Anda di halaman 1dari 17

FILSAFAT PENDIDIKAN

Aliran Filsafat Pragmatisme, Eksistensialisme, progresivise.

OLEH

KELOMPOK 5:

1. NUR ANISA SIMBOLON

2. RAMADANI SHOHIRO HASIBUAN

3. IRA SAFITRI

DOSEN MATA KULIAH:Dra.ROSDIANA,M.Pd

UNIVERSITAS NEGERI

MEDAN FAKULTAS ILMU

SOSIAL

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang mana Berkat dan
Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai salah satu syarat untuk
memenuhi nilai tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan.

Kami tahu bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,karena tiada gading yang tak
retak dan kami adalah manusia biasa yang memiliki banyak keterbatasan.Oleh karena
itu,kritik dan saran yang membangun kami harapkan dari semuanya agar ke depannya dapat
lebih baik lagi.

Dan harapan kami untuk makalah ini adalah semoga dapat bermanfaat bagi semuanya
untuk mendukung serta menambah wawasan kita pada umumnya dan menambah wawasan
dalam belajar mata kuliah Filsafat Pendidikan pada khususnya.Dengan demikian untuk
perhatian,do’a dan dukungan dari semuanya,kami ucapkan terima kasih.

Kabupaten Batu Bara,13 september 2021

Kelompok 5
DAFTAR ISI

FILSAFAT PENDIDIKAN.......................................................................................................1

KATA PENGANTAR................................................................................................................2

DAFTAR ISI...............................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang......................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................................5

BAB II..........................................................................................................................................6

PEMBAHASAN.........................................................................................................................6

2.1 Aliran Filsafat Pragmatisme...............................................................................................6

1. Pengertian aliran filsafat pragmatisme...............................................................................................6

2. Tokoh aliran filsafat Pragmatisme.....................................................................................................6

3. kurikulum aliran progresivisme.........................................................................................................7


2.2 Aliran Filsafat Eksistensialisme.............................................................................................8

1. Pengertian aliran filsafat eksistensialisme.........................................................................................8

2. Tokoh- tokoh aliran filsafat eksistensialisme.....................................................................................8

3. Kurikulum aliran filsafat eksistensialisme.........................................................................................9


2.3 Aliran Filsafat progresivisme..............................................................................................11

1. Pengertian aliran filsafat progresivisme...........................................................................................11

2. Tokoh- tokoh aliran filsafat progresivisme......................................................................................12

3. Kurikulum aliran filsafat Progresivisme..........................................................................................13

BAB III......................................................................................................................................14

PENUTUP.................................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................14
3.2 Saran.....................................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................15
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Banyak sekali orang yang tidak mengetahui apa itu filsafat, baik orang yang
hidupnya di lingkungan pendidikan ,maupun yang jauh dari pendidikan,seperti
pedesaan maupun di perkotaan . Pada hal tanpa mereka sadari , sebenarnya mereka
dekat dengan filsafat dan mereka juga pernah berfilsafat. Dalam menjalani kehidupan
ini kita sering mengandalkan filsafat. Dalam perenungan kita banyak sekali muncul
pertanyaan dan pilihan sebagai alternatif jawaban dari setiap pertanyaan.

Filsafat banyak beragam alirannya ,maka dalam filsafat pendidikan pun kita
akan temukan bermacam - macam aliran . Menurut Edward J.Power aliran filsafat
pendidikan terbagi menjadi aliran idialisme, realisme ,humanisme religious
rasionalisme, pragmatisme, eksistensialisme, merupakan pandangan dalam filsafat
pendidikan yang berpengaruh dalam pengembangan pendidikan. Namun di dalam
makalah ini hanya membahas mengenain aliran filsafat pragamatisme,
eksistensialisme,progresivise yang mana di seluruh aliran itu merupakan suatu
dialektik dari berbagai pandangan filsafat pendidikan .
1.2 Rumusan Masalah

1.Apakah pengertian dari aliran pragamatisme,

eksistensialisme,progresivise itu?

2.Bagaimana sistem kurikulum pada aliran filsafa

pragamatisme, eksistensialisme,progresivise itu ?

3. Bagaimana pendapat ahli mengenai aliran filsafat pragamatisme,

eksistensialisme,progresivise itu ?

1.3 Tujuan Penulisan

1.Agar kita semua, khususnya mahasiswa tahu tentang pengertian pada aliran filsafat
pragamatisme, eksistensialisme,progresivise itu.

2.Agar kita semua, khususnya mahasiswa tahu tentang sistem kurikulum apa saja yang
digunakan pada aliran filsafat pragamatisme, eksistensialisme,progresivise itu.

3. Agar kita semua, khususnya mahasiswa tahu tentang pendapat para ahli mengenai teori
aliran filsafat pragamatisme, eksistensialisme,progresivise itu.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Aliran Filsafat Pragmatisme.

1. Pengertian aliran filsafat pragmatisme.

Kata pragmatisme berasal dari bahasa Yunani yaitu pragma yang berarti suatu
tindakan. Jadi dapat diartikan bahwa pragmatisme adalah suatu sikap yang menggunakan
pikiran, kepercayaan dan nilai kebenaran sebagai akibat dari praktis. Dasar dari pemikiran
ini yaitu logika pengamatan. Oleh karena itu pragmatisme juga diartikan sebagai aliran
filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar adalah sesuatu yang terbukti nyata praktis
manfaat dan hasilnya.Sedangkan dalam konteks pendidikan, pragmatisme memiliki dua
peranan yang pertama yaitu bahwa semua pelajaran akan diarahkan pada kegunaan
individu, dan yang kedua yaitu apa yang sedang dilakukan harus berguna bagi lembaga
pendidikannya.

2. Tokoh aliran filsafat Pragmatisme

a. Charles Sandre Peirce

Peirce dikenal sebagai ahli filsafat klasik, dimana peirce menyimpulkan bahwa
salah satu kunci dalam usaha adalah bukti, perspektif dan peluang. Dalam aliran
pragmatisme banyak ditemukan hasil ajaran dari peirce diantaranya yaitu bahwa prinsip
pengalaman selalu mempunyai hubungan dengan pengalaman lain. Oleh karena itu
menurut peirce, pragmatisme yaitu usaha mengemukakan arti melalui pengalaman yang
dapat dijelaskan secara bahasa dan matematika.

b. William James

Pemikiran William James lahir ketika memahami ilmu pengetahuan yang


cenderung normatif. Dimana pada saat itu beliau beranggapan tentang suatu masalah
kebenaran asal, tujuan dan hakikat orang Amerika yang teoretis. Oleh karena itu James
menyatakan bahwa pragmatisme merupakan realitas yang tampak dimana seseorang harus
mempertimbangkan terlebih dahulu apa yang akan dikerjakan sebelum melakukannya.
c. John Dewey

Pemikiran John Dewey yaitu mengenai pokok-pokok pendidikan yang terdiri


dari kehidupan, pertumbuhan, proses sosial, dan membangun kembali pengalaman.
Melalui pemikirannya, beliau akhirnya membangun suatu sekolah yang lebih ditekankan
pada kegiatan belajar dengan bekerja atau yang biasa disebut sekolah kerja. Selain itu,
Dewey juga beranggapan bahwa pengetahuan dapat dicapai melalui cara berpikir reflektif.

d. Heracleitos
Heracleitos beranggapan bahwa semua yang tampak sebenarnya tidak ada, artinya
pragmatisme disini yaitu bahwa realitas selalu dalam proses yang dibuat.

3. kurikulum aliran progresivisme.

Dalam bidang kurikulum aliran progresivisme menghendaki kurikulum yang


bersifat luwes dan terbuka. Kurikulum dapat dirubah dan dibentuk, dikembangkan sesuai
dengan perkembangan zaman dan Iptek. Hal ini sejalan dengan kenyataan sejarah yang
menunjukkan adanya perkembangan dan perubahan kurikulum di Indonesia, yang dimulai
dari Rencana Pembelajaran pada tahun 1947, Kurikulum tahun 1975, Kurikulum tahun
1984, kurikulum tahun 1994, kurikulum tahun 2004 (KBK) dan Kurikulum 2006 (KTSP)
dan kurikulum tahun 2013 yang belum dilaksanakan menyeluruh karena masih banyak
problem dan kajian yang mendalam terlebih dalam masalah evaluasi dan lainya.

Dalam kurikulum pendidikan aliran progresivisme ini menghendaki lembaga


pendidikan memiliki kurikulum yang bersifat fleksibel, dinamis, tidak kaku, tidak terkait
dengan doktrin-doktrin tertentu, bersifat terbuka, memilki relevansi dengan prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum pendidikan.

Salah satu dari prinsip pengembangan kurikulum dikembangkan atas


dasarkesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni agar dapat berkembang
secara dinamis. Dalam konteks model pengembangan kurikulum pendidikan, terdapat
komponen-komponen yang saling terkait secara sistemik, yakni komponen kompetensi,
materi, metode dan juga evaluasi. Materi pelajaran memerlukan metode, tehnik, dan
strategi pembelajaran, untuk mencapai kompetensi. Strategi pembelajaran berkaitan
dengan upaya yang harus dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan. Strategi
pembelajaran sangat tergantung pada tujuan dan materi kurikulum.

Untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran sangat diperlukan evaluasi.


Evaluasi merupakan komponen untuk melihat efektifitas pencapaian tujuan pembelajaran.
Dalam konteks kurikulum evaluasi dapat berfungsi untuk mengetahui pencapaian tujuan
yang telah ditetapkan dan dapat pula digunakan sebagai umpan balik dalam perbaikan
strategi yang telah ditetapkan, sehingga tujuan dari pendidikan benar-benar tercapai
sebagaimana yang telah ditentukan.

2.2 Aliran Filsafat Eksistensialisme.

1. Pengertian aliran filsafat eksistensialisme.

Eksistensialisme biasa dialamatkan sebagai salah satu reaksi dari sebagian


terbesar reaksi terhadap peradaban manusia yang hampir punah akibat perang dunia
kedua. Dengan demikian eksistensialisme pada hakikatnya adalah merupakan aliran
filsafat yang bertujuan mengembalikan keberadaan umat manusia sesuai dengan
keadaan hidup asasi yang dimiliki dan dihadapinya. Sebagai aliran filsafat,
eksistensialisme berbeda dengan filsafat eksistensi. Paham eksistensialisme secara
radikal menghadapkan manusia pada dirinya sendiri, sedangkan filsafat eksistensi
adalah benar-benar sebagai arti katanya, yaitu: “filsafat yang menempatkan cara wujud
manusia sebagai tema sentral . Maka di sini letak kesulitan merumuskan pengertian
eksistensialisme sebagai aliran filsafat.Eksistensialisme adalah salah satu dari
pendatang baru dalam belantika filsafat. Ia hampir seluruhnya adalah
produk abad XX. Dalam beberapa hal ia
2. Tokoh- tokoh aliran filsafat eksistensialisme.

a. Soren Aabye Kierkegaard


Sejak pertengahan abad 18 sebelum Perang Dunia I Soren Kierkegaard, seorang
penulis berkebangsaan Denmark, telah mengerjakan tema-tema pokok
eksistensialisme melalui berbagai penemuan dan interpretasi yang mendalam terhadap
pemikiran Schelling dan Marx. Namun baru setelah berakhir Perang Dunia II
eksistensialisme berkembang pesat terutama dalam sudut pandang filsafat manusia
sebagai filsafat yang membicarakan eksistensi manusia sebagai tema
utamanya.Kierkegaard adalah seorang pemikir Denmark yang merupakan filsuf
Eksistensialisme yang terkenal abad 19. Kierkegaard berpendapat bahwa manusia
dapat menemukan arti hidup sesungguhnya jika ia menghubungkan dirinya sendiri
dengan sesuatu yang tidak terbatas dan merenungkan hidupnya untuk melakukan hal
tersebut, walaupun dirinya memiliki keterbatasan untuk melakukan itu.

b. Jean Paul Sartre

Jean-Paul Sartre filsuf lain dari eksistensialisme berpendapat eksistensi


mendahului esensi, manusia adalah mahkluk eksistensi, memahami dirinya dan
bergumul di dalam dunia. Jean-paul Sartre kemudian menyimpulkan bahwa manusia
tidak memiliki suatu apapun, namun dia dapat membuat sesuatu bagi dirinya sendiri.
Menurut Sartre adanya manusia itu bukanlah “etre” melainkan “a etre”. Artinya manusia
itu tidak hanya ada tapi dia selamanya harus membangun adanya, adanya harus dibentuk
dengan tidak henti-hentinya.

c. Friedrich Nietzsche
Nietzsche adalah seorang filsuf Jerman. Tujuan filsafatnya adalah untuk
menjawab pertanyaan “bagaimana caranya menjadi manusia unggul?”. Jawabannya
adalah manusia bisa menjadi unggul jika mempunyai keberanian untuk merealisasikan
diri secara jujur dan berani.Menurutnya manusia yang bereksistensi adalah manusia
yang mempunyai keinginan untuk berkuasa (will to power), dan untuk berkuasa
manusia harus menjadi manusia super (Übermensch) yang mempunyai mental majikan
bukan mental budak. Dan kemampuan ini hanya dapat dicapai dengan penderitaan
karena dengan menderita orang akan berfikir lebih aktif dan akan menemukan dirinya
sendiri.
3. Kurikulum aliran filsafat eksistensialisme.

*Aliran eksientensialisme :

1. Eksientesialisme merupakan aliran yang mengaku bahwa tidak ada alam semesta selain alam
manusia (DRS. AMSAL AMRI, M. PD : 51)
2. Eksientesialisme merupakan filsafat yang memandang segala gejala berpangkal pada
eksistensi. Eksientesi adalah cara manusia berada di dunia (DRS. UYON SADULON, M.
PD:135)
3. Jadi dapat disintesakan bahwa eksistensialisme adalah aliran yang memandang bahwa tidak ada
alam semesta selain alam manusia.

*Latar belakang lahir nya eksistensialisme :

1. Filsafat eksistensialisme adalah salah tau aliran yang mengguncangkan dunia walaupun filsafat
ini tidak luar biasa dan akar akarnya ternyata tidak dapat bertahan dari berbagai kritik
2. Filsafat selalu lahir dari suatu krisis.kriris berarti penentuan bila terjadi krisis, orang biasanya
meninjau kembali pokok pangkal yang lama dan mencoba apakah ia dapat tahan uji

*Defenisi eksistensialisme :

1. Kata dasar eksistensialisme (existency) adalah exist yang berasal dari bahasa latin EX berarti
keluar dari sistere yang berarti berdiri jadi eksistensi. Eksistensi adalah berdiri dengan dirinya
sendiri.ia berdiri sebagai aku atau pribadi,pikiran semacam ini dalan bahasa jerman disebut
dasein(Da artinya disana,Sein artinya berada)

*Tokoh tokoh eksistensialisme dan ajarannya :


tokoh tokoh eksistensialisme ini cukup banyak diantaranya:
1. Kierkegaard
2. Friedrich nietzsche
3. Karl jaspers
4. Martin meidegger
5. Gabriel marcel
6. Sartre
*Soren abyekierkegaard

SOREN AABYE KIERKEGAARD (1813-1856) lahir di Kopenhagen ,Denmark .Ia lahir


ketika ayahnya berumur 56 tahun dan ibunya 44 tahun.Ia mulai belajar Teologi di Universitas
Kopenhagen.Ia menentang keras pemikiran Hegel yang mendominasi di Universitas
tersebut.Dalam kurun waktu ini Ia apatis terhadap agama, ingin hidup bebas dari lingkungan
aturan agama.Setelah mengalami masa krisis religius,Ia kembali menekuni Ilmu Pengetahuan
dan menjadi Pastor Lutheran.

Kierkegaard mengawali pemikiran nya di bidang eksistensialisme dengan mengajukan


pernyataan ini:Bagi manusia yang terpenting dan utama adalah keadaan dirinya atau eksistensi.
Eksistensi manusia bukanlah statis tetapi senantiasa menjadi, artinya manusia itu selalu
bergerak dari kemungkinan kenyataan.Proses ini berubah,bila kini sebagai sesuatu yang
mungkin.Maka mungkin besok akan berubah menjadi kenyataan.Karena manusia itu memiliki
kebebasan.Maka gerak perkembangan ini semuanya berdasarkan pada manusia itu sendiri.
Eksistensi manusia justru terjadi dalam kebebasannya.Kebebasan itu muncul dalam aneka
perbuatan manusia.Baginya bereksistensi berarti berani mengambil keputusan yang menentukan
bagi hidupnya. Konsekuensinya, jika kita tidak berani mengambil keputusan dan tidak berani
berbuat, maka kita tidak bereksistensi dalam arti sebenarnya.

Kierkegaard membedakan tiga bentuk eksistensi yaitu:


1.Eksistensi Estetis.
Menyangkut kesenian, keindahan.Manusia hidup dalam lingkungan dan masyarakat, karena itu
fasilitas yang dimiliki dunia dapat dinikmati manusia sepuasnya.

2.Eksistensi Etis.
Setelah manusia menikmati fasilitas dunia,maka Ia juga memperhatikan dunia batinnya.Untuk
keseimbangan hidup, manusia tidak hanya condong pada hal-hal yang konkrit saja tetapi harus
memperhatikan situasi batinnya yang sesuai dengan norma-norma umum.

3.Eksistensi Religius.
Bentuk ini tidak lagi membicarakan hal-hal konkrit, tetapi sudah menembus inti yang paling
dalam dari manusia.Ia bergerak kepada yang absolut, yaitu Tuhan.
*Implikasi Aliran Filsafat Eksistensialisme.

1.Tujuan Pendidikan.
Memberikan bekal pengalaman yang luas dan komprehensif dalam semua bentuk kehidupan.

2.Status Siswa.
Makhluk rasional dengan pilihan bebas dan tanggung jawab atas pilihannya.Suatu komitmen
terhadap pemenuhan tujuan pribadi.

3.Kurikulum.
Di sekolah diajarkan pendidikan sosial, untuk mengajar"respek" (rasa hormat) terhadap
kebebasan untuk semua.Respek terhadap kebebasan bagi yang lain adalah esensial.

4.Peranan Guru.
Melindungi dan memelihara kebebasan akademik,di mana mungkin guru pada hari ini ,besok
lusa akan menjadi murid.

5.Metode.
Metode apa pun yang dipakai harus menunjuk pada tata cara untuk mencapai kebahagiaan dan
karakter yang baik.
2.3 Aliran Filsafat progresivisme.

1. Pengertian aliran filsafat progresivisme.

Progresivisme Dalam pandangan Progresivisme, manusia harus selalu maju (progress)


bertindak konstruktif, inovatif, reformatif, aktif dan dinamis. Sebab manusia mempunyai
naluri selalu menginginkan perubahan-perubahan. Menurut Imam Barnadib, Progresivisme
menghendaki pendidikan yang progresif (maju), semua itu dilakukan oleh pendidikan agar
manusia dapat mengalami kemajuan (Progress), sehingga orang akan bertindak dengan
intelegensinya sesuai dengan tuntutan .

Aliran Progresivisme didirikan pada tahun 1918, muncul dan berkembang pada
permulaan abad XX di Amerika Serikat. Aliran Progresivisme lahir sebagai pembaharu
dalam dunia filsafat pendidikan terutama sebagai lawan terhadap kebijakan-kebijakan
konvensional yang diwarisi dari abad XIX. Pencetus aliran filsafat Progresivisme yang
populer adalah Jhon Dewey. Aliran filsafat Progresivisme bermuara pada aliran filsafat
pragmativisme yang diperkenalkan oleh William James dan Jhon dewey yang menitik
beratkan pada manfaat praktis.

Dalam banyak hal, Progresivisme identik dengan pragmativisme. Filsafat


Progresivisme dipengaruhi oleh ide-ide filsafat pragmativisme yang telah memberikan
konsep-konsep dasar dengan asas yang utama, bahwa manusia bisa survive menghadapi
semua tantangan hidup, manusia harus pragmatis dalam memandang kehidupan.
Pertumbuhan masyarakat maju melahirkan kelompokkelompok masyarakat yang mandiri.
Hal ini didorong oleh fitrah manusia yang membutuhkan pengakuan (recognition) atas
kehadirannya di tengah masyarakat. Semakin besar kompleksitas masyarakat akibat
pembangunan, semakin kuat hasrat memperoleh pengakuan terhadap kehadiran diri sebagai
anggota masyarakat. Apabila masyarakat diberi kebebasan sepenuhnya untuk
mengaktualisasikan dirinya dalam mewujudkan aspirasinya secara mandiri, maka timbullah
kekuatan.

besar dalam masyarakat untuk membangun. Karena itu, kebebasan masyarakat untuk
mengaktulisasikan diri dan mewujudkan aspirasinya merupakan prasarat pokok bagi
perkembangan masyarakat maju atau modern. Pendidikan merupakan proses budaya, karena
itu ia tumbuh dan berkembang dalam alur kebudayaan setiap masyarakat dan sering
bersumber pada agama dan tradisi yang dianut oleh masyarakat sehingga kehadirannya
mempunyai akar yang kuat pada budaya masyarakat. Pendidikan menjadi modal dasar untuk
membina dan mengembangkan karakter serta perilaku manusia di dalam menata hidup
dan kehidupannya. Dengan demikian pendidikan merupakan proses budaya, karena ia
tumbuh dan berkembang dalam alur kebudayaan setiap masyarakat dan sering bersumber
pada agama dan tradisi yang dianut oleh masyarakat sehingga kehadirannya mempunyai akar
yang kuat pada budaya masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan merupakan modal dasar
untuk membina dan mengembangkan karakter serta perilaku manusia di dalam menata hidup
dan kehidupannya. Kecenderungan perkembangan lingkungan di masa mendatang perlu
dianalisis secara mantap, tepat dan cepat, pengaruh lingkungan tersebut dapat menimbulkan
tantangan dan kendala, akan tetapi sekaligus dapat dimanfaatkan juga sebagai peluang.

Oleh karena globalisasi sarat dengan perubahan yang cepat dan radikal diberbagai
aspek kehidupan manusia, maka untuk menjaga dan Dalam dunia pendidikan progresivisme
telah memberikan sumbangan yang besar, aliran ini telah meletakkan dasar-dasar
kemerdekaan dan kebebasan kepada peserta didik. Peserta didik diberikan kebebasan baik
secara fisik maupun cara berpikir, untuk mengembangkan bakat dan kemampuan yang
terpendam dalam diri peserta didik tanpa terhambat oleh rintangan yang dibuat oleh orang
lain. Oleh karena itu progresivisme tidak menyetujui pendidikan yang bersifat otoriter.

Aliran ini memandang bahwa peserta didik yang berkaitan dengan akal dan
kecerdasan, hal itu ditunjukkan dengan fakta bahwa manusia mempunyai kelebihan apabila
dibandingkan dengan makhluk lain. Manusia memiliki sifat dinamis dan kreatif didukung
oleh kecerdasannya sebagai bekal menghadapi dan memecahkan masalah. Oleh karena itu,
aliran progresivisme ini menempatkan manusia sebagai makhluk biologis yang utuh dan
menghormati harkat dan martabat manusia sebagai pelaku hidup.

2. Tokoh- tokoh aliran filsafat progresivisme.

a. William James

Beliau merupakan psikolog dan filsuf dari Amerika yang terkenal, dan beliau
juga sebagai pendiri aliran Pragmatisme. Beliau berpandangan bahwa fungsi organ
fikiran itu dipelajari sebagai bagian mata pelajaran pokok dari ilmu pengetahuan alam.
Artinya ilmu yang kita pelajari dari alam itu kita fikiran melalui otak, jadi fungsi otak
itu sendiri untuk dipelajari.
b. Hans Vaihinger

Beliau berpandangan bahwa kata "Tahu* hanya mempunyai arti praktis.


Kesesuaian dengan objeknya tidak mungkin dibuktikan. Karena satu-satunya ukuran
bagi berfikir ialah gunanya untuk mempengaruhi kejadian atau peristiwa di dunia.
Segala pengertian itu sebenarnya buatan semata, namun jika manusia tau akan
kebenaran nya maka pengertian itu akan berguna.

c. John Dewey

Mengenai pendidikan Progresivisme beliau menulis bahwa pendidikan itu


menghendaki adanya filsafat pendidikan yang berlandaskan kepada filsafat
pengalaman. Secara singkatnya, beliau menyinggung adanya kesatuan rangkaian
pengalaman, kesatuan rangkaian pengalaman tersebut mempunyai 2 aspek penting bagi
pendidikan, yang pertama: hubungan kelanjutan antara individu dan masyarakat.
Kedua: hubungan kelanjutan antara pikiran dan benda. John Dewey sendiri sejalan
dengan plato bahwa tidak ada individu atau masyarakat yang lepas antara satu dengan
yang lainnya, dan pikiran pun tidak lepas dari aktivitas mental dan pengalaman.

3. Kurikulum aliran filsafat Progresivisme.


Dalam pendidikan progresivisme, manusia harus selalu maju (progres) bertindak
konstruktif, inovatif,reformatif, aktif dan dinamis.Sebab manusia mempunyai naluri
selalu menginginkan perubahan-perubahan . Dalam dunia pendidikan progresivisme
telah memberikan sumbangan yang besar, aliran ini telah meletakkan dasar-dasar
kemerdekaan dan kebebasan kepada peserta didik.

Dan aliran ini juga memandang bahwa peserta didik yang berkaitan dengan akal
dan kecerdasan, hal itu ditunjukkan dengan fakta bahwa manusia mempunyai
kelebihan apabila dibandingkan dengan makhluk lain.Pengembangan kurikulum
pendidikan progresivisme ini menekankan pada how to think (bagaimana berpikir),
how to do ( bagaimana bekerja) bukan what to think dan what to do artinya lebih
menekankan dan mengutamakan metode daripada materi.

Dengan menekankan pada aspek metodologi kurikulum yang disusun


berdasarkan landasan filosofi progresivisme akan dapat menyesuaikan situasi dan
kondisi, luwes atau fleksibel dalam menghadapi perubahan, serta familier terhadap
masa kini.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kata pragmatisme berasal dari bahasa Yunani yaitu pragma yang berarti suatu
tindakan. Jadi dapat diartikan bahwa pragmatisme adalah suatu sikap yang menggunakan
pikiran, kepercayaan dan nilai kebenaran sebagai akibat dari praktis. Dasar dari pemikiran
ini yaitu logika pengamatan.

Eksistensialisme biasa dialamatkan sebagai salah satu reaksi dari sebagian


terbesar reaksi terhadap peradaban manusia yang hampir punah akibat perang dunia kedua.
Dengan demikian eksistensialisme pada hakikatnya adalah merupakan aliran filsafat yang
bertujuan mengembalikan keberadaan umat manusia sesuai dengan keadaan hidup asasi
yang dimiliki dan dihadapinya

Progresivisme, aliran ini memandang bahwa peserta didik yang berkaitan dengan akal
dan kecerdasan, hal itu ditunjukkan dengan fakta bahwa manusia mempunyai kelebihan apabila
dibandingkan dengan makhluk lain. Manusia memiliki sifat dinamis dan kreatif didukung oleh
kecerdasannya sebagai bekal menghadapi dan memecahkan masalah. Oleh karena itu, aliran
progresivisme ini menempatkan manusia sebagai makhluk biologis yang utuh dan menghormati
harkat dan martabat manusia sebagai pelaku hidup.

3.2 Saran

Pelajarilah aliran Filsafat Pragmatisme, Eksistensialisme, progresivise.dengan


baik,karena ketiga hal tersebut memberi manfaat bagi kita , baik mengetahui penerapan sistem
kurikulum dalam setiap aliran yang berbeda-beda tetapi sama sama alam lingkup pembagian
kurikulum.
DAFTAR PUSTAKA

 https://www.kompasiana.com/felindafaz/5ea33a22d541df0165099f62/aliran-
filsafat-pendidikan-pragmatisme ( Di akses pada 10 september 2021)

 https://www.kompasiana.com/solihin6353/5eb2e0cb097f3631d43a4973/aliran-
filsafat-eksistensialisme-dalam-pendidikan?page=2
( Di akses pada 10 september 2021)

 https://www.slideshare.net/anafp4/kurikulum-eksistensial ( Di akses pada 13


september 2021)

 http://journal.umg.ac.id/index.php/tamaddun/article/download/93/74/
( Di akses pada 13 september 2021)

Anda mungkin juga menyukai