan emosional dan mulai menjadi diri sendiri.
4. Mempersiapkan diri memasuki dunia pertkawinan.

d. Tugas dan fase perkembangan dewasa


1. Mulai bekerja mencari nafkah.
2. Mulai memilih teman dan pasangan hidup.
3. Memasuki dunia kehidupan berumah tangga.
4. Belajar hidup bersama dalam suasana rumah tangga.
5. Menerima tanggung jawab kewarganegaraan yang sesuai.

e. Tugas dan Fungsi Perkembangan Stengah Baya


1. Mencapai tanggung jawab social dan kewarganegaraan secara lebih dewasa.
2. Mengembangkan aktivitas dan memanfaatkan waktu luang sebaik-baiknya.
3. Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan psikologis.
4. Menyelesaikan diri denagn prikehidupan orang yang berusia lanjut.
5. Mencapai dan melaksanakan karir.

f. Tugas dan Fase Perkembangan Usia Tua


1. Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan dan kesehatan jasmaninya.
2. Menyesuaikan diri dengan keadaan pension dan berkurangnya penghasilan.
3. Menyesuaikan diri dengan kematian pasangannya.
4. Membina hubungan yang tegas dengan teman seusianya.
5. Menyesuaikan diri terhadap peranan social dengan cara luwes.

E. Daftar Pustaka

Arby Suharto.(2018). Proses perkemabangan siswa dalam psikologi Pendidkan.

Devenisi perkembangan.(2019). https;//WWW.academia.edu/38352936

Faktor-faktor yang mempegaruhi pertumbuhan dan perkembangan manusia.(2023).


https://an-nur.ac.id/blog/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-dan-
perkembangan-manusia.html.

Tugas dan fase perkembangan manusia. (2015).


https://WWW.kompasnia.com/WWW.nurochoridah.com/558498fl7e111318b4604/d
an-fase-perkembangan-manusia.
MATERI II

PERKEMBANGAN PSYCHO FISIK ANAK

A. Perkembangan Motorik (fisik) Siswa


a. Pertumbuhan dan perkembangan system syaraf
Pertumbuhan dan perkembangan kemampuannya membuat intelegensi
(kecerdasan) anak meningkat dan menibulkan pola tingkah laku yang baru.
Semakin baik perkembangan kemampuan sistem syaraf seorang anak akan
semakin baik dan beragam pula pola-pola tingkah laku yang dimilikinya. Akan
tetapi organ sitem syaraf ini lain dari yang lain, karena apabila rusak tidak dapat
diganti atau tumbuh lagi.

b. Pertumbuhan otot-otot
Peningkatan tegangan otot anak dapat menimbulkan perubahan dan
peningkatan aneka ragam kemampuan dan kekuatan jasmaninya. Perubahan ini
sangat tampak dari anak yang sehat dari tahun ke tahun dengan semakin
banyaknya keterlibatan anak tersebut dalam permainan yang bermacam-macam
atau dalam membuat kerajinan tangan yang semakin meningkat kualitas dan
kuantitasnya dari masa ke masa.

c. Perkembangan dan pertumbuhan fungsi kelenjaren dokrin


Kelenjar adalah alat tubuh yang mengahasilkan cairan atau getah, seperti
kelenjar keringat. Perubahan fungsi dari kelenjar-kelenjar endokrin akan
mengakibatkan berubahnya pola sikap dan tingkah laku seorang remaja terhadap
lawan jenisnya. Perubahan ini dapat berupa seringnya bekerja sama dalam belajar
atau berolah raga, perubahan pola perilaku yang bermaksud menarik perhatian
lawan jenis, berubahnya gaya dandanan/penampilan dan lain-lain.

d. Perubahan struktur jasmani


Perubahan jasmani ini akan banyak berpengaruh terhadap perkembangan
kemampuan dan kecakapan motor skills anak. Pengaruh perubahan fisik seorang
siswa juga tampak pada sikap dan perilakunya terhadap orang lain, karena
perubahan fisik itu sendiri mengubah konsep diri (selfconcept) siswa tersebut.

B. Perkembangan kognitif (cognitive development)


Ranah psikologis siswa yang terpenting adalah ranah kognitif. Ranah
kejiwaan yang berkedudukan pada otak ini, dalam perspektif psikologi kognitif,
adalah sumber sekaligus pengendali ranah-ranah kejiwaan lainnya. Tanpa ranah
kognitif sulit dibayangkan seorang siswa mampu berpikir. Selanjutnya tanpa
kemampuan berpikir mustahil siswa dapat memahami dan meyakini faedah materi-
materi pelajaran yang disampaikan oleh guru mereka. Selain itu juga sulit untuk
menangkap pesan moral yang terkandung dalam pelajran tersebut.

C. Perkembangan Bahasa
Bayi baru lahir sampai usia satu tahun lazim disebut dengan istilah infant
artinya tidak mampu berbicara. Istilah ini memang tepat kalau dikaitkan dengan
kemempuan berbicara. Perkembangan bahasa bayi dapat dibagi dua yaitu; tahap
perkembangan artikulasi, dan 2) tahap perkembangan kata dan kalimat.

D. Perkembangan Sosioemosional siswa


Sosio berasal dari bahasa Latin yaitu Socius yang berarti kawan. Emosional
berasal dari kata emosi menurut English and English, Emosi adalah “A complex
feeling state accompanied by characteristic motor and glandural activies” ( Suatu
keadaan perasaan yang kompleks yang disertai karakteristik kegiatan kelenjar dan
motoris).

E. Perkembangan Moral Anak


Arti dari kata moral yang sesungguhnya adalah yang sesuai dengan bahasa
latin, yakni perilaku, adat atau kebiasaan. Pada kehidupan sosial, moral merupakan
kesesuaian dan ketaatan terhadap aturan-aturan yang dibangun di sebuah masyarakat
dan harus ditaati oleh setiap anggotanya. Dalam mengembangkan moral anak, saat
anak masih berusia dini mereka diajarkan tentang benar dan salah. Pada usia
selanjutnya anak diberikan pemahaman terkait mengapa sebuah perilaku dapat
dikatakan baik dan salah. Faktor yang paling memberikan dampak bagi pertumbuhan
perilaku anak adalah lingkungan sekitar mereka.

F. Daftar Pustaka

Fitri, M. (2020). Faktor yang mempengaruhi perkembangan moral pada anak usia
dini. Al-Athfaal: Jurnal Ilmiah Pendidikan Anak Usia Dini, 3(1), 1-
15

Juwantara, R. A. (2019). Analisis teori perkembangan kognitif piaget pada tahap


anak usia operasional konkret 7-12 tahun dalam pembelajaran
Matematika. Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah,
9(1), 27-34
Madyawati, L. (2016). Strategi pengembangan bahasa pada anak. Kencana

Nurdiyanti, S. (2019, May). Implementasi Media Visual Dan Audiovisual Terhadap


Pembelajaran Anak Usia Dini Di Era Revolusi Industri 4.0. In
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP (Vol. 2, No. 1, pp.
642-650

Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2010


M.Ngalim

Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remadja Karya, 1986)


MATERI III
KONSEP BELAJAR

A. Defenisi Belajar
Belajar adalah proses di mana individu memperoleh pengetahuan,
keterampilan, sikap, atau perilaku baru melalui pengalaman atau pendidikan
sistematis. Konsep belajar mencakup aspek- aspek seperti asimilasi, akomodasi,
penguasaan informasi, dan perubahan perilaku

B. Faktor Yang Mempengaruhi Belajar


1. Motivasi
Motivasi yang tinggi dapat meningkatkan keinginan untuk belajar
dan mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi dapat berasal dari faktor
internal, seperti rasa ingin tahu dan minat, serta faktor eksternal, seperti
dukungan dari guru atau pujian dari orang lain.
2. Kecerdasan dan Pendekatan Belajar
Kecerdasan, baik intelektual maupun emosional, dapat
mempengaruhi cara seseorang belajar. Pendekatan belajar, seperti apakah
seseorang lebih suka belajar melalui membaca, mendengarkan, atau
mengalami langsung, juga dapat mempengaruhi efektivitas belajar.
3. LingkunganPembelajaran
Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi belajar termasuk
ketenangan, kenyamanan, ketersediaan sumber belajar, dan kemungkinan
interaksi dan diskusi dengan orang lain. Faktor ini dapat mencakup ruang
kelas, rumah, perpustakaan, atau lingkungan digital.
4. Metode Pembelajaran dan Materi yangRelevan
Metode dan strategi pembelajaran yang digunakan secara
langsung mempengaruhi efektivitas belajar. Juga, relevansi atau
keterkaitan materi dengan kehidupan sehari-hari,minat dan kebutuhan
individu, dapat memengaruhi motivasi dan pemahaman.
5. DukunganSosial
Dukungan dari guru, teman sebaya, keluarga, dan lingkungan
sosial lainnya dapat memengaruhi motivasi dan kepercayaan diri dalam
belajar. Dukungan sosial juga dapat memberikan dorongan dan bantuan
yang penting dalam mengatasi kesulitan belajar.
C. Peroses Belajar Dan Fase Dalam belajar
Proses belajar adalah rangkaian kegiatan yang terjadi saat seseorang
memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau pemahaman baru melalui
interaksi dengan lingkungandan pengalaman. Berikut adalah beberapa
fase dalam belajar:

1. Penerimaan Informasi

2. Pemrosesan Informasi

3. Penggunaan dan praktek

4. Monitoring dan evaluasi

5. Memperkuat dan mempertahankan.

D. Daftar Pustaka

Brophy, J., & Alleman, E. (2018). Faktor-faktor Sosial dan Motivasional


yang Mempengaruhi Belajar.
Dalam H. Dunnington (Editor), Handbook of Psychological Approaches
with Students with Disabilities: Problem-Solving Contexts and
Applications.
Csikszentmihalyi, M. (1990). Flow: The psychology of optimal experience.
Harper & Row.
Driscoll, M.P. (2005). Psychology of Learning for Instruction (3rd
edition). Boston: Pearson Education.
Driscoll, M.P. (2005). Psikologi Belajar: Permulaan, dalamserta
penerapannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Eccles, J. S., & Wigfield, A. (2002). Motivation Belajar di Sekolah:
Landasan Teori Dan Hasiln Penelitian. Journal of Educational
Psychology, 92(4), 737-758.
Halpern, D. F. (2003). Thought and knowledge: An introduction to critical
thinking. Psychology Press.
Ormrod, J.E. (2015). Psikologi Pendidikan: Pembelajaran Jangka Panjang.
Jakarta: PT Indeks.
Pintrich, P. R., & Schunk, D. H. (2002). Motivation dalam Konteks
Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Aplikasi. Allyn & Bacon.
Woolfolk, A. (2020). Psikologi Pendidikan: Edisi Kedua Belas. Jakarta: PT
Indeks.
MATERI IV
TEORI DALAM BELAJAR

A. Koneksionisme

Teori koneksionisme (connectionism) adalah teori yang ditemukan dan


dikembangkan oleh Edward L. Thorndike (1874-1949) berdasarkan eksperimen
yang ia lakukan pada tahun 1890-an. Eksperimen Thorndike ini menggunakan
hewan-hewan terutama kucing untuk mengetahui fenomena belajar. Seekor
kucing yang lapar ditempatkan dalam sangkar berbentuk kotak berjeruji yang
dilengkapi dengan peralatan, seperti pengungkit, gerendel pintu, dan tali yang
menghubungkan pengungkit dengan gerendel tersebut. Peralatan ini ditata
sedemikian rupa sehingga memungkinkan kucing tersebut memperoleh makanan
yang tersedia di depan sangkar tadi.

B. Pembiasaan Klasik

Kemudian dilakukan eksperimen berupa latihan pembiasaan


mendengarkan bel (CS) bersama-sama pemberian makan berupa serbuk daging
(UCS). Setelah pelatihan yang berulang-ulang ini selesai, suara bel (CS) tadi
diperdengarkan lagi tanpa disertai makanan (UCS). Apa yang terjadi? Ternyata
anjing percobaan tadi mengeluarkan air liur juga, meskipun hanya mendengar
suara bel (CS). Jadi CS akan menghasilkan CR apabila CS dan UCS telah
berkali-kali dihadirkan bersama-sama. Agar lebih jelas, dibawah ini penyusunan
gambarkan hubungan antara SR tersebut baik yang unconditioned (secara
alami)maupun yang conditioned (buatan yang dibiasakan).

C. Pendekatan behavioral dan kongnitif sosial

1. Pendekatan Behavioral

Pendekatan behavioral fokus pada pengamatan dan analisis


terhadap perilaku yang terlihat, tanpa memperhatikan pikiran,
emosi, atau proses mental yang mendasarinya. Teori ini
menekankan bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh
pengalaman belajar dari lingkungan.

2. Pendekatan kognitif social

Pendekatan kongnitif sosial juga dikenal sebagai pendekatan sosial-


kognitif menggabungkan aspek kognitif dan sosial dalam memahami
perilaku manusia. Pendekatan ini menganggap bahwa perilaku manusia
dipengaruhi oleh interaksi antara faktor kognitif (pikiran, persepsi,
keyakinan) dan faktor sosial (interaksi dengan orang lain, lingkungan
sosial).

D. Pendekatan Pemrosesan Informasi

Pengelohan informasi didefinisikan sebagai tahap yang terlaksanakan kepa


peserta didik agar mendapatkan informasi, memantaunya, serta mengembangkan
strategi terkait informasi, dengan suatu pendekatan yang berfokus pada proses
memori dan cara berpikir. Ada beberapa model pengajaran dalam teori pengolahan
informasi yang meski memberikan dorongan terhadap berkembangnya sebuah
pengetahuan terhadap peserta didik pada bagian mengontrol rangsangan, sebagai
sebuah kumpulan bagian dari terarahnya sebuah data, sehingga mampu mewujudkan
sebuah pemecahan dari masalah dalam perkembangan konsep hingga bisa
mengontrol rangsangan. Belajar adalah proses mencoba untuk menghasilkan
kecerdasan atau pengetahuan tentang berlatih, mengubah perilaku atau tanggapan
sebagai hasil dari hal yang telah terjadi. Oleh karena itu belajar adalah sebuah proses
suatu proses yang melibatkan berubahnya sebuah tingkah laku individu dalam ranah
pengetahuan, sikap serta skill agar dapat menjalani hidup dengan baik.

E. Pendekatan Kontruktivis Sosial

Pendekatan konstruktivis sosial adalah pendekatan dalam psikologi


dan pembelajaran yang menekankan konstruksi aktif pengetahuan dan
pemahaman melalui interaksi sosial dengan orang lain dan lingkungan.
Pendekatan ini berfokus pada bagaimana individu menginterpretasikan
informasi dan membangun pengetahuan mereka melalui proses sosial.

Teori utama dalam pendekatan konstruktivis sosial adalah teori


konstruktivisme sosial yang dikembangkan oleh Lev Vygotsky. Vygotsky
berpendapat bahwa pembelajaran terjadi melalui interaksi sosial dengan
individu yang lebih berpengalaman atau sesama sebaya, yang disebut sebagai
"zone of proximal development" (zona perkembangan proksimal).
F. DAFTAR PUSTAKA

Purwanto, Ngalim. 2017. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT. Remaja


Rosdakarya

Syah, Muhibin. 2016. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya

Ahmad Rohani, 2012, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada.
MATERI V

MENGAJAR

A. Defenisi Mengajar
Secara histori dari masa klasik hingga modern, definisi mengajar ada dua,
yaitu definisi secara klasik dan modern. Definisi klasik yang dapat juga disebut
definisi tradisional atau definisi lama. Secara klasik atau tradisional, mengajar adalah
proses penyerahan kebudayaan berupa pengalaman-pengalaman dan kecakapan
kepada peserta didik. Hal yang ditekankan pada definisi lama ini ialah bahwa
mengajar sebagai proses usaha untuk mewariskan kebudayaan masyarakat pada masa
lalu kepada generasi masa akan datang (next generation).

B. Pandangan-pandangan Pokok Mengenai Mengajar


1. Mengajar sebagai Ilmu
Sebagian ahli memandang mengajar sebagai ilmu (science). Oleh karenaya,
guru merupakan sosok pribadi manusia yang memang sengaja dibangun untuk
menjadi praktik keguruan.
2. Mengajar sebagai seni
Sebagai ahli lainnya memandang bahwa mengajar adalah seni (art), bukan
ilmu. Oleh karenanya, tidak semua orang berilmu (termasuk orang berilmu
pendidikan), bisa menjadi guru yang piawai dalam hal mengajar.

C. Metode dan Model Mengajar


a. Model Mengajar
1. Model pembelajaran kooperatif (cooperative learning),
2. Model pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning),
3. Model pembelajaran langsung (direct instruction),
4. Model pembelajaran penemuan (discovery learning),
5. Model pembelajaran kuantum (quantum teaching learning),
6. Model pembelajaran berbasis proyek (projectbased learning).
b. Metode Mengajar
1. Metode ceramah tepat digunakan untuk pengarahan dan memperkenalkan
teori baru yang sifatnya knowledge,
2. Metode tanya jawab cocok digunakan untuk pengembangan sikap dan nilai
dan metode problem solving cocok digunakan untuk pengembangan
keterampilan siswa dalam pemecahan masalah. Penggunaan metode yang
tepat untuk pencapaian tujuan pembelajaran tertentu akan menghasilkan
proses pembelajaran yang efektif.

D. Strategi dan Tahapan Mengajar


Strategi belajar- mengajar adalah politik atau taktik yang digunakan guru
dalam proses pembelajaran. Politik atau taktik tersebut harus mencerminkan langkah-
langkah yang sistemik.
Dalam tahapan mengajar ada tiga langkah penting yang perlu diperhatikan,
yaitu:
1. Tahap awal (prainstruksional),
2. Tahapan pengajaran (instruksional), dan
3. Tahap penilaian dan tindak lanjut. 4. Tahap pra instruksional adalah tahap
yang ditempuh guru saat memulai proses belajar mengajar.

E. Daftar Pustaka

Habibati. 2017. Strategi Belajar Mengajar. Banda Aceh. Syiah Kuala


University Press

Johar, R dan Hanum, L. 2021. Strategi Belajar Mengajar. Banda Aceh. Syiah
Kuala University Press

Sahlan, A,D. 2018. Mendidik Perspektif Psikologi. Sleman. DEEPUBLISH


MATERI VI

PERBEDAAN KEMAMPUAN IN DIVIDU

A. Pengertian Intelegensi

Intelegensi adalah kapasitas mental atau kemampuan kognitif seseorang untuk


memahami, belajar, memecahkan masalah, berpikir abstrak, dan menyesuaikan diri
dengan lingkungan. Ini melibatkan sejumlah kemampuan seperti pemahaman verbal,
pemecahan masalah, daya ingat, kemampuan berpikir kreatif, dan berbagai aspek
lain yang memungkinkan individu untuk beradaptasi dan berhasil dalam berbagai
situasi kehidupan.

B. Pengukuran Intelegensi

Penting untuk diingat bahwa hasil tes kecerdasan hanyalah satu aspek dari
potensi seseorang, dan inteligensi bersifat kompleks. Hasil tes kecerdasan tidak
selalu mencerminkan seluruh kapasitas intelektual atau potensi seseorang. Tes
inteligensi yang dikembangkan oleh Alfred Binet pada awal abad ke-20 dikenal
sebagai Tes Binet. Ini adalah salah satu alat pertama yang digunakan untuk
mengukur inteligensi manusia. Tes Binet dirancang untuk mengukur berbagai aspek
kognitif, seperti pemahaman verbal, pemecahan masalah, dan kemampuan
penalaran.

C. Teori Multiple Intelegendi

Gardner mengidentifikasi delapan jenis kecerdasan yang berbeda, yaitu:

1. Kecerdasan Linguistik: Kemampuan dalam bahasa, seperti berbicara, menulis,


dan memahami kata-kata.
2. Kecerdasan Logis-Matematis: Kemampuan dalam pemecahan masalah,
berpikir logis, dan menggunakan matematika.
3. Kecerdasan Visual-Ruangan: Kemampuan dalam memahami ruang dan
gambar, serta berimajinasi.
4. Kecerdasan Musikal: Kemampuan dalam memahami, menciptakan, dan
merespons terhadap musik.
5. Kecerdasan Kinestetik-Tubuh: Kemampuan dalam menggunakan tubuh secara
kreatif dan berkoordinasi dengan baik.
6. Kecerdasan Intrapersonal: Kemampuan dalam memahami diri sendiri,
introspeksi, dan pengendalian emosi.
7. Kecerdasan Interpersonal: Kemampuan dalam berinteraksi dan memahami
orang lain.
8. Kecerdasan Naturalis: Kemampuan dalam mengamati dan memahami alam
serta dunia alam semesta.

D. Daftar Pustaka

1. Intelegensi:

- Gardner, H. (1983). Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences.

NewYork: Basic Books.

- Sternberg, R. J. (1985). Beyond IQ: A Triarchic Theory of Human

Intelligence. NewYork: Cambridge University Press.

2. Pengukuran Intelegensi:

- Wechsler, D. (1939). The Measurement of Adult Intelligence. Baltimore,

MD:Williams & Wilkins.

- Raven, J. (1938). Progressive Matrices: A Perceptual Test of Intelligence.

London:H.K. Lewis.

3. Teori Multiple Intelegensi:

- Gardner, H. (1999). Intelligence Reframed: Multiple Intelligences for the

21st Century. New York: Basic Books.

- Armstrong, T. (2009). Multiple Intelligences in the Classroom. Alexandria,

VA: Association for Supervision and Curriculum Development.


MATERI VII

PERBEDAAN KEMAMPUAN INDIVIDU (DIVERSITY OF STUDENT)

A. PENGERTIAN INDIVIDU

Manusia adalah makhluk yang dapat dipandang dari berbagai sudut pandang.Setiap
manusia memiliki ciri atau karakter yang berbeda-beda. Terdapat banyak faktor yang
mempengaruhi munculnya perbedaan pada setiap individu. Dalam kamus echols&
shadaly (1975),individu adalah kata benda dari individual yang berarti orang,
perseorangan, dan oknum.

B. PENGERTIAN PERBEDAAN INDIVIDU

Perbedaan individu berkaitan dengan “psikologi pribadi” yang menjelaskan


perbedaan psikologis antara orang-orang serta berbagai persamaanya.

Sedangkan menurut Gerry (1963) dalam buku perkembangan peserta didik karya
Sunarto dan B. Agung Hartono mengkategorikan perbedaan individual seperti beriku:

1. Perbedaan fisik, tingkat dan berat badan, Jenis kelamin, pendengaran,


penglihatan, dan kemampuan bertindak.
2. Perbedaan sosial termasuk status ekonomi, agama, hubungan keluarga, dan suku.
3. Perbedaan kepribadian termasuk Watak, motif, minat, dan sikap.
4. Perbedaan intelegensi dan kemampuan dasar(skema).
5. Perbedaan kecakapan atau kepandaian di sekolah dalam mencapai pengetahuan
baru.

C. FAKTOR-FAKTOR PERBEDAAN INDIVIDU

1. Faktor bawaan atau genetic

Gen ini mengandung petunjuk untuk produksi protein, yang selanjutnya protein ini
yang akan mengatur proses fisiologis tubuh dan penampakan sifat-sifat fenotip:
bentuk tubuh, kekuatanfisik, kecerdasan, dan berbagai pola perilaku lainnya
(zimbardo & Gerig 1999).

2. Faktor Lingkungan
a. Status social ekonomi
b. Budaya
c. Urutan kelahiran

D. Macam-macam Perbedaan Individu


1. Intelegensi

Huxley ketika dia menggunakan kata intelegensi? Intelegensi adalah salah

satu milik kita yang paling berharga, tetapi bahkan orang yang paling cerdas

sekalipun tidak sepakat tentang apa inteligensi itu. Beberapa pakar

mendeskripsikan intelegensi sebagai keahlian untuk memecahkan masalah

(problem solving). Yang lainnya mendeskripsikannya sebagai kemampuan untuk

beradaptasi dan belajar dari pengalaman hidup sehari-hari.

2. Gaya belajar dan gaya berpikir

Gaya belajar dan berpikir bukanlah kemampuan, tetapi cara yang dipilih

seseorang untuk menggunakan kemampuannya (Drysdale, Ross, & Schuylts,

2001: Stenberg, 1997).

3. Kepribadian dantempramenta

a. Kepribadian

Kepribadian mengacu pada pemikiran, emosi dan perilaku khas yang

menjadi ciri bagaimana individu beradaptasi dengan kehidupan. Beberapa

penelit itelah menemukan bahwa kepribadian pada masa remaja cenderung

tidak stabil seperti masa dewasa (Roberts, Kayu, & Caspi, 2008).

b. Tempramenta

Temperamen terkait erat dengan kepribadian dan gaya belajar dan

berpikir,temperamen adalah gaya perilaku seseorang dan cara karakteristik


merespons.Perbedaan individu muncul dalam perkembangan gaya

temperamen anak (Elisenberg & Lain, 2010).

4. Perbedaan Jenis Kelamin atau gender

Istilah jenis kelamin dan gender sering diartikan sama. Jenis

kelamin menunjuk pada perbedaan biologis dari laki-laki dan

perempuan, sementara gender merupakan aspek psikososial dari laki-

laki dan perempuan. Perbedaan gender termasuk dalam hal peran,

tingkah laku, kecenderungan, sifat, dan atribut lain yang menjelaskan

arti seorang laki-laki atau perempuan dalam kenyataan yang ada.

Barbara Mackoff (dalam Baron dan Byrne, 2004) menyatakan bahwa

perbedaan terbesar antara laki-laki dan perempuan adalah cara

memperlakukan mereka.

5. Perbedaan kemampuan

Merupakan pola perilaku dan berfikir yang khas, yang

menentukan penyesuaian diri seseorang terhadap lingkungan.Orang

cenderung bertindak dan berfikir dengan cara tertentu dalam berbagai

situasi. Sebagai karakteristik yang membedakan satu individu dengan

individu yang lain


E. Daftar Pustaka

Turhusna, Dalila, and Saomi Solatun. "Perbedaan individu dalam proses pembelajaran."

As-Sabiqun 2.1 (2020)

Karim, Bisyri Abdul. "Teori Kepribadian dan Perbedaan Individu." Education and

Learning Journal 1.1 (2020)

Ningrum, Wahyu Relisa, and Sri Muliati Abdullah. "Tinjauan Literatur: Perilaku Inovatif

Pada Guru." Mempersiapkan Generasi Digital Yang Berwatak Sociopreneur: Kreatif,

Inisiatif, dan Peduli di Era Society 5.0 (2021).


MATERI VIII

PEMAHAMAN TENTANG BAKAT

A. Defenisi Bakat

Bakat merupakan salah satu karunia yang diberikan Allah kepada seluruh
hambanya, masing-masing orang mempunyai bakat ataupun kemampuan yang
berbeda. Bakat (aptitude) mengandung makna kemampuan bawaan yang merupakan
potensi ( potential ability ) yang masih perlu dikembangkan atau dilatih agar dapat
terwujud. Bakat berbeda dengan kemampuan (ability) yang mengandung makna
sebagai daya untuk melakukan sesuatu, sebagai hasil dari pembawaan dan latihan.
Bakat juga berbeda dengan kapasitas (capacity) dengan sinonimnya, yaitu
kemampuan yang dapat dikembangkan di masa yang akan datang apabila latihan
dilakukan secara optimal (Sobur, 2003:181)

B. Cara Mengukur Bakat


1. Dengan tes bakat (aptitude test).
2. Dengan observasi terhadap minat.
3. Seseorang yang punya bakat dalam bidang tertentu mempunyai minat yang kuat
dalam bidang tersebut.
4. Dengan pengalaman atau latihan.
5. Seseorang yang punya bakat dalam bidang musik ketika dirinya diberi
kesempatan untuk belajar bermain musik cenderung menampakkan hasil

C. Mengoptimalkan Bakat Pada Siswa


1. Menciptakan lingkungan yang merangsang kreativitas
2. Melibatkan anak dalam kegiatan curah ide (bertukar pikiran)
3. Memberikan kesempatan untuk bereksplorasi dan mencoba
4. Memunculkan motivasi internal
5. Mengembangkan cara berpikir yang fleksibel dan playful
6. Mengenalkan anak dengan orang-orang yang kreatif.

D. Daftar Pustaka

Conny Semiawan, A.S Munandar, dan S.C.U. Munandar. 1984. Memupuk Bakat dan
Kreativitas Siswa sekolah menengah. Jakarta: PT Gramedia

Munandar, Utami.2002. Kreatifitas dan keberbakatan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka


utama Sobur, Alex.2003. Psikologi Umum. Bandung: pustaka setia
MATERI IX
KESULITAN BELAJAR

A. Pengertian Kesulitan Belajar


Dari uraian ini dapat di simpulkan bahwa kesulitan belajar adalah suatu
keadaan yang menghambat seorang peserta didik dalam belajar dan keadaan itu
bisa berasal dari diri sendiri maupun dari luar diri.

B. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar


1. Faktor Anak Didik
2. Faktor Sekolah
3. Faktor Keluarga
4. Faktor Masyarakat Sekitar

C. Diagnosis Kesulitan Belajar


Diagnosis adalah suatu penentuan dalam suatu masalah yang dihadapi
atau kelainan dengan meneliti atau menganalisis gejala-gejala yang tampak pada
seseorang. Sehingga diagnosis kesulitan belajar adalah menentukan jenis masalah
yang dihadapi dalam proses belajar. Diagnosis itu bertujuan untuk menentukan
jenis kesulitan belajar apa yang dialami siswa.

D. Alternatif Pemecahan Masalah Kesulitan Belajar


1. Mengidentifikasi Masalah
2. Mendukung Peserta Didik Secara Emosional
3. Pengajaran diferensiasi
4. Bimbingan dan Konseling
5. Teknologi Pendidikan
6. Akomodasi dan Modifikasi Kurikulum

E. Daftar Pustaka

Demanik, Eric.son. 2014. Pengertian Diagnosis Kesulitan Belajar Menurut


Ahli.

Husamah, Pantiwati, Y, Restian, A & Sumarsono,P. 2018. Belajar dan


Pembelajaran.
Al-hamdani, Djaswidi. 2018. Toeri Belajar: Peran, Fungsi Dan
Pengertian.Bandung :Media Cendekia Publisher

Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta :


Rineka Cipta.
MATERI X
GURU DAN PROSES BELAJAR MENGAJAR

A. Pengertian Guru
Guru ialah tenaga pendidik yang pekerjaan utamanya mengajar (UUSPN
tahun 1989 Bab VII Pasal 27 ayat 3). Selanjutnya, kegiatan mengajar yang dilakukan
guru itu tidak hanya berorientasi pada kecakapan-kecakapan berdimensi ranah cipta
saja tetapi kecakapan yang berdimensi ranah rasa dan karsa.

B. Karakteristik kepribadian Guru


1. Flesibilitas Kognitif Guru
2. Keterbukaan psikologis pribadi guru

C. Kompetensi Profesionalisme Guru


1. Kompetensi Kognitif
2. Kompetensi Afektif.
3. Kompetensi Psikomotorik

D. Hubungan Guru Dengan Proses Belajar Mengajar


1. Konsep dasar proses belajar-mengajar
Faktor yang mempengaruhi belajar mengajar:
a. Pengaruh karakteristik siswa
b. Pengaruh Karakteristik Guru
c. Pengaruh Model dan Metode
d. Pengaruh Karakteristik Kelompok
2. Fungsi Guru Dalam Proses Belajar Mengajar.
a. Guru Sebagai Designer Of Instruction
b. Guru sebagai Manager Of Instruction
c. Guru Sebagai Evaluator of student learning Yakni sebagai penilai hasil
pembelajaran siswa.

E. Daftar Pustaka

https://www.scribd.com/document/497190610/Guru-dan-ProsesMengajar-Belajar

https://fisikawansastra.blogspot.com/2015/04/kompetensiprofesional-
guru.html?m=1

https://glints.com/id/lowongan/kemampuan-yang-harus-dimilikiguru/
https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1694/2/T1_1320
08039_BAB%20I.pdf

https://media.neliti.com/media/publications/300434-kompetensikepribadian-guru-
dalam-perspe-847f93b2.
MATERI XI
MOTIVASI, PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN

A. Pengertian Motivasi
Secara etimologi motivasi di ambil dari kata motif. Dalam KBBI
motif diartikan dengan sebab yang menjadi dorongan atau yang
menimbulkan semangat, sedangkan motivasi adalah dorongan. Dalam kamus
lengkap psikologi motivasi diartikan sebagai dorongan. Jadi dapat
disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu dorongan, perangsang yang
membangkitkan semangat individu.

B. Pengertian Pengajaran
Dilihat dari KBBI pengajaran diartikan sebagai proses, perbuatan,
cara mengajar atau mengajarkan, perihal mengajar, segala sesuatu mengenai
mengajar, tentang pengalaman, peristiwa yang dialami atau dilihatnya.
Dengan demikian pengajaran dapat dipahami yaitu suatu proses belajar yang
dilaksanakan oleh seorang pendidik. Pendidik harus mahir dalam proses
belajar. Baik itu dari segi cara mengajar, pengalaman mengajar dan lainlain.
Lebih jauh menurut Tohorin mengenai pengajaran yang dilakukan seorang
guru kepada siswanya.

C. Pengertian Pembelajaran
Menurut Khadijah dalam kuliah psikologi pendidikan Islam
mengemukakan bahwa pembelajaran adalah interaksi antara guru dan peserta
didik dalam lingkungan sekolah/kelas. Jadi dapat dikatakan bahwa
pembelajaran ditujukan untuk pendidik dan peserta didik dalam lingkung
proses belajar.

D. Eksplorasi Motivasi
1. Tujuan Motivasi
2. Jenis Motivasi
3. Unsur-unsur yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
4. Strategi Guru Untuk Menumbuhkan Motivasi Belajar Siswa

E. Motivasi Hubungan dan Konteks Sosialkultural.


Menurut Santrock, motivasi mengandung komponen sosial. Selain
motif untuk berprestasi, murid juga punya motif sosial. Bahasan kita tentang
dimensi sosial dari motivasi ini akan difokuskan pada motif sosial, hubungan
sosial, dan konteks sosiokultural dari murid yaitu:
1. Motif sosial adalah kebutuhan dan keinginan yang dikenal melalui
pengalaman dengan dunia sosial.
2. Hubungan sosial adalah hubungan murid dengan orang tua, teman
sebaya, kawan, guru dan mentor, dan orang lain, dapat mempengaruhi
prestasi dan motivasi sosial mereka.
3. Konteks sosiokultural adalah status sosial ekonomi, etnis, dan gender
bisa mempengaruhi motivasi dan prestasi. Status sosial ekonomi dan
etnis dalam kelompok minoritas etnis.

Selanjutnya. Motivasi dan hubungan dengan sosial budaya


masyarakat berkenaan dengan teori-teori motivasi. Beberapa teori motivasi
menurut Ngalim yang akan dibicarakan dalam hal ini, diantara-Nya:

1. Teori Hedonisme
2. Teori Naluri
3. Teori Reaksi yang Dipelajari
4. Teori Daya Pendorong
5. Teori Kebutuhan

F. Daftar Pustaka

Al Rasyidin dan Wahyuddin Nur Nasution. Teori Belajar dan


Pembelajaran,

Medan: Perdana Publishing, Cet. 1, 2011.

Dimayati. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2006.

Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, Ed.


Revisi,

Cet. 2, 2011.

Fauziah Naution, Psikologi Umum, (buku, tidak diterbitkan).J.P.


Chaplin.

Dictionary of Psychology, terj. Kartini Kartono, Kamus Lengkap


Psikologi,Jakarta: Rajawali Pers, Ed. 1, 2011.
Kamisa. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Surabaya: Cahaya Agency,
Cet. , 2013.

Mardianto. Psikologi Pendidikan: Landasan Bagi Pengembangan Strategi


Pembelajaran, Medan: Perdana Publishing, Cet. 1, 2012.

Pidarta, Made. Pengelolaan Kelas, Surabaya: Usaha Nasional, 1987.

Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, Cet.22, 2007.

Santrock, John W. Santrock. Educational Psychologi, 2 Edition, terj. Tri


Wibowo

B. S, Psikologi Pendidikan: Edisi Kedua, Jakarta: Kencana, Ed. 2, Cet. 4,


2011.

Suyanto dan Asep Jihad. Bagaimana Menjadi Calon Guru dan Guru
Profesional,Yogyakarta: Multi Pressindo, Cet. 2, 2013.

Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar, Jakarta: Rajawali Pers, Ed. Revisi.


14, 2015.
MATERI XII
EVALUASI PRESTASI BELAJAR

A. Inovasi Kurikulum
Inovasi Kurikulum adalah suatu pembaharuan atau gagasan yang
diharapkan membawa dampak terhadap kurikulum itu sendiri. kurikulum
hanyalah alat atau instrumen untuk mencapai tujuan pendidikan dan
pembelajaran yang ditetapkan. Kurikulum bukan sebagai tujuan akhir.

B. Macam-macam Inovasi Kurikulum


1. Inovasi Kurikulum Berbasis Kompetensi
2. Inovasi Kurikulum Berbasis Masyarakat

C. Perbadningan Kurikulum

KBK dan KTSP Kurikulum 2013


1. Standar Kompetensi 1. Standar Kompetensi
Lulusan diturunkan dari Lulusan diturunkan dari
Standar Isi kebutuhan

2. Standar Isi dirumuskan 2. Standar Isi diturunkan


berdasarkan tujuan mata dari Standar Kompetensi
pelajaran (standar Lulusan melalui
kompetensi lulusan mata Kompetensi Inti yang
pelajaran) yang dirinci bebas mata pelajaran
menjadi Standar

3. Kompetensi dan 3. Semua mata pelajaran


Kompetensi Dasar Mata harus berkontribusi
Pelajaran terhadap pembentukan
Pemisahan antara mata sikap, keterampilan, dan
pelajaran pembentuk sikap, pengetahuan.
pembentuk keterampilan,
dan pembentuk pengetahuan
4. Kompetensi diturunkan dari 4. Mata pelajaran
mata pelajaran diturunkan dari
kompetensi yang ingin
dicapai

5. Mata pelajaran lepas satu 5. Semua mata pelajaran


dengan yang lain, seperti diikat oleh kompetensi
sekumpulan mata pelajaran inti (tiap kelas)
terpisah.

Tabel 2.2 Analisi Perbandingan Kurikulum

No Kurikulum 2013 KBK dan KTSP


1 SKL (Standar Kompetensi Standar Isi ditentukan terlebih
Lulusan) ditentukan terlebih dahulu melaui Permendiknas
dahulu, melalui Permendikbud No 22 Tahun 2006. Setelah itu
No 54 Tahun 2013. Setelah itu ditentukan SKL (Standar
baru ditentukan Standar Isi, Kompetensi Lulusan) melalui
yang bebentuk Kerangka Dasar Permendiknas No 23 Tahun
Kurikulum, yang dituangkan 2006
dalam Permendikbud No 67,
68, 69, dan 70 Tahun 2013
2 Aspek kompetensi lulusan ada lebih menekankan pada aspek
keseimbangan soft skills dan pengetahuan
hard skills yang meliputi aspek
kompetensi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan
3 di jenjang SD Tematik Terpadu di jenjang SD Tematik Terpadu
untuk kelas I-VI untuk kelas I-III
4 Jumlah jam pelajaran per Jumlah jam pelajaran lebih
minggu lebih banyak dan sedikit dan jumlah mata
jumlah mata pelajaran lebih pelajaran lebih banyak
sedikit dibanding KTSP dibanding Kurikulum 2013
5 Proses pembelajaran setiap Standar proses dalam
tema di jenjang SD dan semua pembelajaran terdiri dari
mata pelajaran di jenjang Eksplorasi, Elaborasi, dan
SMP/SMA/SMK dilakukan Konfirmasi
dengan pendekatan ilmiah
(saintific approach), yaitu
standar proses dalam
pembelajaran terdiri dari
Mengamati, Menanya,
Mengolah, Menyajikan,
Menyimpulkan, dan Mencipta.
6 TIK (Teknologi Informasi dan TIK sebagai mata pelajaran
Komunikasi) bukan sebagai
mata pelajaran, melainkan
sebagai media pembelajaran
7 Standar penilaian menggunakan Penilaiannya lebih dominan
penilaian otentik, yaitu pada aspek pengetahuan
mengukur semua kompetensi
sikap, keterampilan, dan
pengetahuan berdasarkan
proses dan hasil.
8 Pramuka menjadi ekstrakuler Pramuka bukan ekstrakurikuler
wajib wajib

D. Daftar Pustaka

Malik, O. (2008). Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung:


PT. Remaja Rosdakarya
Hasan, S. H. (2009). Evaluasi Kurikulum. Jakarta: Sekolah Pascasarjana
UPI dan PT. Remaja Rosdakarya .

Kelly, A. (2009). The Curriculum: Theory and Practice. London: SAGE


Publications Limited.

Chamistijatin, Lise, dkk, Pengembangan Kurikulum SD ( Direktorat


Jenderal Pendidikan Tinggi, DepDikNas, 2009)

Ruhimat, T. (2011). Kurikulium dan Pembelajaran. Bandung: PT.


Rajagrafindo.

Doll, Ronald C. Curriculum Improvement, Decision Making and


Process (Boston:

Alyyn and bacon, 1964)

E. Mulyasa. Implementasi kurikulum 2004 panduan pembelajaran KBK.

(Bandung: Rosda karya, 2006 )

Rosyada, Dede. Paradigma Pendidikan Demokratis, Sebuah Model


Pelibata MasyaraKat dalam Penyelenggaraan
Pendidikan (Jakarta: Prenada Media, 2004)

Sanjaya, Wina. Kurikulum dan pembelajaran. ( Jakarta: Kencana, 2010)

Sukmara, Dian. Implementasi life skill dalam KTSP. (Bandung: Mugni


sejahtera, 2007)

Anda mungkin juga menyukai