Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

DAMPAK PENDIDIKAN AKIBAT


PEMBELAJARAN DARING PADA MASA PANDEMI
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


Alhamdullilah puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-
Nya kepada penyusun, sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik meskipun
banyak kekurangan di dalamya. Penyusun berharap makalah ini dapat berguna dalam
rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai dampak dari pembelajaran
daring akibat wabah Pandemi Covid-19 yang menyebar keseluruh dunia termasuk ke
Indonesia. Makalah ini dibuat berdasarkan refernsi yang penyusun temukan dari berbagai
sumber-sumber yang ada.
Dalam makalah ini menjelaskan tentang dampak pembelajaran daring serta
kelebihan dan kelemahan pembelajaran daring terhadap guru dan siswa. Faktor penting
pemaparan dalam makalah ini ditekankan pada dampak dari pembelajaran dari yang mulai
dilaksanakan untuk mencegah penyebaran Pandemi Covid-19. Selain itu makalah ini
dibuat untuk memenuhi tugas yang telah diberikan guru kepada penyusun.
Demikian sedikit pengantar dari penyusun, semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi yang membacanya. Terima kasih penyusun ucapkan kepada semua pihak yang telah
membantu penyusun dalam pembuatan makalah ini, dan penyusun berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan makalah-makalah yang akan penyusun buat di masa yang
akan mendatang. 
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh   

Bengkulu, Meret 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................................ 2
E. Manfaat ...................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan ................................................................................ 3
B. Pendidikan di Masa Pandemi Covid-19 ..................................................... 3
C. Pembelajaran Daring .................................................................................. 3
D. Dampak Pendidikan Akibat Pembelajaran Daring Pada Masa Pandemi
Covid-19 ..................................................................................................... 5
1. Problematika Pembelajaran Daring .................................................... 5
2. Alternatif Solusi dalam Pembelajaran Daring .................................... 7
E. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Daring ..................................... 9
1. Kelebihan Pembelajaran Daring ......................................................... 9
2. Kekurangan Pembelajaran Daring ...................................................... 10

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ................................................................................................ 12
B. Saran ........................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasa ini ancaman wabah virus Corona tengah dihadapi bangsa Indonesia,
permasalahan besar sedang dihadapi bangsa ini sebagai musibah nasional. Pandemi
Corona virus atau biasa disebut dengan Covid-19 merupakan virus yang pertama kali
di temukan di Wuhan, Hubei, Cina mulai dari akhir tahun 2019 hingga saat ini tahun
2020 dan telah mewabah keseluruh penjuru dunia salah satunya di Indonesia. Sejak
pertama kali ditemukan kasus positif Covid-19 pada senin 2 Maret 2020 yang
langsung diumumkan oleh Presiden Joko Widodo. Berbagai kebijakan pemerintah
diambil guna mencegah penyebaran mata rantai virus Corona atau Covid-19. Berbagai
kebijakan yang diambil antara lain seperti, anjuran sosial distancing, physical
distancing, memakai masker, anjuran mencuci tangan 2 dengan sabun, dan pola hidup
sehat . Selain itu beberapa daerah mengambil kebijakan untuk meliburkan siswa dari
tingkat TK sampai dengan Perguruan Tinggi guna mencegah penyebaran mata rantai
virus Corona atau Covid-19. Kementrian Pendidikan dan kebudayaan (Kemendikbud)
menerbitkan surat edaran Nomor 2 Tahun 2020 tentang pencegahan Covid-19
dilingkungan Kemendikbud dan Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020 tentang
Pencegahan Covid-19 Pada satuan Pendidikan. Himbauan dari Pemerintah sesuai
dengan protokol kesehatan tentang prosedur pencegahan penyebaran virus Covid-19
semua kegiatan sekolah harus ditiadakan dan anak-anak belajar dari rumah dan semua
guru harus bekerja dari rumah. Dengan penerapan Work From Home (WFH) maka
semua pihak harus mematuhi aturan yang diberikan. Dengan adanya himbauan ini,
guru agar tetap memantau dan memberikan kegiatan kepada murid melalui
pembelajaran dalam jaringan (daring). Sebuah tantangan baru bagi guru, yang selama
ini belum pernah menggunakan penerapan pembelajaran dalan jaringan untuk kegiatan
belajar mengajar.
Dengan adanya WFH diharapkan guru tetap bisa memantau perkembangan dan
kegiatan anak di rumah, dan terus berinteraksi dengan anak dan orang tua.
Berdasarkan permasalahan diatas, maka setiap lembaga sekolah dituntut untuk
berinovasi dalam kegiatan belajar mengajar tanpa melakukan tatap muka terhadap
peserta didiknya. Situasi pandemi saat ini adalah suatu hal yang sangat fenomena yang
sebelumnya tak pernah di bayangkan oleh dunia pendidikan yang harus berhenti total
dalam kegiatan di sekolah. Diberlakukannya libur sekolah dimasa pandemi virus
Covid-19 mulai dari jenjang PAUD sampai Perguruan Tinggi maka setiap satuan
pendidikan menerapkan pembelajaran jarak jauh demi menjaga dan memutus mata
rantai penyebaran virus Covid-19. Semua kebiasaan berubah, begitu juga dengan
pembelajaran-pembelajaran yang harus diterapkan dan tentunya harus tetap berjalan
agar anak-anak sekolah tetap bisa belajar dan meningkatkan kemampuan
akademiknya. Semua anak yang bersekolah punya hak yang sama untuk tetap
menerima kegiatan-kegiatan pembelajaran yang diberikan oleh guru. Berdasarkan hal
tersebut maka makalah ini mengangkat judul tentang “Dampak Pendidikan Akibat
Pembelajaran Daring Pada Masa Pandemi”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam makalah
sebagai berikut:
1. Apa pengertian pendidikan?
2. Bagaimana pendidikan di masa pandemi Covid-19?
3. Bagaimana Pembelajaran daring?
4. Apa dampak pendidikan akibat pembelajaran daring pada masa Pandemi Covid-19?
5. Apa kelebihan dan kekurangan pembelajaran daring?

C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini, sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian pendidikan.
2. Mengetahui pendidikan di masa pandemi Covid-19.
3. Mengetahui pembelajaran daring.
4. Memahami dampak pendidikan akibat pembelajaran daring pada masa Pandemi
Covid-19.
5. Mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajaran daring.

E. Manfaat
Manfaat dalam makalah ini memungkinkan dapat menjadi referensi untuk
pembuatan tugas selanjutnya dan bisa menjadi masukan bagi persiapan pembelajaran
daring yang akan diterapkan dari berbagai problema baik itu dari segi kelebihan dan
kekurangan dalam pembelajaran daring itu sendiri, sehingga dapat diminimalisir dan
penerapannya tidak membeban pihak-pihak yang terlibat dalam pembelajaran daring
tersebut seperti pihak pengajar, pihak peserta didik, pihak orang tuan dan lain
sebagainya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan
Secara sederhana, pendidikan adalah sarana yang dapat membebaskan
seseorang dari kebodohan dan hal-hal yang ditimbulkan dari kebodohan tersebut,
seperti kemiskinan, keterbelengguan, gampang ditipu, pola pikir sempit dan
sebagainya. Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin tinggi juga
pengetahuannya, semakin tinggi pengetahuan semakin berpeluang untuk mendapatkan
karir, pekerjaan, kedudukan yang lebih baik di kehidupannya.
Pengertian Pendidikan secara umum adalah proses pengajaran suatu
pengetahuan, keterampilan atau kebiasaan dari satu generasi ke generasi lain dibawah
bimbingan seseorang secara langsung atau secara otodidak (belajar sendiri).
Pendidikan adalah proses pembelajaran bagi peserta didik agar dapat mengetahui,
mengevaluasi dan menerapkan setiap ilmu yang didapat dari pembelajaran di kelas
atau pengalaman-pengalaman yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Secara
etimologi pendidikan berasal dari bahasa latin ducare yang artinya memimpin,
menuntun atau mengarahkan, sedangkan e berarti “keluar” maksudnya dari dalam ke
luar atau dari sedikit menjadi banyak. Pendidikan menuntun seseorang keluar dari
ketidaktahuan tentang sesuatu menjadi tahu. Secara khusus proses pendidikan terjadi
di ruang kelas atau suasana pembelajaran formal (sd-perkuliahan). Namun, secara
umum pendidikan dilakukan dimana saja, baik melalui pembelajaran online, home-
schooling, otodidak, pembelajaran tatap muka atau pengalaman pribadi.

B. Pendidikan di Masa Pandemi Covid-19


Dunia pendidikan terdampak imbas sangat besar di masa pendemi ini, sekolah
tatap muka langsung belum dibolehkan, karena kita harus turut memutus wabah mata
rantai virus covid19, jangan sampai terkena pada generasi penerus bangsa. Banyak
tantangan yang harus dihadapi dalam pendidikan di masa pandemi ini. Guru dituntut
untuk berfikir kreatif dan inovatif dalam memberikan pembelajaran secara daring,
sehingga anak anak tidak jenuh dalam menerima pembelajaran tersebut, bagaimana
tingkat pemahaman anak atas materi materi yang telah diberikan secara daring,
melalui dialog interaktif antara guru dan anak, menimbulkan tingkat pemahanan anak
atas materi yang baik. Anak dituntut untuk selalu mengikuti daring dan menyelesaikan
tugas-tugas yang diberikan dalam pembelajaran tersebut secara tuntas. Anak harus
belajar secara virtual, di mana dialog interaktif antara guru dan anak tidak semudah
kalau secara tatap muka. Tingkat pemahaman anak atas materi yang diberikan tentulah
berbeda beda, banyak yang tingkat pemahaman kurang, karena ketidaksungguhan
dalam proses pembelajaran. Ada dan tidak adanya orangtua tau lainnya  yang
melakukan pendampingan. Di samping itu fasilitas anak yang dimiliki dari berbeda
beda seperti Jenis handphone, jenis laptop, provider yang digunakan dan jumlah kuota
yang dimiliki. Orangtua di saat pembelajaran daring sangat diperlukan oleh anak,
terutama pada anak-anak tingkat SD, orang tua dituntut untuk dapat menjelaskan apa
yang dijelaskan oleh pengajar, dan dapat membantu mengerjakan tugas pekerjaan
rumah anak-anak. Peran penting orangtua lainnya yang sangat penting memberikan
fasilitas seperti handphone, laptop, internet, kuota dan bahan-bahan untuk
mengerjakan pekerjaan rumah. Hal ini memicu kesenjangan karena di saat pandemic
ini banyak sekali pemutusan hubungan kerja di kalangan buruh, pemotongan gaji
karena dampak pandemi dan berkurangnya penghasilan bagi pelaku UMKM.
Jangankan untuk memberikan fasilitas pendidikan, untuk makan saja sulit. Dengan
demikian, ketika anak tidak bisa mengikuti pembelajaran, sehingga menimbulkan
keputusaasaan dan menimbulkan putus sekolah.
Peran Pemerintah sangat penting dalam memberikan kualitas pendidikan
kepada anak bangsa, karena pendidikan adalah kunci dari kenberhasilan sumber daya
manusia suatu Negara. Di tangan anak-anaklah ke depannya kita bisa menjadi
maju.Peran Pemerintah di sini, bagaimana dapat memberikan handphone ataupun
laptop kepada anak-anak yang orangtuanya kurang mampu, memberikan kuota kepada
anak-anak sekolah dan memberikan dana lebih untuk kebutuhan pokok sehari-hari atas
keluarga yang kurang mampu akibat dirumahkan, pemutusan hubungan kerja, pelaku
UMKM yang mengalami keterpurukan dan saat ini pun nelayan bersedih karena harga
ikan menuun, sementara tangkapan ikan pun menurun. Dalam memberikan dana
tersebut, Pemerinah haruslah selektif, agar dana-dana tersebut dapat tepat sasaran dan
efektif sampai kepada yang memang benar-benar memerlukan. Di samping itu,
Pemerintah berperan dalam memberikan pelatihan kepada tenaga pendidik yang ada
serta merekrut tenaga tenaga pendidik yang berkualitas. Tidak kalah penting
Pemerintah memberikan fasilitas media pembelajaran untuk tenaga pendidik, sehingga
walau di masa pandemi tetap menghasilkan pendidikan yang berkualitas, tercipta
generasi unggul penerus bangsa.

C. Pembelajaran Daring
Sebagai salah satu upaya mencegah pandemi Covid-19, pemerintah
mengeluarkan kebijakan agar setiap sekolah meminta peserta didiknya untuk belajar di
rumah. Sistem pembelajaran daring merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka
secara langsung antara guru dan peserta didik, tetapi dilakukan melalui online yang
menggunakan jaringan internet. Guru harus memastikan kegiatan belajar mengajar
tetap berjalan, meskipun peserta didik berada di rumah. Maka, solusinya guru dituntut
dapat mendesain media pembelajaran sebagai inovasi dengan memanfaatkan media
daring (online).
Hal ini sesuai dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
terkait Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan
dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19). Sistem
pembelajaran dilaksanakan melalui perangkat personal computer (PC) atau laptop
yang terhubung dengan koneksi jaringan internet. Guru dapat melakukan pembelajaran
bersama di waktu yang sama menggunakan grup di media sosial, seperti Whatsapp
(WA), telegram, instagram, aplikasi zoom maupun media lainnya sebagai media
pembelajaran. Dengan demikian, guru dapat memastikan siswa mengikuti
pembelajaran dalam waktu yang bersamaan meskipun di tempat yang berbeda. Tetapi
hal tersebut tidak berlaku bagi beberapa sekolah di tiap-tiap daerah. Sekolah-sekolah
tersebut tidak siap dengan sistem pembelajaran daring dimana membutuhkan media
pembelajaran seperti handphone, laptop atau komputer. Semua sektor merasakan
dampak Covid-19, dunia pendidikan salah satunya. Dilihat dari kejadian sekitar yang
sedang terjadi baik peserta didik maupun orangtua peserta didik yang tidak memiliki
handphone untuk menunjang kegiatan pembelajaran daring ini merasa kebingungan,
sehingga pihak sekolah ikut mencari solusi untuk mengantisipasi hal tersebut.

D. Dampak Pendidikan Akibat Pembelajaran Daring Pada Masa Pandemi Covid-19


1. Problematika Pembelajaran Daring
Proses pembelajaran daring sebenarnya tidak mudah diberlakukan. Dalam
proses pelaksanaannya, banyak keterbatasan dan permasalahan yang terjadi di
lapangan. Menurut pengamatan dan refleksi penulis dari berbagai sumber, ada
beberapa kendala dalam melaksanakan pembelajaran daring di Indonesia.
Pertama, masih banyak guru yang mempunyai keterbatasan dari sisi akses
maupun pemanfaatan gawai yang dimiliki. Tidak semua guru punya kemampuan
untuk mengoperasikan dan memanfaatkan gawai canggihnya. Bagi guru yang
melek teknologi, tentu hal ini tidak menjadi masalah. Sebaliknya, bagi guru yang
masih gagap teknologi, hal ini menjadi masalah. Padahal, pembelajaran daring
memerlukan kreativitas dalam proses pembelajarannya. Kreativitas ini tidak
hanya dari sisi pembuatan konten materi yang menarik, tetapi juga kreativitas
dalam memanfaatkan kelebihan media daring yang digunakan. Artinya, guru
harus pintar mengkreasi materi pelajaran agar mudah dipahami oleh siswa dengan
memanfaatkan media daring yang ada.
Kedua, kemandirian belajar siswa di rumah tidak dapat sepenuhnya dapat
terlaksana dengan baik. Kemandirian belajar menjadi tuntutan yang harus
dipenuhi dalam pembelajaran daring. Keterbatasan untuk bertatap muka langsung
dengan guru, membuat siswa harus mandiri dalam memahami materi dan
mengerjakan tugas yang ada. Siswa harus memahami dengan baik materi yang
disajikan. Kemudian, menyelesaikan tugas yang diberikan guru termasuk juga
melaporkannya. Dalam memahami materi dan mengerjakan tugas tersebut, tentu
proses aktivitas belajar siswa tidak semulus dan semudah yang dibayangkan.
Ketidakpahaman atau miskonsepsi suatu materi mungkin saja terjadi. Apalagi jika
materi yang diberikan, butuh penjelasan yang lebih detail dan mendalam. Atau
siswa tidak memahami materi yang disajikan dan harus segera memperoleh
penjelasan dari guru. Tentu, pembelajaran daring tidak dapat segera mengatasi
permasalahan tersebut. Oleh karenanya, pendampingan dari orang tua diperlukan
dalam proses pembelajaran daring. Meskipun hal ini tidak mudah, karena
orangtua siswa juga harus dapat berperan selayaknya seorang guru pengampu
materi pelajaran. Jika orang tua dapat berperan dengan baik dalam mendampingi
anaknya, permasalahan tersebut dapat terselesaikan. Namun sebaliknya, jika
orangtua juga mempunyai keterbatasan (misalnya, gagap teknologi/gaptek, latar
belakang pendidikan rendah), permasalahan yang muncul akan memberikan
masalah yang baru lainnya.
Ketiga, tugas dan pekerjaan rumah yang diberikan guru membebani siswa.
Pembelajaran daring selayaknya tidak membebani siswa dalam belajar. Siswa
harusnya mempunyai kebebasan dalam aktivitas belajarnya. Tidak tertekan
dengan banyaknya tugas dan waktu penugasan yang pendek. Termasuk juga
dikejar-kejar dengan deadline pengumpulan tugas yang diberikan oleh guru.
Artinya, materi dan jenis penugasan selayaknya diberikan waktu yang bijak dan
sebisa mungkin terkait dengan kesadaran bahaya wabah Covid-19.
Keempat, tidak semua siswa mempunyai gawai (handphone). Gawai
merupakan alat utama yang digunakan untuk pembelajaran daring. Tetapi, tidak
semua siswa mempunyai alat komunikasi ini. Mungkin, bisa saja gawai menjadi
barang mewah bagi siswa dari kalangan ekonomi tidak mampu. Akibatnya, siswa
tidak punya fasilitas pembelajaran daring.
Kelima, pembelajaan daring terkendala dengan signal internet yang tidak
stabil dan pulsa (kuota data) yang mahal. Kita tahu, bahwa Indonesia mempunyai
kondisi geografis yang beragam. Keragaman kondisi letak geografis rumah siswa
yang beragam menjadi masalah terutama terkait kestabilan signal internet. Rumah
siswa ada yang di dataran rendah, seperti dataran biasa dan tepi laut. Ada juga
siswa yang tinggal di dataran tinggi, seperti di pegunungan atau lereng gunung.
Ada yang tinggal di kota. Dan, ada pula siswa yang tinggal di desa. Kestabilan
signal internet diperlukan agar dalam proses pembelajaran tidak terganggu
sehingga siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Akan tetapi tidak
hanya signal, pulsa (kuota data) internet juga harus cukup tersedia. Padahal
pembelian pulsa (kuota) data memerlukan biaya yang tidak murah.
Pembelajaran daring memang menjadi dilema bagi guru dan siswa. Di satu
sisi, proses pembelajaran harus berjalan. Dan, di sisi lain, pelbagai problematika
mengiringi proses pelaksanaannya. Song, dkk. (2004) menyatakan bahwa
kesulitan-kesulitan (problems) yang muncul dalam pembelajaran daring adalah
suatu tantangan (challenge).Oleh karena itu, seluruh stakeholders seperti
pemangku kebijakan (Kemendikbud), kepala sekolah, guru, orangtua, dan siswa
harus saling bekerja sama untuk mensuksekan pelaksanaan pembelajaran daring.
Alternatif solusi untuk mengatasi tersebut harus diberikan dan disepakati untuk
dilaksanakan secara bersama-sama.
2. Alternatif Solusi dalam Pembelajaran Daring
Pembelajaran daring dalam masa pandemi Covid-19 seperti saat ini adalah
suatu keniscayaan. Dengan dalih untuk mengurangi kerumuman massa dan
menegakkan aturan menjaga jarak sosial (social distancing), pembelajaran daring
menjadi pilihan. Problematika yang muncul dalam pelaksanaannya seperti yang
disebutkan di depan tentu tidak boleh dibiarkan terus berlanjut. Perlu langkah-
langkah strategis dan bijak yang diambil oleh seluruh stakeholders untuk
melaksanakan kebijakan ini.
Pertama, guru perlu belajar untuk terus mengasah kemampuan dan
kreativitasnya dalam menyajikan konten pelajaran yang bermutu dan memikat
daya tarik serta memberikan pemahaman bagi siswa. Tidak harus dengan membeli
buku atau kursus dengan biaya yang mahal, guru dapat belajar dari konten-konten
menarik yang disajikan dan bertebaran di media daring,
seperti youtube,  grup facebook, grup WhatsApp, atau media yang lain tentang
bagaimana mengkreasi konten materi pelajaran dan memanfaatkan media daring
dalam pembelajaran. Saat ini, Kemendikbud juga sudah meluncurkan
suatu platform Guru Berbagi di mana guru-guru di Indonesia dapat saling berbagi
pengalaman tentang perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran daring.
Kedua, pekerjaan rumah dan penugasan sebisa mungkin tidak membebani
siswa sehingga tidak mengganggu kesehatan fisik dan psikis siswa. Perlu dicatat,
bahwa siswa kita tidak hanya mengerjakan satu tugas dari satu mata pelajaran,
tetapi juga banyak mengerjakan pekerjaan rumah dan penugasan mata pelajaran
yang lain. Jangan sampai di masa pandemik ini, siswa dibuat tertekan dan
kelelahan akibat banyak mengerjakan tugas yang diberikan gurunya. Sehingga
berdampak negatif pada kondisi fisik dan psikisnya. Maka dari itu, pihak kepala
sekolah selayaknya dapat berperan untuk memonitor dan mengevaluasi tugas guru
selama pelaksanaan pembelajaran daring untuk tidak membebani siswa dengan
tugas yang berlebihan.
Ketiga, orangtua harus mengalokasikan kesediaan waktu untuk
mendampingi putra-putrinya selama belajar di rumah. Keterbatasan yang ada,
misalnya ketidakpahaman materi pelajaran yang ditanyakan oleh putra-putrinya,
seharusnya tidak menjadi masalah. Orangtua dapat membuka dan mempelajari
kembali materi yang “mungkin” dulu pernah dipelajarinya menggunakan fasilitas
lewat portal tertentu yang menyediakan konten pelajaran terkait misalnya, atau
media yang lain. Pendampingan orangtua pada putra-putrinya sangat diperlukan,
agar mereka dapat lebih termotivasi dalam belajar sekaligus merasa diperhatikan
oleh orangtuanya.
Keempat, siswa yang tidak bisa mengikuti pembelajaran daring karena
tidak punya gawai atau signal yang tidak stabil, perlu solusi yang bijak agar
mempunyai hak yang sama untuk belajar seperti teman-temannya yang lain
dengan kekhususan. Pihak sekolah atau guru dapat memberikan akses fasilitas
misalnya dengan memberikan/meminjamkan gawai atau media yang lain dari
sekolah (jika tersedia dan jumlahnya mencukupi), atau mendatangi rumah mereka
sekali tempo waktu dengan memberikan buku aktivitas terkait materi pelajaran
yang ada di sekolah, atau usaha lainnya yang dapat memberikan fasilitas belajar
bagi siswa. Sebenarnya hal ini sudah diantisipasi dalam SE Mendikbud yang
disebutkan di atas, bahwa guru dapat memberikan aktivitas dan tugas
pembelajaran belajar dari rumah yang bervariasi sesuai dengan minat dan kondisi
masing-masing siswa.
Kelima, bagi siswa yang terkendala dengan pulsa (kuota) data yang mahal,
maka pihak sekolah dapat memfasilitasinya dengan skema pemberian pulsa dari
dana subsidi tertentu. Untuk pembelajaran daring di masa wabah Covid-19 ini,
sebenarnya Mendikbud Nadiem Makarim sudah memberikan opsi kepada sekolah
membelajakan dana BOS (bantuan operasional sekolah) untuk keperluan
pembelian pulsa kuota internet bagi guru dan siswa. Dalam pelaksanaannya nanti,
akan diperkuat dengan Permendikbud yang mengatur tentang pemanfaatan dana
BOS tersebut.
Pelbagai alternatif di atas selayaknya bisa dijadikan inspirasi dan masukan
berharga untuk kita semua, terutama sekolah, guru, orangtua dan pemangku
kebijakan. Dilema yang terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran daring tidak terus
menurus menjadi hambatan untuk mensukseskan kebijakan belajar dari rumah.
Tugas guru untuk mencerdaskan siswa-siswa tetap ditunaikan meski tidak dapat
bersua secara langsung. Dengan demikian, siswa-siswa di Indonesia tetap
memperoleh haknya untuk belajar dan mengasah kemampuan dalam berpikir,
bertutur, dan bertindak di tengah adanya pendemi Covid-19 ini. Semoga pandemi
ini cepat berakhir dan berlalu. Dan, kita diberikan kesehatan lahir dan batin.

E. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Daring


1. Kelebihan Pembelajaran Daring
a. Pembelajaran online bisa mengasah skill guru. 
b. Menunjukkan kemampuan guru dalam memanfaatkan media teknologi.
c. Menyajikan pembelajaran yang terencana dan efektif.
d. Mampu menyatukan persepsi dan konsentrasi anak didik yang saling 
berjauhan
e. Menyampaikan pesan untuk menjadi anak yang tangguh mengingat dalam
kondisi dimana masyarakat sedang diuji secara fisik dan mental akibat
penyebaran Covid-19.
f. Mendorong kolaborasi antara orang tua dan pihak sekolah.
g. Waktu dan tempat lebih efektif. Siswa bisa langsung mengikuti proses belajar
dari rumah.
h. Siswa tidak bergantung pada guru, mereka juga bisa belajar melakukan riset
sendiri melalui internet.
i. Siswa dilatih untuk lebih menguasai teknologi informasi yang terus
berkembang.
j. Menumbuhkan kesadaran pada siswa bahwa gawai bisa digunakan untuk hal-
hal yang lebih produktif dan mencerdaskan, tidak hanya untuk bermain sosial
media dan game.
2. Kekurangan Pembelajaran Daring
a. Seorang guru tidak boleh stres saat mengajar online. Usahakan hati dan
pikiran harus bahagia. 
b. Buatlah pembelajaran daring have fun, dimana guru membagi siswa menjadi
kelompok belajar. Tujuan dari pembentukan kelompok ini, tak lain agar
belajar-mengajar berjalan lancar. Guru lebih mudah menghandle siswanya.
c. Seringlah sharing bersama guru lainnya untuk mendapatkan pengalaman dan
ide segar dalam pembelajaran daring nantinya. 
d. Menghindari rasa jenuh dan bosan siswa, guru bisa menkombinasi model
pembelajaran, yaitu sesekali melakukan home visit. Di beberapa daerah yang
tidak masuk dalam zona merah,dengan melakukan kunjungan ke rumah siswa
bertahap bisa memupuk kedekatan dengan siswa. 
e. Tidak semua siswa dibekali dengan gawai pribadi. Banyak dari mereka yang
masih memakai perangkat milik orang tuanya untuk pembelajaran daring.
Sedangkan orang tuanya bekerja dari pagi hingga sore. Ini mengakibatkan
siswa tidak dapat mengikuti pembelajaran daring.
f. Metode pembelajaran daring yang bersifat satu arah membuat kurangnya
interaksi antara guru dan siswa, sehingga guru kesulitan mengontrol
siswanya.
g. Tingkat pemahaman yang berbeda-beda, tergantung kepada kemampuan si
siswa membuat ada saja yang tertinggal dalam memahami materi yang
diberikan. 
h. Kurangnya pengawasan dalam melakukan pembelajaran secara daring
membuat siswa kadang kehilangan fokus. Dengan adanya kemudahan akses,
beberapa siswa cenderung menunda-nunda waktu belajar. Perlu kesadaran
diri sendiri agar proses pembelajaran daring menjadi terarah dan mencapai
tujuan. 
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dunia pendidikan terdampak imbas sangat besar di masa pendemi ini, sekolah
tatap muka langsung belum dibolehkan, karena kita harus turut memutus wabah mata
rantai virus covid19, jangan sampai terkena pada generasi penerus bangsa. Banyak
tantangan yang harus dihadapi dalam pendidikan di masa pandemi ini. Sehingga peran
guru atau pihak sekolah, peran anak didik, peran orangtua dan peran pemerintah
mengatasi dampak dari pembelajaran daring ini sangat dibutuhkan. Salah satu faktor
yang menjadi terhambatnya pembelajaran daring ini adalah jaringan internet dan
device untuk melaksanakan pembelajaran daring tersebut, sehingga beberapa anak
tidak dapat mengikuti pembelajaran yang bisa berdampak pada nilai dan
perkembangan pendidikan anak tersebut. Dampak yang lebih spesifik dari
pembelajaran daring adalah pemahaman anak terhadap beban pikiran dan
pembelajaran yang memaksa mereka untuk belajar secara aktif dan kreatif yang
efeknya dapat membawa pada tekanan psikis dan mental anak didik tersebut dan
mengakibatkan stress atau anak acuh tak acuh terhadap pembelajaran yang
dilaksanakan karena kurangnya pemahaman terhadap pengertian yang mereka
butuhkan dari suatu pelajaran yang diberikan.

B. Saran
Pembelajaran daring hendaknya dilakukan setelah persiapan terhadap
pendataan anak didik atau pun peserta didik yang memang telah siap atau belum siap
terhadap pembelajaran daring tersebut. Salah satu contoh misalnya terhadap jaringan
internet atau kuota untuk melaksanakan pembelajaran daring tersebut ataupun
kesiapan anak terhadap device yang mereka miliki apakah dapat mendukung untuk
pelaksanaan daring tersebut. Disisi lain peran guru dalam memberikan pemahaman
dan suport terhadap peserta didik juga sangat diperlukan sehingga dapat memperkecil
dampak yang bisa menganggu dari aktivitas pembelajaran daring.
DAFTAR PUSTAKA

https://dpk.bantenprov.go.id/Layanan/topic/282

https://bernasnews.com/dilema-pembelajaran-dalam-jaringan-daring-pada-masa-pandemi-
covid-19/

https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-tegal/baca-artikel/13469/Pendidikan-di-Masa-
Pandemi.html

https://www.malicaahmad.com/2020/10/Kelebihan-kekurangan-pembelajaran-daring.html

http://repository.iainpurwokerto.ac.id/8617/1/Cover_Bab%20I_Bab%20V_Daftar
%20Pustaka.pdf

https://salamadian.com/pengertian-pendidikan/

https://www.tribunnews.com/tribunners/2020/11/09/efektivitas-pembelajaran-daring-
dalam-jaringan-di-masa-pandemi-covid-19?page=3

Anda mungkin juga menyukai