Anda di halaman 1dari 4

Etika adalah cabang filsafat khusus yang mengkaji tentanf masalah baik atau

buruknya tindakan seseorang. Penilaian baik atau buruk nya sesuatu tergantung kepada
anutan paham yang dianut si penilai. Seseorang yang berpaham hedonis akan melakukan
penilaian berdasarkan standar kenikmatan jasmaniah. Pihak lain yang berpaham eudaemonis
menekankan kepada kebahagiaan batiniah. Kaum utilitarianisme menekankan kepada
kegunaan praktisnya ; penganut paham teleologisme menilai sesuatu berdasarkan tujuannnya,
dan penganut deontologisme menekankan kepada kewajiban.

Dalam penerapan etika ditemukan beberapa masalah yang menyangkut pengambilan


keputusan, adanya konflik antara etika dan norma agama, konflik antara norma hukum dan
norma agama, dan juga konflik antara norma moral dan norma agama

Dalam masalah putusan moral,kesulitan ditemukan dalam memutuskan hal yang lebih
baik dan kurang baik,atau lebih buruk dan kurang buruk. Pada masalah konflik antara norma
etiket dan norma agama, sering terjadi dalam kelompok masyarakat suatu perlakuan dianggap
biasa saja tetapi dalam norma agama hal tersebut dilarang. Konflik antara norma hukum dan
norma agama dapat dicontohkan bahwa suatu dandanan dilarang dalam agama, tetapi secara
hukum tidak ada pasal untuk menghukum nya. Sedangkan masalah konflik antara norma
moral dengan norma agama misalnya melakukan pelanggaran hukum untuk membantu orang
lain yang membutuhkan

JENIS-JENIS NILAI

Bahm ;(1984:51) menjelaskan 5 jenis nilai yaitu : baik dan buruk ( good and bad),
tujuan dan sarana (end and means), nilai subjektif dan objektif, nilai tersembunyi dan
nyata,nilai actual dan potensial dan nilai murni serta tidak murni

Baik dan buruk adalah dua hal yang berlawanan. Dalam teori nilai keduanya sama-
sama penting karena masing masing bisa dialami setiap orang, tetapi pada umumnya manusia
lebih berusaha mencapai kebaikan daripada keburukan. Untuk mencapai yang di
kehendakinya dibutuhkan sarana dan tujuan. Sarana mengacu kepada nilai instrumental, dan
tujuan mengacu kepada nilai instrinsik. Nilai instrumental berfungsi sebagai kausalitas,
sedangkan nilai instrinsik adalah nilai yang ada dalam tindakan seseorang. Seorang hedonis
menganggap kebaikan instrinsik terdapat dalam perasaan yang menyenangkan, sedangkan
keburukan terdapat dalam perasaan yang tidak menyenangkan
Persoalan nilai juga menyangkut kepada dikotomi subjek dan obyek. Nilai pada
subyektif sedangkan nilai yang terdapat pada obeyeknya adalah nilai objektif. Subjek dan
obyek bersifat korelatif. Nilai obyek akan ada jika diperhatikan oleh subyek yang mengenal
dan membutuhkannya. Seluruh nilai instrinsik adalah obyek perhatian yang inheren dan
dengan senidirnya obyektif. Perasaan subyek ikut berperan dalam nilai instrinsik. Misalnya
menikmati suatu karya seni yang menimbulkan rasa senang bagi dirinya

Tidak semua nilai menampakkan diri kepada indra dan muncul dalam kesadaran
seseorang. Obyek yang menampakkan (apparent) muncul pada kesadaran dan hadir dan
diterima sebagai sesuatu yang kelihatan sedangkan obyek nyata yang lain dapat saha tidak
menampak,tetapi eksis (ada) walaupun tidak ada dalam kesadaran seseorang atau menampak

Jenis nilai lain adalah nilai murni dan nilai campuran,nilai murni meliputi empat jenis
perbedaan antara baik,buruk yaitu : rasa senang/tidak, bersemangat/lesu, rasa puas/frustasi.
Dan rasa suka / terganggu. Nilai campuran merupakan perpaduan berbagai nilai misalnya
nilai aktual dan potensial, nilai subjektif dan objek, nilai yang menampak dengan real

Karena dalam kenyataan banyak jenisnya, maka muncul pertanyaan tentang hakekat
nilai itu sebenarnya. Kant berpendapat bahwa nilai berasal dari kehendak rasio murni,
sedangkan perry meninjaunya dari sisi pandang kepentingan dan Matineau menyorotinya dari
hal-hal yang lebih disukai, penganut volunrarisme melihatnta dari sisi voluntarisme dan
penganut hedonime melihatnya dari sisi hedonisme. Standar pengajian nilai dalam kuantitas
kesenangan yang dijabarkan oleh individu atay masyarakat. Kau idealis mengikuti sistem
objektif norma rasional sebagai kriteria dan kaum naturalis, menemukan ketahanan biologis
sebagai tolak ukur.

Nilai juga memiliki status metafisik, dalam hal ini ada tiga sisi pandang yaitu
subjektivisme, objektivisme logis dan objektivisme metafisisik. Penganut subjektivisme
berpandangan bahwa nilai semata mata tergantung pengalaman manusia. Penganut
objektivisme logis berpendapat bahwa nilai merupakan hakikat logis atau subsistensi dan
bebas dari keberadaannya yang dikenal. Selanjutnya, objektivisme metafisik berpendapat
bahwa nilai merupakan sesuatu yang ideal, ideal bersifat integral, objektif, dan komponen
aktif dari kenyataan metafisik

Nilai bersifat abstrak dan melekat pada obyek. Bersifat bipolaritas yang membedakan
dua oposisi berpasangan seperti baik dengan buruk, indah dengan jelek serta benar dan salah.
Di samping sifat-sifat tersebut, sebagaimana pendapat max scheler, nilai juga bersifat
hierarkis seperti nilai kesenangan,nilai vital dan nilai kerohanian dan nilai kekudusan.

Dalam hal pendekatannta, nilai seperti yang telah disinggung di atas, dikenal dengan
pendekatan subyektif. obyektif dan subyektif sekaligus obyektif. Subyektif berarti nilai itu
ada karena ada yang mendambakannnya. Obyektif berarti memahami nilai terdapat pada
obyek yang dinilai, sedangkan pendekatan subyektif dan obyektif menempatkan nilai atas
adanya rekasi antara subyek dan objek

Nilai-Nilai pribadi

Di samping nilai-nilai yang berlaku umum, terdapat juga nilai-nilai yang berlaku
secara pribadi atau kelompok. Nilai-nilai pribadi berasal dari orang-orang atau sistem pada
kelompok-kelompok tertentu seperti kelompok budaya,agama,partai politik dan asosiasi.
Nilai nilai pribadi ini tidak universal ; ditentukan oleh keluarga,bangsa dan sejarah generasi
lingkungan yang mempengaruhi pikiran,perasaan dan tindakan. Setiap individu memiliki
konsep nilai yang unik,yaitu pengetahuan pribadi akan nilai-nilai sesuai gen perasaan atau
pengalaman mereka sendiri

Sistem nilai pribadi adalah serangkaian prinsip atau cita-cita yang mendorong dan
memandu perilaku seseorang dan memberikan struktur dan tujuan yang membantunya
menentukan apa yang bermakna dan penting baginya. Juga membantu mengungkapkan siapa
dia dan apa yang diperjuangkannya. Jika seorang tidak menyadari, atau menjadi terputus
dengan nilai-nilai nya, dia menentukan pilihan dan selanjutnya keluar dari impuls dan
kepuasan sesaat daripada melakukan penalaran dan bertanggung jawab akan keputusannya.

Nilai nilai pribadi seseorang menentukan karakter pribadinya. Merupakan dampak


setiap aspek kehidupan pribadi dan kerja termasuk perilaku, interaksi dan keluarga, teman
dan rekan kerja; seorang membuat proses keputusan proses dan arah yang diambil dalam
hidupnya. Inilah mengapa sangat penting untuk mengetahui apa yang dia hargai dan apa yang
penting baginya.

Essential life skill,mengemukakan 4 kategori menyangkut sistem nilai pribadi,


pertama nilai-nilai yang merupakan sifat yang dianggap layak mendefinisikan karakter
seseorang. Kedua, nilai spiritual menghubungkan seseorang dengan kekuatan yang lebih
tinggi dan memberinya tujuan di luar eksistensi material. Ketiga, nilai-nilai kekeluargaan
untuk mencintai dan merawat orang yang dekta dengannya. Anak-anaknya,orang
tuanya,anggota keluarga lain dan teman-temannya. Keempat, nilai-nilai karir adalah
penggunaan terbaik dan ekspresi dari bakat serta keterampulannya untuk tujuan memberikan
kontribusi bagi masyarakat dan kompensasi moneter

Nilai-nilai budaya

Di samping nilai-nilai umum dan nilai-nilai pribadi,manusia juga terikat dengan nilai-
nilai budaya, nilai- nilai budaya dimiliki anggota kelompok dalam suatu masyrakat tertentu.
Nilai ini mengidentifikasikan objek,kondisi atau karakteristik bahwa anggota masyrakat
dianggap penting, yaitu berharga, di Amerika serikat, misalnya nilai-nilai material yang
mungkin mencakup kenyamanan,kekayaan,persaingan,individualisme atau religiusitas dan
seks dan rock and roll. Atlet profesional merasa terhormat ( dalam bentuk pembayaran
moneter) lebih dari profesor perguruan tinggi. Hal ini disebabkan karena masyarakat
menghormati nilai-nilai pribadi seperti aktivitas fisik,kebugaran dan daya saing melebihi
aktivitas mental dan pendidikan. Pada bidang politik,survei di amerika menunjukkan bahwa
para pemilih enggan memilih seorang ateis sebagai presiden,hal ini menunjukkan bahwa
kepercayaan pada tuhan adalah sebuah nilai. Ada perbedaan klarifikasi antara nilai kognitif
dan pendidikan moral. Nilai kognitif “menolong orang memperjelas untuk apa hidup mereka
dan apa yang layak dikerjakannnya.

Nilai-nilai berkaitan dengan norma-norma suatu budaya, tetapi mereka lebih umum
dan abstrak dari norma-norma. Norma merupakan aturan perilaku dalam situasi tertentu
sedangkan nilai-nilai mengidentifikasi apa yang harus dinilai sebagai baik atau jahat.
Mengibarkan bendera nasional pada hari libur adalah norma, tetapi mencerminkan nilai
patriotisme. Mengenakan pakaian gelap dan muncul khidmat adalah perilaku normatif di
pemakaman. Mereka mencerminkan nilai-nilai penghormatan dan dukungan dari teman dan
keluarga.

Budaya yang berbeda mencerminkan nilai-nilai yang berbeda. “selama tiga dekade
terakhir,mahasiswa telah menunjukkan minat meningkatkan kesejahteraan pribadi dan
penurunan minat terhadap kesejahteraan orang lain

Anda mungkin juga menyukai