Anda di halaman 1dari 8

Peran Pendidikan dalam Membentuk Pikiran dan Mengubah Masyarakat

Oleh: Novalitha Qurrata’Aeni


NIM: 235120200111052
Cluster: 40
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Pendidikan adalah salah satu pilar fundamental dalam pembangunan


dan kemajuan manusia, berfungsi sebagai katalisator bagi pertumbuhan
individu dan kemajuan sosial. Pendidikan memberdayakan individu dengan
pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan berpikir kritis yang
memungkinkan mereka untuk menjelajahi kompleksitas dunia modern. Esai ini
akan menggali dampak beragam pendidikan, menyoroti perannya dalam
perkembangan pribadi, kemakmuran ekonomi, kesetaraan sosial, dan
pembentukan warga negara yang terinformasi.
Pendidikan lebih dari sekadar perolehan pengetahuan; itu adalah
perjalanan pertumbuhan pribadi dan penemuan diri. Melalui pendidikan,
individu mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreativitas, dan
pemecahan masalah. Mereka mendapatkan wawasan ke berbagai bidang
pengetahuan yang melebarkan cakrawala dan membuka pintu ke peluang baru.
Di dalam ruang kelas, laboratorium, dan aula kuliah, para siswa tidak hanya
belajar tentang dunia di sekitar mereka, tetapi juga tentang diri mereka sendiri.
Pendidikan merawat rasa percaya diri, ketahanan, dan rasa tujuan,
memungkinkan individu menghadapi tantangan kehidupan dengan tenang dan
tekad.
Menurut Prof. H. Mahmud Yunus pendidikan adalah usaha-usaha yang
sengaja dipilih untuk mempengaruhi dan membantu anak dengan tujuan
peningkatan keilmuan, jasmani dan akhlak sehingga secara bertahap dapat
mengantarkan si anak kepada tujuannya yang paling tinggi. Agar si anak
hidup bahagia, serta seluruh apa yang dilakukanya menjadi bermanfaat bagi
dirinya dan masyarakat.
Adapun Mohammad Natsir (1954: 87) menyatakan bahwa pendidikan
adalah suatu bimbingan jasmani dan rohani yang menuju kepada
kesempurnaan dan kelengkapan arti kemanusiaan dengan arti sesungguhnya.
Pengertian tersebut hampir sama dengan pengertian yang disebut oleh
Marimba (Purwanto, 2001: 59), bahwa pendidikan adalah bimbingan secara
sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik
menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
Menurut Soekidjo Noto atmodjo (2003: 16) Pendidikan secara umum
adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik
individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang
diharapkan oleh pelaku pendidikan. Pernyataan tersebut hampir sama dengan
pengertian Pendidikan dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, pasal 1 yang menjelaskan bahwa Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
Masyarakat, bangsa, dan negara.
Dari beberapa pandangan ahli pendidikan di atas, jelaslah bahwa
pendidikan adalah suatu proses belajar dan penyelesaian individu-individu
secara terus-menerus terhadap nilai-nilai budaya dan cita-cita masyarakat.
Pendidikan merupakan proses yang komprehensif, mencakup seluruh aspek
kehidupan termasuk aspek sosial untuk mempersiapkan mereka agar mampu
mengatasi segala tantangan. Terdapat berbagai peran Pendidikan dalam
membentuk pikiran dan mengubah Masyarakat, berikut adalah contoh dan
penjelasannya:

1. Pengembangan Pribadi dan Pemberdayaan:


Pengembangan pribadi adalah usaha yang dilakukan seseorang untuk
meningkatkan kualitas dan kapasitas diri, baik di dalam bidang pribadi maupun
professional. Dan disadari atau tidak Pendidikan merupakan hal terpenting
dalam pengembangan diri dan pemberdayaan sendiri. Pendidikan itu sendiri
tidak selalu berasal dari sekolah formal ataupun perguruan tinggi. Pendidikan
formal dan Pendidikan informal memiliki peranan yang sama dalam membentuk
kepribadian seseorang. Dengan kita mengetahui mana yang baik untuk
pengembangan diri kita sendiri sudah merupakan bukti bahwa kita cukup
berpendidikan sehinggga mengetahui mana yang baik maupun yang salah.
Bahkan dalam perguruan tinggi terdapat mata kuliah tersendiri untuk
pengembangan diri dan pemberdayaan.
Pengembangan pribadi (self development) mengandung upaya untuk
meningkatkan partisipasi dan rasa memiliki (participating and belonging
together) terhadap program yang dilaksanakan, dan harus mengandung unsur
pemberdayaan pribadi. Dalam proses pengembangan pribadi, peran pendidikan
sangatlah penting. Namun, belakangan ini banyak permasalahan yang terjadi
dalam proses pendidikan yang dapat mengganggu ataupun menghambat
pengembangan pribadi. Oleh karena itu, pendidikan dan pengembangan pribadi
seharusnya dikaji lagi agar prosesnya menjadi lebih efektif.
Pendidikan adalah kunci untuk membuka potensi individu. Ini melengkapi
para pembelajar dengan beragam pengetahuan dan keterampilan, mulai dari
literasi dan numerasi hingga berpikir kritis dan pemecahan masalah. Saat
individu memperoleh kemampuan untuk mengeksplorasi minat mereka, mereka
membentuk rasa percaya diri dan rasa memiliki. Pendidikan merawat kreativitas
dan mendorong pembelajaran yang berkelanjutan, memfasilitasi adaptabilitas
dalam dunia yang terus berubah.
Pemerintah sebaiknya merevisi dan mengkaji ulang serta memperbaiki
kurikulum dalam proses pendidikan di Indonesia. Hal ini ditujukan untuk
melahirkan SDM yang berkualitas.

2. Kemakmuran Ekonomi dan Inovasi:


Tenaga kerja yang terdidik dengan baik adalah landasan dari
pertumbuhan ekonomi dan inovasi. Pendidikan meningkatkan daya saing dalam
dunia kerja dengan membekali individu dengan keterampilan khusus yang
relevan bagi industri dan sektor tertentu. Selain itu, individu yang terdidik lebih
cenderung memiliki semangat kewirausahaan, yang berkontribusi pada
penciptaan bisnis dan peluang kerja baru. Studi-studi menunjukkan korelasi
positif antara tingkat pendidikan dan pendapatan, menyoroti peran pendidikan
dalam mengurangi kemiskinan dan mendorong mobilitas sosial-ekonomi.
Mengenai mobilitas sosial terdapat dua pengertian. Yang pertama ialah
bahwa suatu sektor dalam masyarakat secara keseluruhan berubah
kedudukannya terhadap sektor lain. Misalnya buruh industri yang dahulu
mempunyai kedudukan yang rendah mendapat posisi yang baik setelah
mendapat gaji yang lebih tinggi, kekuasaan politik yang lebih besar, kehidupan
yang lebih baik dan terjamin sehingga secara keseluruhan mendapat status
sosial yang lebih tinggi dan terhormat. Sebaliknya ada kemungkinan suatu
sektor masyarakat merosot dalam keseluruhannya, kedudukan guru yang
begitu terhormat pada zaman dahulu sudah tidak lagi berada pada posisi yang
tertinggi itu di zaman sekarang ini.
Pengertian yang kedua tentang mobilitas sosial ialah kemungkinan bagi
individu untuk pindah dari lapisan dari lapisan satu ke lapisan sosial yang satu
lagi. Dapat kita lihat contoh-contoh di sekitar kita perbedaan status sosial
seorang dibandingkan dengan orang tuanya (Jalal, 2001: 27-28). Menurut
penulis bahwa pendidikan sebagai media sosial yaitu suatu proses belajar yang
menjadi sector dalam masyarakat secara keseluruhan untuk berpindah dari
lapisan satu kelapisan lain. Pendidikan membuka kemungkinan adanya
mobilitas sosial. Berkat pendidikan seorang dapat meningkatkan dalam status
sosialnya. Pendidikan secara merata memberi kesamaan dasar pendidikan dan
mengurangi perbedaan antara golongan tinggi dan rendah. Melalui pendidikan
tiap warga Negara dapat membaca surat kabar dan majalah yang sama, dapat
memikirkan masalah-masalah politik, sosial, dan ekonomi yang sama.
Walaupun terdapat mobilitas sosial secara sektoral, banyak pula golongan
rendah yang tetap dianggap rendah. Namun kedudukan golongangolongan
rendah tidak statis akan tetapi dapat terus bergerak maju diberi pendidikan
yang lebih banyak.

3. Kesetaraan Sosial dan Pemberdayaan


Pendidikan berperan sebagai alat kuat dalam mengatasi ketidaksetaraan
sosial. Pendidikan memiliki potensi untuk memutus siklus kemiskinan dengan
memberikan kelompok-kelompok terpinggirkan sarana untuk memperbaiki
keadaan mereka. Ketika pendidikan dapat diakses dan inklusif, ia menjadi
kendaraan bagi mobilitas sosial, memungkinkan individu untuk mengatasi
hambatan-hambatan sosial. Selain itu, warga negara yang terdidik lebih
cenderung terlibat dalam aktivitas-aktivitas kewarganegaraan dan berkontribusi
pada proses pengambilan keputusan yang terinformasi.
Lembaga Pendidikan berperan dalam pemecahan masalah kesenjangan
sosial yaitu dengan cara melakukan pemerataan kualitas dalam Pendidikan
sehingga tidak menimbukan kesenjangan sosial. Sebagai contoh adalah
program pemerintah wajib belajar 12 tahun untuk seluruh masyarakat
Indonesia. Sedangkan bagi yang ingin melanjutkan Pendidikan namun merasa
tidak mampu, pemerintah pun sudah menyediakan beasiswa baik beasiswa
berprestasi maupun beasiswa kurang mampu.
Di Indonesia ini sangat wajar bagi seseorang yang menjadikan
Pendidikan sebagai bahan atau alat mobilitas sosialnya. Karena semakin tinggi
Pendidikan seseorang maka akan semakin tinggi status sosialnya. Namun hal
itu tentu saja dibarengi dengan pengalaman dan kemampuan sendiri.
Sebagai contoh di dunia kerja, orang yang memiliki Pendidikan yang
lebih tinggi, cenderung memiliki posisi yang lebih tinggi daripada sebaliknya.
Begitu juga sebaliknya. Dalam dunia Pendidikan pun sama seperti itu. Sebagai
contoh persyaratan untuk menjadi dosen biasanya adalah S2 atau S3, sangat
jarang sekali yang menerima S1 untuk menjadi dosen. Oleh karena itu orang-
orang menjadikan Pendidikan sebagai alat mobilitas sosial untuk meningkatkan
atau mengubah status sosial.

(Gambar 1. Mobilitas sosial bidang Pendidikan dalam dunia kerja)

4. Pembentukan Warga Negara yang Terinformasi:


Warga negara yang terinformasi sangat penting bagi fungsi masyarakat
demokratis. Pendidikan tidak hanya mentransfer pengetahuan, tetapi juga
membentuk keterampilan berpikir kritis dan analitis. Keterampilan ini
memungkinkan individu untuk mengevaluasi informasi secara kritis,
membedakan fakta dari opini, dan berpartisipasi dengan berarti dalam wacana
publik. Di era beban informasi yang besar, pendidikan memiliki peran penting
dalam mengembangkan literasi media dan memupuk kewarganegaraan digital
yang bertanggung jawab.
Pendidikan memberikan warga negara akses ke pengetahuan yang
beragam tentang sejarah, politik, budaya, sains, dan banyak aspek lain dari
kehidupan. Ini membantu mereka memahami dunia di sekitar mereka dengan
lebih baik, serta membekali mereka dengan dasar pengetahuan yang
diperlukan untuk mengambil keputusan yang informasional.
Pendidikan mengajarkan keterampilan berpikir kritis, yang
memungkinkan warga negara untuk menganalisis informasi dengan teliti,
mengevaluasi argumen, dan mengidentifikasi manipulasi atau kekurangan
dalam data. Ini membantu mereka menjadi lebih cerdas dalam mengonsumsi
informasi dan membuat keputusan yang baik.
Pendidikan membantu dalam pengembangan keterampilan pemecahan
masalah, yang memungkinkan warga negara untuk mengidentifikasi masalah di
masyarakat, merancang solusi yang efektif, dan berkontribusi pada perubahan
positif.
Kesimpulan dari hal yang sudah saya jelaskan diatas adalah investasi
dalam pendidikan yang inklusif dan berkualitas memang memiliki dampak yang
luas dan jauh lebih besar daripada sekadar mengajar di dalam ruang kelas.
Dengan memberikan individu akses ke pengetahuan, keterampilan, dan
kritikalitas berpikir, pendidikan membantu membentuk arah perkembangan
masyarakat dan bahkan negara secara keseluruhan.
Pendidikan bukan hanya tentang mengajarkan materi akademis, tetapi
juga tentang membentuk karakter, etika, dan kemampuan berpikir kritis.
Dengan membekali warga negara dengan pemahaman tentang nilai-nilai
demokrasi, hak asasi manusia, dan partisipasi sosial, pendidikan berperan
dalam membentuk masyarakat yang adil, inklusif, dan berdaya.
Investasi dalam pendidikan juga memiliki dampak jangka panjang,
seperti merangsang inovasi, meningkatkan produktivitas ekonomi, dan
memperkuat kohesi sosial. Masyarakat yang memiliki akses yang lebih merata
terhadap pendidikan berkualitas cenderung lebih stabil, lebih dinamis, dan lebih
siap menghadapi perubahan global.
Penting untuk diingat bahwa pendidikan bukan hanya tanggung jawab
sekolah dan guru, tetapi juga melibatkan dukungan dari pemerintah,
masyarakat, dan sektor swasta. Dengan memprioritaskan investasi dalam
pendidikan yang inklusif dan berkualitas, kita dapat menciptakan masa depan
yang lebih baik dan lebih cerah bagi seluruh masyarakat.
Daftar Pustaka
Seknun, Muh. Yusuf. 2015. “Pendidikan Sebagai Media Mobilitas Sosial”,
https://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/auladuna/article/view/872/843,
diakses 12 Agustus pada pukul 01.11.
Nurkholis. 2013. “Pendidikan dalam Upaya Memajukan Teknologi”,
https://media.neliti.com/media/publications/104343-ID-none.pdf, diakses 12
Agustus pada pukul 01.20.
PGSD, Universitas PGRI Yogyakarta. 2015. “Pengertian Pendidikan Menurut
Beberapa Ahli”,
https://pgsd.upy.ac.id/8-artikel-pendidikan/11-pengertian-
pendidikan#:~:text=Menurut%20UU%20No.%2020%20tahun,akhlak%20mulia
%2C%20serta%20ketrampilan%20yang, diakses 12 Agustus pada pukul 12. 56.
Arisandi, Yusuf. 2017. “Peran Pendidikan dalam Membentuk Masyarakat yang
Beradab”,
https://www.researchgate.net/publication/
340628215_Peran_Pendidikan_dalam_Membentuk_Masyarakat_yang_Berada
b, diakses 12 Agustus pada pukul 1.30.
Antara, Kris Dwi. 2022. “Bagaimana Lembaga Pendidikan Berperan dalam
Pemecahan Masalah Kesenjangan Sosial”,
https://www.beritatren.com/pendidikan/pr-4755408871/bagaimanakah-lembaga-
pendidikan-berperan-dalam-pemecahan-masalah-kesenjangan-sosial-temukan-
jawabannya-disini#:~:text=Lembaga%20pendidikan%20berperan%20dalam
%20pemecahan%20masalah%20kesenjangan%20yaitu%20dengan
%20cara,sehingga%20tidak%20menimbulkan%20kesenjangan%20sosial,
diakses 12 Agustus pada pukul 01. 45.
Aprilia, Salsabila Rosa. 2019. “Peran Pendidikan Terhadap Pengembangan
Masyarakat di Indonesia”,
http://repository.fe.unj.ac.id/7407/1/Salsabila%20Rossa
%20Aprilia_1701618063_EKOP%20A_Tugas%20Aplikom%202-dikonversi.pdf,
diakses 12 Agustus pada pukul 01. 50.
Fajrianti, Dwi. 2016. “Pengertian Pendidikan Menurut Para Ahli”,
https://www.academia.edu/34877485/
Pengertian_pendidikan_menurut_para_ahli, diakses 12 Agustus pada pukul 02.
06.
Indy, Ryan. 2019. “Peran Pendidikan Dalam Proses Perubahan Sosial di Desa
Tumaluntung Kecamatan Kauditan Kabupaten Minahasa Utara”,
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/jm_holistik,+Jurnal+Ryan+up%20(1).pdf,
diakses 12 Agusutus pada pukul 02. 15.

Anda mungkin juga menyukai