Anda di halaman 1dari 8

1.

1 Pendahuluan

Umumnya sejarah dikenal sebagai informasi mengenai kejadian di masa


lampau. Sejarah berfungsi sebagai pengungkapan segala sesuatu dengan fakta
yang ada berisi rentetan peristiwa-peristiwa. Menurut sejarawan Baverley
Southgate (1996), pengertian sejarah dapat didefinisikan sebagai “studi tentang
peristiwa di masa lampau”. Dengan demikian dapat dikatakan, sejarah merupakan
peristiwa di masa lampau, bukan kisah yang direkayasa.
Begitupun dengan ilmu. Ilmu memiliki sejarah perkembangan yang cukup
panjang. Menurut Tim Dosen Filsafat Ilmu (2001:63), “perkembangan ilmu
pengetahuan hingga seperti sekarang ini tidaklah berlangsung secara mendadak,
melainkan melalui proses bertahap, dan evolutif”. Untuk memahami
perkembangan ilmu pengetahuan haruslah melakukan pembagian atau klasifikasi
secara bertahap. Dalam setiap periode memiliki ciri khas yang berbeda.
Penyebab perbedaan perkembangan ilmu pengetahuan di setiap periode
dikarenakan pola pikir manusia yang berbeda-beda, mulai dari mitos-mitos
menjadi lebih rasional. Pada tataran aksiologis, ilmu merupakan hasil kreasi
manusia yang diciptakan guna memudahkan kehidupan manusia. Manusia lebih
menjadi proaktif dan kreatif menjadikan alam sebagai objek pnelitian dan
pengkajian.
Dapat dikatakan bahwa ilmu pengetahuan yang ada saat ini merupakan hasil
dari akumulasi pengetahuan yang terjadi dengan pertumbuhan, pergantian dan
penyerapan teori dari masa ke masa. Dengan demikian, melalui paper ini penulis
ingin menmaparkan mengenai perkembangan ilmu dari zaman pra-sejarah hingga
sekarang atau kontemporer. Hal tersebut dapat kita lihat dari periodenya, tokoh-
tokoh ilmuwan pada saat masa itu, dan juga hal yang berkaitan lainnya.

1.2 Pembahasan
Beberapa ilmuwan mengatakan bahwa ilmu pengetahuan tidak
berlangsung secara mendadak tetapi melalui proses yang bertahap dari berbagai
periode sampai sekarang. Untuk memahami sejarah perkembangan ilmu mau
tidak mau kita harus membagi atau mengklasifikasikan secara periodik. Setiap
periode memiliki ciri khasnya tertentu dalam perkembangan ilmu pengetahuan.
a. Zaman Pra-Yunani Kuno (Abad XV-VII SM)
Pada zaman pra-Yunani Kuno adalah ketika zaman manusia belum
mengenal peralatan seperti sekarang, melainkan masih menggunakan batu sebagai
peralatan sehari-hari. Ada beberapa sisa-sisa peninggalan dari peradaban manusia
pada masa ini seperti peralatan dari batu berupa kapak untuk memotong dan
membelah adapun alat dari tulang yang menyerupai jarum untuk menjahit, selain
peralatan ditemukan gambar-gambar pada dinding gua, tulang belulang manusia
purba, dan lainnya. Benda benda tersebut terus mengalami perbaikan dan
kemajuan akibat proses dari trial and error dan uji coba yang dilakukan manusia.
Antara abad XV sampai VI SM manusia telah menemukan besi, tembaga
dan perak untuk membuat peralatan-peralatan. Evolusi ilmu pengetahuan dapat
dilihat melalui sejarah perkembangan yang terjadi di Yunani, Babylonia, Mesir,
Cina, Timur Tengah, dan Eropa dimana perkembangan terhadap teknik pada abad
XV SM telah mengembangkan teknik peralatan perunggu dan besi yang
digunakan sebagai perangkat perang pada abad V SM.
India memberikan peran yang besar dalam perkembangan matematika dan
penemuan sistem bilangan desimal, serta peikiran Budhisme yang diadopsi Raja
Asoka telah menyumbangkan sistem bilangan yang menjadi titik tolak
perkembangan sistem bilangan pada zaman modern. pada masa ini kemampuan
berhitung ditempuh dengan cara one to one corespodency atau map process, hal
ini menyerupai anak-anak yang belajar berhitung menggunakan jari-jarinya.
Selain itu manusia mulai memperhatikan keadaan alam sebagai suatu
proses alam yang lama-kelamaan menemukan hal-hal seperti gugus bintang di
langit sebagai suatu kesatuan yang dikenal dengan zodiak, kedudukan matahari
dan bulan pada waktu terbit dan tenggelam, ditemukannya planet-planet, waktu
bulan kembali anatara 28-29 hari, timbul dan tenggelamnya matahari yang
berpindha-pindah diperlukan ±365 hari, bulan mengalami perubahan sebanyak 12
kali dan ditemukannya gejala alam seperti gerhana.
Pad zaman pra-Yunani Kuno telah ditandai 5 kemampuan yaitu kehidupan
sehari-hari yang didasarkan pada pengalaman, pengetahuan dari pengalaman
diterima sebagai fakta, menemukan abjad dan sistem bilangan alam, kamampuan
menulis, berhitung dan menyusun kalender, dan kemampuan meramalkan suatu
peristiwa-peristiwa sebelumnya.
b. Zaman Yunani Kuno (Abad VII-II SM)
Pada zaman ini dipandang sebagai zaman keemasan filsafat karena orang
memiliki kebebasan untuk mengungkapkan ide-ide atau pendapatnya. Bangsa
Yunani yang tidak menerima pengalaman didasarkan pada sikap menerima begitu
saja, tetapi menumbuhkan sikap untuk menyelidiki sesuatu secara kritis sehingga
bangsa Yunani sebagai ahli pikir terkenal sepanjang masa. Pada masa ini, Yunani
dianggap sebagai gudang ilmu dan filsafat. Beberapa tokoh yang terkenal pada
masa ini antara lain :
1. Thales
Menurut Thales, asal alam semesta itu adalah air karena tidak ada
kehidupan tanpa air. Pendapat ini didorong oleh tiga alasan yang pertama yaitu
persoalan tersebut merupakan pertanyaan yang dipandang sebagai persoalan
abadi. Kedua, pertanyaan yang diajukan Thales menimbulkan konsep baru yaitu
suatu hal tidak begitu saja ada, tetapi terjadi dari sesuatu. Dan ketiga, pertanyaan
demikian hanya muncul dalam pemikiran kalangan tertentu.
2. Pythagoras
Pythagoras dikenal sebagai filsuf dan penemu tentang ilmu ukur serta
aritmatika. Adapun penemuannya yaitu dalil pythagoras a 2+b 2=c 2 , teori bilangan
pembagian antara bilangan genap dan bilangan ganjil, pembentukan benda
berdasarkan segitiga, segiempat, segilima, dan sebagainya, serta hubungan antara
nada dengan panjang dawai.
3. Herakleitos
Herakleitos berpendapat bahwa api merupakan asas pertama yang
merupakan dasar segala sesuatu yang ada karena menurutnya api adalah lambang
perubahan, dengan adanya api kayu atau bahan apa saja dapat berubah menjadi
abu. Herakletos juga berpendapat bahwa dalam dunia alamiah tidak ada sesuatu
pun yang tetap, tidak ada sesuatu apapun yang dianggap definit atau sempurna.
4. Parmenides
Ia adalahh filsuf pertama yang mempraktekan cabang filsafat yang disebut
“metafisikia”. Pendapatnya yang terkenal adalah yang ada, ada yang tidak ada,
tidak ada.
5. Socrates (470-339 SM)
Ia merupakan contoh istimewa selaku filsuf yang jujur serta berani.
Keaktifanya dapat dibandingakan dengan pekerjaan bidan. Dia tidak menolong
orang bersalin melainkan membidani jiwa-jiwa. Metode ini dikenal degan
Meicutike Telehne (ilmu kebidanan) yaitu metode dialektiva untuk melahhirkan
kebenaran.
6. Democritus (460 – 370 SM)
Ia dikenal sebagai Bapak Atom pertama yang memperkenalkan konsep
atom bahwa alam semesta ini sesungguhnya terdiri atas atom-atom. Atom sendiri
adalah materi terkecil yang tidak dapat dibagii lagi. Pemikiran tentang atom
mengandung sifat-sifat seperti Konsep materialistik – monistik. Konsep dinamika
perkembangan, konsep yang bersifat murni alamiah, dan bersifat kebetulan.
7. Plato (427 -347 SM)
Ia adalah filsuf yang menemukan bahwa becoming (hal menjadi) yakni
dunia berubah, tidak memuaskan atau tidak memadai sebagai objek pengetahuan
karena bagi Plato setiap bentuk pengetahuan bersesuaian dengan suatu jenis objek.
Sedangakan being (hal ada) bagi plato dibentuk oleh dua dunia yang merupakan
pola-pola dari segala sesuatu yang dapat diinderawi, sedangkan ide-ide itu secara
kodrati bersifat kekal dan abadi. Tujuan utama filsafat menurut plato adalahh
penyelidikan pada entitas, seperti apa yang dimaksudkan dengan keadilan,
kecantikan, cinta, hasrat, kesamaan, dan kesatuan (White. 1987;4). Plato melihat
bahwa kedua hal, kesatuan dan keanekaragaman, terpisah menjadi dua dunia yaitu
dunia ide dan dunia bayangan.
8. Aristoteles (384 – 322 SM)
Ia adalah murid Plato yang meneruskan sekaligus menolak pandangan
plato. Ajaran Aristoteles ada 3 bidang yaitu :
 Metafisika
Metafisika merupakan filsafat pertama dan menganggapnya
prinsip pertama yang mendasari tugas ilmiah. Metafisika adalah
studi tentang “ada sebagai ada” . metafisika lebih komphrehensif
dan lebih funfamental daripada ilmu pengetahuan. Metafisika juga
mempelajari prinsip-prinsip yang umum yang mendahuluii ilmu
pengetahuan (White 1987;32).
 Logika
Siloigisme merupakan suatu bentuk jalan pemikiran yang bersifat
deduktif yang kebenarannya pasti. Pada dasarnya siloigisme terdiri
atas tiga pernyataan, yaitu premis mayor yang mengemukakan hal
umum yang diketahui kebenarannya, premis minor yang bersifat
khusus dan lebih kecil lingkupnya daripada premis mayor, dan
yang ketiga kesimpulan atau konklusin yang ditarik berdasarkan
kedua premis tersebut.
 Biologi
Pada bidang ini beliau mementingkann aspek pengamatan sebagai
suatu sarana untuk membuktikan kebenaran sesuatu terutama
dalam ilmu empirik.

3. Pertengahan (Abad II-XIV M)


Zaman pertengahan (Midle Age) para ilmuwannya hampir semua adalah
para theolog sehingga aktivitas ilmiah terkait dengan aktivitas keagamaan.
Peradaban dunia islam, terutama pada zaman Bani Umayyah telah menemukan
suatu cara pengamatan astronomi pada abad VII Masehi, dan pada VIII Masehi
telah mendirikan sekolah kedokteran dan astronomi. Al-Khawarizmi menyusun
buku aljabar tahun 825 M, ia juga menulis buku tentang perhitungan biasa
(Arithmetics) yang menjadi pembuka jalan penggunaan cara desimal di Eropa
untuk menggantikan tulisan Romawi. Omar Khayam (1043-1132) menemukan
pemecahan persamaan pangkat tiga berdasarkan planemetri dan potongan-
potongan kerucut.
Di bidang kedokteran muncul nama-nama terkenal, seperti Al-Razi (850-
923) dan Ibnu Sina (980-1077) yang menulis bukku-buku kedokteran (Al-qanum).
Abu’l Qasim menulis ensiklopedia kedokteran yang menelaah ilmu bedah, serta
peralatan yang dipakai pada masa itu. Al Idris telah membuat 70 peta dari daerah
yang dikenal masa itu. Sekitar abad XIV pada zaman Dinasti Yuan (1260-1368)
pengaruh islam di Cina ditandai oleh Jamal Al-Din yang mendirikan
observatorium.

4. Zaman Renaissance (Abad XIV-XVII M)


Kata Renaissaance berarti kelahiran kembali. Zaman ini merupakan
zaman peralhan ketika kebudayaan dari abad pertengahan mulai berubah menjadi
suatu kebudayaan modern. pada masa ini manusia memiliki pemikiran yang bebas
dan berkembang, manusia ingin mencapai kemajuan atas hasil usaha sendiri.
Berkembangnya pengetahuan modern dari tokoh tokoh sebagai berikut :
 Roger Bacon (1214-1294), berpendapat bahwa pengalaman
merupakan landasan utama diawal dan ujian akhir bagi semua ilmu
pengetahuan, beliau menganjurkan pengalaman sebagai basis ilmu
pengetahuan.
 Copernicus (1473-1543), berpendapat bahwa bumi dan planet
semuanya mengelilingi matahari sehingga matahari menjadi pusat
(heliosentris).
 Tycho Brahe (1546-1601), pada masa ini beliau membuktikan
bahwa benda-benda angkasa terapung bebas dalam ruang angkasa.
 Johannes Keppler (1571-1630), merupakan seorang ahli
matematika. Beliau melanjutkan penelitian Brahe yaitu tentang
gerak-gerak benda angkasa.
 Galileo Galilei (1546-1642), pada masa ini beliau menciptakan
sebuah teropong bintang yang terbesar yang dapat mengamati
beberapa peristiwa angkasa secara langsung.

5. Zaman Modern (Abad XVII-XIX M)


Zaman modern ini muncul dengan adanya penemuan-penemuan ilmu
pengetahuan ini berarti ilmu pengetahuan berkembang dengan baik pada masa ini.
Adapun tokoh-tokoh pada zaman modern ini sebagai berikut :
 Rene Descrates(1596-1650), merupakan bapak filsafat modern dan
seorang ahli ilmu sistem koordinat yang terdiri dari garis lurus X (sumbu
X) yang letaknya horizonntal disebut axis dan garis lurus Y(sumbu Y)
yang letaknya tegak lurus pada sumbu X disebut ordinat.
 Isaac Newton (1643-1727), penemuan beliau ada pada 3 bidang yaitu
Teori Gravitasi menerangkan bahwa planet-planet tidakk bergerak lurus
tetapi mengikuti lintasan elips karena adanya gravitasi, Perhitungan
Kalkulus adalah hubungan antara X dan Y jika X bertambah maka Y juga
bertambah, dan Optika tau cahaya, jika cahaya matahari dilewatka sebuahh
prisma sehingga asli yang terlihat homogen menjadi terbias amtara merah
sampai ungu mennjadi pelangi.
 Charles Darwin, berpendapat bahwa makhuk hidup yangdapat
menyesuaikan diri akann memiliki peuang yang lebih besar untuk bertahan
hidup lebih lama dan sebaliknya (teori evolusi).
 J.J. Thompson (1897), penemu elektron sehingga dengan penemuan ini
runtuhlah pendapat yang menganggap bahwa atom adalah materi yang
terkecil sekaligus membuka jalan bagi pengembangan Fisika Nuklir.

6. Zaman Kontemporer (abad XX- sekarang)


Pada masa ini bidang fisika menempati kedudukan yang paling tinggi
diantara ilmu-ilmu khusus yang dibicarakan oleh para filsuf. Pada abad XX
fisakawan termasyur adalah Albert Einstein. Ia menyatakan bahwa alam itu tak
bberhingga besarnya dan tak terbatas. Pada tahun 1929 seorang fisikawan lain
Hubble yang menggunakan teropong bintang terbesar di dunia melihat galaksi-
galaksi di sekililing yang tampak menjauhi bumi. Para fisika kontemporer
(Gamow, Alpher, Herman) menarik kesimpulan bahwa semua galaksi di jagad
raya ini semula bersatu padu dengan galaksi Bima Sakti.
Selain teori fisika dan teori alam semesta, maka zaman kontemporer
ditandai denga penemuan komputer, berbagai satelit, internet dan lain sebagainya,
dan mengalami kemajuan yang pesat sehingga spesialisasi-spesialisasi ilmu yang
semakin tajam.
Daftar Pustaka

Arnyana, Putu. Suastra, Wayan. Subrata, Nyoman. Simamora, Maruli, Lanang


Wiratma, Gusti. Setiabudi, Gede Iwan.2011.”ILMU ALAMIAH DASAR (IAD)”.
Yogyakarta: Jogja Mediautama

Anda mungkin juga menyukai