Anda di halaman 1dari 13

Nama : Luh Putu Lilik Candra Dewi

NIM : 2317051032
Kelas : 1C Akuntansi
Absen : 15

RESUME MATERI

BAB 8

PEMERIKSAAN DAN PENYIDIKAN PAJAK

A. PEMERIKSAAN
1. Pemeriksaan : Serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan,
dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan professional berdasarkan suatu
standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau
untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
2. Pemeriksa pajak : PNS di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak atau tenaga ahli yang
ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak yang diberi tugas. wewenang, dan tanggung jawab
untuk melaksanakan pemeriksaan pajak.
3. Pembukuan : Proses pencatatan secara teratur untu mengumpulkan informasi keuangan
pada setiap Tahun Pajak berakhir.
4. Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan (Closing Conference) : Pembahasan yang dilakukan
antar Pemeriksa Pajak dengan WP atas pemeriksaan, dan hasil bahasan tersebut dituangkan
dalam Berita Acara Hasil Pemeriksaan yang ditandatangani oleh Pemeriksa Pajak dan WP.
5. Kertas Kerja Pemeriksaan : Catatan yang diselenggarakan oleh Pemeriksa Pajak mengenai
prosedur pemeriksaan yang ditemput, pengujian yang dilakukan, bukti dan keterangan
yang dikumpulkan dan kesimpulan yang diambil sehubungan dengan pelaksanaan
pemeriksaan.
6. Laporan Pemeriksaan Pajak : Laporan mengenai hasil pemeriksaan yang disusun oleh
Pemeriksa pajak dengan ringkas, jelas dan sesuai ruang lingkup dan tujuan pemeriksaan.
7. Bukti Permulaan : Keadaan dan/atau bukti-bukti, baik berupa keterangan tulisan,
perbuatan, atau benda-benda yang dapat memberikan petunjuk bahwa suatu pidana sedang
atau telah terjadi yang dilakukan oleh WP yang dapat menimbulkan kerugian pada negara.
8. Pemeriksaan bukti permulaan : Pemeiksaan pajak untuk mendapatkan bukti permulaan
tentang adanya dugaan telah terjdi tindak pidana di bidang perpajakan.

Tujuan Pemeriksaan
Hak Wajib Pajak Apabila Dilakukan Pemeriksaan
Untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dengan jenis pemeriksaan
lapangan dan kantoran.
1. Meminta pemeriksa untuk menunjukan tanda pengenal dan surat perintah.
2. Meminta pemeriksa untuk memberikan pemberitahuan secara tertulis untuk melaksanakan
pemeriksaan lapangan.
3. Meminta pemeriksa pajak untuk memberikan penjelasan dilaksanakannya pemeriksaan.
4. Meminta pemeriksa pajak untuk menunjukan surat tugas apabila susunan tim berubah.
5. Menerima surat pemberitahuan hasil pemeriksaan.
6. Menghadiri pembahasan akhir hasil pemeriksaan dalam jangka waktu yang ditentukan.
7. Mengajukan permohonan melakukan pembahasan tim pemeriksa, apabila terjadi
perbedaan pendapat antara WP dengan pemeriksa.
8. Memberikan penilaian atas pelaksanaan pemeriksaan melalui pengisian formulir.
9. Mengajukan pengaduan bila kerahasiaan usaha dibocorkan. Untuk jenis pemeriksaan
lapangan.

Kewajiban Wajib Pajak Apabila Dilakukan Pemeriksaan

Untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dengan jenis pemeriksaan


lapangan dan kantoran.
1. Memperlihatkan atau meminjamkan catatan, dokumen yang berhubungan dengan
penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha, atau objek yang terutang pajak.
2. Memberi kesempatan untuk mengakses atau mengunduh data yang dikelola secara
elektronik.
3. Memberi kesempatan untuk memeriksa tempat atau apapun yang patut diduga digunakan
untuk menyimpan buku atau catatan, dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau
pencatatan, atau barang yang memberi petunjuk tentang penghasilan yang diperoleh,
kegiatan usaha, pekerjaan bebas WP, atau objek yang terutang pajak.
4. Memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan.
5. Menyampaikan tanggapan secara tertulis atas surat pemberitahuan hasil pemeriksaan.
6. Memberikan keterangan lisan atau tertulis yang diperlukan.

Hal-hal lain yang perlu diketahui adalah pemeriksaan pajak dapat dilakukan kelompok
pemeriksa. Pemeriksaan dapat dilakukan di kantor atau di tempat WP meliputi tahun-tahun
yang lalu maupun berjalan. Apabila WP tidak memberikan kesempatan kepada pemeriksa
untuk memeriksa hal-hal yang terkait. Maka pemeriksa pajak berwenang melakukan
penyegelan.

Ruang Lingkup dan Jangka Waktu Pemeriksaan


Pemeriksaan lapangan meliputi suatu jenis pajak, untuk tahun berjalan dan tahun
sebelumnya untuk tujuan lain yang dilakukan di tempat WP. Sedangkan, Pemeriksaan
Kantor meliputi suatu jenis pajak tertentu baik tahun berjalan atau tahun-tahun sebelumnya
dilakukan di kantor DJP.
Pemeriksaan lapangan dapat dilaksanakan dengan pemeriksaan lengkap atau pemeriksaan
sederhana, sedangkan pemeriksaan kantor hanya dapat dilaksanakan dengan pemeriksaan
sederhana saja Pemeriksaan lengkap dilakukan di tempat Wajib Pajak. Pemeriksaan
sederhana lapangan adalah pemeriksaan pajak yang dilakukan dngan menerapkan Teknik-
teknik pemeriksaan dengan bobot dan kedalaman yang sederhana, begitu pula dengan
pemeriksaan sederhana kantor. Pemeriksaan kantor hanya dapat dilaksanakan dengan
pemeriksaan sederhana Pemeriksaan lengkap dapat dilaksanakan dalam waktu 2 bulan atau
paling lama 8 bulan. Pemeriksaan sederhana lapangan dilaksanakan dalam jangka 1 bulan
dan paling lama 2 bulan. Pemeriksaan sederhana kantor dilaksanakan dalam jangka waktu
4 minggu dan paling lama 6 minggu. Apabila ditemukan indikasi adanya transaksi yang
berunsur transfer pricing,maka linngkup pemeriksaan ditingkatkan menjadi pemeriksa
lapangan.
Dalam Akuntansi pemeriksaan (Auditing) merupakan suatu proses menghimpun dan
mengevaluasi bukti- bukti dari keterangan-keterangan yang terukur dari suatu kesatuan
ekonomi dengan tujuan untuk mempertimbangkan dan melaporkan tingkat kesesuaian dari
keterangan- keterangan yang terukur tersebut berdasarkan kriteria-kriteria yang ditetapkan.
Adapun yang dimaksud dengan pemeriksaan pajak pada dasarnya termasuk ke dalam jenis
pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam definisi auditing, yaitu mengandung beberapa
unsur pokok seperti informasi terukur dengan kriteria tetap, satuan usaha.

Unsur-unsur pokok dalam pemeriksaan pajak


1. Informasi yang terukur dengan kriteria tetap yaitu untuk proses pajak dimulai dengan
mencari,menghimpun,dan mengolah informasi yang ada pada SPT.
2. Satuan Usaha yaitu setiap akan melakukan pemeriksaan pajak,ruang lingkup pemeriksaan
harus dinyatakan secara jelas.
3. Mengumpulkan dan Mengevaluasi bahan bukti,dimana segala informasi yang
dipergunakan oleh pemeriksa pajak untuk menentukan informasi terukur
4. Pemeriksa yang kompoten dan indipenden yaitu setiap pemeriksaan pajak harus memiliki
pengetahuan,keterampilan yang cukup agar dapat memahami kriteria yang diperlukan.

Pemeriksaan pajak penting dilakukan karena;


Untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan yang telah dilaksanakan atas
dasar sistem self assessment dalam hal Surat Pemberitahuan (SPT) menunjukkan kelebihan
pembayaran pajak dan/atau rugi, Surat Pemberitahuan (SPT) tidak disampaikan atau
disampaikan tidak tepat waktu, Surat Pemberitahuan (SPT) memenuhi kriteria yang
ditentukan oleh DJP

Tujuan lain pemeriksaan pajak adalah dalam melaksanakan ketentuan peraturan


perundang-undangan perpajakan, dalam hal Pemberian atau pencabutan NPWP, Nomor
PPKP, Penentuan besarnya jumlah angsuran pajak suatu masa untuk Wajib Pajak baru,
Wajib Pajak yang mengajukan keberatan dan banding, Pengumpulan bahan guna
menyusun norma penghitungan, Pencocokan data dan/atau alat keterangan, Penentuan
Wajib Pajak berlokasi di daerah tertentu, Penentuan satu atau Iebih tempat terutang Pajak
Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penghasilan Pasal 21.

Pelaksanaan pemeriksaan dapat dikelompokkan sesuai dengan sifatnya.


1. Pemeriksaan rutin, adalah pemeriksaan yang dapat langsung dilakukan oleh unit
pemeriksa tanpa harus ada persetujuan terlebih dahulu dari unit atasan, biasanya harus
segera dilakukan terhadap:
a. Surat Pemberitahuan (SPT) lebih bayar,
b. Surat Pemberitahuan (SPT) rugi
c. Surat Pemberitahuan (SPT) yang menyalahi penggunaan norma penghitungan.
Batas waktu pemeriksaan rutin lengkap paling lama tiga bulan sejak pemeriksaan dimulai.
Sedangkan pemeriksaan lokasi lamanya maksimal 45 hari sejak Wajib Pajak diperiksa.
2. Pemeriksaan khusus, dilakukan setelah ada persetujuan atau instruksi dari unit atasan
dalam hal:
a. Terdapat bukti bahwa Surat Pemberitahuan (SPT) yang disampaikan oleh Wajib Pajak
tidak benar,
b. Terdapat indikasi bahwa Wajib Pajak melakukan tindak pidana di bidang perpajakan;
c. Sebab-sebab lain berdasarkan instruksi dari Direktur Jenderal Pajak atau Kepala Kantor
Wilayah.
3. Pemeriksaan lain dilakukan misalnya:
a. Pemeriksaan Saat Mulai Berproduksi (SMB)
b. Pemeriksaan konfirmasi:
c. Pemeriksaan bukti permulaan
d. Pemeriksaan pengamatan.

Teknik dan Metode Pemeriksaan Pajak


Teknik periksaan (Audit technique) adalah cara mendapatkan pembuktian dan
dikenal dengan istilah memeriksa (to examine), menganalisis (to analyze),
mengecek (to check). membandingkan, konfirmasi, fotting, menginfeksi (to
inpect), merekonsiliasi, testing atau sampling, menelusuri (to trace) dan
memeriksa dokumen dasar (vouching). Sejalan dengan hal tersebut teknik
pemeriksaan merupakan cara pembuktian data dari metode pemeriksaan.
Perbedaan antara pemeriksaan yang dilakukan oleh akuntan publik dengan
pemeriksaan pajak yaitu pemeriksaan pajak lebih memfokuskan pemeriksaan
secara mendalam terhadap bidang-bidang yang diragukan kebenarannya dan
pemeriksaan pajak mempunyai kewenangan untuk mencari dan mengalihkan
pendapatan yang tersembunyi diluar pembukuan.

Pelaksanaan Pemeriksaan
1. Dalam pemeriksaan lapangan,pemeriksa pajak berwenang
o Memeriksa atau meminjamkan buku,catatan dan dokumen pendukung lainnya
o Meminta keterangan lisan atau tertulis dari WP yang diperiksa
o Memasuki tempat atau ruangan yang diduga merupakan tempat menyimpan barang
yang dianggap penting serta melakukan pemeriksaan di tempat tersebut.
o Melakukan penyegelan tempat atau ruangan tersebut apabia WP tidak
memeberikan kesempatan untuk memasuki tempat tersebut.
o Meminta keterangan yang diperlukan dari pihak ketiga yang mempunyai hubungan
dengan WP yang diperiksa.

2. Dalam melakukan Pemeriksaan Kantor, Pemeriksa Pajak berwenang:


o Memeriksa atau meminjamkan buku dan catatan WP
o Meminta keterangan lisan atau tertulis dari WP yang diperiksa
o Meminta keterangan atau data yang diperlukkan dari pihak ketiga yang
o mempunyai hubungan dengan WP

3. Apabila pada saat dilakukan Pemeriksaan Lapangan, Wajib Pajak atau kuasanya tidak
ada di tempat, maka pemeriksaan tetap dapat dilaksanakan sepanjang ada pihak yang
dan mempunyai kewenangan untuk bertindak selaku yang mewakili Wajib Pajak.

4. Untuk keperluan pengamanan pemeriksaan, maka sebelum Pemeriksaan Lapangan


ditunda. Pemeriksa Pajak dapat melakukan penyegelan
5. Dalam hal terjadi penolakan untuk menandatangani Surat Pernyataan Penolakan
Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam angka 8,maka pemeriksaan pajak membuat
berita acara penolakan pemeriksaaan yang ditandatangani oleh pemeriksa pajak.

Laporan Pemeriksaan Pajak

1. Laporan Pemeriksaan Pajak digunakan sebagai dasar penerbitan SKP


2. Perhitungan besarnya pajak yang terutang menurut laporan Pemeriksaan Pajak yang
digunakan sebagai dasar penerbitan SKP dan STP
3. Atas pemberitahuan tersebut WP wajib menyampaikan tangga secara tertulis
4. Pemberitahuan hasil pemeriksaan pemeriksaan kepada WP tidak dilakukan apabila
pemeriksaan dilanjutkan dengan tindakan penyidikan
5. Dalam pemeriksaan kantor hasil pemeriksaan disampaikan kepada WP

Pengujian kelengkapan dan keabsahan dokumen dasar (source


control) yaitu untuk
1. Menguji kelengkapan penjualan dengan cara melakukan pencocokan antara pembelian
dari langganan, pesanan penjualan, faktur, perintah kirim (delivery order bukti kirim,
dan laporan pengiriman barang.
2. Menguji kelengkapan pembelian dengan melakukan pencocokan antara permintaan
pembelian, pesanan pembelian, faktur, bukti pengiriman, dan laporan penerima barang

Penguji keterkaitan tersebut meliputi penerapan:


1. Arus barang, dilakukan untuk menentukan kelengkapan omzet/penjualan/ peredaran.
2. Arus kas, dilakukan untuk menentukan kelengkapan penerimaan/pengeluaran
kas/bank.
3. Arus utang, dilakukan untuk menentukan kelengkapan dan ketepatan jumlah
pembelian.
4. Arus piutang, dilakukan untuk menentukan kelengkapan dan ketepatan jumlah omzet
penjualan.

Manfaat informasi pihak ketiga yang meliputi antara lain:


1. Data yang diproduksi dari hasil pemeriksaan WP lain (sebagai salah satu kewajiban dari
pemeriksa)
2. Data yang di kumpulkan dari pihak ketiga misalnya dari bank, kerjasama Antara
departemen, pemimpin proyek

Menguji Kebenaran fisik dilakukan untuk meyakini keberadaan dan kepemilikan aktiva
yang dipergunakan dalam kegiatan usaha WP
1. Menginspeksi dilakukan untuk memeriksa dengan seksama prosedur operasi dan
proses produksi sehingga pemeriksaan dapat memperoleh data yang relevan
2. Merekonsiliasi yaitu mencocokkan saldo dari dua sumber yang berbeda mengenai hal
yang sama
3. Mencocokkan laporan keuangan komersial yang disusun berdasarkan standar akuntansi
keuangan yang disusun berdasarkan ketentuan perpajakan
4. Mengecek yaitu untuk mencocokan kembali benar tidaknya perhitungan sistematis
yang dilakukan oleh WP
5. Melakukan verifikasi yaitu untuk meneliti dan menentukan kebenaran suatu laporan

Pelaksanaan pemeriksaan dapat dilakukan dengan dua metode yaitu:


1. Metode langsung, yaitu metode yang dilakukan dengan cara menguji kebenaran angka-
angka dalam Surat Pemberitahuan, laporan keuangan, buku-buku, catatan-catatan dan
dokumen pendukung sesuai dengan proses pemeriksaan.
2. Metode tidak langsung, yaitu metode yang dilakukan dengan cara pengujian angka-
angka dalam Surat Pemberitahuan secara tidak langsung melalui suatu pendekatan
penghitungan tertentu mengenai penghasilan dan biaya.
3. Metode tidak langsung dapat dipergunakan sebagai pelengkap metode langsung atau
sebagai pengganti dalam hal pemakaian metode langsung atau tidak sepenuhnya dapat
dilaksanakan. Metode tidak langsung yang biasa digunakan antara lain metode
transaksi tunai, metode perbandingan kekayaan bersih, metode satuan dan volume,
metode pendekatan produksi dan metode pendekatan laba kotor.

Tata Cara Pemeriksaan


1. Dilakukan oleh seorang pemeriksa atau lebih.
2. Bila WP atau kuasanya tidak memperlihatkan/meminjamkan buku, tidak mengizinkan
memasuki tempat tertentu dan tidak memberikan keterangan yang diperlukan maka WP
harus menandatangani surat pernyataan pemeriksaan (SP3).
3. Berdasarkan hasil pemeriksaan lapangan yang disetujui dibuatkan Laporan
Pemeriksaan Pajak (LP2), dan diterbitkan SKP dan STP sejauh tidak ada tindakan
penyidikan
4. Temuan dalam pemeriksaan lengkap yang tidak disetujui sebagian atau tidak disetujui
oleh Wajib Pajak maka dilakukan Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan (PAHP)
5. Laporan pemeriksaan akhir yang dibuat harus diberitahukan kapada Wajib Pajak
dengan tujuan konsekuensi dari self assessment system, bahan bagi Wajib Pajak untuk
mengajukan keberatan, bahan untuk Wajib Pajak melakukan penyesuaian pembukuan.

Norma dan pedoman pemeriksaan ada beberapa jenisnya yaitu


diantaranya:
1. Norma pemeriksaan yang berkaitan dengan pemeriksa pajak dalam rangka
pemeriksaan lapangan.
2. Norma pemeriksaan yang berkaitan dengan pemeriksa pajak dalam rangka
pemeriksaan kantor
3. Norma pemeriksaan yang berkaitan dengan pelaksanaan pemeriksaan
4. Norma pemeriksaan yang berkaitan dengan wajib pajak

Pedoman Umum Pemeriksaan adalah sebagai berikut:


1. Pemeriksaan dilaksanakan oleh Pemeriksa Pajak yang:
a. Telah mendapat pendidikan teknis yang cukup dan memiliki ketrampilan sebagai
Pemeriksa Pajak
b. Bekerja dengan jujur, bertanggung jawab: penuh pengabdian, bersikap
terbuka,sopan, dan objektif, serta menghindarkan diri dari perbuatan tercela.
c. Menggunakan keahliannya secara cermat dan saksama serta memberikan gambaran
yang sesuai dengan keadaan sebenarnya tentang Wajib Pajak
2. Temuan hasil pemeriksaan dituangkan dalam Kertas Kerja Pemeriksaan sebagai bahan
untuk menyusun Laporan Pemeriksaan Pajak.

Pedoman Laporan Pemeriksaan Pajak adalah sebagai berikut


1. Laporan Pemeriksaan Pajak disusun secara ringkas dan jelas, memuat ruang lin sesuai
dengan tujuan pemeriksaan, memuat kesimpulan Pemeriksa Pajak didukung temuan
yang kuat tentang ada atau tidak adanya penyimpangan terhad peraturan perundang-
undangan perpajakan, dan memuat pula pengungkap informasi lain yang terkait.
2. Laporan Pemeriksaan Pajak yang berkaitan dengan pengungkapan penyimpang Surat
Pemberitahuan harus memperhatikan Kertas Kerja Pemeriksaan antara mengenai
a. Berbagai faktor perbandingan
b. Nilai absolut dari penyimpangan
c. Sifat dari penyimpangan:
d. Petunjuk atau temuan adanya penyimpangan;
e. Pengaruh penyimpangan;
f. Hubungan dengan permasalahan lainnya.
3. Laporan Pemeriksaan Pajak harus didukung oleh daftar yang lengkap dan rinci sesuai
dengan tujuan pemeriksaan.

Hak- Hak Wajib Pajak Apabila Dilakukan Pemeriksaan.


1. Meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memperlihatkan Tanda Pengenal Pemerika
2. Meminta tindasan Surat Perintan Pemeriksaan Pajak
3. Menolak untuk diperiksa apabila Pemeriksa tidak dapat menunjukan Tanda Pengenal
Pemeriksa dan Surat Perintah Pemeriksaan
4. Meminta penjelasan tentang maksud dan tujuan pemeriksaan
5. Meminta tanda bukti peminjaman buku-buku, catatan-catatan, serta dokumen-
dokumen yang dipinjam oleh Pemeriksa Pajak
Kewajiban Wajib Pajak Apabila Dilakukan Pemeriksaan.
1. Memperlihatkan dan meminjamkan buku-buku, catatan lainnya yang berkaitan dengan
usaha Wajib Pajak.
2. Memberi kesempatan kepada pemeriksa untuk memasuki tempat atau ruangan yang
dipandang perlu oleh pemeriksa dan memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan.
3. Memberi keterangan lisan dan/atau tertulis yang diminta pemeriksa.

PENYEGELAN
Dilakukan dengan alasan:
1. Wajib Pajak tidak memberi kesempatan kepada pemeriksa untuk memaskin tertentu
2. Wajib Pajak tidak berada ditempat pada saat pemeriksaan
3. Wajib Pajak menolak memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan
4. Sebagai upaya pengamanan sebelum pemeriksaan dilakukan.
Pemeriksa membuat Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP). Hasil pemeriksaan harus
diberitahukan kepada Wajib Pajak bila terdapat perbedaan antara Surat Pemberitahu
(SPT) dengan hasil pemeriksaan.

 Penyidikan Pajak
Serangkaian yang dilakukan oleh penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti
yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang perpajakan yang terjadi
serta menemukan tersangkanya. Terkait pengertian tersebut ada beberapa tujuannya
yaitu Tindak pidana menjadi terang,menemukan tersangka serta mengetahui besarnya
pajak yang digelapkan.Adapun beberapa perbuatan dari tindak pidana di bidang
perpajakan salah satunya yaitu Dapat menimbulkan kerugian bagi pendapatan negara.

 Wewenang penyidik
1. Menerima, mencari, mengumpulkan keterangan atau laporan dengan tindak pidana
agar laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas.
2. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau
badan tentang kebenaran perbuatan
3. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi.
4. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana di bidang perpajakan
5. Menghentikan penyidikan

 Tindakan Hukum yang dapat dilakukan seorang penyidik


1. Pemanggilan tersangka atau saksi
2. Pembatasan kebebasan orang yang dipanggil
3. Penggeledahan
4. Pemeriksaan tempat tertentu yang diduga terdapat bahan bukti
5. Penyitaan

 Penyidikan dihentikan dalam hal:


1. Tidak terdapat cukup bukti
2. Peristiwanya bukan merupakan tindak pidana di bidang perpajakan
3. Peristiwanya telah daluwarsa
4. Tersangkanya meninggal dunia
5. Dengan alasan untuk kepentingan penerimaan negara, atas permintaan Menteri
Keuangan, Jaksa Agung dapat menghentikan penyidikan dengan syarat:
a. WP melunasi pajak yang tidak atau kurang di bayar atau tidak seharusnya
dikembalikan
b. WP membayar sanksi administrasi berupa denda sebesar 4 kali jumlah pajak yang
tidak atau kurang dibayar atau tidak seharusnya dikembalikan.

 Sanksi Pidana yang Berkaitan dengan Penyidikan


1. Pihak ke-3 seperti Bank, Akuntan Publik, Notaris, Konsultan Pajak, Kantor
Administrasi dan lain, yang dengan sengaja tidak memberikan keterangan atau
bukti yang diminta, atau memberi keterangan atau bukti yang tidak benar, diancam
dengan pidana penjara selama-lamanya satu tahun dan denda setinggi-tingginya Rp
5.000.000,00.
2. Siapa saja yang dengan sengaja menghalangi atau mempersulit penyidikan tindak
pidana di bidang perpajakan, diancam dengan penjara pidana selama-lamanya tiga
tahun dan denda setinggi-tingginya Rp 10.000.000,00

Anda mungkin juga menyukai