Harus dilakukan dalam hal wajib pajak mengajukan permohonan restitusi sebagaimana
dimaksud dalam pasal 17B Undang-Undang KUP
Dapat dilakukan dalam hal wajib pajak :
a) menyampaikan SPT LB, termasuk yang telah diberikan pengembalian pendahuluan kelebihan pembayaran pajak;
b) menyampaikan SPT rugi;
c) tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT tetapi melampau jangka waktu yang telah ditetapkan dalam Surat
teguran;
d) melakukan penggabungan, peleburan, pemekaran, likuidasi, pembubaran usaha;
e) WP OP yang akan meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya; atau
f) menyampaikan Surat Pemberitahuan yang memenuhi kriteria seleksi berdasarkan hasil analisis risiko (risk based
selection) mengindikasikan adanya kewajiban perpajakan Wajib Pajak yang tidak dipenuhi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
Tujuan lain Pemeriksaan Pajak, yaitu :
Tax audit yang dilakukan secara professional oleh aparat pajak dalam kerangka self
assessment system merupakan bentuk penegakan hukum perpajakan.
Dalam pelaksanaan undang-undang perpajakan, fungsi pengawasan sekaligus pembinaan merupakan
konsekuensi dari pemberian kepercayaan kepada Wajib Pajak.
Oleh karena itu selain fungsi pengawasan dan pembinaan yang harus dijalankan oleh pemerintah perlu juga dibarengi
dengan upaya penegakan hukum (tax enforcement). Diwujudkan dalam pengenaan sanksi, tujuannya untuk
mencapai tingkat keadilan yang diharapkan dalam pemungutan pajak.
Jenis-Jenis Pemeriksaan
• Pemeriksaan Lapangan
pemeriksaan yang dilakukan ditempat kedudukan, tempat usaha atau pekerjaan bebas, tempat tinggal Wajib Pajak, atau
tempat lain yang ditentukan oleh Direktur Jenderal Pajak
• Pemeriksaan Kantor
pemeriksaan yang dilakukan di Kantor Direktorat Jenderal Pajak
Jangka Waktu Pemeriksaan
d) mengajukan permohonan untuk dilakukan pembahasan oleh Tim Pembahas, dalam hal terdapat
perbedaan pendapat antara Wajib Pajak dengan Pemeriksa Pajak dalam Pembahasan Akhir HasilPemeriksaan; dan
e) memberikan pendapat atau penilaian atas pelaksanaan Pemeriksaan oleh Pemeriksa Pajak
Kewajiban Wajib Pajak Apabila Dilakukan Pemeriksaan Pajak
a) Memperlihatkan/meminjamkan catatan/pembukuan
b) Memberi kesempatan pemeriksa untuk mengakses/mengunduh data elektronik
c) Memberikan kesempatan pemeriksa untuk memasuki tempat/ruang yang patut
diduga digunakan sebagai tempat menyimpan buku/catatan
d) Memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan
e) Menyampaikan tanggapan secara tertulis atas SPHP
f) Menberikan keterangan lain yang diperlukan
Hal Lainnya Yang Perlu Diketahui dalam pemeriksaan Pajak
Menurut John Hutagaol yang dikutip Siti Kurnia Rahayu (2010:260), Faktor-faktor
yang mempengaruhi pelaksanaan pemeriksaan pajak,antara lain adalah :
Persiapan pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pemeriksa sebelum melaksanakan tindakan
pemeriksaan dan meliputi kegiatan sebagai berikut:
a) Mempelajari berkas wajib pajak /berkas data
b) Menganalisis SPT dan laporan keuangan wajib pajak
c) Mengidentifikasi masalah
d) Melakukan pengenalan lokasi wajib pajak
e) Menentukan ruang lingkup pemeriksaan
f) Menyusun program pemeriksaan
g) Menentukan buku-buku dan dokumen yang akan dipinjam
h) Menyediakan sarana pemeriksaan
2) Tahap Pelaksanaan Pemeriksaan
Pelaksanaan pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan pemeriksa dan meliputi:
-Memeriksa di tempat Wajib Pajak,
-Melakukan penilaian atas Sistem Pengendalian Intern,
-Memutakhirkan ruang lingkup dan program pemeriksaan,
-Melakukan pemeriksaan atas buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen,
-Melakukan konfirmasi kepada pihak ketiga,
-Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada Wajib Pajak,
-Closing Conference
3) Tahap Pelaporan Pemeriksaan
Laporan pemeriksaan pajak laporan yang dibuat oleh pemeriksa pajak pada akhir pelaksanaan pemeriksaan yang
merupakan ikhtisar dan penuangan semua hasil tugas pemeriksaan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Laporan Pemeriksaan Pajak juga merupakan sarana bagi pihak-pihak lain untuk mengetahui berbagai hal tentang pemeriksaan
tersebut, baik berkenaan dengan pencarian informas-informasi tertentu, maupun dalam rangka pengujian kepatuhan prosedur dan mutu pemeriksaan
yang telah dilakukan. Oleh karena itu, Laporan Pemeriksaan Pajak harus informatif.
Setelah dilakukannya tahapan-tahapan pemeriksaan maka harus dibuat laporan hasil akhir pemeriksaan yang berisi laporan
mengenai proses pemeriksaan yang perlu dipertanggungjawabkan oleh pemeriksa pajak. Laporan hasil pemeriksaan merupakan dasar untuk
menerbitkan Surat Ketetapan Pajak (SKP), yang sifatnya terikat hukum yang memiliki pengaruh terhadap wajib pajak maupun pemeriksa pajak. Dalam
penerbitan SKP harus mengikuti persyaratan legal formalnya, berbagai data dan informasi, perhitungan, teknik dan metode yang digunakan dalam
pemeriksaan, proses pengambilan kesimpulan, hingga pengikhtisaran dalam suatu Laporan Pemeriksaan Pajak dilakukan dengan teliti, akurat, logis,
dan mengacu pada peraturan perundangan perpajakan yang berlaku. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan LPP supaya dapat
dimanfaatkan oleh pemeriksa berikutnya antara lain, gambaran kegiatan usaha wajib pajak, gambaran sistem akuntansi, daftar buku dan dokumen yang
dipinjam, produksi data, dan usulan pemeriksa yang berisi apabila dikemudian hari ditemukan data baru dan atau data lain yangbelum terungkap dalam
pemeriksaan ini maka diusulkan untuk diterbitkan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Laporan pemeriksaan disusun dengan sistematika sebagai berikut :
– Umum
Memuat keterangan-keterangan mengenai, identitas wajib pajak, pemenuhan kewajiban perpajakan, gambaran kegiatan wajib pajak,
penugasan dan alasan pemeriksaan, data dan informasi yang tersedia dandaftar lampiran.
– Pelaksanaan pemeriksaan
Memuat penjelasan secara lengkap mengenai, pos-pos yang diperiksa,penilaian pemeriksa atas pos-pos yang diperiksa, dan temuan-
temuan pemeriksa.
– Hasil pemeriksaan
Merupakan ikhtisar yang menggambarkan perbandingan antara laporan wajib pajak (SPT) dengan hasil pemeriksaan dan
perhitungan mengenaibesarnya pajak-pajak yang terutang.