Anda di halaman 1dari 13

Rekayasa Ide

MK. Manajemen Berbasis


Sekolah

Prodi S1 PGSD

SKOR NILAI :

MENINGKATKAN KUALITAS STRATEGI PEMBELAJARAN DARING ATAU ONLINE


DI MASA PANDEMI COVID 19 DI SEKOLAH DASAR

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 :

1. MARIA MAGDALENA MARPAUNG 1192411010


2. LAILI RUSDA PASARIBU 1191111033

KELAS : PGSD REGULER B 2019

MATAKULIAH : MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

DOSEN PENGAMPU : LAURENSIA M PERANGIN ANGIN S. Pd., M. Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya,
sehingga kami masih diberikan kesempatan dan kesehatan untuk dapat menyelesaikan tugas
Rekayasa Ide ini. Rekayasa ide ini kami buat untuk memenuhi penyelesaian tugas pada mata
kuliah Manajemen Berbasis Sekolah, semoga Rekayasa Ide ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan bagi para pembaca.

Dalam penulisan Rekayasa Ide ini, tentu saja kami tidak dapat menyelesaikannya sendiri
tanpa adanya bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada:
Kedua orang tua kami yang selalu mendoakan kami, dan kepada Ibu pengampu, Laurensia M.
Perangin-Angin S.Pd., M.Pd. Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik dan
tepat.

Kami menyadari bahwa Rekayasa Ide ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati dan tangan terbuka kami
meminta maaf dan mengharapkan kritik serta saran yang dapat membangun kami dalam
memperbaiki dan penyempurnaan pada kedepannya.Akhir kata kami mengucapkan terima kasih.
Semoga Rekayasa Ide yang berbentuk makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para
pembaca.Terimakasih,

Medan, 4 November 2021

Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... 2

DAFTAR ISI .......................................................................................................................................... 3

BAB I ..................................................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN.................................................................................................................................. 4

A. Latar Belakang............................................................................................................................ 4

B. Tujuan ......................................................................................................................................... 5

C. Manfaat ....................................................................................................................................... 5

BAB II .................................................................................................................................................... 6

IDENTIIKASI PERMASALAHAN ...................................................................................................... 6

2.1 Uraian Permasalahan .................................................................................................................... 6

2.2 Dampak Covid-19 Pada Proses Belajar di Sekolah ..................................................................... 8

BAB III ................................................................................................................................................ 10

SOLUSI DAN PEMBAHASAN.......................................................................................................... 10

BAB IV ................................................................................................................................................ 12

PENUTUP ............................................................................................................................................ 12

4.1 Kesimpulan ................................................................................................................................ 12

4.2 Saran........................................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 13


BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Semenjak diberlakukannya PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) akibat wabah


Virus Corona/Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Semua aktivitas diluar rumah mulai
dibatasi. Sektor pendidikan seperti sekolah umum, saat awal PSBB sektor pendidikan di sekolah
terhenti meski sudah bisa dikatakan aman.Sejak saat diberlakukannya belajar dari rumah
berbasis daring/online oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dengan
menerbitkan surat edaran nomor 15 tahun 2020 tentang pedoman penyelenggaraan belajar dari
rumah dalam masa darurat penyebaran Covid-19. Selanjutnya kami juga akan terus melakukan
evaluasi, kemungkinan diperpanjang atau tidak, nantinya.Terkait fenomena pandemi Covid-19
yang telah dipaparkan, peneliti berusaha untuk mencari tahu bagaimana proses dan kendala
dalam penerapan pembelajaran daring di Sekolah karena sekolah tersebut memiliki porsi mata
pelajaran produktif lebih banyak dibanding teori. Penelitian ini diawali dengan menggunakan
studi literatur dengan mencari referensi terkait. Terdapat penelitian sebelumnya yang telah
melakukan pembelajaran daring seperti pada perkuliahan Bahasa Indonesia oleh Kuntarto (2017)
menyatakan, bahwa model pembelajaran daring telah mampu meningkatkan penyerapan
mahasiswa terhadap materi kuliah, dengan peningkatan yang mencapai lebih dari 81%
dibandingkan dengan hanya menggunakan model pembelajaran tatapmuka.

Pada proses peralihan dari pembelajaran tatap muka di kelas menjadi pembelajaran
daring, pastinya akan menemukan berbagai hambatan. Sebab, para guru dan murid di Jurusan
Teknik Elektronika telah terbiasa melakukan aktivitas belajar dan mengajar secara tatap muka di
kelas. Pembelajaran daring ini merupakan proses tranformasi pendidikan konvensional ke dalam
bentuk digital sehingga memiliki tantangan dan peluang tersendiri (Harjanto dkk, 2018). Semua
pihak yang terkait memerlukan alat komunikasi/perangkat eletronik yang tidak biasa mereka
gunakan saat pembelajaran. Pada pelaksanaanya pembelajaran daring memerlukan dukungan
perangkat-perangkat mobile seperti smartphone atau telepon android, laptop, komputer, tablet,
dan iphone yang dapat dipergunakan untuk mengakses informasi kapan saja dan dimana saja
(Gikas dkk, 2013). Peneliti akan mencari tahu apakah belajar dengan menggunakan perangkat-
perangkat tersebut sudah dapat dilakukan secara optimal seperti saat belajar di kelas. Sebab,
adanya hambatan pada proses pembelajaran dapat menurunkan minat belajar mahasiswa
(Suryani,2010), begitu pula dengan siswa di sekolah umum.

B. Tujuan

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Untuk mengetahui strategi pembelajaran pada saat covid 19


2) Untuk mengetahui dampak covid 19 pada proses belajar

C. Manfaat
1. Bagi siswa,agar lebih termotivasi dan selalu bersemnagat dalam proses pembelajaran
disekolah pada saat pandemi.
2. Bagi guru strategi belajar mengajar dapat menjadikan rekayasa ide ini sebagai panduan
agar lebieh meningkatkan siswa lebih kreatif dan inovatif dalam melakukan kegiatan
proses belajar mengajar disekolah.
BAB II

IDENTIIKASI PERMASALAHAN

2.1 Uraian Permasalahan


Pembelajaran merupakan sebuah kegiatan yang meliputi dua aktivitas, yaitu belajar dan
mengajar. Belajar dalam hal ini dilakukan oleh peserta didik sedangkan mengajar dilakukan oleh
pendidik atau pengajar. Setiap komponen dalam pembelajaran ini memiliki peran serta tugas
masing- masing. Peserta didik memerlukan cara belajar tertentu sesuai dengan kondisi dan
keadaan dirinya. Sementara, para pendidik pun memerlukan cara mengajar yang sesuai dengan
keadaan yang ada.

Strategi pembelajaran adalah bagian-bagian yang saling terkait antara satu dengan lain
dengan komponen penting yang mendukung cara kerja pembelajaran serta cara mentransformasi
pengalaman pembelajar melalui teknologi pembelajaran (Aini, Siti Nurul dan Putu Sudira,
2015). Suryadi menyebutkan bahwa strategi dalam konteks pendidikan dapat dimaknai dengan
perencanaan apa yang kita lakukan atau serangkaian apa yang akan kita capai yang mengarah
pada tujuan pendidikan. Strategi pembelajaran digunakan oleh tenaga pendidik untuk mencapai
tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien (Anggraeni, 2019).

Berbagai strategi pembelajaran ada dan menjadi bagian inovasi dunia pendidikan yang
berusaha menjawab tantangan zaman. 2020 merupakan tahun penting dan bersejarah bagi
masyarakat di seluruh dunia. Ancaman virus mematikan membuat negara mengeluarkan
berbagai kebijakan. Ini menimbulkan berbagai efek di semua bidang kehidupan manusia. Khusus
dalam bidang pendidikan, ini membuat masyarakat harus menghadapi banyak hal baru. Ini tidak
hanya berlaku di Indonesia tapi juga di negara lain di seluruh dunia.Kondisi pandemi Covid-19
telah mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Untuk memutus mata rantai
penularan virus tersebut, banyak pembatasan yang dilakukan oleh pemerintah, termasuk
pemerintah Indonesia. Pendidikan anak sekolah dasar adalah salah satu sektor yang sangat
terdampak kondisi pandemi ini. Sampai saat ini, kemendikbud masih belum mengijinkan
pemerintah daerah di selain zona kuning dan hijau untuk membuka sekolah. Dalam rangka
pemenuhan hak peserta didik untuk mendapatkan layanan pendidikan selama darurat penyebaran
Corona Virus Disease (COVID- 19), proses pembelajaran dilaksanakan melalui penyelenggaraan
Belajar dari Rumah (BDR) sebagaimana tercantum dalam Surat Edaran Kemendikbud Nomor 4
Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona
Virus Disease (COVID-19) yang diperkuat dengan SE Sekjen Nomor 15 tahun 2020 tentang
Pedoman Pelaksanaan BDR selama darurat Covid 19.

Gerakan di rumah saja kemudian sejalan dengan istilah bekerja dari rumah serta belajar
dari rumah. Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan secara bertahap
mengeluarkan beberapa kebijakan yang mengatur serta mengarahkan pembelajaran yang harus
dijalani oleh semua masyarakat akademik di seluruh jenjang atau level.Prinsip dari Kegiatan
Belajar dari Rumah (BDR) ini adalah peserta didik dapat mengakses materi dan sumber
pembelajaran tanpa batasan waktu dan tempat. Kegiatan Belajar dari Rumah (BDR) ini
diharapkan dapat akan mendukung proses pembelajaran jarak jauh dan mempermudah dalam
penyebaran materi kepada peserta didik. Oleh karena itu, proses pembelajaran yang biasanya
dilaksanakan di sekolah dengan tatap muka langsung dengan bapak/ibu guru dan teman-teman
tidak dapat dilakukan pada masa pandemi ini. Para siswa diharuskan belajar dari rumah (BDR),
untuk itu guru juga diharuskan menyiapkan perangkat pembelajaran yang memungkinkan siswa
untuk belajar dari rumah. Kondisi ini membuat guru harus mengubah strategi belajar
mengajarnya. Penggunaan metode pengajaran yang tepat maupun perilaku dan sikap guru dalam
mengelola proses belajar mengajar sangat dibutuhkan dalam pembelajaran selama program
belajar dari rumah (BDR). Semua ini dilakukan untuk memberikan akses pembelajaran yang
tidak terbatas ruang dan waktu kepada peserta didik selama diberlakukannya masa darurat
Covid-19.

Kondisi siswa dan guru yang tidak dapat bertemu secara langsung untuk menjaga social
distancing dan physical distancing inilah yang membuat pembelajaran harus dilakukan melalui
pembelajaran daring. Pada pembelajaran daring, kita mengenal ada istilah pembelajaran sinkron
dan pembelajaran asinkron.Menurut Chaeruman (2017), dalam pembelajaran sinkron, siswa dan
guru berada di tempat yang sama pada waktu yang sama. Ini mirip dengan kelas tatap muka.
Salah satu contoh pembelajaran sinkron adalah ketika siswa dan guru berpartisipasi dalam kelas
melalui aplikasi web conference. Ini menciptakan ruang kelas virtual yang memungkinkan siswa
mengajukan pertanyaan dan para guru menjawab secara instan. Secara keseluruhan,
pembelajaran yang sinkron memungkinkan siswa dan guru untuk berpartisipasi dan belajar
secara langsung dan terlibat dalam diskusi langsung. Sedangkan pembelajaran asinkron adalah
pendekatan belajar mandiri dengan interaksi asinkron untuk mendorong pembelajaran. Email,
papan diskusi online, Wikipedia, dan blog adalah sumber daya yang mendukung pembelajaran
asinkron. Beberapa kegiatan pembelajaran asinkron yang umum adalah berinteraksi dengan
Learning Management System (LMS), berkomunikasi menggunakan email, memposting di
forum diskusi dan membaca artikel. Selain itu, penting untuk menjaga umpan balik tepat waktu
dan komunikasi yang jelas untuk melibatkan siswa dalam pembelajaran. Secara keseluruhan,
pembelajaran asinkron memberikan keuntungan seperti kenyamanan, fleksibilitas, lebih banyak
interaksi dan untuk melanjutkan tanggung jawab kehidupan pribadi dan profesional. Perbedaan
antara pembelajaran sinkron dan asinkron adalah bahwa pembelajaran sinkron melibatkan
sekelompok siswa yang terlibat dalam pembelajaran pada saat yang sama mirip dengan kelas
virtual sedangkan pembelajaran asinkron melibatkan pembelajaran yang berpusat pada siswa
mirip dengan pendekatan belajar mandiri yang mirip dengan pendekatan belajar mandiri dengan
sumber belajar online yang diperlukan.Pembelajaran daring yang dilakukan secara mendadak ini
bukan tidak mungkin menghadapi berbagai kendala. Kesulitan- kesulitan belajar mungkin akan
dialami oleh peserta didik atau mahasiswa. Kesulitan belajar merupakan ketidakmampuan
peserta didik menguasai pengetahuan yang telah ditetapkan ( (Arifin, 2018).

2.2 Dampak Covid-19 Pada Proses Belajar di Sekolah


Proses pembelajaran di sekolah merupakan alat kebijakan publik terbaik sebagai upaya
peningkatan pengetahuan dan skill. Selain itu banyak siswa menganggap bahwa sekolah adalah
kegiatan yang sangat menyenangkan, mereka bisa berinteraksi satu sama lain. Sekolah dapat
meningkatkan keterampilan sosial dan kesadaran kelas sosial siswa. Sekolah secara keseluruhan
adalah media interaksi antar siswa dan guru untuk meningkatkan kemampuan integensi, skill dan
rasa kasih sayang diantara mereka. Tetapi sekarang kegiatan yang bernama sekolah berhenti
dengan tiba-tiba karena gangguan Covid-19.Kualitas pendidikan menjadi tantangan nyata di
tengah terus berlangsungnya pandemi korona atau covid-19. Proses belajar mengajar antara
pendidik dan peserta didik yang semula dilakukan melalui interaksi langsung kini tidak lagi
dapat dilakukan. Interaksi langsung di ruang kelas antara guru dan murid harus dibatasi bahkan
ditiadakan sama sekali demi mencegah penyebaran virus. Hal ini dilakukan karena protokol
kesehatan yang mengharuskan setiap individu melakukan social dan physical distancing bukan
pengecualian dalam interaksi belajar-mengajar antara guru dan murid. Akibat pandemi, kegiatan
belajar mengajar (KBM) pun secara mendadak harus dijalankan dengan menggunakan sistem
belajar jarak jauh melalui jaringan internet atau daring. Pendidik dan peserta didik yang terbiasa
melakukan KBM dengan interaksi langsung di ruang kelas, suka tidak suka, harus menyesuaikan
diri dan menerima metode belajar jarak jauh itu sebagai satu-satunya jalan dalam melaksanakan
KBM.Situasi pendidikan di Indonesia mesti segera diatasi dengan seksama. Dalam keadaan
normal saja banyak ketimpangan yang terjadi antardaerah. Kementerian Pendidikan di bawah
kepemimpinan Menteri Nadiem Makarim, mendengungkan semangat peningkatan produktivitas
bagi siswa untuk mengangkat peluang kerja ketika menjadi lulusan sebuah sekolah. Namun
dengan hadirnya wabah Covid-19 yang sangat mendadak, maka dunia pendidikan Indonesia
perlu mengikuti alur yang sekiranya dapat menolong kondisi sekolah dalam keadaan darurat.
Sekolah perlu memaksakan diri menggunakan media daring.
BAB III

SOLUSI DAN PEMBAHASAN

Pembelajaran dilakukan dengan tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi oleh


pendidik kemudian diaplikasikan melalui pertemuan klasikal dengan didukung media, alat, dan
bahan yang sesuai. Tugas guru sebagai pembelajar adalah sebagai pengendali atau pengarah
keterampilan dan pengetahuan yang akan dikuasai siswa. Sementara itu, siswa sebagai pelajar
berperan aktif dalam melaksanakan instruksi guru untuk menuntaskan tujuan pembelajaran yang
tercermin dari indikator pencapaian kompetensi.Pembelajaran daring pada dasarnya adalah
pembelajaran yang dilakukan seara virtual memalui aplikasi virtual yang tersedia. Walaupun
demikian, pembelajaran daring harus tetap memperhatikan kompetensi yang akan diajarkan.
Guru harus menyadari bahwa pembelajaran memiliki sifat yang sangat kompleks karena
melibatkan aspek pedagogis, psikologis, dan didaktis secara bersamaan (Mulyasa, 2013: 100).

Pada era berkembangnya teknologi ini, berbagai macam bentuk media, alat, dan bahan
dalam digital berkembang pesat. Bahkan bentuk pembelajaran pun dilakukan dalam bentuk
virtual. Melalui pembelajaran virtual atau pembelajaran daring, pembelajaran tidak terbatas oleh
ruang dan waktu. Interaksi antara guru dan siswa berlangsung kapanpun dan dimanapun.
Pembelajaran daring menjadi keuntungan tersendiri bagi guru dan siswa yang dapat menjadikan
siswa semakin aktif dalam mengonstruk ilmu pengetahuan. Pembelajaaran daring dapat
dijadikan solusi pembelajaran jarak jauh ketika terjadi bencana alam. Seperti yang terjadi ketika
pemerintah menetapkan kebijakan social distancing. Social distancing diterapkan oleh
pemerintah dalam rangka membatasi interaksi manusia dan menghindarkan masyarakat dari
kerumunan agar terhindar dari penyebaran virus COVID-19.

Basri (2013: 201) mengatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku atau
penampilan dengan serangkaian kegiatan. Berdasarkan pendapat ini, belajar dapat diartikan
sebagai proses panjang yang dialami oleh manusia sejak manusia ada sampai manusia tiada.
Konsep belajar ini biasanya dikenal sebagai belajar sepanjang hayat. Belajar tidak mengenal
istilah waktu, kapanpun dan dimanapun belajar dapat dilakukan oleh manusia. Konsep belajar
sepanjang hayat menjadikan seseorang tidak boleh putus semangat dalam belajar walaupun ada
halangan dating dalam berbagai bentuk. Seperti yang terjadi ketika pemerintah menetapkan
social distancing ketika terjadi bencana pandemi virus Corona yang tidak seharusnya dijadikan
penghalang dalam belajarPembelajaran daring bukan sekedar materi yang dipindah melalui
media internet, bukan juga sekedar tugas dan sosl-soal yang dikirimkan melalui aplikasi social
media. Pembelajaran daring harus direncanakan, dilaksanakan, serta dievaluasi sama halnya
dengan pembelajaran yang terjadi di kelas. Perlu diingat bahwa materi pembelajaran daring juga
harus tetap mempertimbangkan teori konstruktivisme yang menjadikan siswa berperan aktif.
Media pembelajaran juga harus digunakan oleh guru dalam pembelajaran daring. Hal tersebut
dilakukan untuk mempermudah proses pembelajaran. Sebagai contoh guru menggunakan media
video pemandangan yang digunakan sebagai sunber inspirasi menulis puisi pada kelas
konvensional, maka dalam pembelajaran daring pun media harus dipergunakan oleh guru.
Pendekatan dan metode pembelajaran harus menyesuaikan dengan kebutuhan virtual.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kompetensi guru dalam menggunakan teknologi akan mempengaruhi kualitas program
belajar mengajar oleh karena itu sebelum diadakan program belajar online para guru wajib untuk
diberikan pelatihan terlebih dahulu. Fasilitas ini sangat penting untuk kelancaran proses belajar
mengajar, untuk pembelajaran online di rumahnya seharusnya disediakan dulu fasilitasnya seperti
laptop, computer ataupun hand phone yang akan memudahkan guru untuk memberikan materi belajar
mengajar secara online. Pembelajaran online memberikan kemudahan dalam memberikan transfer
informasi pada berbagai situasi dan kondisi.

4.2 Saran
Ragam manfaat dari kemudahan pembelajaran online didukung berbagai platform mulai dari
diskusi hingga tatap muka secara virtual. Namun, hal ini perlu di evaluasi dan disesuaikan dengan
kondisi setempat, mengingat kemampuan orang tua memberikan fasilitas pembelajaran online
berbeda. Kuncinya adalah memaksimalkan kemampuan peserta didik belajar dalam kondisi pandemic
seperti ini.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, (1995), Kebutuhan Guru dan Tenaga Kependidikan Serta Peningkatan Mutu Pendidikan,
Jakarta: Depdikbud.
Akdon. (2007), Strategic Management, for Educational Management, terj. Manajemen Strategik
untuk Manajemen, Bandung: Alfabeta.

Andang, (2014), Manajemen dan Kepemimpinan kepala Sekolah: Konsep, Strategi dan Inovasi
Menuju Sekolah Efektif, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Asbari. M.,Nurhayati. W.,Purwanto.A,. (2020).The effect of parenting style and genetic personality
on children character development. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan: 23(2).

Budi Suhardiman, Studi Pengembangan Sekolah, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2012).

Chakraborty, M. and Muyia Nafukho, F. (2014), Strengthening student engagement: what do students
want in online courses?", European Journal of Training and Development, Vol. 38 No. 9.

Firman, & Rahayu, S. (2020). Pembelajaran Online di Tengah Pandemi Covid19. Indonesian Journal
of Educational Science (IJES), 2(2), 81–89.

Gall, Meredith D., dkk, Educational Research, (New York, USA: Pearson Education Inc.)

Hermino, Agustinus, (2014), Kepemimpinan Pendidikan di Era Globalisasi, Yogyakarta: Pustaka


Pelajar, h. 128-130.

Anda mungkin juga menyukai