Anda di halaman 1dari 4

1. Ade fitri (K.

6) (Nadiya)
Pertanyaan
Bisa kan anda jelaskan bagaimana konsep mencari fakta tentang bumi itu datar atau bulat
dalam penerapan TEORI DAN GENERALISASI KONSEP-KONSEP?
Jawaban
Pada awal peradaban Yunani Kuno, banyak juga sebenarnya pemikir-pemikir yang sudah
mulai rasional, tapi masih berkesimpulan bahwa bumi itu datar. Misalnya, Thales
berpendapat bahwa bumi berbentuk datar dan mengambang di air. Bumi ibarat kayu yang
mengambang di tengah lautan. Anaximander meyakini bahwa bumi berbentuk silinder
pendek dengan permukaan datar dan mengambang di udara. Anaximenes percaya bahwa
benda-benda langit berbentuk datar, dan kemungkinan besar dia juga berpikir bumi berbentuk
datar.
Tetapi, yang membedakan argumen para pemikir di Yunani Kuno dengan sebelum-
sebelumnya adalah, mereka sudah mulai berargumen berdasarkan pengamatan yang mereka
lakukan, meskipun belum sempurna. Dengan kultur semacam itu, lahirlah tokoh seperti
Aristoteles. Pada 340 tahun sebelum masehi, beliau dipercaya menjadi orang pertama yang
menulis pendapat tersebut dalam bukunya On the Heavens.
1. Dia menyadari bahwa gerhana bulan disebabkan oleh Bumi yang berada diantara
Bulan dan Matahari. Bayangan Bumi pada permukaan Bulan selalu bundar. Hal ini
hanya mungkin bila Bumi bulat. Apabila Bumi datar, maka bayangannya lonjong dan
hanya bulat apabila Bulan berada di atas ubun-ubun.
2. Dari perjalanan yang pernah dilakukan dilakukan, orang-orang Yunani mengetahui
bahwa Bintang Utara tampak lebih rendah di langit bila pengamat berada lebih ke
selatan (karena terletak di atas kutub Utara). Bintang Utara berada tepat di atas ubun-
ubun seorang pengamat di Kutub Utara, dan di atas horizon bila ia di khatulistiwa).
Hal ini hanya mungkin bila Bumi bulat.
3. Kapal yang muncul dan tenggelam di horizon (batas terjauh yang bisa teramati).
Apabila ada kapal yang berlayar menjauhi kita, maka badan kapal tersebut akan
tenggelam terlebih dahulu di horizon. Begitu pula sebaliknya, bagian atas kapal akan
terlihat terlebih dahulu di horizon apabila mendekati kita.
Dari bukti-bukti tersebut, teori pertama yang menyatakan bahwa bumi itu bulat disampaikan
oleh Aristoteles. Gagasan Aristoteles tersebut disepakati oleh filsuf-filsuf setelahnya seperti
Eratosthenes, Euclid, Aristarchus, dan Archimedes.

2. Peni( kel.8) (veny)


Pertanyaan :
Dalam makalah kalian menjelaskan tebtang metode ilmiah dalam ilmu pengetahuan yang
ingin saya tanyakan apakah mengapa metode ilmiah sangat penting dalam perkembangan
ilmu pengetahuan dan apakah metode ilmiah merupakan metide terbaik untuk mendapatkan
pengetahuan baru?
Jawaban : veny
Karena metode ilmiah merupakan ciri utama yang membuat ilmu pengetahuan alam begitu
ilmiah. Dasar metodologi ini akan mengikat semua disiplin ilmu dalam ilmu alam yang
sangat penting untuk membedakan ilmu nyata atau semu (pseudosains). Teori sebuah
pengetahuan baru didasarkan pada bukti empiris dan alasan diciptakannya. Para ilmuwan
menggunakan metode ilmiah yang didasarkan pada observasi dan hipotesis teruji melalui
eksperimen untuk menghasilkan ilmu alam. Dari deskripsi dan prediksi berbagai aspek
penting dari alam, ilmuwan dapat merumuskan teori tentang ilmu alam. Teori ilmiah akan
memberikan penjelasan paling logis tentang alasan sesuatu terjadi. Terkadang hukum ilmiah
tetap bertahan seiring berjalannya waktu, sedangkan teori tidak. Misalnya, Hukum Kepler
tentang gerakan planet masih digunakan sampai sekarang, sedangkan teori harmoni musiknya
kini telah diganti dengan teori gravitasi untuk menjelaskan mengapa planet-planet bergerak
seperti itu.
Ya,metode ilmiah dianggap merupakan metode terbaik untuk mendapatkan
pengetahuan karena metode ini menggunakan pendekatan yang sistematis, objektif,
terkontrol, dan dapat diuji, yang dilakukan melalui metode induktif maupun deduktif

3. Devi ariska (kel.7)( veny)


Pertanyaan
Didalam makalah disebutkan bahwa ada dua macam objek ilmu yaitu materil dan formal
yang ingin saya tanyakan tolong jelaskan perbedaan dari kedua objek tersebut dan tolong
berikan contohnya ?
Jawaban
Objek materi adalah seluruh bidang atau bahan yang dijadikan bahan ilmu , sedangkan objek
formal adalah objek yang berkaitan dengan cara objek materi itu ditelaah oleh suatu ilmu .
Perbedaan objek etiap ilmu itulah yang membedakan antara ilmu satu dan lainnya, terutama
objek formalnya. Misalnya, ilmu ekonomi dan sosiologi mem punyai objek material yang
sama, yaitu manusia, tetapi objek formalnya berbeda. Ekonomi melihat manusia dalam
kaitannya dengan upaya memenuhi kebutuhan hidupnya, sedangkan sosiologi dalam
kaitannya dengan hubungan antarmanusia.

4. Siti Aisyah (Kel 5) (amel)


Pertanyaan
Didalam makalah di jelaskan tentang metode ilmiah dalam ilmu pengetahuan. Pertanyaannya
bagaimana peran filsafat ilmu dalam pengembangan metode ilmiah?
Jawaban
Implikasi Filsafat Ilmu dalam pengembangan Metode Ilmiah yaitu, filsafat ilmu memberikan
pedoman bagi seseorang untuk membedakan antara segala persoalan yang ilmiah maupun
tidak, sehingga di temukan jalan keluarnya terhada permasalahan tersebut. Kontribusi filsafat
ilmu dalam penelitian ilmiah yaitu : Sebagai Landasan pengembangan ilmu atau teori,
Filsafat ilmu sebagai sarana pengujian penalaran teori ilmiah. Filsafat ilmu mampu menguji,
merefleksi, mengkritik asumsi dan metode keilmuan dalam sebuah penelitian ilmiah.

5. Bina Fadhilla (kel 4)(Nadiya)


Peranyaan :
Menurut kelompok kalian mengapa dalam filsafat aksiologi mempunyai peranan penting
dalam ke hidupan manusia
Jawaban
Karena secara garis besar aksiologi ini telah mengajarkan nilai-nilai yang ada dalam
kehidupan, yang berfungsi sebagai pengontrol sifat keilmuan manusia. Meskipun tidak bisa
disamakan, tapi realitasnya teori nilai ini hampir sama dengan agama, yaitu sama-sama
sebagai pedoman dalam kehidupan manusia. Nilai yang dimaksud di sini adalah ide atau
konsep tentang apa yang difikirkan manusia atau dianggap penting oleh manusia. Jadi,
aksiologi adalah aspek dalam ilmu filsafat yang membahas tentang nilai atau moral yang
berlaku dalam kehidupan manusia.

6. Raski Juhita (kel 1) (amel)


Pertanyaan :
Pada makalah yang kalian buat terdapat materi tentang generalisasi konsep-konsep. Jadi apa
saja syarat yang harus di penuhi agar konsep generalisasi dapat dipenuhi?
Jawaban :
Generalisasi harus memenuhi tiga syarat: pertama, generalisasi tidak boleh terbatas secara
numerik, artinya proposisi harus benar secara universal dan berlaku untuk setiap subjek yang
memenuhi; kedua, generalisasi tidak boleh terbatas secara spasio-temporal, artinya tidak
boleh terbatas ruang dan waktu dan berlaku kapan dan dimana saja; ketiga, generalisasi harus
dapat dijadikan dasar pengandaian.

7. Rahma ta saqina (Kel 3)


Pertanyaan :
Berdasarkan pembahasan yang kelompok kalian tadi paparkan, ada pembahasan tentang
'metode ilmiah dalam ilmu pengetahuan'. Yabg ingin saya tanyakan adalah; Seiring
berjalannya waktu, ilmu pengetahuan mengalami perubahan dari waktu ke waktu, lalu
bagaimana dengan metode ilmiah? Bagaimana perkembangan metode ilmiah?
Jawaban :
Thomas S. Kuhn berpendapat bahwa perkembangan atau kemajuan ilmiah bersifat
revolusioner, bukan kumulatif sebagaimana anggapan sebelumnya. Revolusi ilmiah itu
pertama-tama menyentuh wilayah paradigma, yaitu cara pandang terhadap dunia dan contoh-
contoh prestasi atau praktek ilmiah konkret. Menurut Kuhn cara kerja paradigma dan
terjadinya revolusi ilmiah dapat digambarkan ke dalam tahap-tahap sebagai berikut :
Tahap pertama, paradigma ini membimbing dan mengarahkan aktivitas ilmiah dalam masa
ilmu normal (normal science). Disini para ilmuwan berkesempatan menjabarkan dan
mengembangkan paradigma sebagai model ilmiah yang digelutinya secara rinci dan
mendalam. Dalam tahap ini para ilmuwan tidak bersikap kritis terhadap paradigma yang
membimbing aktivitas ilmiahnya. Selama menjalankan aktivitas ilmiah itu para ilmuwan
menjumpai berbagai fenomena yang tidak dapat diterangkan dengan paradigma yang
dipergunakan sebagai bimbingan atau arahan aktivitas ilmiahnya itu, ini dinamakan anomali.
Anomali adalah suatu keadaan yang memperlihatkan adanya ketidakcocokan antara
kenyataan (fenomena) dengan paradigma yang dipakai.
Tahap kedua, menumpuknya anomali menimbulkan krisis kepercayaan dari para ilmuwan
terhadap paradigma. Paradigma mulai diperiksa dan dipertanyakan. Para ilmuwan mulai
keluar dari jalur ilmu normal.
Tahap ketiga, para ilmuwan bisa kembali lagi pada cara-cara ilmiah yang sama dengan
memperluas dan mengembangkan suatu paradigma tandingan yang dipandang bisa
memecahkan masalah dan membimbing aktivitas ilmiah berikutnya. Proses peralihan dari
paradigma lama ke paradigma baru inilah yang dinamakan revolusi ilmiah.

Anda mungkin juga menyukai