OLEH
KELOMPOK 5:
3.IRA SAFITRI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah Swt yang mana Berkat dan Karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini sebagai salah satu syarat untuk memenuhi nilai tugas mata
kuliah Filsafat Pendidikan.
Kami tahu bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,karena tiada gading yang tak retak
dan kami adalah manusia biasa yang memiliki banyak keterbatasan.Oleh karena itu,kritik dan
saran yang membangun kami harapkan dari semuanya agar ke depannya dapat lebih baik lagi.
Dan harapan kami untuk makalah ini adalah semoga dapat bermanfaat bagi semuanya
untuk mendukung serta menambah wawasan kita pada umumnya dan menambah wawasan
dalam belajar mata kuliah Filsafat Pendidikan pada khususnya.Dengan demikian untuk
perhatian,do’a dan dukungan dari semuanya,kami ucapkan terima kasih.
Kelompok 5
DAFTAR ISI
BAB I ................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN................................................................................................................ 4
BAB II.................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN .................................................................................................................. 6
PENUTUP ......................................................................................................................... 12
1.1 Kesimpulan.......................................................................................................... 12
PENDAHULUAN
Di dalam makalah ini membahas mengenai Landasan Agama, Filsafat, Sosiologi, Hukum,
dan Landasan Moral , Dengan agama dapat memberikan bimbingan dalam hidup. Aturan
agama dapat menentramkan batin.. Ajaran agama sebagai penolong dalam kebahagiaan
hidup. Ajaran agama sebagai pengendali moral. Agama dapat menjadi terapi jiwa. Agama
sebagai pembinaan mental.
Landasan FilsafatKata filsafat ( filsafat ) bersumber dari bahasa Yunani, philien berarti
cinta dan sophia berarti jaman. Cinta berarti hasrat yang besar atau yang berkobar-kobar atau
yang sungguh -sungguh. Kebijaksanaaan kebenaran kebenaran sejati atau kebenaran yang
sebenarnya. Jadi filosofi artinya hasrat atau keinginan yang sungguh-sungguh akan kebenaran
sejati (Soetriono dan Rita Hanafi, 2007: 20).Pancasila sebagai Landasan Filsafat Sistem
Pendidikan NasionalPasal 2 UU-RI No. 2 Tahun 1989 menetapkan bahwa pendidikan
Nasional berdasarkanPancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Rincian selanjutnya tentang
hal itu informasidalam penjelasan UU-RI No. 2 Tahun 1989, yang menyatakan bahwa
pembangunannasioanal termasuk dibidang pendidikan adalah pengamalan pancasila, dan
untuk itu pendidikan nasional mengusahakan antara lain: “Pembentukan manusia Pancasila
sebagaimanusia pembangunan yang tinggi kualitasnya dan mampu mandiri”.
PEMBAHASAN
Aspek pertama dari pendidikan agama, adalah ditujukan kepada jiwa atau
pembentukankepribadian.Aspek kedua dari pendidikan agama, adalah ditujukan kepada
pikiran atau pengajaranagama itu sendiri.Peran agama dalam kesehatan mental, antara lain :
Pula Hilangkan pesan penilaian pengguna Tingkatkan Pengalaman Anda Nilai akan
membantu kami untuk menyarankan dokumen terkait yang lebih baik kepada semua pembaca
kami! 0% menganggap dokumen ini bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai
bermanfaatBermanfaat 100% menganggap dokumen ini tidak bermanfaat, Tandai dokumen
ini sebagai tidak bermanfaatTidak bermanfaat bahwa pancasila itu adalah jiwa seluruh rakyat
Indonesia, kepribadian bangsa Indonesia, pandangan hidup bangsa Indonesia, dan dasar
Negara Republik Indonesia (Savira). Landasan filosofis merupakan landasan yang berkaitan
dengan makna atau hakikat pendidikan, yang berusaha menelaah masalah-masalah pokok
seperti: Apakah bependidikan itu ? Mengapa pendidikan itu diperlukan ? Apa yang
seharusnya menjadi tujuanya, dan sebagainya. Landasan filosofis adalah landasan yang
berdasarkan atau bersifat filsafat (falsafah). Kata filsafat (philosophy) bersumber dari bahasa
yunani.
Terdapat kaitan yang erat antara pendidikan dan filsafat karena filsafat mencoba
merumuskan citra tentang manusia dan mayarakat, sedangkan pendidikan
berusaha mewujudkan citra itu. Rumusan tentang harkat dan martabat manusia beserta
masyarakatnya ikut menentukan tujuan dan cara-cara penyelenggaraaan pendidikan, dan dari
sisi lain pendidikan merupakan proses memanusiakan manusia. Filsafat pendidikan
merupakan jawaban secara kritis dan mendasar berbagai pertanyaan pokok sekitar
pendidikan, seperti apa mengapa, kemana, dan bagaimana, dan sebagainya dari
pendidikan itu.Kejelasan berbagai hal itu sangat perlu untuk menjadi landasan berbagai
keputusan dan tindakan yang dilakukan dalam pendidikan. Hal itu sangat penting karena hasil
pendidikan itu akan segera tampak, sehingga setiap keputusan dan tindakan itu harus
diyakinkan kebenaran dan ketepatanya meskipun hasilnya belum dapat dipastikan.
(ARIS, 2011)
Empiris adalah ciri utama sosiologi sebagai ilmu, Sebab bersumber dan diciptakan
darikenyataan yang terjadi di lapangan.
Teoritis adalah peningkatan fase penciptaan yang menjadi salah satu bentuk budaya
yang bisa disimpan dalam waktu lama dan dapat diwariskan kepada generasi muda.
Komulatif adalah sebagai akibat dari penciptaan terus – menerus sebagai konsekuensi
dariterjadinya perubahan di masyarakat, yang membuat teori – teori itu akan
berkomulasi mengarahkepada teori yang lebih baik.
Nonetis adalah karena teori ini menceritakan apa adanya tentang masyarakat beserta
individu – individu di dalamnya, tidak menilai apakah hal itu baik atau buruk.
Pendidikan merupakan peristiwa sosial yang berlangsung dalam latar interaksi sosial.
Dikatakan demikian, karena pendidikan tidak dapat dilepaskan dari upaya dan proses saling
mempengaruhi antara individu yang terlibat di dalamnya. Dalam posisi yang demikian, apa
yang dinamakan pendidik dan peserta didik, menunjuk kepada dua istilah yang dilihat dari
kedudukannya dalam interaksi sosial. Artinya, siapa yang bertanggungjawab atas perilaku
dan siapa yang memilki peranan penting dalam proses mengubahnya. Karena itu, proses
pendidikan untuk menunjukkan siapa yang menjadi pendidik dan siapa yang menjadi peserta
didik secara permanen, karena keduanya dapat saling berubah fungsi dan kedudukan.
Landasan sosiologi pendidikan adalah seperangkat asumsi yang dijadikan titik tolak
dalam rangka praktek dan atau studi pendidikan yang bersumber sosiologi. Sosiologi
pendidikan meliputi: interaksi guru-guru dengan siswa, dinamika kelompok kelas atau
sekolah, struktur dan fungsi pendidikan, serta sistem-sistem masyarakat dan pengaruhnya
terhadap pendidikan. Tujuan dari penulisan jurnal ini adalah untuk menjelaskan mengapa
sosiologi diperlukan sebagai salah satu landasan pendidikan, bagaimana implementasi
landasan sosiologis pendidikan di Indonesia, bagaimana implikasi landasan sosiologis
pendidikan terhadap pendidikan Indonesia. Berdasarkan analisis sosiologi memiliki peran
yang penting dalam pendidikan sebagai acuan atau dasar dalam rangka mencapai tujuan dari
pendidikan, dasar atau acuan.
(Meilani ) (Savira)
2.5 Landasan Moral
Manusia dalam hal ini sebagai individu anggota masyarakat, kapabilitas dan
kualitasnyasecara keseluruhan telah teruji melalui sikap, perilaku, serta kemampuan untuk
mencari,menciptakan dan menerapkan cara kerja terus dipertahankan hingga generasi ketiga
setelahkemerdekaan dan menjadi anak bangsa yang aktif menopang pembangunan dalam
segalalingkup dengan menempatkan diri dalam berpartisipasi, serta mendorong dan memberi
arah bagi terwujudnya sosok manusia seutuhnya yang beriman, beretika, berkualitas,
potensial,kreatif dan berprestasi serta mampu dan tak kenal menyerah dalam memberikan
yang terbaik dari dirinya, guna meningkatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan
bangsa, baik dalam skala daerah maupun skala nasional. (Meilani )
Salah satu yang berkaitan dengan akhlak atau tingkah laku adalah etika dan moral.
Ketiga mempunyai hubungan satu sama lain. Pada dasarnya tingkah laku atau akhlak adalah
sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, sehingga ia akan muncul secara spontan tanpa
memerlukan pemikiran atau pertimbangan lebih dahulu. Tingkah laku ini di ukur dari wujud
perbuatan atau kelakuannya. Bila kelakuan baik yang keluar karena adanya dorongan jiwa
untuk melakukan hal yang baik. Kemudian disamping akhlak, adanya istilah etika dan moral.
Ketiganya menentukan nilai baik dan buruk sikap dan perbatan manusia. Perbedaannya bila
akhlak standartnya al-quran dan hadits, etika standartnya akal dan pikiran, sedangkan moral
standartanya adat kebiasaan yang mum berlaku di masyarakat.
Etika dan moral merupakan salah satu bentuk perilaku manusia yang menentukan
baik buruknya sifat maupun watak manusia tersebut. Etika adalah filsafat moral. Dengan
demikian etika berada dalam wilayah teoritis bukan praktis. Sebalikanya moral pun juga bisa
disebut sebagai wilayah teoritis jika merupakan filsafata moral. Akan tetapi antara etika dan
moral dapat dijadikan sebagai bentuk konsep yang dapat mengarahkan manusia kepada
tatanan nilai yang berbudi luuhur dalam bentuk perilaku yang mengarah kepada kebaikan
sesuai aturan yang telah ditetapkan. Dengan adanya etika atau tingkah laku maka pribadi
manusia dapat tercapai dengan baik sesuai dengan kaidah dan norma-norma yang telah
ditetapkan oleh ajaran agama. Etika tersebut akan membawa pada tata derajat manusia yang
sempurna apabila mereka taat dan patuh pada aturan itu serta tidak menyimpang dari
padanya. http://digilib.uinsby.ac.id/11231/5/bab%202.pdf .
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia, karena
di mana pun dan kapan pun di dunia terdapat pendidikan. Pendidikan pada hakikatnya
merupakan usaha manusia untuk memanusiakan manusia itu sendiri, yaitu untuk
membudayakan manusia atau untuk memuliakan manusia. Untuk terlaksananya pendidikan
dengan baik dan tepat, diperlukan suatu ilmu yang mengkaji secara mendalam bagaimana
harusnya pendidikan itu dilaksanakan. Ilmu yang menjadi dasar tersebut haruslah yang telah
teruji kebenaran dan keampuhannya. Ilmu tersebut adalah ilmu pendidikan. Pendidikan tanpa
ilmu perndidikan akan menimbulkan kecelakaan pendidikan.
Landasan pendidikan secara singkat dapat dikatakan sebagai tempat bertumpu atau
dasar dalam melakukan analisis kritis terhadap kaidah-kaidah dan kenyataan tentang
kebijakan dan praktik pendidikan. Kajian analisis kritis terhadap kaidah dan kenyataan
tersebut dapat dijadikan titik tumpu atau dasar dalam upaya penemuan kebijakan dan Pratik
pendidikan yang tepat guna dan bernilai guna. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa
landasan pendidikan merupakan dasar bagi upaya pengembangan kependidikan dalam segala
aspeknya.
3.2 Saran
Pelajarilah Landasan Agama, Filsafat, Sosiologi, Hukum, dan Landasan Moral dengan
baik, karena hal tersebut memberi manfaat bagi kita , apa saja pengertian Landasan yang ada
pada setiap pembahasan, apa saja yang termasuk ke dalam Landasan-landasan tersebut ,lebih
menguasai materi Landasan-landasan yang kita bahas, banyak sekali manfaat yang kita
peroleh dalam pembahasan Landasan Agama, Filsafat, Sosiologi, Hukum, dan Landasan
Moral yang kita bahas di makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
ARIS, R. (2011, Maret Kamis). Landasan Filsafat dalam Pendidikan. Diambil kembali dari
kOMPASIANA:
https://www.kompasiana.com/ariesrohmadi/55009046a33311597351125f/landasan-
filsafat-dalam-pendidikan
Meilani , S. (t.thn.). Meilani Sari Ringkasan Landasan Agama, Filsafat, Sosiologi, Hukum, Dan
Landasan Moral. Diambil kembali dari SCRIBD:
https://www.scribd.com/document/487568113/Meilani-Sari-l-Ringkasan-Landasan-Agama-
Filsafat-Sosiologi-Hukum-Dan-Landasan-Moral
Satriadin , S. (2017). LANDASAN SOSIOLOGIS DALAM PENDIDIKAN. Jurnal Ilmu SosialDan Pendidikan,
1(2).