Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN MINI RISET

MK. PERSPEKTIF GLOBAL

PRODI S1 PGSD-FIP

Skor Nilai :

MASALAH PENDIDIKAN DI SEKOLAH DASAR

ADINDA MUTIARAHMA CINDY DEVINA BR NADIA PUTRI KRISTIANTI WILDA SARI


SIREGAR TOBING TAMPUBOLON BR SEMBIRING HASIBUAN

KELOMPOK 6
NAMA MAHASISWA : ADINDA MUTIARAHMA SIREGAR (1203111128)

CINDY DEVINA BR TOBING (1203111076)

NADIA TAMPUBOLON (1203111138)

PUTRI KRISTIANTI BR SEMBIRING (1203111150)

WILDA SARI HASIBUAN (1201111040)

KELAS : PGSD Reguler E

DOSEN PENGAMPU : Husna Tambunan, S.Pd., M.Pd/Sujarwo S.Pd., M.Pd

MATA KULIAH : PERSPEKTIF GLOBAL

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

APRIL 2022
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, sebab
telah memberikan rahmat dan karuniaNya serta kesehatan kepada kami, sehingga mampu
menyelesaikan tugas “MINI RISET” yang berjudul Masalah Pendidikan di Sekolah Dasar.
Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu mata kuliah kami yaitu “PERSPEKTIF
GLOBAL”.
Dalam mempersiapkan Tugas Mini Riset ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapat bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan Tugas Mini
Riset ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan Mini Riset ini. Terkhusus kami mengucapkan banyak terima
kasih kepada bapak Sujarwo S.Pd., M.Pd selaku dosen pengampu yang telah memberikan
tugas ini dan memberikan bimbingan hingga tugas ini dapat kami selesaikan.
Terlepas dari itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan
makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga Mini Riset ini dapat memberikan manfaat
maupun menambah pengetahuan dan wawasan pembaca.

Medan, 25 April 2022

Kelompok 6

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................. 2
BAB I ......................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 3
BAB II ....................................................................................................................................... 6
LANDASAN TEORI ............................................................................................................... 6
BAB III...................................................................................................................................... 9
METODE PENELITIAN ........................................................................................................ 9
BAB IV .................................................................................................................................... 13
HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................................................. 13
4.1 Gambaran Hasil ......................................................................................................... 13
4.2 Pembahasan ............................................................................................................... 13
BAB V ..................................................................................................................................... 15
PENUTUP ............................................................................................................................... 15
5.1 Kesimpulan................................................................................................................ 15
5.2 Saran .......................................................................................................................... 15

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Pendidikan adalah sebagai usaha mentransformasikan penegetahuan dari generasi kegenerasi”
( Ishak, 2005:27). Pandangan lain dilihat dari aspek budaya menyebutkan bahwa pendidikan
adalah sebagai usaha pemindahan penegetahuan dan nilai-nilai kepada generasi berikutnya.
Sedangkan pandangan psikologi melihat pendidikan dari aspek tingkah laku individual,
antara lain mengartikan pendidikan sebagai perkembangan kapasitas individu secara optimal.

Dalam perspektif pembangunan, pendidikan merupakan investasi dalam kapital manusia.


Hasil pendidikan akan memberikan dampak pada pertumbuhan ekonomi, sosial, budaya,
politik, dan aspek kehidupan lain. pendidikan yang bagus akan melahirkan tenaga kerja yang
berkualitas. Tenaga berkualitas baik akan mempengaruhi tingkat penghasilan. Tingkat
penghasilan yang tinggi berdampak pada peningkatan kualitas kehidupan (kesehatan,
pendidikan ) dan seterusnya. Di sinilah pendidikan memberikan balikan keuntungan dan
manfaat dari investasi tersebut. Selain keuntungan ekonomis, pendidikan mempunyai
manfaat untuk meningkatkan kemampuan menyesuaikan diri dalam perubahanperubahan
yang terjadi pada berbagai aspek kehidupan, dalam kesempatan memperoleh pekerjaan dan
penghasilan yang lebih baik, dan dalam penyiapan tenaga kerja yang diminta untuk
kelangsungan pertumbuhan ekonomi.

Jadi, pendidikan dapat dipandang sebagai aktivitas menyiapkan kehidupan, baik


perseorangan maupun masyrakat, menuju kehidupan yang lebih baik.Untuk mencapai
kehidupan yang lebih baik, maka diperlukan generasi yang cerdas. Pembukaan UUD 1945
secara jelas menyebutkan bahwa salah satu tujuan Indonesia merdeka adalah untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa Dalam rangka mencapai bangsa yang cerdas perlu
diupayakan melalui pendidikan. Itulah sebabnya, Pasal 31 ayat (1) dinyatakan bahwa setiap
warga negara berhak untuk memperoleh pengajaran atau pendidikan. Hingga saat ini, setelah
72 tahun Indonesia merdeka menunjukkan bahwa cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan
bangsa belum terwujud secara optimal. Ali (2009: 239) menyebutkan bahwa pendidikan
masih menghadapi sejumlah permasalahan. Permasalahan tersebut diantaranya adalah terkait

3
dengan akses dan yang kedua yakni terkasit dengan kualitas dan relevansi pendidikan Terkait
dengan permasalahan kualitas dan relevansi pendidikan berkaitan erat dengan upaya
meningkatkan taraf hidup masyarakat dan daya saing bangsa. Kualitas pendidikan selain
dapat dilihat dari kemampuan lulusan juga dapat dilihat dari meningkatnya penghayatan dan
pengamalan nilai-nilai kemanusiaan yang meliputi keteguhan iman dan takwa serta berakhlak
mulia, etika, kepribadian, karakterdan wawasan kebangsaan, ekspresi estetika dan kualitas
jasmani.

Peningkatan kualitas pendidikan diarahkan pada perluasan inovasi pembelajaran dalam


rangka mewujudkan proses pembelajaran yang efektif, menyenangkan, dan mecerdaskan
sesuai tingkat usia, kematangan, serta tingkat perkembangan peserta didik. Proses
pembelajaran harus dapat mengembangkan memperkokoh kecerdasan emosional, sosial,
spiritual, dan intelektual peserta didik. Hasil belajar juga dapat menjadi salah satu indikator
kualitas pendidikan yang sering digunakan. Apabila melihat kualitas hasil belajar yang
dilakukan oleh Programme for International Student Assessment (PISA) menunjukkan
kemampuan peserta didik di Indonesia masih rendah.

B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah maka permasalahan
yang dihadapi. Dalam hal ini, yang menjadi identifikasi masalah adalah :
1. Cara pembelajaran yang kurang efektif
2. Minimnya pemahaman dalam kegiatan pembelajaran

C. BATASAN MASALAH
Untuk mempermudah dalam memahami ruang lingkup permasalahan dalam penelitian
ini maka penulis membatasi masalah berdasarkan identifikasi masalah, maka
permasalahan ini dibatasi hanya pada “Kesulitan-kesulitan yang dihadapi anak Sekolah
Dasar (SD) NEGERI 060912 Kecematan Medan Denai Kota Medan.
D. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian tersebut maka penulis mengangkat satu masalah yaitu Masalah
Pendidikan di Sekolah Dasar.
E. TUJUAN MASALAH

4
Tujuan yang observasi yang dilakukan ini adalah untuk mengetahui tanggapan dan solusi
dalam kesulitan siswa sekolah dasar pada pelajaran ilmu prespektif global.

F. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat survey atau dilakukannya observasi ini antara lain:
1. Mengetahui Kesulitan-kesulitan yang dihadapi peseta didik terhadap pembelajaran
prespektif global.
2. Agar para siswa dan guru lebih saling menghargai pembelajaran yang dilakukan
dengan tujuan yang sama yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
3. Bagi peneliti agar lebih dekat kepada para peserta didik sesuai dengan tujuan akhir
dari pembelajaran perkuliahan yaitu menjadi calon pendidik Sekolah Dasar. Selain itu
penulis juga menambah pengetahuan serta pemahaman dalam bidang pendidikan

5
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori
1. Pendidikan Sekolah Dasar
a. Konsep Pendididikan
Pendidikan merupakan salah satu indikator utama pembangunan dan kualitas sumber
daya manusia, sehingga kualitas sumber daya manusia sangat tergantung dari kualitas
pendidikan. Pendidikan merupakan bidang yang sangat penting dan strategis dalam
pembangunan nasional, karena merupakan salah satu penentu kemajuan suatu bangsa.
Pendidikan bahkan merupakan sarana paling efektif untuk meningkatkan kualitas hidup dan
derajat kesejahteraan masyarakat, serta yang dapat mengantarkan bangsa mencapai
kemakmuran.
Dari segi etimologis, pendidikan berasal dari bahasa Yunani “paedagogike”. Ini adalah
kata majemuk yang terdiri dari kata “pais” yang berarti “anak” dan kata “ago” yang berarti
“aku membimbing”. Jadi paedagogike berarti aku membimbing anak. Orang yang pekerjaan
membimbing anak dengan maksud membawanya ke tempat belajar, dalam bahasa Yunani
disebut ”paedagogos” (Soedomo A. Hadi, 2008: 17). Jadi pendidikan adalah usaha untuk
membimbing anak.
Pendidikan seperti yang diungkapkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan
sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
b. Tujuan Pendidikan
Dalam tujuan pembangunan, pendidikan merupakan sesuatu yang mendasar terutama
pada pembentukan kualitas sumber daya manusia. Menurut Herbison dan Myers (Panpan
Achmad Fadjri, 2000: 36) “pembangunan sumber daya manusia berarti perlunya peningkatan
pengetahuan, keterampilan dari kemampuan semua orang dalam suatu masyarakat”. Tujuan
pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah
untuk kehidupan. Melalui pendidikan selain dapat diberikan bekal berbagai pengetahuan,

6
kemampuan dan sikap juga dapat dikembangkan berbagai kemampuan yang dibutuhkan oleh
setiap anggota masyarakat sehingga dapat berpartisipasi dalam pembangunan.
Berdasarkan apa yang diungkapkan oleh Barbara dkk tersebut tampak bahwa,
pendidikan merupakan dasar bagi pembangunan ekonomi dan masyarakat. Pendidikan
merupakan kunci untuk menciptakan ide-ide baru dan teknologi yang sangat penting dalam
keberlanjutan pembangunan, bahkan dengan pendidikan pula akan meningkatkan
produktivitas tenaga kerja. Dari berbagai tujuan pendidikan yang telah dikemukakan dapat
ditarik suatu kesimpulan bahwa, tujuan pendidikan adalah membentuk sumber daya manusia
yang handal dan memiliki kemampuan mengembangkan diri untuk mencapai kehidupan yang
lebih baik. Hal ini berarti, dengan pendidikan anak akan memiliki bekal kemampuan dasar
untuk mengembangkan kehidupan sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara
ataupun sebagai bagian dari anggota masyarakat dunia. Dengan pendidikan pula,
memungkinkan sesorang memiliki kesempatan untuk dapat meningkatkan taraf hidupannya
menjadi lebih baik dan sejahtera.
c. Konsep Sekolah Dasar
Pendidikan dapat berlangsung di sekolah sebagai institusi pendidikan formal, yang
diselenggarakan melalui proses belajar mengajar. Suparlan Suhartono (2008: 46) menyatakan
bahwa “menurut pendekatan dari sudut pandang sempit, pendidikan merupakan seluruh
kegiatan yang direncanakan serta dilaksanakan secara teratur dan terarah di lembaga
pendidikan sekolah”. Suharjo (2006: 1) menyatakan bahwa “sekolah dasar pada dasarnya
merupakan lembaga pendidikan yang menyelenggarakan program pendidikan enam tahun
bagi anak-anak usia 6-12 tahun.” Hal senada juga diungkapkan Fuad Ihsan (2008: 26) bahwa
“sekolah dasar sebagai satu kesatuan dilaksanakan dalam masa program belajar selama 6
tahun.” Mencermati kedua pernyataan Suharjo dan Fuad Ihsan dapat dijelaskan bahwa
sekolah dasar merupakan jenjang pendidikan yang berlangsung selama enam tahun.
d. Tujuan Sekolah Dasar
Proses pendidikan menjadi bagian yang tidak terpisahkan atau bagian integral dari
pengembangan sumber daya manusia (SDM) sebagai subjek sekaligus objek pembangunan.
Dengan demikian, pendidikan harus mampu melahirkan SDM yang berkualitas dan tidak
menjadi beban pembangunan dan masyarakat, yaitu SDM yang menjadi sumber kekuatan
atau sumber pengerak (driving forces) bagi seluruh proses pembangunan dan kehidupan
masyarakat. Sekolah memainkan peran yang sangat penting sebagai dasar pembentukan
sumber daya manusia yang bermutu. Melalui sekolah, anak belajar untuk mengetahui dan
membangun keahlian serta membangun karakteristik mereka sebagai bekal menuju

7
kedewasaan.“ The school function as a socializing agent by providing the intellectual and
social experiences from which children develop the skill, knowledge, interest, and attitudes
that characterize them as individuals and that shape their abilities to perform adult roles”
(Berns, 2004: 212-213).
e. Karakteristik Anak Sekolah Dasar
1) Perkembangan Fisik dan Kognitif
Masa sekolah dasar berlangsung antara usia 6 – 12 tahun. Masa ini sering disebut juga masa
sekolah, yaitu masa matang untuk belajar atau sekolah. Pada masa ini anak-anak lebih mudah
diarahkan, diberi tugas yang harus diselesaikan, dan cenderung mudah untuk belajar berbagai
kebiasaan seperti makan, tidur, bangun, dan belajar pada waktu dan tempatnya dibandingkan
dengan masa pra sekolah. Dilihat dari karakteristik anak pertumbuhan fisik dan psikologinya
anak mengalami pertumbuhan jasmaniah maupun kejiwaannya. Pertumbuhan dan
perkembangan fisik anak berlangsung secara teratur dan terus menerus kearah kemajuan.
“Anak SD merupakan anak dengan kategori banyak mengalami perubahan yang sangat
drastis baik mental maupun fisik” (Sugiyanto, 2010: 1). Pada fase ini pertumbuhan fisik anak
tetap berlangsung. Anak menjadi lebih tinggi, lebih berat, lebih kuat, dan juga lebih banyak
belajar berbagai keterampilan. Pada masa ini juga perkembangan kemampuan berpikir anak
bergerak secara sekuensial dari berpikir konkrit ke berpikir abstrak.

8
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu


Tempat penelitian ini adalah di SD NEGERI 060912 Kecematan Medan Denai
Kota Medan. Waktu penelitian ini dilakukan pada Senin,04 April 2022

B. Subjek Survey
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa di SD NEGERI 060912 Medan

C. Teknik Pengambilan Data


Teknik pengumpulan data adalah sebuah metode yang dilakukan oleh seorang
peneliti untuk dapat mengumpulkan data dan informasi yang nantinya akan berguna
sebagai fakta pendukung dalam memaparkan penelitiannya. Singkatnya, teknik
pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk mengumpulkan informasi atau
fakta-fakta yang ada di lapangan.Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai
instrumen sekaligus sebagai pengumpul data. Data yang kami gunakan dalam penelitian
ini adalah data primer yaitu data yang didapat langsung dari lapangan. Dalam penelitian
ini data primer didapat dengan cara observasi dan wawancara (interview).
1. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan lewat
pengamatan langsung. Peneliti melakukan pengamatan di tempat terhadap objek
penelitian untuk diamati menggunakan pancaindra. Peneliti diposisikan sebagai
pengamat atau orang luar. Dalam mengumpulkan data menggunakan observasi,
peneliti dapat menggunakan catatan maupun rekaman. Observasi yang dilakukan
peneliti yaitu observasi partisipatif, dimana peneliti ikut serta mengamati kegiatan
dalam proses pembelajaran yang berlangsung di SD NEGERI 060912 MEDAN.

9
2. Wawancara
Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara bertanya
langsung (berkomunikasi langsung) dengan responden. Wawancara adalah teknik
pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan kepada responden dan mencatat
atau merekam jawabanjawaban responden. Bentuk wawancara yang digunakan
adalah bebas terpimpin, dimana dalam pelaksanaan wawancara, peneliti membawa
pedoman-pedoman yang hanya merupakan garis besar tentang hal yang ditanyakan.

D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar observasi,
dan pedoman wawancara
1. Lembar Observasi
Menurut pendapat yang diungkapkan Ruswandi, (2010:169) Observasi
adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk mengenali, merekam, dan
mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil yang dicapai (perubahan
yang terjadi) baik yang ditimbulkan oleh tindakan terencana maupun akibat
sampingannya.Kegiatan observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara pengamatan secara langsung untuk memperoleh data dalam
rangka menyelesaikan suatu masalah Observasi bertujuan untuk memperoleh data
yang lengkap mengenai kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran
berlangsung. Dalam hal ini aspek yang diamati yaitu difokuskan pada kinerja guru
dan aktivitas siswa. Pada aspek kinerja guru, hal yang diamati mencakup semua
kinerja guru mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir yang
meliputi langkah-langkah pada rencana pelaksanaan pembelajaran Sedangkan aspek
aktifitas siswa difokuskan pada kemampuan siswa selama proses pembelajaran
berlangsung yang meliputi aspek perhatian, partisipasi, dan kerjasama.
2. Pedoman Wawancara
Hopkins (Wiraatmadja 2009: 117) mengungkapkan bahwa, “Wawancara
adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut
pandang yang lain”.
Pedoman wawancara digunakan peneliti untuk mengetahui tanggapan dari
pihak guru dan siswa tentang penerapan proses pembelajaran. Pedoman wawancara
berisi sejumlah pertanyaan- pertanyaan yang digunakan untuk mengungkap

10
bagaimana proses kegiatan pembelajaran pada siswa di SD NEGERI 060912
MEDAN.
E. Teknik Analisis Data
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari
berbagai sumber. Menurut (Sugiyono, 2005) Analisis data adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,
dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan
ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang
penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami
oleh diri sendiri maupun orang lain.
Dapat disimpulkan bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun
secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-
bahan lain dengan cara mengkoordinasikan data ke dalam kategori dan memilih mana
data yang penting untuk dipelajari kemudian membuat kesimpulan sehingga mudah
dipahami.
Teknik analisis data yang peneliti laksanakan yaitu mengacu pada teknik analisis
model Miles and Huberman. Miles dan Huberman (Sugiyono, 2005: 91) mengemukakan
bahwa, “Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh”.
Aktivitas dalam analisis data tersebut yaitu data reduction (reduksi data), data display
(penyajian data), dan conclusion drawing/verification.
Langkah-langkah analisis data menurut Model Miles dan Huberman (Sugiyono,
2005: 91) adalah sebagai berikut.
a. Data Reduction (Reduksi Data)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,memfokuskan pada
hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
b. DataDisplay(PenyajianData)
Dalam hal ini Miles dan Huberman menyatakan bahwa “yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks
yang bersifat naratif”. Dengan mendisplay data maka akan mudah untuk memahami
apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah
dipahami tersebut.
c. Conclusion Drawing/ Verification

11
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu
objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti
menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.
Berdasarkan teori di atas, maka dalam menganalisis data peneliti menggunakan
tiga langkah sebagai berikut.
a. Data Reduction (Reduksi Data)
Hal yang menjadi fokus kajian dalam mereduksi data pada penelitian ini, bagaimana
model pelaksanaan pembelajaran dari internalisasi sikap ilmiah pada dan apa
dampak dari internalisasi sikap ilmiah siswa di SD 060912 Medan..
b. DataDisplay(PenyajianData)
Setelah data direduksi ke dalam fokus kajian tertentu, maka langkah
selanjutnya adalah mendisplay data melalui analisis yang mendalam, mengetahui
model yang digunakan dan pelaksanaan dari internalisasi sikap ilmiah siswa dan
mengetahui dampak internalisasi sikap siswa di SD 060912 Medan
c. Conclusion Drawing/ Verification
Dalam langkah ini peneliti menarik kesimpulan dari hasil penelitiannya dalam
menjawab rumusan masalah yang menjadi fokus penelitian. Peneliti akan
mengetahui sejauh mana internalisasi pembelajaran pada siswa di SD 060912
Medan .

12
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Hasil


Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang telah kami lakukan di di SD
NEGERI 060912 MEDAN maka didapatkan hasil sebagai berikut.
1. Guru kurang kreatif dan inovatif dalam mengajar, guru hanya menggunakan metode
ceramah dan siswa hanya sebagai pendengar sehingga pelajaran terasa kurang
menarik sehingga siswa menjadi jenuh dan kurang memperhatikan.
2. Masih banyak siswa kurang (PD) percaya diri jika diminta untuk berbicara di depan
kelas atau di depan orang banyak.
3. Kebanyakan siswa kesulitan membagi waktunya untuk belajar dan kegiatan-kegiatan
yang lain.

4.2 Pembahasan
Berdasarkan riset yang telah kami laksanakan, guru kurang kreatif dan inovatif
dalam mengajar, guru hanya menggunakan metode ceramah dan siswa hanya sebagai
pendengar sehingga pelajaran terasa kurang menarik sehingga siswa menjadi jenuh dan
kurang memperhatikan. Solusinya adalah guru harus sering melatih diri untuk lebih
banyak berkreasi dalam mengajar, seperti mengikuti seminar-seminar atau workshop
yang dapat menambah pengalaman baru. Sering bertukar pikiran dan pengalaman sesama
guru agar lebih banyak ilmu yang didapat. Guru harus mampu membuat media-media
pembelajaran yang inovatif dan kreatif sehingga menarik siswa untuk lebih
memperhatikan proses pembelajaran.

13
Berdasarkan hasil pengamatan wawancara yyang telah kami lakukan kebanyakan
siswa mengalami masalah rasa kurang percaya diri jika diminta untuk berbicara di depan
kelas atau di depan umum. Masalah ini dapat disebabkan karena kurangnya kesempatan
dan latihan untuk tampil di depan umum, kurangnya wawasan dan pengetahuan tentang
hal-hal yang berkaitan dengan apa yang hendak dibicarakan.
Anak-anak cenderung menilai diri mereka sesuai dengan apa yang dinilai oleh
orang lain atau teman-temannya. Bila seseorang memujinya maka anak bisa merasa
bangga akan dirinya dan merasa diri berharga, layak dan mampu, tetapi sebaliknya jika
anak diejek dan dihina, maka anak memandang dirinya buruk dan kurang berharga, tidak
layak dan tidak mampu Hal-hal tersebut sangat berpengaruh dalam pembentukan konsep
diri. Akhirnya masalah ini dapat menghambat siswa untuk mengembangkan potensi
bakat dan kemampuan yang dimiliki, serta hubungan dengan orang lain.
Untuk mengatasi masalah ini, guru dapat membantu siswa untuk menumbuhkan
konsep diri yang positif dalam diri siswa melalui kegiatan bimbingan secara kelompok
maupun individual. Siswa dibimbing agar dapat mengenal diri (kelebihan dan
kekurangan diri), sehingga siswa dapat menghargai dirinya sendiri dan menumbuhkan
rasa percaya diri.
Usaha dari siswa sendiri antara lain: berusaha untuk ikut aktif dalam kegiatan-
kegiatan dalam suatu kelompok tertentu di sekolah (contohnya kegiatan ekstrakurikuler),
mempergunakan kesempatan untuk belajar dan berlatih terus menerus sehingga
keberanian untuk tampil di depan umum semakin bertumbuh dan berkembang dalam
dirinya. Siswa juga harus belajar melihat kelebihan-kelebihan yang dimilikinya dan
belajar memiliki pikiran dan sikap yang positif terhadap diri sendiri.
Permasalahan lain yang kami temukan adalah kebanyaan siswa mengalami
kesulitan untuk membagi waktu untuk belajar. Anak-anak lebih suka bermain dan
melakukan hal-hal yang menyenangkan bersama teman-teman. Akibatnya banyak
kegiatan yang penting untuk belajar dan perkembangan pribadinya tidak dapat
dilaksanakan dengan baik. Hal ini dapat mempengaruhi prestasi dan hasil belajarnya di
sekolah. Adapula anak-anak yang harus membantu orang tuanya bekerja, sehingga di
rumah tidak mempunyai waktu untuk belajar.
Guru perlu memberikan bimbingan klasikal mengenai cara mengatur waktu.
Siswa diarahkan agar dapat belajar mengatur waktunya sendiri untuk belajar, bermain,
olah raga, dan kegiatan-kegiatan lain. Orang tua dapat membantu mengatasi masalah ini

14
dengan membuat jadwal harian di rumah berdasarkan kesepakatan bersama seluruh
anggota keluarga.
Usaha dari siswa sendiri adalah belajar untuk dapat mengatur waktu atau belajar
disiplin dengan jadwal yang sudah ditentukan untuk belajar baik di rumah maupun di
sekolah. Siswa harus menyadari kewajibannya sebagai pelajar dan menghargai waktu
yang tersedia untuk belajar.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Proses pembelajaran selain melibatkan interaksi antara guru dan siswa,
seharusnya juga dapat melibatkan interaksi antara siswa dengan siswa untuk mencapai
hasil belajar yang diharapkan. Maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dikelas
rendah. Siswa masih hanya terpaku oleh informasi yang diberikan oleh guru. Serta guru
juga masih hanya menggunakan buku pegangan siswa dan guru sebagai bahan ajar. Guru
juga masih belum pernah menggunakan media-media tambahan sebagai penunjang
pembelajaran agar lebih menarik.

5.2 Saran
Saran yang untuk calon guru sebaiknya kita sebagai calon guru diharapkan
dapat membuat metode pembelajaran lain yang lebih mudah. Untuk dipahami oleh siswa
sehingga pencapaian materi dalam pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan apa yang
telah diharapkan.

15

Anda mungkin juga menyukai