Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kita sepakat bahwa pendidikan merupakan sesuatu yang tidak asing bagi kita, terlebih

lagi karena kita bergerak di bidang pendidikan. Juga pasti kita sepakat bahwa pendidikan

diperlukan oleh semua orang. Bahkan dapat dikatakan bahwa pendidikan ini dialami oleh

semua manusia dari semua golongan. Tetapi seringkali orang melupakan makna dan hakikat

pendidikan itu sendiri. Layaknya hal lain yang sudah menjadi rutinitas, cenderung terlupakan

makna dasar dan hakikatnya. Karena itu benarlah kalau dikatakan bahwa setiap orang yang

terlihat dalam dunia pendidikan sepatutnyalah selalu merenungkan makna dan hakikat

pendidikan, merefleksikannya di tengah-tengah tindakan/aksi sebagai buah refleksinya.

Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkwalitas dan berkarakter

sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita- cita yang di

harapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai lingkungan.

Karena pendidikan itu sendiri memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek

kehidupan.

Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh

banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan

harapan ia bisa mengajar bayi mereka sebelum kelahiran.

Makalah singkat ini mencoba mengungkap makna asas – asas pendidikan,asas

tanggung jawab, asas kualitas dan panca darma taman siswa.

1
1.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka penyusun dapat

merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan asas tanggung jawab?

2. Apa yang dimaksud dengan asas kualitas?

3. Apa yang dimaksud dengan panca darma taman siswa?

1.3 Tujuan Penulisan

Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka adapun tujuan penyusun dalam menulis

makalah ini. Tujuan dari pembahasan ini diantaranya :

1. Mahasiswa dan mahasiswi mampu mengetahui tentang asas tanggung jawab

2. Mahasiswa dan mahasiswi mampu mengetahui tentang asas kualitas

3. Mahasiswa dan mahasiswi mampu mengetahui tentang panca darma taman siswa

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Asas Pendidikan

Pendidikan merupakan upaya yang dilakukan orang dewasa untuk membimbing dan

mendidik peserta didik dalam pertumbuhan dan perkembangannya untuk mengembangkan

segala bakat atau potensi yang dimiliki peserta didik tidak akan dapat berlangsung simultan

melainkan secara bertahap dan berkelanjutan sesuai dengan perkembangannya.Oleh karena

itu, dalam pelaksanaan pendidikan harus menerapkan asas-asas yang sesuai.

Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab. Upaya pengembangan potensi atau bakat yang dimiliki para siswa

dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan sesuai dengan perkembangannya.

Asas pendidikan memiliki arti hukum atau kaidah yang menjadi acuan kita dalam

melaksanakan kegiatan pendidikan. Asas pendidikan merupakan suatu kebenaran yang

menjadi dasar atau tumpuan berpikir, baik pada tahap perencanaan maupun pelaksanaan

pendidikan.

Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis-sistemik selalu bertolak dari sejumlah

landasan serta pengindahan sejumlah asas-asas tertentu. Landasan dan asas tersebut sangat

masyarakat bangsa tertentu. Beberapa landasan pendidikan tersebut adalah landasan filosofis,

sosiologis, dan kultural, yang sangat memegang peranan penting dalam menentukan tujuan

pendidikan. Selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi akan mendorong pendidikan untuk

mnjemput masa depan.

3
Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia

yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Upaya pengembangan potensi atau bakat yang dimiliki para siswa dilakukan secara bertahap

dan berkelanjutan sesuai dengan perkembangannya.

Kata pendidikan, pendidik, guru dan pengajar, telah menjadi pembicaraan, bahkan

pembahasan kita sehari-hari. Namun demikian, masih terjadi kekeliruan dalam mengartikan

sesuai dengan hakikatnya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, marilah kita gali konsep

yang tepat tentang pendidikan tersebut. Pendidikan diartikan sebagai proses kegiatan

mengubah perilaku individu ke arah kedewasaan dan kematangan.

Dalam mekanisme pendidikan, ada proses, proses kegiatan, kegiatan ; perilaku yang

dikembangkan meliputi sikap, ketrampilan, pengetahuan; subjek-subjek pelaku, meliputi

individu, anggota masyarakat, peserta didik, orang yang lebih tua.

Pendidikan sebagai proses perilaku, secara alamiah berjalan spontan. Namun apabila

kita menghendaki pendidikan yang terarah, harus melalui perncanaan, perancangan,

pemrograman atau berdasarkan kurikulum/program yang telah dirumuskan terlebih dahulu.

Oleh kerena itu, proses yanng ditempuh oleh pelaksana pendidikan itu juga sangat terbuka

mulai keluarga (informal), masyarakat (non formal) dalam lembaga/sekolah (formal). Subjek

dan objek pendidikan juga sangat terbuka mulai dari diri sendiri, anggota keluarga, anggota

masyarakat, murid, mahasiswa.

Pendidikan merupakan transfer of knowledge, transfer of value dan transfer of

culture and transfer of religious yang semoga diarahkan pada upaya untuk memanusiakan

manusia. Hakikat proses pendidikan ini sebagai upaya untuk mengubah perilaku individu

atau kelompok agar memiliki nilai-nilai yang disepakati berdasarkan agama, filsafat,

4
ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan. Menurut pandangan

Paula Freire pendidikan adalah proses pengaderan dengan hakikat tujuannya adalah

pembebasan. Hakikat pendidikan adalah kemampuan untuk mendidik diri sendiri. Dalam

konteks ajaran Islam hakikat pendidikan adalah mengembalikan nilai-nilai ilahiyah pada

manusia (fitrah) dengan bimbingan Al-Quran dan As-Sunnah (Hadits) sehingga menjadi

manusia berakhlakul karimah (Insan Kamil) Dengan demikian hakikat pendidikan adalah

sangat ditentukan oleh nilai-nilai, motivasi dan tujuan dari pendidikan itu sendiri. Maka

hakikat pendidikan dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Pendidikan merupakan proses interaksi manusiawi yang ditandai keseimbangan antara

kedaulatan subjek didik dengan kewibawaan pendidik.

2. Pendidikan merupakan usaha penyiapan subjek didik menghadapi lingkungan yang

mengalami perubahan yang semakin pesat.

3. Pendidikan meningkatkan kualitas kehidupan pribadi dan masyarakat.

Pendidikan berlangsung seumur hidup. Pendidikan merupakan kiat dalam

menerapkan prinsip-prinsip ilmu. Pendidikan mempunyai banyak definisi sepanjang waktu

dan sepanjang banyak orang. Setiap definisi menujukan pandangan individu dalam lapangan

pengetahuan masing-masing.

Menurut ahli biologi : Pendidikan adalah adaptasi.

Menurut ahli psikologi : Pendidikan sinonim dengan belajar.

Menurut ahli Filsafat : Pendidikan lebih mencerminkan aliran-aliran yang dimilikinya dan

sebagainya.

Menurut Brown pendidikan adalah proses pengendalian secara sadar dimana

perubahan-perubahan didalam tingkah laku dihasilkan didalam diri orang lain itu melalui

5
kelompok dari pandangan ini berarti pendidikan adalah suatu proses yang mulai pada waktu

lahir dan berlangsung sepanjang hidup.

Menurut Brown ada 3 pelaku pendidikan yaitu :

1) Lembaga-lembaga pendidikan formal. Misalnya : sekolah lembaga-lembaga ke agamaan,

musium, perpustakaan, rekreasi dll

2) Kelompok-kelompok yang terorganisir yang mempunyai fungsi pendidikan yang penting.

3) Organisasi-organisasi yang bersifat kormesial dan industri. Misalnya toko-toko, industri dan

perkebunan.

2.2. Landasan-landasan Pendidikan

Pendidikan sebagai proses kegiatan pemberdayaan manusia peserta didik menjadi

sumber daya (SDM) yang cocok untuk segala lingkungan dan perkembangan jaman dan

harus di landasi oleh nilai-nilai yang sesuai dengan hakikat manusia selaku makhluk sosial

budaya. Oleh karena itu pendidikan harus dilandasi oleh nilai-nilai agama, filsafat dan moral

pembahsan tentang landasan-landasan akan dipaparkan secara berikut :

1. Landasan Agama

Berdasarkan keyakinan kita masing-masing, agama merupakan wahyu Tuhan Yang

Maha Kuasa yang di turunkan untuk menjadi landasan hidup bagi kehidupan manusia sampai

akhir zaman. Agama sebagai landasan pendidikan, bukan hanya berlaku pada pendidikan

formal di lembaga pendidikan TK/RA, SD/MI, SLTP/MTs, SLTA/MA dan Perguruan

Tinggi. Melainkan juga harus melandasi pendidikan dalam keluarga informal dan di

masyarakat non formal.

Negara Republik Indonesia telah mengakui lima Agama yaitu : Islam, Katolik,

Kristen Protestan, Hindu dan Budha sebagai Agama resmi.

6
2. Landasan Filsafat

Pendidikan suatu proses kegiatan pemberdayaan manusia menjadi SDM yang

berkualitas, harus dilandasi oleh sifat dan sikap yang arif serta bijaksana, sifat dan sikap yang

demikian, selain terbina dari pengalaman serta pendikikan, juga berasal dari hasil perenungan

melalui pikiran yang mendalam tentang hal-hal baik yang dipertentangkan dengan hal-hal

buruk, kejujuran dengan kebohongan, dan seterusnya.

Filsafat sebagia suatu kajian yang mendasasr, tidak hanya mengungkapkan hal-hal

yang terlihat kasat mata, melainkan lebih mendalam lagi.

3. Landasan Budaya

Manusia sebagai makhluk hidup, telah difitrahkan menjadi makhluk budaya.

Namun demikian, karena meninggalkan perilaku sebagai makhluk budaya yang beradab

dewasa ini, menunjukan perilaku yang lebih buas dsari srigala.

Sadisme, premanisme, brital menjadi hakim sendiri, merampok, mengalahkan segala

cara, dan lainnya, telah menjadi perilaku sebagian makhluk yang disebut manusia. Manusia

“keluar” dari sifat, sikap dan nurani kemanusiaan yang manusiawi. Manusia cenderung

“keluar meninggalkan” fitrahnya sebagai makhluk budaya.

Budaya yang melekat pada diri manusia sebagai hasil karsa, raasa, cita, citra dan

karya, menjadi karakter manusia dalam kehidupan bermasyarakat, dalam bentuk kebudayaan.

Perubahan yang bertahap dialami oleh setiap makhluk, termasuk oleh manusia, membawa

perubahan tatanan budaya, juga dalam mekanisme evolusi budaya. Evolusi ini, tidak keluar

dari konteks manusia sebagai suatu kelompok, atau dengan perkataan lain, budaya termasuk

evolusinya ada dalam tatanan yang disebut masyarakat.

7
4. Landasan Moral

Agama, filsafat dan budaya sebagai sumber nilai bagi individu dan masyarakat,

penampilannya muncul dari perilaku, perbuatan serta tindakan manusia dalam bentuk reaksi

emosional, interlektual, spiritual, sosial dan ketrammpilan terhadap lingkungannya. Tinggi

rendahnya kualitas reaksi manusia terhadap lingkungan tadi, sangat dipengaruhi oleh kadar

dan bobot etika serta moral yang melekat pada diri manusia yang bersangkutan. Kualitas

bobot dan kadar tersebebut, tepulang pada pendidikan sebagai proses serta kegiatan yang

dialami individu masing-masing.

2.3. Asas-asas Pendidikan

2.3.1. Asas Tanggung jawab

Tanggungjawab adalah kewajiban terhadap segala sesuatunya; fungsi menerima

pembebanan sebagai akibat sikap tidak sendiri atau pihak lain (Em Zul Fajri & Ratu Aprilia

Senja Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Hal. 974).Tanggungjawab berkaitan dengan

kewajiban seseorang terhadap tugas atau perbuatan yang dilakukan. Perbuatan yang

dilakukan harus dapat dipertanggungjawabkan dari segi tujuan dan konsekuensi lain yang

ditimbulkannya. Sesuatu aktivitas atau perbuatan yang dilakukan tanpa tanggungjawab akan

terjadi secara tidak terarah dan mungkin asal-asalan saja dan akibatnya adalah menimbulkan

masalah atau hal-hal yang tidak diharapkan. Jika perbuatan, prilaku, dan tindakan yang

dilakukan dilandasi oleh tangggungjawab kepada segala pihak yang berhadapan dengan

orang tersebut, maka orang itu akan selalu berada di jalan yang benar.

Tanggung jawab adalah sifat terpuji yang mendasar dalam diri manusia. Selaras dengan

fitrah. Tapi bisa juga tergeser oleh faktor eksternal. Setiap individu memiliki sifat ini. Ia akan

semakin membaik bila kepribadian orang tersebut semakin meningkat. Ia akan selalu ada

8
dalam diri manusia karena pada dasarnya setiap insan tidak bisa melepaskan diri dari

kehidupan sekitar yang menunutut kepedulian dan tanggung jawab. Inilah yang menyebabkan

frekwensi tanggung jawab masing-masing individu berbeda.

Aktivitas yang dilakukan dalam proses pendidikan harus selalu di dasarkan pada asas

tanggungjawab, karena kegiatan apapun yang dilakukan dalam pendidikan selalu diarahkan

untuk mencapai tujuan yakni mendidik dan membimbing peserta didik agar dapat tumbuh

dan berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan dan segala potensi yang dimiliki.

Sekecil apapun tindakan atau perbuatan yang dilakukan pendidik dalam proses pendidikan

harus dapat dipertanggungjawabkan dari segi pencapaian tujuan, bukan berdasarkan selera,

atau kemauan pendidik. Secara lebih luas dan menyeluruh, tangggungjawab itu meliputi

tanggungjawab kepada diri sendiri, kepada keluarga, kepada masyarakat-bangsa dan Negara

Indonesia, dan terutama tanggungjawab terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha tahu.

Aktualisasi dari pengembangan dan penerapan asas tangggungjawab dalam proses

pelaksanaan kegiatan pendidikan akan tercermin dalam pemilihan dan penetapan materi,

metode, strategi, pelaksanaan, hubungan pendidik dengan peserta didik, samapi pada

evaluasi, harus bersumber dan bermuara kepada pencapaian tujuan pendidikan atau

pembelajaran. Pendidikan tanpa asas tanggungjawab, bukanlah pendidikan dalam pengertian

yang hakiki untuk menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki sifat dan sikap

bertanggungjawab pada penampilan, prilaku, tindakan, serta perbuatannya.

2.3.2 Asas Kualitas

Asas kualitas berkaitan dengan mutu hasil pendidikan yang akan dicapai. Kualitas hasil

akan bergantung atau dipengaruhi oleh kualitas proses pelaksanaan yang mencakup materi,

metode, strategi, pelaksanaan, hubungan pendidik dengan peserta didik, pengelolaan, sampai

pada evaluasi hasilnya sebagaimana dijelaskan diatas. Dengan demikian asas kualitas dalam

9
proses dan kegiatan pendidikan, dapat dikatakan sebagai muara dari asas-asas pendidikan

sepanjang hayat, kasih sayang, demokrasi, keterbukaan dan transparansi, serta

tanggungjawab.

Proses kegiatan pendidikan yang bertujuan untuk menciptakan sumber daya manusia

yang berkualitas, haruslah berlandaskan asas kualitas dalam segala perangkat, kerja, dan

kinerjanya. Kegiatan pendidikan yang berlandaskan kualitas akan dapat melahirkan peserta

didik menjadi manusia yang berkualitas yang menyangkut jasmani, keterampilan, etos kerja,

intelektual, emosional, sosial, spiritual, dan akhlak mulia sebagai pribadi utuh, jujur, terbuka,

dan bermakna bagi hidup dan kehidupan diri sendiri dan orang lain.

Dinamika kehidupan yang telah berkembang dan berada dalam suasana global dan

perdagangan bebas, menghadapkan berbagai hambatan dan tantangan sekaligus peluang

untuk peningkatan kemampuan dan keterampilan untuk mengisi peluang pasar bebas. Daya

saing akan semakin tinggi, dan ukuran yang digunakan adalah bukan saja tergantung pada

kualitas hasil akan tetapi justru lebih diutamakan pada kualitas proses pencapaiannya. Dalam

mengantisipasi dinamika, baik yang positif menguntungkan, maupun yang negative

merugikan, bangsa Indonesia sebagai warga dunia, harus memiliki kualitas, kualitas

penguasaan IPTEK, kualitas keterampilan, kualitas etos kerja, sosial kemasyarakatan,

emosional, dan kualitas spiritual. Tanpa memiliki kualitas-kualitas seperti itu, bangsa

Indonesia akan semakin tergantung kepada bangsa lain, menjadi sapi perah bangsa lain dalam

segala aspek khidupan. Oleh karena itu, penerapan dan pengambangan asa kualitas dalam

proses pendidikan, sangat strategis untuk membiana peserta didik menjadi sumber daya

manusia yang berkualitas dalam segala aspek kehidupan manusia.

Untuk memperjelas keterkaitan pengembangan dan penerapan asas-asas pendidikan

yang telah dijelaskan diatas, berikut ini akan disajikan gambar dengan harapan akan dapat

lebih memperjelas asas tersebut dan kaitannya satu dengan lainnya.

10
Dengan mengembangkan dan menerapkan asas kualitas pada proses kegiatan

pendidikan, secara ideal kita mampu menciptakan SDM yang berkualitas, mulai kualitas

jasmaniah (fisikal-biologis), keterampilan, etos kerja, intelektual, emosional, sosial, ekonomi,

spiritual (agama), yang semua itu bermuara pada ‘kualitas’ iman dan takwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, yang tercermin pada ‘kualitas akhlaknya’ dalam kehidupan sehari-hari

sebagai manusia yang manusiawi.

Proses kegiatan pendidikan yang secara ideal bertujuan menciptakan SDM yang

berkualitas juga harus berlandaskan asas kualitas dalam segala perangkat, kerja, dan

kinerjanya. Pendidikan tersebut mulai dari perancangan, perencanaan, materi, media, metode,

strategi, sampai pada evaluasinya harus berkualitas.

2.4. Panca Darma Taman Siswa

Ki Hajar Dewantara menerapkan lima asas yang disebut panca darma taman siswa

pada perguruan yang beliau dirikan yaitu perguruan Taman Siswa.

1.Asas Kodrat Alam

Asas ini berkaitan dengan hakikat dan kedudukan manusia sebagai makhluk hidup di

dunia, agar senantiasa mengatur dan menempatkan diri dalam hubungannya yang harmonis

dengan alam dan lingkungan sekitar. Keharmonisan hubungan tersebut akan mendukung

tercapainya kesejahteraan. Sebaliknya, jika terjadi pertentangan, maka akan mengarah kepada

kehancuran harkat manusia.

Kesadaran manusia akan hakikat dan dan kedudukannya di dunia ini, niscaya akan

memperkokoh pijakan bagi dirinya dalam berbuat positif demi masa depannya. Sebaliknya,

kekeliruan dalam menghadapi dunia ini, akan berujung kepada kesesatan atau kekeliruan

yang bersangkutan dalam usaha memperoleh keberhasilan hidup.

11
2.Asas Kemerdekaan

Inti dari pandangan ini adalah bahwa manusia dilahirkan ke dunia dalam keadaan

bebas merdeka, dalam arti memiliki hak asasi yang bersifat asli untuk hidup dan

menyelenggarakan kehidupannya. Tak seorangpun bisa memaksakan kehendak atau

kekuasaanya terhadap orang lain, yang berarti menodai kebebasan individu manusia di muka

bumi ini. Padahal, kebebasan dan kemerdekaan itu merupakan anugerah dari Tuhan, sehingga

tidaklah pantas bila ada pihak tertentu yang ingin mencabutnya.

Asas kemerdekaan tersebut, harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, dan jangan

sampai disalahgunakan semaunya. Dengan asas ini, maka tiap-tiap individu didorong untuk

memiliki sikap disiplin dan budi luhur. Dengan adanya sikap-sikap tersebut, maka akan

tercipta keteraturan, kesungguhan, dan pantang menyerah dalam menghadapi hidup.

Kedisiplinan, pada akhirnya akan menjadi salah satu pilar pendukung kemajuan hidup

manusia, baik sebagai individu maupun masyarakat.

3.Asas Kebudayaan

Salah satu cirri dari kemajuan individu atau masyarakat dapat dilihat dari corak dan

mutu kebudayaan yang berhasil diciptakan dan sekaligus merupakan bagian integral dari

realitas kehidupan individu atau masyarakat tertentu. Oleh karena itu, bagi suatu bangsa,

sangat penting sekali adanya usaha memelihara dan mengembangkan budidaya individu dan

masyarakatnya. Dengan demikian, menjadi salah satu pembentuk identitas bangsa sekaligus

pembeda dengan bangsa lain. Kebudayaan suatu bangsa juga merupakan cermin kemajuan

dan keberhasilan bangsa itu sendiri.

Menurut Ki Hajar, pelestarian dan pengembangan kebudayaan suatu bangsa tidak

berarti hanya memelihara dan melindunginya dari pengaruh luar. Tetapi yang lebih penting

adalah, membawa budaya tersebut ke suatu tingkat yang lebih tinggi sesuai dengan tuntutan

dan realitas perubahan zaman. Dengan demikian, asas kebudayaan dan pengembangannya ini

12
lebih bersifat dinamis, dan bukan suatu pertahanan yang statis sifatnya. Kebudayaan yang

selayaknya dikembangkan dan dipelihara, menurut beliau, mencakup segala hal yang

berkaitan dengan kepentingan hidup bangsa itu sendiri, lahir maupun batin.

4.Kebangsaan

Sudah sedemikian lazimnya bahwa setiap bangsa di dunia ini mencintai dan

memegang teguh ikatan kenegaraan dan kebangsaannya. Hal yang demikian ini bukanlah

buruk, karena di sana terkandung realitas dan makna persatuan sebagai modal keberhasilan

perjuangan bangsa. Tanpa adanya kebanggaan akan identitas kebangsaan, jelas tidak

mungkin dicapai keberhasilan dan persatuan, bahkan sebaliknya bisa mengarah kepada

pertikaian antar kelompok tertentu atau malah kehancuran bangsa itu sendiri.

Akan tetapi, jangan sampai cinta kebangsaan bertentangan dengan prinsip

kemanusiaan. Asas kebangsaan harus menampilkan bentuk perbuatan yang nyata, jangan

sampai mengarah kepada permusuhan terhadap bangsa lain. Pada lingkup bangsa sendiri,

asas tersebut antara lain mendorong rasa persatuan antar kelompok yang ada, juga persatuan

dalam kehendak maupun cita-cita untuk mencapai kebahagiaan hidup lahir batin bagi seluruh

komponen bangsa.

5.Asas Kemanusiaan

Seluruh dharma, usaha atau pengabdian manusia di tengah perjalanan hidup ini, pada

hakikatnya adalah untuk kepentingan harkat dan martabat kemanusiaan. Sebagai layaknya

manusia baik secara individual maupun sosial, ia akan berupaya sekuat tenaga agar hajat dan

kebutuhan hidup manusiawinya terpenuhi secukupnya. Selama kebutuhan manusiawi tersebut

belum terpenuhi, maka perjuangan akan terus berlangsung. Padahal, kebutuhan manusiawi

jenis dan ragamnya banyak sekali, termasuk di dalamnya pemenuhan harkat kemanusiaan.

Menurut Ki Hajar, asas kemanusiaan harus ditegakkan di atas prinsip kesucian hati dan rasa

cinta kasih terhadap sesama manusia, dan di lebih dari itu juga kepada seluruh makhluk

13
Tuhan. Atas dasar itulah, maka jangan sampai ada pihak yang mengatasnamakan

kemanusiaan tetapi dilakukan dengan cara-cara yang menyakiti, bahkan menghancurkan hak

hidup manusia lain. Prinsip ini sedemikian penting sehingga tidak dapat terpisahkan dari

kemanusiaan itu sendiri.

Ki Hadjar Dewantara juga mengajarkan semboyan kepada pendidik yaitu:

 Ing ngarsa sung tuladha

Memberikan teladan kepada peserta didik ketika berada di depan.

 Ing madya mangun karsa

Membangun semangat kepada peserta didik ketika berada di tengah.

 Tut wuri handayani

Mengarahkan peserta didik agar tidak salah bertindak ketika berada di belakang.

14
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Pendidikan merupakan upaya yang dilakukan orang dewasa untuk membimbing dan

mendidik peserta didik dalam pertumbuhan dan perkembangannya untuk mengembangkan

segala bakat atau potensi yang dimiliki peserta didik tidak akan dapat berlangsung simultan

melainkan secara bertahap dan berkelanjutan sesuai dengan perkembangannya.

Kesamaan kedudukan dan hak sebagai manusia mengandung arti bahwa hidup dan

kehidupan yang satu dengan yang lainnya sangat tergantung dan pengaruh mempengaruhi,

bukan menjadi alat dan diperalat untuk memenuhi kebutuhan orang atau kelompok tertentu.

Karena itu sangat dituntut dalam kehidupan manusia adanya kepedulian msing - masing

sebagai umat manusia, dengan mengabaikan kualitas, pangkat, status, atau posisinya masing-

masing.

Tujuan dari proses belajar sepanjang hayat adalah untuk mengembangkan diri,

memberikan kemampuan peserta didik untuk berbuat seperti orang lain, membebaskan dari

kebodohan, menjadi manusia yang kreatif, sensitive, dan dapat berperan aktif dalam proses

pembangunan. untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan diri, memberikan

kemampuan kepada peserta didik agar dapat berbuat seperti orang lain, menumbuhkan sikap

mandiri, terampil, terbuka terhadap perubahan kemajuan teknologi, untuk mendorong inklusi

sosial dan keperluan masyarakat, bagaimana pendidikan masyarakat dapat berkontribusi

untuk membangun masyarakat yang demokratis dan adil (Adult Education Quarterly, 2005:

vol. 55)

Kesamaan kedudukan dan hak sebagai manusia mengandung arti bahwa hidup dan

kehidupan yang satu dengan yang lainnya sangat tergantung dan pengaruh mempengaruhi,

15
bukan menjadi alat dan diperalat untuk memenuhi kebutuhan orang atau kelompok tertentu.

Karena itu sangat dituntut dalam kehidupan manusia adanya kepedulian msing - masing

sebagai umat manusia, dengan mengabaikan kualitas, pangkat, status, atau posisinya masing-

masing.

16
DAFTAR PUSTAKA

Hill, Lilian H.2005. Community Education, Lifelong Learning, and Social Inclusion. Adult
Education Quarterly, volume 5 nomor 2, February 2005: 151-153.
Sudjana. 2001. Pendidikan Luar Sekolah.Bandung: Falah Production.
http://pendidikantataniaga.blogspot.com/2011/10/normal-0-microsoftinternetexplorer4.html
Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. (2005): Pengantar Pendidikan. Rineka Cipta, Jakarta.
Tim Pengajar.2011. Diktat Filsafat Pendidikan. UNIMED : Medan

17

Anda mungkin juga menyukai