PENDAHULUAN
Kita sepakat bahwa pendidikan merupakan sesuatu yang tidak asing bagi kita, terlebih
lagi karena kita bergerak di bidang pendidikan. Juga pasti kita sepakat bahwa pendidikan
diperlukan oleh semua orang. Bahkan dapat dikatakan bahwa pendidikan ini dialami oleh
semua manusia dari semua golongan. Tetapi seringkali orang melupakan makna dan hakikat
pendidikan itu sendiri. Layaknya hal lain yang sudah menjadi rutinitas, cenderung terlupakan
makna dasar dan hakikatnya. Karena itu benarlah kalau dikatakan bahwa setiap orang yang
terlihat dalam dunia pendidikan sepatutnyalah selalu merenungkan makna dan hakikat
sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita- cita yang di
harapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai lingkungan.
Karena pendidikan itu sendiri memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek
kehidupan.
Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh
banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan
1
1.2 Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka penyusun dapat
Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka adapun tujuan penyusun dalam menulis
3. Mahasiswa dan mahasiswi mampu mengetahui tentang panca darma taman siswa
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pendidikan merupakan upaya yang dilakukan orang dewasa untuk membimbing dan
segala bakat atau potensi yang dimiliki peserta didik tidak akan dapat berlangsung simultan
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Upaya pengembangan potensi atau bakat yang dimiliki para siswa
Asas pendidikan memiliki arti hukum atau kaidah yang menjadi acuan kita dalam
menjadi dasar atau tumpuan berpikir, baik pada tahap perencanaan maupun pelaksanaan
pendidikan.
Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis-sistemik selalu bertolak dari sejumlah
landasan serta pengindahan sejumlah asas-asas tertentu. Landasan dan asas tersebut sangat
masyarakat bangsa tertentu. Beberapa landasan pendidikan tersebut adalah landasan filosofis,
sosiologis, dan kultural, yang sangat memegang peranan penting dalam menentukan tujuan
pendidikan. Selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi akan mendorong pendidikan untuk
3
Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Upaya pengembangan potensi atau bakat yang dimiliki para siswa dilakukan secara bertahap
Kata pendidikan, pendidik, guru dan pengajar, telah menjadi pembicaraan, bahkan
pembahasan kita sehari-hari. Namun demikian, masih terjadi kekeliruan dalam mengartikan
sesuai dengan hakikatnya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, marilah kita gali konsep
yang tepat tentang pendidikan tersebut. Pendidikan diartikan sebagai proses kegiatan
Dalam mekanisme pendidikan, ada proses, proses kegiatan, kegiatan ; perilaku yang
Pendidikan sebagai proses perilaku, secara alamiah berjalan spontan. Namun apabila
Oleh kerena itu, proses yanng ditempuh oleh pelaksana pendidikan itu juga sangat terbuka
mulai keluarga (informal), masyarakat (non formal) dalam lembaga/sekolah (formal). Subjek
dan objek pendidikan juga sangat terbuka mulai dari diri sendiri, anggota keluarga, anggota
culture and transfer of religious yang semoga diarahkan pada upaya untuk memanusiakan
manusia. Hakikat proses pendidikan ini sebagai upaya untuk mengubah perilaku individu
atau kelompok agar memiliki nilai-nilai yang disepakati berdasarkan agama, filsafat,
4
ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan. Menurut pandangan
Paula Freire pendidikan adalah proses pengaderan dengan hakikat tujuannya adalah
pembebasan. Hakikat pendidikan adalah kemampuan untuk mendidik diri sendiri. Dalam
konteks ajaran Islam hakikat pendidikan adalah mengembalikan nilai-nilai ilahiyah pada
manusia (fitrah) dengan bimbingan Al-Quran dan As-Sunnah (Hadits) sehingga menjadi
manusia berakhlakul karimah (Insan Kamil) Dengan demikian hakikat pendidikan adalah
sangat ditentukan oleh nilai-nilai, motivasi dan tujuan dari pendidikan itu sendiri. Maka
dan sepanjang banyak orang. Setiap definisi menujukan pandangan individu dalam lapangan
pengetahuan masing-masing.
Menurut ahli Filsafat : Pendidikan lebih mencerminkan aliran-aliran yang dimilikinya dan
sebagainya.
perubahan-perubahan didalam tingkah laku dihasilkan didalam diri orang lain itu melalui
5
kelompok dari pandangan ini berarti pendidikan adalah suatu proses yang mulai pada waktu
3) Organisasi-organisasi yang bersifat kormesial dan industri. Misalnya toko-toko, industri dan
perkebunan.
sumber daya (SDM) yang cocok untuk segala lingkungan dan perkembangan jaman dan
harus di landasi oleh nilai-nilai yang sesuai dengan hakikat manusia selaku makhluk sosial
budaya. Oleh karena itu pendidikan harus dilandasi oleh nilai-nilai agama, filsafat dan moral
1. Landasan Agama
Maha Kuasa yang di turunkan untuk menjadi landasan hidup bagi kehidupan manusia sampai
akhir zaman. Agama sebagai landasan pendidikan, bukan hanya berlaku pada pendidikan
Tinggi. Melainkan juga harus melandasi pendidikan dalam keluarga informal dan di
Negara Republik Indonesia telah mengakui lima Agama yaitu : Islam, Katolik,
6
2. Landasan Filsafat
berkualitas, harus dilandasi oleh sifat dan sikap yang arif serta bijaksana, sifat dan sikap yang
demikian, selain terbina dari pengalaman serta pendikikan, juga berasal dari hasil perenungan
melalui pikiran yang mendalam tentang hal-hal baik yang dipertentangkan dengan hal-hal
Filsafat sebagia suatu kajian yang mendasasr, tidak hanya mengungkapkan hal-hal
3. Landasan Budaya
Namun demikian, karena meninggalkan perilaku sebagai makhluk budaya yang beradab
cara, dan lainnya, telah menjadi perilaku sebagian makhluk yang disebut manusia. Manusia
“keluar” dari sifat, sikap dan nurani kemanusiaan yang manusiawi. Manusia cenderung
Budaya yang melekat pada diri manusia sebagai hasil karsa, raasa, cita, citra dan
karya, menjadi karakter manusia dalam kehidupan bermasyarakat, dalam bentuk kebudayaan.
Perubahan yang bertahap dialami oleh setiap makhluk, termasuk oleh manusia, membawa
perubahan tatanan budaya, juga dalam mekanisme evolusi budaya. Evolusi ini, tidak keluar
dari konteks manusia sebagai suatu kelompok, atau dengan perkataan lain, budaya termasuk
7
4. Landasan Moral
Agama, filsafat dan budaya sebagai sumber nilai bagi individu dan masyarakat,
penampilannya muncul dari perilaku, perbuatan serta tindakan manusia dalam bentuk reaksi
rendahnya kualitas reaksi manusia terhadap lingkungan tadi, sangat dipengaruhi oleh kadar
dan bobot etika serta moral yang melekat pada diri manusia yang bersangkutan. Kualitas
bobot dan kadar tersebebut, tepulang pada pendidikan sebagai proses serta kegiatan yang
pembebanan sebagai akibat sikap tidak sendiri atau pihak lain (Em Zul Fajri & Ratu Aprilia
kewajiban seseorang terhadap tugas atau perbuatan yang dilakukan. Perbuatan yang
dilakukan harus dapat dipertanggungjawabkan dari segi tujuan dan konsekuensi lain yang
ditimbulkannya. Sesuatu aktivitas atau perbuatan yang dilakukan tanpa tanggungjawab akan
terjadi secara tidak terarah dan mungkin asal-asalan saja dan akibatnya adalah menimbulkan
masalah atau hal-hal yang tidak diharapkan. Jika perbuatan, prilaku, dan tindakan yang
dilakukan dilandasi oleh tangggungjawab kepada segala pihak yang berhadapan dengan
orang tersebut, maka orang itu akan selalu berada di jalan yang benar.
Tanggung jawab adalah sifat terpuji yang mendasar dalam diri manusia. Selaras dengan
fitrah. Tapi bisa juga tergeser oleh faktor eksternal. Setiap individu memiliki sifat ini. Ia akan
semakin membaik bila kepribadian orang tersebut semakin meningkat. Ia akan selalu ada
8
dalam diri manusia karena pada dasarnya setiap insan tidak bisa melepaskan diri dari
kehidupan sekitar yang menunutut kepedulian dan tanggung jawab. Inilah yang menyebabkan
Aktivitas yang dilakukan dalam proses pendidikan harus selalu di dasarkan pada asas
tanggungjawab, karena kegiatan apapun yang dilakukan dalam pendidikan selalu diarahkan
untuk mencapai tujuan yakni mendidik dan membimbing peserta didik agar dapat tumbuh
dan berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan dan segala potensi yang dimiliki.
Sekecil apapun tindakan atau perbuatan yang dilakukan pendidik dalam proses pendidikan
harus dapat dipertanggungjawabkan dari segi pencapaian tujuan, bukan berdasarkan selera,
atau kemauan pendidik. Secara lebih luas dan menyeluruh, tangggungjawab itu meliputi
tanggungjawab kepada diri sendiri, kepada keluarga, kepada masyarakat-bangsa dan Negara
Indonesia, dan terutama tanggungjawab terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha tahu.
pelaksanaan kegiatan pendidikan akan tercermin dalam pemilihan dan penetapan materi,
metode, strategi, pelaksanaan, hubungan pendidik dengan peserta didik, samapi pada
evaluasi, harus bersumber dan bermuara kepada pencapaian tujuan pendidikan atau
yang hakiki untuk menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki sifat dan sikap
Asas kualitas berkaitan dengan mutu hasil pendidikan yang akan dicapai. Kualitas hasil
akan bergantung atau dipengaruhi oleh kualitas proses pelaksanaan yang mencakup materi,
metode, strategi, pelaksanaan, hubungan pendidik dengan peserta didik, pengelolaan, sampai
pada evaluasi hasilnya sebagaimana dijelaskan diatas. Dengan demikian asas kualitas dalam
9
proses dan kegiatan pendidikan, dapat dikatakan sebagai muara dari asas-asas pendidikan
tanggungjawab.
Proses kegiatan pendidikan yang bertujuan untuk menciptakan sumber daya manusia
yang berkualitas, haruslah berlandaskan asas kualitas dalam segala perangkat, kerja, dan
kinerjanya. Kegiatan pendidikan yang berlandaskan kualitas akan dapat melahirkan peserta
didik menjadi manusia yang berkualitas yang menyangkut jasmani, keterampilan, etos kerja,
intelektual, emosional, sosial, spiritual, dan akhlak mulia sebagai pribadi utuh, jujur, terbuka,
dan bermakna bagi hidup dan kehidupan diri sendiri dan orang lain.
Dinamika kehidupan yang telah berkembang dan berada dalam suasana global dan
untuk peningkatan kemampuan dan keterampilan untuk mengisi peluang pasar bebas. Daya
saing akan semakin tinggi, dan ukuran yang digunakan adalah bukan saja tergantung pada
kualitas hasil akan tetapi justru lebih diutamakan pada kualitas proses pencapaiannya. Dalam
merugikan, bangsa Indonesia sebagai warga dunia, harus memiliki kualitas, kualitas
emosional, dan kualitas spiritual. Tanpa memiliki kualitas-kualitas seperti itu, bangsa
Indonesia akan semakin tergantung kepada bangsa lain, menjadi sapi perah bangsa lain dalam
segala aspek khidupan. Oleh karena itu, penerapan dan pengambangan asa kualitas dalam
proses pendidikan, sangat strategis untuk membiana peserta didik menjadi sumber daya
yang telah dijelaskan diatas, berikut ini akan disajikan gambar dengan harapan akan dapat
10
Dengan mengembangkan dan menerapkan asas kualitas pada proses kegiatan
pendidikan, secara ideal kita mampu menciptakan SDM yang berkualitas, mulai kualitas
spiritual (agama), yang semua itu bermuara pada ‘kualitas’ iman dan takwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, yang tercermin pada ‘kualitas akhlaknya’ dalam kehidupan sehari-hari
Proses kegiatan pendidikan yang secara ideal bertujuan menciptakan SDM yang
berkualitas juga harus berlandaskan asas kualitas dalam segala perangkat, kerja, dan
kinerjanya. Pendidikan tersebut mulai dari perancangan, perencanaan, materi, media, metode,
Ki Hajar Dewantara menerapkan lima asas yang disebut panca darma taman siswa
Asas ini berkaitan dengan hakikat dan kedudukan manusia sebagai makhluk hidup di
dunia, agar senantiasa mengatur dan menempatkan diri dalam hubungannya yang harmonis
dengan alam dan lingkungan sekitar. Keharmonisan hubungan tersebut akan mendukung
tercapainya kesejahteraan. Sebaliknya, jika terjadi pertentangan, maka akan mengarah kepada
Kesadaran manusia akan hakikat dan dan kedudukannya di dunia ini, niscaya akan
memperkokoh pijakan bagi dirinya dalam berbuat positif demi masa depannya. Sebaliknya,
kekeliruan dalam menghadapi dunia ini, akan berujung kepada kesesatan atau kekeliruan
11
2.Asas Kemerdekaan
Inti dari pandangan ini adalah bahwa manusia dilahirkan ke dunia dalam keadaan
bebas merdeka, dalam arti memiliki hak asasi yang bersifat asli untuk hidup dan
kekuasaanya terhadap orang lain, yang berarti menodai kebebasan individu manusia di muka
bumi ini. Padahal, kebebasan dan kemerdekaan itu merupakan anugerah dari Tuhan, sehingga
sampai disalahgunakan semaunya. Dengan asas ini, maka tiap-tiap individu didorong untuk
memiliki sikap disiplin dan budi luhur. Dengan adanya sikap-sikap tersebut, maka akan
Kedisiplinan, pada akhirnya akan menjadi salah satu pilar pendukung kemajuan hidup
3.Asas Kebudayaan
Salah satu cirri dari kemajuan individu atau masyarakat dapat dilihat dari corak dan
mutu kebudayaan yang berhasil diciptakan dan sekaligus merupakan bagian integral dari
realitas kehidupan individu atau masyarakat tertentu. Oleh karena itu, bagi suatu bangsa,
sangat penting sekali adanya usaha memelihara dan mengembangkan budidaya individu dan
masyarakatnya. Dengan demikian, menjadi salah satu pembentuk identitas bangsa sekaligus
pembeda dengan bangsa lain. Kebudayaan suatu bangsa juga merupakan cermin kemajuan
berarti hanya memelihara dan melindunginya dari pengaruh luar. Tetapi yang lebih penting
adalah, membawa budaya tersebut ke suatu tingkat yang lebih tinggi sesuai dengan tuntutan
dan realitas perubahan zaman. Dengan demikian, asas kebudayaan dan pengembangannya ini
12
lebih bersifat dinamis, dan bukan suatu pertahanan yang statis sifatnya. Kebudayaan yang
selayaknya dikembangkan dan dipelihara, menurut beliau, mencakup segala hal yang
berkaitan dengan kepentingan hidup bangsa itu sendiri, lahir maupun batin.
4.Kebangsaan
Sudah sedemikian lazimnya bahwa setiap bangsa di dunia ini mencintai dan
memegang teguh ikatan kenegaraan dan kebangsaannya. Hal yang demikian ini bukanlah
buruk, karena di sana terkandung realitas dan makna persatuan sebagai modal keberhasilan
perjuangan bangsa. Tanpa adanya kebanggaan akan identitas kebangsaan, jelas tidak
mungkin dicapai keberhasilan dan persatuan, bahkan sebaliknya bisa mengarah kepada
pertikaian antar kelompok tertentu atau malah kehancuran bangsa itu sendiri.
kemanusiaan. Asas kebangsaan harus menampilkan bentuk perbuatan yang nyata, jangan
sampai mengarah kepada permusuhan terhadap bangsa lain. Pada lingkup bangsa sendiri,
asas tersebut antara lain mendorong rasa persatuan antar kelompok yang ada, juga persatuan
dalam kehendak maupun cita-cita untuk mencapai kebahagiaan hidup lahir batin bagi seluruh
komponen bangsa.
5.Asas Kemanusiaan
Seluruh dharma, usaha atau pengabdian manusia di tengah perjalanan hidup ini, pada
hakikatnya adalah untuk kepentingan harkat dan martabat kemanusiaan. Sebagai layaknya
manusia baik secara individual maupun sosial, ia akan berupaya sekuat tenaga agar hajat dan
belum terpenuhi, maka perjuangan akan terus berlangsung. Padahal, kebutuhan manusiawi
jenis dan ragamnya banyak sekali, termasuk di dalamnya pemenuhan harkat kemanusiaan.
Menurut Ki Hajar, asas kemanusiaan harus ditegakkan di atas prinsip kesucian hati dan rasa
cinta kasih terhadap sesama manusia, dan di lebih dari itu juga kepada seluruh makhluk
13
Tuhan. Atas dasar itulah, maka jangan sampai ada pihak yang mengatasnamakan
kemanusiaan tetapi dilakukan dengan cara-cara yang menyakiti, bahkan menghancurkan hak
hidup manusia lain. Prinsip ini sedemikian penting sehingga tidak dapat terpisahkan dari
Mengarahkan peserta didik agar tidak salah bertindak ketika berada di belakang.
14
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pendidikan merupakan upaya yang dilakukan orang dewasa untuk membimbing dan
segala bakat atau potensi yang dimiliki peserta didik tidak akan dapat berlangsung simultan
Kesamaan kedudukan dan hak sebagai manusia mengandung arti bahwa hidup dan
kehidupan yang satu dengan yang lainnya sangat tergantung dan pengaruh mempengaruhi,
bukan menjadi alat dan diperalat untuk memenuhi kebutuhan orang atau kelompok tertentu.
Karena itu sangat dituntut dalam kehidupan manusia adanya kepedulian msing - masing
sebagai umat manusia, dengan mengabaikan kualitas, pangkat, status, atau posisinya masing-
masing.
Tujuan dari proses belajar sepanjang hayat adalah untuk mengembangkan diri,
memberikan kemampuan peserta didik untuk berbuat seperti orang lain, membebaskan dari
kebodohan, menjadi manusia yang kreatif, sensitive, dan dapat berperan aktif dalam proses
kemampuan kepada peserta didik agar dapat berbuat seperti orang lain, menumbuhkan sikap
mandiri, terampil, terbuka terhadap perubahan kemajuan teknologi, untuk mendorong inklusi
untuk membangun masyarakat yang demokratis dan adil (Adult Education Quarterly, 2005:
vol. 55)
Kesamaan kedudukan dan hak sebagai manusia mengandung arti bahwa hidup dan
kehidupan yang satu dengan yang lainnya sangat tergantung dan pengaruh mempengaruhi,
15
bukan menjadi alat dan diperalat untuk memenuhi kebutuhan orang atau kelompok tertentu.
Karena itu sangat dituntut dalam kehidupan manusia adanya kepedulian msing - masing
sebagai umat manusia, dengan mengabaikan kualitas, pangkat, status, atau posisinya masing-
masing.
16
DAFTAR PUSTAKA
Hill, Lilian H.2005. Community Education, Lifelong Learning, and Social Inclusion. Adult
Education Quarterly, volume 5 nomor 2, February 2005: 151-153.
Sudjana. 2001. Pendidikan Luar Sekolah.Bandung: Falah Production.
http://pendidikantataniaga.blogspot.com/2011/10/normal-0-microsoftinternetexplorer4.html
Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. (2005): Pengantar Pendidikan. Rineka Cipta, Jakarta.
Tim Pengajar.2011. Diktat Filsafat Pendidikan. UNIMED : Medan
17