Anda di halaman 1dari 17

TUGAS PROJECT WORK

MK. PERSPEKTIF GLOBAL

PRODI S1 PGSD

Skor Nilai :

PENERAPAN DESAIN PEMBELAJARAN


DI SEKOLAH DASAR PADA MASA PANDEMI COVID 19

ADINDA MUTIARAHMA CINDY DEVINA BR NADIA PUTRI KRISTIANTI WILDA SARI


SIREGAR TOBING TAMPUBOLON BR SEMBIRING HASIBUAN

KELOMPOK 6
NAMA MAHASISWA : ADINDA MUTIARAHMA SIREGAR (1203111128)

CINDY DEVINA BR TOBING (1203111076)

NADIA TAMPUBOLON (1203111138)

PUTRI KRISTIANTI BR SEMBIRING (1203111150)

WILDA SARI HASIBUAN (1201111040)

KELAS : PGSD Reguler E

DOSEN PENGAMPU : Sujarwo S.Pd., M.Pd

MATA KULIAH : PERSPEKTIF GLOBAL

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEI 2022
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa,
sebab telah memberikan rahmat dan karuniaNya serta kesehatan kepada kami,
sehingga mampu menyelesaikan tugas “TUGAS PROJECT WORK” . Tugas ini dibuat
untuk memenuhi salah satu mata kuliah kami yaitu “PERSPEKTIF GLOBAL”.
Tugas project ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan kita semua dalam hal penerapan desain pembelajaran di sekolah dasar
pada masa pandemi COVID 19. Kami menyadari bahwa tugas project ini masih jauh
dari kesempurnaan, apabila dalam tugas ini terdapat banyak kekurangan dan
kesalahan, kami mohon maaf karena sesungguhnya pengetahuan dan pemahaman
kami masih terbatas, karna keterbatasan ilmu dan pemahaman kami yang belum
seberapa.
Karena itu kami sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang
sifatnya membangun guna menyempurnakan tugas ini. Kami berharap semoga tugas
project ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi kami khususnya. Atas perhatian
nya kami mengucapkan terimakasih.

Medan, 24 Mei 2022

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................................... 1
B. Tujuan Kegiatan ......................................................................................................... 2
C. Manfaat Kegiatan ...................................................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................. 3
A. PEMBELAJARAN DI MASA PANDEMI COVID -19 ............................................. 3
B. DESAIN PEMBELAJARAN ....................................................................................................... 5

BAB III METODE PELAKSANAAN KEGIATAN ....................................... 7


A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................................. 7
B. Metode Penelitian ..................................................................................................... 7
C. Subjek Penelitian ....................................................................................................... 7
D. Teknik Analisis Data ................................................................................................ 7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................. 9
A. Hasil Penelitian .......................................................................................................... 9
B. Penggunaan IT dalam Proses Pembelajaran Daring .................................... 10
C. Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match .......... 11

BAB IV PENUTUP ............................................................................................13


A. KESIMPULAN ............................................................................................................ 13
B. SARAN ......................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Covid-19 yang diketahui mulai menyebar di Indonesia sekitar akhir bulan
Maret tahun 2020 hingga akhirnya ditetapkan sebagai pandemi atau bencana
nasional. Semenjak kemunculannya di Indonesia kemudian penetapannya
sebagai pandemi covid-19 telah memberikan dampak perubahan yang sangat
signifikan pada berbagai aspek kehidupan, salah satunya aspek pendidikan, yang
mana seluruh lembaga pendidikan baik dari PAUD, Taman Kanak-kanak, Sekolah
Dasar hingga perguruan tinggi menerapkan pembatasan besar-besaran dengan
tidak diperbolehkan kegiatan yang mengundang kerumunan orang banyak.
Dengan kebijakan pemerintah yang menerapkan pembatasan kegiatan
yang melibatkan orang banyak tersebut, tentu sangat berdampak besar bagi
sektor pendidikan di Indonesia, dimana kegiatan pembelajaran secara langsung
otomatis ditiadakan sehingga seluruh instansi menerapkan kegiatan
pembelajaran jarak jauh. Pembelajaran jarak jauh pada saat ini telah menjadi
kebiasaan hidup baru atau yang biasa sering disebut sebagai new normal.
Adapun kegiatan pembelajaran jarak jauh di sekolah terbagi menjadi 3, antara
lain; pembelajaran daring (dalam jaringan), pembelajarn luring (luar jaringan),
dan kombinasi.
Setiap sekolah tentu menggunakan cara yang berbeda-beda dalam
melaksanakan pembelajaran jarak jauh, antara lain dipengaruhi oleh; kompetensi
guru dan siswa serta sarana dan prasarana yang tersedia baik berupa gadget
maupun jaringan internet di wilayah tersebut. Misalnya; sekolah yang berlokasi
di kota cenderung menggunakan pembelajaran daring karena memiliki jaringan
internet yang kuat. Begitupun sebaliknya, sekolah yang berlokasi di desa akan
cenderung menggunakan pembelajaran luring karena jaringan yan lemah di
lokasi tersebut.
Usia anak sekolah dasar antara kelas 1 sampai kelas 6 rata-rata berusia
sekitar 7 tahun sampai 12 tahun. Adapun kecenderungan belajar siswa usia
sekolah dasar adalah; konkrit, integratif, dan hierarki. Konkrit yakni proses

1
belajar dimulai melalui hal-hal yang konkrit atau nyata dengan memanfaatkan
lingkungan sekitar sebagai sumber belajar. Integratif yakni memandang berbagai
hal menjadi sesuatu yang utuh, belum dapat memilah-milah disiplin ilmu tertentu,
seluruh disiplin ilmu masih dipandang menjadi suatu kesatuan yang utuh.
Sedangkan hierarki yakni tahapan perkembangan anak dari hal yang paling
sederhana kepada hal-hal yang lebih rumit. Sehingga perlu diperhatikan
mengenai keterkaitan antar materi, cakupan keluasan dan kedalaman materi.

B. Tujuan Kegiatan
Ada pun tujuan dari tugas project ini adalah untuk mengetahui bagaimana
penggunaan media pembelajaran di sekolah dasar pada masa pandemi COVID 19.

C. Manfaat Kegiatan
Ada pun manfaat dari pembuatan project ini adalah guru dapat meningkatkan
keefektifan pembelajaran dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dalam
pembelajaran dan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita mengenai
metode pembelajaran di sekolah dasar pada masa pendemi COVID-19.
Manfaat penelitian ini bagi peneliti adalah menambah pengetahuan khususnya
tentang model pembelajaran yang menarik dan variatif, untuk modal peneliti
dalam memahami model pembelajaran yang bervariatif guna memperbaiki
hasil belajar siswa sehingga kelak dapat diimplementasikan ketika sudah
menjadi guru.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

A. PEMBELAJARAN DI MASA PANDEMI COVID -19


Dunia sedang berjuang melawan COVID-19, lembaga pendidikan harus
cepat melakukan antisipasi (Snelling & Fingal, 2020). Sebagaimana yang
dilakukan pada pandemi influenza, praktek yang paling sering diterapkan oleh
sekolah adalah membatalkan atau menunda kegiatan pembelajaran di sekolah,
membatalkan kelas atau kegiatan dengan tingkat pencampuran/kontak yang
tinggi yang terjadi dalam jam belajar, dan mengurangi interaksi fisik selama
menggunakan alat transportasi (Uscher-Pines et al., 2018). Lembaga
pendidikan di dunia harus ditutup sementara, mengikuti instruksi
pemerintah di negara masing-masing, sehingga mempengaruhi sistem
akademik. Mereka harus menemukan alternatif baru untuk melaksanakan
pembelajaran, dan kelas virtual/pembelajaran daring adalah jalan ke depan
yang paling mungkin dilakukan (Arora & Srinivasan, 2020).
Lebih lanjut diuraikan bahwa tingkat kelanjutan dan kemungkinan
intervensi pendidikan meliputi: (1) Paparan terhadap konten: Siswa akan dapat
melihat konten yang luas terkait dengan materi yang diajarkan, seperti literasi
dan berhitung. Pengembangan keterampilan yang terlalu terfokus cenderung
tidak diharapkan karena akan membuat siswa jenuh. Bahan yang digunakan
mungkin termasuk buku teks, buku kerja, lembar kerja, email, televisi (mis.,
DVD, kabel, streaming), dan konten Internet (misalnya websitedan game),
namun itu bergantung pada tingkat kelas dan kemampuan sekolah. (2)
Konten tambahan: Siswa akan dapat melihat dan berpartisipasi dalam
kegiatan yang berhubungan langsung dengan keterampilan, tetapi
sebaiknya tidak perlu dilakukan penilaian atau evaluasi pekerjaan, ini lebih lebih
pengayaan saja. Diharapkan ada kemajuan yang diperoleh siswa meskipun
secara terbatas. Selain materi yang tercantum di atas, materi pelajaran yang
lebih spesifik dapat disediakan melalui konten yang dapat diunduh (misalnya
menggunakan laptop dan smartphone) dan komunikasi melalui telepon
(misalnya video conferencedan komunikasi video callsatu-satu). (3) Kelanjutan

3
terpisah: Siswa juga dapat mengakses konten dan materi pelajaran yang lain.
Jika dukungan instruksional (termasuk penilaian dan evaluasi kerja)
diberikan melalui media lain, pembelajaran berkelanjutan mungkin perlu
dilakukan. Terkait dengan hal ini, kemajuan siswa mungkin dapat diukur. Bahan
dan metode pengajaran yang digunakan mungkin mencakup semua yang
tercantum di atas serta pembelajaran daring yang bersifat sinkron (misalnya
chatting, streaming, video, pesan singkat, dan/atau web conference). (4)
Kelanjutan penuh: Siswa dapat mengakses konten dan materi pelajaran.
Dukungan instruksional diberikan, termasuk penilaian dan evaluasi pekerjaan.
Kemajuan siswa yang terukur diharapkan. Bahan dan metode pengajaran
yang digunakan mungkin mencakup semua yang tercantum di atas serta
pembelajaran daring yang asinkron dengan kemampuan untuk komunikasi
dan penilaian jarak jauh (misalnya, e-mail, learning management systems,
tracking, dan pengelolaan kelas atau proyek). (5) Penilaian: jadwal ujian di
seluruh negara bagian akan terbuka sesuai jadwal; Dinas pendidikan bekerja
dengan vendor jika waktu ujian perlu diperpanjang. Sekolah wajib mengikuti
ujian yang dijadwalkan sesuai rencana. Jika ada penutupan, sekolah mungkin
perlu menunda ujian dan berkumpul kembali pada saat adanya pembukaan.
Jika ada penutupan, waktu ujian akan diperpanjang. Dinas Pendidikan
bekerjasama dengan Dewan Pendidikan Negara Bagian untuk menyelesaikan
setiap masalah yang muncul ketika ujian dan dampak yang mungkin terjadi
terkait akuntabilitas. Sekolah-sekolah di Indonesia telah berusaha
menjalankan pembelajaran daring atau pembelajaran jarak jauh. Aplikasi yang
digunakan, yaitu WhatsApp Group, Zoom Cloud Meeting, GoogleClassroom,
Google Form, dan e-mail. Guru dan siswa mengunakan berbagai lokasi
tersebut sesuai kondisi dan kemampuan masing-masing. Perkembangan
teknologi dimanfaatkan oleh sekolah untuk menyiasati keadaan yang tak
diduga yang mempengaruhi kegiatan belajar mengajar, termasuk pandemi
COVID-19.
Sebagian siswa menerima pembelajaran daring dengan alasan bahwa
pembelajaran daring lebih santai, menyenangkan,fleksibel, efisien, singkat,
praktis, cepat, tepat, aman, mudah, hemat waktu, dan hemat tenaga. Cara itu juga

4
bisa dilakukan secara jarak jauh tanpa berkumpul di tempat yang sama.
Selain itu, manfaat lain pembelajaran daring adalah orang tua bisa
mengawasi anak-anaknya belajar, membuat siswa atau guru menjadi melek
teknologi, mempercepat era 5.0, serta meningkatkan kemampuan di bidang
IPTEK. Siswa jugamengatakan bahwa mereka menjadi lebih kreatif dalam
menyelesaikan tugas dan dapat mengkondisikan diri senyaman mungkin
untuk belajar tanpa aturan yang formal. Mereka mengakui bahwa
memanfaatkan teknologi yang ada untuk kebermanfaatan mungkin
merupakan salah satu inovasi yang bagus dan perlu untuk ditingkatkan
dalam proses digital mengingat perlu dikuasainya sistem informasi teknologi
dalam mengembangkan IPTEK di era yang serba canggih.

B. DESAIN PEMBELAJARAN
Desain pembelajaran dilakukan dengan sistematis, memperhatikan
konsistensi dankesesuaian pengetahuan teknikal pada setiap tingkat
keputusan, yang biasa diistilahkan dengan nama pendekatan sistem. (sytem
approach) (Gagne, Briggs, & Wager,1992).
Desain pembelajaran adalah proses untuk menentukan metode
pembelajaran apa yang paling baik untuk dilaksanakan agar timbul perubahan
pengetahuan dan keterampilan pada diri siswa kearah yang dikehendaki
(Reigluth, 1983). Pengertian desain pembelajaran menurut AECT (1977)
merupakan bagian dari proses pengembangan pembelajaran yang analog,
atau sama dengan fungsi desain dalam model ranah teknologi pendidikan,
yaitu penciptaan spesifikasi sumber-sumber belajar (learning resources) atau
komponen sistem pembelajaran.
Memperhatikan sejumlah definisi desain pembelajaran diatas,
seperti yang dikemukakan oleh Gustafson dan Branc (2007), Richey, dkk. (2011)
dan Suparman (2014), terlihat bahwa dalam desain pembelajaran terdapat
unsur proses pengembangan yaitu pengembangan bahan atau produk
pembelajaran untuk tujuan tertentu. Ini menunjukkan bahwa desain
pembelajaran mengandung makna kegiatan pengembangan pembelajaran di
dalamnya.

5
Selain itu, desain pembelajaran seperti yang dikemukan dalam definisi
definisi di atas mengungkap bahwa desain pembelajaran adalah suatu proses
yang sistematis untuk mencapai tujuan tertentu, misalnya menghasilkan
pembelajaran yang efektif (Hamrius, 1971), meningkatkan kualitas
pembelajaran (Gustafson, 1971); menghasilkan pembelajaran yang efisien dan
efektif (Koberg dan Bagnall, 1976), membantu pencapaian hasil
pembelajaran dan penguasaan kecakapan (Richey, dkk., 2011; Suparman, 2014).
Tujuan dari desain pembelajaran ini tentu tidak dapat dicapai
jika desain pembelajaran yang dihasilkan tidak melalui mekanisme realisasi
atau uji coba rancangan, evaluasi, dan perbaikan. Uji coba, evaluasi, dan
perbaikan adalah karakteristik dasar dari proses pengembangan.

6
BAB III
METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dilakukan di rumah salah satu siswi sekolah dasar yang yang
beralamat di Desa Raya, Berastagi. Observasi dilaksankan pada Minggu, 22 Mei
2022.

B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif
yang nantinya penelitian ini akan menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak
bisa dicapai dengan menggunakan prosedur statistik atau perhitungan (Djunaidi
& Fauzan, 2012).

C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah 3 orang siswa sekolah dasar. Subjek
penelitian hanya dipilih 3 orang karena pada saat ini siswa sekolah dasar masih
mengadakan pembelajaran daring yaitu belajar dirumah karena masih pada masa
pandemi COVID-19.

D. Teknik Analisis Data


Pada penelitian ini data dikumpulkan menggunakan teknik observasi dan
wawancara. Observasi dilakukan pada saat siswa sedang melaksanakan proses
pembelajaran secara daring dan wawancara dilakukan pada siswa yang
nantinya akan menjadi subjek penelitian terkait dengan metode pembelajaran
di kelas.
Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah analisis data
kualitatif. Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data hasil
observasi belajar siswa, aktifitas belajar siswa dan hasil wawancara. Kemudian,
hasil tersebut disusun dan diklasifikasikan, selanjutnya dianalisis kemudian
diinterpretasikan dengan kata-kata untuk menggambarkan objek-objek

7
penelitian pada saat penelitian dilakukan, sehingga nantinya dapat diambil
simpulan.

8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Adapun hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: Pelaksanaan
pembelajaran jarak jauh di sekolah dasar pada di pandemi covid-19. Melalui hasil
wawancara saya dengan ketiga siswa tersebut saya memperoleh info bahwa
pelaksanaan pembelajaran jarak jauh di sekolah dasar dilakukan dengan
berbagai media, antara lain guru membuatkan grup WA bagi siswa sebagai media
komunikasi dan penyampaian informasi terkait pembelajaran, yang meliputi;
materi pelajaran, intruksi prosedur pembelajaran, pemantauan progres belajar
siswa, hingga evaluasi pembelajaran. Jadi pada saat proses pembelajaran
interaksi antara guru dan siswa dilakukan melalui grup WA, dimulai dari guru
menjelaskan materi, menugaskan siswa terkait materi hingga tanya jawab terkait
hal yang belum dipahami oleh siswa.
Pemanfaatan media grup WA ini sangat membantu dalam interaksi guru
dan murid, namun tentu terdapat perbedaan yang sangat signifikan jika
dibandingkan dengan proses pembelajaran secara langsung. Dalam interaksi
pembelajaran jarak jauh menggunakan grup WA ini guru tidak dapat memantau
kegiatan siswa secara langsung, sehingga guru kesulitan memberikan motivasi
bagi siswa yang kurang semangat dalam belajar. Selain itu siswa yang aktif akan
cenderung lebih menguasai jalannya pembelajaran, sedangkan siswa yang pasif
hanya semakin pasif dan tidak turut andil dalam interaksi grup WA karena
kurang mendapat dorongan motivasi.
Selain menggunakan media WA, guru juga membuat video atau mencari
video pembelajaran di youtobe yang sesuai dengan materi pembelajaran. Guru
membagikan link video pembelajaran kepada siswa, lalu siswa diminta untuk
menonton video pembelajaran tersebut, kemudian setelahnya siswa diminta
untuk menarik kesimpulan dari video pembelajaran yang telah ditonton.
Terkadang guru juga memanfaatkan zoom meeting dalam melakukan
pembelajarannya, tujuannya adalah agar guru dapat memberikan penjelasan
materi dan berdiskusi secara tatap muka virtual dengan siswa. Sehingga materi

9
yang diajarkan bisa lebih mudah dipahami oleh siswa. Akan tetapi penggunaan
zoom meeting ini sangat jarang dilakukan karena memerlukan kuota ang sangat
besar, selain itu juga tidak semua siswa memiliki gadget yang memadai untuk
melaksanakan zoom meeting. Menggunakan aplikasi quizy.
Untuk melakukan evaluasi harian guru menggunakan aplikasi quizy untuk
mengukur kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan. Quizy juga bisa
digunakan sebagai permainan bukan hanya tentang soal sama halnya dengan
bermain hago pada permainan brain quiz. Sehingga siswa merasa seperti sedang
melakukan permainan saat mengerjakannya.
Selain menggunakan aplikasi quizy, terkadang guru juga menggunakan
google form dalam melakukan evaluasi pembelajaran dengan menggunakan
batas waktu mengerjakan yang telah ditentukan. Penggunaan batas waktu ini
bertujuan selain untuk melatih pengetahuan juga siswa dilatih untuk
memanfaatkan waktu sebaik mungkin dalam mengerjakan soal.

B. Penggunaan IT dalam Proses Pembelajaran Daring


Untuk seorang guru di era ini,dapat menggunakan IT (Informasi dan
Teknologi), sebagai sumber belajar yang digunakan untuk mengajarkan
peserta didiknya. Karena jika menggunakan ataupun memanfaatkan lingkungan
sebagai sumber belajarnya itu akan memiliki beberpa kendala seperti
keterbatasannya waktu, sehingga memerlukan alternatif yang tidak memakan
banyak waktu, contohnya seperti meampilkan sebuah vidio atau gambar
tentang pasar terapung di kuin kepada peserta didik melalui layar proyektor,
dan melalui vidio atau gambar tersebut pendidik bisa menjelaskan kepada
peserta didiknyamengenai pasar terapung di kuin tersebutyang mana dalam
vidio tersebut menampilkan bagaimana aktifitas atau kegiatan ekonomi yang
sedang berlangsung, tanpa harus pergi secara langsung ke lokasi tersebut.
Sehingga kendala yang terjadi dalam menggunakan sumber belajar yang
memanfaatkan lingkungan sekitar mudah untuk diatasi.

10
C. Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match
Model pembelajaran Kooperatif tipe Make a Match merupakan salah satu
alternatif perbaikan pembelajaran melalui kerja sama atau diskusi antar peserta
didik sebagai upaya dalam meningkatkan pemahaman terhadap materi pelajaran
(Shofiya, 2013). Melalui model pembelajaran Kooperatif tipe Make a Match,
peserta didik terdorong untuk aktif sehingga akan berpengaruh pada
peningkatan motivasi maupun hasil belajar (Aliputri, 2018). Penerapan model
pembelajaran Kooperatif tipe Make a Match dapat diterapkan pada semua jenis
mata pelajaran di setiap jenjang kelas untuk meningkatkan hasil belajar peserta
didik (Maulidiyah, 2014).
Selain penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Make a Match,
penggunaan media pembelajaran juga harus diterapkan agar memudahkan
peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran daring. Salah satu media yang
dapat digunakan untuk memudahkan peserta didik dalam melaksanakan
pembelajaran daring yaitu aplikasi WhatsApp.
Penggunaan aplikasi WhatsApp dalam pembelajaran Kooperatif tipe Make
a Match sistem daring dikarenakan media tersebut dapat menunjang diskusi atau
presentasi peserta didik melalui pesan chat ataupun voice note yang dapat dibaca
atau didengarkan ke banyak orang melaui fitur group chat (Utomo dan Ubaidillah,
2018). Penggunaan aplikasi WhatsApp sebagai media pembelajaran dapat
dilengkapi dengan indikator pencapaian pembelajaran, tujuan pembelajaran,
materi pelajaran, serta contoh-contoh soal sehingga sangat menunjang proses
pembelajaran Kooperatif tipe Make a Match (Prajana, 2017).
Dalam pembelajaran ini kegiatan diawali guru membuka pelajaran
dengan mengucap salam dan membaca doa bersama, mengecek kehadiran
peserta didik dengan mengabsen peserta didik, serta menyampaikan tujuan
pembelajaran. Sebelum memasuki kegiatan inti, peneliti memberikan
pertanyaan tentang materi yang akan dipelajari. Hal ini diharapkan dapat
memancing keaktifan peserta didik. Memberikan penjelasan secara global bahwa
pembelajaran kali ini menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
make a match. Dan selanjutnya, memberitahukan kepada peserta didik
tentang materi yang akan disampaikan. Setelah peserta didik mengetahui

11
materi yang akan disampaikan kemudian guru membagi peserta didik menjadi
beberapa kelompok. Kemudian memberi contoh cara menggunakan media
tersebut, peneliti juga memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
berdiskusi dengan kelompoknya untuk mencocokkan antara pokok bahasan
di atas dengan materi yang sesuai.
Sebelum menutup pelajaran mengingatkan peserta didik bahwa pada
pertemuan selanjutnya akan dilakukan pembelajaran dengan materi yang
sama, dan pada pertemuan berikutnya itu digunakan sebagai evaluasi atau
tes akhit tindakan, sehingga peserta didik harus mempersiapkannya dengan
baik. Untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran pada pertemuan ke-1 ini
mengadakan pemantapan materi dengan mengajukan beberpa pertanyaan.
Pemantapan materi ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik
memahami apa yang telah disampaikan selama proses pembelajaran
berlangusng, guru menyimpulkan bersama antar guru dan peserta didik
melalui tanya jawab sehingga peserta didik terlibat aktif dalam proses
pembelajaran berlangsung. Kemudian meutup pelajaran dan berdo’a bersama-
sama untuk mengakhiri pembelajaran dengan mengucap salam. Penelitian ini
dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan hasi belajar peserta didik dalam
belajar melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match.
Dengan menerapkan model tersebut dalam pembelajaran peserta didik akan
lebih aktif dan dapat lebih memahami materi secara mendalam. Dan dari
analisa hasil tes awal memang diperlukan tindakan untuk meningkatkan
hasil belajar mereka dan fokus penelitian ini pada materi sejarah
perlawanan pahlawan dalam mengusir penjajag di Indonesia kelas IV semester
genap. Secara garis besar, dalam kegiatan penelitian proses pembelajaran
kooperatif tipe make a match ini dibagi menjadi 3 kegiatan utama, yaitu
kegiatan awal, inti, dan akhir.

12
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Melalui pemaparan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa
Pelaksanaan pembelajaran jarak jauh di SD di masa pandemi covid-19 antara lain;
1) memberikan materi menggunakan whatsapp, 2) menjelaskan materi
menggunakan youtube, 3) menjelaskan materi dan berdiskusi menggunakan
zoom, 4) mengevaluasi pembelajaran dengan menggunakan aplikasi quizy, 5)
mengevaluasi pembelajaran dengan menggunakan google form. Penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe make a match disekolah dasar juga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.

B. SARAN
Sebaiknya dalam pembelajaran dibuat lebih menyenangkan agar tujuan
pembelajaran tercapai dengan maksimal. Guru juga diharapkan menggunakan
berbagai media pendukung, sehingga siswa akan lebih mudah memahami konsep
yang dituntut dalam proses pembelajaran tersebut maka dengan cara ini siswa
akan merasa menyenangkan dalam belajar dan guru harus memahami
penggunaan media pembelajaran dengan lugas, sehingga tujuan penggunaan
media pembelajaran sesuai dengan hasil yang diharapkan dan Guru disarankan
melakukan persiapan secara matang dan baik

13
DAFTAR PUSTAKA

Ayu, Sri. "PENGGUNAAN TEKNOLOGI SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN IPS DI


MASA PANDEMI COVID-19." (2020).
Magdalena, Ina, et al. "Penerapan Model-model Desain Pembelajaran IPS Online di
Sekolah Dasar pada Masa Pandemi Covid 19." PENSA 2.3 (2020): 393-407.
Safitri, A., Putri, F. S., Fauziyyah, H., & Prihantini, P. (2021). Pendidikan di Masa
Pandemi Covid-19 dalam Penerapan Kurikulum 2013. Jurnal Basicedu, 5(6),
5296-5304.
Salpi, J. I. (2020). PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A
MATCH DALAM PEMBELAJARAN DARING PADA MASA PANDEMI COVID-
19 (Doctoral dissertation, Universitas Pendidikan Indonesia).

14

Anda mungkin juga menyukai