Anda di halaman 1dari 3

Manusia adalah makhluk yang dapat dipandang dari berbagai sudut.

Manusia telah
menjadi salah satu objek filsafat, baik objek formal yang mempersoalkan hakikat manusia
maupun objek materiil yang mempersoalkan manusia sebagai apa adanya manusia dan dengan
berbagai kondisinya. Kini bangsa Indonesia telah menganut suatu pandangan, bahwa yang
dimaksud manusia secara utuh adalah manusia sebagai pribadi yang merupakan
pengejawantahan manunggalnya berbagai ciri atau karakter hakiki atau sifat kodrati manusia
yang seimbang antar berbagai segi, yaitu antara segi (i) individu dan sosial, (ii) jasmani dan
rohani, serta (iii) dunia dan akhirat. Keseimbangan hubungan tersebut menggambarkan
keselarasan hubungan antara manusia dengan dirinya, manusia dengan sesama manusia, manusia
dengan alam sekitar atau lingkungannya, dan manusia dengan Tuhan.

Uraian tentang manusia dengan kedudukannya sebagai peserta didik haruslah


menempatkan manusia sebagai pribadi yang utuh. Dalam kaitannya dengan kepentingan
pendidikan, akan lebih ditekankan hakekat manusia sebagai kesatuan sifat makhluk individu dan
makhluk sosial, sebagai kesatuan jasmani dan rohani, dan sebagai makhluk Tuhan dengan
menempatkan hidupnya di dunia sebagai persiapan kehidupannya di akhirat. Sifat-sifat dan ciri-
clri tersebut merupakan hal yang secara mutlak disandang oleh manusia sehingga setiap manusia
pada dasarnya sebagai pribadi atau individu yang utuh. lndividu berarti tidak dapat dibagi
(undivided) dan tidak dapat dipisahkan keberadaannya sebagai makhluk yang pilah, tunggal, dan
khas. Seseorang berbeda dengan orang lain karena ciri-cirinya yang khusus tersebut (Webster’s:
743). Menurut kamus Echols & Shadaly, individu adalah kata benda dari individual yang berarti
orang, perseorangan, oknum (Echols, 1975: 519).\

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dibentuk suatu lingkungan untuk anak yang dapat
merangsang perkembangan potensi-potensi yang dimilikinya dan akan membawa perubahan-
perubahan apa saja yang diinginkan dalam kebiasaaan dan sikap-sikapnya. Oleh karena itu, anak
dibantu oleh guru, orangtua, dan orang dewasa lainnya untuk memanfaatkan kapasitas dan
potensi yang dibawanya dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang diinginkan.

Bukti-bukti telah jelas bahwa seorang anak tidak dilahirkan dengan perlengkapan yang
sudah sempurna. Dengan sendirinya, poIa-pola berjalan, berbicara, merasakan, berpikir, atau
pembentukan pengalaman harus di pelajari. Barangkali, tidak ada minat yang bersifat alami,
tetapi dorongan-dorongan potensi tertentu atau impuls-impuls tertentu membentuk dasar-dasar
dari minat apa saja yang dikembangkan anak di lingkungan tempat ia tumbuh dan berkembang.

Sejak lahir, bahkan sejak masih di dalam kandungan ibunya, manusia merupakan
kesatuan psikofisis atau psikosomatis yang terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
Pertumbuhan dan perkembangan tersebut merupakan sifat kodrat manusia yang harus mendapat
perhatian secara saksama. Untuk memberi gambaran bahwa makna pertumbuhan dibedakan dari
makna perkembangan, secara singkat disajikan yaitu bahwa istilah pertumbuhan digunakan
untuk menyatakan perubahan-perubahan kuantitatifmengenai fisik atau biologis dan istilah
perkembangan digunakan untuk perubahan-perubahan kualitatif mengenai aspek atau rohani dan
aspek sosial.
Dalam pertumbuhan dan perkembangannya, manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan.
Pada awal kehidupannya, seorang bayi mementingkan kebutuhan jasmaninya, ia belum peduli
dengan apa yang terjadi di luar dirinya. Ia sudah merasa senang apabila kebutuhan fisiknya
seperti makan, minum, dan kehangatan tubuhnya terpenuhi. Akan tetapi, dalam
perkembangannya lebih luas. Kebutuhannya kian bertambah dan suatu saat ia membutuhkan
fungsi alat berkomunikasi (bahasa) yang semakin penting. Ia membutuhkan teman, keamanan,
dan seterusnya. Semakin besar anak, kebutuhan nonfisiknya juga semakin banyak. Sudah barang
tentu setiap manusia akan berupaya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Dengan
demikian, telah terjadi perkembangan dalam hal kebutuhan-kebutuhan, baik fisik maupun
nonfisik. Apabila dicemati, kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat dibedakan menjadi dua
kelompok besar, yaitu kebutuhan utama atau primer dan kebutuhan kedua atau sekunder. Dengan
perkataan lain, pertumbuhan flsik senantiasa diikuti perkembangan aspek kejiwaan atau
psikisnya.

Sumber:
Dra.Hj.Sitti Hartinah DS, MM. 2011. Pengembangan Peserta Didik. Bandung: PT Refika
Aditama. Hal. 12-14.

Karakteristik peserta didik yaitu totalitas kemampuan dan prilaku yang ada pada pribadi mereka
sebagai hasil dari interaksi antara pembawaan dengan lingkungan sosialnya, sehingga
menentukan pola aktivitas dalam mewujudkan harapan dan meraih cita cita.

Menurut Capra (2004: 106) Ada 4 hal dominan dari karakteristik siswa yaitu sebagai berikut
1. Kemampuan dasar misalnya, kemampuan kognitif atau intelektual afektif dan psikomotor
2. Latar belakang cultural local, status sosial, status ekonomi, agama, dll.
3. Perbedaan kepribadian seperti sikap, perasaan, minat, dll.
4. Cita-cita, pandagnan kedepan, keyakinan diri, daya tahan, dll.

Adapun karakteristik siswa yang dapat mempengaruhi kegiatan belajar siswa antara lain:
1. Latar belakang pengetahuan dan tarah pengetahuan
2. Gaya belajar
4. Usia kronologi
4. Tingkat kematangan
5. Spektrum dan ruang – ruang minat
6. Lingkungan sosial ekonomi
7. Hambatan – hambatan lingkungan dan kebudayaan
8. intelegensi
9. Keselarasan dan atitude
10. Prestasi belajar
11. Motivasi

Menurut Capra (2004: 108) Disamping data dan keterangan – keterangan di atas, guru dalam
peranannya sebagai pendidik, pembimbing, dan pengganti orang tua di sekolah, perlu
mengetahui data-data pribadi dari anak-anak didiknya, misalnya:
1. Keterangan pribadi, seperti nama, tempat dan tanggal lahir, alamat, jenis kelamin, nama orang
tua/wali, kebangsaan, dan agama
2. Keadaan rumah, sperti pekerjaan orang tua, jumhlah saudara, pendidikan orang tua, agama
kedua orang tua, status rumah, dan suasana rumahy.
3. Kesehatan, seperti penyakit-penyakit tertentu, cacat badan, dan kebiasaan hidup.
4. Sifat-sifat peribadi

Menurut Danim (2010 : 7) Adapun karakteristik peserta didik yang sukses yaitu sebagai berikut:
1. Menghadiri semua sesi kelas dan acara dilaboratorium atau diluar kelas secara teratur dan
tepat waktu.
2. Menjadi pendengar dan melatih diri untuk memusatkan perhatian
3. Memastikan ingin mendapatkan jawaban atas tugas, dengan cara menghubungi instruktur atau
siswa lain.
4. Mampu memanfaatkan peluang pembelajaran ekstra ketika ditawarkan.
5. Melakukan hal yang bersifat opsional dan sering meantang tugas baru ketika banyak siswa
lain menghindarinya.
6. Memiliki perhatian tinggi dikelasnya.
7. Berpartisipasi dalam kegiatan kelas, meski upaya mereka sedikit mengalami rasa sulit
8. Memperhatikan guru mereka sebelum dan setelah jam pelajaran.
9. Mampu melakukan diskusi dengan guru yang lain untuk mendapatkan pengetahuan dan
pengalaman yang bermakna
10. mengerjakan semua tugas secara rapi dan menelaah hasilnya secara kritis.

Perkembangan Peserta Didik

By Nora Agustina

Anda mungkin juga menyukai