Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“RECALLING”
Mata Kuliah : Pembelajaran Bilingual
Dosen Pengampu : Dra. Eva Betty Simanjuntak M.Pd

Disusun Oleh :

. RIPAI SULIS UMMU DAMAYANTI

Nama Mahasiswa :
1. MUHAMMAD RIPAI SIREGAR (1192111011)
2. SULIS INDRAYANI LUBIS (1191111013)
3. UMMU HAMIDAH KHAIRANI (1191111011)
4. DAMAYANTI HUTABARAT (1191111015)

Kelas : A Reguler 2019

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga Kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
Pembelajaran Bilingual.
Dan tak lupa juga kami mengucapkan terima kasih banyak kepada dosen
pengampu yang telah membimbing kami dalam penyelesaian tugas makalah ini
kami juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan dan masih jauh
dari kata sempurna, oleh karena itu kami minta maaf jika ada kesalahan dalam
penulisan dan kami juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
kesempurnaan tugas ini.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat dan bisa
menambah pengetahuan bagi pembaca.

Medan , Oktober 2020

i
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................1

1.1 Latar Belakang .....................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................1
1.3 Tujuan ..................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................2

2.1 Recalling Routines ...............................................................................................2


2.2 Recalling Attitude ................................................................................................2
2.3 Example Daily Activity........................................................................................3
2.4 Dfinition Of Discipline ........................................................................................4
2.5 Discipline Purpose ...............................................................................................5
2.6 Example Of Dicipline ..........................................................................................6
2.7 Here Are Four Positivedisciplinestrategies You Can Imcorporate Into Your
Parenting Strategies ..............................................................................................8

BAB III .....................................................................................................................11

3.1 Keaimpulan ..........................................................................................................11

3.2 Saran .....................................................................................................................11

DAFTAR FUSTAKA ................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.
Belajar percakapan bahasa Inggris terdapat yang namanya RECALLING
yaitu kegiatan harian di akhir pembelajaran. Anak-anak dan guru duduk
melingkar di karpet, atau duduk di kursi yang ditata sedemikian rupa agar semua
bisa saling menatap. Satu per satu, “dimoderatori” guru, anak bergiliran
menceritakan pengalamannya selama belajar hari itu. Bukan menghafal materi
pelajaran, tapi terbukti bahwa recalling merupakan sentuhan akhir yang efektif
menguatkan memori anak. Lebih dari itu, recalling memang tidak untuk
kepentingan kognitif semata, karena banyak elemen dasar belajar lain yang
dibangun dalam kegiatan itu.

B. Rumusan Masalah.
A. Apa itu RECALLING IN ENGLISH di dalam bahasa inggris ?

B. Bagaimana cara pemakaiannya dalam kehidupan kita ?

C. Tujuan.
A. Untuk mengetahui Apa itu RECALLING IN ENGLISH di dalam bahasa
inggris.

B. Untuk mengetahui Bagaimana cara pemakaiannya dalam kehidupan kita.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Recalling Routines (Pengertian Recalling)


Recalling is a daily activity at the end of the lesson. Children and teachers
sitting in a circle on the carpet, or sitting in chairs arranged so that all can gaze at
each other.

Recalling adalah kegiatan harian di akhir pembelajaran. Anak-anak dan


guru duduk melingkar di karpet, atau duduk di kursi yang ditata sedemikian rupa
agar semua bisa saling menatap. Satu per satu, “dimoderatori” guru, anak
bergiliran menceritakan pengalamannya selama belajar hari itu. Bukan menghafal
materi pelajaran, tapi terbukti bahwa recalling merupakan sentuhan akhir yang
efektif menguatkan memori anak. Lebih dari itu, recalling memang tidak untuk
kepentingan kognitif semata, karena banyak elemen dasar belajar lain yang
dibangun dalam kegiatan itu.

B. Recalling Attitude (Sikap Recalling)


Recalling is part of a series of developing children's attitudes. When one
child speaks, the other listens

Recalling adalah bagian dari rangkaian pembangunan sikap anak.Pada saat


satu anak berbicara, yang lain mendengarkan. Demi menjaga ketertiban, biasanya
guru memakai aturan “gelas untuk berbicara”: satu gelas digunakan untuk
dipegang anak yang sedang berbicara. Bila ada anak yang berbicara sebelum
gilirannya, guru cukup mengingatkan, misalnya, “Saat ini Syauqi yang sedang
memegang gelas.” Dan, anak pun mudah bersikap tertib kembali. Sekali waktu
pengurutan giliran berbicara dimulai dari sebelah kanan atau kiri guru. Di lain
waktu, guru membuat satu quiz, dan anak yang bisa menjawab mendapat giliran
pertama. Selanjutnya anak yang mendapat giliran pertama menunjuk temannya
untuk mendapat giliran berikutnya, dan seterusnya sampai selesai. Prinsipnya,
semua dilakukan berdasarkan kesepakatan yang dibuat bersama.

2
Dari dua aturan sederhana itu, anak belajar untuk bersikap tertib, belajar
menghargai teman, belajar membuat teman nyaman, belajar antre, belajar
menerima keadaan menjadi pembicara terakhir dan lain-lain. Pada saat yang sama,
dengan mendengarkan teman-temannya berbicara, anak juga menjalani pengayaan
rekonstruksi belajar, sehingga apa yang luput dari recalling-nya sendiri, bisa ia
dapatkan dari temannya. Sehingga, selain pengayaan sudut pandang, secara tidak
sadar anak sedang menguatkan prinsip kolaborasi dalam belajar. Sikap lain yang
tumbuh dalam kegiatan recalling adalah kepercayaan diri (self-confidence).
Dengan suasana yang selalu diusahakan untuk membuat nyaman bagi setiap anak,
anak memupuk sikap percaya diri dalam mengekspresikan pikiran dan perasaan.
Sekaligus, ini juga menjadi ajang untuk mengasah keterampilan berbicara secara
runtut dan sistematis.

C. Example Daily Activity (Contoh Kegiatan Sehari-hari)

From Monday to Saturday, I usually wake up at 5 o‟clock in the morning.


I need to prepare myself to school. There are many activities I have to do before
going to school.

First of all, I do my bed until it is very tidy. After that, I sweep the floor. I love to
see my room neat and clean. When I still feel sleepy, I walk around my house.
Also, I do some physical movements to stretch my body.

Then, I prepare some books based on schedule. I do not want to leave any book at
home. I wash my face, brush my teeth, then have a shower. Finally, I eat breakfast
after wearing my school uniform. Before going to school I hug my parents. I
enjoy learning time at school. I like to play with my friends too.

The school finishes at 1 p.m. After school, I change my uniform then have lunch.
I usually help parents to cook for our dinner then help to wash dishes after eating.
After watching TV for one hour, I study and do my homework. At the end, I go to
sleep at 9 p.m.

3
Enrich Your Vocabulary! (Perkaya Kosakata Anda!)

 wake up = bangun tidur


 prepare my self = mempersiapkan diri
 do my bed = merapikan tempat tidur
 sweep the floor = menyapu lantai
 walk around my house = berjalan di sekitar rumahku
 do some physical movements = melakukan beberapa gerakan fisik
 have a shower = mandi
 after wearing my school uniform = setelah memakai seragam sekolah
 enjoy learning time = menikmati waktu belajar
 wash dishes after eating = mencuci alat dapur setelah makan

D. Definition of Discipline (Definisi Disiplin)


The word 'discipline' itself comes from Latin, which is 'discipline' which means
training in politeness and spirituality as well as personality development.
Discipline can emerge as a form of our efforts to improve ourselves as individuals
who obey the applicable rules.

Kata „disiplin‟ sendiri berasal dari bahas Latin yaitu „discipline‟ yang artinya
latihan akan kesopanan dan kerohanian juga sebagai pengembangan kepribadian.
Sikap disiplin dapat muncul sebagai bentuk usaha kita dalam memperbaiki diri
sebagai individu yang taat akan aturan yang berlaku. Untuk lebih lengkapnya,
mari kita simak pengertian disiplin menurut para ahli berikut ini.

 Suharsimi Arikunto (1980: 114). Disiplin adalah kepatuhan seseorang


dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena didorong oleh adanya
kesadaran yang ada pada kata hatinya tanpa adanya paksaan dari pihak
luar.
 Siswanto (2001). Disiplin ialah suatu sikap menghormati, menghargai ,
patuh, taat terhadap peraturan-peraturan yangberlau, baik yang tertulis
maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak

4
mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas
dan wewenang yang diberikan kepadanya.
 Sanjaya (2005: 9). Disiplin adalah hal yang sangatlah diperlukan bagi
setiap siswa, dengan adanya disiplin belajar, tujuan pendidikan akan
lebih mudah tercapai.

So, from some of the opinions above, it can be concluded that discipline is a sense
of obedience to values that are believed to be individual responsibility. Of course
this attitude complies with control and supervision. Jadi, dari beberapa pendapat
di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin yaitu suatu rasa taat pada nilai yang
dipercaya sebagai pertanggung jawaban individu. Tentu sikap ini patuh pada
pengendalian dan pengawasan.

E. Discipline Purpose (Tujuan Disiplin)


Tentunya setiap kegiatan memiliki suatu tujuan. Seperti halnya dengan sikap
disiplin yang mana juga memiliki beberapa tujuan. Karena pada dasarnya, setiap
orang yang bersikap disiplin tentu memiliki tujuan yang ingin digapai. Berikut ini
adalah beberapa tujuan disiplin.

According to Ellen G. White, disciplinary goals include the following:

Government over itself;

Conquering the power of will;

Fix habits;

Destroy the devil benten;

5
Respect both parents and Divine;

Obedience on the basis of principle, not coercion

Menurut Ellen G White, tujuan disiplin di antaranya sebagai berikut:

 Pemerintah atas diri;


 Menaklukan kuasa kemauan;
 Perbaiki kebiasaan-kebiasaan;
 Hancurkan benten setan;
 Menghormati kedua orang tua dan Ilahi;
 Penurutan atas dasar prinsip, bukan paksaan

Sedangkan sikap disiplin yang diterapkan pada setiap siswa dalam proses belajar
agar setiap siswa dapat bersikap baik, positif, dan bermanfaat bagi diri sendiri,
orang lain, dan lingkungan.

F. Examples of Discipline (Contoh dari disiplin)


Jika kita sudah mengetahui pengertian disiplin dan tujuannya, tentu kita sudah
paham bukan, apa saja contoh disiplin itu. Disiplin pun perlu diterapka di mana
saja. Di rumah, sekolah, jalan raya, dan sebagainya. Berikut ini adalah
beberapa contoh disiplin di antaranya sebagai berikut.

Disiplin di Rumah (Discipline at Home)

 Membantu orang tua


 Belajar dan mengerjakan pekerjaan rumah
 Merapikan kamar
 Merapika buku jika setelah belajar
 Tidur dan Bangun Tepat Waktu
 Dan sebaginya.

6
Disiplin di Jalan Raya (Discipline on the Highway)

 Berjalan menggunakan lajur kiri di Indonesia


 Membawa surat-surat kendaraan dengan lengap, seperti STNK. SIM,
KTP, dan sebagainya
 Tidak ugal-ugalan
 Mematuhi Rampu Laluintas
 Menggunakan Helm SNI
 Mengendarai Kendaraan yang masih layak pakai
 Menyalakan Lampu Sen saat akan belok
 Bersuaha Tidak Rem Mendadak
 Dan sebagainya.

Disiplin di Sekolah (Discipline at School)

 Mengerjakan jadwal piket;


 Membuang sampah pada tempatnya;
 Izin terlebih dahulu ketika keluar kelas seperti ke kamar mandi
contohnya;
 Tidak terlambat masuk kelas;
 Mengenakan atribut sekolah lengkap;
 Mengerjakan tugas;
 Mengumpulkan tugas tepat waktu;
 Rapi berpenampilan;
 Ikut upacaraJ;
 Dan sebagainya.

7
G. Here are four positive discipline strategies you can incorporate into
your parenting strategies (Berikut adalah empat strategi disiplin
positif yang dapat Anda masukkan ke dalam strategi pengasuhan
Anda)

1. Redirection (Pengalihan)
Young children have short attention spans, so it is not too difficult to direct
them to other activities while they are acting. If your toddler is playing with a
potentially dangerous object, introduce another toy that will catch his eye. If that
doesn't work, take him to another room or go outside to divert.

Anak kecil memiliki rentang perhatian yang pendek, jadi tidak terlalu sulit
untuk mengarahkan mereka ke aktivitas lain saat mereka sedang berakting. Jika
balita Anda sedang bermain dengan benda yang bisa berbahaya, perkenalkan
mainan lain yang akan menarik perhatiannya. Jika itu tidak berhasil, bawa dia ke
ruangan lain atau pergi ke luar untuk mengalihkan

perhatiannya. Beri tahu anak yang lebih besar apa yang bisa dia lakukan, daripada
apa yang tidak bisa dia lakukan. Jadi, daripada memberi tahu dia bahwa dia tidak
bisa menonton TV lagi, katakan padanya dia bisa pergi keluar untuk bermain atau
dia bisa mengerjakan teka-teki. Tetap fokus pada hal positif dapat mengurangi
banyak pertengkaran dan perilaku menantang.

2. Positive Reinforcement (Penguatan positif)


Praise your child's good behavior. If your child shares toys with friends or
siblings, tell him how generous he is. If your child shows kindness to others, show
him how great a job he is. This gives him positive attention for what he is doing
right, instead of reinforcing the things he does that break the rules. If your child is
breaking a rule, explain how he or she can make better choices in the future.

Correct Your Child's Behavioral Problems With Positive Reinforcement.

8
Puji perilaku baik anak Anda. Jika anak Anda berbagi mainan dengan
teman atau saudara kandungnya, katakan padanya betapa murah hatinya dia. Jika
anak Anda menunjukkan kebaikannya kepada orang lain, tunjukkan betapa
hebatnya pekerjaan yang dia lakukan.Ini memberinya perhatian positif atas apa
yang dia lakukan dengan benar, alih-alih memperkuat hal-hal yang dia lakukan
yang melanggar aturan. Jika anak Anda melanggar aturan, jelaskan bagaimana dia
bisa membuat pilihan yang lebih baik di masa depan.

Perbaiki Masalah Perilaku Anak Anda Dengan Penguatan Positif

3. Use Time-In, Not Time-Out (Gunakan Time-In, Bukan Time-Out)


Time-out bisa menjadi konsekuensi yang efektif, tetapi sering kali
digunakan secara berlebihan. Menempatkan seorang anak dalam waktu
menyendiri yang berulang dapat menjadi bumerang dan menyebabkan dia lebih
bertindak dalam upaya untuk mendapatkan perhatian dan kasih sayang Anda. Jika
anak Anda berperilaku tidak baik, duduklah bersamanya untuk membaca buku
daripada menyuruhnya istirahat sendirian. Lanjutkan ini sampai anak Anda tenang
dan, jika perlu, siap meminta maaf atas perilakunya.

4. Use Single-Word Reminders (Gunakan Pengingat Satu Kata)


Instead of demanding your child (Stop running! Get rid of your coat!
Share the toy!) Say one word in a relaxed tone: Walk. Coat. Share. With this
gentle reminder, he will not become defensive but rather remember the right
behavior.

Daripada menuntut anak Anda (Berhenti berlari! Singkirkan mantel Anda!


Bagikan mainannya!) Ucapkan satu kata dengan nada santai: Jalan. Mantel.
Bagikan. Dengan pengingat lembut ini, dia tidak akan bersikap defensif
melainkan mengingat perilaku yang tepat.

9
Dan terkadang, Anda harus memilih pertempuran Anda. Ini mungkin dianggap
kurang disiplin, lebih dari sekedar metode disiplin, jadi Anda ingin menggunakan
ini dengan bijak.

Anda akan melelahkan diri (dan anak Anda) jika Anda terus-menerus
mengarahkannya atau menyuruhnya melakukan hal lain. Oleh karena itu, jika ini
adalah masalah kecil, mungkin sepadan dengan energi Anda untuk menutup mata.
Jika ada cara untuk mencegah perilaku tersebut di masa mendatang (seperti
memindahkan objek ke luar jangkauan), lakukan setelah situasi berlalu.

Tentu saja, gunakan pengabaian selektif dengan bijaksana.Akan tetapi, hal itu
dapat menciptakan suasana yang lebih santai, terutama jika Anda mendapati
rumah tangga semakin tegang.

Selain itu, jika anak Anda cenderung bertingkah untuk mendapatkan perhatian
negatif, hal itu menunjukkan bahwa Anda tidak akan selalu merespons.
Bagaimanapun, prinsip utama dari disiplin positif adalah bahwa tidak ada anak
yang buruk - hanya perilaku buruk.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan.

Recalling is part of a series of developing children's attitudes. When one child


speaks, the other listens

Recalling adalah kegiatan harian di akhir pembelajaran. Anak-anak dan


guru duduk melingkar di karpet, atau duduk di kursi yang ditata sedemikian rupa
agar semua bisa saling menatap. Satu per satu, “dimoderatori” guru, anak
bergiliran menceritakan pengalamannya selama belajar hari itu. Bukan menghafal
materi pelajaran, tapi terbukti bahwa recalling merupakan sentuhan akhir yang
efektif menguatkan memori anak. Lebih dari itu, recalling memang tidak untuk
kepentingan kognitif semata, karena banyak elemen dasar belajar lain yang
dibangun dalam kegiatan itu.

B. Saran.
Sebagai calon guru dimasa depan hendaknya kita membiasakan murid atau
peserta didik untu melakukan percakapan sehari-hari dalam system pengajaran
kita dengan berbahasa inggris agar mereka terlatih dan membiasakan bahasa itu
dalam sehari-hari.Sehingga kelak mereka akan lebih mudah dalam bersaing di
dalam perkembangan zaman.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://jagad.id/pemhertian-disiplin/

http://metodesentra.com/2016/05/recalling-sentuhan-akhir-pembelajaran/

12

Anda mungkin juga menyukai