Nim : 1905026064
Tugas : Perkembangan Peserta Didik
Pertumbuhan
1. Pengertian Pertumbuhan (growth), kematangan (maturation), belajar
(learning), dan latihan (exercises), serta keterkaitannya dengan
perkembangan
Empat istilah konsep perkembangan yakni, pertumbuhan (growth),
kematangan (maturtion), belajar (learning), dan Latihan (exercise). Secara
konseptual empat istialah ini mempunyai persamaan dan perbedaan,
persamaannya adalah : pada keempat istilah tersebut terjadi perubahan
(changes) sedangkan letak perbedaannya terdapat pada perubahan pada
pertumbuhan yang bersifat kuantitatif, sedangkan pada kematangan, belajar,
dan latihan lebih bersifat kualitatif.
2. Karakteristik Pertumbuhan Individu
Terjadi pertambahan ukuran, volume, tinggi, dan massa.
Adanya penambahan jumlah sel, misalnya pada makhluk hidup
bersel satu.
Bersifat irreversibel atau tidak dapat kembali.
Dapat diukur secara kuantitatif dalam satuan panjang dan berat.
Bersifat terbatas yang dapat berhenti pada waktu tertentu.
3. Pertumbuhan Sebelum Dan Sesudah Lahir
Tahap pertumbuhan sebelum kelahiran
Masa sebelum kelahiran manusia atau masa embrio manusia dimulai
dengan adanya fertilisasi (pembuahan) ovum yang dilakukan oleh sel
sperma. Dari proses pembuahan ini kemudian dihasilkan yang namanya
zigot. Perkembangan zigot menjadi embrio vertebrata mempunyai urutan
tahapan sebagai berikut : (1) zigot, (2) fase morulla, (3) fase blastula, (4)
fase gastrula, (5) embrio/janin (callon individu baru).
Tahap pertumbuhan setelah kelahiran
a. Balita (bawah lima tahun, 0-5 tahun)
Masa balita merupakan awal pertumbuhan dan perkembangan
manusia setelah dilahirkan.
b. Anak-anak (usia 6-10 tahun)
c. Masa remaja (usia 11-18 tahun)
Pada masa puber terjadi perubahan fisik dan psikologi yang pesat.
Anak perempuan lebih cepat mengalami masa puber daripada anak
laki-laki.
d. Manula (manusai lanjut usia, 50 tahun ke atas)
2. Karakteristik Perkembangan
Terjadinya perubahan dalam aspek fisik (perubahan berat badan
dan organ – organ tubuh) dan aspek psikis (matangnya kemampuan
berpikir, mengingat, dan berkreasi)
Terjadinya perubahan dalam proporsi; aspek fisik (proporsi tubuh
anak beubah sesuai dengan fase perkembangannya) dan aspek
psikis (perubahan imajinasi dari fantasi kerealitas)
Lenyapnya tanda – tanda yang lam; tanda - tanda fisik (lenyapnya
kelenjar thymus (kelenjar anak – anak) seiring bertambahnya usia)
aspek psikis (lenyapnya gerak – gerik kanak – kanak dan perilaku
impulsif).
Diperolehnya tanda – tanda yang baru; tanda – tanda fisik
(pergantian gigi dan karakter seks pada usia remaja) tanda – tanda
psikis (berkembangnya rasa ingin tahu tentang pengetahuan, moral,
interaksi dengan lawan jenis)
3. Prinsip-prinsip Perkembangan
Prosesperkembangan berlangsung selama seumur hidup atau tidak
pernah berhenti (neverending process), artinya proses ini terjadi
secara berkelanjutan dari prosesyang sebelumnya termasuk juga
perubahan-perubahan yang terjadi. karenaperubahan-perubahan
selalu terjadi, baik dari segi biologis maupun psikis.
Perkembanganindividu yang menemukan kemampuan
barunya,namun kehilangan kemampuannnya yanglain dengan
kecepatan yang bervariasi.
Perkembangandipengaruhi oleh faktor biologis, budaya yang terus
berubah-ubah. misalkanketajaman sensorik koordinasi otot
melemah berdasarkan bertambahnya usia, namundukungan
kebudayaan akan semakin meningkat untuk menunjang
kehidupannya
Perkembanganmanusia yang memilih untuk mengatur berbagai
sumber daya seperti waktu, tenaga,bakat, materi, dukungan sosial
dengan berbagai cara untuk tumbuh,mempertahankan atau memilih
berhadapan dengan kehilangan.
Perkembanganmanusia yang dapat ditingkatkan dengan cara
berlatih atau pelatihan. misalkankekuatan mengingat, belajar
berbicara
6. Tahap Perkembangan
Periode Pra-lahir dan Neonatus
Periode pra-lahir atau sebelum lahir diawali dengan pembuahan sel
telur oleh sel sperma, kemudian meleburkan inti selnya menjadi zigot.
Selama beberapa masa ini, perkembangan dan pertumbuhan seluruh
struktur tubuh sangat begitu cepat suplai secara fisiologis. Janin yang
ada di dalam rahim ibu mendapatkan suplai zat makanan dari ibunya
melalui atau melewati plasenta ( tali pusar )
Setelah lahir, bayi akan mengalami periode neonatus, yakni periode
bayi yang baru lahir (neonate) hingga sampai berusia 10–14 hari.
Selama masa tersebu, bayi harus mesti menyesuaikan diri dengan
lingkungan yang seluruhnya baru di luar rahim ibu. Pertumbuhan untuk
sementara terhenti.
Masa bayi (2 minggu– 2 tahun)
Secara bertahap bayi akan belajar untuk mengendalikan ototnya agar
bisa bergantung pada dirinya sendiri. Sistem saraf mulai berkembang
dan juga mendukung perkembangan otot untuk dapat membentuk
sistem kesadaran awal. Kapasitas otak akan semakin meningkat untuk
memicu aktivitas respon, terutama untuk merespon pada hal-hal yang
dilihat.
Masa kanak-kanak (2 tahun–pubertas / remaja)
Masa kanak-kanak dini (2–6 tahun)
Masa ini merupakan masa prasekolah / prakelompok. Anak mulai
berusaha untuk mengendalikan lingkungannya dan juga menyesuaikan
diri secara sosial. Keterampilan fisik sudah mulai muncul / tampak
berupa aktivitas aktif.
Akhir masa kanak-kanak
Pada periode ini, kematangan organ seksual mulai terjadi dan
selanjutnya memasuki masa remaja yang berbeda-beda untuk setiap
jenis kelamin. Perempuan akan mengalalaminya pada usia 6–13 tahun,
sedangkan pada laki-laki akan muncul pada rentang usia 12–14 tahun.
Perkembangan utamanya ialah sosialisasi pada masa sekolah atau juga
kelompok.
Masa remaja atau pubertas
Pubertas adalah merupakan masa yang tumpang tindih antara masa
akhir kanak-kanak dan juga masa remaja awal. Masa puber mulai
berlangsung antara usia 11–15 tahun pada wanita dan mulai dari umur
12–16 tahun pada laki-laki. Pada masa Pubertas ini, perubahan fisik
yang cukup nyata akan terjadi terutama pada wanita.
7. Tugas-tugas Perkembangan
Di bawah ini dikemukakan rincian tugas perkembangan dari setiap
tahapan menurut (Havighurst) :
Tugas Perkembangan Masa Bayi dan Anak-anak Awal (0-6
bulan)
a) Belajar Berjalan pada usia 9 – 15 bulan.
b) Belajar makan-makanan padat.
c) Belajar berbicara.
d) Belajar buang air besar dan kecil.
e) Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin.
f) Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis.
g) Membentuk konsep-konsep sederhana kenyataan sosial dan alam.
h) Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orrang tua,
saudara, dan orang lain.
i) Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk serta pengembangan
kata hati.
Tugas Perkembangan Masa Kanak-kanak Akhir dan Anak
Sekolah (6-12 tahun)
a) Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan
permainan.
b) Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri
sebagai makhluk biologis.
c) Belajar bergaul dengan teman sebaya.
d) Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya.
e) Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan
berhitung.
f) Belajar mengembangkan konsep-konsep sehari-hari.
g) Mengembangkan kata hati.
h) Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi.
i) Mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial.
Tugas Perkembangan Masa Remaja (12-21 tahun)
a) Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya.
b) Mencapai peran sosial sebagai pria dan wanita.
c) Menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif.
d) Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang
dewasa lainnya.
e) Mencapai jaminan kemandirian ekonomi.
f) Memilih dan mempersiapkan karier.
g) Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga.
h) Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep
yang diperlukan bagi warga negara.
i) Mencapai perilaku yang bertanggung jawab secara sosial.
j) Memperoleh seperangkat nilai sistem etika sebagai
petunjuk/pembimbing dalam berperilaku.
Tugas Perkembangan Masa Dewasa Awal (21-30 tahun)
a) Memilih pasangan.
b) Belajar hidup dengan pasangan.
c) Memulai hidup dengan pasangan.
d) Memelihara anak.
e) Mengelola rumah tangga.
f) Memulai bekerja.
g) Mengambil tanggung jawab sebagai warga negara.
h) Menemukan suatu kelompok yang serasi.
8. Hukum-hukum Perkembangan
1. Hukum Masa Peka
Tiap-tiap jiwa mempunyai waktunya untuk berkembang dengan sebaik-
baiknya. Masa peka adalah suatu masa ketika fungsi-fungsi jiwa
menonjolkan diir ke luar, dan peka akan pengaruh rangsangan yang
datang, dan merupakan masa pertumbuhan ketika suatu masa ketika
fungsi-fungsi jiwa mudah sekali di pengaruhi dan dikembangkan. Usia
3 sampai 5 tahun adalah masa yang baik seklai untuk mempelajari
bahasa.
Masa peka adalah masa dimana suatu fungsi yang
perkembangannya harus dilayani dan diberi kesempatan sebaik-
baiknya, dan masa dimana perkembangan sesuatu fungsi maksimal
besarnya. Contoh ; Masa peka untuk berjalan pada anak adalah pada
tahun ke 2, masa peka untuk menggambar adalah pada tahun ke 5, dan
masa peka untuk ingatan logis adalah tahun ke 12.
Kadang-kadang seorang anak telah peka membaca pada umur
4 tahun, sedangkan anak lain baru peka membaca pada umur 5 tahun.
Tetapi ada yang lambat lagi, ia baru mengalaminya pada umur 6 atau 7
tahun, sebab masa peka tidak sama timbulnya, dan hanya sekali saja
dialami anak dalam kehidupannya.
2. Hukum Rekapitulasi
Hukum rekapitulasi adalah perkembangan psikis anak yakni
ulangan secara singkat perkembangan umat manusia. Seluruh
perkembangan umat manusia terulang dalam waktu beberapa tahun saja
secara singkat dalam perkembangan anak.
Fakta-faktanya ;
Anak-anak kecil memiliki kesamaan dengan bangsa primitif, misalnya ;
suka dengan warna yang tajam, memiliki pikiran yang animistis, takut
hantu atau kekuatan gaib.
Adanya periode perkembangan sesuai dengan jalan perkembangan
manusia ;
ú Masa berburu dan menyamun (sampai usia 8 tahun), tanda-tandanya,
anak senang menangkap-nangkap dalam permainannya, memanah dan
menembaki binatang, senang bermain kejar-kejaran, perang-perangan
dan bermain panah-panahan.
ú Masa mengembala, dialami sekitar usia 10 tahun, tanda-tandanya
misalnya, anak senang memelihara binatang seperti ayam, kambing,
kelinci, merpati dan lain sebagainya.
ú Masa bercocok tanam, masa ini dimulai ketika anak berusia sekitar
12 tahun, tanda-tandanya misalnya, senang berkebun dan menyiram
bunga.
ú Masa berdagang, ketika anak berusia sekitar 14 tahun, tanda-
tandanya misalnya, senang bertukar-tukaran perangko dengan teman,
berkirim-kiriman foto dengan sesama sahabat pena, bermain-main jual-
jualan seperti mbok pecel, dan sebagainya.
4. Hukum Konvergensi
Perkembangan manusia pada dasarnya tidak hanya dipengaruhi
oleh faktor pembawaan (nativisme) sejak lahir, tetapi juga oleh
lingkungan (empirisme) termasuk juga pendidikan serta pengalaman.
Aliran ini menggabungkan arti penting hereditas (pembawaan) dengan
lingkungan sebagai faktor yang berpengaruh dalam perkembangan
manusia. Tokoh utama paham konvergensi adalah Louis William
Stern, seorang filsuf, sekaligus sebagai psikolog Jerman. Stern dan para
Konvergensi (convergence) merupakan gabungan antara paham
pembawaan (nativisme) yang mempengaruhi perkembangan manusia
dan aliran lingkungan (empirisme) yang mempengaruhi perkembangan
manusia. Hukum ini menganggap hereditas (pembawaan) dengan
lingkungan sebagai faktor-faktor yang berpengaruh dalam
perkembangan manusia.
William Stern dan pengikutnya, dalam menetapkan faktor
yang mempengaruhi perkembangan manusia, tidak hanya berpegang
pada lingkungan/pengalaman, juga tidak berpegang pada
pembawaan saja, tetapi berpegang pada kedua faktor yang sama
pentingnya itu. Faktor pembawaan tidak berarti apa-apa tanpa faktor
pengalaman. Demikian pula sebaliknya, faktor pengalaman tanpa faktor
bawaan tidak akan mampu mengembangkan manusia yang sesuai
dengan harapan. Perkembangan yang sehat akan berkembang jika
kombinasi dari fasilitas yang diberikan oleh lingkungan dan
potensialitas kodrati anak bisa mendoorng berfungsinya segenap
kemampuan anak. Dan kondisi sosial menjadi sangat tidak sehat apabila
segala pengaruh lingkungan merusak, bahkan melumpuhkan potensi
individu tersebut.
F.J Monks & Knors (Terj. Siti Rahayu Haditono), Psikologi Perkembangan
Pengantar dalam Berbagai Bagiannya, Yogyakarta : Gadjah Mada Press.
Yusuf, Syamsu. 2000. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.