Anda di halaman 1dari 18

TUGAS - TUGAS PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

DISUSUN OLEH :
HANA YOVALIAN SITINJAK/1203313025
GRESIA SIMBOLON/1202313002

PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
Kata Pengantar
Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa yang telah memberikan limpah rahmatnya sehingga
saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Makalah ini saya susun guna memenuhi tugas mata kuliah
Pendidikan PLS serta memberi informasi mengenai
Latarbelakang PLS ke khalayak ramai.
Makalah ini saya susun dengan segala kemampuan saya.
Namun, saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
tentu tidaklah sempurna dan masih banyak kesalahan serta
kekurangan. Maka dari itu saya sebagai penyusun makalah
mohon kritik, saran dan pesan dari semua yang membaca
makalah ini terutama Dosen Mata Kuliah Pendidikan PLS yang
saya harapkan sebagai bahan koreksi untuk saya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………………………….……i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………….………………...ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………………………………………..………1
A. LATAR BELAKANG………………………………………………………………………………………………………….1
B. RUMUSAN MASALAH………………………………………………………………………….………………………..1
C. TUJUAN……………………………………………………………………………………………………………..……….2
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………………….………………………………5
A. PERBEDAAN TUGAS PLS DI NEGARA MAJU
DAN NEGARA BERKEMBANG…………………………………………………………………………………………5
B.BIDANG TUGAS PLS …………………………………………………………………………………………………………..10
BAB III PENUTUP………………………………………………………………………………………………………………..……14
A. KESIMPULAN……………….………………………………………………………………………………………………14
B. SARAN………………………………………………………………………………………………………………………….14
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………………….………………15
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan proses untuk mengintegrasikan individu yang sedang


mengalami pertumbuhan ke dalam kolektivitas masyarakat. Dalam kegiatan
pendidikan terjadi pembinaan terhadap perkembangan potensi peserta didik untuk
memenuhi kelangsungan hidupnya secara pribadi dankesejahteraan kolektif di
masyarakat. Sebagai usaha sadar, pendidikan diarahkan untuk menyiapkan peserta
didik melalui bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka mengisi peranan
tertentu dimasyarakat pada masa yang akan datang. Dalam pembukaan Undang-
Undang Dasar Negara RepublikIndonesia tahun 1945, tercantum butir kalimat
mencerdaskan kehidupan bangsa, makna dari kalimattersebut sangat erat kaitannya
dengan pendidikan. Pendidikan menjadi instrumen untuk mewujudkanmasyarakat
dan bangsa yang cerdas, pendidikanlah yang harus dirancang dan
diimplementasikan secara baik. Salah satu faktor untuk mewujudkan kecerdasan
bangsa dan pendidikan yang maju adalahterciptanya budaya baca di dalam
masyarakat. Dengan adanya pendidikan yang maju dan budaya bacayang telah
mengakar pada masyarakat maka akan muncul masyarakat dan bangsa yang cerdas
dalamkehidupannya.UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional
pasal 13, memuat jalur pendidikanyang terdiri atas pendidikan formal, nonformal
dan informal yang dapat saling melengkapi danmemperkaya. Ketiga jalur
pendidikan tersebut satu kesatuan sub sistem untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional. Pendidikan nonformal bermuara pada tujuan utama pendidikan nasional,
yaitumencerdaskan kehidupan bangsa; mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki kemampuandan keterampilan, kesehatan
jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasatanggung
jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.Oleh karena itu pada kesempatan ini,
penulis membuat makalah tentang Pendidikan Luar Sekolah(PLS) yang merupakan
bagian dari pendidikan non formal

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan luar sekolah?
2. Apa peran Pendidikan Luar Sekolah di negara maju ?
3.Apa saja upaya-upaya Pendidikan Luar Sekolah dalam mencerdaskan
kehidupan bangsa?
4. Apa saja tugas Pendidikan Luar Sekolah dalam bidang nya ?

C.TUJUAN

1. Memahami pengertian pendidikan luar sekolah.


2.Mengetahui peran pendidikan luar sekolah.
3. Memahami pendidikan luar sekolah di negara maju dan berkembang
4. Memahami tugas Pendidikan Luar Sekolah dalam bidang tugas

BAB II

PEMBAHASAN

A. PERBEDAAN TUGAS PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DI


NEGARA MAJU DAN BERKEMBANG

Tugas PLS adalah:

1. Melakukan Pengkajian atau analisis kebutuhan belajar


2. Merencanakan program pembelajaran
3. Mengorganisis pelatihan , menentukan target dan melaksanakan
4. Menilai dan mempersiapkan program pendampingan pasca
Latihan.
1. Tugas Pendidikan Luar Sekolah Di Negara Maju
Pendidikan Luar Sekolah memberikan kemampuan seseorang
untuk menguatkan harga dirinya dan menolong mereka untuk
menemukan jalan dan memberikan kontrubusi untuk masyarakat.
Adapun bentuk – bentuk pendidikan formal di negara maju
diarahkan pada berbagai hal sebagai berikut :
 Keterampilan dasar untuk semua
 Investasi lebih dalam sumber daya manusia
 Inovasi dalam pengajaran dan pembelajaran
 Pembelajaran bernilai
 Pemikiran kembali bimbingan dan konseling
 Membawa pembelajaran lebih dekat ke rumah

Dukungan finansial sangat banyak sehingga program pendidikan non


formal dapat dilaksanakan , disamping itu penwenangan dana korupsi di
instansi pemerintahan maupun Lembaga penyelenggaraan pendidikan
non formal sangat sedikit bahkan dapat dikatakan tidak ada.
Adanya kesinambungan antara departemen pemerintah ddalam
melaksanakn program pendidikan non formal, sehingga tidak terjadi
tumpeng tindih diantara program- program tersebut. Disamping itu
pemerintah juga melakukan Kerjasama dengan dunia industri dengan
memberikan kesempatan magagang pada peserta didik.
Contohnya di negara Jepang
2. Tugas Pendidikan Luar Sekolah Di Negara Berkembang
Faktor kemiskinan adlah salah satu maslah dalam negara- negara
berkembang yang tentunya menyebabkan masalah dalam
pembangunan Indonesia, maka dari itu pendidikan luar sekolah adalah
sebagai pengganti ataupun pelengkap bila mana seseorang tidak bisa
masuk pada pendidikan formal bertujuan untuk meningkatkan
keterampilan seseorang yang nantinya bisa digunakan di masyarakat .
Bentuk – bentuk Oendidikan Luar Sekolah di Negara
Berkembang
1. Bengkel Kerja Pembangunan Desa dan Program pemberantasan
buta huruf
2. Program Kesetaraan contohnya paket A, Paket B
3. Program Pendidikan Usia Dini
4. Program Keterampilan Hidup
5. Program Kependidikan Kepemudaan
6. Program Penyuluhan Pertanian
7. Pemuda

A. BIDANG TUGAS PLS


1. KUALITAS PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DALAM
BIDANG PARIWISATA
Di dalam pengembangan Pendidikan Luar Sekolah, yang perlu
menjadi perhatian bahwa, dalam usaha memberdayakan
masyarakat kiranya dapat membaca dan merebut peluang dari
otonomi daerah, pendidikan luar sekolah pada era otonomi
daerah sebenarnya diberi kesempatan untuk berbuat, karena
mustahil peningkatan dan pemberdayaan masyarakat menjadi
beban pendidikan formal saja, akan tetapi pendidikan formal juga
memiliki tanggungjawab yang sama. Oleh sebab itu sasaran
Pendidikan Luar Sekolah lebih memusatkan pada pendidikan
anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan berkelanjutan, dan
perempuan. Selanjutnya Pendidikan Luar Sekolah harus
mampu membentuk SDM berdaya saing tinggi, dan sangat
ditentukan oleh SDM muda (dini), dan tepatlah Pendidikan
Luar sekolah sebagai alternative di dalam peningkatan SDM
ke depan. PLS menjadi tanggungjawab masyarakat dan
pemerintah sejalan dengan Pendidikan Berbasis Masyarakat,
penyelenggaraan PLS lebih memberdayakan masyarakat sebagai
perencana, pelaksanaan serta pengendali, PLS perlu
mempertahankan falsafah lebih baik mendengar dari pada
didengar, Pemerintah daerah propinsi, kabupaten dan kota secara
terus menerus memberi perhatian terhadap PLS sebagai upaya
peningkatan SDM, dan PLS sebagai salah satu solusi terhadap
permasalahan masyarakat, terutama anak usia sekolah yang
tidak mampu melanjutkan pendidikan, dan anak usia putus
sekolah. pariwisata dengan mendatangkan tenaga ahli dalam
bidang ini untuk mendidik dan mencetak output yang dapat
diharapkan khususnya bagi negara yang berkembang hal ini tidak
sekedar bagai mana mendapatkan tenaga pengajar yang ahli
dalam bidang pariwisata ? lebih dari itu adalah instrumen-
instrumen yang nantinya dapat dijadikan sebagai sarana dan
prasarana menunjang terhadap pembekalan Sumber daya
Manusia dalam bidang Pariwisata Usaha setiap negara dalam
mengembangkan industri pariwisata yang pesat dan mewujutkan
angan – angan menjadi negara terbesar dalam jumlah
kunjungan wisatawan, hampir setiap negara ini selalu berpacu
meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia tersebut di atas tidak
lain adalah melalui peningkatan efektifitas sistem pendidikan dan
latihan dalam bidang pariwisata. Di Indonesia khususnya kalau
dibandingkan dengan negara-negara tetangga tentang prosentase
jumlah kunjungan wisman memiliki peringkat yang tinggi ,
sehingga bisa dikatakan bahwa Indonesia memiliki potensi
yang besar dalam mencapai jumlah kunjungan wisman di tingkat
ASEAN , dengan bukti kurun waktu tiga tahun dari tahun 1994
– 1996 arus kunjungan wisatawan ke Indonesia mengalami
peningkatan rata-rata 14 % per tahun ini suatu rekor
pertumbuhan tertinggi dibandingkan negara ASEAN lainnya pada
periode yang sama. Sangat menggembirakan bagi bangsa
Indonesia melihat hasil kenyataan perhitungan statistik di atas,
akan tetapi kalau kita meneliti lebih dalam dengan keberadaan
Sumber Daya Manusia dalam bidang pariwisata ini di Indonesia,
bagai mana ? karena sekian banyak industri pariwisata di
Indonesia seperti hotel, restoran, travel agent dan Airlins dan lain-
lain. Masih banyak menggunakan tenaga kerja asing terutama
pada level midel menejer ke atas. Ini sebuah tantangan yang harus
dicari jawabannya. Indonesia memang masih mudah kalau
berbicara tentang SDM bidang pariwisata ini karena melihat dari
sejarah pariwisata, Indonesia baru tahun 1958 muali aktif
bergerak dalam bidang ini bersamaan dengan ditemukan
istilah baru yaitu ; “PARIWISATA” sebagai pengganti istilah
“TOURISM”. Kondisi semacam ini tidak boleh mematahkan
semangat justru seharusnya akan menjadikan suatu tantangan yang
harus di hadapi dengan kerja keras untuk menyusul negara-negara
maju lainnya. Oleh karena itu yang perlu pertama diperhatikan
dan perlu dikerjakan adalah peningkatan Sumber Daya Manusia
yang profesional dalam menangani berbagai aktifitas dalam bidang
pariwisata. Sumber Daya Manusia yang profesional tersebut
dapat dicapai salah satunya dengan jalan mengadakan pendidikan
dan pelatihan yang ber kualitas keterampilan dan pengetahuannya,
inilah saat yang sangat dibutuhkan oleh Negara Indonesia
dalam membina dan meningkatkan kualitas Sumber Daya
Manusia dalam bidang pariwisata selaras dengan perkembangan
jumlah wisatawan mancanegara semakin tinggi. Dengan
peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia ini, diharapkan
mereka memiliki ketrampilan yang memadahi dan pengetahuan
yang luas sehingga dapat diterima bekerja di industri-industri
pariwista secara profesional dan competitif dengan tenaga kerja
asing Sesuai dengan Kepres No. 15 ( 9 Maret 1993) dalam Bab V
pasal 11 disebutkan : “ Indonesia memerlukan tenaga kerja yang
berpengetahuan luas, terampil dan ahli, hal ini bisa dilaksanakan
melalui pendidikan dan latihan dengan cara meningkatkan dan
memperluas lembaga-lembaga pendidikan”. Dengan kata lain
tumbuhnya industri-industri pariwisata yang semakin pesat
maka konsekwesinya harus diikuti dengan peningkatan kualitas
Sumber Daya Manusia yang spesifik, sehingga untuk
merealisasi kepres atau harapan-harapan tersebut adalah
diadakannya pemantapan dan pengembangan kepada lembaga-
lembaga pariwisata secara terpadu dan sistematis berdasar
standar kebutuhan lapangan. Lembaga-lembaga pendidikan
yang bergerak dalam bidang pariwisata dan banyak dibutuhkan
oleh kalangan industri-industri pariwisata ini, khususnya adalah :
lembaga-lembaga Pendidikan Nonformal (PLS) dalam bidang
pariwisata, yang sekarang ini mulai bermunculan hampir di
setiap kota-kota besar di Indonesia, dengan lama program satu
tahun . Lembaga Pendidikan Nonformal ini membutuhkan
perhatian terhadap kualitas penyelenggaraannya artinya perlu
pemantapan efisiensi sistem pendidikan, sehingga sistem yang di
pakai harus memiliki standar dan betul-betul berorentasi terhadap
lapangan kerja. Mengingat Pendidikan Nonformal ini jangka
waktunya pendek dan selalu mejanjikan masyarakat cepat untuk
mendapat kerja, dan industri pariwisata sendiri juga sangat
membutuhkan, akibatnya kalau tidak ada pemantapan terhadap
kualitas sistem pendidikan yang ada akan merugikan negara dan
khususnya diri sediri, untuk menjalin hubungan yang baik antara
lembaga pendidikan dan industri pariwisata , maka lembaga
Pendidikan Nonformal ini harus dapat memberi bekal
keterampilan yang sangat relevan dan memadahi . Sambutan
Dirjen Pariwisata Depparpostel, Andi Mappisameng, dalam
munas Hildiktipari (Himpunan lembaga pendidikan tinggi
pariwisata Indonesia) di Nusa Dua Denpasar Bali, 1995,
mengatakan bahwa : “ Saat ini industri pariwisata di
indonesia masih membutuhkan tenaga kerja yang banyak dan
tenaga kerja yang memiliki kualitas ketrampilan, tentunya harus
melalui sistem pendidikan yang efektif “. Sekaligus dengan
pendapatnya J. Spillane (1994 : 94) ; Karena jumlah
perjalanan internasional oleh wisatawan manca negara semakin
lama semakin bertambah, sehingga Indonesia lebih dikenal oleh
wisatawan manca negara. Oleh karena itu kalau tidak ada
perencanaan akan pentingnya persediaan pelayanan khususnya
dalam bidang pariwisata akan timbul banyak kesulitan dalam
hal komunikasi antara/dengan wisatawan manca negara, sehingga
program pendidikan pariwisata harus diperluas sampai sebagaian
besar daerah/wilayah wisata . Melihat kondisi Pendidikan
Nonformal dalam bidang pariwisata tersebut , satu sisi
menyenangkan dan di sisi lain memperhatinkan, mengapa harus
demikian ?. karena Pendidikan Nonformal dalam bidang
pariwisata ini masih belum memiliki standar sistem pendidikan
terutama kurikulum dan materi perkuliahannya, buktinya antara
Pendidikan Nonformal satu dengan yang lainnya masih
memiliki pola kurikulum sendidiri-sendiri salah satunya adalah
jumlah dan bentuk materi yang diberikan pada siswa, atau
dengan kata lain kurikulum yang sudah tersedia tersedia atau
dibakukan masih belum bisa berorentasi pada lapangan kerja.
Akibat yang ditimbulkan dengan lemahnya standarisasi sistem
pendidikan ini adalah outputnya tidak bisa siap kerja seperti yang
diharapkan oleh lapangan kerja yaitu industri-industri yang
bergerak dalam bidang pariwisata , baik industri hotel dan
restoran , industri biro perjalanan dan industri lainnya, misalnya
kasus yang terjadi di Pendidikan Nonformal ini yaitu tidak
memberikan nama jurusan berdasar spesialisasinya, artinya ada
nama untuk dua jurusan jurusan perhotelan dan jurusan pariwisata
keduanya disatukan dalam satu jurusan yaitu “ jurusan
perhotelan.

2. PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DALAM BIDANG


PEMBANGUNAN MASYARAKAT
Pendidikan luar sekolah adalah usaha sadar yang diarahkan untuk
menyiapkanr meningkatkan dan mengembangkan sumber daya
manusia, agar memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap dan daya
saing untuk merebut peluang yang tumbuh dan berkembang. dengan
mengoptimalkan penggunaan sumber-sumber yang ada di
lingkungannya. Pendidikan luar sekolah juga merupakan satu proses
pendidikan yang sasaran, pendekatan, dan keluarannya berbeda
dengan pendidikan sekolah, dan bukan merupakan pendidikan sekolah
yang dilakukan di luar waktu sekolah. Pendidikan luar sekolah sudah
ada sebelum pendidikan persekolahan tumbuh di bumi ini. Pendidikan
luar sekolah dimulai sejak manusia lahir di bumi dan berakhir setelah
manusia masuk liang kubur. Sedangkan pendidikan sekolah dimulai
setelah manusia memenuhi usia tertentu dan diakhiri pada usia
tertentu. Pendidikan luar sekolah bertugas untuk menyiapkan sumber
daya manusia yang memiliki kebisaan yang siap menghadapi perubahan
sebagai akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
berkembang pesat yang dihasilkan oleh manusia-manusia terdidik.
Serta Pendidikan luar sekolah dapat juga dikatakan sebagai proses
memanusiakan manusia untuk meningkatkan kualitas berpikir, moral
dan mental sehingga mampu memahami, mengungkapkan,
membebaskan. dan menyesuaikan dirinya terhadap realitas yang
melingkupinya.
Peran Pendidikan Luar Sekolah dalam pembangunan
Pendidikan Luar Sekolah mempunyai peranan sebagai sub sistem dalam
sistem pendidikan nasional Indonesia yang harus memainkan peran
ganda baik mendidik maupun mengajar. Dan untuk dapat berperan
secara maksimal baik sebagai pengajaran maupun pendidikan
diperlukan kesiapan sikap mental dan pengetahuan yang dalam dan
luas di bidang kemasyarakatan supaya dapat mengetahui apa yang
dibutuhkan masyarakat. Dan hal ini akan dapat diwujudkan apabila
ditemukan cara pengelolaan yang tepat, strategis yang memadai,
sumber daya pengelola yang mumpuni dan kelembagaan yang mapan.
1. Peran PLS sebagai pendidikan dasar
Yang merupakan pendidikan dasar adalah Program keaksaraan paket A
dan B masih perlu diteruskan, karena sangat penting bagi kelanjutan
hidup masyarakat setelah dewasa nantinya. Apabila seseorang sudah
melek huruf tentu akan dapat mandiri tanpa harus selalu tergantung
dengan orang lain. PLS disini sebagai pengganti pendidikan formal.
Dengan adanya PLS ini maka masyarakat yang dulunya belum pernah
mengenyam pendidikan dan juga yang putus sekolah dapat
melanjutkan pendidikannya lagi.

2 Peran PLS Sebagai Program Pelatihan


Kelompok program PLS seperti ini dimaksudkan untuk memperbaiki ke-
cakapan, keterampilan, dan kinerja individu agar dapat memperbaiki
kualitas
hidupnya. Program keterampilan kerja dapat diperuntukkan bagi mereka
yang
belum bekerja atau yang sudah bekerja tetapi ingin memperbaikinya,
atau kepada
mereka yang keterampilannya tidak lagi laku karena tidak mampu
bersaing de-
ngan yang lebih kuat.
Tugas tenaga PLS adalah:
• melakukan pengkajian atau analisis kebutuhan belajar
• merencanakan program pembelajaran
• mengorganisir pelatihan
• menyiapkan pelatih
• menentukan target
• melaksanakan
• menilai dan
• mempersiapkan program pendampingan pasca latihan.
Strategi dalam pembangunan masyarakat ini adalah melalui
pemberdayaan. Pemberdayaan itu adalah upaya untuk membuat orang
memperoleh pema-
haman pengendalian tentang kekuatan-kekuatan sosial, ekonomi, dan
politik guna
memperbaiki kedudukannya di masyarakat.

Perbaikan kedudukan ini dapat diperoleh dengan :


1) Akses, yang meliputi kesempatan lebih besar dalam memperoleh
sumber (resources); (2) Daya tawar, berupa peningkatan daya tawar
yang lebih kuat
(3) Pilihan, yakni kecakapan dan peluang untuk memilih berbagai
pilihan
(4) Status, yakni memperbaiki image pribadi, harga diri, dan sikap-sikap
positif terhadap budayanya
(5) Kecakapan kritis, yakni memakai pengalamannya secara tepat,
menilai manfaat
yang potensial dari pemecahan-pemecahan masalah
(6) Legitimasi, atau memperoleh pengakuan selayaknya
(7) Disiplin, yakni menentukan sendiri standar untuk bekerja dengan
orang lain secara produktif; dan
(8) Persepsi kreatif, yakni pandangan yang lebih positif dan inovatif
terhadap hubungan dengan orang lain dan lingkungannya.

Melalui pendidika luar sekolah ini sangat membantu juga dalam


menunjang kesejahteraan masyarakat. Karena melalui pendidikan luar
sekolah juga masyarakat dapat memperoleh banyak keterampilan,
karena banyak jenis pendidikan luar sekolah yaitu:
• pendidikan kesetaraan
• pendidikan keaksaraan fungsional
• pendidikan pelatihan
• pendidikan kepemudaan
• pemberdayaan wanita
• kursus
• majelis taqlim
Itu sebabnya banyak manfaat yang diberikan pendidikan luar sekolah
dalam pembangunan masyarakat. Dimana fungsi pendidikan luar
sekolah itu adalah sebagai pengganti dari pendidikan formal yaitu
pendidikan kesetaraan. Baik paket A,B, dan paket C. sebagai penambah
dan pelengkap pendidikan yang diperoleh dari pendidikan formal seperti
kursus keterampilan maupun kursus untuk mata pelajaran tertentu.
Berdasarkan fungsi pendidikan luar sekolah dalam pembangunan maka
program-program pendidikan ini dapat diklasifikasi ke dalam lima
kategori:
1. pendidikan luar sekolah yang berkaitan dengan pendidikan ideologi
negara dan moral bangsa bagi masyarakat
2. pendidikan dasar, yaitu Kelompok Belajar Paket A,
untukmemberantas buta aksara dan angka, buta pengetahuan dasar dan
buta bahasa Indonesia
3. pendidikan mata pencaharian yang mencakup antara lain Kelompok
Belajar Usaha yang menyelenggarakan kegiatan belajar dalam bidang
industri makanan, alat-¬alat olah raga, perkakas rumah tangga, tata
busana, dan pertanian
4. pendidikan kejuruan/ketrampilan yang berkaitan dengan latihan kerja,
meliputi program kegiatan belajar dalam rumpun kesehatan, pertanian,
kerajinan dan industri teknologi, kesenian niaga dan bahasa
5. pendidikan lainnya yang meliputi penyuluhan melalui media
elektronika dan media cetak, motivasi, pelatihan kepemudaan,
kepramukaan.
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Pendidikan luar sekolah disebut juga suatu sistem pendidikan yang
didalamnya terdapat kumpulankomponen (unsur-unsur) yang saling
berhubungan dan diorganisir untuk mencapai tujuan. Jadi dengan
pendidikan luar sekolah telah terkandung semua unsur yang disyaratkan
oleh suatu sistem seperti anakdidik, pendidik, waktu, materi dan
tujuanDengan sistem pendidikan luar sekolah berarti adanya suatu pola
tertentu untuk melakukan pekerjaan/fungsi yakni mendidik,
pekerjaan/fungsi mana berbeda dengan perjalanan/fungsi sistem
pendidikan formal. Misalnya, sekolah tidak lagi bertugas utama
memberikan pelajaran yang berupafaktor-faktor dan pengetahuan
hafalan kepada murid dan sekolah tidak lagi merupakan sistem
tertutup.Artinya sekolah hendaknya selalu memberi kesempatan pada
anak setiap saat untuk memperoleh pendidikan, sehingga: sekolah harus
merupakan sistem yang terbuka bagi anak-anak
B.Saran
Sebagai suatu proses yang dinamis, pendidikan akan senantiasa
berkembang dari waktu ke waktusesuai dengan perkembangan yang
terjadi di lingkungan umumnya. Salah satu ciri dari perkembangan
pendidikan adalah adanya perubahan-perubahan dalam berbagai
komponen sistem pendidikan sepertikurikulum strategi belajarmengajar,
alat bantu mengajar, sara dan prasarana, sumber-sumber dansebagainya.
Perkembangan ini sudah tentu akan mempengaruhi kehidupan para
siswa baik dalam bidang akademik, sosial maupun pribadiOleh karena
itu para siswa diharapkan mampu menyesuaikan diri dengan setiap
perkembangan pendidikan yang terjadi untuk mencapai sukses yang
berarti dalam keseluruhan proses belajar

DAFTAR PUSTAKA
Faisal Sanapiah, 1981.Pendidikan Luar Sekolah . Surabaya: CV. Usaha
Nasional.2.
Joesoef Soelaiman, 2004,Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.3.
Kurdie Syuaeb, 2002,Pendidikan Luar Sekolah. Cirebon: CV. Alawiyah
Deparpostel, Standar Kualifikasi Ketrampilan (SKS) Tingkat Dasar
Bidang Pariwisata, Jakarta, 1992 Dirjen Pendidikan Tingi Depdikbud,
Pedoman Kurikulum, Silabus Dan Kepustakaan Minimal Akademi
Pariwisata, Jakarta, 1982 Hartono Hari, Perkembangan Pariwisata,
Kesempatan kerja dan permasalahannya , Prisma, Vol.III,
No.2(Februari 1997) Holker Helmut, Pendidikan kejuruan,
Pengajaran, Kurikulum Perencanaan, Gramedia , Jakarta

Anda mungkin juga menyukai