OLEH:
VIVI CHAIRUNISA
1193313003
PG PAUD REGULER-C
SUMATERA UTARA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
karunia-Nya kepada saya dan menyelesaikan tugas rutin individu ini
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Critical Journal Review ini disusun sebagai tugas untuk mata kuliah
Psikologi Umum. Saya menyadari bahwa dalam penulisan Critical
Journal Review ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih
banyak kekurangan yang masih perlu diperbaiki, untuk itu saya
mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan ini, Critical Journal Review sehingga dapat
bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................................................................................................... i
Daftar Isi.................................................................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Kesimpulan..................................................................................................................... 20
B. Saran ................................................................................................................................. 22
Daftar Pustaka...........................................................................................................................................
BAB I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
gukuran terhadap peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran dalam periode tertentu
yang dapat diukur menggunakan instrumen yang relevan. Banyak faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar, ada yang dari dalam diri (internal) dan ada yang dari luar diri (eksternal). Abu
Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004: 138), prestasi belajar yang dicapai seorang individu
merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor 2 yang mempengaruhinya. Faktor-faktor
tersebut yaitu faktor yang berasal dari diri sendiri (internal) dan faktor yang berasal dari luar
diri (eksternal). Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa, meliputi faktor
jasmaniah, psikologi, dan faktor kematangan fisik maupun psikis. Faktor jasmaniah antara
lain panca indera yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya, berfungsinya kelenjar tubuh
yang membawa kelainan tingkah laku.
Faktor sosial meliputi lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Faktor budaya
meliputi adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian. Faktor lingkungan fisik
seperti fasilitas rumah dan fasilitas belajar. Fasilitas belajar meliputi ruang belajar, meja, kursi
penerangan, alat tulis, dan buku-buku pelajaran. Faktor tersebut saling berinteraksi baik
secara langsung maupun tidak langsung dalam mempengaruhi prestasi belajar.
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan
antara persepsi siswa SMA Bandung terhadap dukungan sosial orang tua dengan prestasi
belajar dengan subjek penelitian sebanyak 230 siswa SMA di Bandung yang tinggal dengan
kedua orangtuanya dan memiliki IQ total pada range rata-rata. Tipe penelitian ini termasuk
penelitian penjelasan atau explanatory research dengan menggunakan metode penelitian yaitu
metode korelasional. Pengambilan sampel secara random sampling serta pengambilan data
berupa metode kuisioner dan studi dokumentasi.
B. Tujuan Penulisan Critical Journal Report (CJR)
Mengkritik Jurnal (critical journal review) ini dibuat sebagai salah satu referensi
ilmu yang bermanfaat untuk menambah wawasan penulis maupun pembaca dalam
mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu jurnal, menjadi bahan pertimbangan, dan
juga menyelesaikan salah satu tugas individu mata kuliah Psikologi Umum pada Jurusan
Pendidikan Guru Paud di Universitas Negeri Medan.
Memberi masukan kepada penulis jurnal berupa kritik dan saran terhadap
cara penulisan, isi, dan substansi jurnal.
BAB II.
RINGKASAN
Website : journal.unair.ac.id/filerPDF/110610161_Ringkasan.pdf
Jumlah Halaman :5
Prestasi belajar siswa SMA di Bandung dapat dikatakan masih belum memuaskan. Hal
ini dapat diketahui berdasarkan data peringkat 10 besar UN SMA se-Jawa Timur 2010/2011,
Surabaya tidak masuk peringkat 10 besar. Suryabrata (2007:233) mengklasifikasikan faktor-
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar terdiri atas dua yakni faktor internal (fisiologis dan
psikologis) dan eksternal (sosial dan non-sosial). Pada faktor eksternal, Hawadi (2001:90)
menambahkan bahwa ia membedakan menjadi tiga macam, meliputi lingkungan sekolah,
keluarga, dan masyarakat.
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan
antara persepsi siswa SMA Bandung terhadap dukungan sosial orang tua dengan prestasi
belajar dengan subjek penelitian sebanyak 230 siswa SMA di Bandung yang tinggal dengan
kedua orangtuanya dan memiliki IQ total pada range rata-rata. Tipe penelitian ini termasuk
penelitian penjelasan (explanatory research) dengan menggunakan metode penelitian yaitu
metode korelasional. Pengambilan sampel secara random sampling serta pengambilan data
berupa metode kuisioner dan studi dokumentasi.
Lingkungan terkecil dari siswa adalah lingkungan keluarga. Orang tua harus mampu
menyediakan fasilitas belajar dengan lengkap. Namun kenyataannya banyak orang tua yang
belum mampu menyediakan fasilitas belajar dengan lengkap dikarenakan oleh banyak faktor
salah satunya yaitu keadaan ekonomi keluarga. Hal tersebut seperti yang dikemukakan oleh
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004: 88), bahwa keadaan ekonomi keluarga akan
mempengaruhi
Penelitian ini dilakukan dengan cara mengambil sampel secara random sampling
sebanyak 230 sampel. Lalu peneliti mengukur intelegensi sampel yang dilakukan biro
psikologi Exensia, guna untuk menjaga kesamaan alat tes yang digunakan. Pengambilan data
dengan metode kuisioner dengan jumlah sebanyak item 103 dengan pilihan respon sangat
setuju SS, setuju S, tidak setuju TS, dan sangat tidak setuju STS dan studi dokumentasi.
Selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan korelasi spearman dengan bantuan SPSS.
Maka diperoleh nilai korelasi antara persepsi siswa terhadap dukungan sosial orangtua dengan
prestasi belajar sebesar r = 0,130, hal ini berarti arah korelasi nihil. Dan probabilitas p =
0,064, jika nilai probabilitas > 0,05 maka Ha ditolak. Kedua variabel tersebut secara nyata
tidak berkorelasi sehingga Ha ditolak berarti tidak terdapat hubungan antara persepsi siswa
terhadap dukungan sosial orangtua dengan prestasi belajar siswa SMA di Bandung.
Hasil yang didapatkan peneliti menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara
persepsi siswa terhadap dukungan sosial orangtua dengan prestasi belajar siswa SMA di
Bandung. Hal ini dapat disebabkan karena :
PEMBAHASAN
Penulisan judul sudah benar, dicetak dengan huruf besar/kapital, dicetak tebal (bold)
tidak melebihi jumlah kata maksimum 15. Penulisan nama penulis juga sudah benar, nama
penulis ditulis di bawah judul tanpa gelar, tidak boleh disingkat, diawali dengan huruf kapital,
tanpa diawali dengan kata ”oleh”, urutan penulis adalah penulis pertama diikuti oleh penulis
kedua, ketiga dan seterusnya. Nama perguruan tinggi dan alamat surel (email) semua penulis
ditulis di bawah nama penulis.
Tata cara penulisan dan isi abstrak sudah baik karena penulis dapat memberikan
gambaran menyeluruh mengenai kegiatan penelitian tentang Hubungan Antara Persepsi Siswa
Terhadap Dukungan Sosial Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa SMA di Bandung serta
menjelaskan latar belakang jurnal penelitian yang dibuat secara ringkas, tepat dan jelas.
Dalam penulisan jurnal jenis huruf yang digunakan sama, penggunaan sistem penomoran
(numbering) juga tersusun dengan baik.
Referensi yang digunakan peneliti sudah cukup baik. Ditambah lagi peneliti dalam
membuat item pada instrumen penelitiannya mengacu pada teori di sebuah buku. Seluruh
kutipan pustaka sudah sesuai dengan daftar pustaka.
Pada metode penelitian, peneliti tidak hanya mengambil data dengan kuisioner tapi
juga dengan studi dokumentasi. Namun peneliti tidak menjelaskan bagaimana studi
dokumentasi yang ia lakukan, hasil studi dokumentasi juga tidak dibahas oleh peneliti.
Kuisioner yang dibuat peneliti sebagai instrumen penelitian berjumlah 103 item,
dalam jurnal peneliti tidak menyebutkan apakah instrumen tersebut telah valid atau belum.
Karena validitas instrumen sangat mempengaruhi hasil penelitian. Jumlah item yang
digunakan peneliti pada alat instrumen penelitian terlalu banyak, yaitu 103 item. Responden
akan merasa jenuh untuk menjawab 103 item tersebut.
Subjek penelitian yang digunakan responden berjumlah 230 siswa SMA, peneliti tidak
membatasi apakah sampel yang digunakan siswa kelas X, XI atau XII. Tentu ketiga tingkatan
tersebut memiliki karakter emosional dan sosial yang berbeda. Akibatnya hasil penelitian
kurang valid dan tidak sesuai dengan harapan peneliti.
3.3 Implikasi terhadap Perkembangan Pendidikan
Johnson & Johnson (Nobelina Adicondro & Alfi Purnamasari, 2011: 20) menyatakan
bahwa ada empat manfaat dukungan sosial, yaitu:
1. Meningkatkan produktivitas dalam pekerjaan;
2. Meningkatkan kesejahteraan psikologis dan penyesuaian diri dengan memberikan rasa
memiliki;
3. Memperjelas identitas diri, menambah harga diri, dan mengurangi stress;
4. Meningkatkan dan memelihara kesehatan fisik serta pengelolaan terhadap stress &
tekanan.
Dukungan sosial dapat membuat individu merasa nyaman dan mengurangi stress yang
dirasakan. Kenyamanan yang dirasakan indvidu akan meningkatkan kesejahteraan psikologis
dan dapat meningkatkan produktifitas kerja.
Menurut Ni Made Sintya Noviana Utami (2013: 14), ada beberapa manfaat dari
dukungan sosial, antara lain yaitu: individu mampu menghadapi masalah dengan lebih baik;
membantu meningkatkan kompetensi dan rasa percaya diri; mengurangi kecemasan dan
stress; dan membuat individu lebih berpikir positif dalam menghadapi permasalahan. Dengan
dukungan dari orang lain, individu akan terbantu dalam menghadapi masalah sehingga dapat
mengurangi tekanan dan stress yang dirasakan. Hasil penelitian Dubow & Tisak (Tina Afiatin
& Budi Andayani, 1998: 39) menyatakan bahwa siswa sekolah dasar yang cukup mendapat
dukungan sosial dan memiliki ketrampilan pemecahan masalah, memiliki penyesuaian diri
yang baik. Dukungan sosial yang dirasakan anak akan membuat anak percaya diri dan lebih
dapat menyesuaikan diri dengan baik.
Pembentukan kemandirian belajar pada siswa (Biemiller, 1998) ditentukan oleh 2 hal.
Pertama adalah sumber sosial, yaitu orang dewasa yang berada di lingkungan siswa seperti
orangtua, pelatih, anggota keluarga dan guru. Orang dewasa ini dapat mengkomunikasikan
nilai kemandirian belajar dengan modelling, memberikan arah dan mengatur perilaku yang
akan dimunculkan. Sumber yang kedua adalah mempunyai kesempatan untuk melatih
kemandirian belajar. Siswa yang secara konstan selalu diatur secara langsung oleh orangtua
dan guru tidak dapat membangun ketrampilannya untuk dapat belajar secara mandiri karena
lemahnya kesempatan yang mereka punya.
Menurut Johnson (2009), kemandirian belajar yang dimiliki oleh siswa melibatkan
studi akademik dalam kehidupan sehari – hari yang diterapkan dengan berbagai cara untuk
mencapai tujuan. Hal ini melibatkan kerja sama dengan orang lain. Kerja sama ini meliputi
kerjasama antara individu dengan individu lain, baik sesama siswa, siswa dengan guru dan
siswa dengan keluarganya.
Menurut Santrock (2003), keluarga merupakan pilar utama dan pertama dalam
membentuk anak untuk mandiri. Dukungan yang paling besar di dalam lingkungan rumah
adalah bersumber dari orang tua. Orangtua diharapkan dapat memberikan kesempatan pada
anak agar dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya, belajar mengambil inisiatif,
mengambil keputusan mengenai apa yang ingin dilakukan dan belajar
mempertanggungjawabkan segala perbuatannya. Hal ini dapat membentuk anak mengalami
perubahan dari keadaan yang sepenuhnya tergantung pada orang tua menjadi mandiri.
Dalam mengembangkan motivasi pada diri siswa, peran orangtua merupakan hal yang
penting. Persepsi anak terhadap dukungan orangtua dan harapan anak terhadap orangtua dapat
berfungsi sebagai motivator positif bagi pelajar (Ethington, 1991). Rasa percaya orangtua
terhadap kemampuan akademis anak, mengarahkan anak agar mandiri, memberikan penguat
bagi perilaku berprestasi, serta keterlibatan di dalam pembelajaran anak dapat memunculkan
persepsi diri positif dan motivasi akademis (Eccles, Wigfiled &, 1998 ; Gonzalez-DeHass,
Wiwms, & Holbein, 2005).
Menurut Sarafino (2002), dukungan sosial adalah berbagai macam dukungan yang diterima
oleh seseorang dari orang lain, dapat berupa dukungan emosional, dukungan penghargaan
atau harga diri, dukungan instrumental, dukungan informasi atau dukungan dari kelompok.
Menurut Canavan dan Dolan (2000), dukungan sosial dapat diaplikasikan ke dalam
lingkungan keluarga, seperti orang tua. Jadi dukungan sosial orang tua adalah dukungan yang
diberikan oleh orang tua kepada anaknya baik secara emosional, penghargaan, instrumental,
informasi ataupun kelompok.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang didapatkan menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan
antara persepsi siswa terhadap dukungan sosial orangtua dengan prestasi belajar siswa SMA
di Bandung.
Menurut saya, secara keseluruhan jurnal tersebut masih kurang baik, karena perlu
diperbaiki dibeberapa bagian seperti metode penelitian yang digunakan, kuesioner yang
dibuat, jumlah item yang digunakan peneliti pada alat instrumen penelitian, dan subjek
penelitian yang digunakan responden.
B. Saran
Milfayetty, Sri., Yus, Anita., dkk. 2015. Psikologi Pendidikan. Medan: Unimed Press