Anda di halaman 1dari 18

ARTIKEL ILMIAH

“SISTEM PENDIDIKAN”

Dosen Pengampu:
Muhammad ikrom karyodiputro S.pd.I M.pd.I

Disusun Oleh:
Makrifatul Kamilah
Raidatul Hasanah
Rika Selvia
Maknunatul Hikmah
Anis Sulala

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM(PAI)


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AT-TAQWA BONDOWOSO
TAHUN AJARAN 2022/2023
ABSTRAK
Pada hakikatnya pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didiksecara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki potensispiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Hal di atas menjelaskan bahwa pendidikan merupakan suatu upaya yang
terencana, yang dilakukan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta
didik. Potensi yang dimiliki oleh setiap peserta didik tentu berbeda–beda, yang
nantinya adalah tugas seorang pendidik untuk mampu melihat dan mengasah
potensi–potensi yang dimiliki peserta didiknya sehingga mampu berkembang
menjadi manusia berguna bagi masyarakat,
bangsa dan negara.
Pendidikan mempunyai tugas untuk menghasilkan generasi yang baik, manusia
manusia yang lebih berbudaya, manusia sebagai individu yang memiliki kepribadian
yang lebih baik. Tujuan pendidikan di suatu negara akan berbeda dengan tujuan
pendidikan di negara lainnya, sesuai dengan dasar negara, falsafah hidup bangsa,
dan ideologi negara tersebut
Pendidikan sangat berguna dalam kehidupan manusia. Menurut Agus
Taufiq,pendidikan setidak-tidaknya memiliki ciri sebagai berikut: (1) Pendidikan
merupakan proses mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk tingkah
laku lainnya di dalam masyarakat, dimana dia hidup, (2) Pendidikan merupakan
proses sosial, dimana seseorang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang
terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang dari sekolah) untuk mencapai
kompetensi sosial dan pertumbuhan individual secara optimum, (3) Pendidikan
merupakan proses pengembangan pribadi atau watak manusia.

ABSTRACT
In essence, education is a conscious and planned effort to create a learning
atmosphere and learning process so that students actively develop their potential to
have religious spiritual potential, self-control, personality, intelligence, noble character,
and the skills needed by themselves, society, nation and state.
The above explains that education is a planned effort, which is carried out to
develop the potential possessed by students. The potential possessed by each student is
of course different, which later is the task of an educator to be able to see and hone the
potentials of his students so that they are able to develop into useful human beings for
society,
nation and state.
Education has the task of producing good generations, more cultured human
beings, humans as individuals who have better personalities. The goals of education in a
country will be different from the goals of education in other countries, according to the
basis of the state, the nation's philosophy of life, and the ideology of the country.
Education is very useful in human life. According to Agus Taufiq, education has at
least the following characteristics: (1) Education is a process of developing abilities,
attitudes, and other forms of behavior in society, where he lives, (2) Education is a social
process, in which a person is faced with on the influence of the selected and controlled
environment (especially that which comes from school) to achieve optimal social
competence and individual growth, (3) Education is a process of personal development
or human character.

PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Pendidikan adalah salah satu usaha untuk dapat mewujudkan/ membentuk manusia
Indonesia seutuhnya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Pada dasarnya manusia pasti
berasal dari Tuhan dengan memiliki raga dan psikis dan memiliki sifat sebagai pribadi
maupun sebagai makhluk sosial, dimana ke empat aspek utama itu bila dikembangkan akan
menjadi delapan kemampuan (bila dipakai istilah Indonesia akan berawalan dengan huruf K,
bila memakai istilah Inggris berawalan dengan huruf H yaitu : Ketuhanan/Heaven,
Kesehatan/Health, Kepribadian/ Himself, Kesosialan/Human Relationship,
Kepandaian/Head, Kepekaan/ Heart, Keterampilan/Hand, Kehendak/Hard) dan dalam
mengembangkan ke delapan kemampuan tersebut perlu juga diperhatikan faktor dinamika
dari individu yang bersangkutan dengan memperhatikan milleu (lingkungan) dimana manusia
yang bersangkutan hidup. Untuk mencapai tujuan yang luhur seperti itu maka Pendidikan
perlu dikembangkan, diperbaharui sehingga segala kegiatan pendidikan itu nantinya dapat
menjawab segala kebutuhan dan segala tantangan yang ada di sekitar Pendidikan di masa
yang akan datang.
Pendidikan merupakan bagian dari kehidupan manusia di mana setiap orang yang telah
lahir akan mendapat pendidikan dari orang tuanya. Mendidik seorang anak sejak kecil adalah
bagian dari pendidikan dini yang diberikan oleh keluarga yang lambat laun akan memperoleh
pendidikan di institusi tertentu dan masyarakat. Pendidikan hal yang sangat penting bagi
kehidupan manusia. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya (Wina Sanjaya, 2005). Pendidikan sebagai usaha sadar untuk memanusiakan manusia,
dalam proses pendidikan bukanlah menjadi tugas utama bagi sekolah saja, tetapi semua unsur
harus memiliki peran yang sama dalam memajukan pendidikan. Semua unsur harus memiliki
andil dan terhubung antar unsur dalam pengembangan lembaga pendidikan atau proses
keberlangsungan suatu pendidikan. Misalnya dalam proses pendidikan tugas seorang guru
bukan hanya sebagai pengajar namun juga menjadi seorang pendidik. Pendidikan telah
dipandang sebagai suatu investasi dalam pembangunan sumber daya manusia yang amat
diperlukan dalam pembangunan 22 sosial dan ekonomi. Pendidikan makin banyak
memerlukan berbagai keahlian profesional dalam manajemennya serta memerlukan berbagai
kehlian yang bersifat interdisipliner dalam memecahkan masalahnya.
Pendidikan menjadi salah satu hal hang harus diperhatikan oleh banyak masyarakat
dari berbagai negara. Hal ini terjadi akibat pendidikan mampu membangun kemampuan,
pengetahuan, keterampilan, membentuk budi pekerti, mencerdaskan manusia, dan masih
banyak lagi. Tanpa adanya sumber daya manusia yang berkualitas, kestabilan bangsa tersebut
akan terganggu. Hal tersebut membuat sistem pendidikan dalam lingkup nasional untuk
menciptakan cita cita bangsa sangat dibutuhkan
Pendidikan juga merupakan bagian dari kehidupan manusia di mana setiap orang yang telah
lahir akan mendapat pendidikan dari orang tuanya. Mendidik seorang anak sejak kecil adalah bagian
dari pendidikan dini yang diberikan oleh keluarga yang lambat laun akan memperoleh pendidikan di
institusi tertentu dan masyarakat. Pendidikan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia.
Pendidikan juga di katakana sebagai proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Ada
juga yang menyimpulkan Pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian dir
i, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinyadan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan jugasesuatu yang tidak d
apat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan.
Salah satu dasar utama pendidikanadalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi.
Pendidikan juga dapat dipandang sebagai proses membantu peserta didik
untuk mencapai tingkat perkembangan yang optimal dalam seluruh aspek kepribadiannya sesuai
dengan potensi yang dimiliki dan sistem nilai yang berlakudi lingkungan sosial-budaya dimana dia
hidup.Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan nilai, yangakan menjadi
penolong dan penentu umat manusia dalam menjalani
kehidupandan sekaligus untuk memperbaiki nasib dan peradaban umat manusia. Tanpa Pendidikan
maka diyakini bahwa manusia sekarang tidak berbeda dengan generasi manusia masa lampau yang
dibandingkan manusia sekarang telah sangat tertinggal baik kualitas kehidupan maupun proses proses
pemberdayaannya. Secara exstrim dapat dikatakan bahwa maju mundurnya atau baik buruknya
peradaban suatu masyarakat dan suatu bangsa akan ditentukan oleh bagaimana Pendidikan yang
dijalani oleh masyarakat bangsa tersebut.
Secara singkatnya Pendidikan adalah pembelajaran pemahaman informasi dan kemampuan
selama hidup pelajar memberikan banyak pelajaran termasuk
membaca,menulis,matematika,pengetahuan alam,dan pengetahuan sosial. Perkembangan suatu
masyarakat sangat bergantung kepada kondisi masyarakatnya sebagai potensi Pendidikan di wilayah
tersebut. Sifatnya mutlak dalam kehidupan baik dalam kehidupan seseorang, keluarga , maupun
bangsa dan negara. Maju mundurnya suatu bangsa banyak di tentukan oleh maju mundurnya bangs
aitu. Dapat disimpulkan bahwa Pendidikan memegang peranan penting dalam meningkatkan setiap
peranan individu serta mendorong kemajuan rakyat dan bangsa karena dengan Pendidikan yang
ditempuh memungkinkan seseorang untuk mampu untuk berkembang secara wajar dalam aspek
sosial, ekonomi,industry dan sebagainya.

PEMBAHASAN

1. Sistem Pendidikan
Sistem berasal dari bahasa Yunani “systema” yang memiliki arti sehimpunan bagian atau
komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan. Bisa
dibilang sistem adalah istilah yang mempunyai makna sangat luas dan dapat dipakai sebagai
sebutan yang melekat pada sesuatu. Sebuah perkumpulan atau organisasi bisa disebut sebagai
sistem. Lalu orang-orang menyebutnya sistem organisasi. Begitu juga dengan pendidikan
sebagai sebuah sistem, pada akhirnya orang-orang menyebutnya sistem Pendidikan.
Dalam bahasa Inggris system berarti sistim, susunan, jaringan, cara. Sistem juga diartikan
sebagai suatu strategi, cara berpikir atau model berpikir. Menurut Wina Sanjaya, “sistem
adalah satu kesatuan komponen yang satu sama lain saling berkaitan dan saling berinteraksi
untuk mencapai suatu hasil yang diterapkan secara optimal sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan.”
Menurut Mastuhu yang di sebutkan dalam bukunya yang berjudul Dinamika Pesantren
menjelaskan bahwa: Sistem pendidikan adalah totalitas interaksi dari seperangkat unsurunsur
pendidikan yang bekerja sama secara terpadu, dan saling melengkapi satu sama lain menuju
tercapainya tujuan pendidikan yang telah mencapai cita-cita bersama para pelakunya.
Kerjasama antar pelaku ini didasari, dijiwai, digerakkan, digairahkan, dan diarahkan oleh
nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh mereka. Unsur-unsur suatu Sistem Pendidikan
terdiri dari unsur organik dan unsur anorganik seperti dana, sarana, dan alat-alat pendidikan
lainnya dimana antara unsur-unsur dan nilai-nilai yang ada dalam sistem pendidikan tidak
bisa terpisahkan dan harus saling menyatu.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sistem pendidikan adalah himpunan gagasan
atau prinsip-prinsip pendidikan yang saling bertautan dan tergabung sehingga menjadi satu
keseluruhan. Sistem pendidikan merupakan rangkaian-rangkaian dari sub sistem atau unsur-
unsur pendidikan yang saling terkait dalam mewujudkan keberhasilannya. Ada tujuan,
kurikulum, materi, metode, pendidik, peserta didik, sarana, alat, pendekatan dan sebagainya
Tidak hanya itu sistem pendidikan juga perlu melakukan penyesuaian dengan lingkungan,
karena lingkungan mengandung sejumlah kendala bagi bekerjanya sistem (misalnya:
keterbatasan sumber daya). Untuk itu sistem pendidikan dituntut oleh lingkungan untuk
mengolah sumber daya pendidikan secara efektif dan efisien. Dengan demikian jelaslah
bahwa makna pendidkan sebagai sistem adalah seluruh komponen yang ada dalam
pendidikan (seperti lingkungan, masyarakat, sumber daya) dapat bekerja sama dalam
mencapai tujuan pendidikan pendidikan nasional, yang dalam implementasinya dapat dilihat
dari aspek-aspek sistem yaitu input-proses-output, dan hasil akhir dari output dapat
memberikan umpan balik terhadap input dan proses sehingga dapat diketahui hasil akhir
tujuan Pendidikan.

2. Sejarah system Pendidikan islam dari masa kemasa


Sejarah Perkembangan Sistem Pendidikan Islam Dari Masa ke Masa Pendidikan
memegang peranan penting dalam kehidupan manusiasebagai dasar dalam pembentukan
karakter yang beretika dan sesuai dengan cita-cita bangsa. Dalam hal ini, Pendidikan
merupakan suatu hal penting yangdapat menjadi bekal di masa mendatang. H. Horne
mengemukakan bahwa Pendidikan dilakukan olehorang yang telah berkembang secara
internal (mental) dan eksternal (fisik) yang dijalankan secaraterus menerus dengan
penyesuaian yang lebih tinggi dari sebelumnya. (Ihsan, 2021). Jadi Pendidikan itu
berkembang secara luas dan terus-menerus untuk memperoleh pengetahuan setingkat lebih
baikdari sebelumnya.
Dalam pandangan islam, Pendidikan merupakan hal yang wajib diperoleh oleh
manusia.Pendidikan menjadi salah satu hak yang harus didapatkan oleh setiap manusia.
Menurut Ali bin Abi Thalib,didiklah anak-anakmu sesuai dengan zamannya (Ihsan, 2021).
Hal tersebut juga menunjukkan bahwaPendidikan bersifat Fleksible yang dapat disesuaikan
dengan perkembangan zaman serta dalampelaksanaannya, Pendidikan diharapkan dapat
selalu berkembang sesuai dengan perkembanganzaman.
Pengertian paling sederhana dari Pendidikan yaitu sebuah proses pemindahan budaya,
dimanahal tersebut meliputi sistem pengetahuan, bahasa, agama, pekerjaan dan lain-lain
(Syaharuddin & Susanto,2019). Pada masa ini pendidikan merupakan hal pokok yang harus
terpenuhi bagi setiap manusia.Pendidikan dinilai dapat menjadi penunjang untuk dapat hidup
lebih baik dimasa mendatang. pendidikansudah ada sejak zaman dahulu, bahkan sebelum
manusia mengenal tulisan. Namun konsep berfikir merekasangat sederhana tidak serumit
dimasa sekarang. Pengetahuan mereka hanya sebatas bagaimana cara agartetap bertahan
hidup dan mencari nafkah. Seiring berjalannya waktu, sistem pendidikan
semakinberkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Manusia mengenal tulisan, agama,
serta dapat berkomunikasi dengan dunia luar yang juga berperan besar bagi perkembangan
pendidikan. Setiap masapasti ada ciri khas tersendiri dalam sistem pendidikannya. sistem
pendidikan di Indonesia dibagi menjadi masa Hindu Budha, Islam, Portugis, orde lama, orde
baru dan reformasi.

a. Sistem Pendidikan pada Masa Hindu Budha


Sekitar abad ke-5, agama Hindu dan Budha masuk ke Indonesia. Hindu dan Budha
merupakandua agama yang berbeda, namun dalam praktiknya di Indonesia, kedua agama
tersebut mempunyaikeyakinan yang sama, yaitu dengan menganggap bahwa sumber
Yang Maha Tinggi yaitu persatuan antarafigur Syiwa dengan Budha (Yesi Budiarti,
2018). Pendidikan pada masa Hindu Budha dilaksanakan denganberlandaskan agama
sebagai pedoman. Seni pembuatan patung-patung dan candi-candi pun tidak terlepasdari
pengaruh agama. Begitupula seni bela diri dan perang yang mereka dapatkan dari orang
tuanya.Pada sekolah formal, para murid nya adalah orang yang berasal dari kasta ksatria
yaitu anak-anakraja dan bangsawan dan para pendidiknya adalah kasta Brahmana yang
merupakan orang yang terpelajardan paham agama. Dalam pendidikan keagamaan Hindu-
Budha, beberapa materi pelajaran yang ada dandipelajari yaitu ilmu agama, bahasa dan
sastra, ilmu-ilmu kemasyarakatan/social, ilmu-ilmu eksakta, sertailmu pasti yang meliputi
ilmu perhitungan, seni bangunan, seni rupa dan sebagainya (Rahayu, 2020).

b. Sistem Pendidikan pada Masa Islam


Islam masuk ke Indonesia tidak diketahui secara pasti waktunya. Menurut beberapa
teori, ajaranagama Islam mulai diperkenalkan di Indonesia oleh orang-orang dari berbagai
bangsa. Mereka datang ke Indonesia untuk berdagang sembari berdakwah (Anwar, 2020).
Ada empat teori yang terkait dengan masuknya islam ke Indonesia. Pertama, menurut
teori Gujarat, islam datang ke Indonesia pada abad ke-13Masehi dan dibawa oleh
pedagang dari Gujarat, India. Pedagang dari Gujarat datang dan berdakwahdibagian barat
nusantara sehingga terbentuklah kerajaan Samudera Pasai yang merupakan kerajaan
islampertama di Indonesia.Kedua, menurut teori Mekkah (Arab) Islam masuk ke
Indonesia pada abad ke-7 dibawa olehorang-orang arab yang berdagang dan menikah di
Indonesia. Teori ini didukung oleh Buya Hamka yangmemberikan bukti bahwa telah ada
pemukiman islam di Sumatera bagian barat. Ketiga, yaitu teoriPersia(Iran) yang
menyebutkan bahwa islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13 dan dibukikan
dengankesamaan budayanya. Keempat, teori Cina menyebutkan bahwa islam
diperkenalkan pertama kali olehorang berbangsa Cina. Pada masa dinasti Tang, ajaran
Islam berkembang pesat di Cina. Awal mulaperkembangan islam di China dibawa oleh
panglima muslim yaitu Saad bin Abi Waqqash dari kekhalifahanUstman bin Affan yang
berkuasa di Madinah (Anwar, 2020).Pendidikan Islam di Indonesia telah memasuki usia
yang hampir sama dengan kemerdekaanIndonesia. Hal itu karena awal mula tumbuhnya
semangat untuk merdeka berasal dari Lembaga-lembagaislam. Jiwa-jiwa nasionalisme
mulai muncul dari lembaga pendidikan Islam pada masa itu, yaitu daripesantren,
surau/masjid serta madrasah. Hal itu membuat kolonial sangat menentang adanya
Lembagakeagamaan islam untuk dapat berkembang di Indonesia (Hanipudin, 2019). Pada
masa itu, LembagaPendidikan yang paling sederhana adalah surau/langar. Para murid
diajarkan ilmu agama seperti membaca Al-Quran dan fiqih dasar oleh guru ngaji.
Selanjutnya ada pesantren yang merupakan Lembaga Pendidikandengan sistem
pemondokan yang dibina oleh kyai-kyai dan mempelajari hanya tentang ilmu keagamaan.
Yang ketiga yaitu madrasah yang sistem pendidikannya tidak hanya mengajarkan ilmu
agama, tetapi jugailmu pengetahuan lainnya.

c. Sistem Pendidikan pada Masa Portugis


Pada abad ke-16, Indonesia mengalami perkembangan ekonomi yang cukup pesat
sehingga memancing bangsa Portugis disusul dengan Spanyol. Pada masa itu, bangsa
Portugis tidak hanyamelakukan jual beli, tetapi juga melakukan penyebaran agama
Khatolik (Purba, 2018). Mereka jugaberinisiatif untuk membangun sekolah-sekolah yang
dapat digunakan untuk mempermudah penyebaranagama. Hal itu terwujud pada tahun
1536 di Ternatte yang merupakan sekolah pertama pada masa itu. Agama Nasrani
berkembang luas pada masa itu hingga akhirnya terjadi pemberontakan-pemberontakan
yang menyebabkan runtuhnya kekuasaan Portugis di Indonesia.

d. Sistem Pendidikan di Indonesia pada Masa Orde Lama


Masa orde lama diawali dengan pasca kemerdekaan yang dipimpin oleh presiden
pertama yaituIr. Soekarno. Pada masa itu, Pendidikan di Indonesia masih melanjutkan apa
yang telah di terapkan dahuluoleh Jepang dan menggunakan Bahasa pengantar Bahasa
indonesia. Media pembelajaran pada masa itumenggunakan buku-buku yang
diterjemahkan dari Bahasa Belanda ke dalam Bahasa Indonesia yang sudahdilakukan
sejak zaman Jepang (Fadli & Kumalasari, 2019).Dibawah kekuasaan presiden Soekarno,
Pendidikan diberikan ruang yang cukup bebas. Padamasa ini Indonesia dapat mengekspor
guru ke negara tetangga, dan banyak generasi muda yang dikirim keluar negara untuk
menempuh Pendidikan agar kelak dapat Kembali lagi ke negeri sendiri untukmenerapkan
pengetahuan yang telah mereka dapatkan (Aziza, 2017). Berbeda dengan zaman kolonial,
padamasa ini, Pendidikan dianjurkan untuk seluruh lapisan masyarakat tanpa memandang
kasta sebagai anak bangsawan atau sebagainya. Semua orang berhak mendapatkan
Pendidikan dan pengajaran yang samaantara satu dengan yang lain.
e. Sistem Pendidikan di Indonesia pada Masa Orde Baru
Masa orde baru dipimpin oleh presiden kedua Republik Indonesia Soeharto dan berl
angsung selama 20 tahun yaitu berawal dari tahun 1968 sampai 1998. Pada pendidikan
Orde Baru hak untukmendapatkan kesetaraan pendidikan tidak terpenuhi karena
pemerintah masih mendominasi dalamPendidikan para pelajar (Hariansah, 2019). Para
peserta didik diberikan banyak beban materi yang harusdipelajari tanpa memperhatikan
keberhasilan dalam Pendidikan itu sendiri. Pada masa itu, Pendidikanditujukan untuk
kepentingan pemerintah guna untuk pembangunan nasional. Mereka ingin melahirkan
banyak tenaga terdidik tanpa memikirkan kualitas dari tenaga terdidik tersebut. Akibatnya
mereka menjaditenaga terdidik dengan tingkat kepekaan sosial yang rendah. Pada masa
ini, pelajar di didik untuk menjadiseorang pekerja yang kelak akan berperan sebagai alat
untuk menjalankan pemerintahan.Ditambah lagi dengan adanya sistem doktrinisasi yang
diterapkan dalam Pendidikan Indonesia.Kurikulum 1975 menjadi kurikulum pertama
pada masa Orde Baru yang menerapkan indoktrinasi ideologiPancasila untuk seluruh
jenjang pendidikan. Melalui indoktrinasi ini, pemerintah menanamkan konsep sila-sila
Pancasila yang menjadi awal praktik pengajaran melalui sistem hapalan (Ardanareswari,
2019). Parapeserta didik ditanamkan paham-paham orde baru agar selalu melekat dalam
ingatan mereka serta menolaksegala bentuk budaya asing yang masuk di Indonesia.
Akibatnya mereka jadi takut untuk membuat sesuatu yang baru diluar paham yang telah
ditanamkan. Mereka tidak bisa bebas berpendapat dan bereksplorasiserta tumbuh dibawah
sistem pemerintahan yang otoriter

f. Sistem Pendidikan pada Masa Reformasi


Setelah presiden Soeharto meletakan jabatannya pada tahun 1998, dimulailah masa
reformasi atau masa perubahan. Perubahan yang paling signifikan adalah adanya otonomi
daerah termasuk otonomi Pendidikan. pada masa ini, Pendidikan diberikan ruang seluas-
luasnya untuk dapat berkembang denganbebas. Bahkan, aturan-aturan pada masa orde
baru ditinjau Kembali dan apabila ada aturan yang menghambat kebebasan siswa akan
dicabut.Selain daripada itu, untuk memperbaiki sistem Pendidikan Indonesia, diterapkan
kebijakan pendidikan lainnya yang juga untuk menjamin pelaksanaan pendidikan
nasional. Pemerintahan B.J. Habibiepada tahun 1999 mulai membebaskan uang bayaran
untuk jenjang pendidikan SD sampai SMTA (Rahayu,2020). Gaji para guru juga
mengalami kenaikan yang sangat signifikan. Hal itu berarti bahwa pada masareformasi,
sistem Pendidikan di Indonesia telah mengalami perbaikan dan kemajuan.Sistem
Pendidikan Indonesia pada masa reformasi juga mengalami beberapa
pergantiankurikulum. Pertama, kurikulum 1999 yang merupakan lanjutan dari kurikulum
1994 dengan sedikitperubahan. Kedua, kurikulum 2004 atau KBK (Kurikulum Berbasis
Kompetensi). Tiga unsur pokok yangterkandung dalam Program pendidikan dengan
kurikulum KBK yaitu: pemilihan kompetensi yang sesuai;spesifikasi indikator-indikator
evaluasi untuk menentukan keberhasilan pencapaian kompetensi; danpengembangan
pembelajaran (Alhamuddin, 2014).Ketiga, kurikulum 2006 atau KTSP (Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan). pemerintah pusatmenetapkan standar kompetensi dasar dan
guru dituntut untuk dapat mengembangkannya dalam bentuksilabus. Keempat, kurikulum
2013. Tujuan dari kurikulum 2013 adalah untuk mempersiapkan masyarakatIndonesia
menjadi manusia yang memiliki kemampuan hidup sebagai warga negara yang baik,
kreatif,inovatif, produktif serta mampu bersaing demi kemajuan peradaban negara bahkan
dunia.

3. Unsur System Pendidikan


Untuk mencapai kualitas pembelajaran yang berkualitas perlu dipahami unsur-unsur
pendidikan. Unsur-unsur pendidikan terdiri dari peserta didik, pendidik, interaksi edukatif
antara peserta didik dan pendidik, materi/ isi pendidikan (kurikulum), konteks yang
mempengaruhi pendidikan, alat dan metode, perbuatan pendidik, dan evaluasi dan tujuan
pendidikan.
1) Peserta Didik
Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Pandangan modern cenderung menyebut
demikian oleh karena peserta didik (tanpa pandang usia) adalah subjek atau pribadi yang
otonom, yang ingin diakui keberadaannya. Selaku pribadi yang memiliki ciri khas dan
otonomi, ia ingin mengembangkan diri (mendidik diri) secara terus menerus guna
memecahkan masalah- masalah hidup yang dijumpai sepanjang hidupnya. Peserta didik
sebagai subyek pembelajaran merupakan individu aktif dengan berbagai karakteristiknya,
sehingga dalam proses pembelajaran terjadi interaksi timbal balik, baik antara guru
dengan siswa maupun antara siswa dengan siswa. Oleh karena itu, salah satu dari
kompetensi pedagogik yang harus dikuasai guru adalah memahami karakteristik dan
perkembangan kognitif anak didiknya, sehingga tujuan pembelajaran, materi yang
disiapkan. dan metode yang dirancang untuk menyampaikannya benar-benar sesuai
dengan karakteristikn siswanya.
Kognitif atau pemikiran adalah istilah yang digunakan oleh ahli psikologi untuk
menjelaskan semua aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi, pikiran, ingatan
dan pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan,
memecahkan masalah, dan merencanakan masa depan, atau semua proses psikologis yang
berkaitan bagaimana individu mempelajari, memperhatikan, mengamati, membayangkan,
memperkirakan, menilai dan memikirkan lingkungannya. Adapun tahap-tahap
perkembangan kognitif peserta didik menurut Piaget (Crain, 2007) yaitu (1) tahap sensori
motor (0–2 tahun), pada tahap ini seorang anak akan belajar untuk menggunakan dan
mengatur kegiatan fIsik dan mental menjadi rangkaian perbuatan yang bermakna; (2)
tahap pra-operasional (2–7 tahun), pada tahap ini seorang anak masih sangat dipengaruhi
oleh hal-hal khusus yang didapat dari pengalaman menggunakan indera, sehingga ia
belum mampu untuk melihat hubungan-hubungan dan menyimpulkan sesuatu secara
konsisten; (3) tahap operasional konkret (7–11 tahun), pada tahap ini anak sedang
menempuh pendidikan di sekolah dasar. Di tahap ini, seorang anak dapat membuat
kesimpulan dari suatu situasi nyata atau dengan menggunakan benda konkret, dan mampu
mempertimbangkan dua aspek dari suatu situasi nyata secara bersama-sama (misalnya,
antara bentuk dan ukuran); dan tahap operasional formal (lebih dari 11 tahun), pada tahap
ini kegiatan kognitif seseorang tidak mesti menggunakan benda nyata. Karakteristik anak
didik ditentukan juga oleh perkembangan fisik peserta didik, perkembangan social
emosional peserta didik, dan perkembangan moral peserta didik. Menurut Kuhlen dan
Thompson (Crain, 2007) mengemukakan bahwa perkembangan fisik individu meliputi
empat aspek, yaitu (a) otot-otot, yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan
kemampuan motorik; (b) syaraf yang sangat memengaruhi perkembangan kecerdasan dan
emosi; (c) kelenjar endokrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku baru,
seperti pada usia remaja berkembang perasaan senang untuk aktif dalam suatu kegiatan,
yang sebagia anggotanya terdiri atas lawan jenis; dan (d) struktur fisik/tubuh, yang
meliputi tinggi, berat, dan proporsi. Perkembangan fisik meliputi perubahan-perubahan
dalam tubuh (seperti : pertumbuhan otak, sistem saraf, organ-organ indrawi, pertambahan
tinggi dan berat, hormon, dan lain-lain), dan perubahan-perubahan dalam cara individu
dalam menggunakan tubuhnya (seperti perkembangan keterampilan motorik dan
perkembangan seksual), serta perubahan dalam kemampuan fisik (seperti penurunan
fungsi jantung, penglihatan, dan sebagainya). Perkembangan sosial adalah pencapaian
kematangan dalam hubungan atau interaksi sosial. Dapat juga diartikan sebagai proses
belajar untuk menyesuaikan diri dengan norma- norma kelompok, tradisi dan moral
agama. Sedangkan emosi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi tingkah laku
individu, dalam hal ini termasuk pula perilaku belajar. Emosi dibedakan menjadi dua,
yakni emosi positif dan emosi negatif. Emosi positif seperti perasaan senang, bergairah,
bersemangat, atau rasa ingin tahu yang tinggi akan mempengaruhi individu untuk
mengonsentrasikan dirinya terhadap aktivitas belajar. Emosi negatif sperti perasaan tidak
senang, kecewa, tidak bergairah, individu tidak dapat memusatkan perhatiannya untuk
belajar, sehingga kemungkinan besar dia akan mengalami kegagalan dalam belajarnya.
Pada masa remaja, tingkat karakteristik emosional akan menjadi drastis tingkat
kecepatannya. Gejala-gejala emosional para remaja seperti perasaan sayang, cinta dan
benci, harapan-harapan dan putus asa, perlu dicermati dan dipahami dengan baik. Sebagai
pendidik. kita harus mengetahui setiap aspek yang berhubungan dengan perubahan
tingkah laku dalam perkembangan remaja, serta memahami aspek atau gejala tersebut
sehingga kita bisa melakukan komunikasi yang baik dengan remaja. Kecerdasan moral
ditandai dengan kemampuan seorang anak untuk bisa menghargai dirinya sendiri maupun
diri orang lain, memahami perasaan terdalam orang-orang di sekelilingnya, mengikuti
aturan-aturan yang berlaku, semua ini merupakan kunci keberhasilan bagi seorang anak di
masa depan. Suasana damai dan penuh kasih sayang dalam keluarga, contoh-contoh nyata
berupa sikap saling menghargai satu sama lain, ketekunan dan keuletan menghadapi
kesulitan, sikap disiplin dan penuh semangat, tidak mudah putus asa, lebih banyak.
tersenyum daripada cemberut, semua ini memungkinkan anak mengembangkan
kemampuan yang berhubungan dengan kecerdasan kognitif, kecerdasan emosional
maupun kecerdasan moralnya. Teori Kohlberg (Crain, 2007) telah menekankan bahwa
perkembangan moral didasarkan terutama pada penalaran moral dan berkembang secara
bertahap yaitu (1) penalaran prakovensional, pada tingkat ini anak tidak memperlihatkan
internalisasi nilai-nilai moral, penalaran moral dikendalikan oleh imbalan (hadiah) dan
hukuman ekternal; (2) penalaran konvensional; dan (3) penalaran pascakonvensional,
tingkat tertinggi dari teori perkembangan moral Kohlberg. Pada tingkat ini, moralitas
benar-benar diinternalisasikan dan tidak didasarkan pada standar-standar orang lain.
Seorang mengenal tindakan moral alternatif, menjajaki pilihan- pilihan, dan kemudian
memutuskan berdasarkan suatu kode moral pribadi.
2) Pendidik
Pendidik yaitu suatu objek yang melaksanakan Pendidikan yang mempunyai peran
penting untuk berlangsungnya Pendidikan. Pendidik ialah orang yang bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan proses Pendidikan dengan sasaran peserta didik. Pendidik harus
memiliki kewibawaan (kekuasaan batin mendidik) dan menghindari penggunaan
kekuasaan lahir (kekuasaan yang semata – mata didasarkan kepada unsur wewenang
jabatan). Kewibawaan dimiliki oleh mereka yang sudah dewasa. Yang dimaksud adalah
kedewasaan rohani yang ditopang kedewasaan jasmani. Kedewasaan jasmani tercapai bila
individu telah mencapai puncak perkembangan jasmani yang optimal. Kedewasaan rohani
tercapai bila individu telah memiliki cita – cita hidup dan pandangan hidup yang tetap.
Pendidik menurut (Sudhita, 2014) harus memiliki persyaratan antara lain jujur, bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, tidak tercela dan tidak pernah berurusan dengan
kepolisian karena tindakan kriminal, sehat jasmani dan rohani, memiliki kualifikasi
pendidikan tertentu, mampu melaksanakan kompetensi pendidik dan memiliki sertifikat
pendidik. Interaksi edukatif antara peserta didik dan pendidik Interaksi edukatif pada
dasarnya adalah komunikasi timbal balik antar peserta didik dengan pendidik yang
terarah kepada tujuan pendidikan, dimana ketika proses belajaran diruangan sedang
berlangsung diharapkan antara pendidik dan murid adalah menjadi partner yang saling
berargumen logis guna mendapatkan suasana belajar yang efektif. Ketika pendidik
memberi bahan ajar berupa materi pelajaran dan contoh-contoh. Diharapkan respon yang
baik dari para peserta didik, baik dari persiapan sebelum pembelajaran dimulai maupun
Ketika terlaksananya pendidikan tersebut. Saling menghargai juga akan sangat membantu
keberhasilan pembelajaran saat itu, pendidik ingin dihargai dan peserta didik juga ingin
mendapat perlakuan yang santun pula.
3) Interaksi edukatif antara peserta didik dan pendidik
Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antar peserta didik
dengan pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan, dimana ketika proses belajaran
diruangan sedang berlangsung diharapkan antara pendidik dan murid adalah menjadi
partner yang saling berargumen logis guna mendapatkan suasana belajar yang efektif.
Ketika pendidik memberi bahan ajar berupa materi pelajaran dan contoh-contoh.
Diharapkan respon yang baik dari para peserta didik, baik dari persiapan sebelum
pembelajaran dimulai maupun Ketika terlaksananya pendidikan tersebut. Saling
menghargai juga akan sangat membantu keberhasilan pembelajaran saat itu, pendidik
ingin dihargai dan peserta didik juga ingin mendapat perlakuan yang santun pula.
4) Materi/isi pendidikan (Kurikulum)
Yaitu bahan-bahan atau pengalaman-pengalaman belajar yang di susun sedemekian
rupa(dengan susunan yang lazim tetapi logis) untuk di sampaikan kepada peserta didik.
Dalam Sistem Pendidikan KKNI, perlu disesuaikan antara standar kompetensi (profil
lulusan) dengan Capaian pembelajaran yang diharapkan dari satu program studi. Capaian
pembelajaran dirinci kedalam capaian pembelajaran sikap, pengetahuan, ketrampilan
umum dan ketrampilan khusus. Dalam sistem pendidikan persekolahan, materi telah
diramu dalam kurikulum yang disajikan sebagai sarana pencapaian tujuan. Materi ini
salah satunya meliputi materi inti maupun muatan lokal. Materi inti bersifat nasional yang
mengandung misi pengendalian dan persatuan bangsa. Muatan lokal misinya adalah
mengembangkan kebhinekaan kekayaan budaya sesuai dengan kondisi lingkungan.
Standar Nasional pendidikan tinggi (Undang-undang No 20 2003) terdiri dari standar
kompetensi lulusan, standar isi pembelajaran, standar proses pembelajaran, standar
penilaian pembelajaran, standar dosen dan tenaga kependidikan, standar sarana dan
prasarana pembelajaran, standar pengelolaan pembelajaran dan standar pembiayaan
pembelajaran. Pada perguruan tinggi, standar untuk mencapai kompetensi lulusan
dituangkan dalam kurikulum. Kurikulum terdiri dari sekelompok mata kuliah yangwajib
ditempuh oleh mahasiswa untuk mencapai kompetensi yang ditetapkan. Mata kuliah
terdiri dari mata kuliah umum dan mata kuliah keahlian yaitu keahlian utama dan
keahlian khusus.
5) Konteks Yang Mempengaruhi Pendidikan
Konteks yang mempengaruhi pendidikan antara lain alat dan metode. Alat dan metode
diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan ataupun diadakan dengan sengaja untuk
mencapai tujuan pendidikan. Alat pendidikan media sosial, misalnya IT (Internet Technology),
Hand Phone, Televisi, Radio dan lain-lain. Metode pendidikan dibedakan menjadi dua, yaitu (a)
yang bersifat preventif, yaitu mencegah terjadinya hal–hal yang tidak dikehendaki misalnya
larangan, pembatasan, peringatan bahkan juga hukuman, dan (b) yang bersifat kuratif, yaitu
memperbaiki, misalnya ajakan, contoh, nasihat, dorongan, pemberian kepercayaan, saran,
penjelasan, bahkan juga hukuman.

6) Perbuatan Pendidik
Perbuatan pendidik merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik ketika
menghadapi peserta didik. Tata cara dan sikap seorang pendidik dalam penyampaian
pelajaran juga menunjang pekembangan peserta didik, pendidik harus menghindari sikap
menekan mental peserta didik, karena hal ini sangat berpengaruh besar terhadap
pendirian, mental, serta perkembangan pengetahuan peserta didik.
7) Tempat Pendidikan berlangsung (lingkungan pendidikan)
Lingkungan Pendidikan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia, baik berupa
benda mati, makhluk hidup ataupun peristiwa-peristiwa yang terjadi termasuk kondisi
masyarakat terutama yang dapat memberikan pengaruh kuat pada individu. Seperti
lingkungan tempat Pendidikan berlangsung dan lingkungan tempat anak bergaul.
Lingkungan pendidikan berpengaruh juga pada tercapainya tujuan pendidikan.
Lingkungan belajar meliputi sarana dan prasarana belajar, seperti ruangan kelas yang
memadai, tersedianya ruangan untuk pratikum, kenyamanan dalam belajar (lingkungan
luar tidak berisik).
8) Evaluasi dan tujuan pendidikan
Evaluasi dan tujuan pendidikan merupakan sikap mengulas kembali pelajaran-pelajaran
yang sudah dipelajari dalam bentuk latihan dan tugas-tugas. Sehingga materi-materi
pelajaran tetap melekat dalam diri peserta didik. Tujuannya adalah membangkitkan,
memicu, dan menyegarkan kembali materi-materi yang telah dibahas sebelumnya, agar
peserta didik semakin mantap dalam menguasai pelajaran tersebu.

4. Komponen Pendidikan
Komponen merupakan bagian dari suatu sistem yang memiliki peran
dalamkeseluruhan berlangsungnya suatu proses untuk mencapai tujuan sistem.Komponen
pendidikan berarti bagian-bagian dari system proses pendidikanyang menentukan berhasil
atau tidaknya, atau ada atau tidaknya proses pendidikan.Komponen-komponen yang
memungkinkan terjadinya proses pendidikan adalah:
a. TujuanPendidikan
Tujuan pendidikan merupakan suatu hal yang ingin dicapai oleh lembaga Pendidikan
melalui suatu kegiatan pendidikan. Tujuan Pendidikan ini oleh sifat ilmu pendidikan
angnormatif dan praktis. Ilmu Pendidikan sebagai ilmu pengetahuan normatif, ilmu
Pendidikan merumuskan kaidah kaidah, norma norma dan ukuran perilaku manusia.
Ilmu Pendidikan sebagai ilmu pengetahuan latihan,tugas Pendidikan dalam hal ini
adalah pemilik system norma perilaku yang di junjung tinggi oleh Lembaga
Pendidikan dalam masyarakat melalui para pendidik. Tujuan Pendidikan dapat lihat
dalam kurva Pendidikan yang terjabar mulai dari:

 Tujuan nasional, adalah tujuan yang ingin dicapai oleh bangsa seperti yang di
cantumkan pada pembukaan UUD 1945.
 Tujuan kelembagaan, adalah tujuan yang ingin di capai oleh suatu Lembaga
Pendidikan.
 Tujuan kurikuler, adalah tujuan yang ingin di capai oleh tiap bidang belajar
pelajaran/matakuliah.
 Tujuan instruksional, adalah tujuan yang ingin di capai oleh suatu standar
muatan dan muatan dasar. Dengan penjabaran tersebut, dapat terlihat bahwa
tujuan Pendidikan atau guru dalam pembelajaran dikelas Berkaitan dengan
tujuan Pendidikan nasional yang sumber pada Pancasila dan UUD 1945.

b. PesertaDidik
Berkembangnya konsep pendidikan, berpengaruh pada pemikiran masyarakat
terhadap pengertian peserta didik. Kalau dulu orang berpikir peserta didik terdiri dari
anak-anak pada usia sekolah saja, maka sekarang peserta didik mungkin termasuk
juga di dalamnya orang dewasa. Maka dari itu, dapat penyelesaian bahwa peserta
didik adalah anggota masyarakat yang-mengembangkan kemampuan/potensi/bakat
yang ada pada diri mereka melalui proses pembelajaran yang di sediakan oleh
Lembaga Pendidikan dan pada jalur, bertingkat dan jenis Pendidikan tertentu/sesuai
dengan usia mereka. Peserta didik dapat di didik karena mereka memiliki
kemampuan/potensi/bakat yang memungkinkan untuk di kembangkan, mempunyai
daya eksplorasi (penjelajahan dengan tujuan memperoleh pengetahuan yang lebih
banyak), dan dorongan untuk menjadi manusia yang lebih baik.
c. Pendidik
Salah satu komponen penting dalam Pendidikan adalah pendidik. Secara
cendekiawan, Pendidikan adalah tenaga kependidikan yakni anggota masyarakat yang
mengabdikan diri dan diangat pada Lembaga tertentu yang berkualitas, seperti guru,
dosen, tutor, fasilitator, infrastruktur, dan sebutan lain yang sesuai dengan
khususunya. Terdapat beberapa jenis pendidik yang tidak terbatas pada pendidik di
sekolah saja. Dilihat dari Lembaga pendidikan, munculah beberapa individu yang
tergolong pada pendidik. Pertama guru sebagai pendidik dalam Lembaga sekolah,
kedua orang tua sebagai pendidik dalam lingkungan keluarga, dan ketiga pimpinan
masyarakat baik resmi maupun tidak resmi sebagai pendidik di lingkungan
masyarakat. Hubungan dengan hal tersebut yang termasuk kategori Pendidikan adalah
sebagai berikut:

 Manusia yang memiliki pandangan hidup dan prinsip hidup yang pasti dan
tetap.
 Manusia yang telah memiliki tujuan hidup atau cita-cita hidup tertentu,
termasuk cita-cita untuk mendidik.
 Manusia yang cakap ambil keputusan batin sendiri atau perbuatannya sendiri
dan yang akan dipertanggung jawabkan sendiri.
 Manusia yang telah cakap menjadi anggota masyarakat secara konstruktif dan
aktif penuhi inisiatif.
 Manusia yang telah mencapai umur kedewasaan, paling rendah18 tahun.
 Manusia berbudi luhur dan berbadan sehat.

Kesimpulan:
Pada dasarnya manusia pasti berasal dari Tuhan dengan memiliki raga dan psikis dan
memiliki sifat sebagai pribadi maupun sebagai makhluk sosial, dimana ke empat aspek utama
itu bila dikembangkan akan menjadi delapan kemampuan (bila dipakai istilah Indonesia akan
berawalan dengan huruf K, bila memakai istilah Inggris berawalan dengan huruf H yaitu :
Ketuhanan/Heaven, Kesehatan/Health, Kepribadian/ Himself, Kesosialan/Human
Relationship, Kepandaian/Head, Kepekaan/ Heart, Keterampilan/Hand, Kehendak/Hard) dan
dalam mengembangkan ke delapan kemampuan tersebut perlu juga diperhatikan faktor
dinamika dari individu yang bersangkutan dengan memperhatikan milleu (lingkungan)
dimana manusia yang bersangkutan hidup. Untuk mencapai tujuan yang luhur seperti itu
maka Pendidikan perlu dikembangkan, diperbaharui sehingga segala kegiatan pendidikan itu
nantinya dapat menjawab segala kebutuhan dan segala tantangan yang ada di sekitar
Pendidikan di masa yang akan datang. Mendidik seorang anak sejak kecil adalah bagian dari
pendidikan dini yang diberikan oleh keluarga yang lambat laun akan memperoleh pendidikan
di institusi tertentu dan masyarakat. Pendidikan sebagai usaha sadar untuk memanusiakan
manusia, dalam proses pendidikan bukanlah menjadi tugas utama bagi sekolah saja, tetapi
semua unsur harus memiliki peran yang sama dalam memajukan pendidikan. Hal tersebut
membuat sistem pendidikan dalam lingkup nasional untuk menciptakan cita cita bangsa
sangat dibutuhkan Pendidikan juga merupakan bagian dari kehidupan manusia di mana setiap
orang yang telah lahir akan mendapat pendidikan dari orang tuanya. Mendidik seorang anak
sejak kecil adalah bagian dari pendidikan dini yang diberikan oleh keluarga yang lambat laun
akan memperoleh pendidikan di institusi tertentu dan masyarakat.
Pendidikan juga dapat dipandang sebagai proses membantu peserta didik untuk mencapai
tingkat perkembangan yang optimal dalam seluruh aspek kepribadiannya sesuai dengan
potensi yang dimiliki dan sistem nilai yang berlakudi lingkungan sosial-budaya dimana dia
hidup.Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan nilai, yangakan
menjadi penolong dan penentu umat manusia dalam menjalani kehidupandan sekaligus untuk
memperbaiki nasib dan peradaban umat manusia. Sistem Pendidikan Sistem berasal dari
bahasa Yunani “systema” yang memiliki arti sehimpunan bagian atau komponen yang saling
berhubungan secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan. Menurut Wina Sanjaya,
“sistem adalah satu kesatuan komponen yang satu sama lain saling berkaitan dan saling
berinteraksi untuk mencapai suatu hasil yang diterapkan secara optimal sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan.” Menurut Mastuhu yang di sebutkan dalam bukunya yang berjudul
Dinamika Pesantren menjelaskan bahwa: Sistem pendidikan adalah totalitas interaksi dari
seperangkat unsurunsur pendidikan yang bekerja sama secara terpadu, dan saling melengkapi
satu sama lain menuju tercapainya tujuan pendidikan yang telah mencapai cita-cita bersama
para pelakunya.
Unsur-unsur suatu Sistem Pendidikan terdiri dari unsur organik dan unsur anorganik seperti
dana, sarana, dan alat-alat pendidikan lainnya dimana antara unsur-unsur dan nilai-nilai yang
ada dalam sistem pendidikan tidak bisa terpisahkan dan harus saling menyatu. Dengan
demikian jelaslah bahwa makna pendidkan sebagai sistem adalah seluruh komponen yang
ada dalam pendidikan (seperti lingkungan, masyarakat, sumber daya) dapat bekerja sama
dalam mencapai tujuan pendidikan pendidikan nasional, yang dalam implementasinya dapat
dilihat dari aspek-aspek sistem yaitu input-proses-output, dan hasil akhir dari output dapat
memberikan umpan balik terhadap input dan proses sehingga dapat diketahui hasil akhir
tujuan Pendidikan. Sejarah system Pendidikan islam dari masa kemasa Sejarah
Perkembangan Sistem Pendidikan Islam Dari Masa ke Masa Pendidikan memegang peranan
penting dalam kehidupan manusiasebagai dasar dalam pembentukan karakter yang beretika
dan sesuai dengan cita-cita bangsa. H. Horne mengemukakan bahwa Pendidikan dilakukan
olehorang yang telah berkembang secara internal (mental) dan eksternal (fisik) yang
dijalankan secaraterus menerus dengan penyesuaian yang lebih tinggi dari sebelumnya.
Hindu dan Budha merupakandua agama yang berbeda, namun dalam praktiknya di Indonesia,
kedua agama tersebut mempunyaikeyakinan yang sama, yaitu dengan menganggap bahwa
sumber Yang Maha Tinggi yaitu persatuan antarafigur Syiwa dengan Budha (Yesi Budiarti,
2018).
Begitupula seni bela diri dan perang yang mereka dapatkan dari orang tuanya.Pada sekolah
formal, para murid nya adalah orang yang berasal dari kasta ksatria yaitu anak-anakraja dan
bangsawan dan para pendidiknya adalah kasta Brahmana yang merupakan orang yang
terpelajardan paham agama. Dalam pendidikan keagamaan Hindu-Budha, beberapa materi
pelajaran yang ada dan dipelajari yaitu ilmu agama, bahasa dan sastra, ilmu-ilmu
kemasyarakatan/social, ilmu-ilmu eksakta, sertailmu pasti yang meliputi ilmu perhitungan,
seni bangunan, seni rupa dan sebagainya (Rahayu, 2020). Pedagang dari Gujarat datang dan
berdakwah dibagian barat nusantara sehingga terbentuklah kerajaan Samudera Pasai yang
merupakan kerajaan islampertama di Indonesia.Kedua, menurut teori Mekkah (Arab) Islam
masuk ke Indonesia pada abad ke-7 dibawa olehorang-orang arab yang berdagang dan
menikah di Indonesia. Media pembelajaran pada masa itumenggunakan buku-buku yang
diterjemahkan dari Bahasa Belanda ke dalam Bahasa Indonesia yang sudahdilakukan sejak
zaman Jepang (Fadli & Kumalasari, 2019).Dibawah kekuasaan presiden Soekarno,
Pendidikan diberikan ruang yang cukup bebas. Pada masa ini Indonesia dapat mengekspor
guru ke negara tetangga, dan banyak generasi muda yang dikirim keluar negara untuk
menempuh Pendidikan agar kelak dapat Kembali lagi ke negeri sendiri untukmenerapkan
pengetahuan yang telah mereka dapatkan (Aziza, 2017). Pada masa ini, pelajar di didik untuk
menjadiseorang pekerja yang kelak akan berperan sebagai alat untuk menjalankan
pemerintahan.Ditambah lagi dengan adanya sistem doktrinisasi yang diterapkan dalam
Pendidikan Indonesia.Kurikulum 1975 menjadi kurikulum pertama pada masa Orde Baru
yang menerapkan indoktrinasi ideologiPancasila untuk seluruh jenjang pendidikan. Bahkan,
aturan-aturan pada masa orde baru ditinjau Kembali dan apabila ada aturan yang
menghambat kebebasan siswa akan dicabut.Selain daripada itu, untuk memperbaiki sistem
Pendidikan Indonesia, diterapkan kebijakan pendidikan lainnya yang juga untuk menjamin
pelaksanaan pendidikan nasional. Unsur-unsur pendidikan terdiri dari peserta didik, pendidik,
interaksi edukatif antara peserta didik dan pendidik, materi/ isi pendidikan (kurikulum),
konteks yang mempengaruhi pendidikan, alat dan metode, perbuatan pendidik, dan evaluasi
dan tujuan pendidikan.
Maka dari itu, dapat penyelesaian bahwa peserta didik adalah anggota masyarakat yang-
mengembangkan kemampuan/potensi/bakat yang ada pada diri mereka melalui proses
pembelajaran yang di sediakan oleh Lembaga Pendidikan dan pada jalur, bertingkat dan jenis
Pendidikan tertentu/sesuai dengan usia mereka. Peserta didik dapat di didik karena mereka
memiliki kemampuan/potensi/bakat yang memungkinkan untuk di kembangkan, mempunyai
daya eksplorasi (penjelajahan dengan tujuan memperoleh pengetahuan yang lebih banyak),
dan dorongan untuk menjadi manusia yang lebih baik. Secara cendekiawan, Pendidikan
adalah tenaga kependidikan yakni anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangat
pada Lembaga tertentu yang berkualitas, seperti guru, dosen, tutor, fasilitator, infrastruktur,
dan sebutan lain yang sesuai dengan khususunya.

Saran:
Perkembangan dunia di era globalisasi ini memang banyak menuntut perubahan
kesistem pendidikan nasional yang lebih baik serta mampu bersaing secara sehat dalam
segala bidang. Salah satu cara yang harus dilakukan bangsa Indonesia agar tidak semakin
ketinggalan dengan negara-negara lain adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikannya
terlebihdahulu agar mampu membawa bangsa ini bersaing secara sehat dalam segala bidang
di dunia internasional. Berdasarkan hasil penelitian kami tentang system Pendidikan sebagai
berikut:
1. Bagi pemerintah
Bagi pemerintah hendaknya selalu memberikan dukungan dalam menjalankan
Pendidikan agar menjadi anak yang terdidik dan berhasil guna di dalam kehidupannya
2. Bagi sekolah
Bagi sekolah hendaknya mampu memberikan dukungan motivasi agar siswa dapat
exsis dan mampu mengambil peluang yang positif dalam kondisi kehidupan yang
berubah dengan sangat cepat
3. Bagi pendidik
Bagi para pengajar khususnya pendidik,bahwa pembelajaran yang bermakna harus
dinamis dan memerlukan kreatifitas dari pengajar untuk mengembangkannya. Apabila
pengajaran tetap berpola pada strategi konfensional,maka pengajaran yang demikian
telah ter prangkap pada bidang yang menyesatkan. Pengajar akan kehilangan arah dan
makna,atau lebih buruk lagi dapat deskruktifnya akan ditinggalkan oleh orang banyak.
Dengan demikian,tugas pengajar adalah selalu tanggap terhadap perkembangan
situasi,termasuk harus memiliki kompetensi di dalam merespon arus perubahan yang
semakin global dan kompetitif. Apabila tidak ada adaptif terhadap berbagai perubahan
zaman maka pengajar akan ketinggalan dan atau bahkan tergilas arus globalisasi.
Selain itu juga,pendidik diharapkan untuk lebih sabar dalam mendiddik peserta didik
untuk mewujudkan peserta didik yang unggul dan mampu bersaing di masyarakat.
4. Bagi peserta didik
Bagi peserta didik untuk lebih menghargai dan menghormati para pendiddik yang
telah senantiasa memberikan ilmu yang bermanfaat untuk bekal kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA
Pendidikan sebagai system: Oleh Jurig atah
M.E. Kakok Koerniantono2 :PENDIDIKAN SEBAGAI SUATU SISTEM
M.Zahrah.2017 :Tinjauan tentang system Pendidikan
January 30, 2022 Tanyadin :Pendidikan Pengertian, Misi, Serta Fungsi Sistem Pendidikan
Menurut Para Ahli.
SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIA: antara keinginan dan realita Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Alauddin Makassar Jl. Sultan Alauddin No. 36 Samata Gowa. Oleh. Munirah
Jurnal Visionary : Penelitian dan Pengembangan dibidang Administrasi Pendidikan Volume
10 Nomor 1 2022. 21 PENDIDIKAN SEBAGAI SUATU SISTEM Ika Purwaningsih1
Oktariani2 , Linda Hernawati3 Ratu Wardarita3 Puspa Indah Utami5 Universitas PGRI
Palembang
JURNAL LITERASIOLOGIDahniarVOLUME 7 NO. 3, Juli –Desember 2021 1SISTEM
PENDIDIKAN, PENDIDIKAN SEBAGAI SISTEM DAN KOMPONEN SERTA
INTERPENDENSI ANTAR KOMPONEN PENDIDIKAN Oleh :Dahniar(Guru Pratama
MIN 2 Tanjung Jabung Timur)
Siti Nurkhasanah :MAKALAH BAHASA INDONESIA SISTEM PENDIDIKAN DI
INDONESIA SAAT INI.docx
Buchori, Muchtar. 2001. Pendidikan Antisipatoris. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Crain,
William. 2007. Teori Perkembangan Konsep dan Aplikasi (Yudi Santoso, Penerjemah).
Yogyakarta: Pustka Pelajar.
Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.
Mulyasa. 2006. Kurikulum Berbasis Kompetensi (Konsep, Karakteristik, dan Implementasi).
Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Muslich, Masnur. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan Dasar Pemahaman dan
Pengembangan. Jakarta : Bumi Aksara. Sudhita Romi, I W. 2014. Pengantar Pendidikan.
Yogyakarta: Graha Ilmu. Tim Pengembang Undiksha. 2016. Panduan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi
Berorientasi KKNI untuk Program Srata 1 dan Diploma III. Singaraja: Undiksha. Zaifbio.
2010. Ciri-ciri dan Masalah Pendidikan. tresedia pada 18 februari.
Dr Rahmat Hidayat, MA. Dr. Abdillah, S.Ag, M.Pd.,2019,Penerbit LPPI Medan, Buku Ilmu
Pendidikan Konsep, Teori, dan Aplikasinya.
Dr. Abdul Rahmat, M.Pd. Buku Pengantar Pendidikan teori,konsep,dan aplikasinya.
Buku Pendidikan Islam Sejarah, Peran dan Kontribusi dalam Sistem Pendidikan Nasional,
cetakan januari 2019,Oleh: Dr. Iswantir M.,M.Ag

Anda mungkin juga menyukai