Anda di halaman 1dari 2

Penggunaan Growth Hormon Dalam Peningkatan Produksi Susu Sapi Perah

Suci Handayani Nst,Eks B 2011


Seiring maraknya antusias masyarakat indonesia untuk minum susu maka
peningkatan permintaan akan susu ikut pula melonjak. Hal ini tentu saja mendorong produsen
susu sapi perah mencari cara guna meningkatkan produksi susu sapi perah miliknya. Salah
satu cara yang digunakan yaitu dengan menyuntikkan growth hormon pada sapi perah, hal ini
dilatar belakangi oleh anggapan bahwa produksi susu per individu yang tinggi merupakan
salah satu peluang untuk memperoleh keuntungan yang lebih tinggi dalam usaha
pemeliharaan sapi perah.

Sementara ini,hormon yang paling banyak digunakan untuk merangsang produksi


susu adalah hormon pertumbuhan (growth hormone) atau bovine somatotropin (BST) yang
sudah direkayasa secara genetik. Penelitian telah banyak dilakukan dan memberikan angin
segar baik untuk dunia peternakan ataupun dunia kedokteran. Pada bidang peternakan telah
banyak dilakukan percobaan baik untuk merangsang pertumbuhan ternak pada hewan non-
ruminansia dan  ruminansia atau dicoba pula pada sapi perah untuk merangsang produksi
susu. Hasil yang diperolehpun ternyata beragam mulai dari tidak memberikan pengaruh
sampai memberikan hasil yang nyata, baik pada pertambahan berat badan dan juga pada
produksi susu. Hal tersebut perlu difahami karena ternyata banyak dipengaruhi oleh umur,
jenis ternak, dosis yang diberikan, frekuensi pemberian hormon, metode pemberian,
makanan, dan fase laktasi. Fungsi fisiologis hormon ini adalah mempengaruhi proses
metabolisme yang menyangkut pertumbuhan melalui stimulasi sintesis protein,meningktakan
transpor asam amino ke dalam sel,mempengaruhi metabolisme karbohidrat.

Namun penggunaan Growth hormon ini masih menjadi kontroversi,banyak juga


peternak yang menolak penggunaannya karena tidak ada jaminan yang pasti tentang
keamanan produk. Pemberian hormon pada ternak menyebabkan adanya kecenderungan
untuk menghasilkan residu dan residu ini yang dikhawatirkan berdampak pada kesehatan
manusia karena pemberian hormon steroid bersifat karsinogenik. Steroid ini merangsang
terjadinya kanker karena berkemampuan mendorong terjadinya mutasi pada suatu gen dalam
sel tubuh yang berakibat terjadinya perkembangan sel yang tidak normal yang berakibat pada
pembentukan sel kanker. Selama ini pemberian somatotropin pada ternak sapi perah belum
didapatkan informasi yang berakibat buruk pada kesehatan manusia karena hormon tersebut
adalah hormon protein. Ada juga yang mengatakan bahwa BST dapat menyebabkan
timbulnya kanker payudara dan kolon pada manusia yang minum susu dari sapi yang diberi
BST, namun menurut The Food, Drug and Cosmetic Act (FDA) hal ini tidak benar. Oleh
karena itu sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan meskipun perlu adanya penelitian dalam
jangka waktu yang lama.

Sebenarnya masih banyak cara lain yang bisa digunakan guna meningkatkan produksi
susu sapi perah selain penggunaan hormon pemicu,yaitu dengan pemberian pakan bergizi dan
dengan pengaturan sistem pemberian pakan yang terpadu yang sudah terbukti efektif dalm
peningkatan produksi susu.

Anda mungkin juga menyukai