DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... ........ i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ........ ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. ........ 1
A. Latar Belakang Masalah.................................................................... ........ 1
B.Tujuan............................................................................................... ........ 2
C. Manfaat............................................................................................. ........ 3
BAB II KERANGKA PEMIKIRAN........................................................... ........ 4
A.Uraian Permasalahan......................................................................... ........ 4
B. Subjek Penelitian............................................................................... ........ 7
BAB III PEMBHASAN................................................................................. ........ 8
A. Analisa Pembahasan.......................................................................... ........ 8
B. Solusi………………………………………………………………………………………………………10
BAB IV PENUTUP....................................................................................... ........ 14
A. Kesimpulan....................................................................................... ........ 14
B. Saran................................................................................................. ........ 15
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... ........ 16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
PAUD atau pendidikan anak usia dini adalah pendidikan yangditujukan untuk anak-anak usia
dini. Di Indonesia, PAUD ditujukan untukanak usia 0 hingga usia 6 tahun. PAUD bertujuan untuk
mengembangkanpotensi anak usia dini sehingga anak berkembang secara wajar.Pendidikan
sejak dini merupakan salah satu kunci mengatasiketerpurukan bangsa, khususnya dalam
menyiapkan sumber daya manusiayang handal nantinya. Berbagai penelitian dalam bidang
Neorologimenunjukkan, bila anak distimulasi sejak dini, maka akan ditemukangenius (potensi
paling baik/unggul) dalam dirinya. Berdasarkan undang-undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 tentang sistemPendidikan Nasional menetapkan bahwa salah satu bentuk
pendidikananak usia dini melalui jalur pendidikan formal adalah Taman Kanak-kanak(TK). Hal ini
berkaitan dengan hasil konferensi Unesco di Dakkar yangbertema “Pendidikan untuk semua
dan semua untuk pendidikan” yangtelah mencanangkan pentingnya memberikan pelayanan
pendidikan diusiadini. Pendidikan usia dini menjadi strategis manakala ia menjadi tolakukur
untuk keberhasilan pendidikan pada jenjang berikutnya. Pada usia nolsampai enam tahun
merupakan rentang usia yang kritis dan strategisKarena merupakan periode kondusif untuk
mengembangkan aspek psikologis, fisiologis, intelektual, serta social pada manusia. Pada
rentangusia ini anak mengalami masa keemasan yang merupakan masa dimanaanak peka
untuk menerima berbagai rangsangan sehingga penting untukmeletakkan dasar pertama dalam
mengembangkan kemampuan fisik,kongnitif, bahasa, social emosional, konsep diri, disiplin,
kemandirian,seni, moral dan nilai-nilai agama seperti yang tercantum pada peraturanmenteri
pendidikan nasional republik Indonesia nomor 58 tahun 2009tentang standar pendidikan anak
usia dini.Dari berbagai perkembangan tersebut jika distimulus dengan baikmaka perkembangan
pada Anak Usia Dini dapat berkembang secaraoptimal. Salah satu perkembangan yang perlu
untuk dikembangkan adalahperkembangan Bahasa dan salah satu perkembangan bahasa yang
harusdikuasai oleh anak adalah membaca. Moleong (2003: 25) menyatakansalah satu aspek
yang harus dikembangkan pada anak-anak Taman Kanak-Kanak (TK) adalah kemampuan
membaca dan menulis. Membaca itusangat penting untuk pengembangan dan pemeliharaan
kehidupan suatumasyarakat. Membaca merupakan dasar bagi manusia untuk mencapaipuncak
suatu kesuksesan. Hal ini sejalan dengan pendapat Leonhardt(Dhieni et al, 2005: 52) bahwa
membaca sangat penting bagi anak. Anakyang gemar membaca akan memiliki rasa kebahasaan
yang tinggi sehinggaperkembangannya dalam berbicara, menulis dan memahami gagasan-
gagasan yang rumit dapat lebih baik.
B.Tujuan Penelitian
Tujuan dari rekayasa ini adalah
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan Anak
2. Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi permasalahan anak usia dini di lapangan
3. Untuk memberikan inspirasi bagi pendidik dan calon pendidik, agar pendidik dapat
mengatasi permasalahan anak usia dini di sekolah.
C. Manfaat
Manfaat penulisan dari rekayasa ide ini adalah:
1. Bagi Penulis, dapat menambah wawasan tentang cara mengatasi permasalahan anak usia
dini dalam lapangan.
2. Bagi Pembaca, dapat mengetahui bagaimana cara mengatasi permasalahan anak usia dini
dalam pembelajaran.
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN
A. Uraian Permasalahan
Permasalahan anak-anak adalah sesuatu yang mengganggu kehidupan anak, yang timbul
karena ketidak selarasan pada perkembangannya. Pada anak- anak prasekolah perilaku yang
dapat dipandang sebagai normal untuk usia tertentu )uga sulitdibedakan dari perilaku yang
bermasalah. Perilaku bermasalah membesarnya mungkin(rekuensi atau digunakan intensitas
untuk perilaku mengidenti(ikasikan tertentu sampai pada tingkatan yang mengkhawatirkan.
Ada tigakriteria yang bisa dijadikan acuan untuk melihat apakah perilaku itu normati( atau
bermasalah, yaitu kriteria statistik rata- rata, kriteria sosial dan kriteria penyesuaian
diri.Menurut Cambella dan Rita Eka yang dimaksud dengan kriteria statistik adalah
perkembangan rata- rata isik seseorang yang sesuai dengan norma statistik. Kriteriasosial
adalah tingkah laku yang dianggap menyimpang dari aturan sosial suatu daerah. Kemudian yang
dimaksud dengan kriteria penyesuaian diri adalah kemampuan indi:idumenyesuaikan diri.
Perilaku yang dianggap meresahkan atau mengganggu diri sendiriataupun orang lain dianggap
tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar.
B. Jenis Masalah PAUD
1. Masalah Motorik Permasalahan motorik anak terdiri dari motorik kasar dan motorik
halus. Motorik kasar merupakan keterampilan menggerakkan bagian tubuh secara
harmonis dansangat berperan untuk mencapai keseimbangan yang menunjang motorik
halus.Permasalahan yang sering terjadi pada anak usia dini; taman kanak- kanak adalah
anakmasih labil atau sulit menggerakkan bagian tubuh secara harmonis. Misalnya-
ber)alan, berlari, menangkap, melempar. Selain itu Juga belum sempurnanya kordinasi
dalammengontrol motorik kasar, misalnya jika ditugaskan untuk berjalan tanpa
menyentuhtemannya. Kemampuan motorik lainnya yang harus dikuasai anak usia dini;
tamankanak3kanak adalah kemampuan motorik halus. Motorik halus merupakan
keterampilanyang menyatu antara motorik halus dengan panca indera. %esiapan
mengkoordinasikankeseluruhan ini diperlukan untuk persiapan menulis, membaca dan
sebagainya.Permasalahan yang sering muncul adalah anak- anak masih sulit men)iplak,
membentuk lingkaran, segitiga dan sebagainya. , melompat, menderap, meluncur,
berguling, berhenti, berjalan setelah berhenti sejenak, menjatuhkan diri, dan mengelak,
keterampilan nonlo komotorik ,menggerakan anggota tubuh dengan posisi tubuh diam
ditempat, berayun, berbelok, mengangkat, bergoyang, merentang, memeluk,
melengkung, memutardan mendorong, dan keterampilan memproyeksi, menangkap
dan menerima dapat dilihat pada waktu anak menangkap bola, menggiring bola,
melempar bola, menendang bola, melambungkan bola, memukul dan menarik. Anak
memiliki moti:asi instrinsik sehingga tidak mau berhenti melakukan aktivitas fisik baik
yang melibatkan gerakan motorik halus maupun motorik kasar.
2. Masalah Penglihatan Pengamatan melalui penglihatan, merupakan keterampilan untuk
mampumelihat persamaan dan perbedaan bentuk, benda dan warna sebagai dasar
untuk pengembangan kognitif. Masalah penglihatan yang biasa terjadi pada anak usia
dini taman kanak- kanak adalah sulitnya mengelompokkan benda berdasarkan 9arna,
bentukdan ukurannya. Selain itu mereka juga sulit mengamati benda secara jelas.
Permasalahanyang ditimbulkan dari gangguan penglihatan juga bisa menyebabkan
gangguan ingatan. Pangguan ingatan tersebut antara lain :
a. tidak mampu menyebutkan benda tanpa ada bendanya.
b. tidak mampu menguraikan benda- benda yang dilihat dari beberapa aspek, misalnya
bentuk, warna, fungsi dan sebagainya.
c. tidak mampu mencari bagian yanghilang dari suatu bentuk atau gambar.
d. tidak mampu mengurutkan kembali satu serigambar yang diacak.
3. Masalah Pendengaran Pengamatan melalui pendengaran merupakan keterampilan untuk
mampu mendengar perbedaan dan persamaan suara Pengamatan ini biasanya sudah dikenal
anak sebelum sekolah, misalanya anak sudahmampu membedakan suara di sekelilingnya.
Gangguan pendengaran pada anak- anak usia pra sekolah bukan berarti anak mengalami tuli.
Akan tetapi anak tidak mampumenyebutkan suara yang ada di sekelilingnya, seperti suara alam,
bisikan arah suara dansebagainya. Kemudian tidak mampu menirukan berbagai suara tertentu
serta tidak mampu menyanyikan lagu sederhana. Sebagian 0 besar orang tua menganggap. Diri
khas perkembangan bahasa anak adalah perrmasalahan pendengaran anakmerupakan hal
sepele, sehingga yang hanya gangguan kecil menjadi gangguanyang sulit disembuhkan. !al
tersebut bisa diminimalisir jika orang tua sedini mungkin sering melatih anak mendengarkan
berbagai suara baik mendengarkan kaset lagu ataupunorang tuanya sendiri sering bernyanyi
saat bermain dengan anaknya. Permasalahan pendengaran yang terjadi pada anak usia dini;
taman kanak- kanak antara lain:
a. tidakmampu menirukan berbagai suara tertentu.
b. tidak mampu mendengarkan persamaan- persamaan dalam kata- kata yang bersajak.
c. tidak mampu menceritakan kembalike)adian.
d. tidak mampu mengulangi kembali urutan cerita.
e. dan lain- lain.
4. Masalah Berbahasa Berbahasa merupakan keterampilan dalam mendengarkan,
berbicara,membaca dan menulis. Untuk anak usia dini; taman kanak- kanak, keterampilan
yangdiutamakan adalah mendengaran dan berbicara. Masalah berbahasa yang dialami anakusia
Taman kanak- kanak berasal dari ketidak mampuan mendengar dan memahami bahasa lisan
yang diucapkan orangorang di sekelilingnya. Permasalahan tersebut salah satunya juga
disebabkan berbedanya budaya di sekitar kita yang tidak membiasakan orang untuk
mengekspresikan perasaannya karena hal itu dianggap sebagai sasuatu yangmemalukan.
Kebudayaan tersebut mengakibatkan anak3anak kita tidak mampu mampumengutarakan isi
hatinya dengan kalimat- kalimatnya, kemudian bicaranya juga belum jelas serta ada juga yang
mengalami masalah gagap. Ketidakmampuan anak dalam berbahasa sangat mempengruhi
kemampuan bicara anak pada tahap perkembanganselanjutnya yang bisa dimungkinkan juga
mempengaruhi hubungan sosial mereka dengan orang lain.
5. Masalah kogniti( Berarti proses yang terjadi secara internal di dalam pusat
susunansyara( pada waktu manusia sedang berpikir, berkembang secara bertahap sejalan
dengan perkembangan fisik dan syarat- syarat yang berada di pusat susunan syarat. Ciri khas
Anak belum mampu berpikir kritis tentang apa yang ada dibalik suatu kejadian, seperti anak
tidak mampu menjawab alasan mengapa menyusun balok sepertiini dll. Permasalahan
Psikoemosial Perkembangan psikis dan sosial anak- anak erathubungannya dengan
perkembangan jati diri anak. Permasalahan psikoesosial anak bisa berasal dari dalam diri anak
itu sendiri maupun yang berhubungan dengan orang lain.Permasalahan psikoesosial yang
terjadi anak3anak usia taman kanak- kanak bukan merupakan hal yang permanen. Hal ini perlu
kita maklumi karena anak- anak usia dini;taman kanak- kanak proses berpikirnya masih dalam
periode praoperasional dimanaanak masih sangat dominan dengan sifat egosentrisnya.
perkembangan psikososial anak adalah 1. Sudah dapat mengontrol perilakunya sendiri. Sudah
dapat merasakan kelucuan misalnya, ikut tertawa ketika orang dewasa tertawa atau ada
hal3hal yang lucu . Rasa takut dan cemas mulai berkembang, dan hal ini akan berlangsung
sampai usia 0 tahun. Keinginan untuk berdusta mulai muncul, akan tetapi anak takut
untukmelakukannya. Perasaan humor berkembang lebih lanjut. Sudah dapat
mempela)arimana yang benar dan yang salah. Sudah dapat menengkan diri . Pada usia 7
tahunanak akan menjadi sangat asertik sering berperilaku seperti boss
*atasanmedominasisituasi, akan tetapi dapat menerima nasihat. Sering bertengkar tetapi cepat
berbaikankembali. Anak sudah dapat menun)ukkan sikap marah. Sudah dapat
membedakanyang benar dan yang tidak benar, dan sudah dapat menerima peraturan dan
disiplin.
6. Masalah Emosional anak . Permasalahan sosioemosional yang ter)adi pada anak- anak usia
dini;taman kanak- kanak termasuk permasalahan psikologis. Permasalahan sosioemosional
anak juga berasal dari dalam dirinya dan berhubungan dengan orang lain. Masalah- masalah
sosioemosional anak usia dini; taman kanak- kanak antara lain : a. Sukar berhubungan
denganorang lain, seperti takut pada orang dewasa selain orang yang sudah
dikenalnya,kemudian takut sekolah yang dimungkinkan anak takut dengan guru atau belum
siap berpisah dari orang tuanya. b. Mudah menangis. c. sering membangkan jikakeinginannya
tidak dituruti. d. $idak mau bergaul dengan temannya. e. Mau menangsendiri. Belum memiliki
pemahaman tentang konsep dan peran jenis kelamin. g. Belumdapat mengikuti secara penuh
aturan- aturan yang ada. B. Agresivitas Agresi:itas adalahistilah umum yang dikaitkan dengan
adanya perasaan marah atau permusuhan atautindakan melukai orang lain baik dengan
tindakan kekerasan secara fisik, verbal maupundengan menunjukkan ekspresi wajah dan
gerakan tubuh yang mengancam atau merendahkan.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam membuat ide ini dalam Ilmu Pendidikan Anak adalah
Permasalahan anak usia dini di lapangan.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Analisa Pembahasan
ASPEK EMOSIONAL
a) Penakut
Setiap anak memiliki rasa takut, namun jika berlebihan dan tidak wajar maka perlu
diperhatikan. Rasa takut anak TK biasanya terhadap hewan, serangga, gelap, dokter atau
dokter gigi, ketinggian, monster, lamunan, sekolah, angin topan, dll.
Cara menanganinya dengan melalui kegiatan aktifitas dengan penuh tantangan agar anak
bebas dari rasa takutnya selain itu juga dapat pula dilakukan untuk Memanfaatkan imajinasi
anak untuk menumbuhkan keberanian
b) Agresif
Agresif adalah tingkah laku menyerang baik secara fisik maupun verbal atau melakukan
ancaman sebagai pernyataan adanya rasa permusuhan. Perilaku tersebut cenderung
melukai anak lain seperti menggigit, mencakar, atau memukul. Bertambahnya usia
diekspresikan dengan mencela, mencaci dan memaki.
Cara menanganinya dengan melalui :
• Bermain peran
• Belajar mengenal perasaan
• Belajar berteman melalui permainan beregu
• Beri penguatan jika anak berperilaku tepat dengan temannya
• Perbanyak kegiatan yang menggunakan gerakan motorik
c) Pemalu
Pemalu adalah reaksi emosional yang tidak menyenangkan, yang timbul pada seseorang,
akibatnya adanya penilaian negatif terhadap dirinya.
Cara menanganinya dengan melalui :
• Melibatkan anak pada kegiatan yang menyenangkan
• Belajar bergabung melalui permainan
• Mengajar cara mulai berteman
• Dorong anak berpartisipasi dalam kelompok
2. ASPEK BAHASA
a. Berbohong
melakukan kebohongan
melakukan kecurangan,
Cara menanganinya : Ajarkan nilai-nilai moral yang berlaku di lingkungan melalui cerita
pendek yang dapat dengan mudah dipahami dan diingat oleh anak Anda. Berikan umpan
balik tentang dampak perilaku bohong anak Anda terhadap dirinya dan orang lain. Jelaskan
pada anak Anda tentang bagaimana cara Anda mengetahui dengan pasti ketika Ia
berbohong, sehingga anak Anda akan sadar atas perbuatannya dan berusaha untuk tidak
mengulanginya kembali. Cari tahu penyebab kenapa anak Anda berbohong, apakah Ia
sedang ingin mendapatkan perhatian orang lain, untuk menghindari rasa malu atau
menghindari hukuman, dan sebagainya agar dapat mencegah munculnya perilaku
berbohong anak di kemudian hari.
Mencuri dalam hal ini mengambil barang tanpa izin yang punya
Merusak, ditampilkan dalam bentuk tingkah laku sengaja merusak mainan teman.
Cara menanganinya: dengan Sikap tegas akan membuat anak tak ingin melanggar aturan.
Sedangkan sikap galak hanya membuat anak takut. Katakan apa yang tidak boleh dilakukan
dengan nada bicara yang tidak menekan dan jelas, sehingga anak dapat memahaminya
dengan baik. Hindari kata-kata negatif seperti “Jangan” atau “Tidak boleh”. Lebih baik
gunakan kalimat positif, mencuri dan merusak mainan teman itu tindakan yang yang
dilarang oleh Allah, dan berdosa. Allah tidak menyukai anak yang suka berbuat dosa.
3. ASPEK BAHASA
Berbahasa merupakan keterampilan dalam mendengarkan, berbicara, membaca dan
menulis. Untuk anak usia TK, keterampilan yang diutamakan adalah mendengar dan
berbicara.
Masalah berbahasa yang dialami anak usia Taman Kanak-kanak berawal dari
ketidakmampuan mendengar dan memahami bahasa lisan yang diucapkan orang-orang di
sekelilingnya. Permasalahan tersebut salah satunya juga disebabkan berbedanya budaya di
sekitar kita yang tidak membiasakan orang untuk mengekspresikan perasaannya karena hal
itu dianggap sebagai sesuatu yang memalukan. Kebudayaan tersebut mengakibatkan anak-
anak kita tidak mampu mampu mengutarakan isi hatinya dengan kalimat-kalimatnya.
Cara menanganinya dengan melalui pemberian bahasa pertama yakni bahasa ibu, pada
masa fase bayi, dimana bahasa ini anak mudah mengenal bahasa, dimana anak dapat
mendengar dan mudah memahami bahasa lisan. ketika anak sudah bisa mengenal dan
paham arti bahasa ibunya, maka perkenalkanlah bahasa budaya sekitar sedikit-demi sedikit,
agar anak tidak kacau dalam berbahasa.
kemudian bicaranya juga belum jelas serta ada juga yang mengalami masalah gagap.
Ketidakmampuan anak dalam berbahasa sangat mempengaruhi kemampuan bicara anak
pada tahap perkembangan selanjutnya yang bisa dimungkinkan juga mempengaruhi
hubungan sosial mereka dengan orang lain.
Cara menanganinya : Gagap bicara pada anak bisa diatasi dengan Usahakan saat bicara
posisi kita sejajar dengan anak, dalam suasana tenang dan santai, sabar mendengarkan dia
bicara, dan jangan terlalu memperhatikan kegagapannya, Menenangkan hati anak,
Membiarkan anak memakai tangan kirinya untuk melakukan semua aktivitasnya, Jangan
memotong pembicaraan anak sewaktu anak belum selesai berbicara walaupun bicaranya
terputus-putus, Melakukan terapi bicara.
5. ASPEK KOGNITIF
a) Anak tidak mampu memahami prespektif atau cara berpikir orang lain (egosentris),
seperti ketika menggambar anak menunjukkan gambar ikan dari sudut pengamatannya.
Cara menanganinya dengan melalui pemberian obyek yang nyata pada anak karena anak
masih berfikir secara abstrak.
b) Anak belum mampu berpikir kritis tentang apa yang ada dibalik suatu kejadian, seperti
anak tidak mampu menjawab alasan mengapa menyusun balok seperti ini dll.
Cara menangani : Berpikir kritis, menjadi kebutuhan individu sejak dini agar mereka mampu
menjalani segalanya secara benar. Berpikir kritis adalah kemampuan dan kesediaan untuk
membuat penilaian terhadap berbagai pernyataan dan mengambilkan keputusan yang
didasarkan pada alasan dan fakta yang memiliki dukungan yang baik, bukan berdasarkan
emosi atau anekdot. Berfikir kritis itu bisa muncul dari seseorang yang selalu memiliki rasa
ingin tahu yang tinggi. Tanpa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi seseorang tak akan pernah
bisa berfikir kritis. Karena pada dasarnya berpikir kritis itu adalah suatu cara untuk
memberdayakan ketrampilan atau strategi kognitif dalam mencapai tujuan tertentu.maka
dari itu para guru dan orang tua memberikan pejelasan,manfaat maupun tujuan pada anak
mengenai obyek yang dibuatnya sendiri.agar anak lebih mudah paham tentang obyek yang
dibuatnya.
B. Saran
Kita sebaiknya belajar lebih dalam untuk memahami anak usia dini, memperlakukan mereka
sebaik mungkin dan memberikan pengetahuan bagi mereka karena pendidikan karakter
yang diajarkan sejak dini akan senantiasa selalu melekat pada diri masing-masing anak
hingga ia dewasa nanti.
DAFTAR PUSTAKA
Dra. Rosmala Dewi, M.Pd. Berbagai Masalah Anak Taman Kanak-kanak .Departemen Pendidikan
Nasional, Dirjen Dikti. Jakarta 2005.
Dr. Martini Jamaris, M.Sc. Ed. Perkembangan dan Pengembangan AnakUsia Taman Kanak-
kanak. Program PAUD PPS UNJ. Jakarta 2005