Anda di halaman 1dari 9

Hakikat anak didik dan Etika keilmuan

Annisa Eka Apriyani


Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
Email : annisaeka.apriyani@gmail.com

Deardjati
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
Email : deardj5@gmail.com

Elsa Furwanti
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
Email : elsa.furwanti123@gmail.com

Kireina Ridha Illahi


Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
Email : kireinarilahi@gmail.com

Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Sunan Gunung Djati Bandung, 2022

ABSTRAK
peserta didik merupakan salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral.
Peserta didik menjadi pokok persoalan dan tumpuan perhatian dalam  semua transformasi
peroses yang disebut pendidikan. Sebagai salah satu komponen penting dalam system
pendidikan, peserta didik juga disebut sebagai “raw material” (bahan mentah). Etika
keilmuan  merupakan etika  normatif yang merumuskan prinsip-prinsip etis yang dapat
dipertanggung jawabkan secara rasional dan dapat diterapkan dalam ilmu pengetahuan.
Kata kunci : Peserta didik, etika keilmuan
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan proses pengembangan potensi manusia, maka dari itu proses
pendidikan harus berjalan sesuai perkembangan manusia dan memposisikannya sebagai
subyek didik seutuhnya. Dalam dunia pendidikan, pendidik merupakan faktor penting dan
utama, karena pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan
jasmani dan rohani peserta didik, terutama di sekolah atau madrasah, untuk mencapai
kedewasaan peserta terutama di sekolah atau madrasah, untuk mencapai kedewasaan peserta
didik sehingga ia menjadi manusia yang paripurna dan mengetahui tugas-tugasnya sebagai
manusia yakni hamba Allah (abd) dan khalifah fi al-ardh.
Di sini dapat dipahami bahwa pendidik merupakan posisi sentral dalam dunia pendidikan
tanpa mengabaikan unsur-unsur lain dalam pendidikan, berarti di pundak pendidiklah
perkembangan peserta didik dilanjutkan secara continou, maka pendidik semestinya
mengetahui makna pendidikan sejati agar peserta didik dapat berkembang dengan sempurna
untuk mendapat kebahagian hidup dunia dan akhirat.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukan dalam kajian ini adalah metode pendekatan kepustakaan
(library research) dimana penulis mengumpulkan sumber-sumber dari jurnaldengan judul dan
pembahasan yang sama. Studi pustakawan adalah segala usaha yang dilakukan oleh penulis
untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topic masalah yang akan atau sedang diteliti,
informasi itu dapat dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan ilmiah, tesis dan
disertasi. Peraturan-peraturan ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan sumber-
sumber tertulis lainnya.
PEMBAHASAN
A. Menjelaskan Hakikat anak didik
Peserta  didik merupakan makhluk individu yang mempuyai kepribadian dengan ciri-ciri
yang khas sesuai dengan  pertumbuhan dan perkembangan nya. pertumbuhan
dan  perkembangan dipengaruhi oleh  lingkungan dimana ia berada. Peserta didik juga
disebut anak  didik atau terdidik, peserta didik sebagai individu atau pribadi  manusia
seutuhnya, artinya memiliki sifat dan keinginan tersendiri.
Proses  pendidikan  dengan segala keunikan  harus mampu membantu peserta didik untuk
berinteraksi dengan lingkungan  dan alam sekitar nya untuk  menjalani kehidupan
nya.peserta didik harus dipandang  filosofis yaitu  menerima kehadiran   kelakuanya. Sebagai
pendidik kita harus mendidik peserta didik itu menuju  kedewasaa
total ,membimbing  mengarahkan dan  menolong supaya tidak terjadi pendidikan yang salah
pada diri peserta didik.agar proses belajar mengajar berjalan secara efektif, maka pendidik
perlu memiliki pengetahuan yang mendalam tentang hakikat peserta didik sehingga
memmudah kan ia untuk melaksanakan  Pendidikan.
Hakikat peserta didik adalah:
1. Peserta didik adalah individu yang sedang berkembang
2. Peserta didik adalah bertanggung atas pendidikan nya sendiri
3. Peserta didik adalah pribadi yang memiliki potensi
4. Peserta didik memerlukan pembinaan yang individual dan melakukan yang
manusiawi.
5. Peserta didik pada dasarnya merupakan insane yang aktif menghadapi lingkungan.

Defenisi peserta didik di atas esensinya adalah setiap peserta didik yang berusaha
mengembangkan potensi pada jalur pendidikan formal dan nonformal menurut dan jenjang dan
jenisnya. Terdapat banyak sebutan yang berkaitan dengan “peserta didik” ini, sesuai dengan
konteksnya. Ada hal-hal yang esensial mengenai hakikat peserta didik.
1) Peserta didik merupakan manusia yang memiliki diferensiasi potensi dasar kognitif atau
intelektual, afektif, dan psikomotirik.
2) Peserta didik merupakan manusia yang memiliki diferensiasi priodesasi perkembangan dan
pertumbuhan, meski memiliki pola yang relatif sama.
3) Peserta didik memiliki imajinasi, persepsi, dan dunianya sendiri, bukan sekedar miniature
orang dewasa.
4) Peserta didik merupakan manusia yang memiliki diferensiasi kebutuhan yang harus
dipenuhi, baik jasmani maupun rohani, meski dalam hal- hal tertentu banyak kesamaannya.
5) Peserta didik merupakan manusia bertanggungjawab bagi proses belajar pribadi dan
menjadi pembelajar sejati, sesuai dengan wawasan pendidikan sepanjang hayat.
6) Peserta didik memiliki daya adaptabilitas di dalam kelompok sekaligus mengembangkan
dimensi individualitsnya sebagai insan yang unik.
7) Peserta didik memerlukan pembinaan dan pengembangan secara individual dan kelompok,
serta mengharapkan perlakuan yang manusiawi dari orang dewasa, termasuk gurunya.
8) Peserta didik merupakan insane yang visioner dan proaktif dalam menghadapi
lingkungannya.
9) Pesertata didik sejatinya berperilaku baik dan lingkungannya yang paling dominan untuk
membuatnya lebih baik lagi atau menjadi lebih buruk.
10) Peserta didik merupakan makhluk Tuhan yang meski memiliki aneka keunggulan.

Beberapa pandangan tentang hakikat manusia:

1. Pandangan Humanistik
Tokoh dari humanistik ini adalah Rogers’.Ia berpendapat bahwa manusia itu
memberi dorongan untuk mengarahkan dirinya ketujuan yang positif.
Kemudian Adler yang juga mendukung pandangan humanistic berpendapat bahwa
manusia tidak  semata-mata digerakkan oleh dorongan untuk memuaskan kebutuhan
sendiri,tapi digerakkan oleh rasa tanggung jawab social dan  sebagian untuk mencapai
sesuatu.
2. Pandangan psiko analtik
Tingkah laku individu ditentukan dan dikontrol oleh kekuatan psikologis  yang
memang sejak semula sudah ada pada diri manusia.
3. Pandangan  Behavioristik
Manusia itu adalah makhluk reaktif yang tingkah lakunya dikontrol oleh faktor  yang
datang  dari luar lingkungan ,inilah yang akan menjadi tingkah lakunya.
4. Pandangan Martin Buber
Martin Buber berpendapat bahwa hakikat manusia itu tidak dapat dikatakan ini
atau .dihadapkan pada kesemestaan alam sehingga manusia itu terbatas
B. Menjelaskan Karakteristik anak didik
Karakteristik peserta didik adalah totalitas kemampuan dan perilaku yang ada pada
pribadi mereka sebagai hasil dari interaksi antara pembawan dengan lingkungan sosialnya.
Utamanya, pemahaman peserta didik bersifat individual, meski pemahaman atas karakteristik
dominan mereka ketika berada di dalam kelompok juga menjadi penting. Ada empat hal
dominan dari karakteristik siswa.
1. Kemampuan dasar misalnya,kemampuan kognifif atau intelektual, afektif, dan
psikomotor
2. Latar belakang cultural lokal, status sosial, status ekonomi, agama, dan sebagainya.
3. Perbedaan-perbedaan kepribadian seperti sikap, perasaan, minat dan lain-lain.
4. Cita-cita, pandangan kedepan, keyakinan diri dya tahan dan lain-lain.

 Pertumbuhan dan Perkembangan peserta didik

1. Pertumbuhan
Dalam konsep perkembangan juga terkandung pertumbuhan, pertumbuhan sendiri
merupakan sebuah istilah yang lazim digunakan dalam biologi, C.P Chaplin (2000)
mengartikan pertumbuhan sebagai satu pertambahan atau kenaikan dalam ukuran-ukuran
bagian tubuh atau dari organism sebagai suatu keseluruhan.
a) Pertumbuhan fisik
Pertumbuhan fisik merupakan perubahan fisik dari kecil atau besar dan pendek
menjadi panjang. Yang prosesnya terjadi sejak lahir hingga dewasa.pertumbuhan fisik
dibagi menjai dua:
1) Pertumbuhan sebelum lahir
2) Pertumbuhan sesudah lahir
3) Perkembangan
2. Perkembangan
Perkembangan merupakan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses
kematangan dan pengalaman ,perubahan dalam bentuk dan dalam integrasi dari bagian-
bagian jasmani ke dalam bagian-bagian fungsional atau kedewasaan/kemunculan pola-
pola asasi dari tingkah laku yang tidak dipelajari.
Menurut Reni Akbar Hawadi (2001) perkembangan secara luas menunjuk pada
keseluruhan proses peruubahan dari potensi yang dimiliki individu.adapun macam-macam
perkembangan yaitu:
1. Perkembangan intelek
Intelek atau daya pikir seseorang berkembang ejalan dengan pertumbuhan syaraf
otaknya. Karena daya pikir otaknya atau kemampuan intelektual atau cara
kemampuan berpikir dipengaruhi oleh kematangan otaknya yang mampu
menunjukkan fungsi otaknya secara baik.
2. Perkembangan emosi
Emosi atau perasaan merupakan salah satu potensi kejiwaan yang yang dimiliki
oleh manusia yang disertai oleh perubahan atau perilaku fisik
3. Perkembanga social
Dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya, setiap individu tidak dapat
berdiri sendiri.
4. Perkembangan bahasa
Fungsi pokok bahasa adalah komunikasi atau saran pergaualan dengan
sesamanya.
5. Bakat khusus
Bakat adalah kemampuan khusus yang dimiliki oleh setiap individu yang
memerlukan rangsangan atau laihan agar berkembang dengan baik.
6. Sikap, Nilai, dan Moral
Semakin tumbuh dan berkembang fisik dan fsikis anak itu,anak itu akan mulai
diperkenalkan terhadap nilai-nilai,ditunjukkan mana yang boleh yang harus
dilakukan dan yang dilarang.
C. Hak dan kewajiban Anak didik
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hak adalah kekuasaan untuk berbuat
sesuatu (karena telah ditentukan oleh undang-undang, aturan, dan sebagainya). Contohnya,
setiap anak yang telah berusia 18 tahun ke atas mempunyai hak untuk memilih dan dipilih
dalam pemilihan umum (Pemilu).Sedangkan, kewajiban adalah sesuatu yang diwajibkan atau
harus dilaksanakan (keharusan). Kewajiban juga harus dilakukan dengan penuh tanggung
jawab untuk mendapatkan hak. Contohnya, tugas penelitian sudah menjadi kewajiban bagi
setiap calon sarjana.
 Kewajiban Siswa di sekolah
1. Ikut menjaga kebersihan dan keamanan sekolah
Setiap siswa berkewajiban untuk memelihara halaman sekolah, memelihara
gedung dengan tidak mencoret-coret tembok, pagar, meja, kursi dan lain sebagainya.
Umumnya, guru atau ketua kelas juga akan membuat jadwal piket siswa agar lebih
terstruktur. Hal ini bertujuan untuk menjaga kegiatan belajar mengajar agar tetap
efektif dan nyaman serta menumbuhkan rasa tanggung jawab para siswa terhadap
lingkungan sekitar.
2. Wajib mengikuti proses belajar
Sudah bukan rahasia lagi kalau salah satu kewajiban siswa di sekolah yaitu
mengikuti proses belajar mengajar di kelas. Apalagi, mengikuti proses pembelajaran
menjadi syarat untuk kenaikan kelas dan kelulusan. Karena merupakan kewajiban,
maka jika siswa berhalangan untuk hadir dan tidak bisa mengikuti proses
pembelajaran, biasanya diwajibkan untuk membuat surat keterangan sakit atau
izin.Meskipun begitu, tetapi umumnya akan ada peraturan batas maksimum
ketidakhadiran siswa agar tetap bisa naik kelas.
3. Membantu kelancaran proses belajar mengajar di kelas
Dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah, sebenarnya bukan hanya guru yang
berkewajiban untuk menciptakan kelancaran proses belajar mengajar. Pasalnya,
siswa juga diwajibkan untuk melakukan hal serupa agar dapat menciptakan suasana
belajar yang kondusif.
Dalam kondisi ini,tanggung jawab siswa seperti misalnya memperhatikan
penjelasan guru dengan baik dan tidak berisik atau mengobrol dengan teman ketika
guru sedang menjelaskan.
4. Menjaga nama baik sekolah
Poin ini sebenarnya menjadi salah satu hal penting yang harus diperhatikan oleh
siswa. Namun sayangnya yang terjadi sekarang ini, justru banyak siswa yang tanpa
disadari malah mencoreng nama sekolah lewat perilakunya di luar lingkungan
sekolah atau mungkin media sosial. Padahal demi mewujudkan hal ini, Setiap siswa
wajib untuk menjaga nama baik sekolah dengan tidak melakukan hal-hal buruk
seperti mengikuti tawuran antar sesama pelajar, keluyuran di luar lingkungan sekolah
dengan menggunakan seragam sekolah pada saat jam belajar dan lain sebagainya.
5. Memakai pakaian yang sesuai dengan aturan sekolah
Mayoritas sekolah umumnya memiliki standar peraturan sendiri terkait cara
berpakaian siswa. Peraturan inilah yang harus dipatuhi siswa sebagai salah satu
bentuk kewajibannya di lingkungan sekolah. Selain itu, siswa juga wajib
mengenakan pakaian sekolah yang sopan (tidak terlalu ketat bagi siswa perempuan)
dan mengenakan seragam sesuai hari.
 Hak Siswa di sekolah
Hak-hak siswa di sekolah sendiri ada beberapa hal, di mana di antaranya meliputi sebagai
berikut.
1. Mendapatkan materi pelajaran
Kita semua tahu bahwa sekolah merupakan tempat belajar dan menimba ilmu.
Oleh karena itu, salah satu hak kamu sebagai siswa di sekolah adalah mendapatkan
materi pelajaran dari guru. Dalam kondisi ini, guru diwajibkan untuk memberikan
materi dan menjelaskannya kepada siswa dengan sejelas-jelasnya. Sehingga, guru
tidak hanya mengandalkan materi di buku untuk kemudian dipelajari sendiri oleh
siswa.
Tidak hanya itu saja, kamu juga berhak menanyakan keberadaan guru kepada
petugas yang menjaga absen jika suatu saat ada guru yang tidak hadir padahal
seharusnya memiliki jadwal mengajar di kelas
2. Menggunakan fasilitas yang disediakan sekolah
Sejumlah sekolah biasanya akan menyediakan fasilitas pendukung belajar siswa
seperti misalnya ruang laboratorium, ruang komputer, perpustakaan dan lain
sebagainya demi meningkatkan efektivitas kegiatan belajar mengajar.
Dalam hal ini, setiap siswa berhak untuk menggunakan fasilitas-fasilitas tersebut
secara bebas asalkan tetap bertanggung jawab untuk menjaga keutuhan dan
fungsinya.
Meskipun begitu, ada pula beberapa fasilitas sekolah yang penggunaannya
mengharuskan untuk siswa meminta izin terlebih dahulu.
3. Bertanya dan berpendapat
Selain mengajarkan materi-materi pembelajaran, para guru juga umumnya akan
melatih soft skill siswa seperti misalnya berpikir kritis dan berani mengajukan
pendapat maupun bertanya.
Oleh karena itu, jangan takut untuk menanyakan suatu hal yang tidak kamu
pahami atau memberikan pendapat pada suatu pernyataan yang kamu anggap kurang
sesuai.
Contohnya, kamu bisa bertanya kepada guru mengenai materi yang tidak
dipahami. Kamu juga bisa mengemukakan pendapat jika menilai bahwa sistem
belajar yang diterapkan oleh guru kurang memuaskan.
Meskipun diberikan kebebasan untuk bertanya dan berpendapat, tetapi kamu pun
harus ingat bahwa ada sopan santun yang harus diterapkan.
4. Mendapatkan perlakuan yang adil
Meskipun datang dari latar belakang keluarga yang mungkin berbeda, namun
ketika berada di lingkungan sekolah setiap siswa adalah sama. Oleh karena itu, kamu
pun berhak untuk diperlakukan dengan adil oleh guru atau staff sekolah lainnya tanpa
adanya diskriminasi.
D. Cara memperoleh ilmu dalam FPI
Mekanisme Perolehan Ilmu Pengetahuan dalam Filsafat Pendidikan Islam
Ada beragam pendapat yang dikembangkan ole para intelektual Islam mengenai konsepsi
ilmu. Dalam pandangan al-Ghazali, pada dasarnya ilmu dibagi menjadi dua klasifikasi bear
yaitu ilmu syar'i dan ilmu 'agly. Dari sini kemudian berkembanglah ilmu-ilmu lainnya. Untuk
mengetahui perkembangannya, maka ia melihat bahwa ilmu-ilmu itu diperoleh dengan
berbagai metode yaitu metode tafakkur dan metode taallum.
1. Mekanisme Perolehan Ilmu melalui Indera
Indera merupakan salah satu mekanisme perolehan ilmu yang penting, khususnya
indera pendengaran dan penglihatan. Signifikansi indera ini juga banyak disinggung di
dalam al-Qur'an.. Di dalam al-Qur'an indera pendengaran pada umumnya lebih dahulu
disebutkan sebelum indera penglihatan. Hal ini disebabkan ole beberapa alasan: Pertama,
indera pendengaran lebih utama dibandingkan indera penglihatan dalam proses perolehan
ilmu pengetahuan (belajar). Kedua, indera pendengaran langsung berfungsi sejak seorang
anak dilahirkan. Ketiga, indera pendengaran berfungsi secara kontinyu. Keempat, indera
pendengaran bisa mendengar baik dalam keadaan gelap maupun terang. Kelima,
pendengaran bisa menangkap suara dan semua arah.
2. Mekanisme Perolehan Ilmu melalui Akal.
Di dalam al-Qur'an dan hadis Nabi Muhammad Sallallahu 'alayhi wa Sallam, akal
ditempatkan pada kedudukan yang tinggi serta mendorong manusia untuk
menggunakannya. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya ungkapan ayat-ayat al-Quran
yang menyuruh manusia untuk mempergunakan dan memanfaatkan akalnya. Kata yagilu
(memanfaatkan akal untuk berpikir) terdapat pada 48 ayat dalam berbagai bentuknya.
Kata nazara (melihat secara abstrak) terdapat pada 30 ayat. Kata tafakkara (berpikir)
terkandung dalam 19 ayat. Kata tadhakkara (memperhatikan, mempelajari) terkandung
dalam 40 ayat. Kata faqiha (perbuatan berpikir) terkandung dalam 16 ayat. Selain itu
dalam al-Qur'an terdapat pula kata-kata ulü al-albab (orang berpikir), ulù al-ilm (orang
berilmu), ulu al-absar (orang berpandangan), ulü al-nuha (orang bijaksana). Semua itu
adalah sebutan yang
member sifat berpikir yang terdapat pada manusia. Banyaknya kata dan ungkapan tentang
akal tersebut mengandung pengertian bahwa potensi yang dimiliki manusia sangat
dihargai al-Qur'an.
3. Mekanisme Perolehan Ilmu melalui wahyu dan ilham
Ilham, disebut juga intuisi atau inspirasi. Adalah bisikan hati, berupa pengetahuan
yang diberikan ole Allah Subhanahu wa Ta'ala kepada hamba-Nya, baik kepada
Rasulullah maupun selainnya. Ilham sering dianggap oleh orang awam sebagai sebuah
wangsit untuk melakukan sesuatu atau meninggalkannya".
E. Hakikat etika keilmuan
Dari segi etimologi (ilmu asal usul kata), etika berasal dari bahasa yunani, ethos yang
berarti watak kesusilaan atau adat. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia etika berarti ilmu
pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral). Sedangkan etika menurut filsafat dapat
disebut sebagai ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dengan
memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran. Pada
dasarnya,etika membahasa tentang tingkah laku manusia.
Tujuan etika dalam pandangan filsafat ialah mendapatkan ide yang sama bagi seluruh
manusia disetiap waktu dan tempat tentang ukuran tingkah laku yang baik dan buruk sejauh
yang dapat diketahui oleh akal pikiran manusia. Akan tetapi dalam usaha mencapai tujuan
itu, etika mengalami kesulitan, karena pandangan masing-masing golongan dunia ini tentang
baik dan buruk mempunyai ukuran (kriteria) yang berlainan.
Secara metodologi, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai etika.
Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi. Karena
itulah etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku
manusia. Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku
manusia, etika memiliki sudut pandang normatif, yaitu melihat perbuatan manusia dari sudut
baik dan buruk.

KESIMPULAN
Pendidikan adalah suatu proses pembelajaran kepada peserta didik agar memiliki
pemahaman terhadap sesuatu dan membuatnya menjadi seorang manusia yang kritis dalam
berpikir. Pendidik dalam perspektif pendidikan Islam adalah orang-orang yang bertanggung
jawab terhadap perkembangan seluruh potensi peserta didik , baik petensi afektif, kognitif,
maupun psikomotorik sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.
Anak didik adalah semua anak yang berada di bawah bimbingan pendidik di lembaga
pendidikan formal maupun nonformal, seperti di sekolah, pondok pesantren, tempat pelatihan,
sekolah keterampilan, tempat pengajian anak- anak (TPA), majelis taklim, dan semua orang yang
menimba ilmu yang dapat dipandang sebagai anak didik. Sebagai anak didik harusnya memiliki
akhlak mulia dan senantiasa mengembangkan potensi yang dimilikinya dengan
seperangkat ilmu pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA

Maria Ulfah, F. (2012). MEKANISME PEROLEHAN ILMU DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN

ISLAM. Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA, 12(2). https://media.neliti.com/media/publications/83081-ID-

mekanisme-perolehan-ilmu-dalam-perspekti.pdf

Mokh. Sya'roni M. (2014). ETIKA KEILMUAN: Sebuah Kajian Filsafat

Ilmu. TEOLOGIA, 25(1). https://journal.walisongo.ac.id/index.php/teologia/article/download/

346/315

Anda mungkin juga menyukai