Anda di halaman 1dari 15

TUGAS RUTIN

PENGEMBANGAN PROGRAM BELAJAR MASYARAKAT

DISUSUN OLEH:

AJIJAH

MARIANA

SITI NURHALIZAH

WULAN TAHNIA SARI

IRVANDI FAUZI HARAHAP

TITA AULIA PUTRI BR.GINTING

KELAS: I

MATA KULIAH : PENDIDIDKAN LUAR SEKOLAH

DOSEN PENGAMPU : MAHFUZI IRWAN S.Pd, M.Pd

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini dibuat
untuk memenuhi tugas rutin mata kuliah PLS yang di ampu oleh bapak Mahfuzi
Irwan,S.Pd.,M.Pd.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, karena masih
banyak kekurangan dalam penyusunan makalah kami ini. Namun demikian, kami telah
berusaha semaksimal mungkin dengan seluruh kemampuan yang dimiliki untuk
menyelesaikan makalah ini dengan sempurna. Untuk itu, kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat diharapkan dari para pembaca guna kesempurnaan tugas kami ini
kedepannya.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini bermanfaat dan
dapat memberikan tambahan ilmu dan pengetahuan bagi para pembaca.

Medan, October 2019

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

SAMPUL DAN HALAMAN JUDUL ................................................................ i


KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 1
1.3 Tujuan ...................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 2
2.1 Teori perubahan ..................................................................................... 2
2.2 Sumber-sumber perubahan ....................................................................3
2.3 Tujuan pengembangan masyarakat ........................................................ 4
2.4 Peran pendidikan nonformal dalam pengembangan masyarakat ............. 6
BAB III PENUTUP .......................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 11
3.2 Saran.................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada zaman sekarang ini kita hidup dalam masa perubahan sosial yang begitu
cepat sebagai akibat globalisasi. Salah satunya adalah pengembangan dalam
masyarakat. Pengembangan masyarakat merupakan suatu peristiwa yang tidak dapat
dihindari dan akan selalu terjadi pada setiap lapisan masyarakat. Perubahan tersebut
dapat terjadi karena adanya pengaruh dari pengetahuan baru dan inovasi teknologi,
perubahan lingkungan, dan perubahan struktur kependudukan. Untuk itu, dibutuhkan
suatu pemberdayaan dalam masyarakat, agar masyarakat dapat meningkatkan kualitas
hidup yang lebih baik dalam aktivitas pendidikan sehingga masyarakat mampu turut
serta dalam proses pembangunan dan masyarakat mampu memaksimalkan
kemampuan untuk berswadaya. Sedangkan peluang pendidikan nonformal dalam
menyentuh aspek-aspek pemberdayaan jauh lebih besar, karena pendekatan
pembelajaran dalam pendidikan nonformal adalah hubungan yang bersifat individual
dan berpusat pada peserta didik. Maka dari itu pendidikan nonformal sangatlah
penting agar potensi yang ada dapat digarap melalui kemandirian dan prakarsa
masyarakat sendiri. Pendidikan nonformal berfungsi untuk mengembangkan wawasan,
mengalihkan pengetahuan, melatihkan keterampilan serta mengembangkan aspirasi
belajar masyarakat. Dari permasalahan tersebut, maka kami sebagai penyusun
makalah mengangkat makalah yang berjudul “Pendidikan Nonformal dan
Pengembangan Masyarakat”.
1.2 Rumusan Masalah
2. Apa saja macam-macam teori perubahan ?
3. Apa sumber-sumber perubahan masyarakat ?
4. Bagaimana tujuan pengembangan masyarakat ?
5. Bagaimana peran pendidikan non formal dalam pengembangan masyarakat ?
1.3 Tujuan
2. Mengetahui macam-macam teori perubahan
3. Mengetahui sumber-sumber perubahan masyarakat
4. Mengetahui tujuan pengembangan masyarakat
5. Mengetahui peran pendidikan non formal dalam pengembangan masyarakat

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 TEORI PERUBAHAN

Dewasa ini kita hidup dalam masa perubahan sosial yang begitu cepat sebagai
akibat globalisasi, kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta derasnya
kemajuan tekhnologi kmunikasi. Sejak revolusi industri dan revolusi sosial yang
menyertainya seperti tergulingnya aristokrasi feodal , telah terjadi banyak perubahan
berkenaan dengan tata nilai, kepercayaan, pengetahuan, dan cara cara hidup umat
manusia. Sifat kerja telah berubah kecenderungan kerja menggunakan tenaga
manusia, sudah banyak diganti dengan tenaga mesin. Dalam beberapa tahun terakhir
terjadi peningkatan yang sangat dramatis dalam pendayagunaan informasi dan
tekhnologi komputer, internet untuk tujuan tujuan strategis.

Untuk memahami berbagai jenis perubahan sosial, paling tidak dapat


dianalisis dari dua macam pendekatan yaitu perubahan sosial dilihat dari segi bentuk
dan arah perubahan, dan perubahan sosial didekati dari sebab sebab yang
mendasarinya. Pendekatan pertama mendasar pada teori linier dan siklikal, sedangkan
pendekatan yang kedua mendasarkan pada teri struktural fungsional dan teori konflik.
Selanjutnya akan dipaparkan karakteristik dari masing masing teori tersebut.

a. Teori Linier

Teori ini memandang perubahan berjalan sesuai dengan aturan dan arahnya
dapat dikenali. Contoh dari teori linear itu adlaah pendekatan evolusioner, teori
perubahan evolusioner didasarkan pada keyakinan bahwa masyarakat itu
berkembang dengan cara yang sama seperti halnya yang dilakukan oleh sistem
biologis di dunia alamiah. Dengan mengambil gagasan Charles Darwin tentang
seleksi alam bahwa tatanan sosial manusia mempunyai kemampuan yang berbeda
untuk survive seperti halnya yang dimiliki oleh hewan ataupun tanaman.

b. Teori Siklikal

Teori ini menolak asumsi teori linier yang menyatakan bahwa perubahan
terjadi secara seragam dan arahnya dapat dikenali. Penganut teori ini memandang
bahwa perubahan masyarakat pertama kali terjadi dalam satu arah, selanjutnya

2
pada arah yang lain, pola perubahan terjadi seperti pertumbuhan biologis, yaitu
suatu periode perkembangan yang diikuti dengan kematangan, penurunan potensi,
dan pada akhirnya mati.

c. Teori Struktur Fungsional

Teori ini dikembangkan leh Talcott Parsons, dia memandang masyarakat


sebagai suatu sistem dimana kompenen kompenennya terpadu secara luas dan
diikat oleh norma norma dan nilai nilai anggotanya. Misalnya dengan adanya
perkembangan ilmu pengetahuan dan tehknologi, masyarakat berupaya
menyesuaikan diri dan mengubah strukturnya dengan tatanan yang agak baru dan
stabil. Teori ini tidak melihat konflik sebagai kekuatan positip dalam perubahan
sosial, melainkan sebagai penyebab ketegangan yang tidak dikehendaki, sehingga
harus dikendalikan oleh sistem tersebut. Apabila perubahan dihasilkan dari
perilaku yang diterima secara sosial, struktur fungsional menggambarkan
mengubah sistem, maka respon itu disebut sebagai upaya menekan ketegangan
atau tekanan.

d. Teori Konflik

Berbeda dengan teori struktur fungsional, teori ini memandang bahwa


merupakan kejadian normal didalam sistem sosial, tatanan sosial, ketegangan dan
perubahan didalam sistem sosial itu merupakan hasil dari perjuangan antar
anggota masyarakat karena mereka bersaing untuk menilai sumberdaya. Apabila
individu atau kelompok terjadi konflik dengan yang lainnya hanya ada dua
kemungkinan hasilnya yaitu di satu pihak salah satu mengalahkan yang lain dan
memperoleh posisi dominan, dan di pihak lain keduanya memperoleh
keseimbangan perkembangan kekuatan.

2.2 SUMBER-SUMBER PERUBAHAN

a. Pengetahuan baru dan invasi tekhnologi

Sejak awal revolusi industri, dunia telah dilanda pengetshusn baru dan
inovasi tekhnologi secara besar besaran. Kemajuan ilmu pengetahuan dan invasi
tekhnologi saling kait mengait, ilmu pengetahuan dapat mengarahkan
perkembangan atau inovasi tehnologi baru, dan pada giliranya akan menghasilkan

3
ilmu pengaetahuan yang lebih abanyak. Perangkat tekhnologi yang menghasilkan
perubahan sosial dalam masyarakat modern adalah komputer. Kalau dulu komputer
dipandang sebagai mainan yang menarik sekarang komputer sudah menjadi bagian
utama dari kehidupan sehari hari pada orang tertentu. Dengan demikian kemajuan
ilmu pengetahuan dan inovasi secara langsung berdampak terhadap perubahan
sosial di masyarakat.

b. Perubahan lingkungan

Perubahan suhu dan cuaca, misalnya akan berpengaruh terhadap aktivitas


pertanian, dan selanjutnya akan menyebabkan dampak ikutan berupa ketersediaan
makanan. Perubahan cuaca juga dapat mengakibatkan meningkat dan menurunnya
kesehatan masyarakat, menambah waktu tersedia bagi masyarakat untuk
melakuakan aktivitas yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dan
penghasilan. Kasus Lumpur panas lapindo di Sidoarjo memporakpandakan tatanan
kehidupan masyarakat. Hilangnya rumah dan tanah yang merupakan sumber
kehidupan, banjir pasang di wilayah pesisir, itu merupakan contoh bahwa
perubahan lingkungan merupakan salah satu sumber terjadinya perubahan
masyarakat.

c. Perubahan struktur kependudukan

Pertumbuhan, penurunan dan migrasi pendudukan juga menyebabkan


perubahan sosial. Meledaknya penduduk Indonesiadalam dasa warsa terakhir ini.
Misalnya telah menyebabkan melesatnya kebutuhan akan sandang dan pangan,
perumahan, fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan. Bagi penduduk yang tidak
dapat memenuhi kebutuhan tersebut akan mengalami masalah misalnya kelaparan,
hidup yang tidak sehat, bahkan tidak sedikit yang terpaksa mengelandang. Semua
peristiwa atau fenomena kehidupan itu pada akhirnya menjadi sumber sumber
perubahan sosial baik dalam skala makro maupun skala mikro.

2.3 TUJUAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

Pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk meningkatkan potensi masyarakat agar


mampu meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik lagi bagi seluruh warga masyarakat
melalui kegiatan-kegiatan swadaya. Memberdayakan masyarakat bertujuan “mendidik
masyarakat agar mampu mendidik diri mereka sendiri” atau “membantu masyarakat agar

4
mampu membantu diri mereka sendiri. United Nations dalam Mengatas Tampubolon
(2003) mengemukakan proses-proses pemberdayaan masyarakat adalah sebagai berikut:

a. Getting to know the local community


Mengetahui karakteristik masyarakat setempat yang akan diberdayakan,
termasuk perbedaan karakteristik yang membedakan masyarakat desa yang satu
dengan yang lainnya. Mengetahui artinya untuk memberdayakan masyarakat
diperlukan hubungan timbale balik antara petugas dengan masyarakat.
b. Gathering knowledge about the local community
Mengumpukan pengetahuan yang menyangkut informasi mengenai
masyarakat setempat. Pengetahuan tersebut merupakan informasi factual tentang
distribusi penduduk menurut umur, sex, pekerjaan, tingkat pendidikan, status
social ekonomi, termasuk pengetahuan tentang nilai, sikap, ritual dan costum,
jenis pengelompokan, serta factor kepemimpinan baik formal maupun informal.
c. Identifying the local leaders
Segala usaha pemberdayaan masyarakat akan sia-sia apabila tidak
memperoleh dukungan dari pimpinan/tokoh-tokoh masyarakat setempat. Untuk
itu, factor “ the local leaders “ harus selalu diperhitungkan karena mereka
mempunyai pengaruh yang kuat di dalam masyarakat.
d. Stimulating the community to realize that it has problem
Di dalam masyarakat yang terikat terhadap adat kebiasaan, sadar atau tidak
sadar mereka tidak merasakan bahwa mereka punya masalah yang perlu
dipecahkan. Karena itu, masyarakat perlu pendekatan, dan kebutuhan yang perlu
dipenuhi.
e. Helping people to discuss their problem
Memberdayakan masyarakat bermakna merangsang masyarakat untuk
mendiskusikan masalahnya serta merumuskan pemecahannya dalam suasana
kebersamaan.
f. Helping people to identify their most pressing problem
Masyarakat perlu diberdayakan agar mampu mengidentifikasikan
permasalahan yang paling menekan. Dan masalah yang paling menekan inilah
yang harus diutamakan pemecahannya.
g. Fostering self-confidence

5
Tujuan utama pemberdayaan masyarakat adalah membangun rasa percaya diri
masyarakat. Rasa percaya diri merupakanmodal utama masyarakat unutk
berswadaya.
h. Deciding on a program action
Masyarakat perlu diberdayakan untuk menerapkan suatu program yang akan
dilakukan. Program action tersebut perlu ditetapkan menurut skala prioritasnya.
i. Recognition of strengths and resources
Memberdayakan masyarakat berarti membuat masyarakat tahu dan mengerti
bahwa mereka memiliki kekuatan-kekuatan dan sumber-sumber yang dapat
dimobilitasi untuk memecahkan permasalahan dan memenuhi kebtuhannya.
j. Helping people to continue to work on solving their problem
Pemberdayaan masyarakat adalah suatu kegiatan yang berkesinambungan.
Karena itu, masyarakat perlu diberdayakan agar mampu bekerja memcahkan
masalahnya secara kontinyu.
k. Increasing people ability for self-help
Salah satu tujuan pemberdayaan masyarakat adalah tumbuhnya kemandirian
masyarakat. Masyarakat yang mandiri adalah masyarakat yang sudah mampu
menolong diri sendiri. Untuk itu, perlu selalu ditingkatkan kemampuan
masyarakat untuk berswadaya.
Ciri khas dalam suatu kegiatan swadaya adalah adanya sumbangan dalam
jumlah besar yang diambil dati sumberdaya yang dimiliki oleh masyarakat baik
yang dimiliki individu maupun kelommpok idalam masyarakat. Membangun
masyarakat dari wacana berfikir yang statis tradisional menjadi dinamis rasional
adalah aktivitas pendidikan. Bahkan keseluruhan proses kegiatan pembangunan
masyarakat desa/kota “rural and urban community.
2.4 PERAN PENDIDIKAN NONFORMAL DALAM PENGEMBANGAN
MASYARAKAT
Prinsip pengembangan masyarakat bercorak “human dignity”, pengembangan
martabat, potensi, dan energy manusia, “empowering process”, memberdayakan
prorangan maupun kelompok, partisipatoris, dan adil. Filosofi pengembangan
masyarakat di antaranya adalah : menolong dirinya sendiri, senantiasa mencari dan
menemukan pemecahan masalah secara bersama-sama, ada pendapingan secara teknis
maupun praktis, demokratis, dan menyuburkan kepemimpinan local yang tangguh dan
di percaya.

6
Pemberdayaan sekurangnya meliputi aspek-aspek fisik, intelektual, ekonomi,
politik, cultural. Artinya, pemberdayaan itu mencakup pengembangan kemanjusiaan
secara total. Aspek keadilan mencakup : (a) punya kesamaan hak dalam memperoleh
pelayanan social, (b) menyangkut hak-hak dasar, (c) berkembang dalam kesamaan,
(d) menguntungkan, (e) berkenaan hasrat atau kebutuhan individual untuk andil bagi
kepentingan bersama, (f) optimal memanfaatkan secara wajar apa yang telah tercipta
di dunia ini, (g) lebih bercorak moral ketimbang hokum, (h), erat berkaitan dengan
kebutuhan manusiawi khususnya. Peluang pendidikan non formal menyentuh aspek-
aspek pemberdayaan jauh lebih besar, karena pembelajaran dalam pendidikan
nonformal hubungan yang bersifat individual dan berpusat pada peserta didik.
Program-progam pendidikan non formal berorientasi pada pengembangan sunber
daya manusia dab pemberdayaan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan tenaga
kerja, lapangan kerja, wirausaha dan sector pembangunan umumnya. Pendidikan non
formal pada dasarnya terselenggara atas kebutuhan pendidikan dan kebutuhan belajar
yang tumbuh di masyarakat itu sendiri.
Masalahnya adalah kondisi sumberdaya manusia yang ada di masyarakat itu
sendiri yang masih belum mampu mendayakan potensi yang ada, sehingga di
perlukan sentuhan dari luar yang apat memotivasi dan memacu masyarakat, di sinilah
peran pendidikan nonformal sangat di perlukan.
Persoalan mempersiapkan sumberdaya manusia yang berkualitas untuk
memenuhi kebutuhan pasar kerja abad 21 adalah persoalan pendidikan, termasuk
melalui pendidikan non formal, oleh karena itu, tanggung jawab bidang pendidikan
merupakan fungsi yang sangat strategis sebagai upaya dasar dan merupakan titik
sentral dalam upaya pengembangan sumberdaya manusia (Soedomo, 1990:3)
Menurut Coombs, PNF telah menjalankan fungsi mngembangkan wawasan,
mengalihkan pengetahuan, melatih keterampilan, serta mengembangkan aspirasi
belajar masyarakat.
Harbison (1973), PNF menjalankan berbagai fungsi: 1) untuk meningkatkan
kemampuan kerja bagi mereka yang telah mempunyai pekerjaan, 2) untuk
mempersiapkan angkatan kerja terutama para generasi muda yangakan memasuki
lapangan kerja, dan 3) untuk memperluas dan meningkatkan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap tentang dunia kerja. Axin (1976), mengungkapkan,
tergantung pada kesadaran kesengajaan dalam proses pembelajaran. Kegiatan dalam
PNF tidak hanya terbatas alam kegiatan tertentu saja, namun bisa terkait dengan

7
berbagai program, yaitu development (Boyle, 1981) Fenomena pendidikan tersebut,
baik sebagai proses, sebagai kesadaran tujuan, maupun sebagai program kegiatan
telah lama ada dan terjadi dan terjadi dalam khasanah kehidupan kita. Keberadaan
PNF telah membantu memecahkan masalah yang di hadapi seseorang, kelompok,
maupun kelembagaan. Bahkan ada masyarakat kita yang tidak puas dengan
pendidikan formal beralih ke PNF. Telah banyak yang memecahkan masalah karena
latar belakang PNF. Kenyataan tersebut perlu di akui bahwa PNF cukup teruji
kehebatannya dan cukup adaptif untuk memecahkan masalah.
1. Peran Pendidikan Non Formal Dalam Pengembangan Swadaya Dan Kemandirian
Masyarakat
Istilah “pengembangan” mengandung makna yang sangat luas dari pada
rancangan suatu program. Abdul Gafur (1982) mengemukakan konsep
“pengembangan” sebagai membuat umbuh secarfa teratur untuk menjadikan sustu
yang lebih besar, lebih baik, lebig efektif, dan sebagainga.
Peran PNF dalam proses pemberdayaan (Kindervatter, 1979) secara minimal
Pertama, kebudayaan edukatif yang meliputi kategori kualitas: melek huruf, melek
pendidikan dasar, memiliki keterampilan, pengetahuan, kreatif, inovatif, dan
sebagainya. Kedua, keberdayaan ekonomi, yaitu mampu memahami dan
mengendalikan factor-faktor ekonomi yang mempengaruhi kehidupannya, sehingga
dapat berpartisipasi secara produktf dan efisien dalam pembangunan, serta
memperoleh hasil dari pembangunan Ketiga, keberdayaan politik, mampu memahami
fenomena dan kebijakan politik yang mempengaruhi kehidupan pribadi dan sosialnya,
sehingga dapat melaksanakan kewajiban dan mendapatkan haknya sebagai warga
Negara secara maksimal. Keempat, keberdayaan hokum, memahami dan
mengendalikan regulasi social, aturan yang mempengaruhi kehidupannya, sehingga
mendapatkan perlakuan dan perlindungan hokum secara adil. Tahap kegiatan yang
perlu di lakuakn melalui PNF dalam meberdayakam masyarakat a) menetapkan
kebutuhan riil yang secara nyata di anggap memerlukan adanya pemenuhan yang
sangat mendesak, struktur ekonomi masyarakat, pendidikan, jenis pekerjaan, waktu
senggang dan kondisi potensi lingkungan fisik; b) menetapkan priortas kebutuhan; c)
perumusan tujuan; d) penetapan alternative pemecahan masalah; e) pelaksanaan
kegiatan.
Dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat, perlu memperhatikan
aspek-aspek yang menjadi penentu keberhasilan program pemberdyaan masyarakat.

8
Menurut Umberto Sihombing (2001), komponen dalam program pemberdayaan
masyarakat berpatokan pada 10 program PNF :
1) Warga belajar

Anggota masyarakat yang ikut dalam suatu kegiatan pembelajaran.

2) Sumber belajar

Warga masyarakat yang memiliki kelebihan baik dibidang pengetahuan,


keterampilan, sikap dan mampu mengalihkan apa yang dimilikinya pada
warga belajar melalui proses pembelajaran.

3) Pamong belajar

Tokoh masyarakat yang mampu dan mau membina, membimbing,


mengarahkan, dan mengoganisasi program pembelajaran masyarakat di
sekitarnya.

4) Sarana belajar

Bahan dan alat yang ada dilingkungan masyarakat, yang dapat digunakan
untuk mendukung proses pembelajaran.

5) Tempat belajar

Tempat dimana dimungkinkan terjadi proses pembelajaran.

6) Dana belajar

Uang atau materi lainnya yang dapat diuangkan dalam menunjang pelaksanaan
program pembelajaran yang telah disusun oleh pamong belajar bersama
sumber belajar dan warga belajar.

7) Ragi belajar

Rangsangan yang mampu membangkitkan semangat belajar warga belajar


sehingga proses pembelajaran terjadi tanpa paksaan, gertakan tetapi karena
kesadaran warga belajar serta kekuatan yang ada pada ragi belajar itu sendiri.

8) Kelompok belajar

9
Sejumlah warga belajar yang terdiri dari 5-10 orang, yang berkumpul dalam
satu kelompok, memiliki tujuan dan kebutuhan belajar yang sama, dan sepakat
untuk saling membelajarkan.

9) Program belajar

Serangkaian kegiatan yang mencerminkan tujuan, isi pembelajaran, cara


pembelajaran, waktu pembelajaran, atau sering disebut dengan garis besar
kegiatan belajar, program belajar disusun berdasarkan kebutuhan warga
belajar.

10) Hasil belajar

Serangkaian pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dikuasai warga belajar


setelah proses pembelajaran tertentu dilalui dalam kurun waktu tertentu.

Beberapa hal penting yang bermanfaat untuk menunjang proses pemberdayaan


masyarakat kearah prakarsa dan kemandirian, yaitu :

1. Pemberdayaan pada pelaksana operasional


2. Desentralisasi dan delegasi sesuai kemampuan
3. Merangsang tingkat kompetensi maksimal dalam menunjang kegiatan
4. Menjadi mitra pimpinan dalam memecahkan berbagai persoalan
5. Membentuk tim kerja yang mandiri
6. Pemberdayaan pada pimpinan
7. Pimpinan berperan sebagai Pembina, fsilitator dan penasehat
8. Memasyarakatkan visi, inovasi, kerjasama tim dan mental positif
9. Menciptakan dan memberikan kesempatan berkembang bagi semua pihak
10. Memahami kegiatan secara teknis maupun manajerial
Kesemuanya itu bertujuan meningkatkan profesionalisme sebagai upaya
meningkatkan daya saing daerah di era otonomi yang sedang di gulirkan, untuk tu
diperlukan indicator keberhasilan.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Filosofi pengembangan masyarakat diantaranya adalah menolong diri sendiri,
senantiasa mencari dan menemukan pemecahan permasalahan secara bersama-sama, ada
pendampingan secara teknis maupun praktis, demokratis, dan menyuburkan munculnya
kepemimpinan local yang tangguh dan dipercaya. Pemberdayaan meliputi aspek-aspek
fisik, intelektual, ekonomi, politik, dan kultural. Pendidikan non formal menyentuh aspek-
aspek pemberdayaan jauh lebih besar, karena pendekatan pemelajaran dalam pendidikan
non formal sehingga hubungan yang bersifat individual dan berpusat pada peserta didik.
Masalahnya adalah kondisi sumberdaya manuasi yang ada di masyarakat belum mampu
mendayakan potensi yang ada, sehingga diperlukan sentuhan dari luar yang dapat
memotivasi dan memacu masyarakat, disinilah peran pendidikan non formal.
3.2 SARAN
Sebaiknya dalam pembuatan makalah kita terlebih dahulu memahami materi yang
akan kita masukkan kedalam makalah,agar isi materi yang kita masukkan kedalam
Makalah jelas dan mudah dimengerti oleh pembaca,serta menggunakan bahasa yang tidak
berbelit-belit agar pembaca mudah memahami maksud dari materi yang kita sampaikan
dalam makalah.

11
DAFTAR PUSTAKA

Joko Sutarto.2007.Pedidikan Non Formal.UPT UNNES Press.Semarang

http://blog.unnes.ac.id/marsapw/2016/11/14/makalah-tentang-pendidikan-non-formal-dan-
pengembangan-masyarakat/

12

Anda mungkin juga menyukai