Anda di halaman 1dari 4

Nama : muh.

arif
Kelas : C23C
Nim : 230407551015
Dosen pengampuh : Dra.Hj, Hasna,M,Si

GAMBARAN UMUM MENGENAI ARAH, RUANG LINGKUP, DAN KONTRIBUSI


DARI MATA KULIAH PENGANTAR PENDIDIKAN TERHADAP PEMBENTUKAN
KEAHLIAN DALAM BIDANG PENDIDIKAN

Mata kuliah pengantar pendidikan adalah komponen kunci dalam program studi pendidikan,
memberikan fondasi awal bagi mahasiswa yang ingin memahami dunia pendidikan. Mata
kuliah ini memberi gambaran tentang tujuan, prinsip, dan nilai-nilai dalam pendidikan, serta
membahas konsep dan pemahaman tentang pendidikan dari berbagai perspektif, seperti
psikologi, sosiologi, dan filosofi pendidikan.

Mata kuliah ini bertujuan untuk mengenalkan mahasiswa pada studi pendidikan sebagai
disiplin ilmu, meliputi sejarah perkembangan sistem pendidikan, teori-teori pendidikan yang
relevan, serta isu-isu utama dan perkembangan terkini dalam bidang pendidikan.

Tujuan pendidikan berkisar mulai dari penciptaan individu yang baik, bertanggung jawab,
dan religius hingga tujuan yang lebih spesifik, seperti kemampuan membaca huruf tertentu.
Tujuan yang jelas membimbing metode belajar dan mengajar yang lebih terarah dan
memungkinkan penilaian yang lebih teliti terhadap proses dan hasil belajar.

Ruang lingkup pendidikan mencakup berbagai aspek, termasuk tindakan mendidik, peran
anak didik, tujuan pendidikan, peran pendidik, materi dan metode pendidikan, evaluasi, dan
alat ilmu pendidikan. Ini melibatkan berbagai pihak yang terlibat dalam pendidikan, baik
langsung maupun tidak langsung.

Mata kuliah ini memberikan dasar pemahaman tentang prinsip-prinsip pendidikan, sejarah
sistem pendidikan, dan teori belajar, yang merupakan pondasi bagi calon pendidik. Ini
membantu mereka merancang pengalaman belajar yang lebih efektif dan menghadapi
tantangan pendidikan di era modern.

Selain itu, pendidikan memberikan informasi dan pemahaman tentang pentingnya pendidikan
bagi peserta didik serta membentuk karakter yang baik. Ini juga bisa membantu peserta didik
dalam karier masa depan dan mengembangkan pengalaman mereka dalam berbagai bidang.
Dengan demikian, pendidikan memiliki beragam tujuan dan cakupan yang luas serta
berkontribusi signifikan pada pembentukan pengetahuan dan karakter calon pendidik, serta
generasi penerus bangsa yang berkompeten dan berbudi pekerti luhur.

KELUASAN DALAM MENJELASKAN PENGEMBANGAN HAKIKAT MANUSIA


DAN MENJELASKAN SOSOK MANUSIA INDONESIA SEUTUHNYA

Menurut para ahli psikologi, hakikat manusia terdiri dari aspek rohani dan jiwa atau psikis.
Karakteristik hakikat manusia ini memiliki beberapa perbedaan kunci yang membedakan
manusia dari hewan. Meskipun manusia dan hewan memiliki beberapa kesamaan dalam hal
aspek biologis, seperti memiliki tulang belakang, berjalan dengan dua kaki, kemampuan
melahirkan dan menyusui, serta diet, perbedaan antara keduanya adalah dalam tingkat evolusi
yang berangsur-angsur. Ini dapat diibaratkan sebagai perubahan suhu yang mengubah air
menjadi es, dan dengan demikian, melalui pendidikan yang sesuai, hewan seperti orang utan
dapat dikembangkan menjadi manusia.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa sifat-sifat hakikat manusia ini adalah yang
membedakan manusia dari hewan, karena hanya manusia yang memiliki hati yang tulus dan
struktur tubuh yang unik yang tidak dimiliki oleh hewan. Pengetahuan dan kehendak inilah
yang menjadi faktor penentu yang jelas memisahkan manusia dari dunia hewan.
Hakikat manusia adalah kombinasi dari beragam potensi mendasar yang ada dalam diri
manusia. Manusia adalah makhluk yang bersifat individual, sosial, dan moral. Secara
individual, manusia adalah makhluk yang tidak memisahkan jiwa dan tubuhnya. Ini berarti
bahwa setiap individu memiliki keinginan, perasaan, impian, kecenderungan, semangat, dan
ketahanan yang unik.

Fungsi utama pendidikan adalah membantu peserta didik dalam pengembangan kepribadian
mereka atau dalam penemuan identitas mereka sendiri. Pendidikan juga ditekankan untuk
memastikan kesetaraan hak dan kewajiban, serta perlakuan yang adil oleh pendidik terhadap
semua siswa, tanpa membedakan dalam berbagai aspek pembelajaran, baik di dalam maupun
di luar kelas. Ini secara efektif mendorong perkembangan potensi individualitas peserta didik.

Setiap individu memiliki kemampuan untuk berkomunikasi, yang pada intinya melibatkan
pertukaran informasi. Aspek sosial dalam diri manusia memainkan peran penting dalam
kemampuan berinteraksi dengan sesama. Terlepas dari status sosial atau kekayaan seseorang,
manusia selalu membutuhkan interaksi dengan orang lain. Tidak ada manusia yang dapat
hidup secara terisolasi. Melalui interaksi ini, individu dapat saling menerima dan memberi,
mencapai pemahaman, dan merasakan esensi kemanusiaan yang mereka miliki.
Kesusilaan mencakup etika dan etiket, serta selalu terkait dengan nilai-nilai. Pada dasarnya,
manusia memiliki kemampuan untuk membuat keputusan moral dan
mengimplementasikannya, sehingga dapat dianggap sebagai makhluk berkesusilaan.
Perkembangan hakikat manusia tergantung pada dua faktor utama: kualitas hakikat manusia
itu sendiri dan kualitas pendidikan yang diberikan untuk mendukung perkembangannya.
Pengembangan dimensi fisik dan spiritual menjadi utuh ketika keduanya diberikan perhatian
seimbang.

Pengembangan dimensi hakikat manusia yang utuh mencerminkan upaya untuk merangsang
pertumbuhan yang sesuai dengan kondisi individu. Sebaliknya, pengembangan yang tidak
seimbang dapat menghasilkan kepribadian yang tidak stabil.

Pendidikan dapat menghasilkan peserta didik yang cerdas, bermoral, dan berbudi pekerti.
Manusia yang utuh adalah individu yang mengembangkan seluruh aspek pribadinya,
termasuk iman, budi pekerti yang baik, pengetahuan, keterampilan, kesehatan jasmani dan
rohani, kepribadian mandiri, serta rasa sosial dan nasionalisme. Manusia utuh adalah mereka
yang mengaktifkan seluruh potensi yang dimiliki dalam diri mereka.

MENGANALISIS HAKIKAT , TUJUAN DAN UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN


MENURUT UMAR TIRTAHARDJA DALAM BUKU PENGANTAR PENDIDIKAN

Pendidikan adalah suatu proses yang diselenggarakan untuk mempersiapkan warga negara
dalam kegiatan yang terencana, dengan tujuan membentuk peserta didik sehingga mereka
mampu menjalankan kewajiban mereka sebagai warga negara dengan baik dan benar.
Melalui pendidikan, peserta didik juga dikembangkan dalam hal sikap kemanusiaan,
kemampuan berpikir kritis, literasi dasar (membaca, menulis, berhitung), dan keterampilan
komunikasi.

Kemampuan peserta didik untuk mengatasi batasan dalam diri mereka selama proses
pendidikan adalah titik di mana mereka dapat diajar untuk belajar dari pengalaman pribadi.
Ini memungkinkan peserta didik untuk belajar bagaimana mencegah situasi atau peristiwa
tertentu, yang pada gilirannya dapat menginspirasi imajinasi kreatif sejak usia kanak-kanak.

Tujuan pendidikan mencakup berbagai aspek nilai-nilai yang berkaitan dengan kebaikan,
kebenaran, keindahan, dan moral dalam kehidupan. Dengan demikian, tujuan pendidikan
berfungsi sebagai panduan dalam proses pendidikan serta sebagai hasil yang ingin dicapai
melalui proses tersebut. Dalam konteks pendidikan, tindakan harus dapat diwujudkan kepada
peserta didik dalam berbagai situasi, baik itu di tempat maupun waktu tertentu, dengan
menggunakan berbagai metode dan alat pembelajaran.
Dalam konteks pendidikan, terutama dalam sistem sekolah, terdapat perencanaan tujuan yang
mencakup tujuan umum dan tujuan khusus yang memiliki subtujuan. Tujuan-tujuan ini
berfungsi untuk menghubungkan pencapaian tujuan umum dengan rincian yang lebih
spesifik. Terdapat empat tingkatan tujuan yang terkait: pertama, tujuan umum pendidikan
nasional Indonesia yang merujuk pada Pancasila. Kedua, tujuan institusional yang menjadi
tanggung jawab lembaga pendidikan tertentu. Ketiga, tujuan kurikuler yang berkaitan dengan
tujuan bidang studi atau mata pelajaran. Terakhir, tujuan instruksional, yang merupakan
tujuan yang harus dicapai setelah selesainya proses pembelajaran.

Pendidikan harus memiliki orientasi yang berfokus pada pengembangan anak didik. Hal ini
mencakup perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual, yang merupakan
bagian alamiah dari eksistensi manusia sebagai ciptaan Sang Pencipta.

Tujuan pendidikan memiliki implikasi berikut:


a. Anak didik diperlakukan sebagai individu yang unik, dengan kemampuan yang
berbeda antara satu dengan yang lain.
b. Pendidikan diselenggarakan dengan memperhatikan perkembangan dan potensi yang
dimiliki oleh setiap anak.
c. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan anak didik secara holistik, mencakup
semua aspek kehidupan mereka.

Anda mungkin juga menyukai