OLEH
KELOMPOK 5:
3. IRA SAFITRI
UNIVERSITAS NEGERI
SOSIAL
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang mana Berkat dan
Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai salah satu syarat untuk
memenuhi nilai tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan.
Kami tahu bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,karena tiada gading yang tak
retak dan kami adalah manusia biasa yang memiliki banyak keterbatasan.Oleh karena
itu,kritik dan saran yang membangun kami harapkan dari semuanya agar ke depannya dapat
lebih baik lagi.
Dan harapan kami untuk makalah ini adalah semoga dapat bermanfaat bagi semuanya
untuk mendukung serta menambah wawasan kita pada umumnya dan menambah wawasan
dalam belajar mata kuliah Filsafat Pendidikan pada khususnya.Dengan demikian untuk
perhatian,do’a dan dukungan dari semuanya,kami ucapkan terima kasih.
Kelompok 5
DAFTAR ISI
FILSAFAT PENDIDIKAN.......................................................................................................1
KATA PENGANTAR................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang......................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................................5
BAB II..........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................6
BAB III......................................................................................................................................14
PENUTUP.................................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................14
3.2 Saran.....................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................15
BAB I PENDAHULUAN
Banyak sekali orang yang tidak mengetahui apa itu filsafat, baik orang yang
hidupnya di lingkungan pendidikan ,maupun yang jauh dari pendidikan,seperti
pedesaan maupun di perkotaan . Pada hal tanpa mereka sadari , sebenarnya mereka
dekat dengan filsafat dan mereka juga pernah berfilsafat. Dalam menjalani kehidupan
ini kita sering mengandalkan filsafat. Dalam perenungan kita banyak sekali muncul
pertanyaan dan pilihan sebagai alternatif jawaban dari setiap pertanyaan.
Filsafat banyak beragam alirannya ,maka dalam filsafat pendidikan pun kita
akan temukan bermacam - macam aliran . Menurut Edward J.Power aliran filsafat
pendidikan terbagi menjadi aliran idialisme, realisme ,humanisme religious
rasionalisme, pragmatisme, eksistensialisme, merupakan pandangan dalam filsafat
pendidikan yang berpengaruh dalam pengembangan pendidikan. Namun di dalam
makalah ini hanya membahas mengenain aliran filsafat pragamatisme,
eksistensialisme,progresivise yang mana di seluruh aliran itu merupakan suatu
dialektik dari berbagai pandangan filsafat pendidikan .
1.2 Rumusan Masalah
eksistensialisme,progresivise itu?
eksistensialisme,progresivise itu ?
1.Agar kita semua, khususnya mahasiswa tahu tentang pengertian pada aliran filsafat
pragamatisme, eksistensialisme,progresivise itu.
2.Agar kita semua, khususnya mahasiswa tahu tentang sistem kurikulum apa saja yang
digunakan pada aliran filsafat pragamatisme, eksistensialisme,progresivise itu.
3. Agar kita semua, khususnya mahasiswa tahu tentang pendapat para ahli mengenai teori
aliran filsafat pragamatisme, eksistensialisme,progresivise itu.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Aliran Filsafat Pragmatisme.
Kata pragmatisme berasal dari bahasa Yunani yaitu pragma yang berarti suatu
tindakan. Jadi dapat diartikan bahwa pragmatisme adalah suatu sikap yang menggunakan
pikiran, kepercayaan dan nilai kebenaran sebagai akibat dari praktis. Dasar dari pemikiran
ini yaitu logika pengamatan. Oleh karena itu pragmatisme juga diartikan sebagai aliran
filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar adalah sesuatu yang terbukti nyata praktis
manfaat dan hasilnya.Sedangkan dalam konteks pendidikan, pragmatisme memiliki dua
peranan yang pertama yaitu bahwa semua pelajaran akan diarahkan pada kegunaan
individu, dan yang kedua yaitu apa yang sedang dilakukan harus berguna bagi lembaga
pendidikannya.
Peirce dikenal sebagai ahli filsafat klasik, dimana peirce menyimpulkan bahwa
salah satu kunci dalam usaha adalah bukti, perspektif dan peluang. Dalam aliran
pragmatisme banyak ditemukan hasil ajaran dari peirce diantaranya yaitu bahwa prinsip
pengalaman selalu mempunyai hubungan dengan pengalaman lain. Oleh karena itu
menurut peirce, pragmatisme yaitu usaha mengemukakan arti melalui pengalaman yang
dapat dijelaskan secara bahasa dan matematika.
b. William James
d. Heracleitos
Heracleitos beranggapan bahwa semua yang tampak sebenarnya tidak ada, artinya
pragmatisme disini yaitu bahwa realitas selalu dalam proses yang dibuat.
c. Friedrich Nietzsche
Nietzsche adalah seorang filsuf Jerman. Tujuan filsafatnya adalah untuk
menjawab pertanyaan “bagaimana caranya menjadi manusia unggul?”. Jawabannya
adalah manusia bisa menjadi unggul jika mempunyai keberanian untuk merealisasikan
diri secara jujur dan berani.Menurutnya manusia yang bereksistensi adalah manusia
yang mempunyai keinginan untuk berkuasa (will to power), dan untuk berkuasa
manusia harus menjadi manusia super (Übermensch) yang mempunyai mental majikan
bukan mental budak. Dan kemampuan ini hanya dapat dicapai dengan penderitaan
karena dengan menderita orang akan berfikir lebih aktif dan akan menemukan dirinya
sendiri.
3. Kurikulum aliran filsafat eksistensialisme.
*Aliran eksientensialisme :
1. Eksientesialisme merupakan aliran yang mengaku bahwa tidak ada alam semesta selain alam
manusia (DRS. AMSAL AMRI, M. PD : 51)
2. Eksientesialisme merupakan filsafat yang memandang segala gejala berpangkal pada
eksistensi. Eksientesi adalah cara manusia berada di dunia (DRS. UYON SADULON, M.
PD:135)
3. Jadi dapat disintesakan bahwa eksistensialisme adalah aliran yang memandang bahwa tidak ada
alam semesta selain alam manusia.
1. Filsafat eksistensialisme adalah salah tau aliran yang mengguncangkan dunia walaupun filsafat
ini tidak luar biasa dan akar akarnya ternyata tidak dapat bertahan dari berbagai kritik
2. Filsafat selalu lahir dari suatu krisis.kriris berarti penentuan bila terjadi krisis, orang biasanya
meninjau kembali pokok pangkal yang lama dan mencoba apakah ia dapat tahan uji
*Defenisi eksistensialisme :
1. Kata dasar eksistensialisme (existency) adalah exist yang berasal dari bahasa latin EX berarti
keluar dari sistere yang berarti berdiri jadi eksistensi. Eksistensi adalah berdiri dengan dirinya
sendiri.ia berdiri sebagai aku atau pribadi,pikiran semacam ini dalan bahasa jerman disebut
dasein(Da artinya disana,Sein artinya berada)
2.Eksistensi Etis.
Setelah manusia menikmati fasilitas dunia,maka Ia juga memperhatikan dunia batinnya.Untuk
keseimbangan hidup, manusia tidak hanya condong pada hal-hal yang konkrit saja tetapi harus
memperhatikan situasi batinnya yang sesuai dengan norma-norma umum.
3.Eksistensi Religius.
Bentuk ini tidak lagi membicarakan hal-hal konkrit, tetapi sudah menembus inti yang paling
dalam dari manusia.Ia bergerak kepada yang absolut, yaitu Tuhan.
*Implikasi Aliran Filsafat Eksistensialisme.
1.Tujuan Pendidikan.
Memberikan bekal pengalaman yang luas dan komprehensif dalam semua bentuk kehidupan.
2.Status Siswa.
Makhluk rasional dengan pilihan bebas dan tanggung jawab atas pilihannya.Suatu komitmen
terhadap pemenuhan tujuan pribadi.
3.Kurikulum.
Di sekolah diajarkan pendidikan sosial, untuk mengajar"respek" (rasa hormat) terhadap
kebebasan untuk semua.Respek terhadap kebebasan bagi yang lain adalah esensial.
4.Peranan Guru.
Melindungi dan memelihara kebebasan akademik,di mana mungkin guru pada hari ini ,besok
lusa akan menjadi murid.
5.Metode.
Metode apa pun yang dipakai harus menunjuk pada tata cara untuk mencapai kebahagiaan dan
karakter yang baik.
2.3 Aliran Filsafat progresivisme.
Aliran Progresivisme didirikan pada tahun 1918, muncul dan berkembang pada
permulaan abad XX di Amerika Serikat. Aliran Progresivisme lahir sebagai pembaharu
dalam dunia filsafat pendidikan terutama sebagai lawan terhadap kebijakan-kebijakan
konvensional yang diwarisi dari abad XIX. Pencetus aliran filsafat Progresivisme yang
populer adalah Jhon Dewey. Aliran filsafat Progresivisme bermuara pada aliran filsafat
pragmativisme yang diperkenalkan oleh William James dan Jhon dewey yang menitik
beratkan pada manfaat praktis.
besar dalam masyarakat untuk membangun. Karena itu, kebebasan masyarakat untuk
mengaktulisasikan diri dan mewujudkan aspirasinya merupakan prasarat pokok bagi
perkembangan masyarakat maju atau modern. Pendidikan merupakan proses budaya, karena
itu ia tumbuh dan berkembang dalam alur kebudayaan setiap masyarakat dan sering
bersumber pada agama dan tradisi yang dianut oleh masyarakat sehingga kehadirannya
mempunyai akar yang kuat pada budaya masyarakat. Pendidikan menjadi modal dasar untuk
membina dan mengembangkan karakter serta perilaku manusia di dalam menata hidup
dan kehidupannya. Dengan demikian pendidikan merupakan proses budaya, karena ia
tumbuh dan berkembang dalam alur kebudayaan setiap masyarakat dan sering bersumber
pada agama dan tradisi yang dianut oleh masyarakat sehingga kehadirannya mempunyai akar
yang kuat pada budaya masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan merupakan modal dasar
untuk membina dan mengembangkan karakter serta perilaku manusia di dalam menata hidup
dan kehidupannya. Kecenderungan perkembangan lingkungan di masa mendatang perlu
dianalisis secara mantap, tepat dan cepat, pengaruh lingkungan tersebut dapat menimbulkan
tantangan dan kendala, akan tetapi sekaligus dapat dimanfaatkan juga sebagai peluang.
Oleh karena globalisasi sarat dengan perubahan yang cepat dan radikal diberbagai
aspek kehidupan manusia, maka untuk menjaga dan Dalam dunia pendidikan progresivisme
telah memberikan sumbangan yang besar, aliran ini telah meletakkan dasar-dasar
kemerdekaan dan kebebasan kepada peserta didik. Peserta didik diberikan kebebasan baik
secara fisik maupun cara berpikir, untuk mengembangkan bakat dan kemampuan yang
terpendam dalam diri peserta didik tanpa terhambat oleh rintangan yang dibuat oleh orang
lain. Oleh karena itu progresivisme tidak menyetujui pendidikan yang bersifat otoriter.
Aliran ini memandang bahwa peserta didik yang berkaitan dengan akal dan
kecerdasan, hal itu ditunjukkan dengan fakta bahwa manusia mempunyai kelebihan apabila
dibandingkan dengan makhluk lain. Manusia memiliki sifat dinamis dan kreatif didukung
oleh kecerdasannya sebagai bekal menghadapi dan memecahkan masalah. Oleh karena itu,
aliran progresivisme ini menempatkan manusia sebagai makhluk biologis yang utuh dan
menghormati harkat dan martabat manusia sebagai pelaku hidup.
a. William James
Beliau merupakan psikolog dan filsuf dari Amerika yang terkenal, dan beliau
juga sebagai pendiri aliran Pragmatisme. Beliau berpandangan bahwa fungsi organ
fikiran itu dipelajari sebagai bagian mata pelajaran pokok dari ilmu pengetahuan alam.
Artinya ilmu yang kita pelajari dari alam itu kita fikiran melalui otak, jadi fungsi otak
itu sendiri untuk dipelajari.
b. Hans Vaihinger
c. John Dewey
Dan aliran ini juga memandang bahwa peserta didik yang berkaitan dengan akal
dan kecerdasan, hal itu ditunjukkan dengan fakta bahwa manusia mempunyai
kelebihan apabila dibandingkan dengan makhluk lain.Pengembangan kurikulum
pendidikan progresivisme ini menekankan pada how to think (bagaimana berpikir),
how to do ( bagaimana bekerja) bukan what to think dan what to do artinya lebih
menekankan dan mengutamakan metode daripada materi.
3.1 Kesimpulan
Kata pragmatisme berasal dari bahasa Yunani yaitu pragma yang berarti suatu
tindakan. Jadi dapat diartikan bahwa pragmatisme adalah suatu sikap yang menggunakan
pikiran, kepercayaan dan nilai kebenaran sebagai akibat dari praktis. Dasar dari pemikiran
ini yaitu logika pengamatan.
Progresivisme, aliran ini memandang bahwa peserta didik yang berkaitan dengan akal
dan kecerdasan, hal itu ditunjukkan dengan fakta bahwa manusia mempunyai kelebihan apabila
dibandingkan dengan makhluk lain. Manusia memiliki sifat dinamis dan kreatif didukung oleh
kecerdasannya sebagai bekal menghadapi dan memecahkan masalah. Oleh karena itu, aliran
progresivisme ini menempatkan manusia sebagai makhluk biologis yang utuh dan menghormati
harkat dan martabat manusia sebagai pelaku hidup.
3.2 Saran
https://www.kompasiana.com/felindafaz/5ea33a22d541df0165099f62/aliran-
filsafat-pendidikan-pragmatisme ( Di akses pada 10 september 2021)
https://www.kompasiana.com/solihin6353/5eb2e0cb097f3631d43a4973/aliran-
filsafat-eksistensialisme-dalam-pendidikan?page=2
( Di akses pada 10 september 2021)
http://journal.umg.ac.id/index.php/tamaddun/article/download/93/74/
( Di akses pada 13 september 2021)