Anda di halaman 1dari 3

Nama : Habibul Wahid Harmadan

Nim : 20212092

PEMERIKSAAN DAN SENGKETA PAJAK

1. Pengertian dan Tujuan


Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan,
dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar
pemeriksaan.
Tujuan Pemeriksaan adalah untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan
dan untuk tujuan lain. Pemeriksaan menurut tujuannya:
1.1.Pemeriksaan pajak untuk menguji kepatuhan
a) Pemeriksaan Khusus, dilakukan karena adanya indikasi ketidakpatuhan pemenuhan
kewajiban perpajakan, baik berdasarkan data konkret maupun hasil analisis risiko.
b) Pemeriksaan Rutin, merupakan pemeriksaan yang dilakukan sehubungan dengan
pemenuhan hak dan/atau pelaksanaan kewajiban perpajakan Wajib Pajak.
2.1.Pemeriksaan tujuan lain
 Penerbitan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan/atau pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak (PKP) secara jabatan
 Penghapusan NPWP dan/atau pencabutan pengukuhan PKP berdasarkan
permohonan Wajib Pajak
 Penentuan saat produksi dimulai
 Penentuan Wajib Pajak berlokasi di daerah terpencil
 Penetapan besarnya biaya pada tahapan eksplorasi
 Penagihan pajak
 Keberatan
 Pengumpulan bahan guna penyusunan Norma Penghitungan Penghasilan
Neto
 Penghapusan NPWP dan/atau pencabutan pengukuhan PKP secara jabatan

2. Tahapan Pemeriksaan
Pemeriksaan dimulai dengan penyampaian Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan
atau pengiriman surat panggilan dalam rangka pemeriksaan kantor.
Hasil pemeriksaan harus diberitahukan kepada Wajib Pajak melalui penyampaian Surat
Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan (SPHP) yang dilampiri dengan daftar temuan hasil
pemeriksaan dengan mencantumkan dasar hukum atas temuan tersebut.

Pemeriksaan dalam pengujian kepatuhan Wajib Pajak diakhiri dengan pembuatan Laporan
Hasil Pemeriksaan (LHP) dan produk hukum yang dapat berupa:

1) Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)


2) Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT)
3) Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN)
4) Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB)

Pemeriksaan untuk tujuan lain ditutup dengan diterbitkannya LHP yang berisi usulan
diterima atau ditolaknya permohonan WP.
3. Dasar Hukum Pemeriksaan Pajak

1) Pasal 31 UU KUP RI Nomor 28 Tahun 2007 dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
17/PMK.03/2013 (peraturan disempurnakan di 184/PMK.03/2015).

 Pada UU KUP RI Nomor 28 Tahun 2007 pasal 31 dikatakan bahwa Tata cara
pemeriksaan pajak dilakukan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan
yang berlaku.

 PMK yang mengatur mengenai tata cara pemeriksaan adalah PMK Nomor
17/PMK.03/2013 dimana PMK tersebut telah disempurnakan di PMK Nomor
184/PMK.03/2015. Dalam PMK ini dibahas mengenai ketentuan umum
pemeriksaan, tujuan pemeriksaan, pelaksanaan pemeriksaan, dan ketentuan
lain mengenai pemeriksaan pajak.

2) Pasal 30 UU KUP RI Nomor 28 Tahun 2007

 Pasal 30 UU KUP RI Nomor 28 Tahun 2007 membahas mengenai penyegelan


tempat atau ruangan tertentu apabila Wajib Pajak tidak memberikan
kesempatan kepada Pemeriksa Pajak untuk memasuki tempat atau ruang
yang dipandang perlu dan / atau memberi penjelasan terkait hal-hal yang
perlu diperiksa. Tata cara penyegelan tersebut diatur lebih lanjut dalam
Peraturan Menteri Keuangan.

 Petunjuk pelaksanaan penyegelan diatur dalam bagian kesepuluh PMK


17/PMK.03/2013 yang telah disempurnakan di PMK Nomor
184/PMK.03/2015. Dalam bagian tersebut, diatur mengenai ketentuan
pelaksanaan penyegelan dalam rangka pemeriksaan pajak.

3) Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE – 28/PJ/2013

 SE – 28/PJ/2013 mengatur mengenai kebijakan pemeriksaan. Dalam Surat


Edaran Dirjen Pajak ini diatur antara lain kebijakan umum pemeriksaan,
ruang lingkup pemeriksaan, kriteria pemeriksaan, jenis pemeriksaan,
pembatalan hasil pemeriksaan, dan kebijakan lainnya dalam pelaksanaan
pemeriksaan pajak.

4. Hak Pemmeriksaan Pajak


Wajib Pajak berhak:
a) meminta Pemeriksa Pajak untuk :
 memperlihatkan tanda pengenal dan Surat Perintah Pemeriksaan;
 memberikan Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan;
 memperlihatkan surat yang berisi perubahan tim pemeriksa apabila susunan
keanggotaan mengalami perubahan;
 memberikan penjelasan tentang alasan dan tujuan pemeriksaan;
b) menerima Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan;
c) menghadiri pembahasan akhir hasil pemeriksaan bersama dengan pemeriksa pada
waktu yang telah ditentukan;
d) mengajukan permohonan Quality Assurance Pemeriksaan dalam hal belum
disepakati dasar hukum koreksi pemeriksaan; dan
e) mengisi kuesioner terkait pelaksanaan pemeriksaan.

Wajib Pajak berkewajiban:


a) memenuhi panggilan untuk datang menghadiri pemeriksaan tepat waktu;
b)
c) memperlihatkan dan/atau meminjamkan dokumen yang menjadi dasar
penghitungan penghasilan;
d) memberikan kesempatan untuk mengakses dan/atau mengunduh data yang dikelola
secara elektronik;
e) memberikan kesempatan tim pemeriksa untuk memasuki dan memeriksa ruangan
yang menjadi tempat penyimpanan dokumen serta meminjamkannya;
f) memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan, yang dapat berupa :
 menyediakan tenaga dan/atau peralatan atas biaya Wajib Pajak apabila
dalam mengakses data yang dikelola secara elektronik memerlukan
peralatan dan/atau keahlian khusus;
 memberikan bantuan kepada tim pemeriksa untuk membuka barang
bergerak dan/atau tidak bergerak; dan/atau
 menyediakan ruangan khusus dalam hal pemeriksaan dilakukan di tempat
Wajib Pajak;
g) meminjamkan Kertas Kerja Pemeriksaan yang dibuat oleh akuntan publik;
h) menyampaikan tanggapan secara tertulis atas Surat Pemberitahuan Hasil
Pemeriksaan; dan
i) memberikan keterangan lisan dan/atau tertulis yang diperlukan.

5. Salah Satu Kasus Sengketa Pajak

Referensi : https://www.belasting.id/ekonomi/79828/Headlines-Hari-Ini-Perusahaan-
Anggota-Astra-Otoparts-Menang-Sengketa-Pajak/

Anda mungkin juga menyukai