1. Menguji kelengkapan penjualan cara melakukan pencocokan antar oeder pembelian dari
langganan, pesanan penjualan, faktur, perintah kirim (dekivery order), bukti kirim, dan
laporan pengiriman barang.
2. Menguji kelengkapan pembelian dengan melakukan pencocokan antara permintaan
pembelia, pesanan, pembelian, faktur, bukti pengiriman, dan laporan penerimaan barang.
1. Data yang diproduksi dari hasil pemeriksaan wajib pajak lain (sebagai salah satu
kewajiban dari pemeriksa)
2. Data yang dikumpulkan dari pihak ketiga, misalnya dari bank, kerja sama antar
departemen, pimpinan proyek/pimpinan bagian proyek.
Menguji kebenaran fisik dilakukan untuk meyakini keberadaan dan kepemilikan aktiva yang
dipergunakan dalam kegiatan usaha wajib pajak, misalnya dengan menghitung kuantum fisik.
1. Menginspeksi, dilakukan untuk memeriksa dengan saksama prosedur operasi dan proses
produksi sehingga pemeriksaan dapat memperoleh atau mendapatkan data yang relevan
sebagai bahan pengujian misalnya dengan cara menjau ke [usat-pusat produksi dan pusat
pengolahan data.
2. Merekonsiliasi, yaitu mencocokan saldo dari dua sumber yang berbeda mengenai hal
yang sama.
3. Mencocokan saldo angka-angka laporan keuangan wajib pajak dengan angka-angka
yang dilaporkan dalam surat pemberitahuannya.
4. Mencocokan laporan keuangan keuangan komersial yang disusun berdasarkan standar
akutansi keuangan yang disusun berdasarkan ketentuan perpajakan.
5. Menguji kebenaran penjumlahan ke bawah dank e samping dengan tujuan untuk menilai
keakuratan penghitungan matematis yang dilakukan oleh wajib pajak.
6. Mengecek, yaitu untuk mencocokan kembali benar tidaknya penghitungan matematis
yang dilakukan oleh wajib pajak.
Pemeriksaan dilakukan dengan berpedoman pada Norma Pemeriksaan yang berkaitan dengan
Pemeriksaan Pajak, Pemeriksaan dan Wajib Pajak.
Norma Pemeriksaan yang berkaitan dengan Pemeriksa Pajak dalam rangka Pemeriksaan
Lapangan adalah sebagai berikut :
1. Pemeriksaan pajak harus memiliki tanda pengenal pemeriksa dan dilengkapi dengan surat
perintah pemeriksaan pada waktu melakukan pemeriksaan.
2. Pemeriksa pajak wajib memberitahukan secra tertuis tentang akan dilakukan pemeriksaan
kepada wajib pajak.
3. Pemeriksaan pajak wajib memperlihatkan tanda pengenal pemeriksaan dan surat perintah
pemeriksaan kepada wajib pajak.
4. Pemeriksaan pajak wajib menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan kepada wajib pajak
yang akan diperksa.
5. Pemeriksa pajak wajib mebuat laporan pemeriksaan pajak.
6. Pemeriksaan pajak wajib memberitahukan secara tertulis kepada wajib pajak tentang hasil
pemeriksaan berupa hal-hal yang berbeda antara surat pemberitahuan dengan hasil
pemeriksaan untuk ditanggapin wajib pajak.
7. Pemeriksaan pajak wajib mengembalikan buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen
pendukung lainnya yang dipinjam dari wajib pajak paling lama 14 (empat belas) hari sejak
selesainya pemeriksaan.
8. Pemeriksa pajak dilarang memberitahukan kepada pihak lain yang tidak berhak segala
sesuatu yang diketahui atau deberitahukan kepadanya oleh wajib pajak dalamm rangka
pemeriksaan.
Norma Pemeriksaan yang Berkaitan dengan Pemeriksa Pajak dalam rangka Pemeriksaan
Kantor adalah sebagai berikut :
1. Pemeriksa pajak, dengan menggunakan surat penagihan yang ditandatangani oleh kepala
kantor yang bersangkutan, memanggil wajib pajak untuk datang ke kantor Direktorat Jendral
Pajak yang ditujuk dalam rangka pemeriksaan.
2. Pemeriksa pajak wajib menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan kepada wajib pajak
yang akan diperiksa.
3. Pemeriksa pajak wajib membuat laporan pemeriksaan pajak.
4. Pemeriksa pajak wajib memberitahukan secara tertulis kepada wajib pajak tentang hasil
pemeriksaan berupa hal-hal yang berbeda antara surat pemberitahuan dengan hasil
pemeriksaan.
5. Pemeriksa pajak wajib mengembalikan buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen
pendukung lainnya yang dipinjang dari Wajib Pajak paling lama 7 (tujuh) hari sejak
selesainya pemeriksaan.
Norms Pemeriksaan yang Brkaitan dengan Wajib Pajak adalh sebagai berikut :
1. Dalam hal pemeriksaan lapangan, wajib pajak berhak meminta kepada pemerintah pajak
untuk memperlihatkan surat perintah pemeriksaan dan tanda pengenal pemeriksaan.
2. Wajib pajak berhak meminta kepada pemeriksa paja untuk memberikan penjelasn tentang
maksud dan tujuan pemeriksaan.
3. Dalam hal pemeriksaan kantor, wajib pajak wajib memenuhi panggilan untuk datang
menghadiri pemeriksaan sesuai dengan waktu yang ditentukan.
4. Wajib pajak berhak memintak kepada pemeriksa pajak rincian yang berkenaan dengan hal-
hal yang berbeda antara hasil pemeriksaan dengan surat pemberitahuan.
5. Wajib pajak atau kuasanya wajib menandatangani surat pernyataan persetujuan apabila
seluruh hasil pemeriksaan disetujuainya.
6. Dalam hal pemeriksaan lengkpa, wajib pajak atau kuasanya wajib menandatangani berita
acara hasil pemeriksaan apabila hasil pemeriksaan tersebut tidak atau tidak seluruhnya
disetujui.
7. Dalam rangka pelaksanaan pemeriksaan, wajib pajak wajib melaksanakan ketentuan
nsebagimana diatur dalam pasal 29 undang- undang nomor 6 tahun 1983 tentang ketentuan
umum dan tata cara perpajakan sebagimana telah diubah terakhir dengan undang-undang
nomor 16 tahun 2000.
1. Pelaksanaan pemeriksaan harus didahului dengan persiapan yang baik, sesuai dengan
tujuan pemeriksaan, dan mendapat pengawasan yang saksama.
2. Luas pemeriksaan ditentukan berdasarkan petunjuk yang diperoleh yang harus
dikembangkan melalui pencocokan data, pengamatan, Tanya jawab, dan tindakan lain
berkenaan dengan pemeriksaan.
3. Pendapatan dan kesimpulan pemeriksaan pajak harus didasarkan pada temuan yang kuat
dan berlandaskan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
1. Laporan pemeriksaan pajak disusun secara ringkas dan jelas, meuat ruang lingkup sesuai
dengan tujuan pemeriksaan, ememuat kesimpulan pemeriksa pajak yang didukung
temuan yang kuat tentang ada atau tidak adanya penyimpangan terhadap peraturan
perundang0undangan perpajakan, dan memuat pula pengungkapan informasi lain yang
terkait.
2. Laporan Pemeriksaan Pajak yang berkaitan dengan pengungkapan penyimpangan Surat
Pemberitahuan harus memperhatikan Kertas Kerja Pemeriksaan antara lain mengenai :
a. Berbagai faktor perbandingan.
b. Nilai absolut dari penyimpangan.
c. Sifat dari penyimpangan.
d. Petunjuk atau temuan adanya penyimpangan.
e. Pengaruh penyimpangan
f. Hubungan dengan permasalahan lainnya.
3. Laporan Pemeriksaan Pajak harus didukung oleh daftar yang lengkap dan rinci sesuai
dengan tujuan pemeriksaan.
PENYEGELAN
1. Wajib pajak tidak memberi kesempatan kepada pemeriksa untuk memasuki ruang
tertentu.
2. Wajib pajak tidsk berada ditempat pada saat pemeriksaan.
3. Wajib pajak menolak memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan.
4. Sebagai upaya pengamanan sebelum pemeriksaan dilakukan.
Pemeriksa membuat Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP). Hasil pemeriksaan harus deberitahukan
kepada wajib pajak bila terdapat perbedaan antara surat pemberitahaun (SPT) dengan hasil
pemeriksaan.
PENYIDIKAN PAJAK
Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan adalah serangkaian tindakan yang dilakukan
oleh penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti, yang dengan bukti ini membuat terang
tindak pidana di bidang perpajakan yang terjadi serta menemukan tersangkanya.
Tujuan :
Tindakan penyidik apabila ditemukan bukti pendahuluan, yaitu adanya bukti baik berupa
lisan maupun tulisan, perbuatan, keterangan, ataupun benda-benda yang dapat memberikan
petunjuk bahwa suatu tindak pidana telah terjadi dan dapat merugikan negara.
1. Yang dilakukan oleh seseorang atau badan yang diwakili oleh orang tertentu
2. Memenuhi rumusan undang-undang
3. Diancam dengan sanksi pidana
4. Melawan hokum
5. Dilakukan di bidang perpajakan
6. Dapat menimbulkan kerugian bagi pendapatan negara.
Penyidik Pajak
Penyidik pajak adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) tertentu di Direktoran Jendral Pajak yang
diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang
perpajakan.
Wewenang Penyidik
Penghentian Penyidikan
1. Pihak ke-3 (Bank, Akuntan Publik, Notaris, Konsultan Pajak, Kantor Administrasi dan lain-
lain) yang dengan sengaja tidak memberikan keterangan atau bukti yang diminta, atau
memberi keterangan atau bukti yang tidak benar, diancam dengan pidana penjara selama-
lamanya satu tahun dan denda setinggi-tingginya Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah)
2. Siapa saja yang dengan sengaja menghalangi atau mempersulit penyidikan tindak pidana di
bidang perpajakan, diancam dengan penjara pidana selama-lamanya tiga tahun dan denda
setinggi-tingginya Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).