Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PERMASALAHAN PENDIDIKAN DI INDONESIA PADA

MASA PANDEMI COVID-19

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Pengantar Pendidikan


Yang dibina oleh Bapak As’Ad Syamsul Arifin, S.Pd., M. Pd

Penyusun:
Winda Afafa
2211100220021

IKIP BUDI UTOMO MALANG


FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU EKSAKTA DAN KEOLAHRAGAAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul
Permasalahan Pendidikan di Indonesia pada Masa Pandemi Covid-19. Makalah ini
dibuat untuk memenuhi persyaratan tugas matakuliah Pengantar Pendidikan
program studi Pendidikan Biologi Fakultas Pendidikan Ilmu Eksakta dan
Keolahragaan IKIP Budi Utomo Malang. Penulis mengucapkan terimakasih atas
dukungan moral dan materil kepada:
1. Bapak As’Ad Syamsul Arifin, S.Pd., M. Pd selaku dosen pengampu
matakuliah Pengantar Pendidikan yang telah memberikan bimbingan dalam
pembuatan makalah ini.
2. Orang tua dan keluarga penulis yang telah memberikan dukungan baik
moril maupun materil.
3. Teman-teman satu perkuliahan Pengantar Pendidikan yang telah membantu
penulis dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini tidak luput dari berbagai kekurangan.
Penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikannya
sehingga makalah ini memberi manfaat bagi matakuliah Pengantar Pendidikan
lebih lanjut.

Malang, 9 Januari 2022

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ 1


KATA PENGANTAR ...................................................................................... 2
DAFTAR ISI ..................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 5
C. Tujuan ......................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan ................................................................ 6
B. Fenomena Pendidikan pada Masa Pandemi ............................... 7
C. Permasalahan Pendidikan pada Masa Pandemi .......................... 8
D. Strategi dalam Menanggapi Permasalahan Pendidikan
pada Masa Pandemi .................................................................... 12

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ................................................................................. 16
B. Saran ........................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 19


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pandemi Covid 19 mempengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia
termasuk pendidikan. Meningkatnya kasus Covid 19 di Indonesia memaksa
pemerintah untuk cepat tanggap dalam menanggulangi pandemi Covid 19.
Pemerintah memberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB) dan menganjurkan seluruh warga Indonesia untuk melakukan social
distancing atau mengisolasi diri di rumah untuk mencegah penyebaran virus
corona yang semakin meningkat. Dengan diberlakukannya PSBB semua
kegiatan di luar rumah termasuk kegiatan belajar mengajar harus dilakukan
di rumah.
Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan
Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Desease (Covid
19) dikeluarkan oleh Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud). Nadiem Anwar Makarim selaku Mentri
Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) menjelaskan dalam rapat
koordinasi (rakor) bersama Kepala Daerah seluruh Indonesia tentang
Kebijakan Pembelajaran di Masa Pandemi covid 19, secara daring, Rabu
(2/9/2020) “Prinsip kebijakan pendidikan di masa pandemi Covid 19 adalah
mengutamakan kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga
kependidikan, keluarga, dan masyarakat secara umum, serta
mempertimbangkan tumbuh kembang peserta didik dan kondisi psikososial
dalam upaya pemenuhan layanan pendidikan selama pandemi Covid 19”.
Pelaksanaan pembelajaran mengalami beragam penyesuaian terhadap
protokol kesehatan yang harus diutamakan sehingga pelaksanaan
pembelajaran dilaksanakan secara daring (dalam jaringan/online). Berbagai
macam tantangan harus dihadapi oleh pelaksanaan pendidikan ini. Semua
guru dituntut untuk mampu melaksanakan pelaksanaan pendidikan secara
daring, selain itu para siswa juga dituntut untuk belajar secara mandiri di
rumah, tidak hanya itu sarana dan keterbatasan kuota internet juga menjadi
masalah dalam pelaksanaan pendidikan secara online. Masih banyak sekali
masalah yang dihadapi pendidikan dengan sistem daring ini, keterbatasan
orang tua dalam mengawasi dan mendampingi anak belajar di rumah juga
menjadi hambatan yang tidak bisa diremehkan. Belum lagi perbedaan
wilayah yang menjadikan bertambahnya permasalahan terkait koneksi
internet dan perangkat yang digunakan dalam proses pembelajaran. Dalam
makalah ini akan dibahas mengenai permasalahan pendidikan pada masa
pandemi Covid-19 serta strategi untuk mengatasi permasalahan pendidikan
di Indonesia pada masa pandemi Covid-19.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dikaji dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa saja fenomena pendidikan di Indonesia pada masa pandemi Covid-
19?
2. Apa saja permasalahan pendidikan di Indonesia pada masa pandemi
Covid-19?
3. Bagaimana strategi mengatasi permasalahan pendidikan di Indonesia pada
masa pandemi Covid-19?

C. Tujuan
Tujuan dari pembahasan makalah ini adalah agar dapat memahami:
1. Untuk mengetahui fenomena pendidikan di Indonesia pada masa pandemi
Covid-19.
2. Untuk mengetahui permasalahan pendidikan di Indonesia pada masa
pandemi Covid-19.
3. Untuk mengetahui strategi mengatasi permasalahan pendidikan di Indonesia
pada masa pandemi Covid-19.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan
Penididikan merupakan suatu kegiatan yang bersifat umum bagi setiap
manusia dimuka bumi ini. Pendidikan tidak terlepas dari segala kegiatan
manusia. Dalam kondisi apapun manusia tidak dapat menolak efek dari
penerapan pendidikan. Pendidikan diambil dari kata dasar didik, yang
ditambah imbuhan menjadi mendidik. Mendidik berarti memlihara atau
memberi latihan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Dari pengertian ini
didapat beberapa hal yang berhubungan dengan Pendidikan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan adalah suatu usaha
manusia untuk mengubah sikap dan tata laku seseorang atau sekolompok orang
dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.
Pada hakikatnya pendidikan adalah usaha manusia untuk memanusiakan
manusia itu sendiri. Dalam penididkan terdapat dua subjek pokok yang saling
berinteraksi. Kedua subjek itu adalah pendidik dan subjek didik. Subjek-subjek
itu tidak harus selalu manusia, tetapi dapat berupa media atau alat-alat
pendidikan. Sehingga pada pendidikan terjadi interaksi antara pendidik dengan
subjek didik guna mencapai tujuan pendidikan.
Menurut wadah yang menyelenggarakan pendidikan, pendidikan dapat
dibedakan menjadi pendidikan formal, informal dan nonformal. Pendidikan
formal adalah segala bentuk pendidikan atau pelatihan yang diberikan secara
terorganisasi dan berjenjang, baik bersifat umum maupun bersifat khusus.
Contohnya adalah pendidikan SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi negeri
ataupun swasta. Pendidikan Informal dalah jenis pendidikan atau pelatihan
yang terdapat di dalam keluarga atau masyarkat yang diselenggarakan tanpa
ada organisasi tertentu (bukan organisasi). Pendidkan nonformal adalah segala
bentuk pendidikan yang diberikan secara terorganisasi tetapi diluar wadah
pendidikan formal.
B. Fenomena Pendidikan pada Masa Pandemi
Pelaksanaan pembelajaran dari waktu ke waktu mengalami beragam
perubahan. Salah satunya adalah pembelajaran pada masa pandemi Covid-19.
Hal itu disebabkan oleh adanya perubahan desain pelaksanaan pembelajaran
yang perlu disesuaikan dengan protokol kesehatan sehingga pembelajaran
untuk sementara waktu tidak dapat seluruhnya dilaksanakan secara tatap muka.
Permasalalahan pembelajaran pada masa pandemi Covid-19 ini juga muncul
karena permasalahan-permasalahan sebelumnya yang juga belum
mendapatkan solusinya. Permasalahan tersebut dapat bersifat substansial,
seperti kurikulum. Selain itu, permasalahan juga dapat bersifat teknis, misalnya
permasalahan dalam segi praktik pelaksanaannya. Pandemi Covid-19 sangat
berdampak pada berbagai bidang pendidikan, khususnya pada pendidikan di
Indonesia. Awalnya, proses pembelajaran dilakukan di sekolah. Akan tetapi,
selama masa pandemi Covid-19 ini, pembelajaran hanya dilaksanakan secara
daring (Astini, 2020 dalam Setiawan 2020).
Pandemi Covid-19 membuat arah pendidikan di Indonesia menjadi tidak
menentu. Seluruh sekolah mulai dari KB, TK hingga Perguruan Tinggi tutup.
Namun proses belajar dan mengajar harus tetap dilakukan. Guru perlu tetap
melaksanakan kegiatan belajar meskipun siswa belajar dari rumah. Solusinya,
guru dituntut melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan media daring
(online). Hal itu sesuai dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia terkait Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan
Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease
(Covid-19) bahwa sistem pembelajaran dilaksanakan melalui perangkat
personal computer (PC) atau laptop yang terhubung dengan koneksi jaringan
internet. Guru dapat memanfaatkan beragam media untuk pembelajaran daring,
yaitu media sosial seperti WhatsApp (WA), telegram, instagram, aplikasi zoom
ataupun media lainnya sebagai media pembelajaran (Atsani, 2020 dalam
Setiawan, 2020).
C. Permasalahan Pendidikan Pada Masa Pandemi
Pada dasarnya setiap kegiatan yang dilakukan akan menimbulkan dua
macam dampak yang saling bertentangan. Kedua dampak itu adalah dampak
positif dan dampak negatif. Dampak positif adalah segala sesuatu yang
merupakan harapan dari pelaksanaan kegiatan tersebut, dengan kata lain dapat
disebut sebagai ’Tujuan’. Sedangkan dampak negatif adalah segala sesuatu
yang bukan merupakan harapan dalam pelaksanaan kegitan tersebut, sehingga
dapat disebut sebagai hambatan atau masalah yang ditimbulkan.
Jika peristiwa di atas dihubungkan dengan pendidikan, maka
pelaksanaan pendidikan akan menimbulkan dampak negatif yang disebut
sebagai masalah dan hambatan yang akan dihadapi. Hal ini akan lebih tepat
bila disebut sebagai permasalahan Pendidikan. Istilah permasalahan
pendidikan diterjemahkan dari bahasa inggris yaitu “problem“. Masalah adalah
segala sesuatu yang harus diselesaikan atau dipecahkan. Sedangkan kata
permasalahan berarti sesuatu yang dimasalahkan atau hal yang dimasalahkan.
Jadi Permasalahan pendidikan adalah segala-sesuatu hal yang merupakan
masalah dalam pelaksanaaan kegiatan pendidikan (Khoerunnisa, 2015).
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Permasalahan Pendidikan
Indonesia adalah segala macam bentuk masalah yang dihadapi oleh program-
program pendidikan di negara Indonesia. Seperti yang diketahui dalam TAP
MPR RI No. II/MPR/1993 dijelaskan bahwa program utama pengembangan
pendidikan di Indonesia adalah sebagai berikut.
1. Perluasan dan pemerataan kesempatan mengikuti pendidikan
2. Peningkatan mutu pendidikan
3. Peningkatan relevansi pendidikan
4. Peningkatan Efisiensi dan efektifitas pendidikan
5. Pengembangan kebudayaan
6. Pembinaan generasi muda
Pendidikan di Indonesia sebelum masa pandemi Covid-19 memiliki
permasalahan dalam segi Pemerataan, Mutu dan Relevansi serta Efisiensi dan
Efektivitas (Khoerunnisa, 2015). Permasalahan ini juga muncul pada masa
pandemi Covid-19.
Adapun masalah pendidikan yang muncul di masa pandemi sekarang ini
menurut berbagai sumber adalah sebagai berikut:
1. Kemandirian siswa
Pembelajaran secara daring mendorong siswa untuk disiplin dan
mandiri dalam belajar di rumah, namun dikarenakan ketidak siapan
siswa belajar secara mandiri membuat pembelajaran tidak efektif.
2. Keterbatasan tenaga pendidik
Ditutupnya sekolah dan anjuran melakukan aktifitas di rumah seperti
bekerja dan bersekolah memaksa guru untuk mengajar dari rumah,
dan siswa juga belajar dari rumah masing-masing. Pendampingan
siswa dalam belajar di rumah tentu tidak dapat dilakukan oleh guru
sehingga peran orang tua sangat diperlukan dalam mendampingi
anaknya belajar di rumah. Perbedaan pendidikan dan latar belakang
orang tua siswa tentu berpengaruh dalam pendampingan siswa belajar.
Keterbatasan orang tua mendampingi belajar juga dikarenakan orang
tua harus bekerja dan mengurus rumah tangga. Menurut Obiakor &
Adeniran: 2020 dalam Saleh (tanpa tahun) mereka yang hanya
berprofesi petani dan tidak melek tekhnologi tentunya akan merasa
kesulitan dalam pendampingan peserta didik. Lemahnya pengawasan
orang tua dalam mendampingi siswa mendesak siswa untuk belajar
secara mandiri di rumah yang pada akhirnya mempengaruhi mutu dari
pendidikan itu sendiri.
3. Keterbatasan sarana
Tidak dipungkiri bahwa pembelajaran secara daring membutuhkan
perangkat elektronik seperti personal computer (PC), laptop ataupun
handphone, namun tidak semua siswa memiliki perangkat elektronik
secara pribadi, banyak siswa yang masih menggunakan milik orang
tuanya ataupun tidak memiliki sama sekali. Hal ini tentu saja
menjadikan hambatan proses pembelajaran yang harus dilakukan
secara daring.
4. Keterbatasan kuota internet
Pandemi Covid-19 mempengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia
termasuk ekonomi. Selama masa pandemi banyak karyawan yang
mengalami PHK dan tidak sedikit pula usaha yang terpaksa gulung
tikar. Hal ini tentu saja berdampak pada daya beli kuota para orang
tua siswa didik dan tenaga kependidikan yang secara ekonomi
terpengaruh oleh adanya PSBB.
Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia (Kemenaker)
mencatat lebih dari 2 juta buruh dan pekerja formal-informal yang
dirumahkan, dengan kondisi seperti ini banyak orang tua kesulitan
untuk mengoptimalkan pendidikan bagi anak-anak mereka. Namun
dalam kondisi lain orang tua bisa berhadapan dengan pilihan yang
sangat sulit antara memberi makan keluarga atau membiayai
pendidikan anak (Edutainer Nusantara, 2021). Pembelajaran secara
daring (online) sangat bergantung pada ketersediaan kuota internet,
sehingga jika kuota internet tidak terpenuhi maka pelaksanaan
pembelajaran secara daring tentu tidak dapat terlaksana.
5. Pemeratan pembangungan di Indonesia yang belum merata
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, hal ini
menjadi tantangan besar bagi pemerintah Indonesia dalam pemerataan
pembangunan ke pulau-pulau hingga ke daerah terpencil. Masih
banyaknya daerah yang belum terjangkau aliran listrik tentu
menghambat perkembangan teknologi di daerah tersebut. Belum lagi
keterjangkauan koneksi internet di daerah-daerah terpencil juga masih
minim membuat pembelajaran secara daring mustahil untuk
dilakukan. Hal ini menjadi tugas besar bagi pemerintah untuk
memeratakan pembangunan di daerah-daerah sehingga tidak ada lagi
kesenjangan pendidikan di kota dan di daerah pinggiran atau terpencil.
6. Keterbatasan media pembelajaran digital
Keterbatasan media pembelajaran digital yang sudah ada membuat
penyaluran materi kepada siswa juga terkendala. Kurangnya media
pembelajaran digital yang interaktif dengan siswa membuat
penerimaan materi siswa menjadi kurang dan siswa tidak memahami
materi yang telah diberikan. Keterbatasan media pembelajaran pada
masa pandemi ini tentu saja mempengaruhi mutu pendidikan di
Indonesia.
7. Keterbatasan pengetahuan teknologi
Keterbatasan penggunaan tekhnologi menjadi hambatan yang
signifikan bagi proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru, hal
tersebut dikarenakan masih banyaknya guru-guru senior atau yang
sudah berumur namun tidak melek terhadap penggunaan teknologi
pembelajaran berbasis online tersebut. Kesiapan guru dalam
melaksanakan pembelajaran secara daring juga masih kurang, banyak
guru yang belum terampil dalam mempersiapkan materi secara digital
juga menjadi hambatan dalam sistem pembelajaran secara daring.
Sehingga seharusnya terlebih dahulu diperlukan proses pelatihan
untuk para guru-guru dalam peningkatan kapasitas mengajar berbasis
media online tersebut.
8. Belum siapnya sistem pendidikan secara daring di Indonesia
Sebelum masa pandemi Covid-19, pembelajaran di Indonesia
dilakukan secara tatap muka di sekolah. Penggunaan media
pembelajaran digital dalam pembelajaran tatap muka masih sangat
minim, sehingga pada saat adanya pandemi Covid-19 hampir semua
sekolah tidak siap dalam pelaksanaan pembelajaran secara daring.
Kurikulum yang sedang digunakan juga sulit untuk diterapkan selama
masa pandemi ini. Belum siapnya sistem pendidikan secara daring di
Indonesia berdampak pada metode pembelajaran yang dilakukan oleh
tenaga pendidik. Masih banyak hal lagi yang perlu disiapkan oleh
pemerintah dan tenaga pendidik dalam sistem pembelajaran secara
daring.
D. Strategi dalam Menanggapi Permasalahan Pendidikan pada Masa
Pandemi
Di tengah ketetapan yang tak terduga masa pandemi, tentu ada hal-hal
yang belum siap. Baik dari segi fasilitas atau pelajar yang terlibat. Program
Belajar dari Rumah merupakan bentuk upaya Kemendikbud membantu
terselenggaranya pendidikan bagi semua kalangan masyarakat di masa darurat
Covid-19, khususnya membantu masyarakat yang memiliki keterbatasan pada
akses internet, baik karena tantangan ekonomi maupun letak geografis,
disampaikan Menteri Pendidikan dan Prinsip Pelaksanaan daring dan luring
dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip yang tertuang dalam Surat Edaran
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2020 tentang
Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona
Virus Disease (COVID 19), yaitu:
a) Keselamatan dan kesehatan lahir batin peserta didik, pendidik, kepala
satuan pendidikan dan seluruh warga satuan pendidikan menjadi
pertimbangan utama dalam pelaksanaan daring dan luring;
b) Kegiatan daring dan luring dilaksanakan untuk memberikan pengalaman
belajar yang bermakna bagi peserta didik, tanpa terbebani tuntutan
menuntaskan seluruh capaian kurikulum;
c) Daring dan luring dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup,
antara lain mengenai pandemi COVID-19;
d) Materi pembelajaran bersifat inklusif sesuai dengan usia dan jenjang
pendidikan, konteks budaya, karakter dan jenis kekhususan peserta didik;
e) Aktivitas dan penugasan selama daring dan luring dapat bervariasi antar
daerah, satuan pendidikan dan Peserta Didik sesuai minat dan kondisi
masing-masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses
terhadap fasilitas daring dan luring;
f) Hasil belajar peserta didik selama daring dan luring diberi umpan balik
yang bersifat kualitatif dan berguna dari guru tanpa diharuskan memberi
skor/nilai kuantitatif; dan
g) Mengedepankan pola interaksi dan komunikasi yang positif antara guru
dengan orang tua/wali.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah dalam mengatasi
permasalahan pendidikan pada masa pandemi Covid-19. Upaya itu mulai dari
adanya kurikulum darurat hingga program belajar di televisi. Upaya itu
dilakukan berbagai instansi pemerintahan. Kementerian Komunikasi dan
Informatika misalnya, terus memberikan dukungan pembelajaran dari
rumah mulai dari program belajar di TV hingga beragam aplikasi. Bahkan
Kominfo juga sudah mengadakan Digital Talent Scholarship.
Direktur Tata Kelola Aplikasi Informatika Kemkominfo, Mariam F.
Barata lewat webinar berjudul Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk
Guru Indonesia, Kamis (3/9/2020) menyatakan pembelajaran dari rumah
memang menimbulkan tantangan terutama dari segi telekomunikasi, untuk itu
Kominfo sudah bekerjasama dengan operator telekomunikasi supaya bisa
membangun BTS di daerah-daerah sehingga semua murid di daerah bisa
mendapatkan akses untuk belajar dengan menggunakan internet (Abdila,
2020).
Mariam melanjutkan, dari perusahaan seluler juga sudah menggunakan
fasilitas internet gratis. Begitu juga dari Kemendikbud telah mengeluarkan
pengalokasian dana BOS untuk pembelian pulsa, paket data dan layanan
platform online bagi guru dan siswa. Namun di sisi lain Mariam mengingatkan
yang perlu diwaspadai saat pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan
jaringan internet adalah adanya konten-konten negatif seperti pornografi
maupun hoax (Abdila, 2020).
Tina Jupartini, Perencana Ahli Madya pada Direktorat Guru dan Tenaga
Kependidikan, Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus mengatakan,
pemerintah telah memberlakukan kurikulum darurat untuk kegiatan belajar
mengajar di tengah Covid-19. Pemerintah telah mengimplementasikan
berbagai kebijakan dan inisiatif untuk mengahadapi kendala pembelajaran di
masa pandemi Covid-19 dengan revisi SKB 4 menteri dan juga kurikulum
darurat dalam masa kondisi khusus juga inisiatif lainnya. Kurikulum darurat
dan modul pembelajaran dapat digunakan dan ini telah ditelaah oleh tim ahli
untuk mempermudah guru juga siswa dalam melaksanakan pembelajaran
(Abdila, 2020).
Kemendikbud juga memberikan bantuan kuota internet untuk
memperlancar kegiatan belajar mengajar bagi guru, siswa, mahasiswa, dosen,
sampai 4 bulan kedepan, September hingga Desember 2020. Besaran bantuan
untuk siswa sebesar 35 GB perbulan, guru 42 GB/bulan, mahasiswa dan dosen
50 GB/bulan. Kepala satuan pendidikan harus melengkapi nomor handphone
peserta didik yang aktif melalui aplikasi dapodik paling lambat 11 September
2020 (Abdila, 2020).
Fenomena dan permasalahan yang telah dijabarkan di atas terjadi karena
adanya dinamika pembelajaran yang timbul akibat pandemi sehingga
membutuhkan berbagai penyesuaian agar pembelajaran tetap dapat
dilaksanakan. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi-strategi untuk mengatasi
masalah tersebut, yaitu revitalisasi paradigma Pancasila, rekonstruksi sistem-
sistem dalam berbagai aspek kehidupan, serta pelaksanaan tindakan teknis
yang sesuai. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dinamika pembelajaran beserta
dengan fenomena dan permasalahannya perlu dicermati dan dicari strategi
untuk mengatasinya agar tujuan pembelajaran tetap tercapai dalam setiap
keadaan dan kendala yang muncul (Setiawan, 2020).
Selain kendala yang dialami peserta didik maupun orang tua, pendidik
juga tidak lepas dari adaptasi proses pembelajaran di masa pandemi ini.
Pendidik dituntut memberikan pengajaran yang efektif dan sesuai bagi peserta
didik agar pembelajaran secara daring bisa berjalan dengan baik. Kreativitas
guru atau dosen dalam menyampaikan materi pembelajaran merupakan salah
satu hal yang menentukan kesukseksan dalam pembelajaran daring. Proses
belajar mengajar ditekankan oleh para wakil rakyat memalui ketetapan MPRRI
No.11/MPR/1983 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara yaitu Sistem
pendidikan perlu disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan di segala
bidang yang memerlukan jenis-jenis keahlian dan keterampilan serta dapat
sekaligus meningkatkan produktivitas, kreativitas, mutu dan efisiensi kerja.
Selain itu, motivasi dari siswadalam pembelajaran yang dilakukan secara
daring menjadi hal yang utama, karena mereka lebih dituntut untuk bisa
mandiri.
Menurut Noor dalam Fauzi, 2020, siswa yang memiliki motivasi kuat,
akan memiliki banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Muhibbin
Syah mengatakan secara umum motivasi diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu
motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah hal dan
keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya
melakukan tindakan belajar seperti perasaan menyenangi materi dan
kebutuhannya terhadap materi tersebut. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah
hal dan keadaan yang datang dari luar individu siswa yang mendorongnya
untuk melakukan kegiatan belajar. Yang tergolong ke dalam motivasi eksternal
ini adalah pujian dan hadiah, peraturan/tata tertib sekolah, suri teladan orang
tua/guru, dan lain-lain. Bagi mereka yang kurang motivasinya dalam belajar,
lingkungan sekitar dapat memberikan pengaruh dalam pembelajaran secara
daring. Setidaknya peran orangtua sangat diharapkan untuk selalu
mengawasinya. Peran aktif orang tua dalam membimbing dan mengawasi
anaknya di rumah perlu ditingkatkan sehingga permasahan-permasalahan yang
dihadapi dalam proses pembelajaran secara daring dapat diminimalisir.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan-kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah ini adalah sebagai
berikut.
1. Fenomena Pendidikan pada Masa Pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini
adalah diberlakukannya pembelajaran jarak jauh secara daring (dalam
jaringan/online).
2. Permasalahan Pendidikan Pada Masa Pandemi menurut berbagai sumber
diantaranya:
• Kemandirian siswa
• Keterbatasan tenaga pendidik
• Keterbatasan sarana
• Keterbatasan kuota internet
• Pemeratan pembangungan di Indonesia yang belum merata
• Keterbatasan media pembelajaran digital
• Keterbatasan pengetahuan teknologi
• Belum siapnya sistem pendidikan secara daring di Indonesia
3. Strategi dalam Menanggapi Permasalahan Pendidikan pada Masa Pandemi
• Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun
2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat
Penyebaran Corona Virus Disease (COVID 19).
• Adanya kurikulum darurat hingga program belajar di televisi.
• Membangun BTS di daerah-daerah sehingga semua murid di daerah
bisa mendapatkan akses untuk belajar dengan menggunakan internet.
• Fasilitas internet gratis. Begitu juga dari Kemendikbud telah
mengeluarkan pengalokasian dana BOS untuk pembelian pulsa, paket
data dan layanan platform online bagi guru dan siswa.
• Pemerintah telah mengimplementasikan kebijakan revisi SKB 4
menteri. kurikulum darurat dalam masa kondisi khusus dan modul
pembelajaran dapat digunakan dan telah ditelaah oleh tim ahli untuk
mempermudah guru juga siswa dalam melaksanakan pembelajaran.
• Kemendikbud memberikan bantuan kuota internet untuk
memperlancar kegiatan belajar mengajar bagi guru, siswa, mahasiswa
dan dosen.
• Perlu adanya adaptasi proses pembelajaran di masa pandemi. Pendidik
dituntut memberikan pengajaran yang efektif dan sesuai bagi peserta
didik. Kreativitas guru atau dosen dalam menyampaikan materi
pembelajaran menentukan kesukseksan dalam pembelajaran daring.
• Peran aktif dan motivasi dari orang tua dalam membimbing dan
mengawasi anaknya di rumah perlu ditingkatkan.

B. Saran
Adapun saran-saran dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Dalam usaha pemerataan pendidikan, diperlukan pengawasan yang serius
oleh pemerintah. Pengawasan tidak hanya dalam bidang anggaran
pendidikan, tetapi juga dalam bidang mutu, sarana dan prasarana
pendidikan. Selain itu, perluasan kesempatan belajar pada jenjang
pendidikan tinggi merupakan kebijaksanaan yang penting dalam usaha
pemerataan pendidikan.
2. Perlu adanya perbaikan kurikulum, serta lebih adaptif terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kebutuhan
masyarakat pada saat ini.
3. Perlunya ditingkatkan kualitas pendidik dalam usaha peningkatan mutu
pendidikan. Hal ini dapat dilakukan dengan meggunakan metoda baru
dalam pelaksanaan pembelajaran.
4. Pelaksanaan program belajar dan mengajar dengan inovasi baru perlu
diterapkan. Hal ini dilakukan karena cara dan sistem pengajaran lama tidak
dapat diterapkan lagi.
5. Sistem pendidikan Indonesia dapat berjalan dengan lancar jika kerja sama
antara unsur-unsur pendidikan berlangsung secara harmonis. Pengawasan
yang dilakukan pemerintah dan pihak-pihak pendidikan terhadap masalah
anggaran pendidikan akan dapat menekan jumlah korupsi dana di dalam
dunia pendidikan.
6. Peningkatan mutu pendidikan akan dapat terlaksana jika kemampuan dan
profesionalisme pendidik dapat ditingkatkan.
7. DPR RI melalui peran pengawasannya harus terus mengingatkan
pemerintah agar bisa benar-benar mengelola permasalahan seputar
pandemi Covid-19 ini tanpa mengesampingkan berbagai pemangku
kepentingan. Peran siswa, guru, orang tua, masyarakat, dan pemerintah
daerah sangat penting dalam menjaga kelangsungan pendidikan nasional.
Melihat pentingnya peran pemerintah dalam mengoordinasikan berbagai
pihak, DPR harus memastikan bahwa peran tersebut dilaksanakan dengan
benar-benar mendengarkan berbagai masukan. Sudah saatnya
bersamasama dipikirkan peta jalan pendidikan untuk 10–15 tahun ke
depan karena pandemi ini menuntut agar sebagai negara kita harus siap
menghadapi perubahan (Indahri, 2020).
DAFTAR PUSTAKA

Abdila, Reynas. 2020. Ragam Upaya Pemerintah Tingkatkan Kualitas


Pembelajaran Jarak Jauh. (Online),
(https://www.tribunnews.com/pendidikan/2020/09/04/ragam-upaya-
pemerintah-tingkatkan-kualitas-pembelajaran-jarak-jauh, diakses tanggal
16 Januari 2022).

Edutainer Nusantara. 2021. Kondisi Pendidikan Di Indonesia Selama Pandemi


Covid-19. (Online), (https://enfindonesia.id/2021/02/09/kondisi-
pendidikan-di-indonesia-selama-pandemi/, diakses tanggal 15 Januari
2022).

Elisa, Irukawa. 2020. 6 Masalah Pendidikan di Indonesia dan Analisisnya.


(Online), (https://penerbitbukudeepublish.com/masalah-pendidikan-di-
indonesia/, diakses tanggal 16 janurai 2022).

Fauzi, Muhammad. 2020. Strategi Pembelajaran Masa Pandemi Covid-19.


(Online),
(https://ejournal.stital.ac.id/index.php/alibrah/article/download/104/88/,
diakses tanggal 16 Januari 2022).

Indahri, Yulia. 2020. Permasalahan Pembelajaran Jarak Jauh di Era Pandemi.


(Online), (http://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info%20Singkat-
XII-12-II-P3DI-Juni-2020-201.pdf, diakses tanggal 5 Januari 2022).

Khoerunnisa, Rani Oktavia. 2015. Makalah Permasalahan Pendidikan di


Indonesia. (Online),
(https://www.academia.edu/19809524/Permasalahan_Pendidikan , diakses
tanggal 9 Januari 2022).
Nafrin, Irinna Aulia dkk. 2021. Perkembangan Pendidikan Indonesia di Masa
Pandemi Covid-19. (Online),
(https://www.researchgate.net/publication/351212980_Perkembangan_Pen
didikan_Indonesia_di_Masa_Pandemi_Covid-19, diakses tanggal 15
Januari 2022).

Saleh, Ahmad Muzawir. Tanpa tahun. Problematika Kebijakan Pendidikan Di


Tengah Pandemi Dan Dampaknya Terhadap Proses Pembelajaran Di
Indonesia. (Online), (https://osf.io/pg8ef/download, diakses tanggal 15
Januari 2022).

Setiawan, Lingga Dwi. 2020. Permasalahan Pendidikan Indonesia di Tengah


Pandemi Covid-19. (Online), (http://research-
report.umm.ac.id/index.php/SENASBASA/article/view/3705, diakses
tanggal 9 Januari 2022).

Sulistiyaningsih, Emy. 2020. Kebijakan Kemendikbud di Masa Pandemi.


(Online), (https://lpmpkaltara.kemdikbud.go.id/2020/09/04/kebijakan-
kemendikbud-di-masa-pandemi/, diakses tanggal 5 Januari 2022).

Anda mungkin juga menyukai