1 Pendahuluan
1.2 Pembahasan
Beberapa ilmuwan mengatakan bahwa ilmu pengetahuan tidak
berlangsung secara mendadak tetapi melalui proses yang bertahap dari berbagai
periode sampai sekarang. Untuk memahami sejarah perkembangan ilmu mau
tidak mau kita harus membagi atau mengklasifikasikan secara periodik. Setiap
periode memiliki ciri khasnya tertentu dalam perkembangan ilmu pengetahuan.
a. Zaman Pra-Yunani Kuno (Abad XV-VII SM)
Pada zaman pra-Yunani Kuno adalah ketika zaman manusia belum
mengenal peralatan seperti sekarang, melainkan masih menggunakan batu sebagai
peralatan sehari-hari. Ada beberapa sisa-sisa peninggalan dari peradaban manusia
pada masa ini seperti peralatan dari batu berupa kapak untuk memotong dan
membelah adapun alat dari tulang yang menyerupai jarum untuk menjahit, selain
peralatan ditemukan gambar-gambar pada dinding gua, tulang belulang manusia
purba, dan lainnya. Benda benda tersebut terus mengalami perbaikan dan
kemajuan akibat proses dari trial and error dan uji coba yang dilakukan manusia.
Antara abad XV sampai VI SM manusia telah menemukan besi, tembaga
dan perak untuk membuat peralatan-peralatan. Evolusi ilmu pengetahuan dapat
dilihat melalui sejarah perkembangan yang terjadi di Yunani, Babylonia, Mesir,
Cina, Timur Tengah, dan Eropa dimana perkembangan terhadap teknik pada abad
XV SM telah mengembangkan teknik peralatan perunggu dan besi yang
digunakan sebagai perangkat perang pada abad V SM.
India memberikan peran yang besar dalam perkembangan matematika dan
penemuan sistem bilangan desimal, serta peikiran Budhisme yang diadopsi Raja
Asoka telah menyumbangkan sistem bilangan yang menjadi titik tolak
perkembangan sistem bilangan pada zaman modern. pada masa ini kemampuan
berhitung ditempuh dengan cara one to one corespodency atau map process, hal
ini menyerupai anak-anak yang belajar berhitung menggunakan jari-jarinya.
Selain itu manusia mulai memperhatikan keadaan alam sebagai suatu
proses alam yang lama-kelamaan menemukan hal-hal seperti gugus bintang di
langit sebagai suatu kesatuan yang dikenal dengan zodiak, kedudukan matahari
dan bulan pada waktu terbit dan tenggelam, ditemukannya planet-planet, waktu
bulan kembali anatara 28-29 hari, timbul dan tenggelamnya matahari yang
berpindha-pindah diperlukan ±365 hari, bulan mengalami perubahan sebanyak 12
kali dan ditemukannya gejala alam seperti gerhana.
Pad zaman pra-Yunani Kuno telah ditandai 5 kemampuan yaitu kehidupan
sehari-hari yang didasarkan pada pengalaman, pengetahuan dari pengalaman
diterima sebagai fakta, menemukan abjad dan sistem bilangan alam, kamampuan
menulis, berhitung dan menyusun kalender, dan kemampuan meramalkan suatu
peristiwa-peristiwa sebelumnya.
b. Zaman Yunani Kuno (Abad VII-II SM)
Pada zaman ini dipandang sebagai zaman keemasan filsafat karena orang
memiliki kebebasan untuk mengungkapkan ide-ide atau pendapatnya. Bangsa
Yunani yang tidak menerima pengalaman didasarkan pada sikap menerima begitu
saja, tetapi menumbuhkan sikap untuk menyelidiki sesuatu secara kritis sehingga
bangsa Yunani sebagai ahli pikir terkenal sepanjang masa. Pada masa ini, Yunani
dianggap sebagai gudang ilmu dan filsafat. Beberapa tokoh yang terkenal pada
masa ini antara lain :
1. Thales
Menurut Thales, asal alam semesta itu adalah air karena tidak ada
kehidupan tanpa air. Pendapat ini didorong oleh tiga alasan yang pertama yaitu
persoalan tersebut merupakan pertanyaan yang dipandang sebagai persoalan
abadi. Kedua, pertanyaan yang diajukan Thales menimbulkan konsep baru yaitu
suatu hal tidak begitu saja ada, tetapi terjadi dari sesuatu. Dan ketiga, pertanyaan
demikian hanya muncul dalam pemikiran kalangan tertentu.
2. Pythagoras
Pythagoras dikenal sebagai filsuf dan penemu tentang ilmu ukur serta
aritmatika. Adapun penemuannya yaitu dalil pythagoras a 2+b 2=c 2 , teori bilangan
pembagian antara bilangan genap dan bilangan ganjil, pembentukan benda
berdasarkan segitiga, segiempat, segilima, dan sebagainya, serta hubungan antara
nada dengan panjang dawai.
3. Herakleitos
Herakleitos berpendapat bahwa api merupakan asas pertama yang
merupakan dasar segala sesuatu yang ada karena menurutnya api adalah lambang
perubahan, dengan adanya api kayu atau bahan apa saja dapat berubah menjadi
abu. Herakletos juga berpendapat bahwa dalam dunia alamiah tidak ada sesuatu
pun yang tetap, tidak ada sesuatu apapun yang dianggap definit atau sempurna.
4. Parmenides
Ia adalahh filsuf pertama yang mempraktekan cabang filsafat yang disebut
“metafisikia”. Pendapatnya yang terkenal adalah yang ada, ada yang tidak ada,
tidak ada.
5. Socrates (470-339 SM)
Ia merupakan contoh istimewa selaku filsuf yang jujur serta berani.
Keaktifanya dapat dibandingakan dengan pekerjaan bidan. Dia tidak menolong
orang bersalin melainkan membidani jiwa-jiwa. Metode ini dikenal degan
Meicutike Telehne (ilmu kebidanan) yaitu metode dialektiva untuk melahhirkan
kebenaran.
6. Democritus (460 – 370 SM)
Ia dikenal sebagai Bapak Atom pertama yang memperkenalkan konsep
atom bahwa alam semesta ini sesungguhnya terdiri atas atom-atom. Atom sendiri
adalah materi terkecil yang tidak dapat dibagii lagi. Pemikiran tentang atom
mengandung sifat-sifat seperti Konsep materialistik – monistik. Konsep dinamika
perkembangan, konsep yang bersifat murni alamiah, dan bersifat kebetulan.
7. Plato (427 -347 SM)
Ia adalah filsuf yang menemukan bahwa becoming (hal menjadi) yakni
dunia berubah, tidak memuaskan atau tidak memadai sebagai objek pengetahuan
karena bagi Plato setiap bentuk pengetahuan bersesuaian dengan suatu jenis objek.
Sedangakan being (hal ada) bagi plato dibentuk oleh dua dunia yang merupakan
pola-pola dari segala sesuatu yang dapat diinderawi, sedangkan ide-ide itu secara
kodrati bersifat kekal dan abadi. Tujuan utama filsafat menurut plato adalahh
penyelidikan pada entitas, seperti apa yang dimaksudkan dengan keadilan,
kecantikan, cinta, hasrat, kesamaan, dan kesatuan (White. 1987;4). Plato melihat
bahwa kedua hal, kesatuan dan keanekaragaman, terpisah menjadi dua dunia yaitu
dunia ide dan dunia bayangan.
8. Aristoteles (384 – 322 SM)
Ia adalah murid Plato yang meneruskan sekaligus menolak pandangan
plato. Ajaran Aristoteles ada 3 bidang yaitu :
Metafisika
Metafisika merupakan filsafat pertama dan menganggapnya
prinsip pertama yang mendasari tugas ilmiah. Metafisika adalah
studi tentang “ada sebagai ada” . metafisika lebih komphrehensif
dan lebih funfamental daripada ilmu pengetahuan. Metafisika juga
mempelajari prinsip-prinsip yang umum yang mendahuluii ilmu
pengetahuan (White 1987;32).
Logika
Siloigisme merupakan suatu bentuk jalan pemikiran yang bersifat
deduktif yang kebenarannya pasti. Pada dasarnya siloigisme terdiri
atas tiga pernyataan, yaitu premis mayor yang mengemukakan hal
umum yang diketahui kebenarannya, premis minor yang bersifat
khusus dan lebih kecil lingkupnya daripada premis mayor, dan
yang ketiga kesimpulan atau konklusin yang ditarik berdasarkan
kedua premis tersebut.
Biologi
Pada bidang ini beliau mementingkann aspek pengamatan sebagai
suatu sarana untuk membuktikan kebenaran sesuatu terutama
dalam ilmu empirik.