Anda di halaman 1dari 98

PEMERIKSAAN

dan
PENYIDIKAN
PAJAK
L/O/G/O
www.themegallery.com

1
PEMERIKSAAN PAJAK

L/O/G/O
www.themegallery.com

2
DASAR HUKUM
UU Nomor 6 TAHUN 1983 (mulai berlaku pada tanggal 1 Januari
1984) stdtd UU Nomor 16 TAHUN 2009 (mulai berlaku pada tanggal 25 Maret
2009) tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.03/2013 tentang TATA CARA
PEMERIKSAAN jo. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.03/2015
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor 25/PJ/2013 tentang Pedoman e-
audit
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor 15/PJ/2018 tentang Kebijakan
Pemeriksaan

3
Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan:
menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti
yang dilaksanakan secara objektif dan profesional
berdasarkan suatu standar pemeriksaan 
untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk
tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan.

TUJUAN PEMERIKSAAN

1 dan/
2
atau
tujuan lain dalam
menguji kepatuhan rangka melaksanakan
pemenuhan kewajiban ketentuan peraturan
perpajakan perundang-undangan
perpajakan.
4
PEMERIKSAAN 
UNTUK MENGUJI
KEPATUHAN PEMENUHAN
KEWAJIBAN PERPAJAKAN

5
Ruang Lingkup

Jenis Pajak :
satu, beberapa, atau seluruh jenis pajak
Pemeriksaan untuk
menguji kepatuhan
pemenuhan kewajiban Masa/Tahun Pajak :
perpajakan satu atau beberapa Masa Pajak,
Bagian Tahun Pajak
atau Tahun Pajak
dalam tahun-tahun
lalu maupun tahun
berjalan

6
Kriteria dan Jenis Pemeriksaan

JENIS PEMERIKSAAN

PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
KANTOR LAPANGAN

7
Kriteria dan Jenis Pemeriksaan
Dilakukan dengan Pemeriksaan Kantor, dalam hal

1 Wajib Pajak yang


mengajukan
permohonan
permohonan pengembalian kelebihan pembayaran
tersebut diajukan oleh WP yang memenuhi
persyaratan: (Pasal 5 ayat (2) PMK-
pengembalian kelebihan 184/PMK.03/2015)
pembayaran pajak 1. Laporan keuangan Wajib Pajak untuk Tahun
sebagaimana dimaksud Pajak yang diperiksa diaudit oleh akuntan publik
dalam Pasal 17B atau laporan keuangan salah satu Tahun Pajak
Undang-Undang KUP dari 2 (dua) Tahun Pajak sebelum Tahun Pajak
yang diperiksa telah diaudit oleh akuntan publik,
dengan pendapat wajar tanpa
pengecualian; dan
2. Wajib Pajak tidak sedang dilakukan
Pemeriksaan Bukti Permulaan, Penyidikan, atau
Penuntutan Tindak Pidana Perpajakan, dan/atau
Wajib Pajak dalam 5 (lima) tahun terakhir tidak
pernah dipidana karena melakukan tindak
pidana di bidang perpajakan.

Dalam hal Pemeriksaan Kantor ditemukan indikasi transaksi yang terkait dengan transfer
pricing dan/atau transaksi khusus lain yang berindikasi adanya rekayasa transaksi keuangan,
pelaksanaan Pemeriksaan Kantor diubah menjadi Pemeriksaan Lapangan.
8
Kriteria dan Jenis Pemeriksaan

2 terdapat keterangan lain


berupa data konkret
sebagaimana dimaksud
Dilakukan dengan : Pasal 5 ayat (3) PMK-
184/PMK.03/2015)
1. Pemeriksaan Kantor dalam hal ruang lingkup
dalam Pasal 13 ayat (1) pemeriksaan hanya dilakukan terhadap
huruf a Undang-Undang keterangan lain berupa data konkret
KUP 2. Pemeriksaan Lapangan dalam hal ruang lingkup
pemeriksaan dilakukan tidak terbatas hanya
terhadap keterangan lain berupa data konkret.

Dalam hal Pemeriksaan Kantor ditemukan indikasi transaksi yang terkait dengan transfer
pricing dan/atau transaksi khusus lain yang berindikasi adanya rekayasa transaksi keuangan,
pelaksanaan Pemeriksaan Kantor diubah menjadi Pemeriksaan Lapangan.

9
Kriteria dan Jenis Pemeriksaan

3
Wajib Pajak menyampaikan
Surat Pemberitahuan yang
menyatakan lebih bayar, selain
yang mengajukan permohonan
pengembalian kelebihan
pembayaran pajak

Wajib Pajak yang telah


diberikan pengembalian
pendahuluan kelebihan
pembayaran pajak

Wajib Pajak menyampaikan Pemeriksaan dengan kriteria ini 


Surat Pemberitahuan yang penentuan jenis pemeriksaannya
menyatakan rugi diatur oleh Direktur Jenderal Pajak
Wajib Pajak melakukan
penggabungan, peleburan,
pemekaran, likuidasi,
pembubaran, atau akan
meninggalkan Indonesia
untuk selama-Iamanya

Wajib Pajak melakukan


perubahan tahun buku atau
metode pembukuan atau
karena dilakukannya
penilaian kembali aktiva
tetap 10
Kriteria dan Jenis Pemeriksaan

4 Wajib
menyampaikan
menyampaikan
Pajak tidak
atau
Surat
Pemberitahuan tetapi
melampaui jangka waktu
yang telah ditetapkan dalam
surat teguran yang terpilih Pemeriksaan dengan kriteria ini
untuk dilakukan dilakukan dengan jenis Pemeriksaan
Pemeriksaan berdasarkan
Lapangan
Analisis Risiko

Wajib Pajak menyampaikan


Surat Pemberitahuan yang
terpilih untuk dilakukan
pemeriksaan berdasarkan
Analisis Risiko

11
Standar Pemeriksaan

Standar Pemeriksaan digunakan


sebagai ukuran mutu Pemeriksaan
yang diatur oleh Direktur Jenderal
Pajak yang merupakan capaian
minimum yang harus dicapai
Pemeriksa dalam melaksanakan
Pemeriksaan

12
STANDAR PEMERIKSAAN

Standar Umum

a. Telah mendapat pendidikan dan


pelatihan teknis yang cukup serta
memiliki keterampilan sebagai
Standar Pemeriksa Pajak,
Pelaksanaan b. Menggunakan keterampilannya secara
cermat dan seksama;
c. Jujur dan bersih dari tindakan-tindakan
tercela, mengutamakan kepentingan
negara;
Standar d.Taat terhadap berbagai ketentuan
Pelaporan peraturan perundang-undangan di
bidang perpajakan

13
STANDAR PEMERIKSAAN
1. Persiapan yang baik, sesuai dg tujuan Pemeriksaan,
meliputi :
a. Mengumpulkan dan mempelajari data WP (dengan
Standar Umum mempelajari profil WP, Menganalisis data keuangan
WP, Mempelajari data lain yang relevan, baik dari
DJP maupun dari pihak lain.
b. menyusun rencana Pemeriksaan (audit
plan), dan menyusun program Pemeriksaan (audit
program)
c. Menyiapkan sarana Pemeriksaan
Standar 2. Pemeriksaan dilaksanakan dengan melakukan pengujian
Pelaksanaan berdasarkan metode dan teknik Pemeriksaan sesuai
dengan program Pemeriksaan (audit program) yang telah
disusun
3. Temuan Pemeriksaan harus didasarkan pada bukti
kompeten yang cukup dan berdasarkan ketentuan perUU
perpajakan
• Bukti kompeten adalah bukti yang valid dan relevan
Standar dengan tetap mempertimbangkan prinsip kewajaran
Pelaporan dan kelaziman usaha atas transaksi WP yang
memiliki hubungan istimewa
• Bukti yang cukup adalah bukti yang memadai untuk
mendukung temuan hasil Pemeriksaan. Kecukupan
terkait dengan pertimbangan profesional (professional
judgement) Pemeriksa Pajak.
14
STANDAR PEMERIKSAAN
4. Dilakukan oleh suatu tim Pemeriksa Pajak yang terdiri
dari seorang supervisor, seorang ketua tim, dan seorang
atau lebih anggota tim, dan dalam keadaan tertentu
Standar Umum ketua tim dapat merangkap sebagai anggota tim.
5. Dapat dibantu oleh seorang atau lebih yang memiliki
keahlian tertentu, baik yang berasal dari Direktorat
Jenderal Pajak, maupun yang berasal dari instansi di luar
Direktorat Jenderal Pajak yang telah ditunjuk oleh
Direktur Jenderal Pajak, sebagai tenaga ahli seperti
penerjemah bahasa, ahli di bidang teknologi informasi,
Standar dan pengacara
Pelaksanaan 6. Apabila diperlukan, Pemeriksaan untuk menguji
kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dapat
dilakukan secara bersama-sama dengan tim pemeriksa
dari instansi lain
7. Pemeriksaan dapat dilaksanakan di kantor Direktorat
Jenderal Pajak, tempat tinggal atau tempat kedudukan
WP, tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas WP,
Standar dan/atau atau tempat lain yang dianggap perlu oleh
Pelaporan Pemeriksa Pajak
8. Dilaksanakan pada jam kerja dan apabila diperlukan
dapat dilanjutkan di luar jam kerja
9. Pelaksanaan Pemeriksaan didokumentasikan dalam
bentuk Kertas Kerja Pemeriksaan;

15
Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP)
Fungsi KKP :
a. bukti bahwa Pemeriksaan telah dilaksanakan sesuai standar
pelaksanaan Pemeriksaan
b. bahan dalam melakukan Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan
dengan WP mengenai temuan hasil Pemeriksaan
c. dasar pembuatan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP)
d. sumber data atau informasi bagi penyelesaian keberatan atau
banding yang diajukan oleh WP; dan
e. referensi untuk Pemeriksaan berikutnya

Isi KKP :
a. memberikan gambaran mengenai prosedur Pemeriksaan yang
dilaksanakan, data, keterangan, dan/atau bukti yang diperoleh,
pengujian yang telah dilakukan, dan simpulan dan hal-hal lain yang
dianggap perlu yang berkaitan dengan Pemeriksaan
b. ditelaah Supervisor untuk meyakini bahwa Pemeriksaan telah
dilakukan sesuai dengan Rencana Pemeriksaan dan
perubahannya, dan Pemilihan Metode Pemeriksaan, Teknik
Pemeriksaan, Prosedur Pemeriksaan, penghitungan matematis
koreksi, dan dasar hukum koreksi telah dilakukan sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan perpajakan
c. diparaf oleh pembuat dan penelaah KKP
16
STANDAR PEMERIKSAAN
1. LHP disusun secara ringkas dan jelas, memuat
Standar Umum ruang lingkup atau pos-pos yang diperiksa
sesuai dengan tujuan Pemeriksaan, memuat
simpulan Pemeriksa Pajak yang
didukung temuan yang kuat tentang ada atau
tidak adanya penyimpangan terhadap peraturan
perundang-undangan perpajakan, dan memuat
Standar pula pengungkapan informasi lain yang terkait
dengan Pemeriksaan.
Pelaksanaan 2. Laporan Hasil Pemeriksaan untuk menguji
kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan
antara lain mengenai :
a. Penugasan Pemeriksaan;
b. Identitas Wajib Pajak;
c. Pembukuan atau pencatatan Wajib Pajak;
Standar d. Pemenuhan kewajiban perpajakan;
Pelaporan e. Data/informasi yang tersedia;
f. Buku dan dokumen yang dipinjam;
g. Materi yang diperiksa;
h. Uraian hasil Pemeriksaan;
i. Ikhtisar hasil Pemeriksaan;
j. Penghitungan pajak terutang;
k. Simpulan dan usul Pemeriksa Pajak.
17
STANDAR PEMERIKSAAN
3. LHP disusun dan ditandatangani oleh tim
Standar Umum Pemeriksa Pajak
4. LHP ditandatangani oleh Kepala UP2 untuk
mengetahui apakah :
a. Pos-pos yang diperiksa telah sesuai dengan
Rencana Pemeriksaan dan perubahannya
b. Dasar hukum koreksi telah sesuai dengan
Standar ketentuan perundang-undangan perpajakan
Pelaksanaan

Standar
Pelaporan

18
Kewajiban Pemeriksa
1. Menyampaikan surat pemberitahuan
pemeriksaan (pemeriksaan lapangan) atau 5. Menuangkan hasil pertemuan dengan Wajib
surat panggilan (pemeriksaan kantor) kepada Pajak dalam bentuk berita acara hasil

Pemeriksa
Kewajiban
Pemeriksa
Kewajiban
Wajib Pajak. pertemuan;
2. Memperlihatkan Tanda Pengenal Pemeriksa 6. Menyampaikan SPHP
Pajak dan Surat Perintah Pemeriksaan 7. Memberikan hak hadir kepada WP dalam
3. Memperlihatkan Surat yang berisi perubahan rangka Pembahasan Akhir Hasil
Tim Pemeriksa Pajak kepada WP apabila Pemeriksaan pada waktu yang telah
susunan tim Pemeriksa Pajak mengalami ditentukan;
perubahan; 8. Menyampaikan kuesioner pemeriksaan
4. Melakukan pertemuan dengan Wajib Pajak kepada Wajib Pajak
dalam rangka memberikan penjelasan 9. Melakukan pembinaan kepada Wajib Pajak
mengenai: dalam memenuhi kewajiban perpajakannya
• alasan dan tujuan Pemeriksaan sesuai dengan ketentuan peraturan
• hak dan kewajiban Wajib Pajak selama dan perundang-undangan perpajakan dengan
setelah pelaksanaan Pemeriksaan; menyampaikan saran secara tertulis
• hak Wajib Pajak untuk mengajukan
permohonan untuk dilakukan pembahasan
10. Mengembalikan buku atau catatan,
dengan Tim Quality Assurance Pemeriksaan dokumen yang dipinjam dari WP
Pemeriksa 11. Merahasiakan kepada pihak lain yang tidak
Kewajiban
Pemeriksa
Kewajiban
dalam hal terdapat hasil Pemeriksaan yang belum
disepakati antara Pemeriksa Pajak dengan Wajib berhak segala sesuatu yang diketahui
Pajak pada saat Pembahasan Akhir Hasil atau diberitahukan WP dalam rangka
Pemeriksaan; pemeriksaan
• Kewajiban dari WP untuk memenuhi
permintaan buku, catatan, dan/atau
dokumen yang menjadi dasar pembukuan
atau pencatatan, dan dokumen lainnya, yang
akan dipinjam dari WP 19
Wewenang Pemeriksa
1. Melihat/ meminjam buku atau catatan, dokumen
2. Mengakses dan/atau mengunduh data yang dikelola

Pemeriksaan
Pemeriksaan
secara elektronik;
1. Memanggil WP untuk datang ke kantor

lapangan
lapangan
3. Memasuki dan memeriksa tempat atau ruang,
yang diduga digunakan untuk menyimpan DJP
buku/catatan /dokumen/uang/barang 2. Melihat/ meminjam buku atau catatan,
4. Meminta kepada Wajib Pajak untuk memberi bantuan
guna kelancaran Pemeriksaan berupa :
dokumen
a. menyediakan tenaga dan/atau peralatan 3. Meminta kepada Wajib Pajak untuk
atas biaya WP apabila dalam mengakses memberi bantuan guna
data yang dikelola secara elektronik
memerlukan peralatan dan/atau keahlian
kelancaran Pemeriksaan
khusus 4. Meminta keterangan lisan dan/atau
b. memberikan bantuan kepada Pemeriksa tertulis dari Wajib Pajak
Pajak untuk membuka barang bergerak
dan/atau tidak bergerak; dan/atau
5. Meminjam kertas kerja pemeriksaan
c. menyediakan ruangan khusus tempat yang dibuat oleh Akuntan Publik
dilakukannya Pemeriksaan Lapangan dalam melalui Wajib Pajak
hal Pemeriksaan dilakukan di tempat WP
5. Melakukan penyegelan tempat atau ruang tertentu
Pemeriksaan
Pemeriksaan 6. Meminta keterangan dan/atau bukti
serta barang bergerak dan/atau tidak bergerak; Kantor yang diperlukan dari pihak ketiga yang
mempunyai hubungan dengan WP
Kantor
6. Meminta keterangan lisan dan/atau tertulis dari Wajib
Pajak;
7. Meminta keterangan dan/atau bukti yang diperlukan
melalui kepala UP2
dari pihak ketiga yang mempunyai hubungan dengan
WP melalui kepala UP2

20
Hak Wajib Pajak
1. Meminta kepada Pemeriksa Pajak 5. Menerima Surat Pemberitahuan
untuk memperlihatkan Tanda Hasil Pemeriksaan;

Hak
Hak WP
Pengenal Pemeriksa Pajak dan
Surat Perintah Pemeriksaan; 6. Menghadiri Pembahasan Akhir
Hasil Pemeriksaan pada waktu

WP
2. Meminta kepada Pemeriksa Pajak yang telah ditentukan;
untuk memberikan surat
pemberitahuan pemeriksaan 7. Mengajukan permohonan untuk
sehubungan dengan pelaksanaan dilakukan pembahasan dengan Tim
pemeriksaan lapangan; Quality Assurance Pemeriksaan,
dalam hal masih terdapat hasil
3. Meminta kepada Pemeriksa Pajak Pemeriksaan yang belum
untuk memperlihatkan surat yang disepakati antara Pemeriksa Pajak
berisi perubahan tim Pemeriksa dengan Wajib Pajak pada saat
Pajak apabila susunan tim Pembahasan Akhir Hasil
Pemeriksa mengalami perubahan; Pemeriksaan;
WP
Hak WP

4. Meminta kepada Pemeriksa Pajak 8. Memberikan pendapat atau


Hak

untuk memberikan penjelasan penilaian atas pelaksanaan


tentang alasan dan tujuan Pemeriksaan oleh Pemeriksa Pajak
Pemeriksaan; melalui pengisian Kuesioner
  Pemeriksaan.
21
Kewajiban Wajib Pajak
1. Memperlihatkan/meminjamkan buku, catatan,
dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau
pencatatan, dan dokumen lain yang 1. Memenuhi panggilan untuk datang

Pemeriksaan
Pemeriksaan
Lapangan
berhubungan dengan penghasilan yang

Lapangan
diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas
menghadiri pemeriksaan
WP, atau objek yang terutang pajak
2. Memberi kesempatan pemeriksa untuk 2. Memperlihatkan/meminjamkan
mengakses/mengunduh data elektronik
3. Memberi kesempatan pemeriksa untuk memasuki
catatan/dokumen
tempat/ruang yang patut diduga digunakan sebagai
tempat menyimpan buku/catatan/dokumen/uang 3. Memberi bantuan guna kelancaran
/barang
4. Memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan
pemeriksaan
berupa :
a. menyediakan tenaga dan/atau peralatan 4. Menyampaikan tanggapan secara
atas biaya WP apabila dalam mengakses
data yang dikelola secara elektronik
tertulis atas SPHP
memerlukan peralatan dan/atau keahlian
khusus; 5. Meminjamkan kertas kerja
b. memberikan bantuan kepada Pemeriksa
Pajak untuk membuka barang bergerak
Pemeriksaan
Pemeriksaan pemeriksaan yang dibuat oleh Akuntan
dan/atau tidak bergerak; dan/atau
Kantor
Kantor Publik
c. menyediakan ruangan khusus tempat
dilakukannya Pemeriksaan Lapangan
dalam hal Pemeriksaan dilakukan di
6. Memberikan lisan/tertulis yang
tempat WP diperlukan
5. Menyampaikan tanggapan secara tertulis atas SPHP
6. Memberikan keterangan lisan/tertulis yang
diperlukan
22
Jangka Waktu Pemeriksaan

Meliputi

JANGKA WAKTU JANGKA WAKTU


PENGUJIAN PEMBAHASAN AKHIR DAN
PELAPORAN
Jangka waktu sejak
Surat Pemberitahuan
Pemeriksaan
Jangka waktu sejak
disampaikan/Sejak WP
tanggal SPHP
datang memenuhi
disampaikan sampai
panggilan s.d. tanggal
dengan tanggal LHP
SPHP disampaikan
Jangka Waktu Pemeriksaan
JANGKA WAKTU
PENGUJIAN

KANTOR

LAPANGAN
4 Bulan 1 Bulan (Data Konkret) 6 Bulan

dihitung sejak tanggal WP, wakil, kuasa dari WP pegawai, dihitung sejak Surat Pemberitahuan Pemeriksaan


atau anggota keluarga yang telah dewasa dari WP datang Lapangan disampaikan kepada WP, wakil, kuasa,
memenuhi Surat Panggilan Dalam Rangka Pemeriksaan pegawai, atau anggota keluarga yang telah dewasa dari
Kantor sampai dengan tanggal SPHP disampaikan WP, sampai dengan tanggal SPHP disampaikan kepada
kepada WP, wakil, kuasa, pegawai, atau anggota keluarga WP, wakil, kuasa, pegawai, atau anggota keluarga yang
yang telah dewasa dari WP telah dewasa dari WP

Pemeriksaan kantor/ lapangan (kecuali data konkret) Pemeriksaan lapangan  dapat diperpanjang untuk jangka
dapat diperpajang max. 2 bulan dalam hal : waktu paling lama 6 (enam) bulan dan dapat
1. Diperluas ke Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau dilakukan paling banyak 3 (tiga) kali sesuai dengan
Tahun Pajak lainnya; kebutuhan waktu untuk melakukan pengujian apabila
2. Terdapat konfirmasi atau permintaan data dan/atau terkait dengan:
keterangan kepada pihak ketiga; 1. WP Kontraktor Kontrak Kerja Sama Minyak dan Gas
3. Ruang lingkup Pemeriksaan Lapangan meliputi Bumi (K3S Migas)
seluruh jenis pajak; dan/atau 2. WP dalam satu grup; atau
4. Berdasarkan pertimbangan kepala unit pelaksana 3. WP yang terindikasi melakukan transaksi transfer
Pemeriksaan pricing dan/atau transaksi khusus lain yang berindikasi
adanya rekayasa transaksi keuangan

kepala unit pelaksana Pemeriksaan harus menyampaikan pemberitahuan perpanjangan jangka waktu
pengujian secara tertulis kepada WP
Jangka Waktu Pemeriksaan
SPHP
7 Hari
Tanggapan Tertulis

Perpanjangan
Penyampaian 3 Hari
Tanggapan Tertulis

3 Hari
Undangan Pembahasan
Akhir

JANGKA WAKTU Pembahasan Akhir


PEMBAHASAN AKHIR Risalah
2 Bulan
DAN PELAPORAN Pembahasan
3 hari
Permohonan
Pembahasan
dgn Tim QA
Pembahasan
Tim QA

Panggilan
Penandatanganan BA
3 Hari
Penandatanganan BA

LHP
25
Penyelesaian Pemeriksaan

PENYELESAIAN
PEMERIKSAAN

Menghentikan Membuat LHP


Pemeriksaan sebagai dasar penerbitan surat
Dengan membuat LHP SUMIR ketetapan pajak dan atau SKP
dan/ atau STP

26
Penyelesaian Pemeriksaan Dengan Membuat LHP Sumir
AA WP Tidak ditemukan/ tidak memenuhi panggilan
WP tidak ditemukan dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak tanggal Surat
LL Pemeriksaan Lapangan
Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan diterbitkan

WP tidak memenuhi panggilan Pemeriksaan dalam jangka waktu 4 (empat)


Pemeriksaan Kantor bulan sejak tanggal Surat Panggilan Dalam Rangka Pemeriksaan diterbitkan

BB Pemeriksaan lapangan/ kantor ditangguhkan, karena ditindaklanjuti dengan


pemeriksaan bukti permulaan secara terbuka dan pemeriksaan bukper tersebut:

Tidak dilanjutkan penyidikan karena WP dengan kemauan sendiri mengungkapkan


ketidakbenaran perbuatannya (Pasal 8 ayat 3 UU KUP)

Tidak dilanjutkan penyidikan tetapi diselesaikan dengan menerbitkan SKPKB


(Pasal 13A UU KUP)

Dilanjutkan penyidikan namun penyidikannya dihentikan karena tidak dilakukan


penuntutan (Pasal 44B UU KUP)

CC Pemeriksaan lapangan/ kantor ditangguhkan karena ditindaklanjuti dengan penyidikan


sebagai tindak lanjut Pemeriksaan Bukti Permulaan tertutup dan penyidikan tersebut
dihentikan karena memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44B UU KUP

DD Pemeriksaan ulang tidak mengakibatkan adanya tambahan atas jumlah pajak yang telah
ditetapkan dalam surat ketetapan pajak sebelumnya

EE Terdapat keadaan tertentu berdasarkan pertimbangan Direktur Jenderal Pajak 27


Penyelesaian Pemeriksaan Dengan Membuat LHP
AA WP Tidak ditemukan/ tidak memenuhi panggilan (Pemeriksaan Restitusi Pasal 17B)

WP tidak ditemukan dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak


LL Pemeriksaan Lapangan
tanggal Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan diterbitkan
Jabatan
WP tidak memenuhi panggilan Pemeriksaan dalam jangka waktu 4
Pemeriksaan Kantor
(empat) bulan sejak tanggal Surat Panggilan Dalam Rangka
Pemeriksaan diterbitkan

BB WP ditemukan dan pemeriksaan dapat diselesaikan dalam jangka waktu pemeriksaan

WP ditemukan dan pemeriksaan belum dapat diselesaikan s.d. berakhirnya jangka waktu atau perpanjangan
CC jangka waktu pengujian diselesaikan dengan menyampaikan SPHP dalam waktu 7 hari kerja sejak berakhirnya
jangka waktu tsb
DD Pemeriksaan ditangguhkan, karena ditindaklanjuti dengan pemeriksaan bukper terbuka dan
pemeriksaan bukper tersebut:
Dihentikan karena WP meninggal dunia

Dihentikan karena tidak ditemukan bukti permulaan tindak pidana perpajakan

Dilanjutkan penyidikan namun penyidikannya dihentikan karena memenuhi ketentuan Pasal 44A UU
KUP
Dilanjutkan penyidikan dan penuntutan serta telah terdapat Putusan Pengadilan yang mempunyai
kekuatan hukum tetap

EE Pemeriksaan ditangguhkan, ditindaklanjuti dengan penyidikan sbg tindak lanjut bukper tertutup, dan
penyidikannya
dihentikan karena memenuhi ketentuan Pasal 44A UU KUP

Dilanjutkan penuntutan serta telah terdapat Putusan Pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap 28
Penyelesaian Pemeriksaan

Pengujian yang belum


dapat diselesaikan
harus diselesaikan dengan dan melanjutkan
menyampaikan SPHP dalam
jangka waktu paling lama 7
tahapan Pemeriksaan
(tujuh) hari kerja sejak sampai dengan
berakhirnya perpanjangan pembuatan LHP
jangka waktu pengujian

29
Penyelesaian Pemeriksaan

Penyelesaian dengan LHP SUMIR


Pemeriksaan dapat dilakukan
kembali apabila dikemudian hari
Wajib Pajak ditemukan

Wajib Pajak Yang Tidak


Ditemukan
(Restitusi Pasal 17B)
Pajak terutang terhadap
Wajib Pajak ditetapkan
secara jabatan

30
Proses Bisnis Pemeriksaan

Pasal 25
Surat Pemberitahuan
Pemeriksaan Pemeriksaan Lapangan Pasal 28
Lapangan
Peminjaman Dokumen
Surat Panggilan Dalam
Rangka Pemeriksaan Pemeriksaan Kantor
Pemeriksaan
Kantor
Apabila menolak
menandatangani berita acara
hasil pertemuan, Pemeriksa
Pasal 11 Pajak membuat catatan Pengujian
Pertemuan
Penerbitan SP2 dianggap telah
dilaksanakan

Pemeriksa Pajak Pasal 27


Pasal 8 membuat berita
Perencanaan Pemeriksa Pajak wajib
acara hasil
Pemeriksaan Menyampaikan melakukan pertemuan
pertemuan yang
Surat dengan Wajib Pajak
Menyusun Program ditandatangani oleh
Pemberitahuan
Pemeriksaan Pemeriksa Pajak
Hasil
dan Wajib Pajak,
Pemeriksaan
wakil, atau kuasa
(SPHP) kepada
dari Wajib Pajak
WP

31
Surat Perintah Pemeriksaan (SP2)
TIM PEMERIKSA
Pemeriksaan dilakukan oleh Pemeriksa
Pajak yang tergabung dalam suatu tim
Pemeriksa Pajak berdasarkan Surat
Perintah Pemeriksaan (SP2)

11 SP2 diterbitkan untuk:

• Satu atau beberapa Masa Pajak dalam suatu Bagian Tahun Pajak
atau Tahun Pajak yang sama
• Satu Bagian Tahun Pajak
• Tahun Pajak

22 Jika terjadi perubahan tim pemeriksa:

Kepala UP2 harus menerbitkan surat yang berisi perubahan tim


Pemeriksa Pajak

33 Bantuan dari tenaga ahli

Tenaga ahli tersebut bertugas berdasarkan surat tugas yang diterbitkan


oleh Direktur Jenderal Pajak
32
SURAT PEMBERITAHUAN
PEMERIKSAAN LAPANGAN
• Wajib diberitahukan kepada WP
• Dapat disampaikan secara langsung kepada Wajib
Pajak pada saat dimulainya Pemeriksaan Lapangan
• Dapat disampaikan kepada Wakil atau Kuasa WP;
atau pihak yang mewakili (pegawai WP/ anggota
keluarga yang telah dewasa dari WP/pihak lain yang
dapat mewakili) dalam hal WP tidak berada ditempat
• Dalam hal wakil atau kuasa dari WP atau pihak yang
dapat mewakili WP tidak dapat ditemui, Surat
Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan disampaikan
Pemberitahuan melalui pos dengan bukti pengiriman surat, atau jasa
pengiriman lainnya dengan bukti pengiriman dan surat
Pemeriksaan Lapangan pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan dianggap telah
disampaikan dan Pemeriksaan Lapangan telah
dimulai.
• Dapat disampaikan melalui faksimili, pos dengan
bukti pengiriman surat, atau jasa pengiriman
lainnya dengan bukti pengiriman

33
SURAT PANGGILAN DALAM
RANGKA PEMERIKSAAN

• Disampaikan melalui, faksimili, pos


dengan bukti pengiriman surat,, atau
jasa pengiriman lainnya dengan bukti
pengiriman
Pemanggilan
Wajib Pajak
(Pemeriksaan Kantor)

34
Pemeriksa wajib melakukan pertemuan
dengan Wajib Pajak/ Wakil atau Kuasa WP
Pertemuan Dengan untuk menjelaskan:
• alasan dan tujuan Pemeriksaan;
Wajib Pajak • hak dan kewajiban Wajib Pajak selama dan
setelah pelaksanaan Pemeriksaan;
• hak Wajib Pajak mengajukan permohonan
untuk dilakukan pembahasan dengan Tim
Quality Assurance Pemeriksaan dalam hal
terdapat hasil Pemeriksaan yang belum
disepakati antara tim Pemeriksa Pajak dengan
Wajib Pajak dalam Pembahasan Akhir Hasil
Pemeriksaan.
• buku, catatan, dan/atau dokumen yang
menjadi dasar pembukuan atau pencatatan,
dan dokumen lainnya, yang akan dipinjam dari
ditandatangani oleh tim Pemeriksa
Wajib Pajak dan Wajib Pajak
ALUR PERTEMUAN

Pemeriksa Pajak menyampaikan Surat


Pertemuan Dengan Wajib
Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan
Pajak
(Pemeriksaan Lapangan)
Setelah melakukan pertemuan, Pemeriksa Pajak
wajib membuat berita acara hasil pertemuan,
yang ditandatangani oleh Pemeriksa Pajak dan
WP, wakil, atau kuasa dari WP

WP Menolak ttd

Pemeriksa Pajak membuat catatan mengenai


penolakan tersebut pada berita acara hasil
pertemuan

Pemeriksa Pajak :
Pertemuan dianggap telah a. menandatangani berita acara hasil pertemuan
dilaksanakan b. membuat catatan mengenai penolakan
penandatanganan berita acara
ALUR PERTEMUAN
WP, wakil, atau kuasa dari WP datang memenuhi Surat
Pertemuan Dengan Wajib Panggilan Dalam Rangka Pemeriksaan Kantor
Pajak
(Pemeriksaan Kantor)
Setelah melakukan pertemuan, Pemeriksa Pajak
wajib membuat berita acara hasil pertemuan,
yang ditandatangani oleh Pemeriksa Pajak dan
WP, wakil, atau kuasa dari WP

WP Menolak ttd

Pemeriksa Pajak membuat catatan mengenai


penolakan tersebut pada berita acara hasil
pertemuan

Pemeriksa Pajak :
Pertemuan dianggap telah a. menandatangani berita acara hasil pertemuan
dilaksanakan b. membuat catatan mengenai penolakan
penandatanganan berita acara
Peminjaman Dokumen

PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN LAPANGAN:
LAPANGAN:
Dokumen
Dokumen yang diperlukan dan
yang diperlukan dan
ditemukan pada
ditemukan pada saatsaat
pelaksanaan
pelaksanaan pemeriksaan
pemeriksaan
dipinjam
dipinjam saat itu
saat itu juga.
juga. Bukti Peminjaman dan Pengembalian
Bukti Peminjaman dan Pengembalian
Buku, Catatan dan Dokumen
PEMERIKSAAN Buku, Catatan dan Dokumen
PEMERIKSAAN KANTOR:
KANTOR:
Dokumen
Dokumen yang dibawa saat
yang dibawa saat wajib
wajib
pajak datang memenuhi panggilan Dokumen Belum
pajak datang memenuhi panggilan
dipinjamkan
Surat
Surat Permintaan
Permintaan Peminjaman
Peminjaman
Buku,
Buku, Catatan, & Dokumen
Catatan, & Dokumen Harus dipenuhi WP dlm
(Dilampiri
(Dilampiri daftar dokumen yg
daftar dokumen yg jangka waktu 1 bulan
wajib dipinjamkan)
wajib dipinjamkan)

Data WP dikelola secara elektronik


Atas Biaya WP
Minta Bantuan WP
Minta Bantuan Tenaga Ahli Surat Permintaan
Bantuan Tenaga Ahli

38
Peminjaman Dokumen

KONDISI
KONDISI TERTENTU
TERTENTU ATAS
ATAS DOKUMEN
DOKUMEN
1.
1. Dokumen
Dokumen pendukung
pendukung berupa
berupa fotokopi
fotokopi
Dalam
Dalam hal buku, catatan, dan/atau dokumen
hal buku, catatan, dan/atau dokumen yang
yang dipinjam berupa
dipinjam berupa fotokopi dan/atau
fotokopi dan/atau
berupa
berupa data yang dikelola secara elektronik, WP yang diperiksa harus membuat
data yang dikelola secara elektronik, WP yang diperiksa harus membuat surat
surat
pernyataan bahwa fotokopi dan/atau data yang dikelola secara elektronik
pernyataan bahwa fotokopi dan/atau data yang dikelola secara elektronik yang yang
dipinjamkan
dipinjamkan kepada
kepada Pemeriksa
Pemeriksa Pajak
Pajak adalah
adalah sesuai
sesuai dengan
dengan aslinya
aslinya
2.
2. Dokumen
Dokumen Tidak
Tidak Dimiliki
Dimiliki atau
atau Tidak
Tidak Dikuasai
Dikuasai Wajib
Wajib Pajak
Pajak
Dalam
Dalam hal buku, catatan, dan/atau dokumen, termasuk data
hal buku, catatan, dan/atau dokumen, termasuk data yang
yang dikelola
dikelola secara
secara
elektronik
elektronik serta keterangan lain yang diminta oleh Pemeriksa Pajak tidak dimiliki atau
serta keterangan lain yang diminta oleh Pemeriksa Pajak tidak dimiliki atau
tidak dikuasai oleh WP, WP harus membuat surat pernyataan yang
tidak dikuasai oleh WP, WP harus membuat surat pernyataan yang menyatakan menyatakan
bahwa
bahwa buku,
buku, catatan,
catatan, dan/atau
dan/atau dokumen,
dokumen, termasuk
termasuk data
data yang
yang dikelola
dikelola secara
secara
elektronik
elektronik serta keterangan lain yang diminta oleh Pemeriksa Pajak tidak dimiliki atau
serta keterangan lain yang diminta oleh Pemeriksa Pajak tidak dimiliki atau
tidak dikuasai oleh WP
tidak dikuasai oleh WP
3.
3. Dokumen
Dokumen Perlu
Perlu Dilindungi
Dilindungi Kerahasiaannya
Kerahasiaannya
Dalam
Dalam hal buku, catatan, dokumen, termasuk
hal buku, catatan, dokumen, termasuk data
data yang
yang dikelola
dikelola secara
secara elektronik
elektronik
serta keterangan lain perlu dilindungi kerahasiaannya, WP dapat
serta keterangan lain perlu dilindungi kerahasiaannya, WP dapat mengajukan mengajukan
permintaan agar
permintaan agar pelaksanaan
pelaksanaan Pemeriksaan
Pemeriksaan dapat
dapat dilakukan
dilakukan di
di tempat
tempat WP
WP dengan
dengan
menyediakan ruangan khusus
menyediakan ruangan khusus
Peminjaman Dokumen

WP wajib menyerahkan buku, catatan &


Jangka Waktu
dokumen yang dipinjam pemeriksa maks 1
Pemenuhan
Pinjaman bulan sejak Surat Permintaan Peminjaman
disampaikan

1 bulan
2 minggu 3 minggu

Tidak atau hanya


Diserahkan
sebagian saja yg
seluruhnya
diserahkan

Surat Permintaan Surat Peringatan I Surat Peringatan II


Peminjaman Buku,
Cat, Dokumen
disampaikan ke WP Dilampiri dengan Daftar buku,
cat, & dokumen yg belum
dipinjamkan
BA Tidak Dipenuhinya Berita Acara Pemenuhan
Permintaan Peminjaman Seluruh Peminjaman
Buku, Cat, Dokumen Buku, Catatan dan
Dokumen

Pemeriksa harus menentukan dapat tidaknya Dilampiri dengan Daftar


melakukan pengujian dalam rangka menghitung buku, cat, & dokumen yg
belum dipinjamkan
besarnya penghasilan kena pajak berdasar bukti yang 40
kompeten yg cukup dan standar pemeriksaan
Peminjaman Dokumen
WP tidak atau hanya menyerahkan
sebagian dari buku, catatan, dan
dokumen yang wajib dipinjamkan

Pemeriksa harus menentukan dapat tidaknya


melakukan pengujian untuk menghitung
penghasilan kena pajak

Tidak dapat Dapat dihitung


dihitung berdasarkan bukti
berdasarkan bukti kompeten yang
kompeten yang cukup
WP OP yg melakukan
cukup
kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas WP Badan
Penghasilan Kena Pemeriksa Pajak dapat
Penghasilan Kena Tindak Pajak dihitung secara
meminjam tambahan buku,
Pajak dihitung secara catatan, dan/atau dokumen serta
jabatan Lanjut jabatan keterangan lain selain yang
sudah dipinjam
disebabkan oleh

Pemeriksa Pajak tidak dapat melakukan


pengujian untuk menghitung besarnya
penghasilan kena pajak 41
Penyegelan

WP/Wakil/Kuasa tidak memberi kesempatan


memasuki tempat atau ruang serta barang
bergerak dan/atau tidak bergerak, yang diduga
atau patut diduga digunakan untuk menyimpan

Kondisi Dilakukan Penyegelan


buku, catatan, dan/atau dokumen

WP/Wakil/Kuasa menolak memberi bantuan


guna kelancaran Pemeriksaan

WP/Wakil/Kuasa tidak berada di tempat dan tidak


ada pihak yang mempunyai kewenangan untuk
bertindak selaku yang mewakili Wajib Pajak,
Pemeriksa Pajak berwenang melakukan
sehingga diperlukan upaya pengamanan
penyegelan untuk memperoleh atau
Pemeriksaan sebelum Pemeriksaan ditunda
mengamankan buku, catatan, dan/atau
dokumen, termasuk data yang dikelola secara
elektronik, dan benda-benda lain yang dapat
memberi petunjuk tentang kegiatan usaha WP/Wakil/Kuasa tidak berada di tempat dan
atau pekerjaan bebas Wajib Pajak yang pihak yang mempunyai kewenangan untuk
diperiksa agar tidak dipindahkan, bertindak selaku yang mewakili Wajib Pajak
dihilangkan, dimusnahkan, diubah, menolak memberi bantuan guna kelancaran
dirusak, ditukar, atau dipalsukan pemeriksaan
42
Penyegelan
Penyegelan dilakukan dengan
TATACARA
TATACARA menggunakan tanda segel
PENYEGELAN
PENYEGELAN dilakukan oleh Pemeriksa Pajak dengan disaksikan
oleh sekurang-kurangnya 2 orang dewasa selain
anggota tim Pemeriksa

berita acara penyegelan

ditandatangani oleh Pemeriksa Pajak


dan 2 orang saksi dewasa

Dalam hal saksi menolak menandatangani berita acara


penyegelan, Pemeriksa Pajak membuat catatan tentang
penolakan tersebut dalam berita acara penyegelan

dibuat 2 (dua) rangkap dan rangkap kedua


diserahkan kepada Wajib Pajak, wakil, kuasa,
pegawai, atau anggota keluarga yang telah
dewasa dari Wajib Pajak yang diperiksa

Dalam melakukan penyegelan, Pemeriksa Pajak


dapat meminta bantuan Kepolisian Negara Republik
Indonesia dan/atau pemerintah daerah setempat 43
Pembukaan Segel

Pembukaan segel dilakukan apabila :


Wajib Pajak telah memberi izin
kepada Pemeriksa Pajak untuk berdasarkan pertimbangan terdapat permintaan dari
membuka atau memasuki tempat Pemeriksa, penyegelan tidak penyidik yang sedang
atau ruangan, barang bergerak atau
diperlukan lagi melakukan penyidikan tindak
tidak bergerak yang disegel,
dan/atau telah memberi bantuan pidana
guna kelancaran Pemeriksaan

Pembukaan segel harus dilakukan oleh Dalam hal tanda segel yang digunakan untuk
Pemeriksa Pajak dengan disaksikan melakukan penyegelan rusak atau hilang
oleh 2 orang saksi dewasa

berita acara mengenai


berita acara pembukaan segel kerusakan atau kehilangan
yang ditandatangani oleh
Pemeriksa Pajak dan saksi
melaporkan kepada Kepolisian
Dalam hal saksi menolak menandatangani berita acara Negara Repulik Indonesia
pembukaan segel, Pemeriksa Pajak membuat catatan
tentang penolakan tersebut dalam berita acara
pembukaan segel

dibuat 2 (dua) rangkap dan rangkap kedua


diserahkan kepada Wajib Pajak, wakil, kuasa,
pegawai, atau anggota keluarga yang telah 44
dewasa dari Wajib Pajak yang diperiksa
Tindak Lanjut Penyegelan

Apabila dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal


penyegelan atau jangka waktu lain dengan mempertimbangkan
tujuan penyegelan

Wajib Pajak, wakil, atau kuasanya tetap tidak


memberi izin untuk membuka atau memasuki Wajib Pajak dianggap
tempat atau ruangan, barang bergerak atau tidak menolak dilakukan
bergerak yang disegel, dan/atau tidak Pemeriksaan
memberikan bantuan guna kelancaran
Pemeriksaan
menandatangani surat
pernyataan penolakan
Dapat dijadikan Pemeriksaan
dasar untuk
penetapan pajak
secara jabatan atau menolak menandatangani
usul pemeriksaan
bukti permulaan
Berita Acara Penolakan
Pemeriksaan
45
Penolakan Pemeriksaan
WP menolak untuk dilakukan
pemeriksaan dalam hal:

Pemeriksaan lapangan Pemeriksaan kantor

WP menyatakan menolak WP memenuhi panggilan namun


untuk dilakukan Pemeriksaan menolak dilakukan pemeriksaan
termasuk menolak menerima
Surat Pemberitahuan
Pemeriksaan Lapangan

WP harus menandatangani Surat


Dapat dijadikan dasar Pernyataan Penolakan Pemeriksaan
untuk penetapan pajak
secara jabatan atau
diusulkan pemeriksaan WP tidak mau?
bukti permulaan
Pemeriksa membuat BA Penolakan
Pemeriksaan
46
Penolakan Pemeriksaan Lapangan
WP TIDAK ADA
DITEMPAT

ADA Ada pihak yang


TIDAK
dapat mewakili?

Pemeriksaan tetap Pemeriksaan


dapat dilakukan ditunda
Surat Pernyataan Penolakan
Membantu Kelancaran
Menolak Pemeriksaan
Sebatas membantu
kewenangan Penyegelan
dari pihak yg Menolak lagi?
mewakili Pemeriksaan
dilanjutkan
BA Penolakan
membantu Kelancaran
Pemeriksaan
Wajib Pajak

Wakil/Kuasa Dapat dijadikan


dasar untuk
TETAP TIDAK ADA
penetapan pajak
secara jabatan atau
usul pemeriksaan
Pemeriksa meminta Pegawai/ Anggota bukti permulaan
keluarga yg telah dewasa untuk
membantu kelancaran Pemeriksaan
47
Penolakan Pemeriksaan Kantor

1 bulan sejak Surat Panggilan Dalam Rangka


Pemeriksaan diterima, WP sama sekali tidak
memenuhi panggilan dan surat tidak kempos

BA Tidak Dipenuhinya
Panggilan Oleh WP

Dapat dijadikan dasar untuk


penetapan pajak secara jabatan
atau usul pemeriksaan bukti
permulaan

48
Permintaan Keterangan Pihak Ketiga

Pihak Ke III
Bank
Akuntan Publik
Notaris
memberikan
WAJIB Keterangan/
Konsultan Pajak
bukti
Kantor Administrasi
Pihak III lain

Pihak ke III harus memberikan keterangan paling lama 7 hari sejak diterimanya
surat permintaan keterangan atau bukti atau surat izin dari pihak yang
berwenang
49
Tahap Pembahasan
SPHP
7 Hari
Tanggapan Tertulis

Perpanjangan
Penyampaian 3 Hari
Tanggapan Tertulis

3 Hari
Undangan Pembahasan
Akhir

Pembahasan Akhir

Risalah
2 Bulan
Pembahasan
3 hari
Permohonan
Pembahasan
dgn Tim QA
Pembahasan
Tim QA

Panggilan
Penandatanganan BA
3 Hari
Penandatanganan BA

LHP
50
Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan (SPHP)
SPHP adalah surat yang berisi tentang hasil temuan pemeriksaan yang meliputi
pos-pos yang dikoreksi, nilai koreksi, dasar koreksi, perhitungan sementara dari
jumlah pokok pajak terutang dan perhitungan sementara dari sanksi administrasi.
Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan
Diberitahukan kepada Wajib Pajak melalui penyampaian SPHP
yang dilampiri dengan daftar temuan hasil Pemeriksaan

Disampaikan oleh Pemeriksa Pajak secara langsung atau


melalui faksimili

Dalam hal SPHP disampaikan secara langsung dan Wajib Pajak,


wakil, atau kuasa dari Wajib Pajak menolak untuk menerima
SPHP, Wajib Pajak, wakil, atau kuasa dari Wajib Pajak
harus menandatangani surat penolakan menerima SPHP

Dalam hal Wajib Pajak, wakil, atau kuasa dari Wajib Pajak
menolak menandatangani surat penolakan menerima SPHP
sebagaimana dimaksud, Pemeriksa Pajak membuat berita
acara penolakan menerima SPHP yang ditandatangani oleh tim
Pemeriksa Pajak
51
Tanggapan Atas SPHP
(1) Wajib Pajak wajib memberikan tanggapan tertulis atas SPHP dan daftar temuan hasil
Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat(1) dalam bentuk:

a. lembar pernyataan persetujuan hasil pemeriksaan dalam hal Wajib Pajak menyetujui
seluruh hasil Pemeriksaan; atau
b. surat sanggahan, dalam hal Wajib Pajak tidak menyetujui sebagian atau seluruh
hasil Pemeriksaan.

(2) Tanggapan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disampaikan dalam jangka
waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal diterimanya SPHP oleh Wajib Pajak.

(3) Wajib Pajak dapat melakukan perpanjangan jangka waktu penyampaian tanggapan tertulis
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) untuk jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja
terhitung sejak jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berakhir.

(4) Untuk melakukan perpanjangan jangka waktu penyampaian tanggapan sebagaimana


dimaksud pada ayat (3), Wajib Pajak harus menyampaikan pemberitahuan tertulis sebelum
jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berakhir.

(5) Tanggapan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan pemberitahuan tertulis
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) disampaikan oleh Wajib Pajak secara langsung atau
melalui faksimili.

(6) Dalam hal Wajib Pajak tidak menyampaikan tanggapan tertulis atas SPHP, Pemeriksa Pajak
membuat berita acara tidak disampaikannya tanggapan tertulis atas SPHP 52 yang
ditandatangani oleh tim Pemeriksa Pajak.
53
Pembahasan Akhir

Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan adalah


pembahasan antara Wajib Pajak dan Pemeriksa
Pajak atas temuan Pemeriksaan yang hasilnya
dituangkan dalam berita acara pembahasan akhir
hasil Pemeriksaan yang ditandatangani oleh kedua
belah pihak dan berisi koreksi pokok pajak
terutang baik yang disetujui maupun yang tidak
disetujui dan perhitungan sanksi administrasi

54
55
56
Tim Quality Assurance

Adalah tim yang dibentuk oleh Direktur Jenderal Pajak


(Direktur Pemeriksaan dan Penagihan atau Kepala
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak atas nama
Direktur Jenderal Pajak) dalam rangka membahas hasil
Pemeriksaan yang belum disepakati antara Pemeriksa
Pajak dan Wajib Pajak dalam Pembahasan Akhir Hasil
Pemeriksaan guna menghasilkan Pemeriksaan yang
berkualitas

terdiri dari :
1 (satu) orang ketua
1 (satu) orang sekretaris
3 (tiga) orang anggota

57
Tim Quality Assurance

58
59
60
Pembatalan Hasil Pemeriksaan
SKP yang dapat dibatalkan secara jabatan atau berdasarkan permohonan
WP oleh Direktur Jenderal Pajak adalah SKP hasil Pemeriksaan yang
dilaksanakan tanpa :

1. Penyampaian Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan (SPHP); atau


2. Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan (PAHP).

Kondisi-Kondisi Terkait Pembatalan Hasil Pemeriksaan :


1. Pemeriksaan yang Dilanjutkan
 Jika dilakukan pembatalan SKP hasil pemeriksaan, proses Pemeriksaan harus
dilanjutkan dengan melaksanakan prosedur penyampaian SPHP dan/atau PAHP.
 Jika Pemeriksaan yang dilanjutkan terkait dengan permohonan pengembalian
kelebihan pembayaran pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17B ayat (1) UU
KUP, Pemeriksaan dilanjutkan dengan penerbitan :
• SKP sesuai dengan PAHP apabila jangka waktu 12 (dua belas) bulan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17B ayat (1) UU KUP belum terlewati.
• SKPLB sesuai dengan SPT apabila jangka waktu 12 (dua belas) bulan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17B ayat (1) UU KUP terlewati.

2. Susunan Keanggotaan Tim Pemeriksa Pajak Berbeda


Jika susunan keanggotaan tim Pemeriksa Pajak untuk melanjutkan Pemeriksaan
berbeda dengan susunan keanggotaan tim Pemeriksa Pajak sebelumnya,
Pemeriksaan tersebut dilakukan setelah diterbitkan surat yang berisi perubahan tim
Pemeriksa Pajak
61
Usulan Pemeriksaan Bukti Permulaan
Pemeriksaan dapat
diusulkan Pemeriksaan
Bukti Permulaan secara
terbuka apabila:

Ditemukan WP menolak untuk dilakukan


adanya indikasi Pemeriksaan (Lapangan
tindak pidana di maupun Kantor) dan terhadap
WP tidak dilakukan
bidang
penghitungan penghasilan
perpajakan kena pajak secara jabatan
Penangguhan Pemeriksaan
Penangguhan Pemeriksaan sebagai akibat dari Pemeriksaan Bukti
Permulaan Secara Terbuka/ Tertutup
Pemeriksaan Bukti Permulaan Secara Terbuka Pemeriksaan Bukti Permulaan Secara Tertutup

Pelaksanaan Pemeriksaan ditangguhkan Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan


dengan membuat laporan kemajuan pemenuhan kewajiban perpajakan ditangguhkan
Pemeriksaan sampai dengan : dengan membuat laporan kemajuan
1. Pemeriksaan Bukti Permulaan secara Pemeriksaan apabila Pemeriksaan Bukti
terbuka diselesaikan karena: Permulaan secara tertutup ditindaklanjuti dengan
a. WP mengungkapkan ketidakbenaran
penyidikan. 
perbuatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 ayat (3) UU KUP
b. diterbitkan SKPKB sebagaimana dimaksud Penangguhan Pemeriksaan untuk menguji
dalam Pasal 13A UU KUP kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan
dilakukan sampai dengan:
2. Pemeriksaan Bukti Permulaan secara 1. Penyidikan dihentikan sesuai dengan Pasal
terbuka dihentikan karena: 44A atau Pasal 44B UU KUP; atau
a. WP OP yang dilakukan Pemeriksaan Bukti 2. Putusan pengadilan atas tindak pidana di
Permulaan secara terbuka meninggal dunia; bidang perpajakan yang telah memiliki
b. Tidak ditemukan adanya bukti permulaan kekuatan hukum tetap dan salinan atas
tindak pidana di bidang perpajakan; keputusan tersebut telah diterima oleh
c. Penyidikan dihentikan sesuai dengan Direktur Jenderal Pajak.
ketentuan Pasal 44A UU KUP atau Pasal
44B UU KUP; atau
d. Putusan pengadilan atas tindak pidana di
bidang perpajakan telah mempunyai
kekuatan hukum tetap dan salinan putusan
pengadilan tersebut telah diterima oleh
Direktur Jenderal Pajak.

63
Penangguhan Pemeriksaan

Dokumen Terkait Penangguhan Pemeriksaan


1. Pemberitahuan Tertulis
disampaikan
2. Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Bukti bersamaan
Permulaan
3. Berita Acara
Buku, catatan, dan dokumen yang terkait dengan
Pemeriksaan yang ditangguhkan diserahkan kepada
Pemeriksa Bukti Permulaan dengan membuat berita
acara yang ditandatangani Pemeriksa Pajak dan
pemeriksa bukti permulaan.

64
Penangguhan Pemeriksaan
Melanjutkan Pemeriksaan yang Ditangguhkan dapat dilakukan dalam hal :

Pemeriksaan Bukti Permulaan Pemeriksaan Bukti Permulaan


Secara Terbuka Secara Tertutup
1. Pemeriksaan Bukti Permulaan secara 1. Penyidikan dihentikan karena Pasal
terbuka dihentikan karena : 44A UU KUP
a. WP OP yang dilakukan Pemeriksaan 2. Putusan pengadilan atas tindak pidana di
Bukti Permulaan secara terbuka bidang perpajakan yang telah memiliki
meninggal dunia; kekuatan hukum tetap dan salinan atas
b. tidak ditemukan adanya bukti permulaan
keputusan tersebut telah diterima oleh
tindak pidana di bidang perpajakan;
2. Pemeriksaan Bukti Permulaan secara Direktur Jenderal Pajak.
terbuka dilanjutkan dengan :
a. penyidikan namun penyidikan dihentikan
karena memenuhi ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
44A UU KUP
b. penyidikan dan penuntutan serta telah
terdapat putusan pengadilan mengenai
tindak pidana di bidang perpajakan yang
telah mempunyai kekuatan hukum
tetap dan salinan putusan pengadilan
tersebut telah diterima oleh Direktur
Jenderal Pajak.

Jika Pemeriksaan dilanjutkan, jangka waktu pengujian atau jangka waktu perpanjangan
pengujian diperpanjang untuk jangka waktu paling lama 4 (empat) bulan. 65
Pemeriksaan Ulang
Menghentikan Pemeriksaan yang Ditangguhkan

Pemeriksaan Bukti Permulaan Pemeriksaan Bukti Permulaan


Secara Terbuka Secara Tertutup
Pemeriksaan yang ditangguhkan dihentikan Pemeriksaan yang ditangguhkan
dengan membuat LHP Sumir apabila dihentikan apabila penyidikan
Pemeriksaan Bukti Permulaan secara dihentikan karena Pasal 44B UU KUP.
terbuka:
1. diselesaikan karena WP mengungkapkan
ketidakbenaran perbuatannya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
ayat (3) UU KUP
2. tidak dilanjutkan dengan penyidikan
tetapi diselesaikan dengan menerbitkan
SKPKB sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 13A UU KUP; atau
3. dilanjutkan dengan penyidikan tetapi
penyidikannya dihentikan karena tidak
dilakukan penuntutan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 44B UU KUP.

Jika Pemeriksaan dihentikan, Pemeriksa Pajak harus menyampaikan surat pemberitahuan


penghentian Pemeriksaan kepada WP.

66
Penangguhan Pemeriksaan

Pemeriksaan Ulang hanya dapat Apabila terdapat data baru/


dilakukan berdasarkan instruksi atau data yang semula belum
persetujuan Direktur Jenderal Pajak terungkap

Hasil Pemeriksaan Ulang


1. Adanya Tambahan atas Jumlah Pajak yang Telah Ditetapkan dalam
SKP Sebelumnya
 Menerbitkan SKPKBT
2. Tidak Adanya Tambahan atas Jumlah Pajak yang Telah Ditetapkan
dalam SKP Sebelumnya
 Membuat LHP Sumir dan kepada WP diberitahukan mengenai
penghentian tersebut
3. Tidak Adanya Tambahan atas Jumlah Pajak yang Telah Ditetapkan
dalam SKP Sebelumnya tetapi Ada Perubahan Jumlah Rugi Fiskal
 Menerbitkan keputusan mengenai rugi fiskal

67
Pokok Pajak
SKPKB >
Kredit Pajak
K
Pokok Pajak
E
SKPLB < T
Kredit Pajak E
T
PRODUK Pokok Pajak A
PEMERIKSAAN SKPN =
P
A
PAJAK Kredit Pajak N

SKPKB Ada data baru


& utang pajak
T
STP Sanksi adm.

DILANJUTKAN PEMERIKSAAN
BUKTI PERMULAAN
PEMERIKSAAN 
UNTUK TUJUAN LAIN

69
Ruang Lingkup
1. Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak secara
jabatan;
2. Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak;
Pemeriksaan 3. Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak secara
untuk tujuan lain jabatan;
4. Pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena
Pajak;
5. Wajib Pajak mengajukan keberatan;
6. Pengumpulan bahan guna penyusunan norma
penghitungan penghasilan neto;
7. Pencocokan data dan/atau alat keterangan;
8. Penentuan Wajib Pajak berlokasi di daerah
terpencil;
9. Penentuan satu atau lebih tempat terutang Pajak
1. Pemeriksaan Pertambahan Nilai;
Lapangan 10. Pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak;
2. Pemeriksaan 11. Penentuan saat produksi dimulai atau
Kantor memperpanjang jangka waktu kompensasi
kerugian sehubungan dengan pemberian
fasilitas perpajakan; dan/atau
12. Memenuhi permintaan informasi dari negara
mitra Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda
STANDAR PEMERIKSAAN
Sama dengan Standar Umum
Standar Umum
Pemeriksaan untuk Menguji Kepatuhan
Pemenuhan Kewajiban Perpajakan
a. Telah mendapat pendidikan dan
pelatihan teknis yang cukup serta
memiliki keterampilan sebagai
Standar Pemeriksa Pajak,
Pelaksanaan b. Menggunakan keterampilannya secara
cermat dan seksama;
c. Jujur dan bersih dari tindakan-tindakan
tercela, mengutamakan kepentingan
negara;
Standar d.Taat terhadap berbagai ketentuan
Pelaporan peraturan perundang-undangan di
bidang perpajakan

71
STANDAR PEMERIKSAAN
1. Persiapan yang baik, sesuai dg tujuan Pemeriksaan, dan
mendapat pengawasan yang seksama;
a. Persiapan yang baik harus didukung dengan penyusunan
Standar Umum Program Pemeriksaan (audit program)
• Program Pemeriksaan disusun oleh Supervisor dan
dibantu oleh Ketua Tim sesuai tujuan dan kriteria
Pemeriksaan
• Program Pemeriksaan sekurang-
kurangnya menyatakan Metode Pemeriksaan, Teknik
Pemeriksaan, dan Prosedur Pemeriksaan yang
dilakukan oleh Pemeriksa Pajak, dan buku, catatan,
Standar dan dokumen yang diperlukan
Pelaksanaan b. Pengawasan yang seksama dilakukan oleh Supervisor
dalam rangka memastikan bahwa pelaksanaan
Pemeriksaan sejalan dengan tujuan dan kriteria
Pemeriksaan
2. Luas Pemeriksaan disesuaikan dengan kriteria dilakukannya
Pemeriksaan untuk tujuan lain
3. Dilakukan oleh tim Pemeriksa Pajak yang terdiri dari 1 (satu)
Standar orang supervisor, 1 (satu) orang ketua tim, dan 1 (satu) orang
atau lebih anggota tim, dan dalam keadaan tertentu ketua
Pelaporan tim dapat merangkap sebagai anggota tim
4. Dapat dilaksanakan di kantor DJP, tempat tinggal atau tempat
kedudukan WP, tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas
WP, dan/atau di tempat lain yang dianggap perlu oleh
Pemeriksa Pajak
5. Dilaksanakan pada jam kerja dan apabila diperlukan dapat
dilanjutkan di luar jam kerja
6. Didokumentasikan dalam bentuk KKP 72
STANDAR PEMERIKSAAN
1. LHP disusun secara ringkas dan jelas,
Standar Umum memuat ruang lingkup atau pos-pos
yang diperiksa sesuai dengan
tujuan Pemeriksaan, memuat simpulan
Pemeriksa Pajak, dan memuat pula
pengungkapan informasi lain yang terkait
dengan Pemeriksaan.
Standar 2. Laporan Hasil Pemeriksaan untuk tujuan lain
Pelaksanaan memuat sekurang-kurangnya :
a. Penugasan Pemeriksaan;
b. Identitas Wajib Pajak;
c. Dasar (tujuan) Pemeriksaan;
d. Buku dan dokumen yang dipinjam;
e. Materi yang diperiksa;
Standar
f. Uraian hasil Pemeriksaan;
Pelaporan g. Simpulan dan usul Pemeriksa Pajak.

73
Kewajiban Pemeriksa
1. Menyampaikan surat pemberitahuan
pemeriksaan (pemeriksaan lapangan) atau
surat panggilan (pemeriksaan kantor) kepada

Pemeriksa
Kewajiban
Pemeriksa
Kewajiban
Wajib Pajak.
2. Memperlihatkan Tanda Pengenal Pemeriksa
Pajak dan Surat Perintah Pemeriksaan
3. Memperlihatkan Surat yang berisi perubahan
Tim Pemeriksa Pajak kepada WP apabila
susunan tim Pemeriksa Pajak mengalami
perubahan;
4. Menjelaskan alasan dan tujuan
Pemeriksaan kepada WP yang diperiksa;
5. Menyampaikan kuesioner pemeriksaan
kepada Wajib Pajak
6. Mengembalikan buku atau catatan, dokumen
yang dipinjam dari WP
7. Merahasiakan kepada pihak lain yang tidak
berhak segala sesuatu yang diketahui
atau diberitahukan WP dalam rangka
pemeriksaan

74
Wewenang Pemeriksa
1. Melihat/ meminjam buku atau catatan,

Pemeriksaan
dokumen

Pemeriksaan
lapangan
lapangan
2. Mengakses dan/atau mengunduh data
yang dikelola secara elektronik;
3. Memasuki dan memeriksa tempat atau
ruang, yang diduga digunakan untuk
menyimpan buku/catatan
/dokumen/uang/barang
4. Meminta keterangan lisan dan/atau
tertulis dari Wajib Pajak;
5. Meminta keterangan dan/atau bukti
yang diperlukan dari pihak ketiga yang 1. Melihat/ meminjam buku atau catatan,
mempunyai hubungan dengan WP dokumen
melalui kepala UP2 2. Meminta keterangan lisan dan/atau
tertulis dari Wajib Pajak
Pemeriksaan
Pemeriksaan
3. Meminta keterangan dan/atau bukti
Kantor
Kantor
yang diperlukan dari pihak ketiga yang
mempunyai hubungan dengan WP
melalui kepala UP2

75
Hak Wajib Pajak
1. Meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk
memperlihatkan Tanda Pengenal

Hak
Hak WP
Pemeriksa Pajak dan Surat Perintah
Pemeriksaan;
2. Meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk

WP
memberikan surat pemberitahuan
pemeriksaan sehubungan dengan
pelaksanaan pemeriksaan lapangan;
3. Meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk
memperlihatkan surat yang berisi
perubahan tim Pemeriksa Pajak apabila
susunan tim Pemeriksa mengalami
perubahan;
4. Meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk
memberikan penjelasan tentang alasan
dan tujuan Pemeriksaan;
5. Memberikan pendapat atau penilaian
atas pelaksanaan Pemeriksaan oleh
Pemeriksa Pajak melalui pengisian
Kuesioner Pemeriksaan.

76
Kewajiban Wajib Pajak
1. Memperlihatkan/meminjamkan
buku, catatan, dokumen yang

Pemeriksaan
Pemeriksaan
menjadi dasar pembukuan atau

Lapangan
Lapangan
pencatatan, dan dokumen lain
yang berhubungan dengan
penghasilan yang diperoleh,
kegiatan usaha, pekerjaan bebas
WP, atau objek yang terutang pajak
2. Memberi kesempatan pemeriksa
untuk mengakses/mengunduh data
elektronik
3. Memberi kesempatan pemeriksa
untuk memasuki tempat/ruang
yang patut diduga digunakan
sebagai tempat menyimpan Pemeriksaan 1. Memperlihatkan/meminjamkan
catatan/ dokumen
Pemeriksaan
buku/catatan/dokumen/uang
/barang 2. Memberikan lisan/tertulis yang
Kantor
Kantor
4. Memberikan keterangan diperlukan
lisan/tertulis yang diperlukan

77
Jangka Waktu Pemeriksaan
JANGKA WAKTU
PEMERIKSAAN

KANTOR LAPANGAN
14 Hari Paling Lama 4 Bulan

dihitung sejak tanggal WP, wakil, kuasa dari WP pegawai, dihitung sejak Surat Pemberitahuan Pemeriksaan


atau anggota keluarga yang telah dewasa dari WP datang Lapangan disampaikan kepada WP, wakil, kuasa,
memenuhi Surat Panggilan Dalam Rangka Pemeriksaan pegawai, atau anggota keluarga yang telah dewasa dari
Kantor sampai dengan tanggal LHP WP, sampai dengan tanggal LHP

Dalam hal jangka waktu Pemeriksaan Lapangan maupun Kantor berakhir, Pemeriksaan harus
diselesaikan

Pemeriksaan Dalam Rangka Penghapusan NPWP Pemeriksaan Dalam Rangka Pencabutan Pengukuhan
Selain Yang Dilakukan Berdasarkan Verifikasi PKP Selain Yang Dilakukan Berdasarkan Verifikasi

Jangka waktu Pemeriksaan Lapangan maupun Kantor Jangka waktu Pemeriksaan Lapangan maupun
harus memperhatikan jangka waktu penyelesaian Kantor harus memperhatikan jangka waktu penyelesaian
permohonan penghapusan NPWP sebagaimana permohonan pencabutan pengukuhan PKP sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (7) UU KUP yaitu  6 (enam) dimaksud Pasal 2 ayat (9) UU KUP yaitu 6 (enam)
bulan untuk WP OP atau 12 (dua belas) bulan untuk WP bulan sejak tanggal permohonan diterima secara lengkap.
Badan, sejak tanggal permohonan diterima secara
lengkap.
Pemberitahuan dan Panggilan Pemeriksaan

Pemeriksaan Lapangan Pemeriksaan Kantor


1. Pemberitahuan 1. Pemberitahuan
Pemeriksa Pajak wajib memberitahukan Pemeriksa Pajak wajib memberitahukan
kepada WP mengenai dilakukannya kepada WP mengenai dilakukannya
Pemeriksaan Lapangan dengan Pemeriksaan Kantor dengan
menyampaikan Surat Pemberitahuan menyampaikan Surat Panggilan Dalam
Pemeriksaan Lapangan Rangka Pemeriksaan Kantor

2. Penerbitan Surat Pemberitahuan 2. Penerbitan Surat Panggilan Dalam


Pemeriksaan Lapangan Rangka Pemeriksaan Kantor
Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Surat Pemberitahuan Pemeriksaan
Lapangan diterbitkan untuk Masa Pajak, Kantor diterbitkan untuk Masa Pajak,
Bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak Bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak
sebagaimana tercantum dalam SP2 sebagaimana tercantum dalam SP2

3. Cara Penyampaian Pemberitahuan 3. Cara Penyampaian Pemberitahuan


 secara langsung kepada WP pada  melalui faksimili,
saat dimulainya Pemeriksaan  melalui pos dengan bukti pengiriman
Lapangan; surat, atau
 melalui faksimili,  jasa pengiriman lainnya dengan
 melalui pos dengan bukti pengiriman bukti pengiriman.
surat, atau
 jasa pengiriman lainnya dengan
bukti pengiriman.
Penolakan Pemeriksaan

Pemeriksaan Lapangan Pemeriksaan Kantor


Dalam hal WP, wakil, atau kuasa dari WP Dalam hal WP, wakil, atau kuasa dari WP
yang dilakukan Pemeriksaan Lapangan yang dilakukan Pemeriksaan Kantor untuk
untuk tujuan lain menyatakan menolak tujuan lain memenuhi Surat
untuk dilakukan Panggilan Dalam Rangka Pemeriksaan
Pemeriksaan, termasuk menolak Kantor namun menyatakan menolak untuk
menerima Surat Pemberitahuan dilakukan Pemeriksaan, WP, wakil, atau
Pemeriksaan Lapangan, WP, wakil, atau kuasa dari WP harus menandatangani surat
kuasa dari WP harus menandatangani surat pernyataan penolakan Pemeriksaan.
pernyataan penolakan Pemeriksaan.

Dalam hal WP, wakil, atau kuasa dari WP menolak menandatangani surat penolakan
Pemeriksaan, Pemeriksa Pajak membuat berita acara penolakan Pemeriksaan yang
ditandatangani oleh tim Pemeriksa Pajak.

Konsekuensi Apabila WP Menolak Untuk Dilakukan Pemeriksaan


1. Permohonan WP Tidak Dapat Diproses atau Tidak Dapat Dipertimbangkan
2. WP Diberi NPWP dan Dikukuhkan Sebagai PKP Secara Jabatan
3. Permohonan WP Tidak Dikabulkan
PENYIDIKAN PAJAK

L/O/G/O
www.themegallery.com

81
Pengertian Tindak Pidana Perpajakan

TINDAKAN MELANGGAR PERATURAN


PERUNDANG-UNDANGAN PERPAJAKAN

ALPA SENGAJA

PERCOBAAN PENGULANGAN

KERUGIAN PADA PENDAPATAN NEGARA

82
Tindak Pidana Perpajakan Dalam UU KUP

Pasal 13 A Setiap orang yang Alpa


• tidak menyampaikan SPT
• menyampaikan SPT, tetapi isinya tidak benar atau
tidak lengkap , atau melampirkan keterangan yang
isinya tidak benar sehingga

Menimbulkan kerugian pada pendapatan negara


Perbuatan tersebut merupakan perbuatan setelah
perbuatan yang pertama kali

Pasal 38
DIPIDANA
Penjara 3 bulan – 1 tahun
denda 1-2 x pajak yang tidak/kurang dibayar

83
Tindak Pidana Perpajakan Dalam UU KUP

Wajib Pajak :
1. Tidak mendaftarkan diri
2. Menyalahgunakan NPWP atau Pengukuhan
PKP
3. Menggunakan tanpa hak NPWP atau menimbulkan
Pengukuhan PKP kerugian pada
4. Tidak menyampaikan SPT
5. Menyampaikan SPT dan atau keterangan yg
pendapatan negara
isinya tidak benar/tidak lengkap
6. Menolak dilakukan pemeriksaan
7. Memperlihatkan pembukuan, pencatatan
dan dokumen palsu pidana penjara
8. Tidak menyelenggarakan pembukuan 6 bulan - 6 tahun
/pencatatan/ tidak
memperlihatkan/meminjamkan buku, denda 2 – 4 kali jumlah
catatan atau dokumen
pajak terutang yang tidak
9. Tidak menyetorkan pajak yang dipotong/
dipungut
atau kurang dibayar

Pasal 39
84
Tindak Pidana Perpajakan Dalam UU KUP

Setiap orang dengan SENGAJA :


• menerbitkan dan/atau pidana penjara
menggunakan FP, bukti 2 - 6 tahun
Pot/Put, dan/atau bukti
setoran pajak yang tidak
berdasarkan transaksi yang denda 2-6 kali jumlah
sebenarnya pajak dalam FP, bukti
• menerbitkan FP tetapi belum pot/put
dikukuhkan sebagai PKP

Pasal 39A

85
Tindak Pidana Perpajakan Dalam UU BEA METERAI

Barang siapa:
• meniru atau memalsukan meterai tempel dan kertas meterai atau meniru
dan memalsukan tanda tangan yang perlu untuk mensahkan meterai
• sengaja menyimpan dengan maksud untuk diedarkan atau memasukan ke
Negara Indonesia meterai palsu, yang dipalsukan atau yang dibuat dengan
melawan hak
• sengaja menggunakan, menjual, menawarkan, menyerahkan, menyediakan
untuk dijual atau di masukan ke Negara Indonesia meterai yang mereknya,
capnya, tanda-tangannya, tanda sahnya atau tanda waktunya
mempergunakan telah dihilangkan seolah-olah meterai itu belum dipakai dan
atau menyuruh orang lain menggunakan dengan melawan hak
• menyimpan bahan-bahan atau perkakas-perkakas yang diketahuinya
digunakan untuk melakukan salah satu kejahatan untuk meniru dan
memalsukan benda meterai.

KEJAHATAN
Pasal 13 86
Tindak Pidana Perpajakan Dalam UU BEA METERAI

Barang siapa dengan sengaja melunasi Bea Meterai


menggunakan cara lain tanpa izin Menteri Keuangan,

DIPIDANA
dengan pidana penjara
maks. 7 tahun

Pasal 13 87
Tindak Pidana Perpajakan Dalam UU PPSP

Penanggung Pajak yang:


• memindahkan hak, memindahtangankan, menyewakan,
meminjamkan, menyembunyikan, menghilangkan, atau
merusak barang yang telah disita
• membebani barang tidak bergerak yang telah disita dengan hak
tanggungan untuk pelunasan utang tertentu
• membebani barang bergerak yang telah disita dengan fidusia
atau diagunkan untuk pelunasan utang tertentu
• merusak, mencabut, atau menghilangkan segel sita atau
salinan Berita Acara Pelaksanaan Sita yang telah ditempel pada
barang sitaan.

dipidana dengan pidana penjara maks 4


tahun dan denda maks Rp 12.000.000,00

Pasal 41A 88
Tindak Pidana Perpajakan Dalam UU PPSP

Setiap orang yang dengan sengaja tidak menuruti perintah atau


permintaan yang dilakukan menurut UU, atau dengan sengaja
mencegah, menghalang-halangi atau menggagalkan tindakan
dalam melaksanakan ketentuan undang-undang yang dilakukan
oleh Jurusita Pajak,
DIPIDANA
dengan pidana penjara paling lama 4 bulan 2 minggu dan denda
paling banyak Rp 10.000.000,00

Pasal 41A 89
Tindak Pidana Oleh Aparat Pajak

• Pegawai pajak yang karena kelalaiannya atau dengan sengaja


menghitung atau menetapkan pajak tidak sesuai dengan
ketentuan UU perpajakan dikenai sanksi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

• Pegawai pajak yang dalam melakukan tugasnya dengan sengaja


bertindak di luar kewenangannya diatur dalam ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan, dapat diadukan ke
unit internal Depkeu yang berwenang melakukan pemeriksaan
dan investigasi dan apabila terbukti melakukannya dikenai sanksi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 36A
UU KUP 90
Tindak Pidana Oleh Aparat Pajak

• Pegawai pajak yang dalam melakukan tugasnya terbukti melakukan


pemerasan dan pengancaman kepada WP untuk menguntungkan diri
sendiri secara melawan hukum diancam dengan pidana (KUHP).

• Pegawai pajak yang dengan maksud menguntungkan diri sendiri


secara melawan hukum dengan menyalahgunakan kekuasaannya
memaksa seseorang untuk memberikan sesuatu, untuk membayar
atau menerima pembayaran, atau untuk mengerjakan sesuatu bagi
dirinya sendiri, diancam dengan pidana sebagaimana dimaksud
dalam pasal 12 UU Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi.

• Pegawai pajak tidak dapat dituntut, baik secara perdata maupun


pidana, apabila dalam melaksanakan tugasnya didasarkan pada
iktikad baik dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundng-
undangan perpajakan.

Pasal 36A
UU KUP 91
Penyidikan Pajak

SERANGKAIAN TINDAKAN
YANG DILAKUKAN
PENYIDIK

UNTUK MENCARI DAN


MENGUMPULKAN BUKTI

MEMBUAT TERANG
TINDAK PIDANA MENEMUKAN
DI BIDANG TERSANGKANYA
PERPAJAKAN

Pasal 1
UU KUP 92
Penyidik Pajak
Penyidik adalah pejabat PNS tertentu di lingkungan DJP yang diberi
wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak
pidana di bidang perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 1
UU KUP PPNS DJP
Diangkat oleh Pejabat yang
berwenang sebagai penyidik

Mempunyai wewenang khusus melakukan


penyidikan tindak pidana di bidang
perpajakan

Pasal 44
UU KUP Dilaksanakan sesuai dengan KUHP 93
Wewenang Penyidik Pajak
• menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti keterangan atau laporan agar
menjadi lebih lengkap dan jelas
• meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai OP atau badan tentang
kebenaran perbuatan yang dilakukan
• meminta keterangan dan bahan bukti dari OP atau badan
• memeriksa buku, catatan, dan dokumen lain
• melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan,
dan dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut
meminta bantuan tenaga ahli
• meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak
pidana di bidang perpajakan
• menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat
pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang, benda,
dan/atau dokumen yang dibawa
• memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana di bidang perpajakan
• memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau
saksi
• menghentikan penyidikan
• melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di
bidang perpajakan menurut ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 44
UU KUP 94
Wewenang Penyidik Pajak

Dalam rangka pelaksanaan kewenangan


penyidikan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), penyidik dapat meminta bantuan
aparat penegak hukum lain.

Pasal 44
UU KUP 95
Pemberitahuan Penyidikan

Penyidik memberitahukan dimulainya


penyidikan dan menyampaikan hasil
penyidikannya kepada penuntut umum
melalui penyidik pejabat Polisi Negara
Republik Indonesia sesuai dengan
ketentuan yang diatur dalam Undang-
Undang Hukum Acara Pidana

Pasal 44
UU KUP 96
Penghentian Penyidikan

PPNS Jaksa Agung

Permintaan Menkeu untuk


kepentingan penerimaan
1. Tidak cukup bukti negara
2. Bukan tindak pidana
3. Daluwarsa DENGAN SYARAT:
4. Tersangka meninggal Setelah WP melunasi pajak yg
dunia tidak atau kurang dibayar atau
tidak seharusnya dikembalikan
ditambah dengan sanksi
administrasi berupa denda
sebesar 4x jumlah pajak yg tidak
atau kurang dibayar, atau yg
tidak seharusnya dikembalikan
Pasal 44B
UU KUP 97
TERIMA KASIH

L/O/G/O
www.themegallery.com

98

Anda mungkin juga menyukai