D
I
S
U
S
U
N
OLEH
NIM :1181171010
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,karena atas berkat dan
Rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan tugas kuliah ini yaitu “CRITICAL BOOK REPORT”
dalam mata kuliah Ketrampilan Dasar Pendidikan SD
Saya berterimakasih kepada ibu Drs.Eva Betty Simanjuntak M.Pd dosen yang sudah
membimbing saya dalam menyelesaikan tugas ini,kepada semua yang sudah memberikan saran
dan kritik,dan semua yang sudah membantu saya dalam menyelesaikan tugas ini.Saya
mengharapkan agar tugas ini tidak hanya agar terpenuhinya tugas kuliah, tetapi juga dapat
bermanfaat bagi semua pembacanya,dan semoga juga dapat menambah pengetahuan bagi saya
dan pembaca.
Saya sadar bahwa saya masih dalam proses belajar, dan makalah ini pun tidak luput dari
kesalahan.saya mohon maaf jika ada terdapat kesalahan pada penulisan dan tata bahasa dalam
makalah ini, dan saya mohon kritik dan saran membangun untuk makalah yang saya buat ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
A. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................
B. TUJUAN DAN MANFAAT..................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
A. IDENTITAS BUKU...............................................................................................
B. RINGKASAN BUKU............................................................................................
A. KESIMPULAN....................................................................................................
B. SARAN.................................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
Dengan dibuatnya tugas Critical Book Report ini diharapkan bagi siswa untuk
membaca,memahami dan menganalisis materi pada buku yang akan memberikan dampak untuk
memicu semangat berinovasi calon pendidik tanah air agar menjadikan sebuah sekolah yang
berjuluk sekolahnya manusia.Pendidik juga harus sadar akan relevansi metode-metode
perkembangan zaman,karena metode yang baik digunakan pada saat ini tidak menolak
kemungkinan untuk tidak baik menjadi metode pengajaran dimasa yang akan datang.
A. RUMUSAN MASALAH
Adapun penulisan masalah dalam critical book review ini dapat dijjabarkan sebagai berikut:
Pengertian pendidikan di sekolah dasar merupakan upaya untuk mencerdaskan dan mencetak
kehidupan bangsa yang bertaqwa, cinta dan bangga terhadap bangsa dan negara,
trampil,kreatif,berbudi pekerti yang santun serta mampu menyelesaikan permasalahan di
lingkungannya. Pendidikan di sekolah dasar merupakan pendidikan anak yang berusia antara 7
sampai 13 tahun sebagai pendidikan di tingkat dasar yang di kembangkan sesuai dengan satuan
pendidikan,potensi daerah atau karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat bagi
siswa.
Jenjang pendidikan dasar di indonesia yang biasa ada pada sekolah dasar (SD) dan Madrasah
Ibtidaiyah (MI) menjadi dasar dalam program wajib belajar 12 tahun. Program wajib belajar
yang dulunya 6 tahun, diubah menjadih 9 tahun, dan kini menjadi 12 tahun merupakan kebijakan
pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan.
Pendidikan sangat penting untuk perkembangan ke deppan bagi bangsa indonesia. Terutama
pendidikan dasar, karena pada jenjang pendidikan dasar peserta didik akan dibentuk karakter
untuk menjadi seperti apa di masa mendatang. Perkembangan pendidikan sekolah dasar di
indonesia masih baru banyak yang perlu dibenahi karena masalah-masalah yang masih banyak
muncul. Pemerintah harus memperhatikan hingga hal-hal yang detail seperti sarana dan
prasarana yang kurang dan banyak yang perlu diperbarui, kekurangan guru perpustakaan,
kekurangan guru, kualitas tenaga pendidik kulitas lulusan yang masih rendah, hingga anggaran
dana pendidikan yang harus dialokasikan dengan baik
3.Landasan-Landasan Pendidikan Dasar
a.Yuridis
b.Historis
Ada tiga toko pendidikan yang mewarnai pendidikan dinegeri ini.Mohamad Syafei yang
mendirikan Sekolah Indonesisch Nederland school/kayutanan di Sumatra Barat (1926)yang
memiliki konsep; mendidik anak-anak agar dapat berdiri sendiri dengan jiwa yang merdeka
karena sekolah Hindia Belanda hanya menyiapkan anank-anak menjadi pegawai mereka saja.
c.Filosofis
Existentialism menghendaki agar pendidikan selalu melibatkan peserta didik dalam mencari
pilihan-pilihan untuk memenuhi kebutuhan masing-masing individu adalah makhluk yang unik
dan bertanggung jawab atas diri dan nasibnya sendiri.
d.Psikologis
e.Sosiologis
Menurut Ibnu Taimiyyah “anak terakhir dalam keadaan fitrah”dalam suatu keadaan
kebajikan bawaan & lingkungan sosial itulah yang mempengaruhi tingkah laku manusia. Pada
tingkat dan skala mikro pendidikan merupakan gejala sosial yang mengandalkan interaksi
manusia sebagai sesama (subyek) yang masing-masing bernilai setara
f.Antropologis
g.Ekonomi
Pada zaman pasca modrn atau globalisasisekarang ini yang sebagian besar manuisianya
cenderung mengutamakan kesejahteraan materi dibandingkan kesejahteraan rohani membuat
ekonomi mendapat perhatian yang sangat beasr.
h.Religi
Manusia terdiri dari tiga komponen: “Jasmani,rohani dan akal”ketiga komponen tersebut
akhirnya akan kembali pada sang khaliq untuk mempertanggun jawabkan kinerja ketiga
komponen itu.manusia diutus ke dunia sebagai khalifah. Selain dibekali jasmani,rohani dan akal
manusia juga dibekali
Karakteristik perkembangan anak yang berada di kelas awal SD adalah anak yang berada
pada rentangan usia dini. Masa usia dini ini merupakan masa perkembangan anak yang pendek
tetapi merupakan masa yang sangat penting bagi kehidupannya. Oleh karena itu, pada masa ini
seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal.
Karakteristik perkembangan anak pada kelas satu, dua dan tiga SD biasanya pertumbuhan
fisiknya telah mencapai kematangan, mereka telah mampu mengontrol tubuh dan
keseimbangannya. Untuk perkembangan kecerdasannya anak usia kelas awal SD ditunjukkan
dengan kemampuannya dalam melakukan seriasi, mengelompokkan obyek, berminat terhadap
angka dan tulisan, meningkatnya perbendaharaan kata, senang berbicara, memahami sebab
akibat dan berkembangnya pemahaman terhadap ruang dan waktu
5.Kurikulum Sekolah Dasar
Kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harusditempuh oleh peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatankurikulum pada setiap mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan
dituangkan dalamkompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban belajar yangtercantum
dalam struktur kurikulum. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas standarkompetensi dan kompetensi dasar
yang dikembangkan berdasarkan standar kompetensilulusan. Muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri
merupakan bagian integral daristruktur kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
1) SD Konvensional
SD Konvensional adalah sekolah dasar biasa yang menyelenggarakan pendidikan enam
tahun, terdiri atas enam kelas, dengan enam orang guru kelas. Satu orang guru mata pelajaran
Pendidikan Agama, satu orang guru mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, satu
orang kepala sekolah, dan satu orang pesuruh. Jumlah siswa dan guru dalam satu kelas umumnya
berbanding 40 :
2) SD Percobaan
SD percobaan adalah sekolah daar konvensional yang menyelenggarakan pendidikan
enam tahun, terdiri atas enam kelas, dengan enam orang guru kelas, satu orang guru mata
pelajaran Pendidikan Agama, satu orang guru mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan,
satu orang kepala sekolah dan satu orang pesuru. Jumlah siswa dan guru dalam satu kelas
umumnya 40 :1 hanya saja, SD percobaan diberi kewenangan untuk melakukan percobaan-
percobaan tertentu dalam rangka peningkatan mutu pendidikan sekolah dasar. Sampai pada akhir
tahun 1997 di Indonesia terdapat 20 SD percobaan (SDNP)
3) SD Inti
SD inti adalah sekolah dasar Konvensional yang menyelenggarakan pendidikan
enam tahun, terdiri atas enam kelas, dengan enam orang guru kelas. Satu orang guru mata
pelajaran Pendidikan Agama, satu orang guru mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan, satu orang kepala sekolah, dan satu orang pesuruh. Jumlah siswa dan guru
dalam satu kelas umumnya berbanding 40 : 1. Hanya saja sekolah ini ditunjuk sebagai
pusat pengembangan sekolah dasar lain disekitarnya pada tingkat gugus. Dalam rangka
memainkan perananya sebagai pusat pengembangan sekolah dasar disekitarnya. SD inti
dilengkapi dengan satu ruangan Kelompok Kerja Guru (KKG), satu ruang
perpustakaansekolah dan satu ruang serbaguna.
4) SD kecil
SD kecil adalah sekolah yang pada umumnya terdapat di daerah terpencil dengan
sistem pendidikan yang berbeda dengan SD Konvensional. Jumlah siswanya maksimal 60
orang (kelas 1 sampai dengan kelas 4) dengan dua orang guru kelas dan satu kepala
sekolah. Proses belajar mengajar diselenggarakan dengan menggunakan modul,
penggabungan kelas, dan tutor sebaya.
5) SD satu Guru
SD satu guru adalah sekolah dasar yang pada umumnya terdapat didaerah
terpencil dengan sistem pendidikan yang berbbeda dengan SD Konvensional. Jumlah
siswanya maksimal hanya 30 orang (kelas 1 sampai dengan kelas 4) dengan satu orang
guru kelas yang sekaligus merankap sebagai kepala sekolah. Proses belajar mengajar
diselenggarakan dengan menggunakan modul. Penggabungan kelas dan tutor sebaya.
6) SD Pamong
SD pamong adalah lembaga pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat,
orang tua, dan guru untuk memberikan pelayanan pendidikan bagi anak putus sekolah
dasar atau anak lain yang karena satu dan lain hal, tidak dapat datang secara teratur
belajar di sekolah.
7) SD Terpadu
SD terpadu adalah sekolah dasar yang menyelenggarakan pendidikan bagi anak
normal dan penyandang cacat maupun normal bersama-sama dengan menggunakan
kurikulum sekolah dasar konvensional
7.Karakteristik Pendidikan Dasar Di Indonesia
Karakteristik berasal dari kata "characteristic" yang berarti sifat yang khas. Atau bisa
diambil pengertian bahwa karakteristik adalah suatu sifat khas yang membedakan dengan yang
lain.Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap
perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentiuknya kepribadian yang
utama.Karakteristik Pendidikan Dasar,yaitu Pendidikan Dasar (PD).Pendidikan dasar adalah
pendidikan sembilan tahun dengan pendidikan enam tahun di sekolah dasar dan tiga tahun di
sekolah menengah. Pada jalur luar sekolah, pemerintah menyediakan program paket A & B bagi
anak usia sekolah yang orang tuanya tidak mampu
6. Catatan
Catatan ada 2 macam :
a. Catatan resmi adalah catatan mengenai apa yang dituliskan oleh guru sebagai
rangkuman materi pelajaran yang telah disajikan.
b. Catatan tidak resmi adalah catatan hasil jerih payah seorang pelajar untuk memperoleh
poko-pokok, inti, isi atau kesimpulan materi pelajaran yang telah dipelajari.
7. Bertanya
Dengan bertanya materi pelajaran yang disajikan oleh guru akan menjadi lebih jelas. Oleh
sebab itu, apabila belum ada kejelasan dari keterangan guru hendaklah berani bertanya.
Cara Membaca Buku Teks
Ada lima tahapan proses dalam membaca dengan metode SQ3R ini, yaitu:
1. Survey atau meninjau
Baca Judul - Baca Pendahuluan – Baca Kepala Judul/Subbab – Perhatikan Grafik, Diagram –
Perhatikan Alat Bantu Baca.
2. Question atau bertanya
Setelah kerangka pemikiran suatu bab diperoleh, mulai perhatikan kepala judul/subbab yang
biasanya dicetak tebal. Perhatikan kepala judul ini satu per satu dan ubah kepala judul ini jadi
beberapa pertanyaan.
3. Read atau membaca
Bacalah suatu subbab dengan tuntas jangan pindah ke subbab lain sebelum kita
menyelesaikannya. Pada saat membaca, kita mulai mencari jawaban pertanyaan yang kita
buat pada Question. Tuliskan jawaban yang kita peroleh dengan dengan kata-kata sendiri di
kertas yang pada 2/3 kolom yang disiapkan. Dan jangan membaca di tempat tidur.
4. Recite atau menuturkan
Cara melakukan Recite adalah dengan melihat pertanyaan-pertanyaan yang kita buat sebelum
membaca subbab tersebut dan cobalah jawab pada selembar kertas tanpa melihat buku.
5. Review atau mengulang
Proses ini dapat dilakukan dengan membaca ulang seluruh subbab, melengkapi catatan atau
berdiskusi dengan teman. Cara Review yang terbukti efektif adalah dengan menjelaskan
kepada orang lain.
Belajar-Pasca Belajar
Beberapa hal yang dapat dilakukan selama maupun setelah belajar, diantaranya
· Review catatan segera setelah pembelajaran di kelas,
· Review catatan dengan singkat sebelum masuk pembelajaran di kelas berikutnya,
· Jadwalkan waktu yang agak lama untuk review catatan tersebut secara periodik.
2. Pola (guru + alat bantu) dengan siswa. Pola pembelajaran ini guru sudah di bantu oleh berbagai
bahan pembelajaran yang disebut alat peraga pembelajaran dalam menjelaskan dan menerangkan
suatu pesan yang bersifat abstrak.
3. Pola (guru) + (media) dengan siswa. Pola pembelajaran ini sudah mempertimbangkan
keterbatasan guru, yang tidak mungkin menjadi satu-satunya sumber belajar. Guru dapat
memanfaatkan berbagai media pembelajaran. Jadi pola pembelajaran bergantian antara guru dan
media interaksi dalam berintraksi dengan siswa.
Selain pola pembelajaran yang bervariasi, peran guru juga menentukan proses
penyampaian pembelajaran. Menurut Adams & Dickey ( dalam Oemar hamalik, 2005 ), peran
guru sesungguhnya sangat luas, meliputi:
a. Guru sebagai pengajar (teacher as instructor)
b. Guru sebagai pembimbing (teacher as counselor)
c. Guru sebagai ilmuan (teacher as scientist)
d. Guru sebagai pribadi (teacher as person)
4. Keterampilan menjelaskan
“Menjelaskan” adalah menyajikan informasi secara lisan, dengan sistematika yang runut
untuk menunjukkan adanya korelasi/hubungan antara yang satu dengan yang lainnya. Ada 2
komponen dalam ketrampilan menjelaskan, yaitu : Merencanakan, hal ini mencakup
penganalisaan masalah secara keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang ada diantara unsur-
unsur yang dikaitkan dengan penggunaan hukum atau rumus-rumus yang sesuai dengan
hubungan yang telah ditentukan. Dan penyajian, merupakan suatu penjelasan, dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut: kejelasan, penggunaan contoh dan ilustrasi, pemberian
tekanan, dan penggunaan balikan/feedback. Kegiatan “menjelaskan” dalam proses KBM
bertujuan untuk membantu siswa memahami berbagai konsep, hukum, prosedur, dll, secara
obyektif; membimbing siswa memahami pertanyaan; meningkatkan keterlibatan siswa; memberi
kesempatan pada siswa untuk menghayati proses penalaran serta memperoleh feedback tentang
pemahaman siswa. Apabila seorang guru menguasai “keterampilan menjelaskan” maka guru
akan lebih mudah mengelola waktu dalam menyajikan materi, sehingga menjadi lebih efektif
memanage waktu. Selain itu penjelasan yang runut dan sistematis akan memudahkan siswa
dalam memahami materi, yang pada gilirannya akan memperluas cakrawala pengetahuan siswa,
bahkan mungkin penjelasan guru yang sistematis dan mendalam akan dapat membantu
mengatasi kelangkaan buku sebagai sarana dan sumber belajar (mengingat guru adalah salah satu
sumber belajar bagi siswa).
5. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
a. Membuka Pelajaran
Yang dimaksud dengan membuka pelajaran (set induction) ialah usaha atau kegiatan
yang dilakukan oleh guru dalam proses KBM untuk menciptakan prokondusi bagi siswa agar
mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajari, dan usaha tersebut diharapkan
akan memberikan efek positif terhadap kegiatan belajar. Komponen ketrampilan membuka
pelajaran meliputi: menarik perhatian siswa, menimbulkan motivasi, memberi acuan melalui
berbagai usaha, dan membuat kaitan atau hubungan di antara materi-materi yang akan dipelajari.
Kalimat-kalimat awal yang diucapkan guru merupakan penentu keberhasilan jalannya seluruh
pelajaran. Tercapainya tujuan pengajaran bergantung pada metode mengajar guru di awal
pelajaran. Seluruh rencana dan persiapan sebelum mengajar dapat menjadi tidak berguna jika
guru gagal dalam memperkenalkan pelajaran.
b. Menutup Pelajaran
Menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri
proses KBM. Jangan akhiri pelajaran dengan tiba-tiba. Penutup harus dipertimbangkan dengan
sebaik mungkin agar sesuai. Guru perlu merencanakan closing yang baik dan tidak tergesa-gesa.
Jangan lupa sertakan pula doa. “Komponen-komponen dan prinsip-prinsip dalam menutup
pelajaran: Merangkum Pelajaran. Sebagai penutup, hendaknya guru memberikan ringkasan dari
pelajaran yang sudah disampaikan. Ringkasan pelajaran sudah tidak lagi berupa diskusi kelas
atau penyampaian garis besar pelajaran, tetapi berisi ringkasan dari hal-hal yang disampaikan
selama jam pelajaran dengan menekankan fakta dasar pelajaran tersebut. Menyampaikan
Rencana Pelajaran Berikutnya. Waktu menutup pelajaran merupakan saat yang tepat untuk
menyampaikan rencana pelajaran berikutnya. Guru dapat memberikan kilasan pelajaran untuk
pertemuan berikutnya. Diharapkan hal ini dapat merangsang keinginan belajar mereka. Sebelum
kelas dibubarkan, ungkapkanlah pelajaran yang akan disampaikan minggu depan dan kemukakan
rencana-rencana di mana murid dapat mengambil bagian dalam pelajaran mendatang.
Bangkitkan minat. Guru tentu ingin murid-muridnya kembali di pertemuan berikutnya dengan
penuh semangat. Oleh karena itu, biarkan murid pulang ke rumah mereka dengan satu
pertanyaan atau pernyataan yang mengesankan, yang dapat membangkitkan minat dan rasa ingin
tahu mereka. Sama seperti seorang penulis yang mengakhiri sebuah bab dalam cerita
bersambung, yang membuat pembaca ingin segera tahu bab berikutnya. Dengan cara yang sama,
guru dapat mengakhiri pelajarannya dengan penutup yang “berklimaks” sehingga seluruh kelas
menantikan pelajaran berikutnya dengan tidak sabar. Memberikan tugas. Tugas-tugas harus
direncanakan dengan saksama. Perlu diingat pula sikap guru yang bersemangat dalam
memberikan tugas akan mempengaruhi minat dan semangat para anggota kelas”.(Benson : 80-
85).
6. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
Diskusi kelompok merupakan salah satu variasi kegiatan pembelajaran yang dapat
digunakan dalam proses KBM. Dalam diskusi kelompok, siswa dalam tiap kelompok kecil dapat
bertukar informasi dan pengalaman, melakukan pengambilan keputusan bersama, serta belajar
melakukan pemecahan masalah (problem solving). Diskusi kelompok merupakan strategi yang
memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu
proses yang memberi kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap
positif. Dengan demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta
membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya ketrampilan berbahasa.
7. Keterampilan mengelola kelas
Suasa belajar mengajar yang baik sangat menunjang efektifitas pencapaian tujuan
pembelajaran. Seorang guru harus mampu menjadi manager yang baik dalam sebuah proses
KBM. Hal ini berarti bahwa guru harus terampil menciptakan suasana belajar yang kondusif
serta mampu menjaga dan mengembalikan kondisi belajar yang optimal, meminimalisir
gangguan yang mungkin terjadi selama proses KBM, sehingga siswa dapat fokus pada KBM
yang berlangsung. Dalam melaksanakan keterampilan mengelola kelas, guru perlu
memperhatikan komponen ketrampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan
kondisi belajar yang optimal (bersifat prefentip seperti: kemampuan guru dalam mengambil
inisiatif dan mengendalikan pelajaran) dan keterampilan yang bersifat represif, yaitu
keterampilan yang berkaitan dengan respons guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan
dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi
belajar yang optimal.
8. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan
Jumlah siswa dalam bemtuk pengajaran seperti ini berkisar 3 sampai 8 orang untuk setiap
kelompok kecil, dan 1 orang untuk perseorangan. Terbatasnya jumlah siswa dalam pengajaran
bentuk ini memungkinkan guru memberikan perhatian secara optimal terhadap setiap siswa.
Hubungan antara guru dan siswa pun menjadi lebih akrab, demikian pula hubungan antar
siswa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa format mengajar seperti ini ditandai oleh adanya
hubungan interpersonal yang lebih akrab dan sehat antara guru dengan siswa, adanya
kesempatan bagi siswa untuk belajar sesuai dengan kemampuan, minat, cara, dan kecepatannya,
adanya bantuan dari guru, adanya keterlibatan siswa dalam merancang kegiatan belajarnya, serta
adanya kesempatan bagi guru untuk memainkan berbagai peran dalam kegiatan pembelajaran.
Setiap guru dapat menciptakan format pengorganisasian siswa untuk kegiatan pembelajaran
kelompok kecil dan perorangan sesuai dengan tujuan, topik (materi), kebutuhan siswa, serta
waktu dan fasilitas yang tersedia. Komponen-komponen dan prinsip-prinsip ketrampilan ini
adalah: Ketrampilan mengadakan pendekatan secara pribadi, Ketrampilan mengorganisasi,
ketrampilan membimbing dan memudahkan belajar, Ketrampilan merencanakan dan
melaksanakan kegiatan belajar mengajar, Keterampilan merancang dan melaksanakan kegiatan
pembelajaran.
Dari delapan keterampilan dasar yang telah diuraikan di atas, yang paling penting bagi seorang
guru adalah bagaimana guru menerapkan keterampilan tersebut sehingga proses pembelajaran
dapat berjalan baik. Adalah sebuah kebanggaan dan kepuasan batin tersendiri bagi seorang guru,
bila siswa didiknya mampu memahami berbagai konsep yang disampaikan untuk kemudian
mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Namun demikian perlu diingat oleh
para guru, bahwa karena proses pembelajaran yang dilakukan tidak semata-mata merupakan
kegiatan transfer of knowledge namun juga transfer of moral value, maka setiap guru wajib
kiranya menyisipkan pesan moral dalam setiap event tatap muka dengan siswa didiknya selama
proses KBM.
1. Planner, artinya guru memiliki program kerja pribadi yang jelas, program kerja
tersebut tidak hanya berupa program rutin, misalnya menyiapkan seperangkat
dokumen pembelajaran seperti Program Semester, Satuan Pelajaran, LKS, dan
sebagainya. Akan tetapi guru harus merencanakan bagaimana setiap pembelajaran
yang dilakukan berhasil maksimal, dan tentunya apa dan bagaimana rencana yang
dilakukan, dan sudah terprogram secara baik;
3. Motivator, artinya guru masa depan mampu memiliki motivasi untuk terus belajar dan
belajar, dan tentunya juga akan memberikan motivasi kepada anak didik untuk belajar
dan terus belajar sebagaimana dicontohkan oleh gurunya;
5. Developer, artinya guru mau untuk terus mengembangkan diri, dan tentunya mau pula
menularkan kemampuan dan keterampilan kepada anak didiknya dan untuk semua
orang. Guru masa depan haus akan menimba ketrampilan, dan bersikap peka terhadap
perkembangan IPTEKS, misalnya mampu dan terampil mendayagunakan computer,
internet, dan berbagai model pembelajaran multi media.
Jadi, guru masa depan adalah guru bertindak sebagai fasilitator; pelindung; pembimbing dan
punya figur yang baik (disiplin, loyal, bertanggung jawab, kreatif, melayani sesuai dengan visi,
misi yang diinginkan sekolah); termotivasi menyediakan pengalaman belajar bermakna untuk
mengalami perubahan belajar berdasarkan keterampilan yang dimiliki siswa dengan berfokus
menjadikan kelas yang konduktif secara intelektual fisik dan sosial untuk belajar
Pengertian belajar dapat diartikan sebagai aktifitas mental atau ( psikhis ) yang terjadi karena
adanya interaksi aktif antara ndividu dengan lingkungannya yang menghasilkan perubahan-
perubahan yang bersifat relativ tetap dalam aspek-aspek : kognitif, psikomotor dan
afektif.Perubahan tersebut dapat berubah sesuatu yang sama sekali baru atau penyempurnaan /
penigkatan dari hasil belajar yang telah di peroleh sebelumnya.
Pengertian pembelajaran adalah upaya yang dilakukan untuk membantu seseorang atau
sekelompok orang sedemikian rupa dengan maksud supaya di samping tercipta proses belajar
juga sekaligus supaya proses belajar menjadi lebih efesien dan efektif. Itulah sebabnya Darsono,
2000: 24 mengemukakan bahwa pengertian pembelajaran dapat dimaknai sebagai suatu kegiatan
yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku peserta didik berubah ke arah
yang lebih baik.
Belajar sebagai proses terpadu mengandung arti bahwa belajar tidak hanya mencangkup
satu aspek saja tapi meliputi berbagai aspek, yaitu aspek fisik, sosial, emosinal, intelektual, dan
moral. Keseluruhan aspek tersebut dapat terlihat secara aktif ketika kegiatan belajar berlangsung.
Selain karena meliputi berbagai aspek yang saling mendukung dan tidak dapat
dipisahkan juga karenabelajar dapat berfungsi secara penuh untuk membantu perkembangan
individu seutuhnya. Belajar juga dikatakan sebagai aktivitas pemerolehan pengalaman
menciptakan individu yang berkualitas.Selain itu belajar menentukankepada terciptanya suatu
aktivitas yang memungkinkan adanya lebih banyak keterlibatan pelajar secara aktif dan
intensif. Misalnya dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Belajar menempatkan individu pada posisi yang terhormat dalam suasana kebersamaan
dalam penyelesaian persoalan yang sedangdihadapinya.Belajar sebagai proses terpadu
mendorong setiap siswa untuk terus menerus belajar, memberikan kemungkinan yang seluas-
luasnya kepada siswa untuk memilih tugasnya sendiri dan bekerja berdasarkan standar yang telah
ditentukan sendiri. Selain itu,memungkinkan pembelajaran bidang studi tidak harus dilakukan
secara terpisah, melainkan dilaksanakan secara terpadu untuk memudahkan siswa dalam
belajar, memungkinkan adanya hubungan antara sekolah dengan keluarga.Belajar sebagai proses
terpadu juga berperan efektif bila dapatmenciptakan lingkungan belajar secara total yang tidak
hanya memberikan dukungan-dukungan fasilitas terhadap peningkatan pertumbuhan dan
pengembangan salah satu aspek saja, melainkan juga semua aspek.
Salah satu teori psikologi belajar, yang merupakan teori awal tentang belajar adalah Teori
Behavioristik yaitu teori belajar yang lebih menekankan pada tingkah laku manusia. Memandang
individu sebagai makhluk reaktif yang memberi respon terhadap lingkungan. Pengalaman dan
pemeliharaan akan membentuk perilaku mereka. Ada 3 jenis belajar menurut teori Behavioristik
yaitu (1) Respondent Conditioning, (2) Operant Conditioning dan (3) Observational Learning
atau sosial-cognitive Learning.
1. Teori Belajar Respondent Conditioning
Teori belajar Respondent Conditioning (pengkondisian respon) diperkenalkan oleh
Pavlov, yang didasarkan pada pemikiran bahwa perilaku atau tingkah laku merupakan respon
yang dapat diamati dan diramalkan.
Fisiolog Pavlov (1849-1936) mengkaji stimuli (rangsangan tak bersyarat) yang secara spontan
memanggil respon. Melalui Conditioning, stimuli netral (netral spontan) memancing refleks
namun sengaja dibuat agar mampu memancing respon refleks. Bila satu stimuli menghasilkan
respon, maka stimuli kedua yang tidak relevan dihadirkan serempak dengan stimuli pertama, dan
akhirnya respon tadi muncul tanpa perlu menghadirkan stimuli pertama.
2.Teori Belajar Operant Conditioning
B.F. Skinner sebagai tokoh teori belajar Operant Conditioning berpendapat bahwa belajar
menghasilkan perubahan perilaku yang dapat diamati, sedang perilaku dan belajar diubah oleh
kondisi di lingkungan. Teori Skinner (1954) sering disebut Operant Conditioning yang berunsur
rangsangan atau stimuli, respon, dan konsekuensi. Stimuli (tanda/syarat) bertindak sebagai
pemancing respon, sedangkan konsekuensi tanggapan dapat bersifat positif atau negatif, namun
keduanya memperkukuh atau memperkuat (reinforcement).
Perbandingan antara teori belajar Classical Conditioning dan teori belajar Operant
Conditioning dikemukakan oleh Skinner dan Lefrancois. Skinner menyebutkan bahwa banyak
respon yang tidak hanya dipancing stimuli tetapi dapat dikondisikan pada stimuli lain. Respon ini
adalah kategori perilaku pertama, disebut respondent behavior karena perilaku muncul sebagai
respon atas stimuli. Selanjutnya dapat muncul kategori perilaku ke dua (perilaku yang tidak
dipancing stimuli), yang disebut Operant Behavior sebab telah dikerjakan pebelajar.
Generalisasi adalah pola merespon yang dilakukan individu terhadap lingkungan atau stimuli
serupa, sedangkan diferensiasi adalah pola merespon individu dengan cara mengekang diri untuk
tidak merespon karena ada perbedaan antar dua situasi serupa meski tidak sama, yang
sebenarnya sesuai direspon. Menggeneralisasi berarti merespon situasi serupa, sedangkan
mendeferensiasi berarti merespon dengan cara membedakan antara situasi saat dua respon
identik yang tidak sesuai dimunculkan.
Penerapan Operant Conditioning dalam pendidikan dikemukakan oleh Fred Keller
(1968) dengan judul kegiatan self-paced learning. Guru merancang mata pelajaran yang
dilengkapi bahan bacaan untuk dikaji pebelajar. Ketika pebelajar merasa siap diuji, ia menempuh
tes agar lulus pada penggalan belajar yang telah ditempuhnya. Jika lulus, ia maju kepenggalan
berikutnya. Jadi pebelajar sendiri yang menetapkan kecepatan dan jangka waktu belajarnya.
Dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu Tergantung pada kondisi saat ini
Kecenderungan belajar anak usia sekolah dasar memiliki tigas ciri, yaitu sebagai berikut.
1. Konkret
Konkret mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-hal yang konkret, yakni yang
dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak atik, dengan titik penekanan pada
pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar.
2. Integratif
Pada tahap usia sekolah dasar, anak memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu
keutuhan, mereka belum mampu memilah-milah konsep diri sebagai disiplin ilmu, hal ini
melukiskan cara berpikir anak yang deduktif,yakni dari hal umum kebagian demi bagian.
3. Hierarkis
Pada tahapan usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang secara bertahap mulai dari
hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks.
Adapun karakteristik pembelajaran yang eprlu dilakukan terhadap anak-anak tersebut
dengan menggunakan hal berikut.
a. Belajar pembelajaran bermakna
Belajar pada hakikatnya merupakan proses perubahan di dalam kepribadian yang berupan
kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepandaian. Perubahan ini bersifat menetap dalam tingkah laku
yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Pembelajaran pada hakikatnya
adalah suatu proses interaksi antar anak dengan anak, anak dengan sumber belajar, dan anak
dengan pendidik.
b. Pembelajaran tematik
Sesuai dengan tahapan perkembangan anak, karakteristik cara anak belajar, konsep belajar
dan pembelajaran bermakna, maka kegiatan pembelajaran bagi anak kelas awal SD sebaiknya
dilakukan dengan pembelajaran tematik. Dengan tema, diharapkan akan memberikan banyak
keuntungan, diantaranya sebagai berikut.
· Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu
· Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar
matapelajaran
· Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan
· Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan memngaitkan mata pelajaran lain
dengan pengalaman pribadi siswa.
Berikut ini delapan belas (18) kiat atau cara yang dapat digunakan oleh guru untuk meningkatkan
belajar siswa.
1. Gunakan metode dan kegiatan yang bervariasi
2. Jadikan siswa peserta aktif
3. Buatlah tugas yang menantang namuan realistis dan sesuai
4. Ciptakan susasan kelas yang kondusif
5. Berikasn tugas secara proporsional
6. Libatkan diri untuk membantu siswa mencapai hasil
7. Berikan petunjuk pada para siswa agar sukses dalam belajar
8. Hindari kompetensi antarpribadi
9. Berikan masukan
10. Hargai kesuksesan dan keteladanan
11. Antusias dalam mengajar
12. Tentuakn standar yang tinggi (namun realistis) bagi seluruh siswa
13. Pemberian penghargaan untuk memotivasi
14. Ciptakan aktivitas yang melibatkan seluruh siswa dalam kelas
15. Kenaliminat siswa-siswa
16. Peduli dengan siswa-siswa
17. Hindari penggunaan ancaman
18. Hindarilah komentar buruk
BUKU PEMBANDING
Sinopsis Buku :
Dalam Buku ini dijelaskan banyak cara pengajaran yang dapat dikembangkan oleh guru Sekolah
Dasar dalam mengembangkan cara mendidik anak – anak didik mereka supaya dapat bergerak
melampaui dasar sebagai pembelajaran yang lebih kuat. Buku ini menerangkan tentang
MegaSkills yang lebih dari sekedar ‘mesin pembelajaran dalam diri kita’. Ketika segala sesuatu
tentang diri kita berubah atau kita melihat perubahan itu, anak – anak kita memerlukan
MegaSkills. Ditengah – tengah perubahan ini, MegaSkills tumbuh semakin kuat. MegaSkills
menjadi kekuatan yang mendorong pembelajaran kita untuk hari ini dan hari esok. MegaSkill
tersebut meliputi :
Para pembimbing berbagi dengan orang tua tanggung jawab dan peluang luar biasa untuk
membantu semua anak belajar sampai ke potensi maksimum mereka. Kegiatan yang
disampaikan dalam buku ini ditujukan kepada orang tua sekaligus juga pada para pembimbing.
Dibalik batas tahun – tahun sekolah dasar muncul dunia orang dewasa yang
menggembirakan, tetapi pada saat yang sama tidak mendorong anak – anak. Untungnya anak –
anak muda kita, bahkan dengan sedikit pengembangan MegaSkills, membawa kekuatan yang
besar bagi tahun – tahun yang penuh tantangan itu. Tetapi seperti tanaman, yang memerlukan air
untuk tumbuh, anak – anak memerlukan dukungan yang terus – menerus dari lingkungan
mereka, dari keluarga merek, dari guru dan pembimbing mereka agar dapat melanjutkan
pertumbuhan yang sehat.
Telah dikatakan berulan – ulang bahwa informasi merupakan sumber penting pada abad
ke-21. Kita harus memastikan bahwa anak – anak memerlukan sarana ‘didalam diri kita’ yang
diperlukan dalam mengelola suatu informasi, untuk membantu kita tumbuh dan berkembang.
Itulah sebabnya mengapa MegaSkills menjadi begitu penting. Keterampilan ini memebentuk
dasar bagi keberlanjutan dan pengembangan kemampuan sekolah.
BAB III
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU
Kelebihan buku pembanding (Keterampilan pengajaran dan bimbingan kelas 4-6 SD)
Didalam buku ini, penulis menyampaikan gagasannya dengan Bahasa yang komunikatif
sehingga mudah dipahami oleh pembaca.
Didalam buku ini juga terdapat berbagai pendapat dari pakar – pakar yang berkaitan dengan
dunia pendidikan.
Judul dan sampul buku yang menarik menjadi daya tarik tersendiri.
Membuat para pembaca dapat menambah dan membuka wawasan pengetahuan tentang
pengembanga pembelajaran bagi para peserta didik.Referensi yang digunakan buku ini lumayan
banyak sehingga semakin banyak orang yang ingin membaca buku ini
Buku ini tidak dilengkapi dengan contoh gambar – gambar ilustrasi sehingga menyulitkan
pembaca untuk memahami buku ini.
Penulisan Bahasa yang komunikatif tidak cocok untuk penulisan sebuah karya seperti buku,
sebab terdapat banyak kata – kata yang tidak baku dan tidak tepat untuk digunakan sebgai
Bahasa tulis.
Penambahan contoh yang ada didalam karikatur buku pun kurang tepat dan cenderung
disalahgunakan maknanya.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Ketrampilan dasar mengajar bagi guru diperlukan agar guru dapat melaksanakan
perannya dalam pengelolaan proses pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan
efektif dan efisien. Ketrampilan dasar juga merupakan syarat mutlak agar guru bisa
mengimplementasikan berbagai strategi pembelajaran. Salah satunya yaitu variasi mengajar
sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar. Variasi mengajar sangat berperan penting
dalam proses pembelajaran yang bertujuan meningkatkan dan memelihara perhatian siswa
terhadap relevansi proses belajar mengajar, memberikan kesempatan kemungkinan berfungsinya
motivasi, membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah, memberikan kemungkinan pilihan
dan fasilitas belajar individual, mendorong anak didik untuk belajar, memberikan kesempatan
bagi perkembangan bakat peserta didik terhadap berbagai hal baru dalam pembelajaran, dan
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan tingkat perkembangan
dan kemampuannya.