Anda di halaman 1dari 30

PEMERIKSAAN PAJAK

PALEMBANG
2014
Definisi

Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan


mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan
secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar
pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Pemeriksaan Lapangan adalah Pemeriksaan yang dilakukan di
tempat kedudukan, tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas,
tempat tinggal Wajib Pajak, atau tempat lain yang ditentukan
oleh Direktur Jenderal Pajak.
Pemeriksaan Kantor adalah Pemeriksaan yang dilakukan di kantor
Direktorat Jenderal Pajak.
Dasar Hukum

UU KUP No. 6 Tahun 1983 s.t.d.t.d. UU KUP No 16 Tahun 2009


Pasal 29, Pasal 29 A, Pasal 30 dan Pasal 31
Peraturan Menteri Keuangan No. 82/PMK. 03/2011 tentang
Tata Cara Pemeriksaan Pajak
Peraturan Dirjen Pajak No. 34/PJ/2011 ttg Petunjuk
Pelaksanaan Pemeriksaan untuk Menguji Kepatuhan
Pemenuhan Kewajiban Perpajakan
Peraturan Dirjen Pajak No. 35/PJ/2011 ttg Petunjuk
Pelaksanaan Pemeriksaan untuk Tujuan Lain
Peraturan Dirjen Pajak No. 9/PJ/2010 ttg Standar Pemeriksaan
untuk Menguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan
Tax Audit vs General Audit

Uraian General Audit Tax Audit

Auditor Auditor Independen PNS DJP atau tenaga


ahli yang ditunjuk

Objek Audit Laporan Keuangan SPT/pelaksanaan


kewajiban perpajakan

Tujuan Memberikan Opini Menguji kepatuhan dan


tujuan lain

Output Opini/Laporan Surat Ketepan Pajak

Acuan PSAK UU Fiskal


Tujuan Pemeriksaan

menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan


dalam rangka memberikan kepastian hukum, keadilan, dan
pembinaan kepada Wajib Pajak
tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan
Ruang Lingkup Pemeriksaan

Pemeriksaan Lapangan
Meliputi suatu jenis pajak atau seluruh jenis pajak,
untuk tahun berjalan dan atau tahun-tahun
sebelumnya lain yang dilakukan di tempat Wajib
Pajak
Pemeriksaan Kantor
Meliputi suatu jenis pajak tertentu baik tahun
berjalan dan atau tahun-tahun sebelumnya yang
dilakukan di kantor Direktorat Jenderal Pajak
Jenis Pemeriksaan Lapangan
 Pemeriksaan Lengkap adalah Pemeriksaan Lapangan untuk
seluruh jenis pajak, baik untuk tahun berjalan dan atau tahun-
tahun sebelumnya, yang dilaksanakan dengan menerapkan
teknik-teknik pemeriksaan yang lazim digunakan dalam
pemeriksaan pada umumnya dalam rangka mencapai tujuan
pemeriksaan.

 Pemeriksaan Sederhana Lapangan adalah Pemeriksaan


Lapangan untuk seluruh jenis pajak atau jenis pajak tertentu,
baik untuk tahun berjalan atau tahun-tahun sebelumnya, yang
dilaksanakan dengan menerapkan teknik-teknik pemeriksaan
yang dipandang perlu menurut keadaan dalam rangka
mencapai tujuan pemeriksaan
Tujuan Menguji Kepatuhan

1. Surat Pemberitahuan menunjukan kelebihan


pembayaran pajak, termasuk yang telah diberikan
pengembalian pendahuluan kelebihan pajak;
2. Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan
menunjukan rugi;
3. Surat Pemberitahuan tidak disampaikan atau
disampaikan tidak pada waktu yang telah ditetapkan;
4. Surat Pemberitahuan yang memenuhi kriteria seleksi
yang ditentukan oleh Direktur Jenderal Pajak;
5. ada indikasi kewajiban perpajakan tidak dipenuhi.
Tujuan Lain
1. pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak secara jabatan;
2. penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak;
3. pengukuhan atau pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak;
4. Wajib Pajak mengajukan keberatan;
5. pengumpulan bahan guna penyusunan Norma Penghitungan
Penghasilan Neto;
6. pencocokan data dan atau alat keterangan;
7. penentuan Wajib Pajak berlokasi di daerah terpencil;
8. penentuan satu atau lebih tempat terutang Pajak Pertambahan
Nilai;
9. Pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak
10. penentuan saat produksi dimulai atau memperpanjang jangka waktu
kompensasi kerugian sehubungan dengan pemberian fasilitas
perpajakan
11. memenuhi permintaan informasi dari negara mitra Perjanjian
Penghindaran Pajak Berganda
Jenis-jenis Pemeriksaan

Pemeriksaan Rutin, adalah pemeriksaan yang bersifat


rutin, dilakukan terhadap Wajib Pajak sehubungan
dengan pemenuhan hak dan kewajiban perpajakannya.
Pemeriksaan kriteria seleksi, adalah pemeriksaan
terhadap Wajib Pajak tertentu berdasarkan skor otomatis
secara komputerisasi.
Pemeriksaan Khusus, dilakukan terutama terhadap Wajib
Pajak sehubungan dengan adanya keterangan atau
masalah yang berkaitan dengannya.
Jenis-jenis Pemeriksaan

Pemeriksaan Wajib Pajak lokasi, dilakukan atas cabang,


perwakilan, pabrik, dan atau tempat usaha dan Wajib
Pajak domisili.
Pemeriksaan tahun berjalan, dilakukan dalam tahun
berjalan untuk jenis-jenis pajak tertentu atau seluruh
jenis pajak.
Pemeriksaan bukti permulaan, untuk mendapatkan bukti
permulaan tentang adanya dugaan telah terjadi tindak
pidana di bidang perpajakan.
Standar Pemeriksaan

Standar Umum
Standar Pelaksanaan Pemeriksaan
Standar Pelaporan Hasil Pemeriksaan
Standar Umum

1. Standar umum Pemeriksaan merupakan standar yang bersifat pribadi


dan berkaitan dengan persyaratan Pemeriksa Pajak dan mutu
pekerjaannya
2. Pemeriksaan dilaksanakan oleh Pemeriksa Pajak yang :
a. telah mendapat pendidikan dan pelatihan teknis yang cukup serta
memiliki keterampilan sebagai Pemeriksa Pajak, dan menggunakan
keterampilannya secara cermat dan seksama;
b. jujur dan bersih dari tindakan-tindakan tercela serta senantiasa
mengutamakan kepentingan negara; dan
c. taat terhadap berbagai ketentuan peraturan perundang-undangan,
termasuk taat terhadap batasan waktu yang ditetapkan.
3. Dalam hal diperlukan, Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dapat dilaksanakan oleh tenaga ahli dari luar Direktorat Jenderal
Pajak yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak
Standar Pelaksanaan Pemeriksaan

a. pelaksanaan Pemeriksaan harus didahului dengan


persiapan yang baik, sesuai dengan
tujuan Pemeriksaan, dan mendapat pengawasan yang
seksama;
b. luas Pemeriksaan (audit scope) ditentukan berdasarkan
petunjuk yang diperoleh yang harus dikembangkan
melalui pencocokan data, pengamatan, permintaan
keterangan, konfirmasi, teknik sampling, dan pengujian
lainnya berkenaan dengan Pemeriksaan;
Standar Pelaksanaan Pemeriksaan

c. temuan Pemeriksaan harus didasarkan pada bukti kompeten yang


cukup dan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan;
d. Pemeriksaan dilakukan oleh suatu tim Pemeriksa Pajak yang terdiri dari
seorang supervisor, seorang ketua tim seorang atau lebih anggota tim;
e. Tim Pemeriksa Pajak sebagaimana dimaksud pada huruf d dapat
dibantu oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian tertentu yang
bukan merupakan Pemeriksa Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal
7 ayat (2), baik yang berasal dari Direktorat Jenderal Pajak maupun
yang berasal dari instansi di luar Direktorat Jenderal Pajak yang telah
ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak sebagai tenaga ahli seperti
peterjemah bahasa, ahli di bidang teknologi informasi, dan pengacara;
Standar Pelaksanaan Pemeriksaan

f. Apabila diperlukan, Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan


pemenuhan kewajiban perpajakan dapat dilakukan secara bersama-
sama dengan tim pemeriksa dari instansi lain;
g. Pemeriksaan dapat dilaksanakan di kantor Direktorat Jenderal Pajak,
tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas Wajib Pajak, tempat
tinggal Wajib Pajak, atau ditempat lain yang dianggap perlu
oleh pemeriksa Pajak;
h. Pemeriksaan dilaksanakan pada jam kerja dan apabila diperlukan
dapat dilanjutkan di luar jam kerja;
i. pelaksanaan Pemeriksaan didokumentasikan dalam bentuk Kertas
Kerja Pemeriksaan;
j. Laporan Hasil Pemeriksaan digunakan sebagai dasar penerbitan surat
ketetapan pajak dan/atau Surat Tagihan Pajak.
Kertas Kerja Pemeriksaan

Kertas Kerja Pemeriksaan adalah catatan secara rinci dan


jelas yang dibuat oleh Pemeriksa Pajak mengenai
prosedur Pemeriksaan yang ditempuh, data, keterangan,
dan/atau bukti yang dikumpulkan, pengujian yang
dilakukan dan simpulan yang diambil sehubungan dengan
pelaksanaan Pemeriksaan.
Fungsi Kertas Kerja Pemeriksaan

a. bukti bahwa Pemeriksaan telah dilaksanakan sesuai


standar pelaksanaan Pemeriksaan;
b. bahan dalam melakukan Pembahasan Akhir Hasil
Pemeriksaan dengan Wajib Pajak mengenai temuan
Pemeriksaan;
c. dasar pembuatan Laporan Hasil Pemeriksaan;
d. sumber data atau informasi bagi penyelesaian
keberatan atau banding yang diajukan oleh Wajib
Pajak;dan
e. referensi untuk Pemeriksaan berikutnya.
Isi Kertas Kerja Pemeriksaan

a. prosedur Pemeriksaan yang dilaksanakan;


b. data, keterangan, dan/atau bukti yang diperoleh;
c. pengujian yang telah dilakukan; dan
d. simpulan dan hal-hal lain yang dianggap perlu yang
berkaitan dengan Pemeriksaan.
Standar Pelaporan Hasil Pemeriksaan

Laporan Hasil Pemeriksaan adalah laporan yang berisi


tentang pelaksanaan dan hasil Pemeriksaan yang disusun
oleh Pemeriksa Pajak secara ringkas dan jelas serta sesuai
dengan ruang lingkup dan tujuan Pemeriksaan.
Cakupan LHP

Laporan Hasil Pemeriksaan disusun secara ringkas dan


jelas,
memuat ruang lingkup atau pos-pos yang diperiksa sesuai
dengan tujuan Pemeriksaan,
memuat simpulan Pemeriksa Pajak yang didukung
temuan yang kuat tentang ada atau tidak adanya
penyimpangan terhadap peraturan perundang-undangan
perpajakan, dan
memuat pula pengungkapan informasi lain yang terkait
dengan Pemeriksaan
Isi Laporan Hasil Pemeriksaan

1. Penugasan Pemeriksaan;
2. Identitas Wajib Pajak;
3. Pembukuan atau pencatatan Wajib Pajak;
4. Pemenuhan kewajiban perpajakan;
5. Data/informasi yang tersedia;
6. Buku dan dokumen yang dipinjam;
7. Materi yang diperiksa;
8. Uraian hasil Pemeriksaan;
9. Ikhtisar hasil Pemeriksaan;
10. Penghitungan pajak terutang;
11. Simpulan dan usul Pemeriksa Pajak.
Kewajiban Pemeriksa Pajak

a. menyampaikan pemberitahuan secara tertulis tentang akan


dilakukan Pemeriksaan kepada Wajib Pajak;
b. memperlihatkan Tanda Pengenal Pemeriksa Pajak dan Surat
Perintah Pemeriksaan kepada Wajib Pajak pada waktu
melakukan Pemeriksaan;
c. menjelaskan alasan dan tujuan Pemeriksaan kepada Wajib
Pajak;
d. memperlihatkan Surat Tugas kepada Wajib Pajak apabila
susunan tim Pemeriksa Pajak mengalami perubahan;
e. menyampaikan Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan
kepada Wajib Pajak;
Kewajiban Pemeriksa Pajak

f. memberikan hak hadir kepada Wajib Pajak dalam rangka


Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan dalam batas waktu yang telah
ditentukan;
g. melakukan pembinaan kepada Wajib Pajak dalam memenuhi
kewajiban perpajakannya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan;
h. mengembalikan buku atau catatan, dokumen yang menjadi dasar
pembukuan atau pencatatan, dan dokumen lainnya yang dipinjam
dari Wajib Pajak paling lama 7 (tujuh) hari sejak tanggal Laporan
Hasil Pemeriksaan;dan
i. merahasiakan kepada pihak lain yang tidak berhak segala sesuatu
yang diketahui atau diberitahukan kepadanya oleh Wajib Pajak
dalam rangka Pemeriksaan.
Wewenang Pemeriksa Pajak

a. melihat dan/atau meminjam buku atau catatan, dan dokumen


pendukung lainnya;
b. mengakses dan/atau mengunduh data yang dikelola secara
elektronik;
c. memasuki dan memeriksa tempat atau ruang, barang
bergerak dan/atau tidak bergerak yang diduga atau patut
diduga digunakan untuk menyimpan buku atau catatan,
dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan,
dokumen lain, uang dan/atau barang yang dapat memberi
petunjuk tentang penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha,
pekerjaan bebas Wajib Pajak, atau objek yang terutang pajak;
Wewenang Pemeriksa Pajak

d. meminta kepada Wajib Pajak untuk memberi bantuan guna


kelancaran Pemeriksaan
e. melakukan penyegelan tempat atau ruang tertentu serta
barang bergerak dan/atau tidak bergerak;
f. meminta keterangan lisan dan/atau tertulis dari Wajib Pajak;
dan
g. meminta keterangan dan/atau bukti yang diperlukan dari
pihak ketiga yang mempunyai hubungan dengan Wajib Pajak
yang diperiksa.
Hak & Kewajiban WP
(dalam Pemeriksaan)
27

Hak WP
1. meminta diperlihatkan Tanda Pengenal Pemeriksa Pajak dan SP3
2. meminta penjelasan tentang alasan & tujuan Pemeriksaan
3. meminta diperlihatkan Surat Tugas
4. menerima SPHP
5. menghadiri Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan
6. mengajukan permohonan untuk dilakukan pembahasan oleh Tim
Pembahas
7. memberikan pendapat/penilaian atas pelaksanaan Pemeriksaan

*Tambahan (dalam hal Pemeriksaan Lapangan)


meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memberikan pemberitahuan secara tertulis
sehubungan dengan pelaksanaan Pemeriksaan Lapangan

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK


*Berdasarkan PMK 199/PMK.03/2007
Bersama Anda membangun Bangsa
Hak & Kewajiban WP
(dalam Pemeriksaan)
28

Kewajiban WP
(Pemeriksaan lapangan)
1. memperlihatkan dan/atau meminjamkan buku atau catatan, dokumen
yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan paling lama 1 bulan
sejak permintaan disampaikan
2. memberikan kesempatan untuk mengakses dan/atau mengunduh
data yang dikelola secara elektronik
3. memberikan kesempatan untuk memasuki dan memeriksa tempat
atau ruang, diduga atau patut diduga digunakan untuk menyimpan
buku atau catatan, dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau
pencatatan
4. memberi bantuan guna kelancaran Pemeriksaan
5. menyampaikan tanggapan secara tertulis atas SPHP
6. memberikan keterangan lisan dan/atau tertulis yang diperlukan

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK


*Berdasarkan PMK 199/PMK.03/2007
Bersama Anda membangun Bangsa
Hak & Kewajiban WP
(dalam Pemeriksaan)
29

Kewajiban WP
(Pemeriksaan Kantor)
1. memenuhi panggilan untuk datang menghadiri Pemeriksaan
2. memperlihatkan dan/atau meminjamkan buku atau catatan,
dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan
pencatatan paling lama 1 bulan sejak permintaan disampaikan
3. memberi bantuan guna kelancaran Pemeriksaan
4. menyampaikan tanggapan secara tertulis atas SPHP
5. meminjamkan KKP yang dibuat oleh Akuntan Publik
6. memberikan keterangan lisan dan/atau tertulis yang diperlukan

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK


*Berdasarkan PMK 199/PMK.03/2007
Bersama Anda membangun Bangsa
Kewajiban Pihak Ketiga
(dalam pemeriksaan)
30

Pihak Ke
III Bank
Akuntan Publik
Notaris
memberikan
WAJIB Keterangan/
Konsultan Pajak
bukti
Kantor Administrasi
Pihak III lain

Pihak ke III harus memberikan keterangan paling lama 7 hari sejak diterimanya surat
permintaan keterangan atau bukti atau surat izin dari pihak yang berwenang

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK


Bersama Anda membangun Bangsa
*Berdasarkan UU Pasal 35 dan PMK 199/PMK.03/2007

Anda mungkin juga menyukai