Anda di halaman 1dari 21

Problematika dan Kendala Yang Dihadapi Guru pada Pembelajaran Daring

selama Pendemi Covid-19


Untuk memenuhi tugas Pembelajaran PKN di SD dengan dosen pengampu bapak
Feriansyah.,S.Pd.,M.Pd

Disusun Oleh kelompok 1

Nama :

1. Aditya Argi Saragih (1182111003)

2. Ayu Puspita Sari (1181111042)

3. Intan Maulida (1182111006)

4. Lania Adinda Ibrahim Lubis (1181111061)

5. Meilani Syahfitri (1182111008)

Kelas : B Reguler Pgsd 2018/Semester V

Pendidikan Guru Sekolah Dasar


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020

0
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Research Mini mata kuliah
Pembelajaran PKN di SD. Laporan ini membahas tentang " Problematika dan Kendala Yang
Dihadapi Guru pada Pembelajaran Daring selama Pendemi Covid-19" Penulis juga menyadari
bahwa Laporan ini masih banyak kekurangan oleh karena itu penulis minta maaf jika ada
kesalahan dalam penulisan, dan penulis juga mengharapkan saran dan sumbangan pemikiran
yang membangun guna kesempurnaan kedepannya. Di samping itu ucapan terimakasih juga
kepada Dosen pembimbing, yang telah bersedia membimbing penulis dalam menyelesaikan
tugas Mini Riset ini..

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah
pengetahuan serta wawasan bagi para pembaca.

Medan, Desember 2020

Kelompok 1

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................ 1
DAFTAR ISI....................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
B. Latar belakang.............................................................................................................. 3
C. Fokus Penelitian........................................................................................................... 3
D. Tujuan......................................................................................................................... 4
E. Kegunaan Penelitian....................................................................................................4
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pembelajaran............................................................................................................. 6
B. Problematika Pembelajaran..........................................................................................
C. Pembelajaran Daring......................................................................................................
D. Kajian Pustaka
Bab III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian........................................................................................................ 29
B. Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................................ 31
C. Kehadiran Penelitian......................................................................................................
D. Sumber Data...................................................................................................................
E. Prosedur Pengumpulan Data........................................................................................
F. Analisis Data....................................................................................................................

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebuah pengalaman hidup luar biasa yang dialami pada akhir Maret 2020, Warga Kota Medan
mulai dihimbau pemerintah daerah menggunakan masker bila keluar rumah. Bila tidak ada
keperluan teramat penting atau mendadak sebaiknya berdiam diri di rumah saja. Bekerja dari
Rumah, Belajar dari Rumah dan Beribadah di Rumah sebagai salah satu langkah mencegah
penularan dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Pandemi Covid-19 memberikan hikmah dan pembelajaran kepada kita, betapa pentingnya
seorang guru menguasai ilmu komputer serta teknologi informasi dan komunikasi dalam
mendukung keberlangsungan kegiatan belajar mengajar (KBM) guru dan peserta didik terlebih
saat kita diharuskan melakukan physical distancing atau menjaga jarak fisik satu dengan yang
lain.

Peran pengetahuan sangat penting bagi setiap masyarakat yang mau meningkatkan
kemampuanya mengikuti persaingan yang kompetitif dalam multi dimensional. Oleh karena itu,
dunia pendidikan juga perlu bersikap lentur dan adaptif terhadap perubahan.Seorang guru
haruslah mempunyai kompetensi yang baik untuk menyalurkan ilmunyaterhadap peserta didik.
Jadi apabila seorang guru tidak mempunyai kompetensi yang akan menunjang profesinya di
dalam kelas maka akan terjadi keterseimbangan antara guru itu sendiri (Tri dan Ramlah, 2015:
31).

Pendidikan pada hakikatnya merupakan proses pembinaan dan pelatihan manusia sebagai
peserta didik. Pembinaan ini diarahkan terhadap pola pikir, olah rasa, dan olah jiwa. Dengan
pembinaan oleh pikiran, manusia terbina kecerdasan intelegensinya. Dengan olah rasa manusia
menjadi tercerdaskan emosinya, dan dengan olah jiwa secara spiritual, manusia menjadi
makhluk yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT (Pananrangi, 2017:9).

3
Pendidikan diakui sebagai satu kekuatan (education as power) yang menentukan prestasi dan
produktivitas di bidang yang lain. Menurut Theodore Brameld bahwa Education as power
means competent strong enough to enable us, the majority of people to decide what kind of a
world we want and how to achieve that kind wold (pendidikan sebagai kekuatan berarti
mempunyai kewenangan yang cukup kuat bagi kita bagi rakyat banyak untuk menentukan
suatu dunia bagaimana kita inginkan dan bagaimana mencapai dunia semacam itu. Tidak ada
satu fungsi dan jabatan di dalam masyarakat tanpa melalui proses pendidikan). Pendek kata
seluruh aspek kehidupan memerlukan proses pendidikan baik di dalam maupun kehidupan
formal. Hubungan dan interaksi sosial yang terjadi di dalam proses pendidikan di masyarakat
mempengaruhi perkembangan kepribadian manusia (Anwar, 2017:123).

Menurut Farikhah (2018:38-39) peserta didik merupakan dimana semua aktifitas yang
dilakukan di lembaga pendidikan atau sekolah pada akhirnya bermuara. Di kelas guru memiliki
peran yang sangat penting, bersikap tegas dan mendidik para siswa menjadi tugas utama
seorang guru. Seorang harus memiliki sikap dan sifat yang baik di lingkungan sekolah terutama
pada saat sedang mengajar di dalam kelas (Sumiati, 2018).Namun terkadang proses
pembelajaran menghadapi banyak masalah, masalah ini bisa ditimbulkan dari pengajar dan
peserta didik. Masalah yang muncul ini akan membawa dampak yang luar biasa terhadap
peserta didik. Pada awal tahun 2020 tepatnya awal bulan Februari kita dihadapkan dengan
adanya wabah yang sangat luar biasa dan wabah tersebut sangat mengganggu warga
masyarakat khususnya siswa. Wabah tersebut dinamakan dengan coronaviruses atau yang lebih
dikenal dengan sebutan corona atau covid-19. Wabah sangat membahayakan ini memiliki
dampak yang sangat luar biasa untuk seluruh dunia, khususnya di Indonesia. Sehingga banyak
sekolah, kantor, instansi pemerintahan yang tutup selama pandemi ini. Dampak yang sangat
luar biasa ini juga sangat memperburuk kondisi pendidikan di Indonesia.

Sejak surat keputusan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan terbit mengenai upaya
pencegahan dan penyebaran corona semua kegiatan pembelajaran konvensionalmulai
diliburkan sementara waktu. Kegiatan pendidikan berasa mengalami Lockdown.Sistem
pembelajaran konvensional yang dilaksanakan oleh sebagian guru perlahan tergantikan oleh

4
berbagai aplikasi pembelajaran daring yang dapat memberi ruang interaksi langsung antara
guru dengan siswa tanpa harus bertemu langsung. Guru dan siswa bahkan orang tua dipaksa
beradaptasi secara cepat dengan metode ini. Memang di tengah situasi ini pembelajaran daring
dirasa solusi yang paling tepat untuk dilakukan.

Meski sekolah diliburkan, akan tetapi tuntutan dalam proses pembelajaran masih dapat
terlaksana dan tercapai. Namun minimnya pengetahuan teknologi guru, siswa dan orang tua
menjadi permasalahan pengaplikasian pembelajaran daring ini.

Madrasah Ibtidaiyah Swasta Bukit Lawang merupakan lembaga formal dibawah naungan
Kementrian Agama Republik Indonesia yang mendapat amanat dari pemerintah untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas pendidikan. Dalam hal ini
pendidikan dan pembelajaran harus dilaksanakan di dalam kelas atau di lingkungan sekolah.

Pada tanggal 28 November 2020 peneliti datang ke rumah siswa dan melakukan wawancara
mengenai pembelajaran daring ini dan menanyakan bagaimana cara adik tersebut
melaksanakan Ujian Akhir Semester (UAS). Ternyata disini peran orang tua sangat membantu
dalam proses pembelajaran moda jaringan (daring) karena pada saat siswa melaksanakan ujian
atau tes tersebut Sekolah atau guru kelas memberikan informasi akan diadakan ujian ini melalui
pesan . Siswa tersebut mengambil soal Ujian keesokan harinya. Setelah itu mereka
mengumpulkan hasil ujian kepada guru besok harinya lagi. Tapi sangat disayangkan MIS
Bukitlawang ini berada di sebuah kampung dan mayoritas orang tua siswa tersebut adalah
Petani. Jadi, tidak semua orang tua murid mempunyai handphone pintar (smartphone). Adapun
cara yang ditempuh siswa jika orang tua tidak memiliki telepon pintar adalah dengan mereka
saling memberi tahu teman tersebut secara langsung dengan cara kerumah.

Dalam proses pembelajaran dirumah atau (daring) saat pandemi corona ini apa saja masalah
yang dihadapi oleh guru khususnya kelas IV di MIS Bukitlawang sehingga berpengaruh dalam
proses pembelajaran. Oleh karena itu, berdasarkan paparan masalah diatas penulis akan
melakukan penelitian dan memilih judul ”Problematika Pembelajaran Daring Pada Siswa Kelas
IV MIS Bukitlawang Tahun Pelajaran 2019/2020”.

5
B. Fokus Penelitian

Berdasarkan uraian yang diatas dalam latar belakang masalah diatas, maka peneliti
menuliskan rumusan masalahnya sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran daring di MIS Bukitlawang Tahun Pelajaran


2019/2020?

2. Apa problematika yang muncul dalam pembelajaran daring di MIS Bukitlawang Tahun
Pelajaran 2019/2020?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari peneliti ini adalah:

1. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran daring yang di MIS Bukitlawang tahun


pelajaran 2019/2020.

2. Untuk mengetahui problematika yang muncul dalam pembelajaran daring di MIS


Bukitlawang tahun pelajaran 2019/2020.

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan memperoleh hasil penelitian, maka penulis simpulkan bahwa
manfaat yang diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritik

Secara teoritik penelitian yang dilakukan penulis ini diharapkan menjadi bahanpemikiran
bagi pihak sekolah dan guru dalam rangka perbaikan proses pembelajaran.

2. Manfaat Praktis

a) Bagi Kepala Sekolah

1) Memberikan referensi untuk memajukan kualitas pendidikan dan sebagai bahan


evaluasi pada saat pandemi corona ini.

6
2) Sebagai bahan masukan bagi Kepala Sekolah agar lebih meningkatkan kualitas
pendidikan oleh pengajar.

3) Sebagai bahan masukan supaya guru dapat memberikan metode pembelajaran


yang tepat disaat pandemi ini.

b) Bagi Guru

1) Sebagai bahan masukan bagi guru agar lebih meningkatkan kualitas pendidikan.

2) Supaya meningkatkan teori atau kajian yang erat kaitanya dengan pengajaran.

c) Bagi Siswa

Sebagai bahan motivasi agar siswa dapat melalui proses pembelajaran daring
dengan baik dan tetap meningkatkan prestasi.

BAB II
KAJIAN TEORI

A. PEMBELAJARAN

Pembelajaran tidak bisa lepas dari istilah belajar dan mengajar, karena di dalam pembelajaran
terdapat unsur belajar dan mengajar. Belajar adalah suatu aktifitas mental atau psikis yang
berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman, dan nilai sikap, (W.S Winkel, tanpa tahun dalam Darsono, 2000:
12). Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan,
tujuan, kepribadian dan bahkan presepsi manusia. Sedangkan menurut Sardiman (2006: 20)
belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan
serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain
sebagainya. Mengajar adalah menyampaikan pengetahuan kepada siswa didik atau murid di
sekolah (Oemar Hamalik, 2003: 44). Sedangkan Sardiman (2006: 24) menyebutkan mengajar

7
pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang
mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar. LL Pasaribu dan B.
Simanjuntak, (1983: 7) mengartikan mengajar sebagai suatu kegiatan mengorganisasi
(mengatur lingkungan) sebaik-baiknya dan mengembangkannya dengan anak sehingga terjadi
proses belajar.

Dari pengertian-pengertian belajar dan mengajar di atas, Pembelajaran adalah perpaduan dari
dua aktifitas, yaitu aktifitas mengajar dan aktifitas belajar. Proses pembelajaran merupakan
proses kegiatan interaksi antara dua unsur manusiawi, yakni siswa sebagai pihak yang belajar
dan guru sebagai pihak yang mengajar, dengan siswa sebagai subjek pokoknya (Sudarwan :
1995). Dalam proses belajar mengajar (PBM) akan terjadi interaksi antara peserta didik dan
pendidik. Peserta didik atau anak didik adalah salah satu komponen manusiawi yang
menempati posisi sentral dalam proses belajar-mengajar, sedang pendidik adalah salah satu
komponen manusiawi dalam proses belajar-mengajar, yang ikut berperan dalam usaha
pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan.

Pembelajaran yang efektif adalah apabila kegiatan mengajar dapat mencapai tujuan sesuai
pada perencanaan awal. Pembelajaran dikatakan efektif ketikapeserta didik dapat menyerap
materi pelajaran dan efisien. Dalam setiap pembelajaran guru maupun pendidik seharusnya
memiliki perencanaan awal secara tertulis dalam bentuk RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran). Seorang guru memiliki tugas tidak hanya merencanakan, guru juga harus
memantau apakah kegiatan pembelajaran sudah sesuai dengan tujuan yang direncanakan
sehingga siswa dapat memahami materi dengan baik. Bahkan guru juga harus memanfaatkan
waktu dengan baik sehingga pembelajaran menjadi efisien sehingga pembelajaran dapat
dikatakan efektif. Media Pembelajaran juga sangat diperlukan oleh seorang guru.

Media adalah perantara dari sumber informasi ke penerima informasi, contohnya televisi dan
handphone. Alat tersebut merupakan media perantara apabila digunakan untuk menyalurkan
informasi yang akan disampaikan Secara teknis. Media pembelajaran berfungsi sebagai sumber
belajar yakni sebagai penyalur dan penghubung terhadap peserta didik. Tidak jarang guru
enggan memperhatikan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan atau kompetensi dasar

8
yang telah diterapkan dalam standart isi. Guru hanya berorientasi pada pemberian materi ajar
sehingga guru tidak mampu melakukan pembelajaran untuk ketercapaian kompetensi peserta
didik.

Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM)dalam dunia


pendidikan sangat penting. PAIKEM menghendaki peran guru yang maksimal sebagai perancang
pembelajaran untuk memotivasi dalam mengemas pembelajaran. Penguasaan guru untuk
mengelola kelas dengan baik akan berhasil guna mencapai tujuan pembelajaran (Saefudin dan
Berdiati, 2014:32).

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar efektif sebagai berikut:

a. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor yang ada di dalam diri siswa yang sedang belajar.

1) Kesehatan

Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagian tubuh
terbebas dari penyakit. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan
seseorang tersebut terganggu.

2) Cacat Tubuh

Keadaan cacat tubuh juga akan mempengaruhi proses belajar, karena jika siswa yang
cacat belajarnya juga akan terganggu.

3) Intelegensi

Intelegensi adalah kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan diri ke dalam


situasi yang baru dengan cepat dan efektif.

4) Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan kegiatan belajar.


Minat besar pengaruhnya terhadap belajar karena apabila pelajaran yang dipelajari

9
tidak sesuai dengan minat siswa maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-
baiknya.

5) Kesiapan

Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi reaksi atau bereaksi. Kesiapan ini perlu
diperhatikan dalam proses belajar karena jika siswabelajar dan sudah ada kesiapan
maka hasil belajarnya akan lebih baik.

b. Faktor ekernal

Faktor eksternal yang mempengaruhi terhadap belajar efektif yaitu:

1) Suasana rumah

Agar anak dapat belajar dengan baik perlu diciptakan suasana rumah yang tenang
dan tenteram.

2) Relasi antar anggota keluarga

Kelancaran belajar serta keberhasilan anak harus ada relasi yang baik di dalam
keluarga. Jadi hubungan yang baik adalah hubungan yang penuh pengertian dan
kasih sayang disertai dengan bimbingan untuk menyukseskan belajar anak itu sendiri
(Erwinsyah, 2016:82). Pembelajaran dianggap efektif jika siswa secara aktif
melaksanakan tahapan-tahapan pembelajaran. Dari segi hasil dianggap efektif jika
tujuan pembelajaran dikuasai siswa secara tuntas.

B. PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN

Menurut Rosihuddin (2011:11) problematika pembelajaran adalah permasalahan yang


mengganggu, menghambat, atau mempersulit bahkan mengakibatkan kegagalan dalam
mencapai tujuan pembelajaran.

Adanya faktor problematika pembelajaran adalah sebagai berikut:

a) Faktor Pendekatan Pembelajaran

10
Bermula dari problematika pembelajaran yang muncul di masyarakat ini adanya
masalah lingkungan sekitar, orang tua, dan pendidikan. Tetapi selama ini pembelajaran
hanya menekankan pada perilaku namun banyak siswa yang tidak bisa menghargai
perbedaan. Oleh karena itu, Peserta didik harus diperlakukan dengan hati-hati dan
penuh kesabaran karena, peserta didik adalah insan yang identitasnya adalah manusia
yang untuk didik (Afifah, 2015: 44).

b) Perubahan Kurikulum

Dalam dunia pendidikan sering sekali terjadi perubahan kurikulum hal inilah yang
menyebabkan sering membuat bingung peserta didik. Contohnya jika siswa sudah mulai
mengerti dengan kurikulum KTSP dan secara cepat berkala akan diganti dengan
kurikulum 2013. Kurikulum merupakan pegangan guru yang akan diajarkan kepada
peserta didik untuk arah pembelajaran.

c) Faktor Kompetensi Guru

Profesionalisme guru ini sangat menunjang keberhasilan siswa dalam belajar di sekolah
jika seorang guru mempunyai kompetensi yang baik maka akan tercipta pula para
peserta didik yang pemahamannya di sekolah dapat diterapkan di rumah. Selanjutnya
jika seorang guru mempunyai profesionalisme dan pemahaman agama yang baik maka
akan mudah sekali menjelaskan kepada siswa tentang materi keagamaan. Materi
keagamaan sangatlah penting di dalam pendidikan konvensional agar kelak menjadi
bekal siswa terhadap perubahan teknologi. Sekolah konvensional juga membentuk
kepribadian siswa menjadi lebih berakhlak mulia dan ahli ibadah (Afifah, 2015).

Problematika pembelajaran dapat ditelusuri dari jalannya proses dasar pembelajaran. Sebagai
sebuah proses pembelajaran dihadapkan pada beragam permasalahan/problematika. Masalah
interaksi belajar mengajar merupakan masalah yang kompleks karena melibatkan berbagai
faktor yang saling terkait satu sama lain. Dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi proses
dan hasil interaksi belajar mengajar terdapat dua faktor yang sangat menentukan yaitu faktor
guru sebagai subjek pembelajaran dan peserta didik sebagai objek pembelajaran.

11
C. PEMBELAJARAN DARING

Menurut Sanjaya (2020: 14) pembelajaran daring adalah pembelajaran yang memanfaatkan
teknologi atau jaringan internet dalam proses pembelajaran. Perkembangan teknologi secara
cepat telah membawa peradaban ini menuju ke revolusi industri 4.0. Saat ini kita berada di
zaman dimana teknologi dan internet mendukung berbagai lini kehidupan. Wabah covid-19
mendadak menyerang kita dan semua siswa yang tadinya tawar-menawar dengan pemanfaatan
teknologi dipaksa untuk menggunakanya. Perubahan drastis ini tentunya tidak mudah diterima
bagi sebagian pihak namun untuk saat ini hanya teknologi dengan pembelajaran dari rumahlah
yang mampu menjadi jembatan untuk tetap berlangsungnya transfer ilmu. Kartikawati (dalam
guru SD Negeri 09 Sanggau Kalimantan Barat)mengatakan pembelajaran daring dirumah tetap
dapat dilaksanakan. Dalam hal pelaksanaan belajar dari rumah guru meminta orang tua dan
kakak siswa sebagai narasumber yang langkah-langkahnya telah diberikan melalui grup. Untuk
laporan pelakasanaan berupa video dan foto harus diposting melalui grup. Berbeda dengan
Timur Setiawan menyampaikan beberapa metode pembelajaran secara daring yang telah
ditetapkan yaitu pembelajaran melalui rumah yang dibagikan melalui media sosial (Pengelola
Web Kemendikbud, 2020).

Menurut Purnomo (dalam pikiran rakyat media network) pembelajaran jarak jauh dengan
menerapkan metode pemberian tugas secara daring bagi siswa melalui grup dipandang efektif
dalam kondisi darurat karena adanya virus corona seperti ini. Banyak guru yang menggunakan
cara-cara beragam belajar di rumah ada yang menggunakan ceramah online, ada yang tetapa
menagajar di kelas tetapi divideokan dan kemudian dikirim ke aplikasi siswa (Ashari, 2020).

Wabah covid-19 semakin mereba Indonesia tidak luput dari wabah tersebut. Sekolah,
Universitas mau tidak mau suka atau tidak suka harus bergerak, turut untuk mengatasi
keadaan. Sekolah-sekolah mulai dikosongkan secara massal. Belajar dari rumah menjadi sebuah
kepastian untuk memutus rantai covid-19.

Dalam situasi seperti ini semua unsur perlu beradaptasi dengan cepat. Teknologi Informasi (IT)
dan komunikasi tidak lagi gagap dengan pemanfaatan teknologi dalam proses belajar mengajar.
Pembelajaran melalui audio-visual digital atau menggunakan internet sudah biasa dilakukan

12
sehari-hari, di rumah. Dalam pelaksanaan daring ini seorang guru hendaknya mengetahui
langkah-langkah pembelajaran daring yaitu:

a. Guru harus memanfaatkan waktu dan memberi tugas via Google Classroom, pre-test
atau pemberian tugas dengan pemanfaatan Google Drive. Hal ini mutlak harus dilakukan
untuk mentransfer pengetahuan kepada peserta didik

b. Guru seorang guru harus menyajikan pembelajaran yang terencana dan efektif dalam
keterbatasan waktu.

c. Dalam kegiatan akhir pembelajaran daring ini hendaknya seorang guru memberikan
penguatan karakter/motivasi kepada siswa yang disampaikan guru kepada wali murid
atau siswa agar menjadi siswa yang tangguh dan siap dalam kondisi apapun seperti yang
terjadi saat pandemi corona ini.

Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang dilakukan dirumah atau bisa dimanapun dan
kapanpun. Ketika timbul situasi yang darurat seperti ini WHOmenyarankan untuk belajar dari
rumah (Darmalaksana dkk, 2020: 4). Indonesia spontan menggunakan model pembelajaran ini
karena sangat darurat dan belum diketahui sampai kapan akan terjadi pembelajaran daring
seperti ini. Pembelajaran daring atau pembelajaran online menjadi satu-satunya model
pembelajaran yang digunakan di Indonesia. Maraknya penularan ini covid-19 membuat dunia
menjadi resah termasuk Indonesia. Social distancing diterapkan oleh pemerintah dalam rangka
membatasi interaksi masyarakat dari keramaian dan terhindar dari virus ini.

Adapun masalah/kendala yang mempengaruhi pembelajaran daring adalah:

1) Tidak adanya jaringan data/kuota. Tidak adanya data atau kuota menjadi kendala dalam
proses pembelajaran daring.

2) Kurangnya pemahaman Tentang IT. Perkembangan teknologi saat ini dirasa penting
karena ilmu teknologi akan membantu proses belajar mengajar seseorang tanpa harus
bertemu langsung secara tatap muka. Namun tidak semua masyarakat mengerti tentang
teknologi karena sebagian orang tua siswa terutama yang berada di pedesaan tidak

13
memiliki alat komunikasi seperti handphone. Hal ini yang menjadi kendala pembelajaran
daring.

3) Tidak adanya jaringan/signal, Jaringan internet bisa tersambung dari handphone atau
alat komunikasi dikarenakan adanya sinyal, jika dalam keadaan tidak adanya sinyal maka
akan mengakses sesuatu di dalam internet (Ridwan, 2020:16). Tidak boleh ada kata
tidak siap dalam menghadapi situasi darurat seperti ini. Kreativitas dan komunikasi
menjadi dua hal yang sangat penting dalam memastikan agar tujuan pembelajaran
tercapai.

Pembelajaran daring ini tentunya ada banyak kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:

a. Kekurangan

1) Sulit untuk mengontrol mana siswa yang serius mengikuti pelajaran dan mana yang
tidak.

2) Pembelajaran lebih minim karena tidak dimungkinkan adanya interaksi langsung


dengan siswa.

3) Akan kesulitan bagi mereka yang tinggal di lokasi yang infrastruktur komunikasinya
masih kurang baik dan tewntu aksan kesulitan mengakses internet.

4) Tidak semua siswa memiliki dan mampu mengakses internet.

b. Kelebihan

1) Waktu dan tempat lebih efektif karena siswa bisa langsung mengikuti proses belajar
dari rumah.

2) Menumbuhkan kesadaran pada siswa bahwa internet dapat digunakan untuk halhal
yang produktif.

3) Siswa dilatih untuk lebih menguasi teknologi informasi yang terus berkembang.

D. KAJIAN PUSTAKA

14
Sejauh penelusuran pada penelitian sebelumnya telah ditentukan tema pembahasan berkaitan
dengan penelitian ini :

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Masruroh (2015) dengan judul “Problematika
Pendidik dalam Melaksanakan Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi Di SD Islam AL-
Madina Semarang” Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa problematika ini berasal dari guru
itu sendiri. Sebagian guru masih gagap teknologi, belum terampil dalam mengoperasikan media
pembelajaran berbasis teknologi informasi. Kata kunci nya adalah meningkatkan kompetensi
pedagogik guru melalui seminar dan memberi dampingan kepada siswa. serta peran aktif
terhadap orang tua sangat penting untuk menjalin kerjasama yang baik antara guru, siswa, dan
orang tua untuk mempermudah pembelajaran di saat pandemi ini terjadi. Kedua, penelitian
yang dilakukan oleh Ni’mah (2016) dengan judul “Manajemen Pembelajaran jarak jauh
(distance learning) pada homeschooling” penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
manajemen distance learning dan pengawasan orang tua. Menyimpulkan bahwa dengan
menggunakan media online atau daring dengan pengawasan orang tua akan lebih mudah
penggunaannya dari menyiapkan program online, sumber belajar, perangkat teknologi. Ketiga,
penelitian yang dilakukan oleh Purwadi dkk (2018) dengan judul “Pengembangan kelas daring
dengan penerapan hybrid learning menggunakan chamilo pada mata kuliah pendidikan
kewarganegaraan”. Menyimpulkan bahwa terjadi peningkatan pencapaian hasil belajar
kognitif mahasiswa. Dalam penelitian ini jelas berbeda dengan penelitian sebelumnya, karena
dalam penelitian ini peneliti memfokuskan pada problematika pembelajaran daring pada siswa
kelas IV MI Bustanul Mubtadin Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2019/2020.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

15
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif jenis deskriptif. Menurut Denzin & Lincoln (1994)
menyatakan penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah dengan
maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai
metode yang ada (Anggito dan Setiawan, 2018:7).Sedangkan menurut Anggito & Setiawan
(2018:11) dalam penulisanya data dan fakta yang dihimpun berbentuk kata atau gambar
daripada angka. Dalam penulisan laporan berisi kutipan-kutipan atau fakta yang berada di
lapangan. Karakteristik penelitian kualitatif menggunakan pendekatan deskriptif. Jadi peneliti
menggunakan pendekatan deskriptif dan menggunakan jenispenelitian kualitatif. Karena
penelitian ini menghasilkan data yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang
diamati.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 28 November 2020 sampai dengan selesai. Lokasi
penelitian berada di Madrasah Ibtidaiyah Swasta Bukitlawang.

C. Kehadiran Peneliti

Peneliti melakukan penelitian secara langsung di rumah pada siswa kelas IV MIS Bukitlawang
yang bertindak sebagai pengamat partisipan dan pengumpul data dalam upaya mengumpulkan
data-data di lapangan. Penelitimelakukan pengamatan dengan keterlibatan peneliti secara
langsung dan aktif dengan informan atau sumber data lainnya sehingga memperoleh data yang
detail.

D. Sumber Data

Data yang akan terkumpul melalui penelitian ini adalah data yang sesuai dengan fokus
penelitian yaitu mengenai problematika pembelajaran daring pada siswa kelas IV di MIS
Bukitlawang. Menurut Sugiyono (2011:225) bila dilihat dari sumber datanya maka
pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer
adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data dan sumber
sumber sekunder yaitu sumber sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data. Adapun sumber data yang diambil yaitu:

16
1. Sumber Data Primer

Dalam penelitian ini penulis menggunakan sumber data primer dan data sekunder.
Sumber data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan secara langsung oleh
peneliti dari lapangan. Data ini disebut juga dengan data asli atau data baru. Data
primer dapat diperoleh secara langsung dari obyek yang diteliti dengan cara diambil dan
kemudian diolah sendiri oleh peneliti sehingga mendapatkan kesimpulan. Adapun data
yang diperoleh adalah dari hasil wawancara dengan 2 guru kelas IV dan siswa kelas IV
MIS Bukitlawang yang berjumlah 10 siswa.

2. Sumber Data Sekunder

Data sekunder dapat diperoleh secara tidak langsung dari sumber penelitian. Adapun
sumber data sekunder yang dibutuhkan seperti data-data guru maupun peserta didik,
foto/gambar, dokumen dapat berupa catatan pribadi, buku. Data sekunder ini untuk
memperkuat penemuan dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan. Peneliti
menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat dan melengkapi informasi yang
telah dikumpulkan melalui wawancara kepada siswa dan guru kelas IV MIS Bukitlawang.

E. Prosedur Pengumpulan data

Adapun metode-metode penelitian yang penulis pergunakan untuk mengumpulkan data-data


yang diperoleh adalah sebagai berikut:

1) Metode Interview (wawancara)

Interview (wawancara) menurut Esterberg merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu
topik tertentu. Oleh karena itu wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam (Sugiyono, 2011:231).

17
Wawancara yang penulis maksud ialah wawancara terstruktur dengan guru kelas, kepala
sekolah dan siswa dimana peneliti telah membuat pedoman wawancara sebelum
melaksanakan wawancara. Penulis melakukan wawancara dengan guru kelas IV, kepala sekolah
dan siswa kelas IV di MIS Bukitlawang dengan cara mendatangi rumah masing-masing
narasumber. Wawancara ini dilakukan ntuk mengetahui informasi dan mencari bukti dan data
mengenai problematika pembelajaran daring pada siswa kelas IV MIS Bukitlawang.

2) Metode Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan
jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Di dalam
pengertian psikologi, observasi atau yang biasa disebut dengan pengamatan, meliputi kegiatan
pemuatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Observasi
dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap.
Observasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, rekaman gambar, dan rekaman suara
(Arikunto, 1998: 146-147).

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode observasi untuk mencari dan
mengumpulkan data sesuai fakta. Observasi dilakukan peneliti dengan bertanya kepada guru
kelas dan siswa dengan bermaksud untuk mencari dan meminta bukti yang dikirimkan ke grup
kelas IV terkait pemberian tugas dan bagaimana cara penyampaian materi dari guru kepada
siswa dan bukti berupa pesan yang diberikan guru kepada siswa dalam grup kekas saat
pembelajaran daring yang berkaitan dengan problematika pembelajaran daring siswa kelas IV
MIS Bukitlawang. Dalam penelitian ini yang diobservasi adalah guru dan siswa kelas IV MIS
Bukitlawang.

3) Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi bisa berbentuk
tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk
tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, cerita, biografi, peraturan, kebijakan.
Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup dan sketsa. Dokumen yang

18
berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung dan film. Studi
dokumen merupakan perlengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam
penelitian kualitatif (Sugiyono, 2011:240). Dalam pelaksanaan dokumentasi peneliti mengambil
beberapa cara pemberian tugas dan cara penyampaian materi menggunakan whatsapp grup
wali murid kepada siswa yang diambil saat pembelajaran daring kelas IV MIS Bukitlawang
sebagai bukti penelitian. Data ini di peroleh dari guru, orang tua/siswa sebagai bukti perintah
melaksanakan penugasan dari guru dan lembar kerja siswa (LKS) yang ada di pesan grup kelas
IV.

F. Analisis data

Analisis data adalah tahap kegiatan sesudah kembali dari lapangan. Pada tahap ini analisis data
yang sudah tersedia dari sumber yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan
dalam catatan lapangan, dokumen pribadi dan sebagainya. Setelah data dapat dikumpulkan
oleh peneliti maka tahap selanjutnya adalah menganalisis data yang sudah ada dengan
dukungan teori-teori yang sudah ada, sehingga dapat disimpulkan beberapa hasil penelitian.
Dengan demikian, Analisis data kualitatif bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data
yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis (Sugiyono, 2011:245). Dalam
analisis data terdapat beberapa alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu:

1) Reduksi Data

Mereduksi adalah merangkum dan memilih hal yang penting. Dengan demikian data
yang direduksi akan memberi gambaran yang jelas. Reduksi adalah bagian dari analisis.

2) Display Data (Penyajian Data)

Peneliti menyajikan data yang sudah mendapatkan informasi yang tersusun dan
memberikan kesimpulan dan pengambilan tindakan, memudahkan peneliti untuk
mengambil tindakan berdasarkan informasi yang telah didapat.

3) Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi

19
Setelah penyajian data selesai selanjutnya peneliti mengambil kesimpulan untuk dapat
mengetahui masalah yang telah dilakukan dalam penelitian.

Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: CV. IKIP Semarang

Perss.

Hamalik, Oemar.2001. Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.

20

Anda mungkin juga menyukai