MK.PERKEMBANGAN PESERA
DIDIK
SKOR :
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................................17
B. Saran......................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................18
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatnya sehingga saya masih diberikan kesempatan dan kesehatan untuk dapat menyelesaikan
critical book review ini dengan judul “Perkembangan Peserta Didik ”. Critical book review ini
saya buat guna memenuhi penyelesaian tugas pada mata kuliah Perkembangan Peserta Didik,
semoga critical book review ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca.
Dalam penulisan critical book review ini, saya tentu saja tidak dapat menyelesaikannya
sendiri tanpa bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu, saya mengucapkan terimakasih kepada:
Saya menyadari bahwa critical book review ini masih jauh dari kata sempurna karena
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya dengan segala kerendahan hati meminta maaf dan
mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna perbaikan dan penyempurnaan ke
depannya.
Akhir kata saya mengucapkan selamat membaca dan semoga materi yang ada dalam
critical book review yang ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya bagi para pembaca.
Penyusun
SITI FATIMAH HARAHAP
1191111016
ii
BAB I
PENDAHULUAN
C. Manfaat CBR
a. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Evaluasi Pembelajaran
b. Untuk menambah pengetahuan para pembaca
c. Memudahkan pembaca dalam memahami isi dari buku
d. Menambah wawasan penulis
e. Melatih penulis berpikir kritis
1
BAB II
B. Prinsip-Prinsip Perkembangan
Hurlock (1980: 5-9) menyatakan prinsip perkembangan ada sembilan, yaitu:
1. Dasar-dasar permulaan adalah sikap kritis.
Banyak ahli psikologi menyatakan bahwa tahun-tahun prasekolah merupakan tahapan
penting. Pada usia ini diletakkan struktur perilaku yang kompleks yang berpengaruh
bagi perkembangan sikap anak pada masa selanjutnya. Misalnya penggunaan tangan
kanan atau kiri, dengan latihan yang diberikan orangtua atau guru anak dapat
menggunakan tangan kanan lebih baik daripada tangan kirinya
2. Peran Kematangan dalam Belajar
Hubungan antara kematangan dan hasil belajar dapat dilihat dalam fungsi hasil usaha
(ontogenetik) seperti menulis, mengemudi atau bentuk keterampilan lainnya yang
merupakan hasil pelatihan.
3. Mengikuti Pola Tertentu yang Dapat Diramalkan
Perkembangan motorik akan mengikuti hukum arah perkembangan (cephalocaudal)
yaitu perkembangan yang menyebar ke seluruh tubuh dari kepala ke kaki ini berarti
bahwa kemajuan dalam struktur dan fungsi pertama-tama terjadi di bagian kepala
kemudian badan dan terakhir kaki.
4. Semua individu berbeda
Tiap individu berbeda perkembangannya meskipun pada anak kembar. Anak-anak
penakut tidak sama reaksinya dengan anak-anak agresif terhadap satu tahap
perkembangan. Oleh sebab itu perkembangan pada tiap manusia berbeda-beda
sehingga terbentuk individualitas
5. Setiap Perkembangan Mempunyai Perilaku Karateristik
Pada anak yang pandai dan tidak pandai akan mengikuti urutan perkembangan yang
sama seperti anak yang memiliki kecerdasan rata-rata. Namun ada perbedaan mereka
yang pandai akan lebih cepat dalam perkembangannya dibandingkan anak yang
memiliki kecerdasan rata-rata, sedangkan anak yang bodoh akan berkembang lebih
lambat.
2
6. Setiap Tahap Perkembangan Mempunyai Risiko
Beberapa hal yang dapat menyebabkannya antara lain dari lingkungan anak itu sendiri.
Bahaya ini dapat mengakibatkan terganggunya penyesuaian fisik, psikologis, dan
sosial. Sehingga pola perkembangan anak tidak menaik tapi datar artinya tidak ada
peningkatan perkembangan
7. Perkembangan dibantu rangsangan
Perkembangan akan berjalan sebagaimana mestinya jika ada bantuan berbentuk
sitmulus dari lingkungan sekitarnya. Misalnya semakin rajin orangtua melatih anaknya
untuk berjalan maka semakin cepat pula anaknya belajar berjalan
8. Perkembangan Dipengaruhi Perubahan Budaya
Kebudayaan mempengaruhi perkembangan sikap dan fisik anak. Anak yang hidup
dalam budaya yang membedakan sikap dan permainan yang pantas terhadap untuk
anak laki-laki dan perempuan akan berpengaruh terhadap perkembangan
9. Harapan sosial pada setiap tahap perkembangan
Orangtua dan masyarakat memiliki harapan tertentu pada tiap tahap perkembangan
anak.Misalnya anak usia 6 tahun dapat membaca jika sampai usia tersebut anak belum
bisa membaca, maka akan membuat gelisah orang-orang di sekitarnya
C. Teori-Teori Perkembangan
Menurut Crain (2007) ada 14 teori perkembangan yang dikemukakan ahli psikologi
perkembangan yaitu: enviromentalisme, naturalisme, etologis, komparatif dan organismik,
perkembangan kognitif, perkembangan moral, pengondisian klasik, pengondisian operan,
pemodelan, sosial-historis, psikonalitik, psiko-sosial, perkembangan bahasa, dan
humanistik.
D. Tahap-Tahap Perkembangan
1) Tahap-tahap Perkembangan Manusia dalam Pandangan Psikolog.
Rousseau (Crain, 2007: 17-19) membagi tahap perkembangan manusia menjadi empat
tahap, yaitu:
a. Masa Bayi (usia dari nol sampai dua tahun)
b. Masa Kanak-kanak Awal (usia dua sampai duabelas tahun)
c. Masa Kanak-kanak Akhir (usia duabelas sampai limabelas tahun)
d. Masa Dewasa (usia limabelas sampai akhir hidup)
3
Frued (1905: 586) membagi tahap perkembangan anak menjadi 5 (lima) tahap yaitu
a) Tahap oral (usia 0-24 bulan) Pada tahap ini kepuasaan anak terletak pada otoerotik
b) Tahap Anal (usia dua sampai tiga tahun) Selama usia ini wilayah anal (anus) menjadi
fokus ketertarikan anak
c) Tahap Falik atau Odipal (usia tiga sampai 6 tahun) Pada tahap ini anak laki-laki mulai
tertarik dengan penisnya
d) Tahap Latensi (usia enam sampai sebelas tahun) Pada periode ini anak terlihat sudah
dapat mengendalikan permusuhannya dengan orangtuanya yang memiliki jenis
kelamin berbeda dengan dirinya.
e) Tahap Pubertas ( di atas usia sebelas tahun)
Masa pubertas merupakan masa di mana anak berupaya membebaskan diri dari
perwalian orangtuanya.
4
BAB 2 (Perbedaan-Perbedaan Individual Peserta didik )
Gaya belajar adalah cara yang cenderung dipilih seseorang untuk menerima informasi dari
lingkungan dan memproses informasi tersebut. Mengenali gaya belajar sendiri, tidak
menjamin seseorang menjadi lebih pandai, tetapi pengenalan terhadap gaya belajar dapat
membantu seseorang menemukan cara belajar yang lebih efektif.
DePorter dan Hernacki (2002) ada 3 (tiga) modalitas belajar pada peserta didik yaitu,
modalitas visual, modalitas auditori, dan modalitas kinestetik (V-A-K). Walaupun tiap orang
menggunakan ketiga modlaitas ini dalam kegiatan belajar, namun mayoritas orang lebih
cenderung pada salah satu di antara ketiganya.
5
Tiap modalitas tersebut memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Visual (belajar dengan cara melihat)
Bagi siswa yang bergaya belajar visual, modalitas penglihatan (visual) yang paling
utama Metode pengajaran yang digunakan guru sebaiknya lebih dititikberatkan dengan
cara menunjukkan alat peraga langsung atau menggambarkannya dipapan tulis.
Seorang yang memiliki gaya belajar visual dapat dilihat dari ciri-ciri berikut:
Bicara agak cepat
Mementingkan penampilan dalam berpakaian
Tidak mudah terganggu oleh keributan
Mengingat yang dilihat, dari pada yang didengar
Lebih suka membaca dari pada dibacakan
Pembaca cepat dan tekun
Strategi pembelajaran yang mempermudah proses belajar peserta didik yang bergaya
belajar visual antara lain:
Gunakan materi visual seperti, gambar-gambar, diagram, dan peta.
Gunakan warna untuk menandai hal-hal penting.
Ajak anak untuk membaca buku-buku berilustrasi.
Gunakan multi-media (komputer, video, dan televisi).
Ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar.
b. Auditori (belajar dengan cara mendengar)
Siswa yang bertipe auditori mengandalkan modalitas pendengarannya untuk mencapai
kesuksesan dalam belajar. Anak yang mempunyai gaya belajar auditori belajar lebih cepat dengan
menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang dikatakan guru.
Seorang yang memiliki gaya belajar auditori dapat dilihat dari ciri-ciri berikut:
- Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan dari pada yang dilihat
- Berbicara dalam irama yang terpola
- Biasanya ia pembicara yang fasih
- Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, berirama dan warna suara
6
Strategi pembelajaran yang mempermudah proses belajar peserta didik yang bergaya belajar
auditori antara lain:
- Ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik di dalam kelas maupun di dalam
keluarga.
- Dorong anak untuk membaca materi pelajaran dengan keras.
- Gunakan musik untuk mengajarkan materi pelajaran kepada anak. - Diskusikan ide dengan
anak secara verbal.
- Biarkan anak merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan dorong dia untuk
mendengarkannya sebelum tidur.
- Upayakan suasana belajar jauh dari keributan atau perbincangan yang tidak berkaitan materi
pembelajaran.
Strategi pembelajaran yang mempermudah proses belajar peserta didik yang bergaya belajar
kinestetik antara lain:
Izinkan anak untuk mengunyah permen karet pada saat belajar.
Gunakan warna terang untuk menandai hal-hal penting dalam bacaan
Izinkan anak untuk belajar sambil mendengarkan musik
2. Perbedaan Gaya Berpikir
Berpikir konvergen adalah cara berpikir ke arah yang sempit atau ke arah mengecil, dari global
ke arah detai. Berpikir divergen adalah berpikir dari yang kecil ke arah yang luas atau dari yang
detail ke arah yang global.
7
Gregorc sebagaimana dikutip Conner (2007) menyatakan bahwa ada 4 (empat) gaya
berpikir manusia. Empat gaya berpikir tersebut adalah: Abstract Squential (AS), Concrete
Squential (CS), Abstract Random (AR), dan Concrete Random (CR).
Memang tidak semua orang dapat diklasifikasikan ke salah satunya, namun kebanyakan
individu cenderung pada salah satu gaya pikir tersebut dari pada yang lainnya. Peta gaya berpikir
digambarkan sebagai berikut:
D. PERBEDAAN KEPRIBADIAN
Kepribadian adalah cara seseorang yang bersifat khas dalam beradaptasi dengan lingkungannya.
Perpaduan emosi stabil dan tidak stabil melahirkan tiga pola kepribadian yaitu introversi-
ekstraversi, neuriotis, dan psikotis. Ketiga pola kepribadian tersebut memilki ciri-ciri sebagai
berikut:
a. Ekstraversi-introversi
Sifat-sifat utama ekstraversi antara lain: ramah, lincah, aktif, asertif, suka mencari sensasi,
periang, dominan, dan suka berspekulasi.
a. Neurotis
Sifat-sifat yang dimiliki orang neurotis antara lain: penuh kecemasan, depresi, merasa
bersalah, percaya diri rendah, tegang, irasional, malu-malu, larut dalam suasana hati, dan
emosional.
b. Psikotisme
Sifat-sifat yang dimiliki orang neurotis antara lain: dingin, agresif, egosentris, impersonal,
implusif, anti sosial, tidak berempati, kreatif, dan bebal.
c. Temperamen adalah gaya perilaku seseorang dan caranya yang khas dalam menanggapi atau
merespon sesuatu. Santrock (2008:160) dengan mengutip Alexander Chess dan Stella Thomas
menyatakan ada
tiga jenis tempramen pada peserta didik, yaitu:
1) Easy child (anak mudah). Anak tipe ini biasa memiliki perasaan (mood) positif, cepat
membangun rutinitas, dan mudah beradaptasi dengan pengalaman atau hal-hal yang baru.
2) Difficult child (anak sulit). Anak tipe ini cenderung bereaksi negatif, cenderung agresif,
kurang kontrol diri, dan lamban menyesuaikan dengan pengalaman atau hal-hal yang baru.
3) Slow-to-warm child (anak lambat bersikap hangat). Anak tipe ini selalu beraktivita
lamban, cenderung bersikap negatif, lambat dalam (perasaan yang dominan)
8
Bab 3 (Perkembangn Fisik)
A. Perkembangan fisik
Fisik manusia berkembang dalam beberapa tahapan, mulai tahap anak-anak usia lanjut.
Pertumbuhan dan perkembangan fisik manusia dimulai dari masa anak-anak, remaja,
dewasa, dan usia lanjut.
B. Tahapan perkembangan fisik manusia sepanjang rentang kehidupannya dapat
digambarkan sebagai berikut:
1) Perkembangan Fisik pada anak-anak
Pertumbuhan dan perkembangan fisik pada masa anak-anak terdiri dari pertumbuhan
dan perkembangan motorik kasar dan motorik halus. Perkembangan motorik kasar
merupakan perkembangan kemampuan anak menggunakan seluruh anggota badan
(otot-otot besar) untuk melakukan sesuatu. Perkembangan motorik halus adalah
perkembangan koordinasi tangan dan mata.
2) Perkembangan Fisik pada remaja
Secara umum perubahan ciri fisik pada remaja lelaki adalah : Pertumbuhan testis (10
– 13,5 tahun), Pembesaran badan (10,5 – 16 tahun), Tumbuhnya rambut di wajah dan
ketiak (dua tahun setelah rambut pubis).
9
Ketidakpuasan akan diri ini sangat erat kaitannya dengan distres emosi, pikiran yang
berlebihan tentang penampilan, depresi, rendahnya harga diri, merokok, dan perilaku
makan yang berlebihan atau diet yang berlebihan. Lebih lanjut, ketidakpuasan akan bentuk
tubuh sebagai pertanda awal munculnya gangguan makan seperti anoreksia atau bulimia.
10
5) Beberapa Pendapat lain tentang Perkembangan Kemampuan Kognitif
Di samping pendapat keempat tokoh di atas the American Academy
of Child and Adolescent’s Facts for Families (2008) menyatakan perkembangan kognitif pada
anak usia 11-13 tahun meliputi:
Pertumbuhan kemampuan berpikir abstrak
Lebih tertarik dengan pemikiran mengenai masa depan
Minat-minat intelelektual yang lebih luas berkembang
Lebih dalam memikirkan hal-hal berkaitan dengan moral
11
E. Upaya Mengembangkan Sikap Sosial Peserta Didik
a) Melaksanakan pembelajaran kooperatif
b) Melaksanakan pembelajaran koloboratif
12
e. Bimbingan Emosi pada Anak dan Remaja
a Ajarkanlah anak bahwa bangga diri adalah sikap yang baik untuk membangun rasa percaya
diri anak tetapi tidak boleh dilakukan secara berlebihan
b Ajarkan kepada anak bahwa marah merupakan kekuatan yangharus ada pada diri manusia,
terutama perasaan marah ketika melihat orang lain melakukan maksiat
c Ajarkan kepada anak bahwa cinta merupakan emosi yang palingbaik dalam diri manusia,
tetapi manusia harus menempatkan cinta kepada Allah di atas cinta kepada yang lain.
d Ajarkanlah anak untuk mengelola rasa bencinya dengan baik
e Ajarkanlah anak untuk mengelola rasa bencinya dengan baik
13
Bab 8 (Perkembangan Agama)
A. Pengertian Perkembangan Agama
Pengetahuan dan pengakuan terhadap tuhan sebenarnya telah tertanam secara kokoh dalam fitrah
manusia. Namun, perpaduan dengan jasad telah membuat berbagai kesibukan manusia untuk
memenuhi berbagai tuntutan dan berbagai godaan serta tipu daya duniawi yang lain telah membuat
pengetahuan dan pengakuan tersebut kadangkadang terlengahkan, bahkan ada yang berbalik
mengabaikan.
B. Tahap-tahap Perkembangan agama
1) The Fairly Tale Stage (Tingkat Dongeng)
2) The Realistic Stage (Tingkat Kepercayaan)
Dalam kehidupan manusia tahap perkembangan agama dapat dibagi menjadi lima tahap, yaitu:
14
E. Motivasi Beragama pada Remaja
1) Motivasi beragama karena didorong oleh keinginan untuk menjagakesusilaan dan tata
tertib masyarakat.
2) Motivasi beragama karena didorong oleh keinginan untuk memuaskanrasa ingin tahu
manusia atau intelek ingin tahu manusia.
3) Motivasi beragama karena ingin menjadikan agama sebagai saranauntuk mengatasi
ketakutanN
F. Faktor-faktor Keberagaman
Thouless (1992) mengemukakan empat faktor keberagamaan yang dimasukkan dalam
kelompok utama, yaitu:
Pengaruh- pengaruh sosial
Berbagai pengalaman
Kebutuhan
Proses pemikiran
G. Berbagai Metode Pengembangan Agama
1) Pendidikan agama dengan metode keteladanan
2) Pendidikan agama dengan metode kebiasaan
3) Pendidikan agama dengan metode nasihat
4) Pembinaan akhlak
15
BAB III
PEMBAHASAN
Kekurangan
Kelebihan
16
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Buku ini sangat bagus untuk dibaca dalam rangka mendidik perkembangan peserta ddidik
karena banyak cara-cara yang dijelaskan oleh penulis.Dengan membaca buku kita dapat mendidik
karakteristik seorang anak,selain itu penjelasan yang diberikan ilengkapi dengan contoh sehingga
memudahkan pembaca memahaminya dan dilengkapi dengan gamabr dan tabel yang dapat
menarik minat pembaca.
Kekurangan dalam buku ini penjelasan kalimat yang tidak efektif membuat para pembaca
sulit untuk memaham apa yang dismapaikan oleh penulis selain itu terjadi pemborosan kata dan
penjelasan yang berulang-ulang yang dapat menyebabkan pembaca bingung.
B. Saran
Mungkin akan jauh lebih baik apabila sebelum dicetak buku disunting oleh editor agar
sistematika penulisan rapi
17
DAFTAR PUSTAKA
18