Anda di halaman 1dari 11

CRITICAL BOOK REPORT

PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

DISUSUN OLEH :

NAMA : YENNI MARLINA FRISKILA SILABAN

NIM : 1183313013

KELAS : REGULER C PAUD

DOSEN PENGAMPU : SILVIA HANDAYANI SPd

MATA KULIAH : PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

JURUSAN PENDIDIKAN GURU PAUD

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2018
1. RINGKASAN BUKU

BAB I GERAKAN PEMBANGUNAN DAN PERKEMBANGAN PENDIDIKAN LUAR


SEKOLAH DI INDONESIA

Pembangunan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh manusia untuk meningkatkan
kesejahteraan hidupnya. Pendidikan akan membawa perubahan sikap, perilaku, nilai-nilai
pada individu, kelompok dan masyarakat. Perubahan tersebut mengantar orang untuk terbuka
terhadap kebutuhan-kebutuhan yang semakin berfariasi dan menjadi jalan ke arah
pemenuhan.

Pendidikan Luar Sekolah berkembang dari pendidikan ttadisional yang biasanya


berakar dalam agama dan tradisi yang dianut oleh suatu komunitas masyarakat kegiatan
berupa pelestarian dan pewarisan kebudayaan secara turun-temuran. Kegiatan tersebut
berawal dari yang paling sederhana hingga yang paling kompleks. Gerakan pembangunan di
negara sedang berkembang ditekankan pada kondisi-kondisi untuk meningkatkan kwalitas
hidup warga masyarakat desa. Pelaksanaan dan perencanaan pembangunan jika dikehendaki
tercipta dinamis, modernisasi dan demokratis harus didahului oleh landasan pemahaman,
pengetahuan, keterampilan, sikap yang memadai yang diperoleh dari proses pendidikan.

Pendidikan luar sekolah di indonesia sudah berkembang sejak dulu dalam bentuk magang,
belajar individual, belajar kelompok, yang dilakukan secara tradisional yang berkaitan
dengan keagamaan. Pendidikan luar sekolah sebelum bangsa indonesia merdeka telah
mengenal berbagai kursus: ursus kewanitaan, kursus pengetahuan umum atau politik.

Alasan peranan pendidikan luar sekolah dianggap cukup besar menunjang pembangunan
adalah sebagai berikut: (1). Pembangunan yang meluas dan penemuan di bidang ilmu dan
tehnologi akan dapat menyelesaikan masalah pendidikan yang tidak dapat dikerjakan
pendidikan di seekolah formal. (2). Meningkatkan kebutuhan pribadi dengan modernisasi,
agar masyarakat dapat menyesuaikan diri terhadap perkembangan dan kemajuan masyarakat.

Adapun faktor-faktor pendorong perkembangan Penddikan Luar Sekolah:

1. Para praktis terdirindari pemuda terdidik


2. Berkembang kritis terhadap pendidikan formal
3. Perluasan perencanaan pendidikan untuk pembangunan

BAB II KONSEP PENDIDIKAN DAN PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktiv mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahklak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan diri dan masyarakat.

Ilmu pendidikan atau pendagogi adalah ilmu yang mempelajari tentang seni mendidik atau
kecakapan yang kita lakukan untuk mendidik anak didik. Lavenld menyebutkan pendagogi
sebagai ilmu pengetahuan pragtis karena “membicarakan tentang perbuatan maanusia.”
Lavenld juga mengartiksn pendagogi sebagai antropologi pragtis yang normatif karena di
dalam nya dibicarakan penerapan nantropologi filsafi yaitu “ilmu tentang hakekat manusia.”

Mendidik dapat diartikan sebagai membingbing anak untuk mencapai kedewasaan.


Pendidikan seumur hidup merupakan proses yang panjang, mencakup pendidikan informal,
formal, dn nonformal termasuk pendidikan orang dewasa. Pendidikan seumur hidup memiliki
sifat fleksibel, berusaha mencari kesinambungan dan kaitannya antara dimensi vertikal atau
longitudinal dan integritas setiap dimensi horizontal pada setiap tahap kehidupan.. dalam
konsep pendidikan seumur hidup terkandung gagasan belajar untuk hidup (learning to be),
dan masyarakat gemar belajar (learning society).

Learning to be memiliki tujuan belajar menjadi tingkat kualitas hidup memadai belajar me
njaddi warga yang produktif. Learning society adalah masyarakat yang terdapat didalamnya
lembaga-lembaga pendidikan. Pendidikan dan lembaga non pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan. The learning society, dimana warga
masyarakatbberpartisipasi di dalamnya juga dinamis, oleh karena berkesinambungan
didukung dan dibangun oleh warga masyarakat sendiri, ciri utamanya yaitu hasrat dan
dorongan untuk belajar secar berkesinambungan.
BAB III KONSEP PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

Pendidikan luar sekolah menambah dan melengkapi pendidikan yang tidak dapat
diselenggarakan oleh jalur pendidikan sekolah. Pendidikan Luar Sekolah memiliki
keleluasaan jauh lebih besar daripada pendidikan sekolah untuk secara cepat disesuaikan
dengan kebutuhan masyarakat yang senantiasa berubah, apalagi sebagai perwujudan ikhtiar
pembangunan nasional.

Untuk memahami pendidikan non formal dapat ditinjau dari dua sudut pandang yaitu:
(1). Konsep konversional dari pendidikan , (2) . dinamika tujuan dalam proses pendidikan.
Klasifikasi pendidikan luar sekolah dapat dibedakan dari segi tujuan, sistem penyampaian,
hirarki dalam sruktur program “credential” dan kebutuhaan. Adapun lima aspek yang tidak
bisa lepas dari terselenggaranya pls adalah: (1). Aspek pelestarian budaya, (2). Aspek teoritis,
(3). Dasar pijakan, (4).aspek kebutuhan terhadap pendidikan, (5). Keterbatasan lem bagaga
pendidikan sekolah.

Adapun unsur-unsur pendidikan luar sekolah adalah: warga belajar, sumber belajar,
pamong belajar, sarana belajar, tempat belajar, dana belajar, rajin belajar, kelompok belajar,
program belajar dan hasil belajar. Unsur ini merupakan slah satu pendukung program
pembelajaran namun disisi lain dapat digunakan menjadi dasar untuk menentukan patokan,
ukuran/standart penilaian untuk melihat sejauh mana pembelajaran mencapai tujuan yang
diinginkan.

Pendidikan nonformal sebagai komplemen adalah untuk melengkapi apa yang


diajarkan dalam pendidikan formal. Pendidikan non formal berfungsi sebagai komplemen
pendidikan formal dapat berupa kegiatan yang dilakukan disekolah,dan dengan menggunakan
fassilitas yang terdapat disekolah, yang dirancang melalui kegiatan ekstrakurikuler, seperti
pramuka, latihan drama, seni suara, olah raga, dan sebagainya. Pls sebagai komplemen adalah
pendidikan yang materinya melengkapi apa yang diperoleh di bangku sekolah.
BAB IV PENGERTIAN DASAR DAN PENAMAAN LAIN PENDIDIKAN NON
FORMAL

Pendidikan luar sekolah adalah setiap kesempatan dimana terdapat komunikasi uyang
teratur dan terarah di luar sekolah, dan seseorang memperoleh informasi, pengetahuan,
latihan ataupun bimbingan sesuai dengan usia dari kebutuhan hidupnya, denngan tujuan
mengembangkan tingkat keterampilan, sikap-sikap dan nilai-nilai yang memungkinkan
baginya menjadi peserta yang efisien dan efektif dalam lingkungan keluarga bahkan
masyarakatnya dan negaranya.

Pengertian pendidikan non formal menurut Colleta “ pendidikan non formal adalah
transmisi pengetahuan, keterampilan dan sikap yang bertujuan dan sistematik ( dengan
penekanan terhadap peningkatan keterampilan) di luar tehnologi pendidikan persekolahan
formal, dengan suatu susunan struktur waktu, tempat, sumbe-sumber, dan warga belajar yang
beragam akan tetapi terarahkan.” Bila difahami secara mendalam, defenisi yang
dikembangakan oleh colleta ini lebih bersifat peningkatan kecakapan isi pendidikan
nonformal pada aspek keterampilan.Pendidikan nonformal didefinisikan untuk tujuan kita
sebagai metode penilaian kepentingan kebutuhan orang dewasa dan remaja putus sekolah di
negara berkembang untuk berkomunikasi dengan mereka, motivasi , mereka dengan pola, dan
kegiatan terkai yang akan meningkatkan produktivitas mereka dan meningkatkan standart
hidup mereka.

Pembelajaran informal merupakan pembelajaran yang dihasilkan dari aktivitas


kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan pekerjaan, keluarga atau rekreasi.
Pendidikan informal adalah proses yang berlangsung sepanjang hayat, tiap-tiap orang
memperoleh nilai, sikap keterampilan dan pengetahuan yang berasal dari pengalaman hidup
sehari-hari dan dari pengaruh sumber pendidikan dalam lingkungan hidup seperti keluarga,
tetangga, pekerjaan, permainan, pasar, perpustakaan dan media massa.

Dalam pendidikan nonformal tercakup bermacam-macam kegiatan dengan berbagai


nama yang berbeda. Dalam kegiatan dengan berbagai nama yang berbeda. Dalam kegiatan
penelaahan terhadap pendidikan non formal terdapat penanaman lein pendidikan non formal
yang meliputi a. Pendidikan massa ( mass education), b. Pendidikan orang dewasa( adult
education), c. Pendidikan lanjutan, d. Pendidikan pembaharuan, d. Pendidikan pembaharuan,
e. Pendidikan kader organisasi, f. Pendidikan populer , g. Extension education, h. Pendidikan
dasar ( fundamental education)

BAB V LANDASAN HUKUM PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DI INDONESIA

UUD 1945 adalah merupakan hukum tertinggi di indonesia. Berdasarkan uu tentang


pendidikan luar sekolah di indonesia maka pendidikan nonformal meliputi pendidikan
kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan pemberdayaan perempuan,
pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan
serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.

Pasal yang mengatur atau yang bertalian dengan pendidikan dalam UUD 1945 ada dua pasal
yaitu:

Pasal 31 ayat 1 berbunyi “ setiap warga negara berhak mendapat pengajaran”

Pasar 32 ayat 2 berbunyi “ pemerintahan mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem


pengajaran “ .

Pasal 32 pada UUD berbunyi “ pemerintahan memajukan kebudayaan nasional indonesia


yang diatur dalam UU”

Berdasarkan UU ssistem pendidikan nasional No. 20 tahun 2003 pasal 26,m disebut
bahwa pendidikan nonformal deselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan
layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambahan, dan/ atau pelengkap
pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.

Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan republik indonesia no. 81 tahun 2013
tentang pendirian satuan pendidikan nonformal. Mendevinisikan pendidikan nonformal
adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelengarakan program pendidikan
nonformal.jenis-jenis pendidikan nonformal yang disebutkan dalam peraturan ini antara lain
sebagai berikut: 1. Program pendidikan kecakapan hidup, 2. Program pendidikan anak usia
dini, 3. Program pendidikan kepemudaan, 4. Program pendidikan pemberdayaan perempuan,
5. Program pendidikan keaksaraan, 6. Program pendidikan keterampilan kerja , 7. Program
pendidikan kesetaraan.
BAB VI KESETARAAN PENDIDIKAN FORMAL, PENDIDIKAN NORMAL DAN
PENDIDIKAN INFORMAL

Perbedaan karakteristik tersebut akan ditinjau dari penggolongan variabel, tujuan ,


waktu, isu, penyajian, dan pengawasan. Pendidikan formal membekali anak didik dengan
dasar-dasar yang umum bagi kehidupan di masa depan. Tujuan pendidikan ( walaupun dalam
pendidikan teknik ) sifat umum. Sedangkan pendidikan non formal disusun untuk memenuhi
kedudukan belajar jangka pendek yang diidentifikasi dari anak didik dan masyarakat. Karena
lebih menekankan perubahan tingkah laku fungsional warga belajar (pengetahuan
keterampilan dan sikap yang diperlukan.

Persamaan antara pendidikan luar sekolah dengan pendidikan persekolahan

1. Memiliki jam belajar tertentu


2. Menyelenggarakan evaluasi pelaksanaan program
3. Materi pendidikan diprogramkan secara tertentu
4. Diselenggarakan oleh pemerintahan dan atau pihak swasta

Persamaan antara pendidikan nonformal dengan pendidikan informal adalah keduanya terjadi
diluar pendidikan persekolahan, sasaran didik diterima tidak atas dasar usia, materi
pendidikan pada keluarga lebih bersifat praktis serta dilihat dari pandangan masyarakat dan
sudut pandang individu . persamaaan lain yaiotu fungsi pendidikan adalah untuk
pengembangan ilmu pengetahuan, tehnologi dan keterampilan bahwa menyiapkan suatau
generasi agar memiliki dan memainkan peranan tertentu dalam masyarakat.
BAB VII TUGAS-TUGAS DAN SASARAN POPULASI PENDIDIKAN NON
FORMAL

Tugas pendidikan nonformal di negara berkembang menurut Marzuki yaitu : (1) sebagai
persiapan memasuki dunia sekolah , (2) sebagai suplemen atau tambahan pelajaran karena
mata pelajaran karena mata pelajaran yang disajikan disekolah terbatas. (3) sebagai
komplement atau pelengkap karena kecakapan tertentu memang tidak diajarkan di sekolah
tetapi tetap dipandang perlu, sementara kurikulum sekolah tidak mampu menampungnya., (4)
sebagai pengganti karena anak-anak tidak pernah sekolah harus memperoleh kecakapan sama
atau setara dengan sekolah. Maka dapat dikatakan posisi pendidikan nonnformal yaitu dalam
pembangunan yaitu:

1. Alternativ education,
2. Updating education
3. Ajusting education
4. Regenerating education
5. Income generating education
6. Employment generating educating

Bentuk pelayanan dalam pendidikan non formal dilaksanakan oleh pendidik dan tenaga
kependidikan ( PTK) yanng berstatus pegawai negeri sipil, (PNS) maupun yang tidak
berstatus pegawai negeri sipil 9 (non-PNS). Kompetensi pendagogik pamong belajar adalah
kemampuan mengelolah pembelajaran yang meliputi pemahaman terhadap warga belajar,
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran,nevaluasi hasil pembelajaran, dan
pengembangan warga belajar untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Kompetensi kepribadian pamong belajar adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil
dewasa, arif, dan mulia.

Sasaran populasi pendidikan nonformal dapat ditinjau dari varibel usia, lingkungan sosial
budaya, jenis kelamin , mata pencaharian, taraf pendidikan, dan kelompok khusus. Ditinjau
dari segi usia maka sasaran populasi dapat digolongkan menjadi sasaran populasi yang
berusia 0-6 tahun, 7-12 tahun, 13-18 tahun, 19-24 tahun, dan 25 tahun. Ditinjau dari segi
lingkungan sosial budaya, maka penggolongan sasaran populasi PLS itu dapat dibagi atas :
a.Pedesaan (rural), dan perkotaan (urban).

Sasaran pendidikan luar sekolah dibagi menjadi dua sasaran pokok :


1. Pendidikan luar sekolah untuk pemuda
Pendidiikan ini timbul karena , masih banyak anak usia sekolah tidak memperoleh
pendidikan sekolah yang cukup, mereka memperoleh pendidikan tradisional, mereka
memperoleh latihan kecakapan khusus melalui pola-pola pergaulan.
2. Pendidikan luar sekolah untuk orang dewasa
Pendidikan ini timbul oleh karena orang-orang dewasa tertarik terhadap profesi kerja,
orang dewasa tertarik terhadap keahlian

Sasaran pendidikan luar sekolah sesuai dengan rancangan peraturan pemerintah

1. Ditinjau dari segi pelayanan


2. Ditinjau dari segi jenis kelamin
3. Berdasarkan lingkungan sosial budaya
4. Berdasarkan kekhususan sasaran pelajaran
5. Berdasarkan pranata
6. Berdasarkan sistem pengajaran
7. Berdasarkan segi pelembagaan program

BAB VIII KRITIK TERHADAP PENDIDIKAN FORMAL ISU-ISU DAN


PERMASALAHAN DALAM PENDIDIKAN NON FORMAL

Kritik-kritik yangg banyak dilontrkan terhadap praktik-praktik pendidikan formal dituju


untuk memperlihatkan kelemahan-kelemahan praktik pendidikan formal tersebut. Ivan illich
dan pluto freire mengkritik pendidikan sekolah dari segi gay pendidikannya yang tradisional.
Kritik bertitik tolak yang sama yaitu membebaskan manusia.

Illich mengemukakan, bahwa perbaikan terhadap pendidikan formal bagaimanapun baiknya


tidak akan pernah mampu menghasilkan atau menimbulkan sebuah reformasi yang
diinginkan. Menurut illich penghargaan yang berlebihan yang diberikan kepada sekolah
mengakibatkan masyarakat tidak berdaya cipta. Gaya hukum yang sebagai hakim, pemimpin,
ideologi atau dokter yang telah meniadakan rasa aman bagi murid harus menciptakan kondisi
kebalikan dari sekolah dengan cara memberikan kebebasan kepada warga belajar memilih
sendiri tentang apa yang akan dipelejari, dari siapa dan kapan.

Sedangkan freire menganggap sekolah sebaga i ” sistem penjinakan”. Sistem paternalisme


telah mengakibatkan kebodohan, kemiskinan, dan kemelaratan pada masyarakat. Untuk
membebaskan masyarakat dari kebodohan dan sebagainya, disaran kan pemerintah
menggunakan metode praxis. Konsep kepercayaan pada diri sendiri dan lingkungan dengan
metode praxis tersebut dapat membebaskan warga masyarakat dari belenggu kebodohan.

Mempertimbngakan kelemahan formal dan kritik dari beberapa ahli maka orang-orang mulai
berpaling kepada pendidikan non formal. Harapan itu berlandasan kepada hal sebagai berikut:

1. Pendidikan non formal bersifat fungsional dan bernilai oleh karena dikaitkan dengan
kebutuhan.
2. Pendidikan nonformal pembiayaannya lebih efektif untuk pencapaian tujuan
pendidikan
3. Pendidikan non formal dapat menghasilkan pengaruh jangka pendek dan jangka
panjang
4. Pendidikan ini menggunakan rancangan intruksional yang lebih efektif dan langsung.

Isu-isu yang sering muncul dalam pendidikan nonformal adalah sebagai berikut: (a)
menyangkut kebutuhan yang luas dan masal, (b) kelompok masyarakaat terabaikan, (c)
kebutuhan belajar yang paling diabaikan, (d) pengintegrasian pendidikan nonformal dan
formal, (e) bentuk metode intruksional dan media yang efektif dalam pendidikan
nonformal, (f) pembangkit motivasi belajar, (g) fasilitas, (h) biaya dan sumber (i)
evaluasi, dan penciptaan harmonisasi usaha-usah.

Masalah-masalah yang kritis yang timbul dalam kegiatan pendidikan nonformal antara
lain sebagai berikut: (1) pendidikan nonformal terlalu diangkat tinggi,( 2) masalah yang
menyangkut dapertemen yang menaungi pendidikan nonformal, (3) masalah yang
menyangkut kenutuhan pokok yang esensial, (4) masalah tenaga pendidikdalam
pendidikan nonformal.

BAB IX FALSAFAH PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

Falsafah negara adalah pancasila, dan atas dasar-dasar itu falsafah dan tujuan dari semua
bidang pembangunan adalah bersumber pada pancasila. Pancasila merupakan landasan
filosofi ideal, sedangkan UUD 1945 adalah landasan srukturil, dalam usaha kita untuk
mencapai tujuan-tujuan kemerdekaan nasional. Tugas yang telah diberikan UUD 1945
kepada pemerintah adalah untuk pembangunan bangsa indonesia.

secara umum tujuan pembangunan bangsa indonesia sebagai mana tercantum pada
pembukaan UUD 1945 adalah : (a) melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah
darah indonesia, (b) memajukan kesejahteraan umum, (c) mencerdaskan kehidupan bangsa,
(d) melaksanakan ketertiban dunia brdasarkan; kemerdekaan, perdamaian dan keadilan.

Landasan operasional pendidikan nasional dan pendidikan non formal, melihat pembukaan
UUD 1945 sebagai pemberian arah bagi pembinaan pendidikan nasional, dan bahkan
pendidikan harus menghasilkan manusia-manusia indonesia yang memiliki kemampuan dan
kepribadian sesuai dengan nilai-nilai pancasila dan mampu menerapkannya dalam hidup
sehari-hari . seperti yang tercantum dalam pasal 31 UUD 1945 : (1) tiap-tiap warga negara
berhak mendapat pengajaran ,(2) pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu
sistem pengajaran nasional, yang diatur dengan Undang –undang. Kemudian berdasrkan uu
sistem pendidikan nasional No. 20 tahun 2003, telah ditetapkan bahwa jalur pendidikan di
indonesia terdiri dari tiga jalur yaitu: (1) pendidikan formal, (2) pendidikan nonformal, (3)
pendidikan informl

Anda mungkin juga menyukai