Anda di halaman 1dari 9

Rumusan masalah:

1. Apakah yang dimaksud dengan individu?


2. Bagaimana karakteristik individu?
3. Apa saja macam - macam perbedaan individu?
4. Apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi perbedaan individu?
5. Bagaimana implikasi perbedaan individu terhadap proses pembelajaran?
6. Apa yang dimaksud pertumbuhan dan perkembangan?
7. Bagaimana aspek pertumbuhan dan perkembangan pada peserta didik?

Tujuan:

1. Untuk mengetahui pengertian individu


2. Untuk mengetahui dan memahami karakteristik individu
3. Untuk mengetahui dan memahami macam - macam perbedaan individu
4. Untuk mengetahui dan memahami faktor – faktor yang mempengaruhi perbedaan
individu
5. Untuk mengetahui dan memahami implikasi perbedaan individu terhadap proses
pembelajaran
6. Untuk mengetahui aspek pertumbuhan dan perkembangan pada peserta didik

A. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan istilah dalam ilmu psikologi. Umumnya


kedua istilah ini memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaan keduanya terdapat pada
perubahan individu. Perbedaannya pada jenis perubahan yang terjadi. Pertumbuhan bersifat
kuantitatif, sedangkan perkembangan bersifat kualitatif. Pertumbuhan merujuk ke perubahan
fisik, sedangkan perkembangan merujuk ke perubahan psikis.

Pertumbuhan adalah perubahan kuantitas / jumlah termasuk peningkatan struktur dan


ukuran. Dengan kata lain, pertumbuhan adalah perubahan ukuran organ dan sel individu,
yang dapat diukur dari berat badan, panjang, umur tulang, dan keseimbangan metabolisme,
dan tinggi yang tidak dapat diubah (tidak dapat kembali ke keadaan awal / irreversible).
Perkembangan adalah meningkatkan kemampuan atau keterampilan struktur dan fungsi tubuh
lebih kompleks menurut pola konvensional dan itu bisa diprediksi melalui proses
pematangan.

1. Aspek - Aspek Pertumbuhan dan Perkembangan


Pertumbuhan adalah perubahan fisik yang bersifat secara teratur dan dalam
rentang waktu tertentu. Pertumbuhan terjadi pada semua individu.
a. Aspek Perkembangan Individu
Manusia tumbuh dalam keadaan dinamis. Selalu ada perubahan sejak bayi
sampai menjadi manusia dewasa. Ketika manusia sudah tua akan mengalami
proses kemunduran.
Hurlock (1980: 5 – 9) merumuskan 9 prinsip perkembangan yaitu:
1. Sikap kritis merupakan dasar permulaan
Menurut ahli psikologi tahun – tahun pra sekolah menanamkan
struktur perilaku kompleks yang mempengaruhi perkembangan sikap anak
pada tahap selanjutnya. Contohnya: latihan yang rutin membuat anak lebih
baik menggunakan tangan kanannya.
Semua perubahan terjadi ketika semua orang di lingkungan anak
memperlakukan anak denan baik dan membebaskan mengekspesikan diri anak
tersebut. Anak juga harus diberikan motivasi dalam menempuh perubahan.
2. Peran kematangan dan belajar
Kematangan adalah proses terbukanya karakteristik dan potensi yang terdapat
dalam setiap diri masing – masing individu dan berasal dari keturunan
(warisan genetik). Contoh: duduk, merangkak, dan berjalan

3. Mengikuti pola tertentu yang dapat diramalkan


Perkembangan motorik mengikuti hukum arah perkembangan
(cephalocaudal) yaitu perkembangan yang emnyebar ke seluruh bagian tubuh.
Contohnya: keterampilan lengan anak lebih dahulu tampak daripada
kemampuan jari jemari anak

4. Semua individu berbeda


Persamaan pola perkembangan semua anak, tetapi setiap anak akan selalu
mengikuti pola yang ditentukan sesuai cara dan kecepatannya sendiri. Ada
anak yang berkembang tahap demi tahap, kecepatan yang meningkat tajam,
dan ada yang terjadi penyimpangan. Perbedaan tersebut di timbulkan dari
perbedaan unsus biologis dan genetik, dan lingkungan.

5. Perilaku karakteristik dimiliki setiap perkembangan


Semua anak mengikuti pola perkembangan dari tahap kesatu menuju tahap
berikutnya. Contoh: anak yang berjalan dulu sebelum berlari. Perkembangan
berlangsung secara berkesinambungan dari pembuahan sampai kematian
dengan berbagai kecepatan.

6. Setiap tahap perkembangan memiliki risiko


Lingkungan anak dapat menjadi berbahaya bagi anak bila tidak di kondisikan
dnegan baik. Hal ini menyababkan peningkatan perkembangan terhenti, anak
mengalami gangguan kematangan.

7. Perkembangan dibantu oleh rangsangan


Bantuan berupa stimulus / rangsangan turut andil membantu perkembangan.
Contohnya: anak menggambar rumah dan sawah, guru dan orang tua yang
sering mengajak anak berbicara sehingga kemampuan linguistik anak akan
meningkat, dan lains ebagainya.

8. Perkembangan dipengaruhi oleh perubahan kebudayaan


Kebudayaan merupakan faktor yang memengaruhi perkembangan sikap dan
fisik anak. Anak perempuan identik dengan cengeng, padahal itu merupakan
respon tubuh anak perempuan, anak laki – laki cenderung lebih kuat.

9. Harapan sosial pada setiap tahap perkembangan


Semua manusia mempunyai harapan bagi munculnya anggota baru di
lingkungan mereka. Ketika tahap tersebut tercapai orang tua dan masyarakat
akan merasa senang. Sebenarnya harapan ini bukan merupakan acuan tetap
bagi setiap individu. Contohnya: anak yang berusia 1 tahun sudah pandai
berjalan akan dianggap pandai, sedangkan bagi anak yang berusia 1 tahun
belum bisa berjalan orang tua dan masyarakat akan merasa gelisah.

b. Fisik
Menurut Kuhlen dan Thompson (dalam Hurlock, 1956) terdapat 4 aspek fisik
dalam perkembangan sebagai berikut :
1. Sistem saraf (perkembangan kecerdasan dan emosi)
2. Otot – otot (kekuatan dan kemampuan gerak motorik)
3. Kelenjar Endokrin (perubahan – perubahan pola tingkah laku baru)
4. Struktur fisik/tubuh (perubahan tinggi, berat, dan proporsi)

Menurut Piaget (dalam Papalia & Olds, 2001) perubahan otak juga merupakan
aspek yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Otak adalah sentral
perkembangan dan fungsi kemanusiaan sehingga semakin sempurna struktur otak
maka akan meningkatkan kemampuan kognitif.

Perkembangan fisik (motorik) meliputi perkembangan motorik kasar dan motorik


halus.

1. Perkembangan motorik kasar


Proses kematangan anak mempengaruhi perkembangan motorik ini. Perbedaan
proses kematangan berdampak pada laju perkembangan satu anak dengan anak
lainnya. Contoh perkembangan motorik kasar: kemampuan melompat, berenang,
duduk, berlari

2. Perkembangan motorik halus


Perkembangan motorik halus adalah perkembangan gerakan anak dengan
menggerakkan otot-otot kecil / sebagian anggota tubuh tertentu.Pemberian
kesempatan kepada anak untuk berlatih dan belajar mempengaruhi perkembangan
motorik ini. Contoh perkembangan motorik halus: kemampuan menulis,
berbicara, memotong, dan lain sebagainya.

c. Intelegensi/Kognitif
Menurut Piaget (dalam Papalia & Olds, 2001) kognitif adalah perubahan kemampuan
mental seperti belajar, memori, menalar, berpikir, dan bahasa. Pigaet menamakan
tahap operasi formal yaitu tahap dimana seseorang mampu berpikir abstrak. Hal itu
dikarenakan remaja mampu berspekulasi tentang sesuatu, impian, cita – cita, berpikir
logis dimana mereka mampu membuat suatu perencanaan untuk mencapai
suatu tujuan di masa depan (Santrock, 2001).

d. Emosi
Emosi mencakup kemampuan anak dalam mengelola emosi, merasa nyaman, aman,
takut, kecewa, marah, dan emosi yang lainnya. Pada aspek ini, anak sangat
dipengaruhi oleh interaksi dengan orangtua dan orang-orang di sekitarnya. Emosi
yang berkembang akan sesuai dengan impuls emosi yang diterimanya. Misalnya, jika
anak mendapatkan curahan kasih sayang, mereka akan belajar untuk
menyayangi.

Pengaruh emosi terhadap perilaku dan perubahan fisik individu :


a. Memperkuat semangat bila merasa senang atas suatu keberhasilan.
b. Melemahkan semangat apabila timbul rasa kekecewaan karena suatu kegagalan.
c. Menghambat atau mengganggu konsentrasi belajar apabila individu dalam keadaan
gugup.
d. Terganggu penyesuaian sosial apabila terjadi rasa cemburu dan iri hati.

e. Sosial
Perkembangan sosial adalah proses kematangan yang dicapai oleh individu
dalam hubungan sosial. Untuk melalui hidupnya manusia pasti memerlukan bantuan
manusia lainnya. Perkembangan sosial juga dihubungkan dengan moral, norma =
norma kelompok, tradisi yang lebur menjadi satu kesatuan, kerja sama, dan lain
sebagainya. Perkembangan sosial diperoleh dari pengalaman bergaul dan berinteraksi
dengan orang lain. Contoh: anak ingin memkalai pakaiannya sendiri di umur 2 tahun,
makan sendiri meskipun berantakan, dan lain sebagainya.

f. Bahasa
Fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Setiap orang senantiasa
berkomunikasi dengan dunia sekitarnya, dengan orang-orang diseki-tarnya. Sejak
bayi, manusia telah berkomunikasi dengan dunia lain. Pengertian bahasa sebagai alat
komunikasi dapat diartikan sebagai tan-da, gerak, dan suara untuk menyampaukan isi
pikiran kepada orang lain.

g. Bakat Khusus
Bakat adalah kemampuan tertentu yang dimiliki oleh seorang individu yang
dapat berkembang dengan sedikit latihan. Seseorang yang memiliki bakat cepat
terlihat dan menonjol. Bakat khusus adalah kemampuan individu di bidang tertentu
seperti: seni, olah raga, dan keterampilan.

h. Moral
Moral adalah kemampuan setiap individu dalam menentukan perbuatan baik
dan buruk. Moral berasal dari bahasa latin mores. Mores berasal dari kata mos artinya
tabiat / kelakuan, dan kesusilaan.
Sjarkawi (2006:34) menyatakan moral adalah kebaikan manusia sebagai
manusia. Pandangan moral adalah cara manusia hidup sebagi manusia yang baik.
Nilai – nilai moral yang universal tentang kemanusiaan berasal dari kebaikan moral.
Sjarkawi (2006:35) moral berhubungan dengan moralitas. Moralitas adalah
segala hal yan berhubungan dengan (1991:43) tanggung jawab, kejujuran, keadilan,
toleransi, rasa hormat, kebijaksanaan, disiplin, tolong menolong, kerja sama,
demokrasi, dan belas kasih.
Dewey (2004: 342) menyatakan empati, keramahtamahan, kebenaran,
kesucian, dan kejujuran adalah nilai – nilai moral yang wajib diajarkan di sekolah.
Schiller dan Bryant (1995: 1 – 148) menyatakan nilai – nilai moral yang wajib
ditanamkan pada anak sebagai berikut: humor, kejujuran dan integritas, kerjasama,
kepedualian, keteguhan hati dan komitmen, kepedulian, berani, adil, tolong
menolong, loyalitas, mandiri dan percaya diri, rasa bangga, loyalitas, respek,
toleransi, tanggung jawab, dan banyak akal.
Masa bayi belum mengenal moral, karena bayi belum mengenal nilai dan
suara hati. Awalnya pengenalan moral dengan paksaan, tetapi lambat laun sejalan
dengan berkembangnya intelektual individu maka secara bertahap individu akan
mengikuti aturan yang berlau dalam masyarakat.

i. Agama
Agama telah ada anak sejak lahir. Fitrah diartikan sebagai agama tauhid yang
diperkuat. Fitrah beragama dalam diri seseorang menjadi naluri yang menggerakkan
hati orang tersebut dalam melakukan perbuatan suci yang diilhami oleh Tuhan Yang
Maha Esa.Naluri manusia memiliki kesiapan untuk meyakini Tuhan.
Menurut Harm (dalam bukunya The Development of Religious on Children)
tahap – tahap perkembangan agama di bagi menjadi 2 tingkatan sebagai berikut:
1. The Fairly Tale Stage (Tingkat Dongeng)
Individu yang berumur 3 – 6 tahun mulai dipengaruhi fantasi dan emosi. Cerita Nabi
akan di imajinasikan sesuai dongeng. Anak lebih tertarik pada cerota – cerita agama
yang berhubungan dengan masa anak – anak.

2. The Realistic Stage (Tingkat Kepercayaan)


Muncul pemikiran Tuhan sebagai pencipta. Anak berusia 7 tahun sebagai permulaan
pertumbuhan yang logis sehinggga dibimbing dalam beagama dan beribadah sesuai
aturan yang diterapkan.

Ada 5 tahap perkembangan agama bagi manusia:


1. Tahap dalam kandungan (3 - 10 bulan)
Tahap ini merupakan tahap yang sulit karena ini merupakan tahap spiritual. Paa
tahap ini perkembangan agama dimulai sejak Tuhan meniupkan ruh bayi ketika
perjanjian manusia dengan Tuhannya.

2. Tahap bayi (1 – 12 bulan)


Tidak banyak yang diketahui menegnai tahapan perkembangan agama anak pada
tahap ini. Namun isyarat agama telah diberikan mulai masa bayi.

3. Tahap anak – anak (1 - 3 tahun)


Tahap ini merupakan masa yang tepat dalam mengenalkan nilai – nilai
keagamaan. Anak aktif mengamati lingkungan di sekitarnya dan bersosialisasi
dengan dunia. Penelitian (1999) menunjukkan Taman Kanak – kanak Al – Qur’an
meyakini Tuhan sebagai Zat Pengasih dan Penyayang, Tempat Meminta, dan lain
sebagainya.

4. Tahap remaja (10 – 19 tahun)


Agama tumbuh menjadi identitas diri seorang remaja. Remaja sadar pentingnya
menerapkan nilai – nila dan aturan beragama. Mereka melakukan ibadah sesuai
agama masing – masing.

5. Tahap dewasa (20 – 40 tahun)


Agama yang telah diyakini oleh orang dewasa sudah jelas. Mereka akan
bertanggung jawab atas ibadah dan agamanya masing – masing. Agama menjadi
kebutuhan hidup orang dewasa setara denagn kebutuhan lainnya.

DAFTAR RUJUKAN

Sobur, Alex. (2001). “Aspek-Aspek Perkembangan”. Psikologi umum, pp. 1–5.

Sit Masganti. (2012). Perkembangan Peserta Didik. Medan: Perdana Publishing.

Kompas.com. (2020). Pertumbuhan dan Pekembangan Manusia. Diakses pada 10 Februari


2021 pada laman:
https://www.kompas.com/skola/read/2020/09/10/143000269/pertumbuhan-dan-
perkembangan-manusia?page=all
Blog. uac.ac.id. (2016). Pengertian Individu dan Karekteristiknya. Diakses pada 11 Februari
2021 pada laman: https://blog.uad.ac.id/ari1300001182/2016/05/18/pengertian-
individu-dan-karakteristiknya/

Samio, S. (2018). Aspek – Aspek Pertumbuhan Dan Perkembangan Peserta Didik. Best
Journal (Biology Education, Sains and Technology), 1(2), pp. 36–43. doi:
10.30743/best.v1i2.791.

Putri, A. F. (2018) ‘Pentingnya Orang Dewasa Awal Menyelesaikan Tugas


Perkembangannya’, SCHOULID: Indonesian Journal of School Counseling, 3(2), p.
35. doi: 10.23916/08430011.

Anda mungkin juga menyukai