Anda di halaman 1dari 39

CRITICAL BOOK REPORT

D
I
S
U
S
U
N
OLEH

NAMA : BINUR YUNI ARTHA PAROSI

NIM :1181171010

KELAS : PLS REG B

M.KULIAH :KETERAMPILAN DASAR PENDIDIKAN SD

DOSEN PENGAMPU :Drs. EVA BETTY SIMANJUNTAK M.Pd

PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,karena atas berkat dan
Rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan tugas kuliah ini yaitu “CRITICAL BOOK REPORT”
dalam mata kuliah Ketrampilan Dasar Pendidikan SD
Saya berterimakasih kepada ibu Drs.Eva Betty Simanjuntak M.Pd dosen yang sudah
membimbing saya dalam menyelesaikan tugas ini,kepada semua yang sudah memberikan saran
dan kritik,dan semua yang sudah membantu saya dalam menyelesaikan tugas ini.Saya
mengharapkan agar tugas ini tidak hanya agar terpenuhinya tugas kuliah, tetapi juga dapat
bermanfaat bagi semua pembacanya,dan semoga juga dapat menambah pengetahuan bagi saya
dan pembaca.
Saya sadar bahwa saya masih dalam proses belajar, dan makalah ini pun tidak luput dari
kesalahan.saya mohon maaf jika ada terdapat kesalahan pada penulisan dan tata bahasa dalam
makalah ini, dan saya mohon kritik dan saran membangun untuk makalah yang saya buat ini.

Medan, 24 September 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................

DAFTAR ISI......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................

A. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................
B. TUJUAN DAN MANFAAT..................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................

A. IDENTITAS BUKU...............................................................................................
B. RINGKASAN BUKU............................................................................................

BAB III KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU..................................................


BAB IV PENUTUP...........................................................................................................

A. KESIMPULAN....................................................................................................
B. SARAN.................................................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

Dengan dibuatnya tugas Critical Book Report ini diharapkan bagi siswa untuk
membaca,memahami dan menganalisis materi pada buku yang akan memberikan dampak untuk
memicu semangat berinovasi calon pendidik tanah air agar menjadikan sebuah sekolah yang
berjuluk sekolahnya manusia.Pendidik juga harus sadar akan relevansi metode-metode
perkembangan zaman,karena metode yang baik digunakan pada saat ini tidak menolak
kemungkinan untuk tidak baik menjadi metode pengajaran dimasa yang akan datang.

A. RUMUSAN MASALAH

Adapun penulisan masalah dalam critical book review ini dapat dijjabarkan sebagai berikut:

1. Bagaimana review maupun ringkasan buku tersebut?


2. Bagaimana kelebihan dan kekurangan buku tersebut?

B. TUJUAN DAN MANFAAT


Tujuan dan manfaat yang ingin dicapai penyusun dalam penulisan CBR ini adalah untuk
mengajak pembaca lebih memahami secara mendalam mengenai kedua buku tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A. IDENTITAS BUKU
Identitas buku yang akan direview adalah sebagai berikut
IDENTITAS BUKU 1 (UTAMA)
Judul buku Keterampilan Dasar Pendidikan SD
Penulis DR.Naeklan Simbolon,M.Pd
Dra.Eva Betty Simanjuntak,M.Pd
Drs.Rubenhart Tamba.M.Pd
Penerbit/kota terbit Medan
Tebal 114 halaman
Bahasa Indonesia
Tahun 2018

IDENTITAS BUKU 2 (PEMBANDING)

Judul buku Keterampilan pengajaran dan Bimbingan


kelas 4-6 SD
Penulis Dr.Dorothy Rich
Penerbit PT.INDEKS
Kota terbit Jakarta
Tahun terbit 2008
Tebal buku 115 halaman

Buku Utama (DIKTAT UNIMED) buku Pembanding


B. RINGKASAN ISI BUKU

BAB I PENDIDIKAN DASAR DI INDONESIA


1..Pengertian Pendidikan Dasar
Pengertian sekolah dasar adalah dapat dikatakan sebagai kegiatan mendasari tiga aspek
dasar, yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Ketiga aspek ini merupakan dasar atau
landasan pendidikan yang paling utama. Kita hal paling hakikat dalam kehidupan. Kita
membutuhkan sikap-sikap hidup yang positif agar kehidupan kita lancar. Kita juga
membutuhkan dasar-dasar pengetahuan agar setiap kali berinteraksi tidak ketinggalan informasi.
Dan , yang tidak kalah pentingnya adalah keterampilan. Di sekolah dasar, kegiatan pembekalan
diberikan selama enam tahun berturut-turut .. pada saat inilah anak didik dikondisikan untuk
dapat bersikap sebaik-baiknya. Pengertian sekolah dasar sebagai basis pendidikan harus benar-
benar dapat dipahami oleh semua orang sehingga mereka dapat mengikuti pola pendidikannya.
Tentukannya, dalam hal ini kegiatan pendidikan dan pembelajarannya mengedepankan landasan
bagi kegiatan selanjutnya. Tanpa pendidikan dasar, tentunya sulit bagi kita untuk memahami
konsep-konsep baru pada tingkatan lebih tinggi.

Pengertian pendidikan di sekolah dasar merupakan upaya untuk mencerdaskan dan mencetak
kehidupan bangsa yang bertaqwa, cinta dan bangga terhadap bangsa dan negara,
trampil,kreatif,berbudi pekerti yang santun serta mampu menyelesaikan permasalahan di
lingkungannya. Pendidikan di sekolah dasar merupakan pendidikan anak yang berusia antara 7
sampai 13 tahun sebagai pendidikan di tingkat dasar yang di kembangkan sesuai dengan satuan
pendidikan,potensi daerah atau karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat bagi
siswa.

2.Tujuan Pendidikan Dasar


Pendidikan dasar memberikan dasar-dasar untuk memberikan dasar-dasar untuk
mengikuti pendidikan pada jenjang pendidikan keberhasilan pendidikan di sekolah menengah
dan perguruan tinggi banyak dipengaruhi oleh keberhasilan dalam mengikuti pendidikan dasar.

Jenjang pendidikan dasar di indonesia yang biasa ada pada sekolah dasar (SD) dan Madrasah
Ibtidaiyah (MI) menjadi dasar dalam program wajib belajar 12 tahun. Program wajib belajar
yang dulunya 6 tahun, diubah menjadih 9 tahun, dan kini menjadi 12 tahun merupakan kebijakan
pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan.

Pendidikan sangat penting untuk perkembangan ke deppan bagi bangsa indonesia. Terutama
pendidikan dasar, karena pada jenjang pendidikan dasar peserta didik akan dibentuk karakter
untuk menjadi seperti apa di masa mendatang. Perkembangan pendidikan sekolah dasar di
indonesia masih baru banyak yang perlu dibenahi karena masalah-masalah yang masih banyak
muncul. Pemerintah harus memperhatikan hingga hal-hal yang detail seperti sarana dan
prasarana yang kurang dan banyak yang perlu diperbarui, kekurangan guru perpustakaan,
kekurangan guru, kualitas tenaga pendidik kulitas lulusan yang masih rendah, hingga anggaran
dana pendidikan yang harus dialokasikan dengan baik
3.Landasan-Landasan Pendidikan Dasar
a.Yuridis

Landasan yuridis memberikan lampu hijau penyelenggaraan lembaga pendidikan di


sebuah negara.Di indonesia UU RI No 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas: “Setiap warga negara
yang berusia 7 s.d 15 Tahun wajib mengikuti pendidikan dasar” (pasal 6).Setiap warga yang
berusia 6 tahun dapat mengikuti program wajib belajar (pasal 34)menjadi dasar penerimaan
siswa baru di SD.

b.Historis

Ada tiga toko pendidikan yang mewarnai pendidikan dinegeri ini.Mohamad Syafei yang
mendirikan Sekolah Indonesisch Nederland school/kayutanan di Sumatra Barat (1926)yang
memiliki konsep; mendidik anak-anak agar dapat berdiri sendiri dengan jiwa yang merdeka
karena sekolah Hindia Belanda hanya menyiapkan anank-anak menjadi pegawai mereka saja.

Kihajar Dewantara mendirikan Taman Siswa di Yogyakarta (1922) melahirkan falsafa


“Tut Wuri Handayani” (mengikuti sambil mempengaruhi).Mengikuti, namun makannya ialah
mengikuti perkembangan sanganak dengan penuh perhatian berdasarkan cinta kasih dan tanpa
pamrih,tanpa keinginan mengusai dan memaksa ,sedangkan makna Handayani ialah
mempengaruhi dalam arti merangsang,memupuk,membimbing, memberi teladan agarsang anak
mengembangkan pribadinya melalui disiplin pribadi.

K.H Ahmad Dahlan mendirikan Organisasi Islam (1912) di Yogyakarta ingin


mewujudkan orang muslim yang berakhlak mulia,cakap,percaya diri sendiri,berguna bagi
masyarakat dan negara.

c.Filosofis

Filsafat sangat penting karena,harus dipertimbangkan dalam mengambil keputusan


tentang setiap aspek kurikulum.Untuk tiap keputusan harus ada dasarnya.Filsafat adalah cara
berpikir yang sedalam-dalamnya,yakni sampai akarnya tentang hakikat sesuatu. Filsafat
pendidikan terdiri darifilsafat tradisionalis yaitu esensialis,parenialis,dan filsafat tradisionalis
yaitu progresivis,eksistensialis,dan rekontuksionis.
Parenialis menghendaki agar pendidikan kembali kepada jiwa yang mengusai abad
pertengahan,karena ia telah merupakan jiwa yang menuntun manusia hingga dapat dimengerti
adanya tata kehidupan yang telah ditentukan secara rasional.

Essentialis mengkehendaki pendidikan atas nilai-nilai yang tinggi yang hakiki


kedudukannya dalam kebuayaan.Nilai-nilai ini hendaklah yang sampai kepada manusia melalui
sivilisasi dan telah teruji oleh waktu.Tugas pendidikan adalah perantara atau pembawa nilai-nilai
yang ada dalm gudang di luar kedalam jiwa peserta didik hinggga perlu dilatih agar mempunyai
kemampuan absorbi (penrapan) yang tinggi.

Progressivism menghendaki pendidikan yang pada hakikatnya progresif,tujuan


pendidikan hendaknya di artikan sebagai rekonstruksi pengalaman yang terus menerus agar
peserta didik dapat berbuat sesuatu yang inteligent dan mampu mengadakan penyesuaian
kembali sesuai dengan tuntutan dari lingkungan.

Reconstructionsm menghendaki agar peserta didik dapat di bangkitkan kemampuannya untuk


secara konstruktif menyesuaikan diri dengan tuntutan perubahan dan perkembangan masyarakat
sebagai akibat adanya pengaruh dari ilmu pengetahuan dan teknologi,sehingga peserta didik
tetap berada dalam suasana aman dan bebas.

Existentialism menghendaki agar pendidikan selalu melibatkan peserta didik dalam mencari
pilihan-pilihan untuk memenuhi kebutuhan masing-masing individu adalah makhluk yang unik
dan bertanggung jawab atas diri dan nasibnya sendiri.

d.Psikologis

Mengetahui landasan psikologis dalam penerapan dengan pendidikan sangatlah


urgent.Dengan mengetahui psikologis pendidikan(psikologi perkembangan, psikologi belajar,dan
psikologi social) maka pemberian porsi materi serta pendekatan yang digunakan dalam kegiatan
kependidikan akan pas sesuai dengan tingkat perkembangannya.

e.Sosiologis

Menurut Ibnu Taimiyyah “anak terakhir dalam keadaan fitrah”dalam suatu keadaan
kebajikan bawaan & lingkungan sosial itulah yang mempengaruhi tingkah laku manusia. Pada
tingkat dan skala mikro pendidikan merupakan gejala sosial yang mengandalkan interaksi
manusia sebagai sesama (subyek) yang masing-masing bernilai setara
f.Antropologis

Antropologi pendidikan mencoba mengungkapkan proses-proses transmisi budaya atau


pewarisan pengetahuan melalui proses enkulturasi dan sosialisasi. G.D Spindler berpendirian
bahwa kontribusi utama yang bisa diberikan antropologi terhadap pendidikan adalah
menghimpun sejumlah pengetahuan empiris yang sudah diverifikasikan dengan menganalisa
aspek-aspek proses pendidikan yang berbeda-beda dalam lingkungan sosial budayanya.

g.Ekonomi

Pada zaman pasca modrn atau globalisasisekarang ini yang sebagian besar manuisianya
cenderung mengutamakan kesejahteraan materi dibandingkan kesejahteraan rohani membuat
ekonomi mendapat perhatian yang sangat beasr.

h.Religi

Manusia terdiri dari tiga komponen: “Jasmani,rohani dan akal”ketiga komponen tersebut
akhirnya akan kembali pada sang khaliq untuk mempertanggun jawabkan kinerja ketiga
komponen itu.manusia diutus ke dunia sebagai khalifah. Selain dibekali jasmani,rohani dan akal
manusia juga dibekali

4.Latar Belakang Dan Arah Pendidikan Dasar

Karakteristik perkembangan anak yang berada di kelas awal SD adalah anak yang berada
pada rentangan usia dini. Masa usia dini ini merupakan masa perkembangan anak yang pendek
tetapi merupakan masa yang sangat penting bagi kehidupannya. Oleh karena itu, pada masa ini
seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal.
Karakteristik perkembangan anak pada kelas satu, dua dan tiga SD biasanya pertumbuhan
fisiknya telah mencapai kematangan, mereka telah mampu mengontrol tubuh dan
keseimbangannya. Untuk perkembangan kecerdasannya anak usia kelas awal SD ditunjukkan
dengan kemampuannya dalam melakukan seriasi, mengelompokkan obyek, berminat terhadap
angka dan tulisan, meningkatnya perbendaharaan kata, senang berbicara, memahami sebab
akibat dan berkembangnya pemahaman terhadap ruang dan waktu
5.Kurikulum Sekolah Dasar

Kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harusditempuh oleh peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatankurikulum pada setiap mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan
dituangkan dalamkompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban belajar yangtercantum
dalam struktur kurikulum. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas standarkompetensi dan kompetensi dasar
yang dikembangkan berdasarkan standar kompetensilulusan. Muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri
merupakan bagian integral daristruktur kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah

6.Jenis-Jenis Sekolah Dasar

1) SD Konvensional
SD Konvensional adalah sekolah dasar biasa yang menyelenggarakan pendidikan enam
tahun, terdiri atas enam kelas, dengan enam orang guru kelas. Satu orang guru mata pelajaran
Pendidikan Agama, satu orang guru mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, satu
orang kepala sekolah, dan satu orang pesuruh. Jumlah siswa dan guru dalam satu kelas umumnya
berbanding 40 :

2) SD Percobaan
SD percobaan adalah sekolah daar konvensional yang menyelenggarakan pendidikan
enam tahun, terdiri atas enam kelas, dengan enam orang guru kelas, satu orang guru mata
pelajaran Pendidikan Agama, satu orang guru mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan,
satu orang kepala sekolah dan satu orang pesuru. Jumlah siswa dan guru dalam satu kelas
umumnya 40 :1 hanya saja, SD percobaan diberi kewenangan untuk melakukan percobaan-
percobaan tertentu dalam rangka peningkatan mutu pendidikan sekolah dasar. Sampai pada akhir
tahun 1997 di Indonesia terdapat 20 SD percobaan (SDNP)
3) SD Inti
SD inti adalah sekolah dasar Konvensional yang menyelenggarakan pendidikan
enam tahun, terdiri atas enam kelas, dengan enam orang guru kelas. Satu orang guru mata
pelajaran Pendidikan Agama, satu orang guru mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan, satu orang kepala sekolah, dan satu orang pesuruh. Jumlah siswa dan guru
dalam satu kelas umumnya berbanding 40 : 1. Hanya saja sekolah ini ditunjuk sebagai
pusat pengembangan sekolah dasar lain disekitarnya pada tingkat gugus. Dalam rangka
memainkan perananya sebagai pusat pengembangan sekolah dasar disekitarnya. SD inti
dilengkapi dengan satu ruangan Kelompok Kerja Guru (KKG), satu ruang
perpustakaansekolah dan satu ruang serbaguna.

4) SD kecil
SD kecil adalah sekolah yang pada umumnya terdapat di daerah terpencil dengan
sistem pendidikan yang berbeda dengan SD Konvensional. Jumlah siswanya maksimal 60
orang (kelas 1 sampai dengan kelas 4) dengan dua orang guru kelas dan satu kepala
sekolah. Proses belajar mengajar diselenggarakan dengan menggunakan modul,
penggabungan kelas, dan tutor sebaya.

5) SD satu Guru
SD satu guru adalah sekolah dasar yang pada umumnya terdapat didaerah
terpencil dengan sistem pendidikan yang berbbeda dengan SD Konvensional. Jumlah
siswanya maksimal hanya 30 orang (kelas 1 sampai dengan kelas 4) dengan satu orang
guru kelas yang sekaligus merankap sebagai kepala sekolah. Proses belajar mengajar
diselenggarakan dengan menggunakan modul. Penggabungan kelas dan tutor sebaya.

6) SD Pamong
SD pamong adalah lembaga pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat,
orang tua, dan guru untuk memberikan pelayanan pendidikan bagi anak putus sekolah
dasar atau anak lain yang karena satu dan lain hal, tidak dapat datang secara teratur
belajar di sekolah.

7) SD Terpadu
SD terpadu adalah sekolah dasar yang menyelenggarakan pendidikan bagi anak
normal dan penyandang cacat maupun normal bersama-sama dengan menggunakan
kurikulum sekolah dasar konvensional
7.Karakteristik Pendidikan Dasar Di Indonesia
Karakteristik berasal dari kata "characteristic" yang berarti sifat yang khas. Atau bisa
diambil pengertian bahwa karakteristik adalah suatu sifat khas yang membedakan dengan yang
lain.Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap
perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentiuknya kepribadian yang
utama.Karakteristik Pendidikan Dasar,yaitu Pendidikan Dasar (PD).Pendidikan dasar adalah
pendidikan sembilan tahun dengan pendidikan enam tahun di sekolah dasar dan tiga tahun di
sekolah menengah. Pada jalur luar sekolah, pemerintah menyediakan program paket A & B bagi
anak usia sekolah yang orang tuanya tidak mampu

8.Cara Belajar Anak


1). Konkret
2). Integratif
3).Hierarkis

BAB II KETERAMPILAN BELAJAR SD


1.Pengertian Keterampilan Belajar
Tujuan penerapan keterampilan dalam belajar adalah meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pembelajaran, menumbuhkan minat dan motivasi belajar, membentuk peserta didik
yang mandiri dalam belajar, karakteristik siswa yang mempunyai keterampilan belajar.

2.Hakikat Keterampilan Belajar

Hakikat keterampilan belajar meliputi empat unsur utama yaitu:


a. Transformasi Persepsi Belajar
Dalam berbagai hal guna meningkatkan keahlian belajar dalam basic skills(membaca,
menulis dan mendengar) ataupun dalam menangani rasa takut dan kecemasan. Transformasi ini
tidak hanya melatih kemampuan kognitif saja akan tetapi juga meliputi domain afektif dan
psikomotorik dari setiap orang. Sehingga mampu menunjukkan pemahaman tentang
keterampilan dan strategi belajar yang diperlukan untuk sukses di sekolah.
b. Keterampilan Manajemen Pribadi
Kemampuan menerapkan pengetahuan keterampilan belajar dan kekuatan (potensi)
belajar yang dimilikinya untuk mengembangkan strategi guna memaksimalkan dan
meningkatkan pembelajaran sehingga dapat meraih kesuksesan belajar di sekolah menengah.
c. Interpersonal Dan Keterampilan Kerjasama Tim
Kemampuan mengidentifikasi dan menjelaskan pengetahuan dan keterampilan yang
diperlukan untuk sukses dalam hubungan interpersonal dan kerjasama tim. Selain itu, juga
menunjukkan kemampuan yang tepat untuk menerapkan keterampilan interpersonal dan
kerjasama tim dalam berbagai lingkungan belajar.
d. Kesempatan Eksplorasi
Mengembangkan portofolio dokumen yang terkait dengan penilaian diri, penelitian, dan
ekplorasi karir yang diperlukan untuk merencanakan jalur untuk keberhasilan sekolah menengah.
Keempat unsur itu merupakan ciri keterampilan belajar yang utuh yang sebenarnya tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Dalam proses pembelajaran keterampilan belajar keempat unsur itu
diharapkan dapat muncul, sehingga peserta didik dapat mengalami proses internalisasi
keterampilan belajar di dalam sikap belajarnya secara utuh dan sempurna sehingga dapat
mengurangi kemungkinan kebuntuan dalam belajar (learning shutdown).

3.Tujuan Penerapan Keterampilan Belajar


Tujuan penerapan keterampilan belajar adalah sebagai berikut:
1) Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran.
2) Menumbuhkan minat dan motivasi belajar.
3) Membentuk peserta didik yang mandiri dalam belajar.

4.Aspek-Aspek Keterampilan Belajar


 Cara Mengatur Waktu dan Lingkungan
Manajemen waktu merupakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan
produktivitas waktu.Cara-cara mengatur waktu:
a) Membuat daftar “kerjaan”.
b) Membuat jadwal harian/mingguan.
c) Merencanakan jadwal yang lebih panjang (bulanan).
d) Belajarlah dengan rutin setiap hari tetapi degan frekuensi waktu yang tidak terlalu lama.
e) Atur waktu belajar sekitar 5-10 menit saja.
f) Dahulukan pelajaran yang dianggap sulit.
Cara-cara mengatur lingkungan:
1. Sebelum kegiatan belajar dimulai, lingkungan fisik hendaknya ditata sehingga tampak
menyenangkan.
2. Buku, jurnal, majalah, surat kabar, atau media lain, yang hendak dijadikan sebagai
sumber belajar perlu ditempatkan di dekat kegiatan belajar peserta didik.
 Cara Mengikuti Pelajaran
Cara-cara mengikuti pelajaran adalah:
1. Niat
Semenjak melangkahkan kaki meninggalkan rumah pergi ke sekolah, siswa harus sudah
berniat dan membulatkan tekad untuk mencari ilmu yang tidak lupa diiringi dengan doa.
Dengan niat yang kuat dan dilandasi dengan doa menurut agama masing-masing, akan
memperoleh hasil belajar yang baik.
2. Kemauan yang kuat
Kemauan adalah modal yang penting dalam belajar, maka dengan kemauan belajar yang kuat
dan usaha yang keras akan diperoleh hasil yang lebih baik. Kemauan yang tidak diiringi
dengan usaha adalah separuh dari kegagalan. Oleh sebab itu, pelajar yang ingin sukses dalam
belajar harus siap siaga dan tak gentar menghadapi rintangan dan kesulitan.
3. Perhatian
Seorang pelajar harus dapat memfungsikan alat pengindraannya sebaik mungkin untuk
mengikuti kegiatan belajar mengajar
4. Konsentrasi
Konsentrasi berarti pemusatan pikiran dan perasaan pada suatu masalah. Dalam hal ini,
seorang pelajar dalam belajar harus bisa memusatkan perhatiannya pada masalah pelajaran
yang sedang dihadapi.
5. Apersepsi
Apersepsi adalah mempersiapkan pengetahuan dan ketrampilan yang sudah ada untuk
menerima hal-hal dan pengetahuan yang baru sehingga dalam kegiatan belajar mengajar
dapat memperoleh hasil yang memuaskan.

6. Catatan
Catatan ada 2 macam :
a. Catatan resmi adalah catatan mengenai apa yang dituliskan oleh guru sebagai
rangkuman materi pelajaran yang telah disajikan.
b. Catatan tidak resmi adalah catatan hasil jerih payah seorang pelajar untuk memperoleh
poko-pokok, inti, isi atau kesimpulan materi pelajaran yang telah dipelajari.
7. Bertanya
Dengan bertanya materi pelajaran yang disajikan oleh guru akan menjadi lebih jelas. Oleh
sebab itu, apabila belum ada kejelasan dari keterangan guru hendaklah berani bertanya.
 Cara Membaca Buku Teks
Ada lima tahapan proses dalam membaca dengan metode SQ3R ini, yaitu:
1. Survey atau meninjau
Baca Judul - Baca Pendahuluan – Baca Kepala Judul/Subbab – Perhatikan Grafik, Diagram –
Perhatikan Alat Bantu Baca.
2. Question atau bertanya
Setelah kerangka pemikiran suatu bab diperoleh, mulai perhatikan kepala judul/subbab yang
biasanya dicetak tebal. Perhatikan kepala judul ini satu per satu dan ubah kepala judul ini jadi
beberapa pertanyaan.
3. Read atau membaca
Bacalah suatu subbab dengan tuntas jangan pindah ke subbab lain sebelum kita
menyelesaikannya. Pada saat membaca, kita mulai mencari jawaban pertanyaan yang kita
buat pada Question. Tuliskan jawaban yang kita peroleh dengan dengan kata-kata sendiri di
kertas yang pada 2/3 kolom yang disiapkan. Dan jangan membaca di tempat tidur.
4. Recite atau menuturkan
Cara melakukan Recite adalah dengan melihat pertanyaan-pertanyaan yang kita buat sebelum
membaca subbab tersebut dan cobalah jawab pada selembar kertas tanpa melihat buku.
5. Review atau mengulang
Proses ini dapat dilakukan dengan membaca ulang seluruh subbab, melengkapi catatan atau
berdiskusi dengan teman. Cara Review yang terbukti efektif adalah dengan menjelaskan
kepada orang lain.

 Cara Membuat Ringkasan


Ringkasan merupakan sekumpulan berbagai informasi untuk mempermudah pemahaman.
Ringkasan memiliki banyak pengertian, diantaranya ringkasan (Precis yang berarti
memotong atau memangkas) adalah suatu cara yang efektif untuk menyajikan suatu karangan
yang panjang dalam bentuk singkat.
Cara-cara membuat ringkasan yang baik diantaranya:
1. Bacalah bahan pelajaran secara ringkas. Dalam hal ini kita perlu memperoleh gambaran
isi materi secara garis besar.
2. Membaca uraian materi secara cermat. Dalam hal ini dituntut untuk mengetahui dan
menemukan gagasan utama pada setiap paragraf.
3. Berilah tanda dan catatlah kalimat yang mengandung pokok pikiran dan gagasan utama.
4. Mulailah menyusun ringkasan. Catatan gagasan utama dikembangkan lagi. Keterangan
dari gagasan utama tersebut diuraikan dengan kalimat sederhana dan mudah dipahami.
5. Menyusun ringkasan ke dalam suatu skema.
 Penggunaan Sumber-Sumber Belajar
Sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data, orang dan wujud
tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun
secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar
atau mencapai kompetensi tertentu. Berdasarkan pengertian di atas, sumber belajar terbagi
atas enam jenis:
1) Sumber berupa pesan (informasi, bahan ajar, cerita rakyat, dongeng, hikayat, dan
sebagainya),
2) Manusia (guru, instruktur, siswa, ahli, nara sumber, tokoh masyarakat, pimpinan
lembaga, tokoh karier dan sebagainya),
3) Bahan (buku, transparansi, film, slides, gambar, grafik yang dirancang untuk
pembelajaran, relief, candi, arca, komik, dan sebagainya),
4) Peralatan (perangkat keras, komputer, radio, televisi, VCD/DVD, kamera, papan tulis,
generator, mesin, mobil, motor, alat listrik, obeng dan sebagainya),
5) Teknik/metode (disikusi, seminar, pemecahan masalah, simulasi, permainan, sarasehan,
percakapan biasa, diskusi, debat, talk shaw dan sejenisnya),
6) Lingkungan/setting (ruang kelas, studio, perpustakaan, aula, teman, kebun, pasar, toko,
museum, kantor dan sebagainya).
Secara garis besar, sumber belajar terdiri atas:
a) Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design), yakni sumber belajar
yang secara khusus dirancang atau dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional
untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal.
b) Sumber belajar yang dimanfaatkan (learning resources by utilization), yaitu sumber
belajar yang tidak didesain khusus untuk keperluan pembelajaran dan keberadaannya dapat
ditemukan, diterapkan dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
Prosedur pemilihan sumber belajar adalah (1) mempelajari kurikulum, (2) menetapkan
kompetensi siswa yang hendak dicapai, (3) memilih dan menentukan materi yang akan
disajikan, (4) memilih dan menentukan jenis dan sumber belajar, (5) mengembangkan
sumber belajar, (6) mengevaluasi sumber belajar.
sebelum menentukan sumber belajar, guru perlu mempertimbangkan hal-hal berikut ini:
1) Ekonomis atau biaya, apakah ada biaya untuk penggunaan suatu sumber
belajar (yang memerlukan biaya).
2) Teknisi (tenaga), apakah guru atau pihak lain yang mengoperasikan alat
yang digunakan sebagai sumber belajar.
3) Bersifat praktis dan sederhana, yaitu mudah dijangkau dan mudah
dilaksanakan.
4) Bersifat fleksibel, maksudnya sumber belajar jangan bersifat kaku atau
paten tapi harus mudah dikembangkan.
5) Relevan dengan tujuan pengajaran.
6) Dapat membantu efisiensi dan kemudahan pencapaian tujuan pengajaran.
7) Memiliki nilai positif bagi proses pengajaran khususnya bagi peserta didik.
8) Sesuai dengan interaksi dan strategi pengajaran yang telah dirancang.
 Cara Menyiapkan Diri Untuk Menghadapi Tes dan Cara Mengerjakan Tes
Agar seorang siswa dapat mengerjakan tes dengan baik, maka dia harus mempersiapkan diri,
baik itu persiapan secara psikologis, maupun untuk melakukan review sebelumnya. Persiapan
tes dapat dilakukan dengan persiapan mental, menjaga kesehatan tubuh, dan percaya pada
kemampuan diri sendiri.

 Belajar-Pasca Belajar
Beberapa hal yang dapat dilakukan selama maupun setelah belajar, diantaranya
· Review catatan segera setelah pembelajaran di kelas,
· Review catatan dengan singkat sebelum masuk pembelajaran di kelas berikutnya,
· Jadwalkan waktu yang agak lama untuk review catatan tersebut secara periodik.

 Mengantisipasi Soal Ujian


Siswa dapat mengantisipasi soal ujian dengan mengira-ngira soal yang akan keluar dengan:
· Perhatikan setiap pedoman belajar (poin utama, bab, subbab, handsout, dll.)
· Pelajari soal-soal ujian sebelumnya atau dapat mempelajari soal-soal Latihan Mandiri (LM)
· Berdiskusilah dengan teman untuk menebak kira-kira soal apa yang akan keluar dalam
ujian.

 Tips Saat Ujian


Saat pelaksanaan ujian dapt dilakukan:
· Datang dengan persiapan yang matang dan lebih awal.
· Tenang, percaya diri, sudah siap sedia, dan akan mengerjakan ujian dengan baik.
· Preview soal-soal ujian dulu (terutama untuk soal uraian atau yang memiliki waktu
yang cukup banyak), luangkan 10% waktu untuk membaca soal lebih mendalam.
· Jawab soal-soal ujian secara stretegis, dengan mulai menjawab pertanyaan yang mudah,
kemudian dengan soal-soal yang sukar.
· Ketika mengerjakan soal-soal pilihan ganda, etahuilah jawaban mana yang harus
dipilih/ditebak.
· Ketika mengerjakan soal ujian esai/uraian, pikirkan dulu jawabannya sebelum menulis.
· Sisihkan 10% waktu ujian untuk memerikasa ulang jawaban yang telah dikerjakan.
·
BAB III KETERAMPILAN MENGAJAR DI SEKOLAH DASAR
1.Konsep Mengajar
1. Pola pembelajaran guru dengan siswa tanpa menggunakan alat bantu/bahan pembelajaran dalam
bentuk alat peraga. Pola pembelajaran sangat tergantung pada kemampuan guru dalam
mengingat bahan pembelajaran dan menyampaikan bahan tersebut secara lisan kepada siswa.

2. Pola (guru + alat bantu) dengan siswa. Pola pembelajaran ini guru sudah di bantu oleh berbagai
bahan pembelajaran yang disebut alat peraga pembelajaran dalam menjelaskan dan menerangkan
suatu pesan yang bersifat abstrak.

3. Pola (guru) + (media) dengan siswa. Pola pembelajaran ini sudah mempertimbangkan
keterbatasan guru, yang tidak mungkin menjadi satu-satunya sumber belajar. Guru dapat
memanfaatkan berbagai media pembelajaran. Jadi pola pembelajaran bergantian antara guru dan
media interaksi dalam berintraksi dengan siswa.
Selain pola pembelajaran yang bervariasi, peran guru juga menentukan proses
penyampaian pembelajaran. Menurut Adams & Dickey ( dalam Oemar hamalik, 2005 ), peran
guru sesungguhnya sangat luas, meliputi:
a. Guru sebagai pengajar (teacher as instructor)
b. Guru sebagai pembimbing (teacher as counselor)
c. Guru sebagai ilmuan (teacher as scientist)
d. Guru sebagai pribadi (teacher as person)

2.Delapan Keterampilan Dasar Mengajar Di SD


1. Keterampilan Bertanya
“Bertanya” adalah bahasa verbal untuk meminta respon siswa baik berupa pengetahuan,
pendapat, atau pun sekedar mengembalikan konsentrasi siswa yang terdestruc oleh berbagai
kondisi selama KBM berlangsung. Dalam proses belajar mengajar, “Bertanya” memainkan
peranan penting sebab “Bertanya” dapat menjadi stimulus yang efektif untuk mendorong
kemampuan berpikir siswa. Untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar
mengajar, guru perlu menunjukkan sikap yang baik ketika mengajukan pertanyaan maupun
menerima jawaban siswa. Hendaklah guru menghindari kebiasaan seperti: menjawab pertanyaan
sendiri, mengulang jawaban siswa, mengulang pertanyaan sendiri, mengajukan pertanyaan
dengan jawaban serentak, menentukan siswa yang harus menjawab sebelum bertanya, dan
mengajukan pertanyaan ganda. Kegiatan bertanya dalam KBM ini akan lebih efektif bila
pertanyaan yang diajukan cukup berbobot, mudah dimengerti atau relevan dengan topik yang
dibicarakan. Tujuan guru mengajukan pertanyaan antara lain adalah :
• Menimbulkan rasa ingin tahu
• Merangsang fungsi berpikir
• Mengembangkan keterampilan berpikir
• Memfokuskan perhatian siswa
• Mendiagnosis kesulitan belajar siswa
• Menkomunikasikan harapan yang diinginkan oleh guru dari siswanya

2. Keterampilan memberikan penguatan


Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, baik bersifat verbal maupun
non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku
siswa, bertujuan memberikan informasi atau umpan balik (feed back) bagi si penerima (siswa),
atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi. Penguatan juga merupakan respon
terhadap tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku
tersebut. Teknik pemberian penguatan dalam KBM yang bersifat verbal dapat dinyatakan
melalui pujian, penghargaan atau pun persetujuan, sedangkan penguatan non verbal dapat
dinyatakan melalui gesture, mimic muka (ekspresi), penguatan dengan cara mendekati,
penguatan dengan sentuhan (contact), penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan, dll.
Dalam rangka pengelolaan kelas, dikenal penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan
positif bertujuan untuk mempertahankan dan memelihara perilaku positif, sedangkan penguatan
negatif merupakan penguatan perilaku dengan cara menghentikan atau menghapus rangsangan
yang tidak menyenangkan. Manfaat penguatan bagi siswa adalah untuk meningkatkan perhatian
(fokus) siswa dalam belajar, membangkitkan dan memelihara perilaku, menumbuhkan rasa
percaya diri, dll.
3. Keterampilan mengadakan variasi
“Variasi” dalam kegiatan belajar mengajar dimaksudkan sebagai perubahan dalam proses
interaksi belajar mengajar. Dalam konteks ini, “variasi” merujuk pada tindakan dan perbuatan
guru, yang disengaja ataupun secara spontan, yang dimaksudkan untuk meningkatkan dan
mengikat perhatian siswa selama pembelajaran berlangsung. Tujuan utama dari “variasi” dalam
kegiatan pembelajaran ini adalah untuk mengurangi rasa boring yang membuat siswa tidak lagi
fokus pada prose KBM yang sedang berlangsung. Untuk itu guru perlu melakukan berbagai
“variasi” sehingga perhatian siswa tetap terpusat pada pelajaran. Beberapa “variasi” yang dapat
dilakukan guru selama proses KBM diantaranya adalah: penggunaan variasi suara (teacher
voice), pemusatan perhatian siswa (focusing), kesenyapan/kebisuan guru (teacher silence),
kontak pandang dan gerak (eye contact and movement), gesture/gerak tubuh, ekspresi wajah
guru, pergantian posisi guru dalam kelas dan gerak guru (teachers movement), variasi
penggunaan media dan alat pengajaran, dll.

4. Keterampilan menjelaskan
“Menjelaskan” adalah menyajikan informasi secara lisan, dengan sistematika yang runut
untuk menunjukkan adanya korelasi/hubungan antara yang satu dengan yang lainnya. Ada 2
komponen dalam ketrampilan menjelaskan, yaitu : Merencanakan, hal ini mencakup
penganalisaan masalah secara keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang ada diantara unsur-
unsur yang dikaitkan dengan penggunaan hukum atau rumus-rumus yang sesuai dengan
hubungan yang telah ditentukan. Dan penyajian, merupakan suatu penjelasan, dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut: kejelasan, penggunaan contoh dan ilustrasi, pemberian
tekanan, dan penggunaan balikan/feedback. Kegiatan “menjelaskan” dalam proses KBM
bertujuan untuk membantu siswa memahami berbagai konsep, hukum, prosedur, dll, secara
obyektif; membimbing siswa memahami pertanyaan; meningkatkan keterlibatan siswa; memberi
kesempatan pada siswa untuk menghayati proses penalaran serta memperoleh feedback tentang
pemahaman siswa. Apabila seorang guru menguasai “keterampilan menjelaskan” maka guru
akan lebih mudah mengelola waktu dalam menyajikan materi, sehingga menjadi lebih efektif
memanage waktu. Selain itu penjelasan yang runut dan sistematis akan memudahkan siswa
dalam memahami materi, yang pada gilirannya akan memperluas cakrawala pengetahuan siswa,
bahkan mungkin penjelasan guru yang sistematis dan mendalam akan dapat membantu
mengatasi kelangkaan buku sebagai sarana dan sumber belajar (mengingat guru adalah salah satu
sumber belajar bagi siswa).
5. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
a. Membuka Pelajaran
Yang dimaksud dengan membuka pelajaran (set induction) ialah usaha atau kegiatan
yang dilakukan oleh guru dalam proses KBM untuk menciptakan prokondusi bagi siswa agar
mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajari, dan usaha tersebut diharapkan
akan memberikan efek positif terhadap kegiatan belajar. Komponen ketrampilan membuka
pelajaran meliputi: menarik perhatian siswa, menimbulkan motivasi, memberi acuan melalui
berbagai usaha, dan membuat kaitan atau hubungan di antara materi-materi yang akan dipelajari.
Kalimat-kalimat awal yang diucapkan guru merupakan penentu keberhasilan jalannya seluruh
pelajaran. Tercapainya tujuan pengajaran bergantung pada metode mengajar guru di awal
pelajaran. Seluruh rencana dan persiapan sebelum mengajar dapat menjadi tidak berguna jika
guru gagal dalam memperkenalkan pelajaran.

b. Menutup Pelajaran
Menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri
proses KBM. Jangan akhiri pelajaran dengan tiba-tiba. Penutup harus dipertimbangkan dengan
sebaik mungkin agar sesuai. Guru perlu merencanakan closing yang baik dan tidak tergesa-gesa.
Jangan lupa sertakan pula doa. “Komponen-komponen dan prinsip-prinsip dalam menutup
pelajaran: Merangkum Pelajaran. Sebagai penutup, hendaknya guru memberikan ringkasan dari
pelajaran yang sudah disampaikan. Ringkasan pelajaran sudah tidak lagi berupa diskusi kelas
atau penyampaian garis besar pelajaran, tetapi berisi ringkasan dari hal-hal yang disampaikan
selama jam pelajaran dengan menekankan fakta dasar pelajaran tersebut. Menyampaikan
Rencana Pelajaran Berikutnya. Waktu menutup pelajaran merupakan saat yang tepat untuk
menyampaikan rencana pelajaran berikutnya. Guru dapat memberikan kilasan pelajaran untuk
pertemuan berikutnya. Diharapkan hal ini dapat merangsang keinginan belajar mereka. Sebelum
kelas dibubarkan, ungkapkanlah pelajaran yang akan disampaikan minggu depan dan kemukakan
rencana-rencana di mana murid dapat mengambil bagian dalam pelajaran mendatang.
Bangkitkan minat. Guru tentu ingin murid-muridnya kembali di pertemuan berikutnya dengan
penuh semangat. Oleh karena itu, biarkan murid pulang ke rumah mereka dengan satu
pertanyaan atau pernyataan yang mengesankan, yang dapat membangkitkan minat dan rasa ingin
tahu mereka. Sama seperti seorang penulis yang mengakhiri sebuah bab dalam cerita
bersambung, yang membuat pembaca ingin segera tahu bab berikutnya. Dengan cara yang sama,
guru dapat mengakhiri pelajarannya dengan penutup yang “berklimaks” sehingga seluruh kelas
menantikan pelajaran berikutnya dengan tidak sabar. Memberikan tugas. Tugas-tugas harus
direncanakan dengan saksama. Perlu diingat pula sikap guru yang bersemangat dalam
memberikan tugas akan mempengaruhi minat dan semangat para anggota kelas”.(Benson : 80-
85).
6. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
Diskusi kelompok merupakan salah satu variasi kegiatan pembelajaran yang dapat
digunakan dalam proses KBM. Dalam diskusi kelompok, siswa dalam tiap kelompok kecil dapat
bertukar informasi dan pengalaman, melakukan pengambilan keputusan bersama, serta belajar
melakukan pemecahan masalah (problem solving). Diskusi kelompok merupakan strategi yang
memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu
proses yang memberi kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap
positif. Dengan demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta
membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya ketrampilan berbahasa.
7. Keterampilan mengelola kelas
Suasa belajar mengajar yang baik sangat menunjang efektifitas pencapaian tujuan
pembelajaran. Seorang guru harus mampu menjadi manager yang baik dalam sebuah proses
KBM. Hal ini berarti bahwa guru harus terampil menciptakan suasana belajar yang kondusif
serta mampu menjaga dan mengembalikan kondisi belajar yang optimal, meminimalisir
gangguan yang mungkin terjadi selama proses KBM, sehingga siswa dapat fokus pada KBM
yang berlangsung. Dalam melaksanakan keterampilan mengelola kelas, guru perlu
memperhatikan komponen ketrampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan
kondisi belajar yang optimal (bersifat prefentip seperti: kemampuan guru dalam mengambil
inisiatif dan mengendalikan pelajaran) dan keterampilan yang bersifat represif, yaitu
keterampilan yang berkaitan dengan respons guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan
dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi
belajar yang optimal.
8. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan
Jumlah siswa dalam bemtuk pengajaran seperti ini berkisar 3 sampai 8 orang untuk setiap
kelompok kecil, dan 1 orang untuk perseorangan. Terbatasnya jumlah siswa dalam pengajaran
bentuk ini memungkinkan guru memberikan perhatian secara optimal terhadap setiap siswa.
Hubungan antara guru dan siswa pun menjadi lebih akrab, demikian pula hubungan antar
siswa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa format mengajar seperti ini ditandai oleh adanya
hubungan interpersonal yang lebih akrab dan sehat antara guru dengan siswa, adanya
kesempatan bagi siswa untuk belajar sesuai dengan kemampuan, minat, cara, dan kecepatannya,
adanya bantuan dari guru, adanya keterlibatan siswa dalam merancang kegiatan belajarnya, serta
adanya kesempatan bagi guru untuk memainkan berbagai peran dalam kegiatan pembelajaran.
Setiap guru dapat menciptakan format pengorganisasian siswa untuk kegiatan pembelajaran
kelompok kecil dan perorangan sesuai dengan tujuan, topik (materi), kebutuhan siswa, serta
waktu dan fasilitas yang tersedia. Komponen-komponen dan prinsip-prinsip ketrampilan ini
adalah: Ketrampilan mengadakan pendekatan secara pribadi, Ketrampilan mengorganisasi,
ketrampilan membimbing dan memudahkan belajar, Ketrampilan merencanakan dan
melaksanakan kegiatan belajar mengajar, Keterampilan merancang dan melaksanakan kegiatan
pembelajaran.
Dari delapan keterampilan dasar yang telah diuraikan di atas, yang paling penting bagi seorang
guru adalah bagaimana guru menerapkan keterampilan tersebut sehingga proses pembelajaran
dapat berjalan baik. Adalah sebuah kebanggaan dan kepuasan batin tersendiri bagi seorang guru,
bila siswa didiknya mampu memahami berbagai konsep yang disampaikan untuk kemudian
mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Namun demikian perlu diingat oleh
para guru, bahwa karena proses pembelajaran yang dilakukan tidak semata-mata merupakan
kegiatan transfer of knowledge namun juga transfer of moral value, maka setiap guru wajib
kiranya menyisipkan pesan moral dalam setiap event tatap muka dengan siswa didiknya selama
proses KBM.

3.Tuntutan Keterampilan Guru Di Masa Mendatang


Guru masa depan adalah guru yang memiliki kemampuan, dan ketrampilan bagaimana
dapat menciptakan hasil pembelajaran secara optimal, selanjutnya memiliki kepekaan di
dalam membaca tanda-tanda zaman, serta memiliki wawasan intelektual dan berpikiran maju,
tidak pernah merasa puas dengan ilmu yang ada padanya.Bagaimana sebenarnya guru masa
depan seperti yang diidamkan oleh banyak pihak, diantaranya adalah:

1. Planner, artinya guru memiliki program kerja pribadi yang jelas, program kerja
tersebut tidak hanya berupa program rutin, misalnya menyiapkan seperangkat
dokumen pembelajaran seperti Program Semester, Satuan Pelajaran, LKS, dan
sebagainya. Akan tetapi guru harus merencanakan bagaimana setiap pembelajaran
yang dilakukan berhasil maksimal, dan tentunya apa dan bagaimana rencana yang
dilakukan, dan sudah terprogram secara baik;

2. Inovator, artinya memiliki kemauan untuk melakukan pembaharuan dan pembaharuan


dimaksud berkenaan dengan pola pembelajaran, termasuk di dalamnya metode
mengajar, media pembelajaran, system dan alat evaluasi, serta nurturant effect lainnya.
Secara individu maupun bersama-sama mampu untuk merubah pola lama, yang selama
ini tidak memberikan hasil maksimal, dengan merubah kepada pola baru pembelajaran,
maka akan berdampak kepada hasil yang lebih maksimal;

3. Motivator, artinya guru masa depan mampu memiliki motivasi untuk terus belajar dan
belajar, dan tentunya juga akan memberikan motivasi kepada anak didik untuk belajar
dan terus belajar sebagaimana dicontohkan oleh gurunya;

4. Capable personal, maksudnya guru diharapkan memiliki pengetahuan, kecakapan dan


ketrampilan serta sikap yang lebih mantap dan memadai sehinga mampu mengola
proses pembelajaran secara efektif;

5. Developer, artinya guru mau untuk terus mengembangkan diri, dan tentunya mau pula
menularkan kemampuan dan keterampilan kepada anak didiknya dan untuk semua
orang. Guru masa depan haus akan menimba ketrampilan, dan bersikap peka terhadap
perkembangan IPTEKS, misalnya mampu dan terampil mendayagunakan computer,
internet, dan berbagai model pembelajaran multi media.

Jadi, guru masa depan adalah guru bertindak sebagai fasilitator; pelindung; pembimbing dan
punya figur yang baik (disiplin, loyal, bertanggung jawab, kreatif, melayani sesuai dengan visi,
misi yang diinginkan sekolah); termotivasi menyediakan pengalaman belajar bermakna untuk
mengalami perubahan belajar berdasarkan keterampilan yang dimiliki siswa dengan berfokus
menjadikan kelas yang konduktif secara intelektual fisik dan sosial untuk belajar

BAB IV PROSES PEMBELAJARAN DI SD

1.Pengertian Belajar Dan Pembelajaran

Pengertian belajar dapat diartikan sebagai aktifitas mental atau ( psikhis ) yang terjadi karena
adanya interaksi aktif antara ndividu dengan lingkungannya yang menghasilkan perubahan-
perubahan yang bersifat relativ tetap dalam aspek-aspek : kognitif, psikomotor dan
afektif.Perubahan tersebut dapat berubah sesuatu yang sama sekali baru atau penyempurnaan /
penigkatan dari hasil belajar yang telah di peroleh sebelumnya.

Pengertian pembelajaran adalah upaya yang dilakukan untuk membantu seseorang atau
sekelompok orang sedemikian rupa dengan maksud supaya di samping tercipta proses belajar
juga sekaligus supaya proses belajar menjadi lebih efesien dan efektif. Itulah sebabnya Darsono,
2000: 24 mengemukakan bahwa pengertian pembelajaran dapat dimaknai sebagai suatu kegiatan
yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku peserta didik berubah ke arah
yang lebih baik.

2.Belajar Sebagai Proses Terpadu

Belajar sebagai proses terpadu mengandung arti bahwa belajar tidak hanya mencangkup
satu aspek saja tapi meliputi berbagai aspek, yaitu aspek fisik, sosial, emosinal, intelektual, dan
moral. Keseluruhan aspek tersebut dapat terlihat secara aktif ketika kegiatan belajar berlangsung.

Selain karena meliputi berbagai aspek yang saling mendukung dan tidak dapat
dipisahkan juga karenabelajar dapat berfungsi secara penuh untuk membantu perkembangan
individu seutuhnya. Belajar juga dikatakan sebagai aktivitas pemerolehan pengalaman
menciptakan individu yang berkualitas.Selain itu belajar menentukankepada terciptanya suatu
aktivitas yang memungkinkan adanya lebih banyak keterlibatan pelajar secara aktif dan
intensif. Misalnya dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Belajar menempatkan individu pada posisi yang terhormat dalam suasana kebersamaan
dalam penyelesaian persoalan yang sedangdihadapinya.Belajar sebagai proses terpadu
mendorong setiap siswa untuk terus menerus belajar, memberikan kemungkinan yang seluas-
luasnya kepada siswa untuk memilih tugasnya sendiri dan bekerja berdasarkan standar yang telah
ditentukan sendiri. Selain itu,memungkinkan pembelajaran bidang studi tidak harus dilakukan
secara terpisah, melainkan dilaksanakan secara terpadu untuk memudahkan siswa dalam
belajar, memungkinkan adanya hubungan antara sekolah dengan keluarga.Belajar sebagai proses
terpadu juga berperan efektif bila dapatmenciptakan lingkungan belajar secara total yang tidak
hanya memberikan dukungan-dukungan fasilitas terhadap peningkatan pertumbuhan dan
pengembangan salah satu aspek saja, melainkan juga semua aspek.

3.Perkembangan Anak Sekolah Dasar

 TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK

Salah satu teori psikologi belajar, yang merupakan teori awal tentang belajar adalah Teori
Behavioristik yaitu teori belajar yang lebih menekankan pada tingkah laku manusia. Memandang
individu sebagai makhluk reaktif yang memberi respon terhadap lingkungan. Pengalaman dan
pemeliharaan akan membentuk perilaku mereka. Ada 3 jenis belajar menurut teori Behavioristik
yaitu (1) Respondent Conditioning, (2) Operant Conditioning dan (3) Observational Learning
atau sosial-cognitive Learning.
1. Teori Belajar Respondent Conditioning
Teori belajar Respondent Conditioning (pengkondisian respon) diperkenalkan oleh
Pavlov, yang didasarkan pada pemikiran bahwa perilaku atau tingkah laku merupakan respon
yang dapat diamati dan diramalkan.
Fisiolog Pavlov (1849-1936) mengkaji stimuli (rangsangan tak bersyarat) yang secara spontan
memanggil respon. Melalui Conditioning, stimuli netral (netral spontan) memancing refleks
namun sengaja dibuat agar mampu memancing respon refleks. Bila satu stimuli menghasilkan
respon, maka stimuli kedua yang tidak relevan dihadirkan serempak dengan stimuli pertama, dan
akhirnya respon tadi muncul tanpa perlu menghadirkan stimuli pertama.
2.Teori Belajar Operant Conditioning
B.F. Skinner sebagai tokoh teori belajar Operant Conditioning berpendapat bahwa belajar
menghasilkan perubahan perilaku yang dapat diamati, sedang perilaku dan belajar diubah oleh
kondisi di lingkungan. Teori Skinner (1954) sering disebut Operant Conditioning yang berunsur
rangsangan atau stimuli, respon, dan konsekuensi. Stimuli (tanda/syarat) bertindak sebagai
pemancing respon, sedangkan konsekuensi tanggapan dapat bersifat positif atau negatif, namun
keduanya memperkukuh atau memperkuat (reinforcement).
Perbandingan antara teori belajar Classical Conditioning dan teori belajar Operant
Conditioning dikemukakan oleh Skinner dan Lefrancois. Skinner menyebutkan bahwa banyak
respon yang tidak hanya dipancing stimuli tetapi dapat dikondisikan pada stimuli lain. Respon ini
adalah kategori perilaku pertama, disebut respondent behavior karena perilaku muncul sebagai
respon atas stimuli. Selanjutnya dapat muncul kategori perilaku ke dua (perilaku yang tidak
dipancing stimuli), yang disebut Operant Behavior sebab telah dikerjakan pebelajar.
Generalisasi adalah pola merespon yang dilakukan individu terhadap lingkungan atau stimuli
serupa, sedangkan diferensiasi adalah pola merespon individu dengan cara mengekang diri untuk
tidak merespon karena ada perbedaan antar dua situasi serupa meski tidak sama, yang
sebenarnya sesuai direspon. Menggeneralisasi berarti merespon situasi serupa, sedangkan
mendeferensiasi berarti merespon dengan cara membedakan antara situasi saat dua respon
identik yang tidak sesuai dimunculkan.
Penerapan Operant Conditioning dalam pendidikan dikemukakan oleh Fred Keller
(1968) dengan judul kegiatan self-paced learning. Guru merancang mata pelajaran yang
dilengkapi bahan bacaan untuk dikaji pebelajar. Ketika pebelajar merasa siap diuji, ia menempuh
tes agar lulus pada penggalan belajar yang telah ditempuhnya. Jika lulus, ia maju kepenggalan
berikutnya. Jadi pebelajar sendiri yang menetapkan kecepatan dan jangka waktu belajarnya.

3.Teori Observational Learning (Belajar Pengamatan) atau sociocognitive Learning


(Belajar Sosio-Kognitif)
Proses belajar yang bersangkut-paut dengan peniruan disebut belajar observasi
(Observational Learning). Albert Bandura (1969) menjelaskan bahwa belajar observasi
merupakan sarana dasar untuk memperoleh perilaku baru atau mengubah pola perilaku yang
sudah dikuasai. Belajar observasi biasa juga disebut belajar sosial (social learning) karena yang
menjadi objek observasi pada umumnya perilaku belajar orang lain. Belajar sosial mencakup
belajar berperilaku yang diterima dan yang diharapkan publik agar dikuasai individu. Di dalam
belajar sosial, berlangsung proses belajar berperilaku yang tidak diterima publik. Perilaku yang
diterima secara sosial itu bervariasi sesuai budaya, sub-budaya, dan golongan masyarakat.
Diterima atau tidak diterimanya perilaku sosial ditentukan oleh situasi dan tempat. Social
Learning mengkaji rangkaian perilaku yang dapat diterima secara sosial dalam kondisi apa saja.
Belajar meniru disebut belajar observasi (Observasi Learning), yang meliputi aktifitas menguasai
respon baru atau mengubah respon lama sebagai hasil dari mengamati perilaku model.
Albert Bandura (1969) mengartikan belajar sosial sebagai aktivitas meniru melalui
pengamatan atau observasi. Individu yang perilakunya ditiru menjadi model pebelajar yang
meniru. Istilah modeling digunakan untuk menggambarkan proses belajar sosial. Model merujuk
pada seseorang yang berperilaku sebagai stimuli bagi respon pebelajar.
Pada prinsipnya kajian teori behavioristik mengenai hakikat belajar berkaitan dengan perilaku
atau tingkah laku. Hasil belajar diukur berdasarkan terjadi-tidaknya perubahan tingkah laku atau
pemodifikasian tingkah laku yang lama menjadi tingkah laku yang baru. Tingkah laku dapat
disebut sebagai hasil pemodifikasian tingkah laku lama, sehingga apabila tingkah laku yang lama
berubah menjadi tingkah laku yang baru dan lebih baik dibandingkan dengan tingkah laku yang
lama. Perubahan tingkah laku di sana bukanlah tingkah laku tertentu, tetapi perubahan tingkah
laku secara keseluruhan yang telah dimiliki seseorang. Hal itu berarti perubahan tingkah laku itu
menyangkut perubahan tingkah laku kognitif, tingkah laku afektif, dan tingkah laku psikomotor.
Implikasi Teori Behavioristik dalam Pembelajaran:
Implikasi teori behavioristik dalam pembelajaran dapat dideskripsikan sebagai berikut:
1. Pembelajaran adalah upaya alih pengetahuan dari guru kepada siswa.
2. Tujuan pembelajaran lebih ditekankan pada bagaimana menambah pengetahuan.
3. Strategi pembelajaran lebih ditekankan pada perolehan keterampilan yang terisolasi
dengan akumulasi fakta yang berbasis pada logika liner.
4. Pembelajaran mengikuti aturan kurikulum secara ketat dan belah lebih ditekankan pada
keterampilan mengungkapkan kembali apa yang dipelajari.
5. Kegagalan dalam belajar atau ketidakmampuan dalam penambahan pengetahuan
dikategorikan sebagai kesalahan yang perlu dihukum, dan keberhasilan atau kemampuan
dikategorikan sebagai bentuk perilaku yang pantas diberi hadiah.
6. Evaluasi lebih ditekankan pada respons pasif melalui sistem paper and pencil test dan
menuntut hanya ada satu jawaban yang benar. Dengan demikian, evaluasi lebih ditekankan
pada hasil dan bukan pada proses, atau sintesis antara keduanya.
 Teori Pekembangan Kognitif
Teori ini dikemukaan oleh Jean Piaget, yang memandang individu sebagai struktur kognitif, peta
mental, skema atau jaringan konsep guna memahami dan menanggapi pengalamannya
berinteraksi dengan lingkungan. Pandangan Piaget digambarkan lewat bagan perilaku inteligen
sebagai berikut.

PERILAKU<=>STRUKTUR KOGNITIF<=>FUNGSI ASIMILASI-


AKOMODASI<=>TUNTUTAN LINGKUNGAN

Prinsip-prinsip teori kognitif:


1. Seseorang yang belajar akan lebih mampu mengingat dan memahami sesuatu apabila
pelajaran tersebut disusun berdasarkan pola dan logika tertentu
2. Belajar dengan memahami akan jauh lebih baik daripada dengan hanya menghafal tanpa
pengertian penyajian
3.
Implikasi teori kognitif Piaget dalam pembelajaran:
1. Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru
mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak.
2. Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik.
Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.
3. Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.

 PERBEDAAN ALIRAN BEHAVIORISTIK DAN KOGNITIF


Behavioristik Kognitif

Mementingkan pengaruh lingkungan Mementingkan apa yang ada dalam diri

Mementingkan bagian-bagian Mementingkan keseluruhan

Mengutamakan peranan reaksi Mengutamakan fungsi kognitif

Hasil belajar terbentuk secara mekanis Terjadi keseimbangan dalam diri

Dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu Tergantung pada kondisi saat ini

Mementingkan terbentuknya struktur


Mementingkan pembentukan kebiasaan kognitif
4.Karakteristik Belajar Anak Sekolah Dasar

Kecenderungan belajar anak usia sekolah dasar memiliki tigas ciri, yaitu sebagai berikut.

1. Konkret

Konkret mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-hal yang konkret, yakni yang
dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak atik, dengan titik penekanan pada
pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar.

2. Integratif
Pada tahap usia sekolah dasar, anak memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu
keutuhan, mereka belum mampu memilah-milah konsep diri sebagai disiplin ilmu, hal ini
melukiskan cara berpikir anak yang deduktif,yakni dari hal umum kebagian demi bagian.
3. Hierarkis
Pada tahapan usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang secara bertahap mulai dari
hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks.
Adapun karakteristik pembelajaran yang eprlu dilakukan terhadap anak-anak tersebut
dengan menggunakan hal berikut.
a. Belajar pembelajaran bermakna
Belajar pada hakikatnya merupakan proses perubahan di dalam kepribadian yang berupan
kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepandaian. Perubahan ini bersifat menetap dalam tingkah laku
yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Pembelajaran pada hakikatnya
adalah suatu proses interaksi antar anak dengan anak, anak dengan sumber belajar, dan anak
dengan pendidik.
b. Pembelajaran tematik
Sesuai dengan tahapan perkembangan anak, karakteristik cara anak belajar, konsep belajar
dan pembelajaran bermakna, maka kegiatan pembelajaran bagi anak kelas awal SD sebaiknya
dilakukan dengan pembelajaran tematik. Dengan tema, diharapkan akan memberikan banyak
keuntungan, diantaranya sebagai berikut.
· Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu
· Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar
matapelajaran
· Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan
· Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan memngaitkan mata pelajaran lain
dengan pengalaman pribadi siswa.
Berikut ini delapan belas (18) kiat atau cara yang dapat digunakan oleh guru untuk meningkatkan
belajar siswa.
1. Gunakan metode dan kegiatan yang bervariasi
2. Jadikan siswa peserta aktif
3. Buatlah tugas yang menantang namuan realistis dan sesuai
4. Ciptakan susasan kelas yang kondusif
5. Berikasn tugas secara proporsional
6. Libatkan diri untuk membantu siswa mencapai hasil
7. Berikan petunjuk pada para siswa agar sukses dalam belajar
8. Hindari kompetensi antarpribadi
9. Berikan masukan
10. Hargai kesuksesan dan keteladanan
11. Antusias dalam mengajar
12. Tentuakn standar yang tinggi (namun realistis) bagi seluruh siswa
13. Pemberian penghargaan untuk memotivasi
14. Ciptakan aktivitas yang melibatkan seluruh siswa dalam kelas
15. Kenaliminat siswa-siswa
16. Peduli dengan siswa-siswa
17. Hindari penggunaan ancaman
18. Hindarilah komentar buruk
BUKU PEMBANDING
Sinopsis Buku :
Dalam Buku ini dijelaskan banyak cara pengajaran yang dapat dikembangkan oleh guru Sekolah
Dasar dalam mengembangkan cara mendidik anak – anak didik mereka supaya dapat bergerak
melampaui dasar sebagai pembelajaran yang lebih kuat. Buku ini menerangkan tentang
MegaSkills yang lebih dari sekedar ‘mesin pembelajaran dalam diri kita’. Ketika segala sesuatu
tentang diri kita berubah atau kita melihat perubahan itu, anak – anak kita memerlukan
MegaSkills. Ditengah – tengah perubahan ini, MegaSkills tumbuh semakin kuat. MegaSkills
menjadi kekuatan yang mendorong pembelajaran kita untuk hari ini dan hari esok. MegaSkill
tersebut meliputi :

 Rasa Percaya Diri : Merasa mampu melakukan


 Motivasi : Ingin meakukan
 Usaha : Ingin Bekerja Keras
 Inisiatif : Bergerak melakukan tindakan
 Ketekunan : Menyelesaikan apa yang telah dimulai
 Kepedulian : Menunjukkan Kepedulian Terhadap orang lain
 Kerja sama kelompok : Bekerja dengan orang lain
 Akal Sehat : Menggunakan penilaian yang baik
 Pemecahan Masalah : Membuat apa yang kita ketahui dana pa yang dapat dilakukan menjadi
tindakan
 Fokus : Berkonsentrasi memikirkan Tujuan
Kemampuan yang paling menentukan keberhasilan siswa sebelum bertahun – tahun Sekolah
Dasar adalah bergerak melampaui dasar untuk membangun kemampuan sebagai pembelajar yang
kuat.

Para pembimbing berbagi dengan orang tua tanggung jawab dan peluang luar biasa untuk
membantu semua anak belajar sampai ke potensi maksimum mereka. Kegiatan yang
disampaikan dalam buku ini ditujukan kepada orang tua sekaligus juga pada para pembimbing.
Dibalik batas tahun – tahun sekolah dasar muncul dunia orang dewasa yang
menggembirakan, tetapi pada saat yang sama tidak mendorong anak – anak. Untungnya anak –
anak muda kita, bahkan dengan sedikit pengembangan MegaSkills, membawa kekuatan yang
besar bagi tahun – tahun yang penuh tantangan itu. Tetapi seperti tanaman, yang memerlukan air
untuk tumbuh, anak – anak memerlukan dukungan yang terus – menerus dari lingkungan
mereka, dari keluarga merek, dari guru dan pembimbing mereka agar dapat melanjutkan
pertumbuhan yang sehat.

Telah dikatakan berulan – ulang bahwa informasi merupakan sumber penting pada abad
ke-21. Kita harus memastikan bahwa anak – anak memerlukan sarana ‘didalam diri kita’ yang
diperlukan dalam mengelola suatu informasi, untuk membantu kita tumbuh dan berkembang.
Itulah sebabnya mengapa MegaSkills menjadi begitu penting. Keterampilan ini memebentuk
dasar bagi keberlanjutan dan pengembangan kemampuan sekolah.
BAB III
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU

Kelebihan buku utama (Keterampilan Dasar Pendidikan SD)


o Memungkinkan mencapai target belajar yang sangat spesifik.
o Siswa dapat mendalami mengapa materi yang dipelajarinya penting.
o Siswa dapat mengklarifikasi tujuan pembelajaran
o Dengan cepat dapat mengukur materi yang telah siswa kuasai.
o Metode ini digunakan secara luas oleh guru di mana pun
o Baik digunakan untuk menjelaskan fakta yang spesifik dan keterampilan dasar.
o Dapat membatasi kreativitas guru.

Kelebihan buku pembanding (Keterampilan pengajaran dan bimbingan kelas 4-6 SD)
 Didalam buku ini, penulis menyampaikan gagasannya dengan Bahasa yang komunikatif
sehingga mudah dipahami oleh pembaca.
 Didalam buku ini juga terdapat berbagai pendapat dari pakar – pakar yang berkaitan dengan
dunia pendidikan.
 Judul dan sampul buku yang menarik menjadi daya tarik tersendiri.
 Membuat para pembaca dapat menambah dan membuka wawasan pengetahuan tentang
pengembanga pembelajaran bagi para peserta didik.Referensi yang digunakan buku ini lumayan
banyak sehingga semakin banyak orang yang ingin membaca buku ini

Kekurangan buku utama (Keterampilan Dasar Pendidikan SD)


o Covernya kurang menarik
o Tiap tahap pembelajaran perlu dirancang dan dilaksanakan sebagaimana yang diharapkan.
o Dapat menghambat efektivitas pengembangan keterampilan berpikir level tinggi dan sangat
bergantung pada tingkat kesulitan materi serta kompetensi guru.
o Buku ini tidak dilengkapi gambar
Kekurangan buku pembanding (Keterampilan pengajaran dan bimbingan kelas 4-6 SD)

 Buku ini tidak dilengkapi dengan contoh gambar – gambar ilustrasi sehingga menyulitkan
pembaca untuk memahami buku ini.
 Penulisan Bahasa yang komunikatif tidak cocok untuk penulisan sebuah karya seperti buku,
sebab terdapat banyak kata – kata yang tidak baku dan tidak tepat untuk digunakan sebgai
Bahasa tulis.
 Penambahan contoh yang ada didalam karikatur buku pun kurang tepat dan cenderung
disalahgunakan maknanya.
BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan

Ketrampilan dasar mengajar bagi guru diperlukan agar guru dapat melaksanakan
perannya dalam pengelolaan proses pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan
efektif dan efisien. Ketrampilan dasar juga merupakan syarat mutlak agar guru bisa
mengimplementasikan berbagai strategi pembelajaran. Salah satunya yaitu variasi mengajar
sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar. Variasi mengajar sangat berperan penting
dalam proses pembelajaran yang bertujuan meningkatkan dan memelihara perhatian siswa
terhadap relevansi proses belajar mengajar, memberikan kesempatan kemungkinan berfungsinya
motivasi, membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah, memberikan kemungkinan pilihan
dan fasilitas belajar individual, mendorong anak didik untuk belajar, memberikan kesempatan
bagi perkembangan bakat peserta didik terhadap berbagai hal baru dalam pembelajaran, dan
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan tingkat perkembangan
dan kemampuannya.

Beberapa prinsip dalam menggunakan variasi dalam mengajar dilakukan agar


mendukung pelaksanaan tugas mengajar di kelas. Komponen-komponen variasi mengajar seperti
variasi gaya mengajar, variasi media dan bahan ajar, variasi pola interaksi, dan variasi dalam
kegiatan pembelajaran mutlak dikuasai oleh guru guna memberikan semangat belajar anak didik
dalam waktu yang relatif lama dalam suatu pertemuan di kelas. Adapun kendala yang dialami
guru dalam mengadakan variasi pembelajaran anatara lain dalam penggunaan fasilitas, sarana
dan prasarana, kurang memotivasi siswa, kurang memperhatikan siswa, kurang memanfaatkan
model dan media.
Saran
Pendidikan keterampilan memang bukan sesuatu yang baru. Yang benar-benar baru
adalah bahwa kita mulai sadar dan berfikir bahwa relevansi antara pendidikan dengan nilai-nilai
kehidupan nyata perlu ditingkatkan intensitas dan efektivitasnya. Karena itu, yang diperlukan
adalah membawa sekolah sebagai bagian dari masyarakat dan bukannya menempatkan sekolah
sebagai sesuatu yang berada dimasyarakat. Pendidikan harus merefleksikan nilai-nilai kehidupan
sehari-hari, baik yang bersifat preservatif dan progresif. Sekolah harus menyatu dengan nilai-
nilai kehidupan nyata yang ada di lingkungannya dan mendidik peserta didik sesuai dengan
tuntutan nilai-nilai kehidupan yang sedang berlaku. Ini menuntut proses belajar mengajar dan
masukan instrumental sekolah seperti misalnya kurikulum, guru. Metodologi pembelajaran, alat
bantu pendidikan, dan evaluasi pembelajaran benar-benar realistik, kontekstual, dan bukannya
artifisial.
DAFTAR PUSTAKA

Betty eva dkk 2018,Keterampilan dasar pendidikan SD,Medan,Unimed press

Rich Dorothy 2008,Keterampilan pengajaran dan bimbingan kelas 4-6 SD,Jakarta,PT.INDEKS

Anda mungkin juga menyukai